Você está na página 1de 17

ARTIKEL MENGKAJI LITERATUR TENTANG KEDUDUKAN KIMIA DALAM SAINS a.

Pendekatan Konsep dalam Kegiatan Pembelajaran Kimia Berikut ini akan diberikan contoh-contoh konsep kimia yang dapat diajarkan di SMA Atom dapat bergabung dengan atom lain melalui suatu ikatan Kimia Ikatan ion terbentuk akibat gaya elektrostatik antar ion yang berlawanan muatan yang terjadi karena ada serah terima elektron dari satu atom dengan atom lain Ikatan kovalen terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron valensi oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen rangkap melibatkan penggunaan bersama lebih dari satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinat atau ikatan dativ terjadi apabila pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Molekul polar ditimbulkan oleh perbedaan keelektronegatifan dua atom yang membentuk molekul dwiatom. Kepolaran molekul pada molekul poliatom selain ditentukan oleh kepolaran ikatan-ikatan yang membentuk molekul juga ditentukan oleh struktur ruang molekul. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan pendekatan konsep (Dahar, 2003) : 1. Konsep-konsep yang akan diajarkan harus dinyatakan secara tegas dan lengkap. 2. Prasyarat atau konsep-konsep yang telah diketahui dan diperlukan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Urutan kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan pengalaman yang memadai, sesuai dengan konsep yang akan dipelajari maupun konsep yang telah ada. A. Karakteristik Ilmu Kimia Wiseman (1981) mengemukakan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah. Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp (1985) sebagai berikut: 1. Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak Atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia yang tidak nampak, yang menurut siswa membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. Karena atom merupakan pusat kegiatan kimia, maka walaupun kita tidak dapat melihat atom secara langsung, tetapi dalam angan-angan kita dapat membentuk suatu gambar untuk mewakili sebuah atom oksigen kita gambarkan secara bulatan. 2. Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya Kebanyakan obyek yang ada di dunia ini merupakan campuran zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari, maka pelajaran
1

kimia dimulai dari gambaran yang disederhanakan, di mana zat-zat dianggap murni atau hanya mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam penyederhanaanya diperlukan pemikiran dan pendekatan tertentu agar siswa tidak mengalami salah konsep dalam menerima materi yang diajarkan tersebut. 3. Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat Seringkali topik-topik kimia harus dipelajari dengan urutan tertentu. Misalnya, kita tidak dapat menggabungkan atom-atom untuk membentuk molekul, jika atom dan karakteristiknya tidak dipelajari terlebih dahulu. Disamping itu, perkembangan ilmu kimia sangat cepat, seperti pada bidang biokimia yang menyelidiki tentang rekayasa genetika, kloning, dan sebagainya. Hal ini menuntut kita semua untuk lebih cepat tanggap dan selektif dalam menerima semua kunjungan tersebut. 4. Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) merupakan bagian yang penting dalam mempelajari kimia. Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta-fakta kimia, aturan-aturan kimia, peristilahan kimia, dan lain-lain. 5. Bahan/materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari, siswa dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya dengan baik, sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seefisien mungkin. (Rusmansyah dan Irhasyuarna,Y , 2002) Menurut Arifin (1995), kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada: a. Kesulitan dalam memahami istilah Kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia. b. Kesulitan dalam memahami konsep kimia Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang bersifat abstrak dan kompleks, sehingga siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam. c. Kesulitan angka Dalam pengajaran kimia kita tidak terlepas dari perhitungan secara matematis, di mana siswa dituntut untuk terampil dalam rumusan matematis. Namun, sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut. B. Karakteristik Belajar Kimia Saat ini kurikulum yang diberlakukan di Indonesia menginginkan dan sangat berharap agar mahasiswa lebih aktif, kreatif, inovatif, dan mampu mengikuti kuliah dengan antusiasme yang tinggi. Selain penciptaan suasana kampus yang kondusif, dari dalam diri mahasiswa itu sendiri harus memiliki motivasi dan minat yang kuat untuk mengikuti dan menguasai setiap mata kuliah, tidak terkecuali mata kuliah yang berinisial KIMIA. a) Berbagai Contoh Sisi-Sisi Menarik Kimia Dalam Kehidupan Seperti disebutkan di atas, dunia kita adalah dunia kimia, kalimat itu mengandung makna pula bahwa semua fenomena dan aktivitas yang berlangsung di sekitar kita ada kaitannya dan dapat dijelaskan dengan ilmu kimia. Coba kita perhatikan beberapa contoh berikut ini :

