Você está na página 1de 111

I

il

D"'AI-i MAD#. IJ I}UDAYA

{0

Kamus Linguistik

Harimurti Kridalaksana
Universitas Indonesia

G
E
Penerbit PT Gramedia , Jakarta l9B2

PRAKATA

'

Kamus Linguistik oleh Harimurti Kridalaksana

cM

82.00s

Kamus Linguistik ini disusun untuk membantu para mahasiswa, guru dan peneliti bahasa memahami dan mempergunakan secara
cermat konsep-konsep yang dipergunakan dalam linguistik dewasa ini. Karena perkembangan ilmu ini pada dua dasawarsa ini sangat pesat, sehingga sulit diikuti oleh banyak peminat, maka disamping tujuan praktis tersebut, buku ini dimaksudkan sebagai upaya kondifikasi atas konsep-konsep yang sudah mulai lazim dalam ilmu itu. Istilah-istilah

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Disain sirmpul oleh Rahardjo S. Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta lgg2

fur*r-*il
Siteric?a

',

FAH{"'EL*'eri it,-';

ffi;,

llsri
i:i:1. InV.
.111.
-' ttl

fttlst_

$iii;;txi,:$:
'
ii\.

yang dimuat bukan hanya yang telah dipakai dalam linguistik umum, melainkan juga yang telah menjadi bagian dari tradisi'periyehilikan bahasa-bahasa di Indonesia: Dalam kamus ini juga dimuai biodata ringkas para ahli bahasa yang telah beriasa mengembangkan ilmu ini dalam dunia internasional maupun di Indonesia; otel, seuau itu kamus ini bersifat internasional dan sekaligus mempunyai ciri nasional. sebagai ikhtiar igar buku ini tidak terlalu tebal, deskripsi istilah maupun biodata para ahli tidak diberikan terlampau panjang lebar. Uraian singkat diharapkan dapat membuat pemakai kamus ini cepat rnemahami suatu istilah dan kaitannya dengan istilah-istilah lain. Pencantuman karya-karya para ahli diharapkan akan dapat menempatkannya dalam bidang bahasa atau linguistik yang dibinanya.

Sebenarnya kamus

ini juga

merupakan usaha untuk mengisi

ll

7-

.t(*s,

. &llt.trI',

,;,iri

ryilti

Dittta[ dldr Pcrrdrml,'Ff Grrmcdia Jakalta

kekosongan akan buku referensi dalam bidang linguistik sehingga diusahakan pemuatan yang komprehensif dan ekstensif. Adalah wajar bila kamus ini mempunyai kelemahan karena pencakupan yang demikian.'Segala kritik dan kecaman yang dapat membuat buku ini lebih berguna bagi para peminat akan diterima dengan hati terbuka. Dalam menyusun kamus ini penulis merasa berhutang budi kepada para teman sejawat yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya. Dengan senang hati penulis sebutkan di sini Drs. I Wayan Jendra (Universitas Udayana) yang telah menyumbangkan informasi tentang istilah-istilah yang dipakai dalam Bahasa Bali, Dra. Lucy Montolalu yang telah menggarap istilah-istilah dalam bidang teori terjemahan, Sdr. Haryanto, Sdr. Rahayu Sudiarti, Sdr. Adriyetti Amir dan Sdr. Savitri ilyas keempatnya Jurusan Indonesia - lndonesia mahasiswa Fakultas Sastra Universitas yang telah menyumbangkan

vl
tenaganya dalam menginventarisasikan sebagian dari istilah-istilah yang dimuat di sini. Dalam proses penyusunan kamus ini jasa paling besar telah disumbangkan oleh sdr. Simon Djelalu yang mendampingi

vll

kami selama bertahun-tahun mulai aaii inventarisasi


pengkartuan, pengetikan pelbagai versi kamus
pemeriksaan cetak coba.

ini sampai ke

isiilah,

ISI
hal. Prakata Beberapa Petunjuk Daftar Singkatan yane Dipakai

Penyusunan kamus ini sangat diperlancar karena penulis mendapat kesempatan untuk memanfaatkan pelbagai fasilitas di Jurusan sastra

Indonesia dan Lembaga Linguistik Fakultas sastra Universitas Indonisia. H.K.

ix xv

Lambang dan Tanda yang Lazim Dipakai dalam Linguistik ....i...............


Bagan Vokal dan Konsonan

xvi xxviii-xiv
xx

Silsilah Aksara yane Pcnting Aksara Brahmi Aksara Pallawa

xxi xxi xxii

Perbandingan Aksara-Aksara yang Menurunkan Aksara

Latin .........
Beberapa Aksara Daerah di Indonesia

Beberapa Aksara Internasional dengan Transliterasi Bagan Alat Ucap ..........


Pembidangan Linguistik Pewar'isan dan Saling Pengaruh Ide-ide Linguistik dalam Abad XX ............ Ciri Pembeda Fonem Bahasa Indonesia Nama Bahasa-Bahasa Dunia dalam Bahasa Indonesia

xxiii xxvi xxvii xxviii


xxix
xxx

Kamus Linguistik ...........

l-tBl
183

!.

;)

lx

Beberapa Petunjuk

[.

Kamus Linguistik ini memuat lebih dari 3000 istilah dalam bidang teori linguistik, linguistik deskripti[ linguistik historis komparatifi fonetik, stilistika, etnolinguistik, filologi, semiotika, epigrafi, paleograli, pengajaran bahasa, penterjemahan, leksikogra{i, pembinaan bahasa dan sejarah linguistik, yang perlu dikuasai peminat dari mulai belajar linguistik sampai sekurang-kurangnya tingkat sarjana. tstilah-istilah yang dimuat itu sebagian merupakan istilah yang telah lazim dipakai dalam dunia internasional dan sebagian

merupakan istilah yang khusus dipakai dalam dunia linguistik Indonesia. Termasuk dalam golongan terakhir itu ialah istilah-istilah dalam linguistik Indonesia, Arab, Sanskerta dan daerah yang dianggap pantas diketahui oleh para siswa, peneliti dan pengajai
Indonesia.

2. Di samping istilah linguistik, dimuat pula dalam buku ini entri


berupa biodata ringkas para tokoh linguistik atau tokoh bidang lain yang berpengaruh dalam dunia linguistik, baik orang Indonesia maupun orang asing, yang sudah meninggal. Biodata tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh, tetapi masih hidup, tidak dimuat di sini.

3. Dalam Indeks dimuat istilah-istilah asing dan padanannya dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan pembaca mencarinya. 4. Dalam buku ini dimuat lebih kurang

l0% ,dari yang ada di dunia ini)

300 nama trahasa (kurang dari

sebagai contoh cara

pengindonesiaan nama bahasa-bahasa lain.

5. Karena istilah-istilah linguistik bersifat internasional dan sebagian besar daripa d,aaya diun{kapkan dalam Bahasa Inggris, bebeipa pedoman pengindonesiaan yang dipakai dalam buku ini perlu
dijelaskan

di

sini:

a. Guna menyederhanakan

sistem peristilahan linguistik Indonesia, istilah-istilah asing yang bersinonim sedapat-dapatnya diindo-

:xi
d. Dalarn Kamus

nesiakan dengan istilah tunggal; misalnya incontiguous assimilation, noncontiguous as similalion, dilation, distant assimilation yang merupakan istilah-istilah yang bersinonim diindonesiakan dengan satu istilah, yakni asimilasi.jauh; d,an iteratiae qpect, frequentatiae aspect, habitual aspect hanya diindonesiakan merijadi aspek iteratif.

ini tidak akan ditemui beberapa istilah Inggris yang mulai lazim dalam beberapa kalangan tertentu seperti
dan sebagainya, selain

gap ping, psyc h rnooement, raising, hedge, freep ;

karena ketika kamus ini tersusun padanan untuk istilah-istilah semacam itu belum ditemukan, juga karena perkembangan ilmu
bahasa Indonesia tampaknya belum mengarah kepada keharusan memakaijargonyangsekhusus itu. Bila ada penga.jar atau peneliti

b. Walaupun di sana-sini tampak kecenderungan untuk

sedapatbeberapa bagi "internasional" bentuk dapatnya mempergunakan

akan memakai istilah-istilah semacam itu, jalan satu-satunya ialah memakainya dalam bentuk asing.
e.

istilah, sehingga pengalihannya ke dal4m Bahasa Indonesia


liar1yu bersangkutan dengan pengalihan fonem atau grafem saja,

namun pengalihan itu tidak dilakukan secara membabi buta, melainkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan konsep istilah yang bersangkutan dan menghindarkan pengindonesiaan
atau penterjemahan harafiah; misa[nya;
apocope

Beberapa istilah asing yang sangat lazim dan patut diketahui oleh para penuntut ilmu bahasa tidak diindonesiakan. Istilah-istilah itu diberi label bahasa yang memakainya.

f. Istilah-istilah
misalnya

asing yang sudah usang tidak diindonesiakan;

menjadi

apokope

sematologlt, glossologlt
semantik.

tidak diindonesiakan, melainkan

bahasa kentum (bukan (bukan senematika); kenematika menjadi cenematics sentum); bahasa qrillic alphabal menjadi qksara kiril (bukan abjad siril); linguistic atlas

(bukan apokop);

centum languaga

menjadi

dipakai saja

6. Organisasi entri ,adalah sebagai berikut: istilah Indonesia diberi


padanan dalam bahasa asing, bila ada, dan diberi deskripsi dan contoh, bila perlu. Akan sering ditemui lebih dari I padanan asing untuk I istilah Indonesia. Hal itu terjadi karena pelaksanaan prinsip yang diuraikan pada (5a) di atas. Di sana-sini dimuat pula label istilah yang menyatakan dalam bidang apa atau dalam teori mana atau siapa atau dalam bahasa apa konsep itu dipakai. Bila suatu istilah sudah jelas bidangnya, labelnya ditiadakan.

menjadi atlas bahasa (bukan atlas linguistik atau atlas linguistis); linguislic skill menjadi ketrampilan bahasa (bukan ketrampilan linguistik); postoelar menjadi aelar belakang (bukan postuelar), walaupun postposition tetap menjadi postposisi, sepcrti halnya
preposisi tetap menjadi preposisi danbtkd'n kata depan; loan translation mcnjadi pinjam teriemah (bukan terjemah pinjam); predicale adjectiue

mcnjadi ajektiaa predikatiJ; predicate nominatiae mcnjadi predikat nqminal (bukan nominatif predikat); semantic component menjadi l. komponen makna, 2. komponen semantik (TG) (bukan komponen

7. Dalam kamus

ini

dipergunakan beberapa

jenis rujuk

silang

{#,,eil

sebagaimana nyata dalam contoh berikut:

or^ikian salah kaprahyang lazim dalam Bahasa Inggris tidak diambil alih oleh Bangsa Indonesia, dan diharapkan ilmu bahasa Indonesia mempunyai perangkat istilah yang lebih
sistematis.

c. Nuansa makna yang subtil yang tak diungkapkan dalam Bahasa


Inggris tetapi ada dalam Bahasa Indonesia, dinyatakan secara eksplisit dalam peristilahan Indonesia, misalnya dalam Bahasa Indonesia dibedakan antara 'hasil' dan 'proses' seperti nyata dalam perbedaan antara -an dar, peN'an, jadi bonowing menjadi pinjamnn, peninjaman; split menjadi pisahan pemisahan; d.an
sebagainya.

Dalam buku ini sedapat-dapatnya dimanfaatkan perbedaan antara istilah dalam bentuk nomina yang memPergunakan
forman -ik dan bentuk ajektiva yang mempergunak4n forman -is,
rnis. semantik dan
semantis

kaidah transforma si (transformafion rule) lih. transformasi berarti bahwa penjelasan tentang kaidah transformasi terdapat dalam entri transformasi; kata depan --+ preposisi berarti bahwa istilah kata depan tidak dianjurkan untuk dipakai, dan dipilih preposisi; antya basa J. ngoko lod.p yang juga mengandung unsur-unsur untuk menghormati kawan bicara dengan memakai krama inggil berarti bahwa dalam kamus ini terdapat keterangan tentang'ngoko andap dan krama inggil.
Rujuk silang lain yang dip dkaiialah Bd. Iihat juga.

bandingkan d,an lih. juga:

L.

.A

r
xii
B. Sebagai bagian yang penting dari kamus ini disertakan: (a) daftar lambang yang lazim dipakai dalam linguistik

xiii
Hadiwidjana, R.D.S., 1967, Tata Sastra,Yogyakarta: U.?. Indonesia. Harimurti Kridalaksana, 1977, Istilah Linguistik Inggris-lndonesia,
Jakarta.
1978, Beberapa Masalah Linguistik Indonesia, Jakarta: Fakultas

(b) daftar singkatan (c) peta lambang vokal dan konsonan (d) daftar beberapa aksara yang penting, antara lain aksara-aksara Indonesia dan yang menurunkannya, serta aksara-aksara
internasional. Pada yang terakhir ini disertakan pula transliterasinya.

9. Kamus ini tersusun berkat banyaknya karya dalam bidang linguistik yan.i1 terbit dewasa ini. Tentunya baik bila semua karya itu
disebutkan di sini; tetapi itu berarti kamus ini harus dilengkapi suatu bibliografi lengkap seperti yang disusun oleh Comiti Intemationale
Permanent des Linguistes. Jelas

Hartman, RR.K. & Stork (eds.), 1972, Dictionar2 of lytnguage and -, Linguistics, London: Applied Sciences Publishers. Holle, K.F., 1882, Tabel aan Oud-en Nieuw Indische Alphabetten-bijdrage tot de palaeographie van Nederlandsch Indie, Jakarta: W. Bruning & Co. Hudson, R.A., 1980, Sociolinguistics, London: Cambridge U.P. Katre, S.M., 1968, Dictionary of Panini, Poona: Deccan College.
1971, Dictionarlt of Panini: Ganapatha, Poona: Deccan College.

Sastra Universitas Indonesia.

hal yang mustahil itu tidak mungkin


sini.

dilaksanakan. Namun daftar pustaka yang dianggap paling


mempengaruhi kamus

ini disertakan di

Kersten, PJ., 1970, Tata Bahasa Bali, End.e: Nusa Indah. Lyons, J., 1968 Introduction to Theoretical Linguistics. Cambridge: -t Cambridge University Press. 1977, Semantics I, II, Cambridge: Cambridge University
Press.

Ambrose-Grillet, Jeane, 1978, Glossarl, of Transformational Grammar, Rowley: Newbury House Publishers, Inc. Anttila, Raimo, 1972, An Introduction to Historical and Comparatiae Linguistics, New York: The Macmillan Company. Bolinger, Dwight, 1975, Aspccts of Language,2nd edition, New York: Buldan Djajawiguna et al., 1970, Tatabasa, seri Kandaga, Bandung:
Ganaco.

Meetham, A.R. & R.A. Hudson (eds.), 1969, Enc2clopaedia of Linguistics,

-,

Information and Control, Oxford: Pergammon.

Meillet, A. & M. Cohen (eds), 1952, Les Language du Monde, Nouvelle edition. Paris: Centre National de la R6chdrche Scientifique.
Moeliono, A.M. et al. (eds.), 1965, Kamus Istilah Bahasa dan Kesusastraan, Jakarta: Lembaga Bahasa dan Kesusastraan. Nida, E.A & Charles R. Taber, 1969, The Theorlt and Practice ofTranslation,

Harcourt Brace and Jovanovich.

Casparis, J.G., 1975, Indonesian Palaegrapfut: a history of writing in Indonesia from the beginning to c.A.D. 1500. Handbuch der

Orientalistik 4:1. Leiden: EJ. Brill. Clark, Herbert H. & Eve, V. Clark, 1977, Pslchologlt and Language, New York: Harcourt, Brace Jovanovich, Inc. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia, 1972, Istilah Linguistik, Kuala Lumpur. Dubois, Jean, et al., (eds.), 1973, Dictionnaire de Linguistique, Paris: Libraire Larousse. Ducrot, Oswal & Tzvetan Todorov, 1979, Enclclopedic Dirtionarl of the Scienccs of Language, Baltimore & London: The Johns Hopkins University Press. Fossey, Charles (ed.), 1948, Noilces sur Les Caractiris Etrangers Anciens et Modcrncs, Paris: Imprimerie Nationble de France. Gray, William S., 1969, Tlu Teaching of Reading and Writing, Jenewa: UNESCO. Greenberg, J.H. et al. (eds.), 1978, Uniaersals of Hurnan Language l,ll, III, IV, Stanford: Standford University Press.

