Você está na página 1de 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

oleh Anastasya Pradina Ignasius Nico Kristian Labertus Satiawati Lumban Toruan

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS BANDUNG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan dengan judul Asuhan Keperawatan Komunitas. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. B.M Siti Rahayu, S.Kep yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan makalah ini. 2. Kelas Santo Gabriel yang telah memberikan saran dan masukkan dalam pembuatan makalah ini. Kelompok menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kelompok mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini. Harapan kelompok semoga laporan ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan.

Bandung, November 2010

Kelompok 8

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan C. Manfaat Laporan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pelayanan Kesehatan Utama B. Konsep Keperawatan Komunitas C. Peran perawat komunitas (Provider Of Nursing Care) D. Asuhan Keperawatan Komunitas BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Persiapan B. Pelaksanaan 1. Pengkajian 2. Analisa data 3. Perumusan Masalah 4. Plan Of Action (POA) 5. Implementasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian B. Perumusan masalah C. Perencanaan D. Implementasi E. Evaluasi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Yuddi,2008). Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi (Yuddi,2008). Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal (Yuddi,2008). Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi, 2007). Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002).

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Menerapkan konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas dalam kasus ini diharapkan mahasiswa dapat : a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di kasus Asuhan Keperawatan Komunitas b. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah teridentifikasi c. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit. d. Menanamkan perilaku sehat melalui kegiatan pendidikan kesehatan pada keluarga. e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam kasus Asuhan Keperawatan Komunitas. C. Manfaat Laporan Menambah pengetahuan dan pengalaman secara teori dalam memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Stanhope, 2004). Menurut Helvie Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah: 1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan. 2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu. 3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada masyarakat. 4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat. 5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat. Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007). 1. Individu sebagai klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007). 2. Keluarga sebagai klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007). 3. Masyarakat sebagai klien Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Naomi, 2002). Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005). B. Konsep Keperawatan Komunitas Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007). Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007). Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masuyarakat (1990) dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005). Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002). Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005). 2. Kerjasama Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007). 3. Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007). 4. Keadilan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005). 5. Otonomi Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005). Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah : 1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002). Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). 2. Proses kelompok (Group Process) Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Palestin, 2007). 3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership) Kemitraan adalah hubungan atau ker a sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI,

2005). Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007). Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Palestin, 2007). 4. Pemberdayaan (Empowerment) Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007). Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upayaupaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari : 1. Individu Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007). 2. Keluarga Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007). 3. Kelompok khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005). 4. Tingkat Komunitas Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

C. Peran Perawat Komunitas (Provider OfNursing Care) Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah : 1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider) Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Helvie, 1997). 2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor) Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997). Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak, 2005). Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005). 3. Sebagai Panutan (Role Model) Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997). 4. Sebagai pembela (Client Advocate) Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997). Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005). 5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager) Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).

6. Sebagai kolaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997). 7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner) Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997). 8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder) Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997). 9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services) Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005). 10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader) Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005). Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005) 11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher) Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997). D. Asuhan Keperawatan Komunitas 1. Pengkajian Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan

pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005). Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005). a. Pengumpulan data Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Wawancara atau anamnesa Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005). 2) Pengamatan Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005). 3) Pemeriksaan fisik Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005). b. Pengolahan data Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut : 1) Klasifikasi data atau kategori data 2) Penghitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly 3) Tabulasi data 4) Interpretasi data c. Analisis data Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005). d. Penentuanmasalah atau perumusan masalah kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi

sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005). e. Prioritas masalah Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005): 1) Perhatian masyarakat 2) Prevalensi kejadian 3) Berat ringannya masalah 4) Kemungkinan masalah untuk diatasi 5) Tersedianya sumberdaya masyarakat 6) Aspek politis Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope , Lancaster, 1988 : No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot 1 - 10 Rasional Makna masalah 1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah 2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah 3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah 4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi 5 Bertanya akibat jika masih tetap 6 Cepat masalah teratasi 2. Diagnosis keperawatan Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA). Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005). 3. Perencanaan keperawatan. Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).

4. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah : a. Inovative Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005). b. Integrated Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005). c. Rasional Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005). d. Mampu dan mandiri Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2005). e. Ugem Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005). 5. Evaluasi atau Penilaian Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998 : a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan. b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan. c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Macam evaluasi : formatif dan sumatif, input procces dan out put (Mubarak, 2005).

BAB III PEMBAHASAN

Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan komunitas, bertujuan untuk meningkatkn dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan, dan mempertahankan kesehatan. Perawatan komunitas memerlukan metode ilmiah yang disebut sebagai proses keperawatan komunitas. Pproses keperawatan komunitas dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan praktik asuhan keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat. Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salh satu upaya untuk meningkatkan drajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara terus menerus melalui kerja sama. Focus dari asuhan adalah individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dengan penekanan pada pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan. Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknoligi tpat guna, serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Setelah klien ( individu, keluarga masyarakat) kontak dengan pelayanan kesehatan, perawat melakukan praktek keperawatn dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas. Dengan menggunakan proses keperawatan komunitas perawat memakai latar belakang pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan komunitas, mengidentifikasi masalah dan diagnose, merencanakan intervensi, meng implementasikan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan.

