Você está na página 1de 4

AZZUBAIR IBNUL AWWAM

Thalhah dan Azzubair


Mereka adalah dua serangkai. Bila yang seorang disebut maka yang kedua pun disebut. Mereka sama-sama beriman pada tahun yang sama dan wafat pada tahun yang sama pula. Kedua-duanya tergolong kesepuluh orang yang muasyarin bil jannah.

Awal Keislaman Azzubair


Azzubair masuk islam dalam usia lime belas tahun dan ia hijrah dalam usia delapan belas tahun sesudah menderita penganiayaan dan siksaan bertubi-tubi karena mempertahankan keimanannya. Pamannya sendiri lah yang menyaksikannya. Azzubair digulung ke dalam tikar, lalu kakinya digantung di atas dan di bawah kepalanyaapi yang membara. Pamannya berkata, Kembali kamu pada penyembahan berhala! Tapi Azzubair menjawab. Saya tidak akan kembali kafir lagi sama sekali.

Peperangan Pertama Antara Syirik dan Iman


Azzubair adalah prajurit dakwah yang selalu menyandang senjata untuk melawan orang-orang yang menghendaki gugurnya dakwah Islamiah dalam kandungan. Kepahlawanannya telah tampak pertama kali pada waktu perang Badar. Dalam peperangan itu, pasukan Quraisy menempatkan pendekarnya di barisan terdepan yang dipimpin oleh Ubaidah bin Said. Ibnul Aash. Dia dikenal sebagai orang yang palin berani, paling pandai dalam menunggang kuda dan paling kejam terhadap lawan. Kaum Quraisy sengaja menempatkannya di barisan terdepan untuk menantang pahlawan-pahlawan berkuda kaum muslimin. Azzubair segera memandang ke arah Ubaidah. Ternyata seliruh tubuhnya terbalut senjata (baju besi) sehinggi sulit ditembus dengan senjata. Yang tampak dari Ubaidah hanya kedua matanya saja.

Al-Azzam, 25 Maret 2013

Azzubair berpikir bagaimana caranya mengalahkan musuhnya yang berbaju besi itu dan ia menemukan cara yang jitu. Setelah siap, Azzubair terjun ke medan tempur dan terjadilah perang tanding yang seru sekali. Dalam dua kali putaran Azzubair mengarahkan lembingnya ke mata Ubaidah dan berhasil menusuk kedua mata itu sampai ke belakang kepalanya. Ubaidah , pendekar Quraisy itu berteriak dan jatuh tersungkur tanpa gerak. Menyaksikan terbunuhnya Ubaidah yang tragis ini, barisan kaum musyrikin ketakutan.

Lembing milik Azzubari kemudian dimnta oleh Rasulullah Saw. Lembing itu kemudian berada di tangan Abubakar, Umar, Utsman, Ali dan Abdullah ibnu Azzubair meminta lembing itu untuk disimpannya. Rasullulah Saw Sangat Mencintai Azzubari Rasulullah Saw merasa bangga terhadap Azzubair, dan ia bersabda : Setiap nabi mempunyai pengikut pendamping yang setia (Hawari) dan hawariku adalah Azzubair ibnuk Awwam" Kecintaan Rasulullah Saw kepada Azzubair bukan hanya disebabkan ia anak bibi Rasulullah Saw atau karena suami dari Asma (putri Abubakar) yang pernah mengatar makanan ke gua Thur untuk Nabi Saw dan Abubakar, tapi karena Azzubair memang seorang pemuda yang setia, ikhlas, jujur, kuat, berani, murah tangan dan telah menjual diri dan hartanya kepada Allah swt. Dia orang yang berkarakter tinggi dan berakhlak mulia. Keberanian dan kedermawaanya berimbang seperti dua ekor kuda balap yang sedang berpacu. Dia adalah seorang pengelola perdagangan yang berhasil dan hartawan, tapi hartanya selalu diinfakan untuk perjuangan Islam. Bahkan ia wafat dalam keadaan menanggung hutang. Jiwa tawakkalnya kepada Allah amat kuat dan ketika mendekati ajalnya, ia berwasiat kepada anaknya, Abdullah agar melunaskan hutang-hutangnya.

Al-Azzam, 25 Maret 2013

Yang Pertama Menyambut Panggilan Jihad


Bila diserukan Ayo berjihad fi sabilillah! Maka ia akan segera menjadi orang pertama yang dating menyambut seruan itu. Oleh karena itulah, Azzubair selalu mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah Saw. Selama hidupnya ia tidak pernah absen berjihad. Ketika kaum muslimin mengepung perbentengan bani Qraidah yang kokoh dan sulit dikuasai, Azzubair bersama Ali bin Abi Thalib menyerbu dengan memanjat benteng tersebut. Dengan berani ia membuka pintu-pintu benteng itu sehingga kaum mslimin dapat memasuki dan menguasai perbentengan tersebut. Begitu pula kesigapan Azzubair dalam menyambut seruan jihad pada perang Alahzaab dan peperangan lainnnya sehingga bila Rasulullah Saw melihatnya, beliau tersenyum ridho dan gembira, seraya bersabda : tiap nabi mempunyai kawan dan pembela setia (Hawari) dan di antara hawariku adalah Azzubair. Azzubair tercatat dalam rombongan yang pernah hijrah ke negeri Habasyah sebelum hijrah ke Madinah.

Seorang Bernilai Seribu Orang


Ketika Amru ibnul Aash meminta bala bantuan tentara kepada Amirul Mukminin, Umar ibnul Khattab, untuk memperkuat pasukan memasuki negeri Mesir dan mengalahkan tentara Romawi yang pada waktu itu menduduki Mesir, Umar Ra mengirim empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia juga menulis surat yang isinya : Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat yang terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Azzubair ibnul Awwam, Ubaidah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad dan Maslamah bin Mukhallid. Ketika menghadapi benteng Babilion, kaum muslimin sukar membuka dan menguasainya. Azzubair Ra memanjati dinding benteng dengan tangga. Lalu berseru Allahu Akbar dan disambut dengan kalimat tauhid oleh pasukan yang berada di luar benteng. Hal ini membuat pasukan musuh

Al-Azzam, 25 Maret 2013

gentar, panic, dan meninggalkan pos-pos pertahan mereka sehingga Azzubair dan kawan-kawannya bergegas membuka pintu gerbang maka tercapailah kemenangan yang gilang gemilang pada kaum muslimin.

Wafatnya Azzubair Ra
Ketika terjadi pertempuran hari Aljamal antara pasukan yang dipimpin Siti Aisyah Ra dengan pasukan Ali bin Abi Thalib Ra, Azzubair bertemu dengan Ali dan menyatakan dirinya tidak lagi memihak dan akan berusaha mendamaikan ke dua pasukan itu. Setelah itu maka dia pun pergi. Tetapi dia dibuntuti oleh beberapa orang yang menginginkan berlanjutnya fitnah dan perang. Azzubair ditikam ketika sedang menghadap Allah (dalam keadaan menunaikan Shalat).

Al-Azzam, 25 Maret 2013

Você também pode gostar