Você está na página 1de 9

BAB I PENDAHULUAN Kemahiran seseorang dalam sesuatu bahasa tidak menjamin kemahirannya mengajarkan bahasa tersebut kepada orang

lain. Seorang guru bahasa Arab harus menguasai setidaknya tiga hal, yaitu kemahiran berbahasa arab, pengetahuan tentang bahasa dan budaya Arab, dan keterampilan mengajarkan bahasa Arab. Terkait dengan keterampilan berbahasa, ada empat keterampilan yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Untuk tercapainya pembelajaran bahasa Arab itu para pakar linguistik menemukan beberapa metodologi pembelajarannya. Metodologi pengajaran bahasa Arab itu mengalami perkembangan terus menerus sepanjang masa. Dalam makalah ini kami membahas tentang Bahasa Arab kelas 1 dan 2 semoga bermanfaat.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab Sejak bahasa Arab yang tertuang di dalam Alquran didengungkan hingga kini, semua pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya sebagai bahasa yang memiliki standar ketinggian dan keindahan linguistik yang tertinggi. Hal ini berdampak pada munculnya superioritas sastra dan filsafat bahkan pada sains seperti ilmu matematika, kedokteran, ilmu bumi, dan tata bahasa Arab sendiri pada masa-masa kejayaan Islam setelahnya. Bahasa Arab bagi seorang muslim adalah kunci pokok membuka cakrawala pengetahuan. Dengan kunci itulah, ia dapat mengetahui ajaran-ajaran pokok agamanya dan juga dapat mengetahui sejarah, ilmu serta kebudayaan Islam yang dulu mencapai mercu suar peradaban internasional sebelum tergilas oleh peradaban modern sekarang ini. 1 Bahasa Arab, sebagaimana bahasa lainnya, berfungsi sebagai alat komunikasi dan penghubung dalam pergaulan manusia sehari-hari, baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan bangsa tertentu. Hal ini dilakukan dengan mengkomunikasikan dan menyampaikan maksud tertentu dan mencurahkan suatu peranan tertentu dengan rasa senang atau duka dan rasa sedih dan gembira kepada orang lain, agar dapat dipahami, dimengerti dan merasakan segala sesuatu yang ia alami.2 Bahasa Arab yang memiliki fungsi istimewa dari bahasa-bahasa lainnya, bukan saja bahasa Arab yang memiliki nilai sastra bermutu tinggi bagi mereka yang mengetahui dan mendalami, akan tetapi bahasa Arab ditakdirkan sebagai bahasa Alquran, yakni mengkomunikasikan kalam Allah. Sebagai kalam Allah, di dalamnya mengandung uslub bahasa yang sungguh mengagumkan manusia, dan manusia tidak akan mampu menandinginya. Ini merupakan suatu ketetapan yang tidak dapat dibantah.
Muhammad Thalib, Sistem Cepat Pengajaran Bahasa Arab, (Bandung, Gema Risalah Press, 2008), h. 7 2 Ahmad Gazali dkk, Metodologi Pengajaran Bahasa Asing,, (Banjarmasin: STAI Al-Jami, 2006), h. 41
1

Mengingat pentingnya fungsi dan peranan bahasa Arab sebagaimana uraian di atas, sebagai guru khususnya guru bahasa Arab, mengajarkan bahasa Arab adalah suatu keharusan. Pembelajaran bahasa Arab diarahkan agar para siswa mampu menguasai bahasa Arab baik lisan maupun tulisan. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar merupakan proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.3 Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa, dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks.4 Dalam pembelajaran, terjadi suatu proses komunikasi yang melibatkan dua pihak yakni guru dan siswa. Pendidik memegang peranan utama sebagai komunikator dan peserta didik memegang peran utama sebagai komunikan. Dalam praktiknya kedua peran itu dilakukan oleh kedua belah pihak pada gilirannya bertukar peran menjadi pemberi dan penerima informasi, itulah yang disebut dengan berbagi informasi dalam komunikasi pembelajaran. Hal yang demikanlah juga terjadi dalam pembelajaran bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar yang diarahkan tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Arab yang ditentukan. Antara istilah proses belajar dan mengajar terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain5.

B. Pembelajaran Bahasa Arab di MI


3 4

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), h. 1 Ibid 5 Ibid

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya6. Pembelajaran adalah sebuah proses kegiatan belajar-mengajar yang melibatkan guru dan peserta didik dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Seperti yang dikehendaki oleh pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), murid sebagai sentral pembelajaran. Keaktifan anak didik tentu mencakup kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok. Oleh karena itu, interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dan semua peserta didik, antara peserta didik dan guru, antara peserta didik dan peserta didik, peserta didik dengan bahan dan media pembelajaran, bahkan peserta didik dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama7. Hal yang demikian juga terjadi dalam pembelajaran bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar yang diarahkan tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Arab yang ditentukan. Antara istilah proses belajar dan mengajar terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruhmempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain. Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan
Darsono, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), h. 2 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 14-15
7 6

maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu Alquran dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. Untuk itu, bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary) dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate), keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Adapun pada tingkat pendidikan lanjut (advanced) dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab8. Pembelajaran bahasa Arab khusus dalam tingkatan Madrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima), berbicara (kalam), membaca (qiraah), dan menulis (kitabah). 2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam. 3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya9. Ruang lingkup pelajaran bahasa Arab di MI meliputi tema- tema tentang perkenalan , peralatan madrasah , pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan , dirumah , dikebun, di madrasah , dilaboratorium, diperpustakaan, dikantin , jam, kegiatan sehari hari, pekerjaan rumah , dan rekreasi. C. Pengembangan Bahasa Arab Kelas 1 dan 2 Madasah Ibtidaiyah