Sesuai dengan teori neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebgai klien dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawtan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan : 1. Pengkajian Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social, ekonomi, dan spiritual serta factor lingkungan yang memepengaruhinya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara atau anamnesa ( hal-hal yang diungkapkan klien), observasi ( pengamatan), pengumpulan data dengan menggunakan instrument ( alat pengumpul data ) Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah : a. Core atau inti : data demografi kelompom atau komunitas yang terdiri dari umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas. b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas ( betty neuman ) : Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan. Pendidikan : apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Keamanan dan keslamatan di lingkungan tempat tinggal : apakah tidak menimbulkan stress. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan : apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan. Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini ganggua atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi. System komunikasi : sarana komunikasi apasaja yang dapat dimanfaatkan di kominitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunits. Ekonomi : tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR ( upah minimum regional ), dibawah UMR

atau diatas UMR sehingga uupaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau , misalnya anjuran untuk komsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut. Rekreasi : apakah tersedia sarananya , kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.

c. Status kesehatan komunitas Status kesehatan komunitas dapat dlihat dari biostatistik dan vital statistic, antara lain angka moralitas , angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi. Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya data-data tersebut diolah dengan cara mengklasifikasikan data,mentabulasi data dan intepretasi data. Hasil pengolahan data dianalisa yaitu dengan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan tentang masalah atau kesenjangan yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan dari analisa data adalah menetapkan kebutuhan komunitas, menetapkan kekuatan , mengidentifikasi pola respon masyarakat serta mengidentifikasi kecendrungan penggunaan pelayanan kesehatan. Data memiliki katagori demografi, geografi, social ekonomi, dan sumber pelayanan kesehatan.

2. diagnose keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarkat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun diagnose keperawatan komunitas yang terdiri dari : masalah kesehatan , karakteristik populasi , karakteristik lingkungan. Diagnose ditegakkan berdasarkan reaksi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen yaitu problem atau masalah, etiologi atau penyebab, manifestasi atau data penunjang.

3. perencanaan (intervensi) Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Langkah pertama dari tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menetapkan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua factor

ydipertimbang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber atau potensi masyarakat seperti dana , sarana, dam tenaga yang tersedia. Stategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan dan kerjasama serta mendemonstrasikan ketrlibatan dalam asuhan keperawatan. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang utuk membuat suatu perubahan. Pendekatan in dirancang untuk mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yeng dimiliki serta mampu mengurangi hambatan yang ada. Selain itu untuk menumbuhkan kondisi, kemajuan social dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan dengan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahap sebagai berikut : a. Tahap persiapan Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari, dan bekerjasama dengan masyarakat. b. Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan , meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara kehidupan yang sehat dan sejahtera, serta bertujuan untuk mengajak masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya. c. Tahap pendidikan dan latihan Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat Melakukan pengkajian Membuat program berdasarkan masalah atu diagnose keperawatan Melatih kader Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat d. Tahap formasi kepemimpinan Memberikan dukungan, melatih, mengembangkan keterampilan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan kesehatan. e. Tahap koordinasi intersektoral Kerjasama dengan sector terkait dalam upaya memandirikan masyarakat

f. Tahap akhir Dengan melakukan supervise atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.

4. Pelaksanaan (Implementasi) Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya : a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan. b. Medidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi. c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhiny kebutuhan komunitas. Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan yaitu : a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup kegiatan kesehatan secara umum derta perlindunagn khusus terhadap penyakit, contoh : imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga. b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekan pada diagnose dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit. Contoh : mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, telinga, gigi dll. c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, contoh : membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke posyandu.

5. Evaluasi Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifiksi rencana berikutnya. Evaluasi yang

dilakukan dengan menggunakan konsep evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Sedangkan focus dari evaluasi pelaksanaa asuhan keperawatan komunitas adalah : a. Relevansi atu hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan. b. Perkembangan atau kemajuan proses : kesesuaian dengn perencanaan, peran staf atau pelaksana tndakan, fasilitas dan jumlah peserta. c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta keuntungn program. d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan. e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun. Secara garis besar proses evalasi meliputi : a. Menilai respon verbal dan non verbsl komunitas setelah intervensi dilakukan. b. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit.

BAB PENUTUP 1. KESIMPULAN 2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
http://indonesiannursing.com/?p=123

Mubarak. Wahit Iqbal (2005), Pengantar Keperawatan Komunitas 1, Jakarta : Sagung Seto Mubarak. Wahit Iqbal (2006), Ilmu Keperawatan Komunitas 2, Jakarta : Sagung Seto Mubarak. Wahit Ikbal. Chayatin Nurul. Santoso Bambang Adi (2009), Ilmu Keperawatan Komunitas buku 2 Konsep dan Aplikasi, Jakarta : Salemba Medika http://bondankomunitas.blogspot.com/2007/01/model-kemitraan-keperawatan-komunitas_ 10. html

Você também pode gostar