Leiden: EJ. Brill. Palmatier, Robert A., 1972, A Glossary for English Grammar, New York: Meredith Corporation.
Pearson, Bruce

Transformational

L., 1977, Introduction to Linguistit Conrepts, New York: Alfred A. Knopf. Poerwadarminta, WJ.S., 1953, Sarining Paramasastra Djawa, Jakarta: Noordholf-Kolff, N.V. Reed, Carrol 8., 1971, The Leaming of Language, New York:
Appleton-Century-Crofts.

Robins, R.H., 1979,


Longman.

Short Historlt of Linguistics,

2nd ed. London:

Ruhlen, M., 1975, A Guide to tlu Languages of the World, Stanford: Language Universals Project. Sampson, G., 1980, Schools of Linguistics, London: Hutchinson. Samsuri, 1978, Analisa Bahasa, Jakarta: Erlangga. Searle, John R, et al.. (eds.), 1980, Speech Act Theory and Pragmatics, Dordrecht: D. Reidel Publishing Company.

r
I

xlv
Sebeok, Thomas A, (ed.), 1967, Portraits of Linguists.' a biographical source book for the history of Western linguistics 1746-1963 I, II,

Bloomington: Indiana University Prentice-Hall, Inc'

Press.

Sloat, Clarence, et al. 1978; Introduction to Phonolog, Englewood-Clilfs: Stammerjohann, Hairo, et al. (eds.), 1975, Handbuclt der Linguistik, Miinchen: Nymphenburger Verlagshandlung. Steinberg, Danny, D & Leon A. Jakobovits, 1971, Seriatttics: an intlrdiscipliplinary reader in philosophy, linguistics and psicho-

Daf.tar Singkatan )ang Dipakai

logy, London: Cambridge University Press. Verhaai,J. W. M., 1977 , Pengantar Linguistik Jilid I Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Voegelin, C. A. & F. Voegelin, 1977, Clarsifuation andlndex of the World's Languoges, Amsterdam & New York: Elsevier.

Ar.
Bd.

Bahasa Arab

Pr.

BI

I.g.
J
L.

bandingkan Bahasa Indoncsia Bahasa Inggris


Bahasa .Jawa

sd.
Skr.
Sp.

TG.
Yun.

Bahasa Prancis Bahasa Sunda Bahasa Sansckcrta Bahasa Spanyol 'I'ransformasi Gcncratil' Bahasa Yunani

lih.

Bahasa Latin lihatlah

xvl

xvii C
dimasukkan dalam
termasuk

Lambans dan

,*rff:;fr,1fr*

DiPakai datam

+ +
U
l^|

tidak dimasukkan tidak termasuk


ekuivalensi

bergabung dengan

bertirftihan dengan

tl

t)
(())

kurung siku, mengapit unsur fonetis, mis. [matin] kurung miring, mengapit unsur fonologis, mis. /makin/ pembatas gugus ton; mengapit diafon kurawal, mengapit unsui gramatikal, mis. morfem plural Ing. mengapit klausa parentetis kurung sudut, mengapit lambang grafis asterisk ganda, mengapit unsur morfofonemis tanda hubung, menandai posisi unsur dalam kata, mis. /-t-/ dalam kata bata tanda bagi, menyatakan oposisi, mis. [d]:[t], [S],[k] tanda kesenyapan atau jeda kontras fonologis menandai batas morfem, mis. rasa* kan; tanda sendi buka
menandai batas kelompok kata menandai batas klausa menandai batas kalimat tanda sendi naik tanda sendi turun penanda tingkat ton atau nada intonasi naik

tanda-tanda diakritis tanda aksen rendah (Pr.

acccnt graoo)

{-'}

tilde, pada konsonan untuk menandai palatalisasi, pada vokal

untuk menindai nasalisasi makr.on, pada vokal untuk menandai pemanjangan

Pr.

briue

halek (Ing. wedge)

';:::;,:;,":;a

;
I

ll lll ll #
1,2,3,

-f -\J t

intonasi turun asterisk, menandai bentuk tak gramatikal atau bentuk tak terterima; menandai bentuk hipotetis berkembang menjadi; Iebih besar daripada berkembang dari; lebih kecil daripada glos, mengapit makna suatu unsur leksikal atau terjemahan panah struktur frase, berarti Jabarkan sebagai'; panah transformasi, berarti'transformasikan sebagai'
sama dengan tidak sama dengan
zero

anggota dari bukan anggota dari

r
xvlll

xlx

Bagan Vokal

Bagan Konsonan

hampar
bD

bulat

hampar

bulat
u
F]

F]

F:

F Z El

& &
F]

bn

k
d qD o

I
e

{
U

a
.l

F1

F]

lq

,t
tq

la

F.

z H
H

'

:) j
t I
d
a,

o frt

F
r1

o
0

r.l

F]

&
.Fl

&

t
k

o
o

z hl

o
f,

I o a
k

p
>

z
&
b

-l

t:i
2

tb
hambat b

p
b

t
d

rendah

G
depan

<t
$

8;
x

c
x
Y

pusat

belakang

ib

f
F

S' z
C

x
a

lt

tr
h

t=

tegang

k:

frikatif
kendur b tb

c.

afrikat
b
z

j
lv lv

tb
lateral b
nasal

,n

n v

luncuran getar

tb : tak bersuara; b : berFuara Bagan konsonan ini tidak dapat


terdapat dalam Bahasa Inggris.

memuat semua konsonan yang ada dalam semua bahasa dunia. Tidak tergambar di sini misalnya f sentuh seperti yang

r':
I
I I

tu

o(i ao. '= () a


L

t(s (uv !=.n d(!

t{

AKSARA BRAHMI
sperti terdapat pada piagam Agoka

lu De.fo
L] _tr

H'u:"

6+r

*r,
6l
.Y(n
.=
ri(E

J')tt, ln*
$chaltnall

f*"
1;a1

-o<

()\ts

ca (ea)
;

J .;a
q'
o"

11

nu

C\a
A,u

tha

l/

d
.iHH AJ

@ tha

ltr

'I

L.

?na
nu

rd

aIJ A!
.'S qd .dF

Lo"

pr," Ja

o.

Semivokal

9r {J;tB .iL

s3
.a
J1
,tti-.\-r-

J ,"
su

l,u
u Lcu

.J

,,

$s na

1,,

Frikatif Z'f\
hD

cL,,,hp

Sed

c ,/1A i3c 7,/ a./


(d

c.9 Q.(s > hoY d-I-i ,-i

AKSARA PALLAWA
seperti terdapat pada prasasti Kota Kapur

p
0, a

rB

tr

F{\

d\

\= \bo
(

(menurut Prof. Boechari, ahli epigrali dari UI)

tr

E
! (q

*i

Vokal Sl "
Velar
Palatal

(Y) . ,Ftt I

z"
Os"

b/] ^

fiu"

$
$
II

m'.

Z,E

b""
6l '"
tn"

Ei"
Zo"

al*
(A
+"

t^, "u

&o <z
MF
IE
A-

.(
li

Apikal
Dental

<z rrl
P.

ar,"

E> a

u?<

n>.

{.^

Labial
.u)

tr d

40"
QIJ tu

Semivokal

,u s"

(uu

fi

Ti .""

an"

8*"
UI
ha

P.{

b"^

Frikatif

(A

c"

Zl

IJ

*"

(Klasifikasi huruf Brahmi dan Pallawa tersbut disesuaikan dengan klasifikasi yang berlaku dalam tradisi India)

xxll
PERBANDINGAN AKSARA-AK.sARA YANG MENURUNKAN AKSARA LATIN
Fenisia Fenisia

xx!11

BEBEfu\P,\ AKS,\R.,\ DAER,\H


Nama

DI INDONESIA

Arkais

Kuna

Nama alef
bet rgimel

Nilai
a

Yunani

K
4,

Ala
beta
, gamma

y'.4
ka
ga

TI,KSARA BUG IS

f'
nga
jngka

,.

)
Pu

L
,Uu

-i
j

"\1
'mal i',vl

i
:

X,./
'mpi

b
D

.l

d
-l J

4
-l

'dalet
he

d h

A
E

:'

delta epsilon upsrlon

/\\ 9
ta
da

+*ry
:tla nra
ca

..)
ja

.A,
I
'

r1 nva

o
)

d'

Y
T

waw
zatn het tet yod
z

YF
Z
I
h
t

disamma
zeta eta

6e

,14 F
ra

/<
la

A
wa

an co
.a
ha

v ,l
Z
/

a N
1
Y

H
@

;\ksara [takasar sama bentuknva deugau aksara Bugis


!eta iota kappa

(i)

kaf
lamed

s
5

n
m n
s

lambda
mu
nu

t mem
nun
samek

M
N

AKSARA N'IANDi\ILING

o
2
2,

+
o

xl

\-r7 4l
aba

4
na

t'

.l(.
ta

'ain
pe sade

o
p
(ph)
s

omikron
pr

ra

4
'ja
nyp
ba

I I

M
?

san

-?
ga
la

^
pa

s -< s on
da

kof
res

koppa

r
s

rh5
sigma tau
nga

\/1/

sln

ya

a-

D a-

taw

Aksara Toba, Dairi, Karo dan simalungun sama bentuknya dengan aksara Mandailing. Ada sedikit perbedaan dalam jenis huruf dan pemakaiannya.

t.
Pexanda Vokal dan Pasangan lain
ri

huruf

Pasangan

nama

huruf

pasangan

nama

run ,tfl
0n

^JUT

ha, a
na

flJt

s
o

nama pepet

nilai
5
I

nama

nilai
v

C)

dha

LX

penglal
cakra

wulu
suku

1l
tjfln

6
B'

CT
CA

nK

Iu,
n*nrl

6
m' dl

ja
ya

C
u

r
rx

u
e

ra
ka

nya ma
ga.

ftrt lun
,}Jl

m,

wt
vn
rUTI

7
m-)n

W-t,

,J

taling taling: tarung


paten, pangkon

kerct lavar
rvignyan
cecak

r
h

.o,
(Pemati
honsonan pada

da ta
sa

m-

n-l
ff'l
qfl

ba

akhir kalimat)

nn
mJl

d
J'
lul^

a
tl

tha
nga pa-cerek

wa

la
Pa

MI

NT

nga-lelet

1'
xxvr xxvll

BEBERAPA AKSARA INTERNASIONAL


j
:

DENGAN TRANSLITERASI
ARAB

;IBRANI
x:

YUNANI KIRII,
A. .lphr r E, lctr
b n

drph

'I
b,tL r, rL

: I .Y

ll
I

trlf, dad

t r.

,i I

.Iil .. .l b I i'

'l
n

A.hlL a,A

r.i
[tt

e -' . ,r r...:,1' q s' :t ^ ,'* t. + +.trn e 2 gg

f 7 ;rmnr3,
A

a d.ltr

t,
l

tl

I
!
I

rfir LOl
I

:c C ,^ - te' t c a j'* :o A
r! A . i
dCt

r. lf

alailon c

t:,

Ei

.
'
i

Ut Gb a

brl I tld ,
1 bDr'

l;i

\r[

,) I r) , tr.rrt O!Sl...slin'i
l, 9.. I

dlrl tr "
*l

& OC tLcu tl

'' t

l.

iota , I
;

tr r L.DD| r-

I I Imbdrl l(p m
.D

DEm n ! tlD rnr.lt r Yryhl ! tl r D,DL lf rdr. r P clet { l nt r lot, loutl


,l t.r gtl!

d sa a ! g I l g b e C r e C l !r\tl16l UrIl.{tq ,rJ {f ( J 4 l' . I t Ur,.lrr![!


lll}rlat' ,rtltt 6tt+tYr'

t*t ttl .ltr e'rF l6t'a

I
I

Nr ar

It d
o

r
I

. o[bio

. Ar E6 b Y Bt f r t Ax a Ec . .dt lS x 9a , IIxil!l,t I Er I III Mr ! Er ! Oo o IIr D Pp r Co . t f,l Yy r

DE\\"\N.{(;ARI q! {'r

g[r

Bagan

{r tr
I'!

Et 6th Td

Alat

Ucap

if,

ro
lsr llr rrll
alveolum

rongga hidung

palatum

4,t {t
"

Yt,'.,(a 0r tl&
{r Q.r
ir

velum
uvula

bibir<
daun lldah

tlo
ql
.o

YD

rf,I[ Tb
lrDL
tl!

llr d lp rto

os

trrL

ltr riau t

lw lro ,Dla

I
I
D

Tr tru t
T

uFilon, u
ph
ch

O* pti

Xr lL 4c ! rlr 6 Itru rL 4q rhcl 5d c EIu t


EtI 9e Dn Ea .
y[
yr

Ir cbi V* D.i
O

pr

't :l trL TLt rtr tf & gn rro g6 ql

(ulung lldah)

\-\\\l" 4)
'\t--tt-t-t'

lrtriti)
eplglotig

T' <r ?t Tv El qt Tr

omcSr 0

trjr

Aksara Kiril dipergunakan dalam Bahasa Rusia, Bulgar, dsb. Aksara Dewanagari dipergunakan dalam Bahasa Sansekerta dan beberapa bahasa di India Utara.

tenggorok

xxvlll

xxlx

Pembidangan Linguistik
i^
'= E r

d;
Bidang teoretis Bideng interdisipliner

_!f di.i Zd

Umum:'(l) teori-linguistik
komparatif

(2) linguistik deskriptif (3) lingriistik historis

Untuk bahasa (-bahasa) tertentu (l) linguirtik deskriptif (2) linguistik historis

* fonetik - stilistikabahasa - filsafat psikolinguistik - sosiolinguislik * etnolinguistik - filologi,{ * .semiotika - epigrafi . -1 - paleograli
.

'

Bldang tereryr,,

* * -

::-

pengajaran bahasa penterjemahan Ieksikografi fonetit terapan sosio-linguistik terapan pgmbinaan bahasa internasional

x
fr (n

pembiireen bahasa khusus

linguistik medis
grafologi mekano-linguistik

o
rl
,.1

z
a

trih Aj;,
*!! .iU El

EE )E
2a
e
J
memisahkan bidang bukan terapan dan bidang terapan
..

