Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Azzubair berpikir bagaimana caranya mengalahkan musuhnya yang berbaju besi itu dan ia menemukan cara yang jitu. Setelah siap, Azzubair terjun ke medan tempur dan terjadilah perang tanding yang seru sekali. Dalam dua kali putaran Azzubair mengarahkan lembingnya ke mata Ubaidah dan berhasil menusuk kedua mata itu sampai ke belakang kepalanya. Ubaidah , pendekar Quraisy itu berteriak dan jatuh tersungkur tanpa gerak. Menyaksikan terbunuhnya Ubaidah yang tragis ini, barisan kaum musyrikin ketakutan.
Lembing milik Azzubari kemudian dimnta oleh Rasulullah Saw. Lembing itu kemudian berada di tangan Abubakar, Umar, Utsman, Ali dan Abdullah ibnu Azzubair meminta lembing itu untuk disimpannya. Rasullulah Saw Sangat Mencintai Azzubari Rasulullah Saw merasa bangga terhadap Azzubair, dan ia bersabda : Setiap nabi mempunyai pengikut pendamping yang setia (Hawari) dan hawariku adalah Azzubair ibnuk Awwam" Kecintaan Rasulullah Saw kepada Azzubair bukan hanya disebabkan ia anak bibi Rasulullah Saw atau karena suami dari Asma (putri Abubakar) yang pernah mengatar makanan ke gua Thur untuk Nabi Saw dan Abubakar, tapi karena Azzubair memang seorang pemuda yang setia, ikhlas, jujur, kuat, berani, murah tangan dan telah menjual diri dan hartanya kepada Allah swt. Dia orang yang berkarakter tinggi dan berakhlak mulia. Keberanian dan kedermawaanya berimbang seperti dua ekor kuda balap yang sedang berpacu. Dia adalah seorang pengelola perdagangan yang berhasil dan hartawan, tapi hartanya selalu diinfakan untuk perjuangan Islam. Bahkan ia wafat dalam keadaan menanggung hutang. Jiwa tawakkalnya kepada Allah amat kuat dan ketika mendekati ajalnya, ia berwasiat kepada anaknya, Abdullah agar melunaskan hutang-hutangnya.
gentar, panic, dan meninggalkan pos-pos pertahan mereka sehingga Azzubair dan kawan-kawannya bergegas membuka pintu gerbang maka tercapailah kemenangan yang gilang gemilang pada kaum muslimin.
Wafatnya Azzubair Ra
Ketika terjadi pertempuran hari Aljamal antara pasukan yang dipimpin Siti Aisyah Ra dengan pasukan Ali bin Abi Thalib Ra, Azzubair bertemu dengan Ali dan menyatakan dirinya tidak lagi memihak dan akan berusaha mendamaikan ke dua pasukan itu. Setelah itu maka dia pun pergi. Tetapi dia dibuntuti oleh beberapa orang yang menginginkan berlanjutnya fitnah dan perang. Azzubair ditikam ketika sedang menghadap Allah (dalam keadaan menunaikan Shalat).