1. Orang di desa yang pulang dari sawah biasanya kegerahan lalu mandi. Air yang diguna-kan untuk mandi ditaburi garam dapur, yang menurut mereka membuat lebih segar. Hal ini dapat dijelaskan dengan ilmu kimia, yaitu garam dapur yang dilarutkan dalam air akan terionisasi, ion-ion tersebut menyebabkan tegangan permukaan air menjadi besar, sehingga ketika digunakan mandi akan membantu membuka pori-pori kulit lebih lebar, akibatnya penguapan tubuh menjadi lebih cepat dan badan merasa lebih segar. 2. Orang yang sakit panas, untuk menurunkan panasnya dikompres dengan alkohol, hal ini karena untuk menguap alkohol memerlukan energi panas yang diambil di sekitarnya, yaitu diambil dari tubuh orang yang dikompres, sehingga suhu tubuh orang tersebut menjadi turun. 3. Pada lumbung-lumbung padi biasanya orang menyimpan beras yang diletakkan di atas tumpukan arang (banyak dilakukan petani di Kalimantan). Hal ini karena arang bersifat menyerap air yang menjadikan beras tetap kering (tidak lembab) sehingga kutu beras tidak datang. 4. Ketika orang di desa mengeringkan tepung biasanya diberi cabe merah, tujuannya agar tepung cepat kering. Mengapa demikian ? Oleh karena cabe mengandung zat kapsaisin yang memberi rasa pedas dan bersifat higroskopis, maka cabe membantu mempercepat keringnya tepung tersebut. 5. Orang yang keracunan disuruh menelan telur (terutama putih telurnya), mengapa ? Oleh karena zat putih telur adalah albumin, yaitu salah satu protein yang bersifat mengikat racun dengan cara menkoagulasi racun tersebut agar tidak menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang bisa juga menggunakan air kelapa muda (tidak harus kelapa hijau), karena air kelapa muda mengandung enzim yang bertugas membentuk daging kelapa. Enzim adalah salah satu bentuk protein yang bersifat sama dengan putih telur. 6. Penjual jamu mencampurkan kuning telur pada jamunya, mengapa kuning telur ? Zat aktif pada jamu larut pada pelarut organik, maka kuning telur yang digunakan sebab zat kuning telur mengandung kolesterol yang bersifat non polar / organik. 7. Orang yang mengunyah nasi lama-lama berasa manis, karena adanya air ludah yang mengandung enzim ptialin yang mampu menghidrolisis karbohidrat menjadi molekul yang lebih sederhana diantaranya glukosa yang berasa manis. Masih banyak lagi fenomena yang terjadi di sekitar kita dapat dijelaskan secara ilmiah dengan ilmu kimia. Hanya saja terkadang kita tidak mampu / mau berusaha untuk mencari hubungan itu. Orang-orang jaman dahulu sebenarnya meninggalkan kebiasaan yang ilmiah, namun karena keterbatasan pengetahuan, kebiasaan tersebut hanya turun-temurun tanpa penjelasan. Tugas kita untuk mengungkapkannya melalui ilmu kimia. b) Berbagai Kiat Menghafal Konsep Kimia Yang Menarik Seringkali kita menghadapi kesulitan dalam menghafal atau memahami konsep-konsep kimia. Selain mungkin konsepnya yang abstrak, banyak konsep kimia yang memang sulit untuk dipahami, apalagi jika ada dua istilah yang artinya

berlawanan, seringkali tertukar dalam pikiran kita. Nah kita dapat membuat caracara menarik yang dapat mempermudah menghafal sekaligus memahaminya. Berikut ini beberapa contohnya : 1. Jika ada dua istilah yang berlawanan, jangan menghafalkan pengertian kedua istilah tersebut. Kita cukup menghafal satu, maka otomatis yang satunya memiliki pengertian sebaliknya. Dengan demikian tidak mungkin tertukar dalam pikiran kita. 2. Carilah keanehan dalam hubungan antar konsep yang mudah diingat. Sebagai contoh : dalam Katoda terjadi Reduksi, dan dalam Anoda terjadi Oksidasi. Perhatikan bahwa kedua pasangan konsep tersebut merupakan pasangan huruf mati dan huruf hidup. 3. Pada sel volta dan elektrolisis, katoda dan anoda berfungsi terbalik sebagai kutub positif dan negatif. Kita dapat membuat singkatan kata Kapan (katoda positif anoda negatif) untuk sel volta danknap (katoda negatif anoda positif). Dengan melihat prinsip nomor satu, sebaiknya kita hanya menghafal salah satu. 4. Untuk menghafal urutan tata nama senyawa karbon, kita dapat berkreasi sendiri membuat kalimat. Sebagai contoh Meta pro bu Peni, Heksa hepi karena bersaing dengan Okta, nona yang dekil. 5. Ketika menghafalkan pengaruh aksi tertentu terhadap keseimbangan kimia, maka dapat dihafalkan salah satu saja. Sebagai contoh, jika tekanan diperbesar (volum diperkecil), maka keseimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang kecil (mengikuti kata pada volum). Hafalkan itu saja, maka jika terjadi aksi sebaliknya kita tinggal mengatakan arah pergeseran sebaliknya. c) Berbagai Contoh Percobaan Yang Menarik Selama ini jika kita melakukan praktikum selalu hanya mendasarkan pada petunjuk praktikum yng sudah ada dimana dari tahun ke tahun sama, seperti membaca sebuah resep masakan lalu kita mempraktikkannya di laboratorium. Hal ini sangat monoton dan membosankan, karena terkadang praktikum yang kita lakukan sudah pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, agar pembelajaran praktikum sebagai bagian pembelajaran kimia secara utuh dapat menarik, kita perlu menciptakan percobaan-percobaan baru yang berkaitan dengan kehidupan dan bahkan kalau memungkinkan dapat dipraktikkan tanpa harus di laboratorium. Bagaimanakah cara kita menciptakan suatu percobaan baru sehingga kita tertantang dan tertarik untuk melakukannya ? Suatu materi ajar dapat dikonstruksi menjadi percobaan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini : 1. Pelajari secara mendalam materi ajar tersebut, lalu coba cari hubungan setiap konsep yang ada dengan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 2. Setelah kita menemukan suatu fenomena, cobalah berpikir bagaimana mengangkat fenomena tersebut menjadi suatu rancangan percobaan sederhana dengan mencari hubungannya dengan konsep kimia tertentu. 3. Buatlah langkah-langkah pengujian / pembuktiannya. 4. Ujicobalah sesuai dengan rancangan yang dibuat.

