Você está na página 1de 8

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Uraikan terminologi (istilah) berikut: a.

kesetimbangan reaksi, kinetika, katalis dan katalisis Kesetimbangan kimia adalah satu kondisi yang dicapai dalam sebuah reaksi kimia yang terjadi secara seimbang dalam lajunya pada saat reaksi maju dan reaksi baliknya. Kinetika adalah ilmu yang mempelajari kecepatan reaksi kimia dan mekanismenya. Katalis adalah senyawa yang dapat meningkatkan suatu reaksi ke arah kesetimbangan tanpa terkonsumsi selama proses reaksi berlangsung. Sebagai hasil dari partisipasinya dalam suatu reaksi, katalis dapat mengalami perubahan dalam struktur dan komposisinya. Suatu katalis tidak dapat mengubah kesetimbangan yang ditetapkan melalui termodinamika reaksi. Fungsinya hanya mempercepat kecepatan reaksi untuk mencapai kesetimbangan. Katalisis adalah suatu proses untuk meningkatkan kecepatan reaksi kearah kesetimbangan dengan menggunakan suatu senyawa yang disebut katalis. b. aktivitas dan selektivitas suatu katalis Aktivitas katalis merupakan kecepatan yang menyebabkan berlangsungnya reaksi ke arah kesetimbangan. selektivitas katalis ialah persentase reaktan yang terkonsumsi yang membentuk hasil yang dikehendaki. 2. Aspek penting dalam suatu reaksi katalitik adalah energi aktivasi. a. Apa pengertian energi aktivasi, Aktivasi energi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melangsungkan terjadinya suatu reaksi. b. Kenapa energi aktivasi reaksi katalitik lebih rendah dari energi aktivasi reaksi non katalitik, jelaskan Suatu reaksi eksoterm AB(g) + C(g) --> AC(g) + B(g). Reaksi ini berlangsung lambat, karena energi aktivasinya (Ea) lebih besar dibanding energi molekulnya. Hanya sebagian kecil molekul yang mencapai Ea. Oleh karena itu untuk mempercepat reaksi ini, ditambahkan suatu katalis. Apa fungsi katalis? Mengapa katalis dapat mempercepat reaksi? Bagaimana cara katalis

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------mempercepat reaksi itu? Berdasarkan diagram di atas, Ea' dengan katalis lebih rendah. Mengapa? Katalis itu berupa zat yang dicampurkan dengan reaktan. Jika reaksi di atas tanpa katalis, AB dan C bertumbukan sampai mencapai Ea yang relatif tinggi. Karena umumnya energi molekulnya rendah, jadi tumbukan yang terjadi tidak efektif. Ea sangat sulit dicapai. Untuk itu maka ditambahkan zat yang bertindak sebagai katalis. Ternyata pada saat katalis dicampurkan reaksi makin cepat. Jelas bahwa katalis itu dapat mempengaruhi salah satu reaktan. Misalnya dalam reaksi ini katalis cocok sifatnya dengan AB. Maka seperti robot AB tertarik ke katalis membentuk KAB. KAB tergolong kompleks teraktivasi yang merupakan tahap reaksi hipotesis; KAB kemudian terurai menjadi KA dan B. Setelah itu terjadi tahap reaksi berikutnya, yaitu C ditarik oleh KA menjadi KAC yang kemudian langsung K lepas dan terbentuklah AC. Mekanisme reaksi di atas adalah : K + AB --> KAB --> KA + B (lambat) KA + C --> KAC --> K + AC (cepat) K + AB + C --> K + AC + B Jadi katalis ikut ambil bagian dalam reaksi, memberi jalan baru melalui mekanisme reaksi baru yang energi aktivasinya lebih rendah, kemudian terbentuk kembali dalam keadaan yang sama. 3. Katalis padat diklasifikasikan atas katalis logam, oksida logam dan katalis logampengemban atau metal supported catalyst (MSC). Pada katalis MSC ini jelaskan a. syarat-syarat material sebagai pengemban (support), dan berikan contoh Bersifat inert Luas permukaan relatif tinggi dengan ukuran pori terdistribusi dengan baik. Memiliki sifat mekanik yang baik,tahan terhadap gesekan dan penekanan Stabil dalam kondisi reaksi, per-treatment, dan regenerasi Relatif murah dan mudah diperoleh Tipe Basa Amfoter Netral Asam Oksida MgO,CaO,Ca2SiO4,BaO,Ca3SiO5 ThO2,ZrO2,CeO2,TiO2 MgAl2O4,MgCrO4 -Al2O3,SiO2,SiO2-Al2O3

