Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nama Kelompok
1. 2. 3. 4.
BUDAYA POLITIK
Supremasi hukum
Media komunikasi yang independen
bila digunakan sesuai fungsi: maka dapat memakmurkan dan menyejahterakan rakyat
KOTOR
Bila dilhat dari politik praktis: memimpin dengan jalan menipu rakyat dan kepentingan rakyat dikalahkan oleh kepentingan pribadi, golongan dan partai.
Budaya politik dipandang dari sikap yang ditampilkan warga negara, terbagi 2:
Budaya Politik Militan tipe budaya yang memandang perbedaan yang ada di masyarakat usaha jahat, bukan upaya mencari alternatif pemecahan Akibat: bila krisis di masyarakat dicari kambing hitam 2. Budaya Politik Toleransi tipe budaya yang mengedepankan kerjasama Sehingga bila ada persoalan di masyarakat diselesaikan bersama & cari jalan terbaik
1.
Secara langsung: Proses yang dilaksanakan, melalui pendidikan: Formal Informal (rapat, ikut keanggotaan partai)
Agama & Ekonomi: Agama yang memuat nilai & ajaran dapat mendorong individu partisipasi politik Ekonomi: Partisipasi dalam serikat pekerja dapat mendorong individu ikut serta dalam kegiatan politik (organisasi pekerja ajang kampanye mobilisasi massa
Adanya hirarki yang ketat pemilahan tegas antara penguasa dan rakyat biasa
2. Kecenderungan patronase relasi politik yang bersifat individual antara patron dan klien (terkait sumber daya) 3. Kecenderungan neopatrimonialistik kecenderungan untuk menyelenggarakan pemerintahan dalam kontrol langsung pimpinan negara meski ada lembaga politik modern
SEBELUM MASUK BUDAYA POLITIK UNGGUL HARUS PAHAM: ETIKA POLITIK SISTEM POLITIK DEMOKRATIS PARTISIPASI POLITIK
ketidakpedulian dan kekerasan social. Ekstremisme ideologis yang anti pluralism, pertama-tama ekstremisme agama dimana mereka yang merasa tahu kehendak Tuhan merasa berhak juga memaksakan pendapat mereka pada masyarakat. Korupsi.
Dalam sistem politik demokratis, budaya politik yang seharusnya dikembangkan adalah budaya politik partisipatif
politik (keikutsertaan warga negara biasa berdasarkan kesadaran sendiri guna mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik)
3. 4.
Partisipasi aktif (tanggap pada kebijakan pemerintah) Partisipasi militan radikal (tanggap, mengedepankan cara non konvensional) Partisipasi pasif (taat pada kebijakan) Perilaku apatis (tidak mau tahu pada kebijakan publik )