5. Tulis rancangan kita dengan format prosedur sederhana yang mudah dipahami. Untuk dapat menemukan fenomena yang berkaitan dengan materi ajar mungkin dirasa sulit oleh kita, namun sebenarnya semakin banyak membaca buku dan membuka internet, semakin besar kepekaan kita terhadap fenomena kimia di sekitarnya. Berikut ini contoh-contoh percobaan sederhana yang idenya muncul dari fenomena kimia yang ada di sekitar kita yang ada kaitannya dengan materi ajar di kelas sebagai berikut : 1. Untuk menunjukkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air, letakkan 2 batang tusuk gigi secara berhadapan. Adanya molekul-molekul air dapat ditunjukkan dengan mematahkan ikatan antar molekulnya menggunakan 1 batang tusuk gigi yang dicelupkan ke dalam air sabun dan kemudian diletakkan diantara 2 batang tusuk gigi tadi, sehinggga secara spontan kedua batang akan saling menjauh sebagai akibat patahnya ikatan antar molekul air. Hal ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan air susu yang ditetesi beberapa warna di tengah-tengah, lalu dengan cara yang sama tusuk gigi yang telah dicolekkan pada sabun colek diletakkan di tengah-tengah warna tersebut, maka secara spontan warna-warna tersebut akan menepi. 2. Untuk menunjukkan ciri-ciri reaksi kimia, dapat dilakukan dengan cara mudah, yaitu : a. Pembentukan gas : mereaksikan asam cuka dengan soda kue, cangkang telur dengan asam cuka. b. Pembentukan endapan : mereaksikan uang logam dengan asam cuka, garam inggris dengan ammonium hidroksida (dapat dibeli di apotik). c. Perubahan warna : daging apel dengan oksigen di udara, roti tawar dengan larutan iodin, kertas dengan larutan iodin (tulisan ajaib). d. Perubahan suhu : mereaksikan soda kue dengan asam sitrat. 3. Untuk menunjukkan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, dan suhu kita dapat menggunakan reaksi soda kue + cuka dengan berbagai variasi konsentrasi dari salah satunya (soda kue / cuka), cangkang telur (digerus dan dipotong-potong) dengan cuka, dan garam inggris (dipanaskan pada berbagai suhu) dengan ammonia. 4. Untuk menunjukkan tekanan osmosis, kita dapat melakukan percobaan : sediakan dua gelas, gelas yang satu diisi air sedangkan yang satunya diisi air garam. Masukkan ke dalam kedua gelas wortel yang masih segar dengan ukuran sama. Amati yang terjadi setelah 24 jam. 5. Kita dapat membuktikan adanya ion fosfat dalam minuman bersoda (sprite, coca-cola, fanta) sebagai buffer yang mampu mempertahankan pH dengan cara menambah sedikit asam, basa, dan pengenceran. 6. Untuk mengetahui adanya zat besi pada beberapa buah-buahan, seperti anggur, nanas, apel, arbei, dapat dilakukan percobaan : Siapkan jus buahbuahan yang akan diteliti, lalu tuangkan sedikit pada gelas bening. Tambahkan sejumlah yang sama teh kental yang telah didiamkan kira-kira 1 jam. Aduk dan biarkan beberapa saat, catat waktu terjadinya endapan pada dasar gelas. Endapan yang terbentuk merupakan zat besi yang