.E

Fa

o
aa

z
z14 <x trq

d<

1A

il>

Ei ile

Trt J.,lr rl -8.r S < t<

<l I.o

xxxt

14

z
l-.1

t++++lll r+l++lll t+l++lll t+l++lll r+++lll+ t+l+rll+ t++lrl++ t+ I I I l++ t+tlll++ t+lllll+ t+tllll+ t+ I I I l++

t++ +tt t+l trl r++ +tl t++ ++ +tr t+t rtt t+l
tll t++ +tl t+l ttr ttt +tt t+t ++l
I

NAMA BAHASA.B.4,HASA DUNIA DALAM


BAHASA INDONESIA

z
a

r++rrl+t

o a H z o tr
t-.1

II1

c
H
Er

a
&
O

+++ r r i++ +++ I I l++


I I + +.+ I I I + tt++llllll +t+lllllll +I+IIIIII+ + l'+ I + + I I I +l+l+lll++ I I l++ + l+++ +l++lllll+
G

t+tlll+l I+IIII+I r+rlll+l t+lrll+l ttlll+ll ttttl+ll

dipergunakan di Finlandia, (2) Estonian, dan (3) Karelian. Demi kecermatan, dalam tata nama ini untuk (l ) dipergun akan Suomi, yaitu nama resmi untuk bahasa nasional Finlandia,'untuk (2) dipergunakan Esti, nama asli bahasa itu, dan untuk (3) dipergunakan Kar2ala, jtga
nama asli bahasa itu. Pcnegunaan nama-nama asli berarti meninggalkan.tradisi,Eropa Barat, jadi Hittite mcnjadi Halli; Scythe menjadi Saka, Hungarian mcnjadi

Di bawah ini didaftarkan nama sebagian kccil bahasa-bahasa dunia dalam Bahasa Inggris dan padanan dalam Bahasa Indoncsia. Dengan melihat contoh-contoh berikut, diharapkan pembaca dapat mengindoncsiakan nama bahasa-bahasa lain. Pegangan yang dipakai dalam penyebutan nama bahasa dalam Bahasa Indonesia dapat dipcrinci scbagi berikut: (l) s"dupat-dapatnya mempcrgunakan nama resmi atau nama asli bahasa yang bcrsangkutan dan mcngcjanya secara Indoncsia, (2) scdapat-dapatnya tidak mengikatkan diri pada tradisi Bahasa Inggris, Bahasa Belanda,.Bahasa Prancis atiru Bahasa Jermdn, (3) sedapat-dapatnya' riiempeigunakan hasil penelitian mutakhir dalam linguistik historis komparatil, (4) nama-nama yang sudah umum dalam Bahasa Indoncsia tetap dipakai. Untuk memudahkan penssunaan nama bcrbahasa Ingeris discbutkan lebih dahulu, Uuru ai*.iti oleh nama berbahasa Indonesia. Tradis-i Bahasa Inggris dihindari, karena serine penamaan bahasa dalam bahasa itu tidak diteliti, misalnya Finnish berarti (l) Finnisih 1'ang

Mawar, dan sebagainya. Nama-nama yang menurut linguistik historis kornparatif, kurang

tepat dihindari, misalnya untuk "Hlperboraan!', dan "Palooasialic"


dipergunakan Paleosiberia. Istilah "Ar1an languages" sama sekali tidak dipakai. Nama "Hamito-Semitic" yang pernah populer.- sesuai.dengan penyelidikan Greenberg diganti dengan Afro-Asiatika. ,: - dipergunakan untuk menandai.,kqlompok Di sini sultks -ka/-ika bahasa, rumpun bahasa, dan keluarga bahasa.Jadi Itelika adalah nama rumpun bahasa yang mencakrrp Bahasa,,Latin, Baiasa,Oskus dan

frlXEf,3t3;$sss

xxxii
Bahasa Umbria. Seperti kita ketahui iumpun ltatika ini tidak sama dengan kelompok Romanika, yaitu bahasa-bahasa yang diturunkan dari Bahasa Latin. Nama Romanika jelas tidak sama dengan Roto-Roman atau Romansh dan Rurnania yakni 2 di antara bahasa-bahasa Romanika. Nama Romanika juea tidak sama dengan Romani yaitu bahasa yang dipergunakan orang-orang "gypsy", salah satu bahasa dalam rumpun satem language
gugus areal group (bahasa) family keluarga filum phylon,- phylum subgroup (bahasa) kelompok

xxxiii

bahasa satem

sister language
parent language

Indika.
Sufiks -*a/-i*a tidak dipergunakan dalam hal suatu nama sudah-ielas narna kelompok, rumpun atau keluarga bahasa, Penggunaan sufiks ini memudahkan pembedaan antara nama kelompok bahasa dan nama

- bahasa induk (Perhatikan: istilah terakhir ini - tidak sama dengan istilah mother language '
yang diindonesiakan dengan bahasa ibu atau
bahasa pertama)

bahasa kerabat

(kelompok) bangsa. Di sini tidak diusahakan untuk membuat daftar yang lengkap, karena daftar ini hanya memuat nama-nama yang dapat dijadikan contoh untuk penyebutan nama bahasa yang lain. Pegangan yang utama ialah pengejaan nama bahasa menurut kaidah ejaaan Bahasa lndonesia, misalnya P olyuian menjadi Polinesia, M ioonesian menj adi Mikronesia, dan sebagainya. Bila tidak dihadapi oleh masalah ejaan dan ucapan,
maka nama bahasa yang asli dapat dipakai seutuhnya, misalnya Bahasa Subitla, Baltasa Sindhi, Bahasa Tigre, dan sebagainya. Di depan nama bahasa disebutkan Bahasa ('B' kapital), misalnya Bahasa Parsi, Bahasa Cina, Bahasa Jepang, dan sebagainya. Kata bahasa ('b'kecil) dipergunakan dalam penyebutan nama kelompok dan jenis.

A
Aeolic Eolika Afghan- Afgan - Afrikans Afrikaans Afro-Asiatic-Afro-Asiatika Agnean Tokhar Timur Ainu -Ainu Akkadia Akkadian Albanian - Skip - Alaman Alemannic Algonkian-Mosan AlgonkinMosan

Attic -Yunani-Attika Attic-Ionic Yonia-Attika


Austric

Ashanti

Asyanti

* Austrika

Austroasiatic Austronesian

Austro-Tai

- Austronesia * - Austro-Tai

Austroasiatika

Avestan Avesta * Aztek-Tano Aztec-Tanoan B Baloci Baltic - Baltika Balto-Slavic Balto-slavika Bantu Bantu BasqueBaska, Euskara - Bavaria Bavarian Bengali - Benggali Berbe. _ B.ib"., Balochi

Perbedaan antara keduanya akan tampak dalam kalimat berikut: "Bahasa Balak, salah satu bahasa Indonesia, adalah bahasa daerah yang mempunyai kesusastraan yang kaya. Bagi kita orang Indon esia Bahasa Inggris, salah satu bahasa internasional yang amat penting, merupakan
bahasa asing. Bahasa Blelorusia adalah salah satu bahasa slaoika d.an Bahasa Belanda adalah salah satu bahasa Germanika."

Algonkin

Beberapa istilah yang dapat dipergunakan dalam penyebutan nama


bahasa:

bahasa purba meso language * bahasa madya classical klasik ancient, old* kuno

proto language

\'\'akas Altaika Altaic Amharic Amhara ^ Amoy-Swatow Amoy-Swatow Anatolian Anatolika gokmal Norsk pustaka Anglo-Saxon Inggris Kuno Breron _ Breiz Annamese -Annam Brythonic Brittonika (Keltika^ Annam-Muong AnnamMuong
Apa.chean

Algonkin Algonkin-Wakashan Algonkin-

middle

modern
high

n6q7

-S3p

tengahan

. Arabic-Arab
Aramaean

Apaci

Ol

il1fl:::":rlxf:' ; :--

-* upPer

tinggi
atas

msdsln

Arabic-Ethiopic-Arab-Etiopika Bushman |::*::ut * - Bosman

Burusvaski

low rendah - language ccnturn

bahasa kentum

[12ms2 Byelorussian Byelorusia KanaanAramaika C Arcado-Cyprian-Arkado-Sipria Cantonese * Kanton Carib Karib Armenian * Armenia Aramic-cann2nils

r
xxxlv Catalan
Caucasian Cebuano

Katala

Celtic Chad

- Cad Chari-Nile Syari-Nil Cheremis * Ceremis


Chinese Sinika - Cukci Chukchee - Komanci Comanche

- Sebuano -Keltika

Kaukasika

Flemish - Vlam Franconian - Frankoni Prancis French Frisian - Fris

lndo-Germanic
Germanika

Indo-

Indo-Hattika Indo-Hittite Indo-Iranika Indo-Iranian Indo-Pacific - lndo-Pasifika


Ingvaeonic

Malayalam Malayalam Malayan - Melayu Malayo-Polynesian MelayuPolinesia

G
Gaelic - Gaelig Keltika Konti Gaulish - Gallia, nental Geg - Geg Kartveli Georgian German - Jerman German, High Tinggi

Coptic Cornish
Cree CreekCreole
Czech

Kri

Kopt Kornis

Iranian Iranika Gaelig Irish [rokwoika Iroqdian Iroquoi - Irokwoi Italian - Italia Italic - Italika J

Malaysian
Tungus

Ingveonika

r Manchu-Tungus

Malaysia

Mancu-

Cushitic -

Muskogi kreol

- Cek

Kusyitika

Germanic

Low - Jerman Upper - Jerman Atas


Germanika

-Jerman Rendah

Mandarin, Chinese Gwo-Yu Manx Mana Marathi Marathi Mayan - Maya Menomini Menomini Mixtecan - Mistekika Mixteco - Misteko
Mohawe -

Japanese

D
Dacota

Dalmatia Dalmatian Dansk Danish Dardic - Dardika Doric Greek Dravidian Belanda Dutch
E

Dakota

Gujerati
Greek

Goidelic Gothic

- Goidelika, Keltika-q - Got Yunani Gujarati

Jepang

K
Kadai Kadai Kan-Hakka Kan-Hakka -Karyala Karelian Kentish - Kentis Khoisan - Khoisa
koine

H
Dorika Hamito-Semitic - Afro-Asiatika Hattic Hattika - Ibrani Hebrew Hellenic - Yunani Kuno Hellenistic-Greek Yunani Koine

Yunani -Dravidika

Korean

koine

- Monggol Mon-Khmer Mon-Khmer -Mordvina Mordvine Munda -Munda Muskogean Muskogika Mycenaean - Yunani-Misenea Mongol

Mohawe

Kuchaean
Kurdish

Korea

N
Na-Dene Na-Dene - Navayo Navaho Niger-Congo Niger-Konggo

- Kurdis
L

Tokhar Barat

Nigerian

Egiptika Egyptian - Elamit Elamite English - Inggris Eskimo

- Eskimo Eskimo-Aleut - Aleut-Eskimo Esti Estonian Ethiopic - Etiopika Etruscan - Etruski, Rasna F
Faliscan

Hindustani
Hittite

Hieroglyphic Hittite Hieroglif, Luwi Hindi Hindi

Hatti

Fijian -Fiji Finnic - Finnika Finnish- Suomi Finno-Ugric Finno-Ugrika

Faliska

Hatti Hokan-Siouan - Hoka-Siu Hottentot Hottentot Hungarian- Magyar - Paleosiberia Hyperborean I Icelandic Islan Illyrian - Iliria Indic - Indika Indo-Eropa Indo-European -

Hindustani

Ladin Ladino, Reto-Roman - Laos Laotian Lappish --- Lap Latin Latin Latin-Faliscan Latin-Faliska - Latvi Latvian, Lettish Lithuanian Lituavi Luwian Luwi, Hatti hieroglif Lycian - Lukia Lydian - Ludia

Norse Norwegian

Nigerika -Nordika
Norsk

Nynorsk

-Norsk Baru

o
Ojibwa - Ojibwa - Slavonic Slavia Old Church - Kuno Gerejani Kuho, Bulgar Old Bulgarian Kuno, - Bulgar Slavia Gerejani Kuno
Oscan
Oskus

Oaxaca

Oakhaka

Macedonian-Makedonia -

Oscan-Umbrian-Osko-Umbria Osmanli Macro-Penutian-Makro-Penuti Osmanli Magyar Ossetic - Ossetika Magyar


-

xxxvi Pahlavi
P Pahlavi

xxxvu

-prjin Polish Polski Polynesian Polinesia Portuguese - Portugis Prakrit Prakreta ProvenEal Pruvenso Prussian - Prussia -Fenisia Punic pidgin
Quechua

Paiute - Pahute Palaic - Pala Paleo-Asiatic Paleosiberia Pali Pali Panjabi Panjabi Pashtu - Pastu - Penuti Penutian Permian - Permika Persian - Parsi Phoenician Fenisia Phrygian - Frigia

Scandinavian, West Scandinavian


Scots Gaelic

Saxon

Sakson

v
Vlaamsch

x
Xhosa

- Skot, Erse : Gelig

Nordika

Vogul

Scythian - Saka Sea Dayak Iban Semitic Semitika Serbo-Croatian Serbo-Kroat Shan Syan -

VotianVotyak -

Vogul Votia Votyak

Vlams

Xhosa

Yakuts Turkish

YakutsTurkika

w
Welsh - Wels Sorbia Wendish - Wenda, Byelorusia White Russian

Yiddish
Zapotec

Yaqui

Siouan Siu Slavic Slavika East - Slavika Timur Old Church -slavika Gerejani
Kuno, Bulgar Kuno
South Slavika Selatan West - Slavika Barat Slovak - Slovak Slovenian Sloven Sogdian - Sugdik Spanish - Spanyol SubanunSubanu Subiya - Subiya Sumerian Sumeria Swahili - Swahili Swedish- Swensk

Sino-Tibetan

Singhalese

Yaki Yahudi

Singhala

Sino-Tibetika

z
Zapotek

Kecua

a
R

Rheto-Romance Romance

Romansch

Ladino Romanika

Reto-Roman,

Reio-Roman,
Ladino

T
Takelma Tagalog

Romany Romani - Rumania Rumanian Russian, Great Rusia White Byelorusia

Tanoan Telugu
Taos

Tamil

-Tamil

Tagalog Takelma

Tano -Tao Telugu

Sarnoyede Sardinian
Sanskrit

Salishan Samoan

Saka

Saka
Sals

Thai -Thai - Turkika Turkic Turkish- Turki, Osmanli

- Sanskerta -

Samoa Samoyed

U
Ugric - Ugrika Ural-Altaic Ural Altaika

Sardinia

tbjad

(alphaba)

kumpulan tanda tulisan yang disemenggambarkan satu bunyi atau lebih, dan biasanya mempunyai

but huruf, yang


urutan tetap.

mis. It. pater (noninatifl menjadi patris (genitifl.


absorpsi
abstand
Jerman, sosiolinguistik, r(/oss. dikatakan tentang otonomi suatu sistem bahasa, diilek atau ragam yang
(absorption)

masing-masing

asimilasi yang mengakiba*an hilangnya sebuah fonem.

rbjad fonetis

(phonetic alphabet)

abjad yang dipakai dalam transkripsi fonetis; mis. abjad IPA. ebjad ra lih. Association Phon6tique Internationale.

secara alamiah membddakainyi dari sistem Aahasa,. dialek, atiu ragam lair;.Bd. ausbau.

abjad Latin (Latin

abstrak
atphabet)

(abstract)

lih. aksara Latin

abjad Romawi (Roman alphabet) lih. aksara Latin ablatif dbsolut (abtatioe absolute) penggunaan konstruksi absolut

yang terdiri dari partisip dan nomina, keduanya dalam kasus


ablatif.

lisik tidak berujud; mis. cinta adalah nomina abstrak. accent aigu. Pr. tanda diakritis (.1. ) accetrt circonflGxe Pr. tanda diakritis'( .1. ) accent griave Pr: tanda diakritis (
secara

adaptasi
inJlcchange , aocalia alternation , aowel

(adaptation)

ablaut (ablaut, apophon2, intemal


internal
gr'adation)

xion, internal modification, introJlexion,

mologi rakyat
adaptasi selektif

linguistik historis konpararf lih. eti(selcctinn adaptation),

perubahan vokal untuk menandai

pelbagai fungsi gramatikal: mis.


Jerman a menjadi 6, untuk perubahan singularis menjadi pluralis
d,alam H aus'rumah' menj a di H dw er

ulanginya ciri

psikolinguistik eksperimmtal. menurunnya kepekaan orang atas ciri-ciri bunyi tertentu, karena diulang-

itu dalam eksperi-

men; mis. kalau kita terus-menerus

ablaut kualitatif
gradation)

'rumah-rumah'.

(qualitatiue

kita tidak terlalu peka terhadap ciri


oowel

mendengar lba/ ,"lama kelamaan bunyi

(+

bcrmara).

ablaut yang menggundkan perubahan artikulasi vokal; mis. Jerman au menj4di oy d4lam Haus menjadi Hiuser lhoyseRJ ablaut kuantitatif (quantitatiuc aowel
gradation)

adno,nrinal (adnoninnl)

kata atau kelornpok kata yang


menerangkan nomina.

adposisi (adpsition)

ablaut dengan penghilangar, p-'


mendekan atad pemajangan vokal;

Adriafi, Nlcohus
(1865-926) penterjemah Alkitab dan pelopor penyelidikan bahasa-

dan oostrrosisi.

konsep yang -mencakup preposisi

adstratum

aglutinatif

agtratus

rkar
Eropa; mis. lng. m.y,1tour, our, their.
tiuc, brillirate adjcctiaal)
his, her

bahasa Toraja. Karyanya antara


Taal-cn Letterkundige Schets dcr Bare'e Taal (1914), Bare'e Nederlandsch Woordenboek ( 1928).

afiks (affix)
bentuk terikat yang bila ditarnbahkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya. Konsep

lain

adstratum

(adstratum)

bahasa atau bentuk-bentuk bahasa

infiks, simulfiks, konfiks, suprafiks.

ini

mencakup prefiks, sufiks,


(affixation)

kata dan hubungan gramatikalnYa ditandai oleh Penggabungan unsur secara bebas. Contoh bahasa aglutinatif, B. Turki, Fin, MagYar, dsb'

its,

aiektiva predikatif

"

(adjcctiae prcdita-

,i.[rir"
nasak.

v"t e dipakai sebagaipredi-

yang mempengaruhi bahasa lain yang lebih dominan. adverbia (adaub)


kata yang dipakai untuk memerikan verba, ajektiva, atau adverbia lain; .mis. sangat, lebih, tidak dsb.
(conjunctiae aducrb, adaerbial conjwution, introduc-

rgnatut -o

(agnatc)

k"at; mis.

