Você está na página 1de 3

terjadinya perubahan sosial pada masyarakat perdesaan di Jawa Barat, khususnya pada masyarakat petani pemakai air pada

suatu sistem irigasi di delapan desa pada dua kabupaten di Jawa Barat (Tujuh desa di Kab. Kuningan, yaitu Desa Cigedang, Baok, Dukuh Picung, Garajati, Andamui, Wilanegara dan Karang Baru pada sistem irigasi teknis DI Cinangka II, dan satu desa di Kab Cirebon, yaitu Desa Ujunggebang pada sistem irigasi teknis di Rentang) menunjukkan bahwa perubahan sosial-ekonomi masyarakat petani sebagai akibat mobilitas penduduk desa ke kota telah menyebabkan meningkatnya pendapatan rumah-tangga petani, sehingga telah terjadi pergeseran tumpuan struktur ekonomi rumahtangga petani dari sektor pertanian ke luar sektor pertanian ( off-farm sector) melalui kegiatan usaha di kota dengan melakukan mobilitas sirkuler. Kegiatan sektor pertanian itu sendiri hanya dilakukan sebatas untuk meng-hidupi keluarganya selama satu musim tanam (etika subsistensi), selebihnya barulah mereka menjualnya. Dalam hal ini Scott (1994:7) mempunyai argu-mentasi bahwa petani yang bercocok tanam itu adalah berusaha menghindari kegagalan yang akan menghancurkan kehidupannya dan bukan berusaha memperoleh keuntungan besar dengan mengambil risiko. Hal ini mengandung pengertian bahwa petani sebetulnya mempunyai rasionalitas dalam menen-tukan sikap untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya. Kalau saja per-tanian tidak memberikan harapan untuk kelangsungan hidupnya, maka mereka cenderung untk mencari tumpuan di sektor lain sebagai penyangga ke-hidupan rumahtangganya, sedangkan kegiatan pertanian dilakukan sebagai mata pencaharian sampingan. Aktivitas masyarakat petani yang melakukan mobilitas ke kota memberikan indikasi pula pada struktur ketenagakerjaan dalam bidang pertanian. Hal ini diperlihatkan pada waktu sebelum melakukan mobilitas ke kota di perdesaan telah terjadi over-supply tenaga kerja pertanian, sehingga menimbulkan kuatnya hubungan buruh-majikan dalam kegiatan pertanian, selain itu sebagian dari mereka banyak yang mengerjakan lahan-lahan pertanian di luar desanya (bahkan ke daerah pinggiran Jawa Tengah), namun setelah mobilitas ke kota dilakukannya terjadi kekurangan tenaga kerja pertanian sehingga menimbulkan melonggarnya hubungan majikan-buruh (patron-klien) dalam kegiatan per-tanian. Kecenderungan kekurangan tenaga kerja pertanian seperti ini diantisipasi oleh adanya buruhtani dari luar desa yang mengerjakan sawah-sawah mereka. Dengan demikian sudah terjadi arus balik tenaga kerja pertanian. Selain arus balik tenaga kerja pertanian, pengelolaan kegiatan usahatani sekarang sudah berpindah tangan dari petani pria ke petani wanita (isteri petani). Kegiatan pengelolaan usahatani itu dilakukan mulai pencarian dan pengatuaran tenaga kerja penggarap sampai aktivitas panen yang dilakukannya selepas pekerjaan rumahtangga selesai.

Upah dan sistem kontrak merupakan ikatan paling kuat dalam menjalankanaktivitas pertanian. Pasar menjadi faktor yang sangat penting yang berpengaruhterhadap kondisi nafkah rumahtangga. Turunnya atau naiknnya harga pangansangat berpengaruh terhadap