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------b. logam aktif yang biasa digunakan dan sebutkan contoh Kelas Logam Konduktivitas Konduktor/Redoks Reaksi Hidrogenasi, Hidrogenolisi, Oksida Sulfida Semikonduktor Oksida-oksida Insulator Oksidasi Hidrogenolisi, Oksidasi Polimerisasi, Isomerisasi, Dehidrasi, Cracking c. pembuatan katalis MSC ini 3.1 Impregnasi Pada metode ini, bahan penyangga dicampurkan dengan sejumlah tertentu larutan senyawa awal logam katalis, kemudian dikeringkan dan dikalsinasi. Berdasarkan jumlah larutan yang digunakan, metode ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori: a) Impregnasi kering Apabila volum larutan senyawa awal logam katalis yang digunakan tidak melebihi volum pori penyangga. Pada metode ini, larutan senyawa awal logam katalis disemprotkan pada penyangga secara terus menerus disertai dengan pengadukan. Penetrasi senyawa awal logam katalis yang lebih dalam lagi ke bagian dalam pori dapat dicapai dengan mengeluarkan air yang terperangkap dalam pori, sehingga diperoleh distribusi logam perkusor yang lebih seragam dan merata. b) Impregnasi basah Apabila larutan senyawa awal logam katalis yang digunakan melebihi volume pori penyangga. Campuran kemudian dibiarkan beberapa saat sambil terus diaduk hingga semua pelarutnya habis dan kering. Impregnasi bertujuan untuk menditribusikan komponen aktif logam dengan cara yang paling efisien (yaitu dengan dispersi yang merata untuk mendapatkan luas permukaan spesifik yang besar dan aktivitas per berat komponen aktif logam yang maksimum) pada permukaan pengemban. 3.2 Presipitasi Contoh Fe, Ni, Pt, Pd, Cu, Ag NiO, CuO Al2O3, SiO2,MgO, SiO2-Al2O3 ZnO,