terkandung dalam buah yang bereaksi dengan zat kimia dalam teh. Jumlah dan kecepatan terbentuknya endapan menandakan banyaknya zat besi di dalam buah. Semua bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan tersebut dapat dengan mudah diperoleh dan harganya murah, tetapi mampu menunjukkan pembuktian suatu konsep. Percobaan-percobaan tersebut pasti menarik bagi kita, karena selain mudah dilakukan juga merupakan percobaan yang baru karena belum pernah dijumpai sebelumnya. a) Belajar Kimia Menarik Jika Dihubungkan Dengan Kehidupan Seseorang akan belajar dan menyimak materi pelajaran dengan seksama ketika tahu bahwa yang sedang dipelajarinya ada hubungan dengan kehidupannya. Hal ini banyak diungkap dalam berbagai teori belajar, diantaranya teori belajar Bruner. Oleh karena itu belajar kimia akan menarik jika kita mampu menghubungkan dengan kehidupan kita sendiri. Perhatikan beberapa contoh berikut ini : 1. Ketika kita mempelajari reaksi netralisasi antara asam dengan basa, maka kita dapat mencoba mengaitkan peristiwa netralisasi asam lambung (HCl) oleh obat maag yang mengandung senyawa basa (Mg(OH)2 atau Al(OH)3). Jadi, orang yang sakit maag, produksi asam lambung berlebihan, sehingga menyebabkan iritasi pada permukaan dalam lambung. Oleh karena itu agar tidak merasakan perih karen iritasi tersebut, sebelum makanan masuk, lambung harus dinetralkan terlebih dahulu. 2. Prinsip netralisasi ini dapat diterapkan pada berbagai peristiwa, misalnya ketika kita tersengat tawon dapat diobati dengan mengoleskan cuka, karena sifat racun tawon adalah basa. Sebaliknya jika tersengat lebah kita obati dengan soda atau sabun, karena racunnya bersifat asam. 3. Ketika mempelajari konsep pH, kita dapat mengaitkan dengan pertanyaan mengapa produk sabun untuk kulit harus mempunyai pH seimbang. Dengan demikian konsep pH yang sulit tetap akan dipelajari serius karena ada kaitannya dengan kehidupannya. 4. Ketika mempelajari tentang penurunan titik beku pada konsep sifat koligatif larutan, kita dapat menghubungkan dengan pembuatan es krim yang ditambah garam dengan tujuan untuk mempertahankan agar es krim sulit mencair. 5. Ketika kita mempelajari tentang senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur golongan halogen, maka kita pasti mempelajari senyawa NaCl. Senyawa NaCl dalam kehidupan sering dihubungkan dengan iodium yang dikenal dengan garam beryodium. Konsep ini akan menarik jika dihubungkan dengan pertanyaan benarkah garam beryodium membuat seseorang yang mengkonsumsi menjadi pintar? seperti iklan di televisi. 6. Ketika kita mempelajari senyawa golongan aldehid, kita dapat menghubungkan dengan formalin yang isunya marak pada tahun lalu. 7. Ketika kita mempelajari konsep protein yang salah satu bentuknya dalam tubuh kita berupa hormon, kita dapat menghubungkan dengan pertanyaan mengapa kita tidak boleh berpacaran di tempat yang sepi? yang dapat dijelaskan dengan konsep ini.

b) Belajar Kimia Dalam Kemasan Teka-Teki Dalam mempelajari kimia, kita dapat melihat satu hal lagi yang menarik, yaitu kekhasan sifat masing-masing senyawa kimia. Kekhasan sifat ini akan dapat kita pahami dengan menarik dan baik, tanpa beban menghafal, jika kita sering berteka-teki dengan sesama teman. Berikut ini beberapa contoh teka-teki yang dimaksud : 1. Seorang siswa kehilangan uang di kelasnya. Semua siswa di kelas itu ketakutan, karena hari itu mereka membawa uang 20 ribuan seperti yang hilang untuk ditabungkan. Si siswa yang kehilangan uang mengatakan sebelum hilang dia iseng menulis lambang suatu unsur di kertas tersebut. Unsur yang ditulis lambangnya itu memiliki ciri-ciri : Ia memiliki jari-jari atom > Mg tapi lebih pendek dari Rb Ia memiliki energi ionisasi lebih besar dari golongan IA Ia memiliki elektronegativitas lebih kecil dari Sn dan Ca Unsur apakah itu ? 2. Aku disukai banyak wanita, padahal kalau aku tidak dipanasi pada suhu 2000oC aku dijauhi orang. Kata mereka sih, aku seperti turunan Michael Jakson. Dulu aku digunakan sebagai obat pemampat BAB, tetapi tidak tahu mengapa sekarang aku tak ada di pasaran Biarpun hitam tetapi aku memancarkan cahaya. Siapakah aku ? 3. Seorang napi kabur dari penjara. Berdasar olah TKP ditemukan botol bekas suatu larutan yang sering kita jumpai di dapur dan wadah plastik yang berbau amis dan berwarna keco-klatan. Penyelidikan menunjukkan napi kabur melalui pintu tanpa merusak gembok, tetapi pengait gembok yang rapuh dan mudah dipatahkan. Larutan apa yang ada dalam botol ? c) Kedudukan Kimia 1. Kimia sebagai sikap ilmiah Sikap ilmiah berkaitan dengan sikap rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, sains bersifat open ended. Sikap ilmiah dalam pembelajaran kimia merupakan bagian dari sikap pada umum-nya, dan sikap adalah bagian dari nilai, yaitu nilai kehidupan. Bila penanaman nilai kehidupan dalam pembelajaran kimia terjadi berulang-ulang, maka diharapkan nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, dalam setiap pembelajaran mata pelajaran apapun, termasuk pembelajaran kimia, sangat diha-rapkan bahwa materi yang diajarkan tidak hanya sebagai school knowledge (pengetahuan sekolah), tetapi juga menjadi inner knowledge (pengetahuan dalam diri) yang akhirnya ditunjukkan dalam bentuk perilaku (action knowledge). Dengan demikian terjadilah keselarasan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Sejumlah sikap ilmiah tersebut dapat menjadi nilai kehidupan peserta didik dimana nilai-nilai kehidupan secara bersama-sama akan membentuk kepribadian peserta didik. ilmiah yang meliputi: a. Jujur, yaitu mengajukan data sebenarnya dari hasil penelitian tanpa mengubahnya, walaupun tidak sesuai dengan hipotesis dan teori,