*ita{ dala^

Mangga ini

afiksasi

afiks derivatif

proses atau hasil penambahan afiks pada akar, dasar atau alas.

Gir*oo. frubungan antara kalimatkalimat Yang mengandung unsurunsur leksikal utama Yang sama'
densan struktur yahg berbeda (mts'

verbal aiektiva --" ti.kti't


u yang

(adjectiuc aerbal)

(turiaational affix)

adverbia konjungtif
tory adoerb

adverbia yang menghubungkan


klausa-klausa.

adverbial

(adaerbial)

bentuk bahasa yang berfungsi

sebagai adverbia tetapi tidak berin-

fleksi seperti adverbia biasa; 2. bersifat atau belungsi sebagai


adverbia; mis. frase adverbial. afasia (aphasia) kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan untuk memakai

membentuk derivasi; mis. Ing. -/2 dalam quickj. afiks inflektif (inJlectional affix) afiks yang ditambahkan pada akar atau dasar untuk menentukan atau membatasi makna gramatikalnya; mis. afiks (sufiks) -s pad,a bo2s dalam Bahasa Inggris. afiks negatif (priuatiuc affix) afiks yang menyatakan ingkar atau ketiadaan; mis. awa dalam awagw, Ing. Jer"r dalam helpless.

afiks yang dipergunakan untuk

d;ffi;"

b.di. uiutun

;;;,;" ;;;;t

partikel'PartikeJ Yang. berYahg berbeda dsb')'

fungsi dan maknanya d'ekat dehean verba; mis' nenggonbirakan, minlnts ahkan, dsb'

sistematis' te.daPat Pada klausa aktif

teratur

tan

dan klausa Pastt'


(agraPhin) tcrafra -"k;fi"ffi#tpuan untuk menulis

k;;;;;dd

di dalam Pusat saraf'

aqramatisEe (agramatism) "ketidakmamPuan untuk mema'


hami atau mlngungkaPkan ujaran-

akademi bahasa (languagc acadtmy) instansi Yang mengatur Perkembansan bahaia dan Yang menjadi otoritas dalam menentukan betulsalah dalam bahasa. Instansi ini tumbuh dayi salon-saloa di mana Dara cendekiawan berkumPul iecara tetap, yang kemudian mendesak para pengarang untuk menu-

uiaran gramaiikal karena cacat p"it otogii atau sebab-sebab lain'


bidang fonemik. bidang fonetik.

lis dengan bahasa Yang seragam seoerti halnYa Para sastrawan

R6mawi dan Yunini Klasik' Aka-

afinitas

(afrto@)

hubungan antara bahasa-bahasa


yang menunjukkan kemiripan fonologis atau gramatikal karena kontak

ahli fonemik (Phownici*) ahli linguisiik sPesialis dalam ahli fonetik


ajektiva (Phowtician)

demi yang tertua ialah. lcademil.


Bahasa

afasia anterior (anterior


nonfluent aphasia)

bahasa lisan karena penyakit, cacat atau cedera pada otak.


aphasia,

di didirikan ol della Crasca Yang drdrnkan pada 1546 Yang mengatur Firenze pada 'Italia. Acadinie Fraryaise

atau tipologi, bukan karena kekerabatan.

ahli linguiitik
(adjectiac)

sPesialis dalam
kata

didirikan oleh Kardinal Richelieu


oada tahun 1635 di Paris dan Yang Lemudian menjadi juga alat sensur politik (Acadimi" Y?ng beranggota

Broca's aphasia, expressiae apharia, afasia yang terjadi karena kerusa-

afrasia

(aphrasia)

kan jaringan pada bagian depan


otak, dan ditandai oleh wicara yang sulit dan tersendat-sendat pada penderitanya.

ketidakmampuan untuk metrgungkapkan atau memakai ujaran yang dibentuk menurut pola-pola grama-

kut" yang menerangkan

i[0 orang, yang kini, dan


ludlh

afasia posterror (posteior aphasia,


lilernicke's aphasia, receptiue aphasia, Jlucnt aphasia) afasia yang te{adi karena kerusakanjaringan pada bagian belakang

afrikat (affiicate) bunyi hambat dengan penglepas frikatif; mis. bunyi pertama pada
cakap.

tikal.

benda.'DaIam BI ajektiva memPunvai ciri daPat bergabung dengan

keangggtaannya seumur hiduP ini masih ada samPat

memPunYai martabat

tidak dan paitikel seperti lcbih, sangat arU. Outi* B. In[' ditandai oleh ii.rnurnpuuttYa untuk bergabung dengan- -ert 'est atanu more, most'
( predicatiae atributc ).

tinsci. tetaPi PeranannYa dalam

o.iJembanean' Bahasa Perancis

agens .(agent)

otak, dan ditandai oleh tidak


mampunya penderita memaharni

nomina yang menampilkan perbuatan atau yang menyebabkan

aiektiva atributif

=li.t tiuu
aiektival -'l.

kalimat dan Iancarnya menghasilkan kalimat-kalimat tak bermakna.

atau memulai suatu kejadian atau yang mempengaruhi suatu proses, lih. pelaku.

vang berfungsi sebagai alribut; iis.-tinggi dalam Gunung


tinggi iht berbahaya'
(adicctiaal)

memelihara Bahasa SPanYol' Di beberapa negara Amerika Selatan juga ada akademi bahasa. akademisisme (academisn)

di'Madrid untuk mengatur

sansa*t kwang). Rial Acadnnia Esbafioladidirikan pida tahun l7l4

dan

kecenderungan untuk mengembali-

afektif

(affeatae)

aglutinasi

kan perasaan; + emotif aferesis (aphacrcsb)

gaya atav makna yang menunjuk-

-1. penanrbihan sufiks pada akar


untuk menunjukkan fungsi gralnatikal; 2. peleburan bunyi-bunyi bahasa yang berdampingan. Bd. sandi.

(agglutination)

sebaeai aiektiva tetapi tidak dapat beririflekii seperti aiektiva biasa; 2' bersifat atau berfungsi sebagai

bentuk-bahaia Yang berfungsi

kan segala kePutusan

tentang

bahasa i.epada otoritas formal menurut nama akademi bahasa Yang tumbuh di EroPa'

ajektiva, mis. frase ajektival'

aliurr ftoot, radical)

penanggalan bunyi atau kata dari awal sebuah ujaran; mis. Selamat pagi ! meryadi Pagi ! ; ---+ prosiopesis atesls + aleFesls

aielitiva posesif

(possesioc adjectiae)

aglutinatif

( agglutinatiac)

tentang tipe bahasa yang struktur

" bentuk'posesif pronomina persona Udtfr"ssi iebagai detefmina"""" i;;e.I"* biberaPibahasa Indo-

graf dalam bentukin grafik, grafika, biografi, dsb.; 3.

meniadi dasar unsur yang "kata; -mis'

l. sama'maknanya dengan dasar; 2'


Pem-

a&hiran': atsara Etruski


linguistik Austronesia,

aksara Fenisia

aksara Latin
ke-3 s.M., dan dituliskan dari kanan

inti kata yang

mehgandung makna inti dan menjadi dasar pembentukan kata; ciricirinya: pada umumnya monosilabis, berpola KVK, kadang-kadang bervariasi, kadang-kadang bertukar fonemnya, dan ada yang

penyebarannya juga dipakai untuk menuliskan bahasa-bahasa lain se-

berasal dari tahun 512

M; dalam
Bahasa

perti Bahasa Urdu,

aksara Fenisia (Phoenician alphabet) aksara Semit Utara Yang diPakai orang Fenisia (yang tinggal di

dari kanan ke kiri. aksara Aramea (Aramaic Alphabet)


Aramea

Melayu, Bahasa Jawa; dituliskan

daerih yang sekarang kita

sebut

Contoh: akar kata sa* terdapat dalam kata Jawa rasuk 'masuk',
Melayu masuk, Aceh rasuk'pasak',

berhomofoni dengan bentuk lain.

aksara yang dipakai dalam Bahasa

Karo s-el-uk'memasukkan', Tagalok tosok'membuat.lubang' Bisala bogsok 'liang', Sunda tisuk 'mencocokkan'. Gagasan ini mula-mula dicetuskan oleh A.C. Vreede (1883), kemudian diperdalam oleh
(accomodation)

di daerah sekitar Siria sekarang dan Mesopotamia sejak sekitar abad ke-10 s.M, dan yang
menurunkan aksara Arab dan aksara Brahmi, bersifat alfabetis

Libanon) yang sisa-sisa tertuanya berasal dari abad ke'l I s.M, bersifat alfabetis, ' dan Yang merupakan moyang langsung dari
semua aksara EroPa.

ke kiri. aksara lawi huruf" Arab yang dipakai untuk menilliskan Bahasa MelaYu. aksara Kawi
aksara yang dipakai pada prasastiprasasti di Indonesia sejak perte-

dan terjadi dari22 hurufkonsonan. aksara Brahmi

aksara Glagolit (glagotitic alphabet) sistem tulisan yang dipakai sejak abad ke-9 M untuk bangsa-bangsa Slavia yang beragama Katolik

ngahan abad ke-8 M, dan Yang diturunkan dari aksara Pallawa'


Prasasti tertua yang memPergunakan aksara ini ialah prasasti Plumpungan (dekat Salatiga, Jawa

R. Brandstetter (1910). akhiran --+ sufiks'


akomodasi

akrofoni

asimilasi sebagian.
(acrophonj.

penggunaan lambang huruf yang

berasal

dari bagian awal

darl

huruf Yunani kedua akrolek


(acrolect)

sebuah suku kata atau kata; mis.


beta bterasal

dari kata Semit beth'rumah'.

sosiolinguistik. variasi bahasa yang dianggap berprestise tinggi.

akronim

(acronlm)

kependekan yang berupa gabungan

lain yang ditulis dan


aBRr, IIANKAM, ,ruoaz

huruf atau suku kata atau bagian


dilafalkan
sebagai kata yang wajar; mis.

aksara choson muntcha de-motik (denotic

Nagari dan Pallawa dsb. berasal dari aksara ini. aksara cetak telu .rl./ii. aksara rerekan

8 s.M. Dalam perkembangannya menurunkan 8 jenis aksara, a.l. aksara Gupta, aksara Siddhamatrka, dsb. Aksara

lah 35, mula-mula tumbuh sekitar

alfabetis, mula-mula dituliskan dari kanan ke kiri kemudian dari kiri ke kanan, pada tugu Agoka hurufnya berium-

dan bersifat setengah

kan bahasa India Kuna, diturunkan dari aksara Aramea (Semit)

aksara yang dipakai untuk menulis-

Kirillus, seperti halnya aksara Kiril. Bentuknya berlainan sekali dengan aksara Kiril, tetapi jumlah

Roma, yang konon

-direka

oleh St.

Tensah) dari
Ligo"r

jufa

huruf dan nilainya sama. Aksara ini seiak abad ke-17 diganti oleh aksara L;tin, tetapi sekarang masih diPakai dalam ibadah beberapa masyarakat Dalmatia dan Montdnegro.

ialah adanya keluk-keluk indah dan sudut-sudut

Bentuk akiara

mempergunakan aksara ini. ini yang menonjol


Yang

diri th

775

th 750 M. Prasasti M (di Thailand)

Yang

abad ke-7

aksara crantha fih. afisara Pallawa aksara Gupta aksara I-ndia kuna Yang diPakai antara abad ke-4 dan ke-6, diturunkan dari aksara Brahmi. aksara han'gul

tumpul. aksara Kharosti aksara India Kuna Yang diPakai di India Barat Laut sebelum abad ke-5 M. diturunkan dari aksara Aramea, natnun bersifat silabis dan terjadi dari 252 huruf, berbentuk kursifdan

dipakai dalam dunia niaga


kaligrafi.

dan

nama ak;ra honminjongum


Korea Selatan.

si

aksara Kftil Qlrillic alphabet) sistem tulisan yang dipakai sejak abad ke-9 M untuk bangsa-bangsa Slavia yang beragama Kristen

(=

xtut,

nama aksara honminjongum di Korea Selatan

aksara honminjongum

aksara alfabetis yang dipakai untuk

Ortodoks Timur, yang konon direka oleh St. Kyrillus dan St.
Methodius. Aksara

peluru

kendali).

suipt) "$"1z jenis tulisan hieroglif Meiii

aksata (nipt)
sistem tanda-tanda gralis yang dipakai manusia untuk Serkomunil kasi, dan yang sedikit banyaknya

t una yang dipakai untuli menulis cepat.

l.

aksara Dewanagari aksara India yang dipakai untuk

menuliskan Bahasa Korea terdiri (sekarang hanYa dipakai 26) yang diciptakan -pada-

Kiril

modern

dari 28 huruf
Pallawa.

yang sekarang dipakai untuk


gahasa Rusia terdiri dari 32 huru{

sudah lebih disederhanakan dan

abad ke-15 berdasarkan huruf

untuk Bahasa Bulgar 30 huruf,

mewakili irjari.r; 2. jenis'sistem tanda-tanda grafis tertentu; mis. 3. huruf. Lih. silsilah aksara. aksara alfabetis (alphabetic writing)
abjad. aksara Pallawa, aksara Inka, dsb.;

dan yang masih dipakai -sampai


Bangladesh.

menuliskan Bahasa Sanskerta yang tumbuh dalam abad ke-7 9M

aksara hieratik (hieratic sript)

kini, dan yang menurunkan aksaraaksara yang dipakai di Nepal dan aksara Etruski (Etruscan alphabet) aksara yang dipakai oleh bangsa Etruski sekitar abad 9 8 s.M.
aksara Latin. Peninggalan bangsa Etruski dapat dibaca tetapi tidak dapat dipahami.

sistem tulisan yang berdasarkan


aksara Arab

untuk menuliskan Bahasa Arab, diturunkan dari aksara Aramea;


peninggalan tertua beraksara Arab

aksara yang mula-mula dipakai

Yunani dan yang menjadi moyang

yang diturunkan dari

aksara

bersambung'-sambung dan lipa-'kai untuk Penulisan resmi. aksara hieroglif (hi.erogQphic snipt) aksara yanf dipakai Para Pendeta Mesir kuniyang bersifat ideogralis dan berkembang lebih kurang Pada 3500 s.M.

ienis aksara hieroglif Mesir kuna 'runs

untuk Bahasa Serb 30 huruf, untuk Bahasa Ukraina 33 huruf.

aksara kursif (carsiae writing) tulisan tangan yang memperlihatkan huruf-huruf yang saling bersambungan.

aksara

l,atin

(Roman alphabet, Latin

alphabet)

akiara yang bersifat alfabetis dan

dipakai mula-mula untuk Bahasa Eropa Barat dan bahasa-bahasa

aksara Ibrani

aksara vans dipakai untuk menulis'

Latin sekitar abad ke-7 s.M., kemudian uhtuk bahasa-bahasa di lain di dunia; diturunkan
dari

dari aksara Aramea sekitar

kan Bahasi lbrani dan diturunkan


abad

aksam morfemis

aktualisasi

akuen

aliran glosematik alegro

aksara Yunani lewat aksara Etruski.

aksara morfemis (morphemit sript) sistem tulisan yang mempergunakan satu lambang untuk menggambarkan satu morfem; contoh aksara Cina-

aksara nrna (runic alphabet) aksara yang mula-mula dipakai


untuk bahasa Germania Awal pada

dalam aksara Tawa. aksara Romawi-- aksara Latin

-.iti rni"i*.I
seseorang'

nkuem

(akucme)

yang khas dalam suara

fh. bentuk alegro


ketidakmamPuan menYeluruh
untuk belajar membaca.