kondisi sistem penghidupan masyarakatnya. Danbantuan pemerintah melalui programprogram kemiskinan merupakan harapanmasyarakat untuk bisa menjamin kebutuhan hidupnya saat ini.Kasepuhan Sinar Resmi sebagai salah satu contoh pedesaan dengan tipesistem sosial yang relatif tertutup dari luar dan kuatnya sistem kelembagaan sosialasli sebagai pedoman hidup masyarakatnya sampaisaat ini masih mampumempertahankan sistem penghidupan yang selama ini dijalankan masyarakatnya. Meskipun pengaruh keberadaan pendatang mulai membuka peluang masuknyasumber nafkah yang baru namun laju perubahan sosial yang terjadi berjalandengan sangat lambat. Kondisi ini menunjukkan bahwa pedesaan dengan sistem kelembagaan sosial asli yang masih kuat cukup resisten terhadap sumber perubahan dari luar dan kelembagaan sosial asli masih terpelihara. Hal iniberbeda dengan Dusun Sumurjaya yang merupakan mewakili bentuk pedesaan umumnya di Jawa yang termodernisasi menunjukkan bahwa sistem sosialnya terbuka sehingga intervensi modernisasi masuk secara mendalam dalamkelembagaan sosial asli masyarakatnya. Masyarakat Dusun Sumurjaya kemudian mengalami pemudaran kelembagaan nafkah yang mendorong masyarakatnya menjadi semakin tergantung terhadap sistem ekonomi luar. SEbalikanya padamasyarakat Kasepuhan Sinar Resmi memiliki kelembagaan nafkah dan sistem penjaminan keamanan sosial yang cukup teguh dalam menghadapi kekuatan perubahan sosial. Sistem usaha pertanian di Desa H. Wukirsari Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas berada pada strata sistem usaha tani berkembang, yang bercirikan di antaranya penggunaan hasil sebagian besar untuk dikonsumsi sendiri. Seiring dengan strata sistem usaha pertaniannya, tingkatan teknologi mekanisasi pertaniannya berada pada tingkatannya, dimana terdapat keterbatasan beberapa sarana fisik, ekonomi-sosial dan sistem usahataninya, namun peluang pengembangan alat dan mesin sederhana dapat dilakukan. Ketersediaan lahan yang belum dimanfaatkan dan kesadaran akan eningkatan pendapatan dapat diperoleh melalui pengembangan usaha tani lahan kering, endorong petani untuk mengolah lahan ini dengan berbagai tanaman unggulan seperti padi, kacang hijau, kedele, jagung, dan lain-lain. Untuk menunjang keberlanjutan produksi pertanian, infrastruktur pendukung dan penyediaan sarana air dari potensi sumber air yang ada saat ini perlu diwujudkan. Peningkatan mutu dan kualitas hasil pada saat ini dapat ditingkatkan dengan penerapan alat dan mesin pasca panen primer sederhana. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam upaya menunjang keberlanjutan sistem usahatani adalah dukungan pembinaan teknis dan perawatan alat dan mesin pertanian serta pentingnya sistem kelembagaan yang mau menunjang investasi kredit kepemilikan alat dan mesin pertanian. Banyak faktor yang tak dapat dipungkiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial di masyarakat tersebut, misalnya datangnya perpindahan penduduk dengan berbagai ciri kebudayaan yang dibawanya, pola pendidikan, sistem ekonomi, politik pemerintahan dan banyak hal yang tak mungkin dipisahkan dari faktor-faktor individual, Faktor yang penting dalam kaitannya dengan pembicaraan ini adalah teknologi, yang sangat nyata berkaitan dengan perubahan sosial di mayarakat seperti yang ramai terpakai sekarang adalah pupuk oragnik. Hal ini terjadi karena pada pasca nasional ini, selalu dijadikan sasaran utama

pembangunan. Seperti yang teramati dilapangan adalah sangat marak dipakai oleh masrakat setempat ini menjadi salah satu akibat terjadinya pergeseran nilai-nilai sosial budaya dari masyarakat tersebut. satu hal yang perlu digarisbawahi, infrastruktur penting yang perlu dipersiapkan pada saat ini adalah adanya jalan yang dapat memudahkan penggunaan alsintan yang bergerak atau movable. Di samping itu pembinaan teknis pengoperasian dan perawatan alat dan mesin pertanian serta bengkel pendukung perlu ditumbuhkan. Dengan terbangunnya infrastruktur yang mendukung tersebut, maka untuk peningkatan luas tanam, traktor tangan direkomendasikan untuk digunakan. Ketersediaan air juga perlu mendapatkan perhatian penting pada saat ini. Sumber mata air kemungkinan dapat dioptimalkan pemanfaatannya sebagai penunjang pengairan lahan. Lokasi mata air tersebut terletak lebih tinggi dari lahan pertanian diusahakan, Dalam upaya peningkatan efisiensi produksi dan peningkatan nilai tambah, introduksi alsintan sebagai alat penunjang perlu dilakukan. Berdasarkan kondisi di lapangan beberapa alat dan mesin pertanian yang kemungkinan dapat diintroduksikan dan sdah mulai di pakai oleh para petani adalah Alat dan mesin penanam biji-bijian Alat dan mesin ini kemungkinan diperlukan untuk mendukung perubahan kebiasaan petani dalam menanam biji-bijian baik pada lahan sawah maupun lahan kering. Dan selanjutnya adalah Alat Perontok Perontokan dan pembijian saat ini masih menggunakan tenaga manusia/dipukul dengan kayu. Pembijian juga dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia, dengan cara diinjak-injak. Cara ini kurang higienis dan kemungkinan susut hasilnya cukup besar. Kmudian para petani pun beralih menggunakan Alat dan mesin lainnya yang kemungkinan berpotensi untuk menghasilkan produksi yang lebih besar mesin pendukung panen dan pasca panen tanaman yang sering disebut mesin perontok padi.

Você também pode gostar