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------Secara umum metode ini dapat dibagi atas 2 kategori yaitu: a) Metode kopresipitasi Pada metode ini larutan yang mengandung garam logam dan garam dari senyawa yang akan dikonversi menjadi penyangga dicampur dengan larutan basa sambil dilakukan pengadukan untuk diendapkan sebagai hidroksida dan atau karbonat. Setelah pencucian, hidroksida atau karbonat tersebut dapat diubah menjadi oksida dengan pemanasan. Contoh katalis yang biasanya dipreparasi dengan metode ini Ni/Al 2O3 dan Cu-Zn oksida-/Al2O3, yang keduanya digunakan dalam skala industri sebagai katalis steam reforming dan produksi metanol. Pemilihan larutan alkali yang digunakan didasarkan pada kelarutan dalam pelarut (air), dan yang lebih penting lagi adalah menghindari masuknya senyawasenyawa yang dapat menyebabkan efek negatif pada katalis akhir. Sebagai contoh, ion-ion klorin dan sulfat dikenal sebagai racun katalis, sehingga keberadaannya harus dihindari. b) Deposisi presipitasi Metode ini secara prinsip sama dengan metode kopresipitasi, yaitu presipitasi logam hidroksida atau karbonat pada partikel penyangga lewat reaksi basa dengan senyawa awal logam katalis. Hal yang ditekankan pada metode ini adalah presipitasi senyawa awal logam katalis terjadi di dalam pori penyangga. Oleh karena itu, nukleasi dan pertumbuhan pada permukaan penyangga akan menghasilkan distribusi yang seragam dari partikelpartikel kecil pada penyangga. Sebaliknya nukleasi dan pertumbuhan yang cepat pada larutan bulk hanya akan menghasilkan ukuran kristal yang besar dan distribusi yang tidak homogen, karena partikel yang besar tidak dapat masuk ke dalam pori tapi hanya terdeposit pada permukaan eksternal. Untuk mendapatkan hasil yang baik, harus dilakukan pencampuran yang efisien dengan penambahan larutan alkali secara perlahan-lahan untuk menghindari terbentuknya konsentrasi lokal. 3.3 Pertukaran Ion Oksida anorganik seperti Al2O3, SiO2, TiO2, MgO yang biasa digunakan sebagai penyangga katalis cenderung terpolarisasi dan mempunyai muatan permukaan ketika disuspensikan dengan larutan berair. Muatan ini dapat dikontrol dengan pH larutan menurut persamaan reaksi: M-OH + H+AM-OH + OHM-OH2 + A- (1) M-O- + H2O (2)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------Dalam media asam seperti pada persamaan (1) sisi permukaan adsorpsi (M-OH) bermuatan positif yang dikelilingi oleh anion, sementara pada media basa persamaan (2) akan bermuatan negatif dan dikelilingi oleh kation. Pada masing-masing oksida terdapat pH tertentu dimana sisi permukaan pada larutannya tidak bermuatan, pH ini disebut dengan PZC (zero point of charge) atau titik isoelektrik. Dengan mengetahui titik isoelektrik ini akan sangat bermanfaat dalam mendesain katalis, karena dapat digunakan untuk meramalkan sifat adsorpsi dari oksida yang berbeda sebagai fungsi dari pH larutan impregnasi. Sebagai contoh, jika melarutkan Al2O3 (PZC=8) dalam larutan dengan pH di atas PZC, maka permukaannya akan terpolarisasi negatif dan akan mengadsorpsi kation, sementara sebaliknya jika pH larutan di bawah PZC akan bermuatan positif dan mengadsorpsi anion pada permukaan. Tergantung pada muatan permukaannya dalam larutan, beberapa oksida akan lebih mengadsorpsi kation (silika, silika-alumina, zeolit), anion (magnesia, lantania) dan keduanya (alumina, kromia, titania, dan zirkonia). Untuk adsorpsi kation sederhana persamaan reaksi umumnya adalah: M-OH+ + C+ M-(OH)- + AM-OC+ + H+ M-A- + (OH) (3) (4) Adapun untuk adsorpsi anion sederhana persamaan reaksi umumnya adalah: Menurut model adsorpsi Brunelle yang didasarkan pada interaksi elektrostatik, variabel penting yang harus dikontrol pada metode ini adalah: a. jenis dan konsentrasi prekursor logam b. pH larutan c. jenis penyangga, titik isoelektriknya dan ketergantungan pH terhadap perubahan polarisasi permukaan penyangga. 4. Mekanisme suatu reaksi kimia adalah langkah-langkah perubahan suatu umpan (reaktan) menjadi hasil (produk). Uraikan mekanisme suatu reaksi katalitik umpan fasa gas pada katalis padat logam-pengemban (MSC) dan lengkapi dengan ilustrasi.