b. Terbuka, yaitu dapat menerima perbedaan hasil yang diperoleh teman lain atau ilmuwan lain dan teori baru dari eksperimen terbaru, c. Mampu membedakan fakta dan opini, d. Tekun dan ulet dalam melakukan penelitian serta tidak mudah putus asa, e. Teliti, cermat, dan akurat tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan dalam pene-litian , sehingga didapatkan hasil yang benar-benar akurat, f. Tidak mudah percaya jika tidak ada bukti yang mendukung, g. Percaya bahwa kebenaran itu bersifat relaif, sehingga tidak memaksakan diri 2. Kimiah sebagai produk Produk sains meliputi pengetahuan fakta, pengetahuan konsep, pengetahuan prose-dural, dan pengetahuan kognitif. 3. Kimia sebagai proses Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan Kimia. Keterampilan-keterampilan proses tersebut dapat diklasifikasikan sebagai keterampilan-keterampilan : a. Mengamati Mengamati merupakan suatu keterampilan berpikir fundamental yang menjadi dasar utama dari pertumbuhan sains. Mengamati merupakan suatu kemampuan menggunakan semua indera yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti memilih fakta-fakta yang relevan dengan tugas tertentu dari hal-hal yang diamati, atau memilih fakta-fakta untuk menafsirkan peristiwa tertentu. Dengan membandingkan hal-hal yang diamati, berkembang kemampuan untuk mencari persamaan dan perbedaan. b. Menafsirkan Pengamatan Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna, bila tidak ditafsirkan. Karena itu dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu, lalu mungkin ditemukan pola-pola tertentu dalam satu seri pengamatan. Penemuan pola ini merupakan dasar untuk menyarankan kesimpulan-kesimpulan atau generalisasigeneralisasi. Kemampuan untuk menemukan pola-pola ini merupakan kegiatan ilmiah yang perlu dikembangkan pada anak sedini mungkin. c. Meramalkan Sains tidak akan demikian pesat berkembang bila dalam sains tidak dikenal istilah meramalkan. Karena itu meramalkan merupakan salah satu kemampuan penting dalam sains. Dengan menggunakan pola yang ditemukan dari salah satu seri pengamatan, para ilmuwan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang akan datang, atau yang belum diamati. Jadi, bertitik tolak dari menafsirkan hasil-hasil pengamatan dapat dikembangkan kemampuan untuk meramalkan yang merupakan salah satu contoh mengambil kesimpulan atau inferensi. Proses peramalan merupakan suatu proses penalaran yang berdasarkan pengamatan. d. Menggunakan Alat / Bahan Melakukan percobaan dalam sains membutuhkan alat dan bahan. Berhasilnya suatu percobaan kerapkali tergantung pada kemampuan memilih dan

menggunakan alat yang tepat secara efektif. Pengalaman menggunakan alat dan bahan merupakan pengalaman konkrit yang dibutuhkan siswa untuk menerima gagasan-gagasan baru. Suatu syarat penting dalam belajar bagi siswa yang masih pada tingkat operasional konkrit itu. e. Menerapkan Konsep Menerapkan konsep yang merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi merupakan tujuan pendidikan sains yang penting. Dalam menerapkan konsep untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, perlu dianggap bahwa setiap penjelasan yang diberikan itu bersifat sementara, dan dapat diuji, jadi berupa hipotesis. Kerap kali dapat disarankan beberapa alternative hipotesis, semuanya menunjang kenyataan, tetapi perlu disadari siswa, bahwa hipotesis-hipotesis itu harus diuji. f. Merencanakan Penelitian Kemampuan untuk merencanakan suatu penelitian merupakan suatu unsur yang penting dalam kegiatan ilmiah. Setelah melihat suatu pola atau hubungan dari pengamatan-pengamatan yang dilakukan, perlu kesimpulan sementara atau hipotesis yang dirumuskan itu diuji. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk merencanakan suatu percobaan yang meliputi kemampuan untuk menentukan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan, menentukan variabel-variabel, menentukan yang mana di antara variabel-variabel itu harus dibuat tetap, bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan, merupakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilatihkan sejak dini. g. Berkomunikasi Sains terbuka bagi semua orang yang mampu memahaminya, dan dinilai oleh siapa saja yang mau menilainya. Sebagai implikasinya, para ilmuwan diharapkan menguraikan secara jelas dan cermat apa yang telah mereka lakukan, sehingga dapat diuji oleh para ilmuwan lain. Karena itu dalam pendidikan sains siswa-siswa sejak dini dilatih untuk dapat melaporkan hasil-hasil percobaannya secara sistematis dan jelas. Juga diharapkan mereka dapat menjelaskan hasil-hasil percobaan mereka pada teman-temannya, mendiskusikanya, dan menggambarkan hasil pengamatannya dalam bentuk grafik, tabel dan diagram. Semua kegiatan ini termasuk kemampuan berkomunikasi, suatu kemampuan yang perlu dikembangkan dalam mendidik calon-calon ilmuwan masa yang akan dating. h. Mengajukan Pertanyaan Dari penelitian Piaget dan Bruner, terungkap bahwa anak itu dapat berpikir secara tingkat tinggi bila ia mempunyai cukup pengalaman secara konkrit dan bimbingan yang memungkinkan pengembangan konsep-konsep dan menghubungkan fakta-fakta yang diperlukan. Dapat dikatakan bahwa kualitas pertanyaan yang diajukan siswa menunjukkan rendah tingginya tingkat berpikir siswa. Perlunya Pendekatan Keterampilan Proses Dari uraian di atas telah diketahui bahwa keterampilan proses ialah keterampilan intelektual atau keterampilan berpikir, dengan mengembangkan keterampilan proses dalam pembelajaran maka: Membuat siswa berpikir.