aleksia (alcxia)

rkulturasi

( acculturation)

sekitar abad ke-2

aksara murda

dari aksara Etruski;

M, diturunkan
dipahatkan

proses atau hasil Pertemuan kebu-

huruf besar pada aksara Jawa. aksara Nagari


-../.

aksara Nagari awal "

lih. aksara Dewanagari

pada kayu alau batu. aksara siddhamatrka aksara India kuna yang tumbuh sekitar abad ke-6 M dan menurunkan aksara Nagari. aksara silabis (s2llabic writing, syllabography, slllablg writing) sistem tulisan yang mempergunakan satu lambang untuk tiap suku kata.

dava"n atau bahasa di antara urrggotu-utggota dua masYarakat


ba[isa, ditandai oleh Peminjaman
atau bilingualisme.

alfabet (alphabet) lih. a$ad


alfabetis bersangkutan dengan atau berdasarkan alfabet.

rkustika

(acoustics)

lbad ke-8 M yang lebih tua {qipada aksara Dewanagari dan


aksara ogham
ditandai oleh huruf bersudut tajam.
3_ks-ara_.y-ang

aksara yang dipakai pada beberapa prasasti Jawa Tengah selatan dari

cabang fisika Yang m.enYelidiki pengh-asilan, Pengendalian, Penyairpaian, Penerimaan dan Pengaruh bunyi.

algoritme (algoitne) kuti

Iarana matematis Yang daPat diisecara langsung dengan kaidah tanpa memakai intuisi; Prosedur
yut g barkannya menjadi urutan oPerasioperasi yang lebih sederhana.
secara mekanis, Yang bekerja

alalia (alalia)

Kelt di kepulauan Inggris sekiiar


berupa garis-garis lurus atau miring

dipakai oleh bangsa

aksara Yunani (Cruk alphaba)


aksara yang dipakai dalam Bahasa Yunani sejak abad ke-10 s.M. dan yang kemudian berkembang, bersifat alfabetis, diturunkan dari aksara Fenisia.

ketidakmamPuan untuk berbicara pusat saral.

di.rtun untuk melaksanakan operasi yang ruwet dengan menJl(translation)

karena kelainan atau kerusakan pada alat ucaP luar, bukan Pada
(thought and

abad ke-4 M. Terjadi dari 20 huruf

alihbasa

yang berbeda jumlahnya dan dituliskan pada atau sekitar garis


horisontal atau vertikal. aksara onmun lih. aksara honminiongum aksara Pallawa

alam pikiran dan bahasa


language)

aksen (acccnt) L tekanan; 2. tanda diakritis; 3. variasi bahasa yang berbeda daridalam ucapan; logat. aksen sengau (nasal twang)

pada variasi standar, terutama

hu6u"".qi" antara kegiatan pikiran dan bahasa manusia dengan alam di luar bahasa, Yang bersangkutan

oroses Demindahan informasi dari latu bihasa atau variasi bahasa (disebut bahasa sumber) ke bahasa atau variasi bahasa lain (disebut bahasa sasaran).
(coda switching)

dengan masalah Pemerolehan

alih kode

bahisa, masalah bagaimana cara

dan diturunkan dari aksara Brahmi. Aksara ini dipakai sekitar abadke-4-5Mpadazaman
keemasan dinasti Palliwa

aksara yang dipakai untuk menuliskan bahasa-bahasa di India Selatan

beroikir kita ditentukan oleh sistem

lafal setempat yang mengandung volak nasal, yang dalam lafal


standar berupa vokal oral.

baliasa, masalah bagaimana

penggunaan variasi .bahasa lain ,tr,iluhutu lain untuk menYesuai-

(sekitar Madras) dan menyebar ke Asia Tenggara dan kemudian dipakai antara lain untuk menulislian Bahasa Mellyu Kuna pada prasas-

di India

aksentologi

( accentolog)

aktif (actiue) lih. klausa aktif aktualisasi (Joregrounding,


tion)

telaah sistematis tentang tekanan.


actualiza-

bahasa dipakai untuk Penalaran, masalah bigaimana bahasa diPakai untuk melambangkan hal-hal konkret dan abstrak, dan sebagainYa.

kan diri dengan Peran atau situasi lain, atau karena adanya partlslPan Iain.
---+

alinea

paragraf

alu

ti-prasasti Sriwijaya,

dll.

Istilah

aksara Pallawa ini mula-mula dipakai oleh ahli arkeologi Belanda, NJ.

Krom. Sarjana

aksara grantha. aksara pegon

laii

menyebutnfa

tidak diharapkan terjadi dalam suatu situasi normal, sehingga


menimbulkan perhatian khusus;
mis. kalau kita mengucapkan "selamat siang" pada pkl. 08.00 kepada murid yang terlambat masuk kelas; 2. distorsi yang disengaja terhadap unsur-unsur bahasa dengan tujuan

aliran Praha,

l.

rangsangan yang

kata atau kelomPok kata Yang berkombinasi dengan afiks; mis' i i i n nu dalam p emie rita hu an' I stilah ini berbeda dari dasar (base) Yang
terdapat dalam kata berjuang, dalam

(stcm)

aliran-aliran linguistik (linguistk


schools)

lih. aliran masing-masing atau pada jugabagan hal. xxix.

gramatika atau pada teori. lih. aliran Firth lih. Firthianisme


aliran glosematik
hagen school)
(glossematics, Co pen-

hal iii

juang adalah

dasar.

ailat (instrumentaL) --'

huruf Arab yang dipakai untuk

alat vanq dirrakai dalam


dat alat-alat ddlah tubuh

icori kasus. kasus yang menunjukkan

suatu

menuliskan Bahasa Jawa, terutama dalam karya-karya Islam.

mis. kata Pcna dalam perbuatai; 'Kami


menulis dengan Pena' ucap (organ ofipeech, speech orgaru)

aliian linguistik yang dipelopori

aksara rencong

halnya aksara Batak, Jawa dsb. diturunkan dari aksara-Pallawa.


aksara rerekan
../.

huruf kuna yang dipergunakan untuk Bahasa Kerinti; seperti

estetis. Pemakaian unsur-unsur


bahasa secara khusus dalam bahasa

manusia

hurufyang menandai fonem asing

puitis adalah contoh aktualisasi; 3. pengungkapan satuan atau ciri fonologis, gramatikal atau semantis; mis. pengungkapan fonem oleh bunyi bahasa; -+ manifestasi.

laring, faring, rongga hidung, rong[a muluq bibir, gigi, lidah, alvJolum, palatum, velum dan uvula. Lihat bagan alat ucaP.

yang berfungsi dalam Pengujaran bunyi bahasa, yakni Paru-Paru'

oleh L. Hjelmslev (1898-1965) yang menganggap bahasa itu sistem Yang swaslmbida, dan linguistik adalah otonom dan imanen. disiplin yang 'dimulai dari wacana, keAnalisis mudian diselidiki hubungan Para-

digmatis dan sintagmatis antara un-sur-unsur d alamtangkaforma (=


hubunsan gramatika intern), JrlrJtansi ("=

kitegori diluar

bahasa),

aliran gramatika sistemika


ungkaPan

alofon

alograf

amandt

dimaksudkan untuk memperoleh


glosem.

(= mediunt lisan dan tulisan) dan makna. Prosedur ini


(neo-

aliran MIT (MIT

nut konsepsi generatif dalam


Technology

school) para sarjana linguistik yang mengabahasa sesuai dengan ajaran A.M.

alograf

(allograPh)

satuan dasar terkecil yang disebut

aliran gramatika sistemika


Firthian linguistics,
sc ale
-

systemic grammar,

teori linguistik yang dikembangkan oleh M.A.K Halliday bardasarkan teori J.R. Firth dengaq berpegang

and- c ate gory grammar )

di Amerika Serikat. Lih. gramatika transformasi genefatif. aliran Neo-Firth (neo- Firthian)

Chomsky, guru besar linguistik pada Massachysetts lnstitute of

anggota dari satuan aksara Yang merupakan grafem yang berbedabeda menurut PosisinYa; mis. Arab +, 4 dan..radalah alograf-alograf dari grafem.T; dalam aksara Latin pelbagai bentuk dari huruf tulis.
(allochrow)

dapat diramalkan; 2. adanya dua varian atau lebih entah distingtif entah tidak daiam hubungan paradigmatis.

alternasi formal (formal

alternation)

alternasi antara bentuk-bentuk


bahasa sesuai dengan bentuk yang menyertainya; mis. Ingg. /s/ dan lz/ dalam books ls/ dan bols /z/, dan skates dan tkate dalam he skates: thoy
skate.

alokron

variasi yang tidak distingtif dari


panjangnya bunyi bahasa; anggota

pada tiga tingkat dan empat kategori, ketiga tingkat itu yaitu
forma

(=

gramatika dan leksis),


dan konteks

substansi

(= semantik). Keempat kategori ialah satuan, struktur (yang bersifat


sintagmatis), kelas,

(= medium),

ajaran-ajaran J.R. Firth, terutama seperti ternyata di dalam karyakarya teoretis dari M.A.K. Hallidav. Litr. aliran gramatika siste-

perkembangan lebih lanjut dari

dari kronem.

domorl

( allomor ph, morplum.e alttrnant)

alternasi gramatikal (gramnatical altemation)

anggota morfem yang telah ditentukan posisinya mis. lbarl, lbal, lbaU

:ilternasi formal yang tidak terjadi


karena segi-segi fonemis,

adalah alomorf dari morfem ier-

mika.

alomorf fonolo$s

(phonologically con-

alternasi otomatis
tion)

(automatic alterna-

dan

sistem

aliran Praha

(Prague school)

(yang bersifat paradigmatis).

aliran Jenewa
Geneua school)

(Saussurean linguistics,

paham linguistik yang dianut oleh

teori linguistik yang dikembangkan oleh Cercle Linguistique de Prague sekitar tahun 1920-an, terutama oleh V. Mathesius dan kawankawannya, dan menekankan pada

ditiorud allomorPh) varian morfem yang muncul dalam lingkungan fonologis tertentu; mis.

daiim BI alomoif-alomorf [man] , [runnJ, dsb. dari morfem men-

alternasi formal yang ditentukan oleh fonem-fonem dari bentukbentuk itu.

alveola

(alaeola)

para murid F. de Saussure yang pandangan de Saussure secara konservatif. Tokoh-tokohnya a.l. Charles Bally, Henry Frei, Rudolf
Engler, dll.

pendekatan fungsional.

mempertahankan pandangan-

thesius, Troubetzkoy.

Lih. Ma.

aliran Stoa

(.9toicy'

didirikan oleh Zeno dalam tahun


308 s.M., merupakan aliran Iilsafat, tetapi juga memberikan sumbangan dalam bidang bahasa, a.l. dalair penyelidikan tentang kelas kata dan

alomorf morfologis

teriadi karena pelbagai fonem dari morfem dasar yang diikutinya, jadi fman] te4adi karena diikuti oleh fonem volal atau dorsal, [mnn] oleh fonem labial, dsb.
(norphologicalll
conditioned allomoiph)

bagian muh,rt yang keras di belakang gigi atas.


antara ujung lidah atau daun lidah dan alveolum; 2. bunyi atau fonem yang terjadi demikian.

dveolar (alaeolar) l. terjadi karena penyempitan

aliran Kazan

lih. Courtenay
aliran
(mechanistic lingui.s-

aliran Kopenhagen lih.


glosematik aliran mekanisme

filsafat bahasa.

varian mortbm yang muncul dalam lingkungan morfem lain secara tak terimal*.an; mis. dalam BI. alomorf

veolar belakang

(post-alaeolar)

tiu)
pendekatan bahasa yang menekankan pengamatan atas ujaran yang sesungguhnya sebagai hasil perilaku pembicara dalam situasi tertentu; pendekatan ini menekankan data dan konteks referensial antara lain dalam bentuk analisis distribusi dan hukum bunyi.

aliran stratifikasi lih. gramatika stratifikasi aliran tagmemik (tagmemics) lih. gramatika tagmemik
aliran udara (air stream,
breath strcam)

[mtnl muncul dalam [narVtkur] dan [niifiukur], karena terdapat kei-

bunyi alveolar yang terjadi dengan titik artilukasi rhengarah ke belakang alveolurn dekat palatum.

nginan untuk tetap mempertahan' kan identitas morfem {'ukur} d'an

alveolum (alaeolum) lih. alveola.


alveopalatal
(alaeo palatal)

{kukurl. Contoh lain terdapat dalam' {ma4arar1,) {marq'ara1},


alonim
{no4karm1}. (allonyn)

antara lidah depan dan langitlangit keras;

l. terjadi karena

penyempitan

aliterasi

udara vang keluar masuk saluran yang dipakai oleh alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa.
(alliteration)

2. terjadi karena
kata qtarat.

varian dari nama,mis. Dulahadalah

pengulangan konsonan atau kelompok konsonan pada awal suku kata

alonim dari Abdullah. alosem (alloseme)

penyempitan antara daun lidah dan alveolum; 3. bunyi atau fonem yang terjadi demikian; mis. bunyi pertama pada

varian dari semem; mis. dalam

aliran mentalisme
listic linguistics)

(mentalism, menta-

atau awal katil secara berurutan;


mis. /etih-iesu, susah sungguh.

pendekatan kepada bahasa yang


menekankan pengetahuan bahasa pembicara yang bersifat alamiah, dan bukari hasil peri lakunya dalafl situasi tertentu. Intuisi penyelidik
dianggap pedoman yang baik untuk

alofon

(allophone, phonetic uariant)

ungkapan kepala surat kata kePala mengandung alosem dari semem 'bagian tubuh yang di atas'.
(allotagma)

.amalgam (amalgam, blend, doubling,


porhnanteau word, ttlescoped word)

bentukan baru yang meruPakan

varian fonem berdasarkan posisi; mis. fonem pertama pada lkital dan

alotagma

varian yang tidak distingtif dari


tagmem.

gabungan dari beberapa morfem bebas. Contoh kata sendratari yang


merupakan gabungan dari unsurunsur kata smi, drama dan tari.
(message)

/katal secara fonptis


muncul

berbeda,

memahami bahasa bekerja dan


bukan hanya berdasarkan d?ta dari korpus.

masing-masing adalah alofon dari fonem lkl; yang pertama hanya

di

dternan + varian alternasi (alternation)

amanat

depan vokal depan,

sedangkan.yang kedua

di

depan

vokal belakang atau konsonan lain.

proses yang memPerlihatkan perubahan-peiubahdn bentuk bahasa, dalam lingkungan yang

l.

keseluruhan makna atau isi suatu wacana; konsep dan perasaan yang

hendak disampaikan

Pembicara

l0
pendengar.

ambifiks

analisis distribusi

analisis fonemis
frase dalam klausa.

analisis unsrr

bawahan

ll

untuk dimengerti dan


ambifiks (anbifix)

diterima

anaforis
anagram

(anaphoric)

bersangkutan dengan anafora


(anagran)

malisis fonemis

konfiks
(ambigous)

ambigu

mempunyai lebih dari satu makna.

ambiguitas (anbiguiU) sifat konstruksi yang dapat diberi lebih dari satu tafsiran.

yang disusun dengan huruf-huruf yang sama dari kata atau kelompok kata

kata atau kelompok kata


yang lain.

analisis ujaran mental dan suprasegmental untuk menentukan sistem fonem suatu
bahasa.

(phoncnic analysi.s) atau ciri-ciri seg-

bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan alltara


bahasa-bahasa ataru dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan dalam masalah praktis,

seperti pengajaran bahasa


penterjemahan.

dan

anak kalimat --+ klausa terikat


anakoluton
fi

rnalisis Fourier

(Fourier arulyis)

rumus matemalis untuk menganali-

analisis kuantifikasi
arufsis)

ambilingual

amak: anakolutal ( ana-

sis bentuk gelombang suara yang


kompleks atas bagian-bagian yang

(anbilingual)

coluthon-anacolutha)

semantik. penyelidikan makna


dengan menggambarkannya seba-

orang atau masyarakat yang mempunyai kemampuan seimbang

dalam dua bahasa.

ambivalen
eleaation)

kalimat yang mulai dengan sebuah struktur gramatikal dan berakhir dengan struktur gramatikal lain.