8 9

Lampiran Peraturan Menteri Agama Nomor 2 tahun 2008 Ibid

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kurikulum Bahasa arab di tingkat MI bahwa Penyusunan SK dan KD mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah ini melakukan dengan cara mempertimbangkan dan mereview peraturan menteri pendidikan nasional no 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, pada mata pelajaran pendidikan agama islam untuk SD/MI , serta memperhatikan surat edaran dirjen pendidikan islam nomor : DJ.II . I/PP.00/ED/681/2006 , tanggal 1 Agustus 2006 , tentang pelaksanaan standar isi, yang intinya bahwa madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusandan mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi. Sesuai dengan Kurikulum Bahasa arab di tingkat MI tersebut, pembelajaran Bahasa Arab dimulai dari kelas 4 sampai kelas 6 MI. Adapun pembelajaran Bahasa Arab untuk kelas 1 2 3 (kelas rendah) tidak diatur dalam peraturan tersebut. Karena di kelas rendah tersebut siswa lebih difokuskan hanya pada kelancaran baca tulis Alquran saja. Namun dalam pelaksanaannya tergantung kebijakan masing-masing sekolah. Jika ada sekolah yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Arab mulai kelas rendah (kelas 1 2 3), semestinya tidak terlepas dari 4 keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis 1. Kemahiran menyimak Salah satu prinsip linguistik menyatakan bahwa bahasa itu pertama-tama adalah ujaran, yakni bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan dan bisa didengarkan. Menyimak salah satu pengalaman belajar bagi siswa hendaknya mendapat perhatian. Maka implikasinya, seorang guru bahasa Arab hendaknya memulai pengajaran dengan memperdengarkan ujaran-ujaran bahasa arab berupa kata maupun mufradat. Ada beberapa tahapan latihan menyimak, yaitu; a. Latihan pengenalan mengidentifikasi bunyi-bunyi. b. Latihan mendengarkan dan menirukan. c. Latihan mendengar dan memahami ; terbagi kepada beberapa macam, yaitu ; - latihan melihat dan mendengar. 6

- latihan membaca dan mendengar. -latihan mendengar dan meragakan - latihan mendengar dan memahami10. 2. Kemahiran berbicara Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik dengan menggunakan bahasa sebagai media. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengar, kemampuan mengucapkan, dan pengusaan kosa kata dan ungkapan. 3. Kemahiran Membaca Kemahiran membaca mengandung dua aspek,yaitu pertama mengobah lambang tulis menjadi bunyi, kedua menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut. Inti dari kemahiran membaca terletak pada aspek yang kedua . Ini tidak berarti bahwa kemahiran dalam aspek pertama tidak penting, sebab kemahiran dalam aspek yang pertama mendasari kemahiran yang kedua. Betapapun juga merupakan tujuan yang hendak dicapai. Walaupun kegiatan pengajaran membaca dalam pengertian pertama telah diberikan sejak tingkat permulaan namun pembinaannya harus dilakukan sampai tingkat menengah bahkan tingkat lanjut melalui kegiatan membaca keras. 4. Kemahiran Menulis Seperti halnya membaca kemahiran menulis mempunyai 2 aspek, tetapi dalam hubungannya yang berbeda. Pertama kemahiran membentuk huruf dan menguasai ejaan, kedua kemahiran melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Tahap-tahap latihan menulis : 1) mencontoh, 2) reproduksi, 3) imlak, 4) rekombinasi dan tranformasi, 5) mengarang terpimpin, 6) mengarang bebas, 5.kreasi, 6, imajinasi. BAB III
10

kedua nya

Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang, Penerbit Misykat,2005), hal 103-112

PENTUP Kesimpulan Pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar yang diarahkan tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Arab yang ditentukan. Jika ada sekolah yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Arab mulai kelas rendah (kelas 1 2 3), semestinya tidak terlepas dari 4 keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.

DAFTAR PUSTAKA 8

Muhammad Thalib, Sistem Cepat Pengajaran Bahasa Arab, (Bandung, Gema Risalah Press, 2008) Ahmad Gazali dkk, Metodologi Pengajaran Bahasa Asing,, (Banjarmasin: STAI AlJami, 2006) Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010) Darsono, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010) Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007) Lampiran Peraturan Menteri Agama Nomor 2 tahun 2008 Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang, Penerbit Misykat,2005)

Você também pode gostar