Membuat siswa kreatif. Dapat menolong siswa untuk belajar Keterampilan proses sains juga diperlukan dalam kegiatan ilmiah di sekolah maupun di kemudian hari. Dalam kehidupan sehari hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Dari mulai bensin bahan bakar kendaraan bermotor, pembungkus makanan yang kita makan, sepereti plastik, juga alkohol dari sari tetes tebu telah menggunakan bahan kimia. Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga merupakan polimer. Istilah alkohol biasanya digunakan untuk menyebut etanol (C2H5OH), yang berupa cairqan jernih tidak berwarna, mudah menguap dan uapnya mudah membius dan berbau tajam. Alkohol banyak digunakan dalam industri sebagai pelarut, di dalam industri asetaldehid, farmasi, kedokteran, dll. PENGGUNAAN BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI A. Bensin Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Adapun penggunaan bensin sebagai bahan bakar yaitu sebagai berikut, Oleh karena bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin diubah menjadi gerak melalui tahapan sebagai berikut. Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin. Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n-nonana sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum. Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Komposisi bensin terdiri dari n heptana dan iso oktana, yaitu: Zat Aditif Bensin:

10

Tetra Ethyl Leat (TEL) Rumus molekul Pb (C2H5)4 Rumus struktur Ethyl Tertier Butil Eter (ETBE) - Rumus molekul CH3 O C(CH3)3Tersier Amil Metil Eter (TAME) - Rumus molekul CH3 O C(CH3)2 C2H5Metir Tersier Buthil Eter (MTBE) - Rumus molekul CH3 O C(CH3) B. Plastik Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain : selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting dibidang elektronika pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak anak dan produk produk industri lainnya. Untuk membuat barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan atau aditif. Penggunaan bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya , maka bahan tambahan atau bahan pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi : bahan pelunak (plasticizer), bahan penstabil (stabilizer), bahan pelumas (lubricant), bahan pengisi (filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent, flame retardant dsb. Beberapa contoh plastik yang banyak digunakan antara lain polietilen, poli(vinil klorida), polipropilen, polistiren, poli(metil pentena), poli (tetrafluoroetilen) atau teflon. 1. Polietilen Poli etilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lunak sampai yang kaku. Ada dua jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah (low-density polyethylene / LDPE) dan polietilen densitas tinggi (high-density polyethylene / HDPE). Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain-lain. Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih keras, kurang transparan dan tahan panas sampai suhu 1000C. Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen densitas tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak, dan lain-lain. 2. Polipropilen -

11

Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung. 3. Polistirena Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya. 4. Polivinil klorida (PVC) Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel. 5. Potetrafluoroetilena (teflon) Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 2600C) Keistimewaan teflon adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya. Penggorengan yang dilapisi teflon dapat dipakai untuk menggoreng telur tanpa minyak. 6. Polimetil pentena (PMP) Plastik poli metil pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 2400C. Barang yang dibuat dari PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 2000C dan daya tahannya terhadap benturan lebih tinggi dari barang yang dibuat dari polistiren. Bahan ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif dan tahan terhadap pelarut organik, kecuali pelarut organik yang mengandung klor, misalnya kloroform dan karbon tetraklorida. PMP cocok untuk membuat alatalat laboratorium dan kedokteran yang tahan panas dan tekanan, tanpa mengalami perubahan, Barangbarang dari bahan ini tahan lama. C. Pembuatan Alkohol Dari Tetes Tebu a. Tetes Tebu (molase) Bersifat asam dan mempunyai pH 5,5 6,5 yang disebabkan oleh adanya asam-asam organik bebas. Selain itu dibutuhkan komponen-komponen pembantu lainnya yang berfungsi nutrient untuk proses pertumbuhan yeast. Bahan yang mengandung sakarosa atau sukrosa yairu, gula tebu, gula bit, air sari buah, dan tetes (black strap molases). Sakarosa (merupakan disakarida) akan mengalami hidrolisa dengan bantuan katalis enzim sakarase (invertase) atau oleh oengaruh asam mineral encer (misalnya asam sulfat atau asam klorida encer) menjadi glukosa dan fluktosa dengan bantuan enzim zymase menjadi alkohol dan CO2. Reaksi: H2SO4 C12H22O11 + H2 ------> C6H12O6 + C6H12O6