(anbiaalent)

sama dengan ambigu; keambiguan. ameliorasi (amelioration, melinration,

perubahan makna yang mengakibatkan sebuah ungkapan menggambarkan hal yang lebih baik dari
semula; mis. wanita sekarang mempunyai arti hormat, dulu hanya

Kalimat dengan selaan. anakronisme (anachronism) penggunaan kata atau ungkapan yang tidak sesuai dengan normanorma fonologis, gramatikal atau
semantis suatu masa dalam sejarah suatu bahasa,

(!C analysis) keoendekan dari analisis immediate constituent; + analisis konstituen rnalisis kesilapan (error anal2sy)

lebih sederhana.

rnalisis

lC

gai lokasi dalam ruang

semantis

atau gugus semantis, yang ditentupasangan kata.

kan berdasarkan penilaian bahasawa.n te ntang pasangananalisis morfemis

pcngajaran bahasa. teknik untuk mengukur kemajuan belajar bahasa

analisis

(anal2sis)

dengan mencatat dan mengklasifikasikan kesalahan-J<esalahan yang dibuat oleh seseorang atau kelompok.

lih. morfologi
Usis)

analisis morfologi

(morphological ana-

beraiti'yang diinginkan'.
amesis
(anesis)

hori terjenahan tahap yang pertama dalam penterjemahan,. termasuk di

pemisahan bagian-bagian dari


rumah tempat mnkan.

dalamnya transformasi balik dan


analisis komponen, yang bertujuan menemukan inti dari naskah sumber dan mencari pengertian pengalihan.

kompositum dengan satu kata atau lebih; mis. rumah makan menjadi

amplifikatif -+ augmentatif amplitudo (amplitudt) jarak antara puncak gelombang bunyi dan titik rata-rata
anafora

yang sejelas-jelasnya mengenai makna; tahap persiapan untuk


analisis bahasa (l;inguistir arullsis) istilah umum untuk pelbagai kegiatan yang dilakukan bleh plnyelidik bahasa dalam menggarap data

enalisis komponen (comporcntial anaUtit) metode untuk memecah sebuah unsur atas bagian-bagian Yang lebih kecil. Mencakup analisis komoonen makna dan analisis

unsur gramatikal suatu bahasa dengan mempelajari bentuk, fungsi,


variasi fonologis, distribusi dan
antar hubungannya dalam satuan yang lebih besar; lih. morfologi. analisis prosedural
Utis)
(procedural ana-

pengamatan dan pemerian unsur-

kombonen bunvi.

enalisii komponeir

bu nyi (compown-

tial analysis) analisis bunyi-bunyi atas unsurunsur yang lebih kecil; mis. /b/ atas

semantifr. penyelidikan makna


dengan memperlakukarinya sebagai prosedur atau 'operasi mental

l.

(anaphora)

pengulangan bunyi, kata atau

struktur sintaktis pada larikJarik


atau kalimat-kalimat yang berurutan untuk memperoleh efek tertentu; 2. hal atau fungsi menunjuk kembali kepada sesuatu yang telah

yang diperoleh dari penelitian lapangan atau dari pengumpulan


teks.
b7

rnalisis komponen makna oJ meaning) nential anallsis -penyelidikan


scmantik.

[oral], [bersuara], [oklusi.fl .

yang dapat menentukan dapat


diterapkan tidaknya sebuah kata

(comPo-

pada obyek, peristiwa

atau

analisis dengan sintesis dalrrn


persepsi wiEara (anal4sis ini spuch puaption)
slntlusis psikolinguistik. teori yang mengata-

disebutkan sebelumnya dalam


wacana (yang disebut anteseden) dengan pengulangan atau dengan
Karta supir kami. Rumahnyajauh: n2a

makna dengan memecahnya menjadi komponen-komponen; mis. kata baPak itas [+ insan], [* insan], [* pria], [- lebih muda], kata adik atas /*
insanl,

keadaan.

analisis segmental

metode analisis bahasa yang menguraikan ujaran atas satuan-satuan.

( segmental analysis )

analisis soalan (ittm


pcngajaran bahasa.

analysis)

kan bahwa pendengar memiliki

substitusi; mis. ryn d,alam Bl.


berfungsi anaforis, mis. dalam Pa*

menunjuk kembali kepada


Karta.

Pak

sistem penghasilan kontinuum bunyi-dalam batinnya yang memungkinkannya menandai bunyi yang didengar dengan perbendaharaan bunyi dalam batinya.

rnalisis

[+

saudara]. lebih muda], konstituen (constituent ana-

[*

penilaian secara cermat setiap unsur dalam ujian

llsit) analisis kalimat atas unsur-unsur yang lebih kecil; setiap konstituen
yang kompleks dapat dianalisis lagi

anafora zero (4ro

anaphora)

analisis distribusi (diitributional

ana-

atas konstituen, sehingga kalimat dapat dipandang sebagai te{adi

tik dan pedagogi. analisis spektografi ( s pcctral anafitsis) penyelidikan fonetik dengan memmengamati dan mengukur ciri-ciri bunyi.

bahasa untuk menjamin keterandalannya dari sudut statistik, linguis-

pergunakan spektograf untuk

disebutkan lebih dahulu dengan penghilangan kata anaforis; mis.

penunjukan kepada kata yang telah

metode analisis bahasa yang meme-

btit)

atas lapisan-lapisan
enalisis kontrastrf
tics)

konstituen. Lih. analisis unsur bawahan.


(antia,stiae analysis,

dalam wacana Kataryta sudah melahirkan. Mana? yang dihilangkan ialah kata bajnya.

rikan distribusi unsur-unsur fonologis, gramatikal atau leksikal dalam satuan yang lebih besar, misalnya

analisis unsur bawahan (imntdiate


constituent analyis)

di.fferentinl analysis ;

dffircntial

lingui"s

morfem dalam kata atau

Lih. analisis IC, analisis konstituen.

frase

metode sinkronis dalam analisis

r2

analisis untaian

antipasif
(anonaly)

antisipasi

aposisi

It
konsonan
(aorist)

analisis untaian (string arul2s*) metode analisis gramatikal yang

anomali

menganggap kalimat sebagai satuan dasar tanpa perluasan;

penyimpangan atau kelainan dipandang dari sudut konvensi gra-

rntisipasi ( anticiPation) l. psikllinguistifr. kekeliruan wicara


dengan mengucapkan bagian kata sebelum waktunya; mis. lafal parsiy'doa.rl untuk partisipasi; 2. perubahan bunyi oleh alat ucap yang menyediakan posisi yang diperlu-

anuSwara
nasal.

Str. lambang untuk

perluasan itu kemudian bisa dilakukan ke sebelah kiri atau ke sebelah kanan satuan dasar itu; mis. dalam Kemari,n ia berangkat ke luar kota

matikal atau semantis


bahasa.

suatu

aoisfits

antanaklasis

(antanaclasis)

kata yang sama dengan makna yang berlainan; mis.


pengulangan
Ing. "We must allhang together or nore

'bentuk verba yang menunjukkan kala atau aspek lamPau tanPa membatasi apakah perbuatan itu

satuan dasarnya ialah ia berangkat; kcmarin d,an ke luar kota adalah

kan untuk menghasilkan bunyi


berikut.
(antithuis)

perluasannya. Dalam metode ini bahasa dianggap sebagai untaian unsur-unsur linier; berbeda dari
analisis konstituen yang menganggap sebuah satuan sebagai bagian dari satuan yang lebih besar.

(Benjainin Franklin).

assuredll we shall all hang separatefit"


(intcroocalic)

rntitesis

selesai atau tidak. (apex) apeks -ujung lidah

antarvokal

pemakaian kata-kata yang berlawanan atau bertentangan artinya;

apelativa (appelatita)
Denvebutan sesuatu berdasarkan

l. konsonan yang muncul di antara dua vokal; 2. berada di antara vokal-vokal; mis. hamzah dalam
kata saat. anteseden (antecedant) l. informasi dalam ingatan atau

mis. dalam kalimat "Diam,


lerus bekcrja". lntonim (antonyn)

tetapi

p.rrl*u, pabrik pembuatnya


nama dalam sejarah; mis.

atau

analogi

(analog)

konstruksi nzonisasi karena sudah adanya pola yang ada dalam konstruksi mekanisosi, dsb.
I

nya

proses atau hasil pembentukan unsur bahasa karena pengaruh pola lain dalam bahasa; mis. ierbentuk-

dua kata atau lebih dengan makna yang berlawanan.

konteks yang ditunjukkan oleh


suatu ungkapan; mis. dalam kali-

rntonim bertentangan
antorytms)

(contratlictory

mat Bukanya mana? n1a menunjuk

pasangan antonim, makna yang


satu berupa ingkar terhadap makna

pada suatu anteseden tertehtu;

salah satu unsur dalam kalimat

2.

yang lain; mis. bawah dan tntonim kebalikan

atas:

gptiksis-fa

napt2xis)

dua konsonan atau lebih untuk menyederhanakan struktur suku


kata; lih juga epentesis.
(anarthia)

penyisipan vokal pendek di antara

juk

atau klausa terdahulu yang ditunoleh ungkapan dalam suatu

'bukan bawah' sama dengan 'atas'.


(contrar2 antonym)

butan I aks amarut y arrg tadinya nama tokoh; nama ikan mujahir berdasar' kan penemunya; skala Richter, dsb. aoikal hoical) '1. beikl"ain dengan ujung lidah; mis. bunyi pertama pada datang,lari adalah bunyi apikal; 2. bunYi atau fonem yang terjadi.karena penyempitan antara ujung lidah dan gigi atas atau alveolum.

PenYe-

anartria

ketidakmampuan untuk mengucapkan bunyi bahasa karena kerusakan dalam sistem saraf.
(anastrophe)

antiergatif-absolut
absolute)

kalimat atau klausa; mis. Amln kaya, tetapi kantongnya kosong, Amin adalah anteseden d,an n1a. Anteseden ditunjuk oleh anafora atau katafora.
(anti-ergatiae-

l.n[u.,

pasangan antonim, ingkar terhadap vans satu tidak berarti sama

apiko-alveolar -1.

(aPico alaeolar)

dihasilkan dengan ujung lidah

menventuh atau mendekati alveolar

makna yang lain; mis. Dai* danjahat :'tidak baik' bukan berarti Jahat'.
(antonomasia)

(teniang konsonan); 2. bunyi atau fonem yang terjadi demikian.

apikodental -

(aPicodental)

anastrofe

pemakaian urutan kata yang. tidak lazim; mis. d,alam Roti ia nembeli.

penanda, khusus pada obyek langsung dalam klausa yang mengandung subyek; penanda itu tidak ada dalam unsur-unsur dari klausa

lntonomasia
jenis.

diri, atau nama diri

penggunaan ajektiva sebagai nama sebagai nama


( anthro po phonics )

dihasilkarr dengan ujung lidah menyentuh atau mendekati gigi


atas .(tentang konsonan); 2' bunYi atau fonem yang terjadi demikian.
(application)

l.

intransitif atau dalam klausa vans


4isebut antiergatif, sedangkan subyeknya itu dikatakan berpenanda absolut; mis. dalam Baliasa Fin yang mempunyai sistem ini dalam

anataksis (anataxis)
metatesis

imperatif). Penanda klausa itu

tidak mengandung subyek (kliusi

rntropofonika

aplikasi -

keseluruhan potensi alat-alat tubuh

yang dapat mengeluarkan bunyi.

semantik. penggunaan ungkaPan tertentu dalam situasi tertentu' khususnya dalam perbandingan

ancang-ancang

l. gerak awal dari alat ucap pada waktu akan mengartikuiasikan


bunyi bahasa; 2. ba[ian awal dari
../. sebutan

(onset)

rntroPomorfi sme

suku kata. andharan

kalimat Maija sdi kalan 'Maija makan ikan' unsur n pada kalan
datang' dan Sl kala! 'makanlah ikan itu', tidak ada penanda antiergatif.,Dalam bahasa ergatif yang berlainan sistemnya -penandi
adalah penanda antiergatif. Dalam kalimat lain, mis. Maiji tuli'Maija

atau bentuk lain yang bersangkutan dengan manusia untuk obyek atau koniep bukan manusia; mis. mulut sungai (bandingkan dengan mulut
nanusi.a).

metafora berupa Pemakaian kata

( anthro Pomor phisn)

struktur semantik bahasa


berbeda-beda.

Yang

apodosis -klausa

yang menyatakan akibat dalam kalimat persyaratan; mis.


itu akan saya beli; lihat jruga protasis.
bamng

(apodosis, consequewe) . ..

bagian kedua dari Kalau


(aPocoPe)

murah,

aneka bahasa + multilingual aneka makna ---> a-bigiu anggapan (supposition) scmantih. Aspek makna yang menyangkut situasi sebenarnya dari pemakaian sebuah ujaran; dipertentangkan dengan pelambangan oan Penamaan.

rntroponimi

( anthro pon1nry)

cabang onomastika yang menYeli-

apokop -

antipasif lih. konstruksi antipasif


(anti-passite)

khlrsus terdapar pida 'subyek/ p-elaku. Bd. kasus ergatif.

diki nama orang. rntva basa dunf unsur-unsur untuk menghormati kawan bicara dengan memakai unsur krama i"SFl.
.f. ngoko andhap yangjuga menga-

pem-enggalan satu bunyi atau lebih

dari ujung kata. aposiopesis (aposiopuis)


telrgah.

pemutusan kalimat
(apposi.tion)

di

tengah-

aposisi

kata atau frase yang menjelaskan

l4
modi{ikatif).

alr$i rapat

arkileksem

arti

asimilasi progresif

l5
mouable specch

frase atau klausa lain yang mendahuluinya (terdapat dalam frase

aposisi rapat

(dose apposition)

arca (ana) wilayah geografis yang memiliki ciri-ciri tipologis yang bersamaan, seperti ciri-ciri lafal, gramatikal
atau leksikal.

afii

(meaning)

konsep yang mencakup makna dan

rrtikel

pengertian.
(a*iclc)

artikulator (artimlator,
organ)

v.elarisasi, glotalisasi, laringalisasi.

kata atau frase yang dipakai dalam aposisi dan tidak dipisahkan oleh transisi terbuka dalam ujaran ataupun oleh koma dalam tulisan.

argot

Pr.

bahasa dan perbendaharaan

kata suatu kelompok orang, mis.


bahasa para pencopet.

unsur yang dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina, mis. the dalam Bahasa Inggris, dalam Bahasa Dansk artikel ini berupa,

bagian alat ucap yang dapat


bergerak, mis. bagian-bagian lidah
(et1man, root)

dan bibir bawah.


asal

aposisi renggang

(loose apposition)

aposisi yang dibatasi oleh jeda 'sebentar dalam ujaran atau oleh
koma dalam tulisan. Contoh kata pamanku dalam Hasan, pamanku,
sudah buangkat. (aportroplu)

kata atau frase yang dipakai dalam

argumen (argummt) nomina atau frase nominal yang


bersama-sama predikator memben-

artikel partitif (partitiw articlc)

sufiks.

linguistik hirtoris komParallf bentuk rekonstruktifyang menjadi asal dari kata dalam bahasa sekerabat.

tuk proposisi. Contoh:

alrcstrofe

/'dalam de I'ercre'sedikit tinta'. artikel tak tentu (indcfinite article) artikel yang membatasi nomina
argumenn

dari

artikel yang dipergunakan di depan nomina untuk menyatakan bagian

asal-usul bahasa (origin of


origin of language)

specch,

keseluruhan:

mis. Pr.

de

di mana, bilamana dan bagaimana manusia mula-mula


masalah
menumbuhkan bahasa.

tanda diakritis untuk menyatakan penanggalan bunyi atau kata; lih. tanda penyingkat.

predikator

Orgumenl

apparatus criticus L. kritik naskah. alat Pembanding yang disajikan dalam penerbitan
naskah.

yang belum diketahui sebelumnya; mis. Ing. a dalam a biok. rrtikel tefiu (definite articli) artikel yang membatasi nomina

asibilan

(assibilant)

bunyi afrikat yang dihasilkan pada gigi; mis. bunyi pertama pada kata Jerman 32.

Aristoteles

dan filsuf bangsa Yunani. Karyanya a.l.