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5. Uraikan pendapat saudara tentang peran reaksi katalitik dalam a. perkembangan teknik reaksi kimia katalitik masa depan b. penyelamatan lingkungan masa depan Pencemaran udara yang terjadi di kota-kota besar telah menyebabkan menurunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil untuk sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar. Proses pembakaran bahan bakar fosil tersebut sepenuhnya tidak sempurna, sehingga gas hasil buangannya mengandung gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu efek rumah kaca juga menjadi sebab utama atas meningkatnya pencemaran udara, sehingga memicu terjadinya global warming, yaitu meningkatnya suhu permukaan bumi akibat adanya pencemaran di berbagai lingkungan, salah satunya pencemaran udara yang disebabkan oleh meningkatnya produksi polusi udara dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara tersebut perlu dilakukan usaha untuk mengendalikan pencemaran, yaitu dengan mengurangi konsentrasi dari zat-zat berbahaya yang dilepaskan ke lingkungan. Cara yang dilakukan dapat berupa usaha mengkonversikan gas-gas berbahaya tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------Saat ini sudah banyak dikembangkan berbagai macam teknologi yang ditujukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat berbagai aktivitas mesin-mesin kendaraan dan industri. Salah satu penelitian yang dikembangkan adalah mengenai catalytic converter. Catalytic converter merupakan pengembangan dari jenis katalis padatan yang digunakan untuk membantu proses konversi, reduksi dan oksidasi zat-zat berbahaya hasil pembakaran bahan bakar dari mesin kendaraan bermotor dan industri. Pada dasarnya mesin-mesin kendaraan yang ada sudah didesain untuk dapat melakukan pembakaran dengan sempuran terhadap bahan bakar mesin, sehingga zat-zat hasil pembakaran adalah berupa gas H2O, CO2 dan NO2 yang ramah liengkungan. Namun keadaan yang terjadi di lapangan, pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan dan industri selalu tidak sempurna, sehingga zat-zat yang dihasilkan berupa gas-gas beracun yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup, yaitu gas CO, NO x, HC. Gas CO jika terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan selanjutnya akan berikatan dengan Haemoglobin (Hb), sehingga mengganggu transport oksigen. Gas NO x selain berakibat langsung pada kerusakan tanaman dan meracuni manusia, hasil akhir pencemarannya adalah asam nitrat (HNO3) yang terintersepsi ke dalam lingkungan dalam bentuk garam-garam nitrat dalam air hujan, sehingga terjadilah huja asam. Hujan asam menyebabkan tumbuh-tumbuhan rusak dan mati. Adapun senyawa HC bersifat karsinogenik jika masuk ke dalam jaringan makhluk hidup, dengan oksida nitrogen, HC akan bereaksi secara foto oksidasi membentuk smog. Selanjutnya dengan adanya katalis konverter adalah untuk mengatasi pencemaran zat-zat berahaya tersebut dengan proses konversi, yaitu mereduksi dan mengoksidasi. Katalis akan mengoksidasi gas CO dan HC menjadi CO 2 dan H2O, mereduksi gas NOx menjadi N2, O2 dan NO2 dengan bantuan sebuah pengemban (media/support) dari bahan alam yang ada di Indonesia, seperti batuan alam Zeolit yang memiliki ketahan termal yang tinggi sehingga tahan pada proses bersuhu tinggi. Logam yang bertindak sebagai katalis sendiri diantaranya adalah Cu (tembaga), Mg (Magnesium), Fe (besi), Mn (Mangan), Pt (Platina), dan lainnya. Selain dibantu dengan adanya pengemban (support), katalis konverter juga terdiri senyawa pereduksi ( reduction agent) yang akan bereaksi dengan gas CO, HC dan NO x, sehingga dihasilkan gas-gas yang ramah lingkungan (H2O, CO, NO2). Reduction agent tersebut bisa berupa senyawa NH3, CH4 atau senyawa hidro karbon lainnya. Secara teknis katalis konverter akan di letakkan pada saluran pembuangan gas hasil pembakaran pada kendaraan bermotor, yaitu pada

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------bagian knalpot. Pada knalpot tersebut gas-gas hasil pembakaran sebelum keluar ke lingkungan, akan melewati katalis konverter, sehingga terjadi reaksi oksidasi CO dan HC menjadi CO2 dan H2O, mereduksi NOx menjadi NO2. Dengan demikian gas berbahaya hasil pembakaran tak sempurna mesin kendaraan bermotor dapat diminimalisir, sehingga komposisinya di udara menjadi lebih sedikit. Hal ini tentunya akan mengurangi jumlah polutan di udara dan menjadikan lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat tidak berpolusi. c. konversi biomassa menjadi bioenergi (biofuel) Contoh penyangga yang mempunyai sifat khas antara lain 1. Pengemban Silika (SiO2), bersifat netral dengan luas permukaan 150 800 m/gram 2. Pengemban Alumina (Al2O3), bersifat asam dan luas permukaannya 250 350 m/gram 3. Pengemban Zeolit (SiO2.Al2O3), sifatnya merupakan kombinasi sifat alumina dan silica No. 1. 2. 3. 4. 5. Tipe Pellets Extrudates Sphere Granula Powder Bentuk silinder,seragam Panjang beraturan Bulat-bulat Butir-butir Bubuk

Você também pode gostar