12

Sakarosa glukosa fluktosa zymase C6H12O6 -----> 2C12H5OH + 2CO2 Monosakarida ethanol Molase sebelum diproses lebih lanjut, perlu adanya pengolahan pendahuluan. Proses pengolahan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi bahan baku (molase) yang optimum untuk pertumbuhan yeast dalam proses fermentasi. Yang harus diatur dalam pengolahan pendahuluan ini adalah: 1. pH Pengaturan pH dilakukan dengan cara penambahan asam sulfat (H2SO4). pH awal sekitar 5,5 6,5 akan turun menjadi 4,5 5 . Asam sulfat yang digunakan adalah asam sulfat dengan kadar 98% volume dengan kondisi pekat yang memungkinkan yeast dapat tumbuh secara optimum. Penambahan asam sulfat berfungsi untuk pengatur pH agar sesuai dengan pertumbuhan yeast Hal ini ditujukan agar yeast Saccharomyces cereviceae dapat tumbuh secara optimum dan mencegah terjadinya kontaminasi bakteri lain di udara.. Selain itu asam sulfat juga berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi hidrolissa sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, dan sebagai pencegah kontaminasi bakteri lain di udara. 2. Konsentrasi gula Tetes tebu (molase) yang didapat dari hasil samping pabrik gula biasanya masih terlalu pekat 85- 90 brix, oleh karena itu perlu diencerkan terlebih dahulu untuk mendapatkan kadar gula yang optimum untuk pertumbuhan yeast (14brix untuk pembibitan dan 18 brix untuk fermentasi). Jika konsentrasi gula terlalu tinggi akan menghambat aktifitas yeast. Selain itu juga akan mengakibatkan waktu fermentasi lebih lama dan sebagian gula tidak terkonversi sehingga proses fermentasi menjadi tidak ekonomis. a) Bahan baku Tetes Tebu dianggap sebagai bahan baku yang relatif murah dan berkualitas baik. Tetes (molase) merupakan sirup gula yang tidak mengkristal setelah melalui proses kristalisasi. Atau dengan kata lain tetes merupakan hasil lain dari industri gula yang masih mengandung sukrosa. b) Bahan pembantu 1) Urea (46%N) Berfungsi untuk nutrient/makanan bagi ragi, karena urea mengandung N, S, dan P yang baik untuk pertumbuhan yeast/ragi. Menurut George T. Austin (1996), urea dalam air akan terhidrolisis menjadi ammonium karbanat yang kemudian penguraiannya menjadi ammonium dan karbondioksida. Dalam proses fermentasi, urea diperlukan sebagai sumber nitrogen untuk pertumbuhan dan mempertinggi aktifitas yeast. Dimana unsur nitrogen yang diperlukan berasal dari penguraian ammonium karbanat menjadi ammonium yang akan diambil nitrogennya saja. Sedang unsur lain akan keluar bersama sisa metabolise. 2) NPK (N 15%, P 15%, dan K 15%) Ditambahkan sebagai sumber nitrogen, phosphor, dan kalium yang mempunyai konsentrasi masing-masing ssebesar 15% sehingga akan mempertinggi aktifitas dan pertumbuhan yeast.

13

3) Asam sulfat (H2SO4) Menurut Perry (1984), asam sulfat mempunyai sifat fisis sebagai berikut: Warna : putih Bentuk : cairan Rumus molekul : H2SO4 Berat molekul : 98,08 gr/mol Berat jenis : 1,8305 gr/ml Spesifik gravity : 1,834 Melting point (titi lebur) :10,49 C Boiling point (titik didih) : 340 C Kadar nitrogen (formula) : 46,76% Kelarutan dalam air : tak terhingga Menurut vogel (1984), asam sulfat mempunyai sifat sebagai berikut: Merupakan asam kuat dan bersifat hidrogkopis Bereaksi dengan barium dan perak membentuk endapan putih Asam sulfat yang digunakan adalah asam sulfat dengan kadar 98% volume dengan kondisi pekat yang memungkinkan yeast dapat tumbuh secara optimum. Penambahan asam sulfat berfungsi untuk pengatur pH agar sesuai dengan pertumbuhan yeast. Selain itu asam sulfat juga berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi hidrolissa sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, dan sebagai pencegah kontaminasi bakteri lain di udara. 4) Superflok Superflok yang digunakan adalah C6H5NH2.HCl. Superflok ini berbentuk bubuk putih yang berfungsi untuk mengendapan kotoran pada tangki peragian, agar tidak menimbulkan kerak pada kolom distilasi. 5) TRO (Turkey Red Oil) Penambahan TRO atau minyak jarak ini untuk mengurangi timbulnya buih yang terjadi selama proses fermentasi. 6) Yeast (ragi) Khamir atau ragi adalah mikroorganisme bersel tunggal, tidak berklorofil, termasuk golongan Eumycetes dan dipasok sumber C, N, dan nutrient untuk pertumbuhannya. Khamir berukuran antara 5-20 mikron, dan berkembang biak dengan cara pembelahan atau fusi. b. Proses Pembuatan 1. Tahap Awal Air sebagai pengencer molase agar di dapatkan kondisi proses yang optimal. Karena kadar gula yang terlalu tinggi (>35%) akan menghambat pertumbuhan yeast, sedangkan untuk kadar gula rendah (<35%) mengakibatkan hasil yang diperoleh terlalu sedikit. NPK (pupuk) sebagai sumber nitrogen, phosphor, dan kalium untuk mempertinggi aktivitas dan pertumbuhan yeast. Urea (CO(NH2)2) dalam proses fermentasi diperlukan sebagai sumber nitrogen untuk pertumbuhan dan mempertinggi aktivitas yeast. Unsur hasil penguraian ammonium karbonat menjadi ammonium dan nitrogen. Dalam proses ini yang diperlukan hanya