(384-322

s.M) ahli bahasa

yang telah diketahui sebelumnya; mis. Ing. tle.

asibilasi

(assibilation)

arah perkembanga (drift)


I

linguistik historis komparatif. perubahan bahasa yang tampak kecenderu-

Hermeneias me rigandune pembahasan tentang asal-muasal


bahasa, tentang pembedaan antara onoma 'subyek atau kata benda', rhema' predikat atau kata kerja' dan
slndesmos

Peri

ertikulasi
bunyi

(artiailation) perubahan rongga dan ruang dalam


bahasa.

proses terjadinya konsonan plosif menjadi konsonan sibilan karena asimilasi.

saluran suara untuk menghasilkan

asilabis (u/abic)

bunyi bahasa yang tidak dapat


membentuk suku kata atau yang tidak dapat meniadi inti suku kata.

ngannya; mis. dalam sejarah B. lnggris penghilangan infleksi ditandai oleh lebih seringnya digunakan preposisi dan urutan kata.

aritenoid

'partikel', dll.
(arytenoi.d)

rrtikulasi gaada (doublc articulation) L fonetik. produksi bunyi bahasa

Ardiwinata, Daeng Kanduruan (1866-1947) budayawan dan ahli


bahasa Sunda yang karya-karyarya

tulang rawan di mana pita suara terikat (iumlahnya ada dua).


(archaism, ataaism, reaiual

dengan dua penyempitan serentak yang sama pentingnya; mis. bunyi

arkaisme
-for*)

labiovelar lkpl, lgbl dalam beberapa bahasa Aliika. 2. Martinet.


segmentasi ganda atas kontinuum

asimilasi (assinitition) proses perubahan bunyi yang


mengakibatkannya mirip atau sama dengan bunyi lain di dekat-

sangat mempengaruhi perkembangan dan wawasan tentang Bahasa Sunda. Karyanya yang
penting ialah Palanggeran Nuliskeun
Alesara Sunda

unsur bahasa yang tidak lazim


'tertentu; mis. kata konon, gerangan, dsb. yang kadang-kadang muncul dalam bahasa kini.
tetapi yang dipakai untuk efek-efek

(1912, disusuir secara resmi oleh Commisie voor de Volkslectuur, tetapi pada hakekatnya adalah

ku Akara

Walanda

arkifonem

(archiphoneme)

karya Ardiwinata) yang

peraturan ejaan Sunda'dengan huruf Latin yang berlaku sampai 1958, dan yang menjadi dasar

berisi

golongan fonem yang kehilangan llontras pada posisi tertentu; mis. [t] dan [d] dalam kataJerman Bund /bunt/ dan Bunfu lbtnde/ tidak
berkontras, j adi keduanya dianggap

artikulasi kedaa (second artbulation) lih. artikulasi ganda 2 ertikulasi pertama (first arti.culation) lih. artikulasi ganda 2

ujaran, mula-mula atas sederetan satuan-satuan gramatikal atau semantis (yang disebut monem), dan ini disebut artikulasi pertama; kemudian atas sederetan satuan bunyi (yang disebut fonem) - dan ini disebut artikulasi kedua.

nya; mis. Latin ad


assimilis. tion)

similis

>

asirnilasi fonemis (phorunic

assimila-

lih. agimilasi asimilasi historis (hlttorical astimilation)

lih. umlaut

asimilasi jauh (distant


incontiguow assimi I ation)

assimilation,

dilation, non-contiguous wsimilation,


asimilasi yang terjadi antara fonem-

artikulasi primer (primary


tion)

articula-

sistem ejaan yang kemudian; Elmuning Basa Swda (I 1916, II I9l7),

sebagai anggota arkifonem /D/.

fonem yang letaknya tidak berdekatan.

arkileksem

( archilcxeme

gramatika Sunda pertama yang

ditulis oleh putra Sunda

dan menjadi dasar semua gramatika Sunda yang ada sekarang,(dalam buku ini ia menyatakan antara lain bahwa Bahasa Sunda mempunyai 14 kelas kata).

arkileksem dari kata adik, kakak, ibang, karena kata saudara tidak
mengandung ciri

leksem yang menetralisasikan oposisi antara ciri-ciri makna beberapa leksem; mis. kata saudara adalah

fonetik. ciri yang terpenting dalam koartikulasi. rrtikulasi sekonder (suondary articllation)

asimilasi morfologir
assimilation)

(nurphological

[+

laki-laki].

f*

tual atat ciri

fonetik. dalam koartikulasi artikulasi yang dikenakan pada artikulasi

primer: meliputi labialisasi, aspirasi, palatalisasi, pembundaran,

perubahan dalam jumlah, jenis atau kasus dari sebuah kata karena pengaruh kata lain yang di dekatnya; mis. lng. tlusc dalam tlusc kild oJ
lrtizgs (seharusnya this kind of things).

nl-

I6

asimilasi regresif- Association phon6tique Internationale

asterisk

bahasa

aktif

t7

asimilasi pro gresif (progrcs siae assimilation, lag) prosgs.. perubahan suatu bunyi menjadi mirip dengan bunvi vans mendahuluinya; mii. Belandai"/ S /f/ dalam ik eet ois, karena pengaruh

buatan yang menjadi kebiasaan.

-+ aspek inkompletif aspek inkoaktif (iiuhoatiac


Sspek buatan.

aspek imperfekti,f

( imperJectiue as pect)

untuk menerapkan fonetik dalam pengajaran Bahasa Inggris, kemudian diperluas, dan pada tahun 1897 menerbitkan .International Phonctic Alphabet. Di antara para anggotanya terdapat Paul Passy,

ausbau
.lerman, sosiolinguistik, r(/o.rs. dikata-

kan tentang usaha yang disengaja

yang menggambarkan per-

aspect)

untuk menetapkan keunikan dan


kebebasan kepada sistem suatu

/t/

pad,a

eet.

asimilasi regresif

tton, retrogressiae assimilation, anthipa_ torlt assimilation)

(regressiac assimila_

'.

menjadi bunyi bersuara pura yartu /b/. asi'nilasi resiprokal (reciprocal assimi_
de,.

proses perubahan bunyi rnenjadi mirip {e1gin bunyi yang -..,g1kr_ tinya. Misalnya aitam fiur. fElu"_ da op de dari (y/ kata op, akibat ?tS. pengaruh ld/ yang bersuara dari

buatan tidak selesai. aspek insepif (irceptiue aspect) -> aspek inkoaktif aspek kompletif (completiae aspect) buatan selesai.

aspek inko6pf etif (brompbtiae asfect) fPlt fa.ng. menggambarkan per-

Henry Sweet dan Otto Jespersen.

ga jelas perbedaannya

Uterisk

aspek yang menggambarkan per_

menandai bahwa bentuk yang ditandai itu: l. bentuk hipotetis, ataru 2. bentuk itu tidak gramatikal atau tidak terterima.

tanda I yang dipakai

untuk

bahasa, dialek atau ragam, sehingdengan sistem bahasa, dialek atau ragam lain. Hal ini nyata dalam usaha

untuk membedakan secara tegas


ragam bahasa standar dari ragam nonstandar, bahasa nasional dari bahasa daerah dsb. Bd. abstand. Austin, John Langshaw

kata

aspek kontin uatif ( continuatiae as pect) yang menggambarkan per_ Sspek

Itcr-ater rtlas didek


../. prefiks
(dialect atlas)

(l9ll-1960) ahli filsafat

bangsa
things

lation,

aspel momentan
aspcct)

buatan berlangsung.

Inggris. Bukunya, How to do

(momenteneous

perangkat peta yang menggambar-

utith words ( 1962), sangat berpenga-

coalescent assimilaiion)

asrndeton (as1nfuton) penghilangan konjungsi dalam


dalam kalimat "saya melihat,.saya mening$,atang,'saya
pengulangan vokal, mis. secupak
sesukat,pokok dan tokoh,
@ssonarce)

dapat asimilasi [r1h] menjadi tkkl.

ndang--huboto ,tidak saya tahu, dilafalkan [ndak kabotoJ; di.ini ter-

berurut^an, yang menyebabkail kedua fonem itu menjadi fonem yang lain dari semula.l mis. Biii

proses perubahan dua fonem vans

aspek yang menggambarkan per-

aspek perfektif - (peiec tiae or peit) -) aspek kompletif aspek permansit (permansiae aspcct)

bu_atan b-erlangsung sebentar,

kan distribusi ciri-giri dialek. rtmanepada

ruh dalam linguistik dewasa ini,


terutama' dalam teori pertuturan. avyayi-bhava Str, kata majemukyang terjadi dari
preposisi atau prefiks adverbial dan

rtrlbut (attribute) l. ajektiva yang

S*r, diatesis refleksif


menerangkan
2.

nomina; mis. Skr.

gatha-qrad.dham

an permanen sebagai akibat dari


aspek progresif (progressiue -+ aspek kontinuatif
perbuatan yang sellsai.
asbect)

aspek yang menggambarkan keada_

nomina dalam frase nominal;

kata berkelas lain yang mempunyai fungsi menerangkan nomina dalam {i.ase nimonal; mis. sekarang dalam
pemuda sckarang.

'menurut kepercayaan'. awakode (dccodz) memecahkan amanat


bangJambang kode.

dari

lam-

lrase atau klausa atau kalimat; mis.

awalan -+ prefiks

a$rnanst

asprck (asput)

menunjukkan lamanya dan i6nisl


selesai, sedang berlangsung, berui lang, dsb.
(augmcntatioe

kategori gramatikal verba vans ny,a perbuatan: apakah riulai,

aspeft . augmentatif
aspect)

aspek yang.menggambarkan per_ buatan meningkat. aspek diminutif (diminutiue aspect) aspe[ yang menggambarkan per_

aspirasi (aspiration) artikulasi konsonan plosif dengan asprrat irat


Ietupan napas yang dapat didenglr.

aspek pungtiliar (punctiliar aspect) asPek yang menggambarkan per_ buatan dipandang sebagai satuan temporal tunggal. -(repetitiae aspek as pect) .repetiti{ yang Sspek .menggambarkan per_ buatan berulang. aspek _sesatif (ceiatioe ospect) yang.menggambarkan perSspek buatan berakhir. aspek simulfakti f. (simul,factiue aspec t) aspek yang menggambarkan per_ buata-n berlangsung serentak.

rugmentatif

(augmentatiue)

awal keliru (fake

bentuk kata yang terjadi dengan


penambahan afiks yang bermakna besar (lawan diminutif).
(aural)

psikolinguistik perbaikan kata

start)

dalam wicara spontan; mis. orang ...


bukan ... makhluk..bemlawa. awal pembunyian (initiation)

tu;ral

berhubungan dengan pendengaran; terutama berhubungan dengan bahasa yang didengar.

proses fisik pada saat aliran napas (udara) digerakkan oleh sebuah inisiator di dalam saluran suara.

aspek frekuintatlf

buatan mengurans.

(fregucntatiae atpcct, iteratiuc arpcct, habitual aspcct) aspek yang _menggambarkan per_

aspek lrabitu atif- ( habinatiue aspcct) aspek yang menggambarkan per_

buatan berulang berkali-kali. '

Association lso.ciation Phonr6tique Internatio. nale organisasi yang mula-mula didirikan pada 1886 di Prancis dengan nama Phoneth Teacher's Associa"tion

delgan perg_eseran dengan pergeseran dilam dalam rongga; mis. bunyi 1il.

bunyi bahasa yang

(aspirate)

kalimat

dihasilkan

(sentena part) >ri sintaktis yang membentuk

bahasa aglutinatif (agglutinatiae language)

konstituen kalimat; mis. subyek, predikat, obyek, dsb. behasa (language) sistem lambang yang arbitrer yang
dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk beke{a sama, berinteraksi dan mengidentffikasikan diri.

tipe bahasa yang hubungan gramatikal dan struktur katanya dinyatakan dengan kombinasi unsur-unsur
secara bebas.

bahasa aktif (actiue language) Iih. bahasa pemberi (producn language)

l8

bahasa akuoatif

bahasa daerah

bahasa dagen8

bahasa fresusastraan

l9 [tali, dan
Ro(inf.ected language'

bahasa akusatif (accusatiae language) tipe bahasa yang mempunyai penanda eksplisit untuk obyek langsung, coutoh Bahasa Inggris yang mempunyai kalimat seperti Tlu) killed him: kata him adalah bentuk akusatif d,ai kata he. bahasa alamiah (natural language)
bahasa rnanusia

nambahan prefiks pada alas atau dasar; mis. Bahasa Bantu. bahasa bersufiks (suffixing tanguagc)

blhrea dagang
blhasa dalam

--+ bahasa pasar

Bahasa Prancis,
mania.

hubungan gramatikal dengan


sufiks; mis. Bahasa Latin, Algonkin, dsb. bahasa bertempo suku kata (syllabletimed language) tipe bahasa yang bercirikan isosila.

tipe bahasa yang mengungkapkan

ragam Bahasa Melayu yang dipakai untuk menyapa raJa atau lieluargakeluarganya, terjadi dari kata-kata seperti waJat, mangkat, dsb. santap, beradu, wafat,

bahasa

inflektif

bahasa inkorporatif
language,

infuctional languagc) -+ bahasa flektif

(iuorporating

brhasa ergatif

rufiks kasus tertentu untuk menan'

bahasa yang memPergunakan

(ergatioe language)

po$iytl:ctt:

language)

bahasa analitis (analytic

language)

tipe bahasa yang menyatakan peldengan kata terpisah dan urutan


kata.

bagai segi gramatika terutama


bahasa anti ergatif-absolut (anti.ergatioe-ab solute language )

bisme.

bahasa bertempo tekanan


timed language)

(rtress-

bahasa yang inengandung sistem

antiergatif-absolut; mis.

Fin din Bahasa Eskimo Tanah

Bahasa

Hijau. bahasa asing (Joreign language)

bahasa berton (tone languagQ bahasa yang mempergunakan titi nada sebagai fonem suprasegmen-

bahasa dengan suku-suku bertekanan muncul padajarak yang lebih kurang sama; mis. Bahasa Inggris, Jerman, Rusia.

tipe

Australia. Lih. kasus ergatif. blhasa Atalon (italon language) UsPeukij. Bahasa Yang diPakai sebagai standar untuk studi kontrastif atau studi tiPologis.
behasa

dai pelaku (disebut tasar argatiJ) dan sufiks kasus lain untuk menandai penderita dsb. argumen lain seperti (disebut kasus absolutifl. Bahasa vans demikian ialah Bahasa Hindi, Eskimo, Baska, bahasa-bahasa asli

tipe banssa yang mr:nyatakan hubungan gramadkal dan struktur katidengan menderetkan morfem-'
morfenr terrkat menjadi kata tung-

gal; mis. Bahasa Eskimo. bahasa ieolatif (isolating


radieal langaage) --+ bahasa analitis

language,

bahasa Iawi
,rurnu"kur,u untuk Bahasa Melayu, khususnya yang ditulis dengan

bahasa yang dikuasai oleh ba-

tal untuk membedakan

flektif

(flectional language)

huruf Arab. bahasa kacukan ragam Bahasa Melayu yang diPakai di-pasar, pelabuhan, dsb ilimana
bartyak bertemu orang dari Pelbagai bangsa, terjadi dari campuran unsur pelbagai bahasa. bahasa kasat (oulgar language, wlga' risn) bentuk bahasa Yang dianggaP sub-

makna

hasawan biasanya melalui pendidikan formal, dan yang secara sosiokultural tidak dianggap bahasa

+ bahasa standar bahasa bangsawan


ragam Bahasa Melayu yang dipakai oleh orang.orang bangsawan dalam istana.

sendiri. bahasa baku

bahasa buatan (artifuial


auxiliary language)

leksikal; mis. Bahasa Cina Mandarin, Bahasa Thai, bahasa-bahasa Indian di Meksiko. bahasa biasa (ordinary languagQ lih. bahasa manusia
language,

tipe bahasa yang memPergunakan fliksi untuk menandai hubungan gramatikal dan bukannYa urutan [ata; mis. Bahasa Latin.
behasa cunung (liaing language) brhasa bahasa yang masih diPakai oleh suatu masvarakat bahasa.

olih petani, -hidup orang

ragam"Bahusi Melayu yang dipakai desa dsb.

bahasa yang direka dengan tujuan khusus untuk memperbaiki


komunikasi internasional; 2. sistem kode berupa lambangJambang ab-

standar dan rendah.

bahasa holdfrastis (holophrastic la-

bahasa kediua (ucond languagc) bahasa yang dikuasi oleh bahasawan bersama bahasa ibu pada masa

bahasa berakar

inflektif

(root-

inJluted language) tipe bahasa inflektifyang vokalnya

strak seperti yang dipakai dalam 'programming' komputer; 3. bahasa


yang dibuat orang untuk pemakaian tertentu; mis. Bahasa Esperanto dan bahasa yang dipakai- dalam

berubah dalam akar kata untuk


menuqiukkan infleksi; mis. Bahasa

*i*p..gunakan kata tunggal "nik sebagai ujaran. behasi ibi (natiac language, mother
lanruaee)

if::flrpemerolehan

bahasa ketika

awal hidupnya dan secara sosiokultural dianggap sebagai bahasa


sendiri. bahasa kentum (centum languagc) bahasa Indo - Eropa yang tetap

Arab.
bahasa berakar isolatif (root-isolating
language)

tipe bahasa yang memperlihatkan


bahaga beryangkal inflektif (slaminflutcd languagQ tipe bahasa inflektif dengan sufiks yang menyatakan pelbagai fungsi yang dapat ditambahkan ke dasar yang tak berubah; mis. Bahasa
Sanskerta.

