Você está na página 1de 5

NAMA NIM PRODI MATA KULIAH

: ERNAWATI : 01114057 : S1-KEPERAWATAN /III-B :EPIDEMOLOGI

DEMAM TYPHOID

A. Pengertian TYPHOID
Demam typhoid atau dalam bahasa kesehariannya dikenal dengan nama penyakit tifus/tifes adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Selain oleh Salmonella typhi, demam typhoid juga bisa disebabkan oleh Salmonella paratyphi namun gejalanya jauh lebih ringan. Kuman ini umumnya terdapat dalam air atau makanan yang ditularkan oleh orang yang terinfeksi kuman tersebut sebelumnya.

B. Penyebab demam typhoid Penyebab demam typhoid adalah bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman ini. Setelah mencapai usus kuman ini akan berkembang biak dan melepaskan toxin ke tubuh sehingga menimbulkan demam.

C. ETIOLOGI
Penyakit typhoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typhosa/Eberthella typhosa yang merupakan kuman negatif, dan tidak mengahasilkan spora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang lenih rendah sedikit serta mati pada suhu 70C maupun oleh anti septik. Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia. Salmonella typhosa mempunyai 3 macam antigen, yaitu : - Antigen O = Ohne Hauch = Somatik antigen (tidak menyebar) - Antigen H = Hauch (menyebar), terdapat pada flagella dan bersifat termolabil. - Antigen V1 = Kapsul; merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi antigen O terhadap fagositosis. Ketiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukan tiga macam antibodi yang lazim disebut aglutinin. Ada 3 spesies utama yaitu : - Salmonella typhosa (satu serotipe) - Salmonella Choleraesius (satu serotipe) - Salmonella enteretidis (lebih dari 1500 serotipe)

D. PATOFISIOLOGI

Infeksi masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil di usus halus melalui pembuluh limfe masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfa sehingga membesar dan disertai nyeri. Basil masuk kembali ke dalam darah (bakterimia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan perdarahan dan perforasi usus. Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus akan mati dan penderita berangsur-angsur sembuh.

E. CARA PENULARAN
Kuman typhoid masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air yang kita konsumsi. Seorang penderita typhoid dapat mencemari air di sekitarnya melalui kotoran yang penuh dengan kuman typhoid. Air yang tercemar ini bila digunakan untuk mengolah makanan maka makanan pun akan ikut tercemar terutama makanan yang tidak dimasak dengan baik. Tidak semua penderita typhoid mengalami gejala yang kasat mata, banyak diantaranya yang walaupun terinfeksi tetapi tidak merasakan apa apa. Orang orang seperti ini dikenal dengan nama carier.

Kuman typhoid berkembang biak dan bertambah banyak di dalam kandung empedu dan hati yang selanjutnya masuk ke dalam usus. Hebatnya, kuman ini mampu bertahan berminggu minggu di dalam air atau kubangan yang telah kering.

F. FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya tipus :

Bekerja atau bepergian ke daerah dengan wabah tipus Bekerja sebagai peneliti mikrobiologi yang mengamati bakteri Salmonella typhi Berinteraksi langsung dengan penderita tipus atau baru saja selesai menderita tipus Lemahnya sistem kekebalan tubuh akibat obat tertentu seperti kortikosteroidatau penyakit seperti HIV/AIDS Minuman Anda terkontaminasi bakteri Salmonella typhi

F. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ; 1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi. 2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas. 3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. 4. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar). 5. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut. 6. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.

G.

Diagnosa Penyakit Demam Typhus (Tifoid)

1.

2.

SGOT SGPT meningkat, leukopenia, leuukositosis relatif pada fase akut; mungkin terdapat anemia dan trombositopenia .Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia. Uji serologis asidal (Titer O,H). Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif. Biakan kuman (darah, feses, urin, empedu) .Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.

3.

Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).

H. KOMPLIKASI
Komplikasi ekstraintestin yaitu hematologis (ex, anemia hemolitik, DIC), neuropsikiatri (delirium plg sering dijumpai (10-37%), typhoid toxic, Gangguan kesadaran, meningismus, skizophrenia, meningitis typhosa, Guillain Bare Syd. Kesemuanya ini jarang tjd), Kardiovaskular (miokarditis pd 1-5%), hepatobilier (hepatitis typhosa, kolesistitis akut / kronis), urogenital (transient proteinuria akibat endapan kompleks imun di glomerulus. Manifestasi lain adl syd.nefrotik, sistitis, pielonefritis, dan gagal ginjal yg sering disertai infeksi sistosoma haematobium ).

I. PENGOBATAN
Penanganan dan obat demam typhoid 1. Pemberian antibiotik hingga 3 hari bebas demam. Pilihan obat yang tepat untuk demam typhoid adalah kloramfenikol yang diberikan hingga 3 hari bebas demam. 2. Bed rest (istirahat total di atas tempat tidur). 3. Makan makanan seperti biasa dan hindari makanan yang berserat tinggi seperti sayur sayuran, buah buahan dan daging. Pencegahan demam typhoid Pencegahan demam typhoid adalah dengan makanan/minuman dan mencuci tangan sebelum makan. menjaga kebersihan

Tidak makan dan jajan di sembarang tempat. Pilihlah rumah makan dan tempat jajan yang menjaga dan mengutamakan kebersihan karena penyebaran demam typhoid melalui makanan dan tangan yang tercemar oleh bakteri ini.

Perawatan Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan2 posisi berbaring untuk menghindari komplikasi Pneumonia hipostatik dan dekubitus, perawatan terhadap penderita demam typhoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya kompikasi, serta mencegah agar tidak kambuh kembali Pengobatan penyakit typhoid dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian , feses, dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring ditempat tidur selama 3 hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6913

Puspa Wardhani, Prihatini, Probohoesodo, M.Y.Kemampuan Uji Tabung Widal Menggunakan Antigen Import dan Antigen Lokal. Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Unair/RSU Dr Soetomo Surabaya. Risky Vitria Prasetyo, Ismoedijanto.Metode Diagnostik Demam Tifoid Pada Anak. Divisi Tropik dan Penyakit Infeksi . Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya http://www.blogdokter.net/2009/07/07/demam-typhoid/

Você também pode gostar