14

N-nya saja, sedangkan unsure yang lain akan dikeluarkan bersama sisa metabolisme. Asam sulfat (H2SO4) penambahannya berfungsi untuk pengatur pH agar sesuai dengan pertumbuhan yeast. Selain itu asam sulfat juga berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi hidrolisa sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, dan sebagai pencegah kontaminasi bakteri lain di udara. 2. Tahap pembibitan Pembibitan dalam laboratorium bertujuan untuk memperbanyak yeast. Pembibitan dilakukan dengan menambahkan yeast ke dalam campuran bahan-bahan seperti pada tahap pertama. Hasilnya kemudian disterilkan dalam Autoclave selama 3 jam sampai mendidih dan dibiarkan dalam suhu kamar. Proses berlangsung secara aerob. 3. Tahap Pre-fermentasi Adalah tahap untuk persiapan fermentasi dimana yeast hasil pembibitan dicampurkan dengan bahan campuran tahap awal. Hasil proses pencampuran ini di diamkan selama 16 jam pada suhu 30C, sambil dialiri udara selama 6 jam pertama untuk memecah sel yeast. Suhu pada tangki dijaga 30oC dengan cara dialiri air pendingin. 4. Tahap fermentasi Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Proses fermentasi berjalan selama 50 60 jam dan berjalan baik pada suhu 30C. Untuk menjaga suhu tetap 30C maka dialirkan air pendingin. Gas CO2 yang terjadi di semua tangki ditarik dengan blower dan dibuang ke udara sebagai limbah. Selama proses fermentasi akan timbul buih dan untuk menguranginya maka ditambahkan Turkey Red Oil (TRO) seperlunya, biasanya TRO yang digunakan sebanyak 2 liter. Untuk mempercepat proses pengendapan kotoran yang ada dalam adonan ditambahkan Superflok 200 gram. Maksud penambahan ini adalah untuk mencegah terjadinya kerak dalam kolom distilasi jika fermentasi terlalu kuat. 5. Tahap destilasi Setelah dari tahap fermentasi, campuran yang dihasilkan kemudian dipisahkan melalui proses destilasi, untuk memisahkan alkohol dari campuranya. Selain itu dalam proses fermentasi kadar alkohol hanya sekitar 12%. Jadi untuk menaikannya, harus dilakukan proses destilasi. 6. Tahap denaturasi Pada tahap ini dilakukan penambahan zat-zat beracun seperti methanol, minyak tanah dan tembaga sulfat agar alkohol tidak digunakan sebagai minuman keras serta untuk

15

menghindari kewajiban pajak miras. Untuk membedakan bahan ini dengan alkohol lainnya diberi zat pewarna yaitu methylen biru agar tidak diminum. D. Penggunaan Batu Baterai Apa yang Anda lakukan terhadap baterai bekas? Hampir semua akan menjawab, membuangnya ke tempat sampah. Baterai bekas adalah limbah yang sangat berbahaya yang sebenarnya tidak boleh dibuang sembarangan. Semua jenis baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telepon seluler, kamera digital maupun baterai yang bisa dicharge (rechargeable) termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan tubuh manusia. Pakar lingkungan Dr R Budi Haryanto mengaku wajar jika masyarakat banyak yang tidak tahu cara membuang baterai bekas yang aman. Karena memang selama ini juga tidak pernah ada sosialisasi bagaimana memperlakukan jenis-jenis sampah. Menurutnya, sangat sulit untuk menyadarkan masyarakat bagaimana membuang limbah yang berbahaya jika pemerintah juga tidak memberikan contoh. "Hampir semua orang tidak aware karena mereka tidak tahu bahayanya, jadi baterai bekas di buang begitu saja," ujar Dr R Budi Haryanto selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI. a. Kenapa Baterai Bekas Tidak Boleh Dibuang Sembarangan? Baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri, mangan, timbal, nikel, lithium dan kadmium. Jika baterai ini dibuang sembarangan maka logam berat yang terkandung di dalamnya akan mencemari air tanah penduduk dan membahayakan kesehatan. Dr Budi mengungkapkan jika air yang tercemar logam berat ini digunakan oleh masyarakat bisa menyebabkan penyakit kronis yang nantinya menimbulkan gangguan di sistem saraf pusat, ginjal, sistem reproduksi dan bahkan kanker. "Efek yang muncul adalah jangka panjang. Dan biasanya masyarakat baru akan lebih peduli jika efek yang muncul itu dalam jangka waktu dekat," ungkap dosen FKM yang lahir di Malang 51 tahun lalu. b. Apa Bahaya Baterai Bekas? Limbah baterai tidak hanya menyebabkan polusi tetapi juga membahayakan sumber daya alam karena mengandung logam berat dan elektrolit korosif yang menjadi sumber daya baterai, seperti timah, merkuri, nikel, kadmium, lithium, perak, seng dan mangan Dalam aksi mikroorganisme, merkuri anorganik bisa diubah menjadi methylmercury, berkumpul dalam tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Methylmercury dapat memasuki sel-sel otak dan berdampak serius seperti merusak sistem saraf yang bisa membuat orang menjadi gila atau bahkan menyebabkan kematian.

16

Sedangkan kadmium baterai dapat mengkontaminasi tanah dan air, yang akhirnya masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, juga dapat menyebabkan tulang lunak atau kecacatan tulang berat. Selain itu, kadmium dapat menyebabkan keracunan kronis dan menjadi faktor menyebabkan emfisema (penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara di paru-paru), osteomalasia (pelunakan tulang), anemia (kurang darah), juga membuat kelumpuhan pada tubuh manusia. c. Apa Manfaat Baterai Bekas? Sebenarnya apabila kita kreatif, maka batu baterai bekas sangat ampuh untuk membunuh nyamuk. mengapa? karena baterai bekas tersebut mempunyai kandungan logam berat yang dapat membunuh nyamuk, tetapi tidak terlalu membahayakan bagi manusia.

17

Você também pode gostar