Iogika simbolis atau untuk penggunaan komputer. Lawan dari bahasa manusia.
bahasa campuran (mixcd language) alat komunikasi yang terjadikaiena pertukaran secara intensif unsurunsur dari dua bahasa atau'lebih. Contoh bahasa campuran ialah

baf,asi' pertama Yang dikuasai


manusia sejak awal hiduPnYa melalui interaksi dengan sesama anggota

hubungan gramatikal dengan akar yang tak berubah dan urutan.

pijin

dan kreol.

bahasa daerah (ucrnacular) bahasa yang dipergunakan pendu-

bahasa ibI suatu kelomPok minoritas pendatang dalam suatu masyarakit bahasa: mis. Bahasa Hokien di Indonesia. brhasa indrlJx (parent language, ancestor

bahasi imigran (immigrant

masyarakat bahasanYa.

Indo-Eropa Purba lkl; Bahasa Latin adalah bahasa kcntum bahasa kerabat (cognate language'
related language, sister langage) bahasa yang memPunyai hubungan

mempertahankan fonem velar

language)

genealogis

-dengan bahasa-bahasa

lain.

duk asli suatu daerah biasanya

?::re:lketompok

bahasa berkera-

bahasa.berprefi ks (prcfalng languagc)

dalam wilayah yang multilingual;

upe bahasa yang mengungkapkan hubungan gramatika dengari pe-

dipertentangkan dengan bahasa perEatuan, bahasa nasional atau

bat vang menurunkan bahasahahasa iiin; mis. Bahasa Latin


Rakyat yang dianggaP menurunkan

bahasa kesusastraalr (literar2 la'


nguagQ

Iingra franca.

bahisa-bahasa Rohantika, sePerti

lih. ragam kesusastraan

20

bahasa khusus

bahasa

pinggran

bahasa politonis

basa antYa

2t

bahasa khus-s (spccial languagc) ragam dan dialek yang diperguna-

I", .untut_ kepentingankepentrngan khusus.


merlan.

sepakatan bangsa atau ketetapan perundang-undangan.

lrrhasa politonis (poinnic

language)

bahasa kiasan_ (figuratioc language) penggunaan kiasan untuk meningkatkan efek pernyataan atau p6bahasa Hrasik (classical languagQ l. dialel temporal suatu bahasa

bahasa nominatif-ilkusatif (nominatia e-- ac ats s atia e I angua g e) bahasa yang mengandung sistem

lih. bihasa berton blhrsa rlrurba ( lroto-language)

an bahasa. bahasa Yang diPakai sebagai pengantar dalam pengajarmenjadi asal kata pinjaman. bahasa tulis (written language)
daughtcr language)

an bihasa asing; 3. bahasa

Yang

hiiotetis yang dianggaP menurun-

tinpuisilk histois komparatif. bahasa

Latin. Biasanya dipertentangkan dengan bahasa ercCtif.


ordtr language) bahasa yang menjadi obyek analisis melalui medium bahasa lain.

nominatif-akusati-f; mis. Bahasa

kah beberaPa bahasa Yang nyata-

nvata ada; mis. bahasa Proto-

--+ rasam tulis bahasa iurut an (descendant language,


bahasa umum (common Language' popu-

Austronesia adalah bahasa Purba

bahasa obyek (objei languagc, first-

dari

bahasa-bahasa FiliPina,
language)

lih. keluarga bahasa


lar

yang dianggap mewakili puncak

perkembangan kebudayaan pemapema_ Pe(emoangan xeDuoayaan kainya; /.. rat[ya; 2. Danasa bahasa kuna yang vans mempunyai kesusastraan yang pentrng. bahasa kuna (old language)

balapa oksiton (oxytonic language) bahasa yang kebanyakan katabahasa paroksiton (paroxytonic
nguage)

bthasa rcsmi (ffici.al

bahasa-bahasa Indonesia, bahasabahasa Polinesia dsb. bahasa yang diPergunakan dalam komunikasi-resmi sePerti dalam

dari khazanah leksikal, sramatikal dan stilistis suatu


bag-ian

l.

language)

bahasa lisan --+ ragam lisan bahasa madya (meio-language) bahasa purba dari suatu kelompok dalam suatu keluarga bahasa ying

Iih. bahasa klasik

katanya-mempunyai tekanan tetap pada suku kata akhir.


la-

perundang-undangan, suratmenvurat dinas dsb.


languagc,

Eahasa yang dimengerti dan diterima sebagai pemakiian Yang baik oleh semua orang Yang mengenal

behasd sasaran (receptor


amanat

bahasa

bahasa yang kebanyakan katakatanya bertekanan pada suku


pra-akhir.

target language) bahasa vans meniadi medium suatu

dalamnya:

itu. (Tidak termasuk di (l) ragam kesusastraan


hanYa

dan ragam teknis Yang

mempunyai satu bahasa purba


bersama. Contoh:

yaig beiasal dari bahasa lumber' settlah melalui Proses'


oensalihan.

dimengdrti oleh orang yang menda-

pat litihan khusus, (2)

ragam

PAC

F-\

oAF
PDF

bahasa pasar (trafu language) bahasa yang dipakai oleh orang yang memiliki bahasa ibu berbedadalam oerdasansan.

iubstandar dan ragam kasar Yang

beda sebagai alat

bahasi satem (saten language) bahasa dari keluarga Indo-EroPa

tidak diterima untuk komunikasi serius, dan (3) unsur khusus dari

komunikasi

ABC

DE

,/t\

vang dalam perkembangan historisnya-mengubah fonem oklusif Pala-

Bahasa pAC adalah bahasa madya; demikian pula bahasa p DF. Bahisa p AF adalah bahasa purba bersama. bahasa manusia (natural language) bahasa yang dipergunakan oleh manusia, yang berbeda dari bahasa

lawanan dengan bahasa penerima. bahasa penerima (corcumir languagQ

bahasa pembeii (producer languagc) serangkaian kosakata, tata -baEasa dan gaya bahasa yang dipakai orang secara aktif dan sempurna ialam berbicara dan menulii; ber-

til

meni-adi frikatif Palatal atau frikatif ilveolar. Contoh: Bahasa

Sanskerta. bahasa sintetis (synthetic language)

tipe bahasa Yang

hubunganhubungan sintaktisnYa diungkaPkan de-ngan infleksi dan Pelgburan

-2. ragam bahasa yang dipakai oleh se6agian besar pemakai bahasa dalam situasi sehari-hari. bahasawan (natiae sPealeer) orang yang memiliki atau menguasai secara penuh suatu bahasa; pemakai pemakai bahasa; ; penutur bahasa.

dialek regional atau sosial);

bahuvrihi

t"trq"

buatan

modern

(nodern language)

bahasa

bahasa klasik

dialek temporal yang dipergunakan pada waktu kini, untuk-membedakannya dari bahasa kuna atau
language)

larmt

SoIang

(ancestor language,

serangkaian kosakata, tata bahtsa gayq bahasa yang dapat 43" dimengerti orang bila ii m6ndengar atau membacanya; lebih luas dari bahasa pemberl.' bahasa pe'rsatuan bahasa yang dipergunakan dalam masyarak^at bahasa yang dianggap sebagal tiktor yang menyatukan masyarakat secara politis, kultural,

Latin, Arab, dsb. bahasa'siul (whistle sPuch)

afiks dilam akar; inis.

Bahasa

Sfrr. kata majemuk yang menjelaskdh'benda dan yang berarti 'Yang

mempunyai'; mis. Skr' nila-kantha

bahasa yang menurunkan bahasabahasa yang berkerabat; mis. Bahasa Latin adalah bahasa

ba|rya plrtama (first language)

dsb.

kasi tersEbut terdapat pada bangsa Indian Mazatek di Meksiko. bahasa standar (*andard language) l. rasam bahasa atau dialek Yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti <ialam perundang-

pola-pola intonasi yang disampaikun det sut bersiul. Cara komuni-

'yang lehernya
barbarisme
( b arb

biru'

(dikatakan

tentang Batara Guru).

bangun -+ konstruksi
arism)

penyimpangan dalam ucaPan' tata bahasa-atau perbendaharaan kata dari ragam standar.
kepada orang yang dihor-

basa

---+

bahasa nasional

dari Bahasa Portugis, Spanyol, Italia, Prancis, Romania.


lnoyang
(national languagc)

IranaEa rDu bahasa pinggi run (peip fural languagc) bahasa yang dipakai oleh suatu

undangan, surat-menyurat resml, berbicira di depan umum' dsb.: 2. bahasa persatuan dalam masYara-

l. bahasa;2. ragam bahasa Yang ./. -ditujukan


mati; 3. mempergunakan ragam

kat bahasa Yang


banvak bahasa.

memPunyar

dialek regional atau bahasi yang


franca di negeri yang multilingual
menjadi bahasa standar atau lingui karena perkembangan sejarahf ke-

yang berdekatan, bulian

cirinya bersamaan dengan Lahasa


karena

masyarakat bahasa yang ciri-

bahasa hormat, basa alus

hubungan historis, melainkan


karena kontak budava atau sebabsebab lain.

bahasi sumber (source language) l. penterjemahaa. bahasa yang digergunakan untuk mengungkaPkan iuatu amanat dan menjadi titik

.ditujukan kepada orang yang dihormati. basa antva

Bali., Sd. ragam bahasa

Yang

tolak untuk terjemahan; 2. pengajar-

,I. ngo(o andhap yangjuga meng-

22

basa bagongan

batas variasi alofonis

beban komunikasi

bentuk asterik

2'

andung unsur-unsur untuk meng-

hormati kawan bicara

berupa

krama. basa bagongan .,/- basa kedhaton yang sampai kini masih dipakai di kraton Yogyakarta, yang mempunyai ciri gramatikal

agak khusus dan mempunyai


kata khusus, yakni
bcsaos

ll

'tidak', rudha'silakan', cnggih'ya;

'saja' , bo2a

'

basa-basi

manira'saya', pako4ira'anda', punapi,'apa', paniki'ini', puniku itu, sdos 'beda', winten 'ada'..

basa madya ;lr. lih. madya basa ngoko lih. ngoko basa panengah Sd. ragam bahasa yang dipakai kepada kawan bicara yang lebih rendah untuk membicarakan sesama atau yang lebih rendah. basa sedeng S/. ragam bahasa yang dipakai
untuk diri sendiri atau untuk orang Iain yang sederajat dalam pembicaraan dengan orang yang lebih

bcban komunikasi
load)

(comrnunication

benefaktif

deraiat kesukaran dari

( b enefactiue ) bersangkutan dengan Perbuatan

suatu

amairat, sebagaimana diukur oleh nisbah antaralumlah satuan inforberat bebannya dapat dipermudah

(verbal yang dilakukan untuk orang lain; mis. verba dalam


kalimat lbu
membukakan altah pintu.

masi dan jumlah satuan formal (kata-kata). Amanat yang terlllu

brlntlrlJr (forn) l. penampakan atau ruPa satuan bahasa; 2. penampakan atau ruPa

dengan penambahan limPahan yanf terkontrol yang membuat


nisbah lebih sempit. bcban tugas (Junctional load, functional

satuan gramatikal atau leksikal dipandang secara fonis atau grafemis

bentuk akrab
tu, Jer, dt.

jetd) -tingkat

unsur bahasa yang

(intimate form)

pemanfaatan kontras dalam

meriYatakan keakraban para pembicara; mis. Pr

l. ungkapan yang dipergunakan hanya untuk sopan-santun dan tidak untuk menyampaikan informasi; mis. kalimat'mau ke mana?'

tinggi atau lebih tua. basa singgih Bali. kata-kata yang dipergunakan
tentang orang ketiga yang dihormati.

baf,asa.- Dalam fonologi makin banyak pasangan kata dibedakan secara minimal, makin berat beban
tugas fonem-fonem yang membeda-

bentuk alrego

yang diucapkan bila kita bertemu


dengan kawan;2. hal mempergunakan ungkapan semacam itu.

kannya, mis. Dalam BI oposisi /P/

kontraksi dari bentuk kata sebagaimana dipakai dalam ucaPan cePat atau dalam ragam bahasa tak

(allrego form)

BASIC English
(kepanjangannya: British, Ameican,

lbl

basa cohag Sd. kata-kata kasar yang dipakai basa ipun


hormat. untuk hewan atau dalam percakapan yang sangat akrab.

Englith) bahasa buatan

Scientifu , Internaiionol and Commercial

baba,'kapir : kabar, tumPuk : mempunyai beban tugas yang lebih

yang terdapat dalam

PaPa ,: tumbuk,

resmi, lawan daripada bentuk


lento. Contoh: bentuk sePefii

dengan

perbendaharaan sebanyak 850 kata

/z/

berafdaripada oposisi antara

ls/

Dz dsb. adalah bentuk alegro, sepadan' dengan bentuk lento


bentuk peralihan dalam proses derivasi dari sebuah dasar ke bentuk turunannya, atau bentuk
lahiriahnya; mis. mengajar adalah
bentuk antara dalam proses derivasi dari ajarke pengajar, dan belajar

Pak,

Inggris dengan gramatikanya,

yang mempunyai beban tugas yan8 rlngan.


bcban tugas berat (highfunctional load)

babak, ibu, dsb, benduk antara (intermedinte forn)

Bali. kata-kata yang dipergunakan untuk diri sendiri dalam ragam


basa kasar

dibuat oleh C.K. Og{en dan LA.


Richards basilek (bailea)
sosiolinguistik. Dalam penyelidikan mengenai kreol, variasi bahasa yang palingjauh dari bahasa yang

bcban tugas ri"ngan (low functional


load)

lih. beban tusas lih. beban tugas

l. Bali, S/. ragam bahasa untuk pergaulan di antara orang sederajat; bukan dianggap tidak sopan,
selama dipakai dalam konteks yang tepat; 2. J. kata-kata kasar.

berprestise tinggi, yang disebut matrilek atau akrolek. batas kata (word boundar2)
unsur lbnologis, prosodia, grafemis atau gramatikal untuk memisahkan kata. batas pendengaran teratas (threshold

bcbae konteks (contex-free) dikatakan tentang kaidah-kaidah

yang dapat diteraPkan dengan

inen'gabaikan konteks gramati-

basa kedhaton

J.

dipakai di kraton Yogyakarta dan

ragam bahasa yang

khusus

kalnya. bOche . la-mar bahasa camPuran Yang diPakai di

adalah bentuk antara dalam Proses derivasi dari ajar ke Pelajar. bentuk asal (unlulying form) satuan dasar hipotetis yang diang-

gap merrlpakan titik

landasan

Surakarta,

dan

kadang-kadang

{afam _pedalangan, tergolong dalam krama madya, dipakai


untuk menumbuhkan suasana solidaritas antara pembicara dan pen-

of pain)
pada frekuensi yang dapat didengar oleh telinga manusia tanpa rasa sakit. batas pendengaran terendah frrrurhold of luaring) amplitudo bunyi terendah pada

Pasilik Selaian yang berstruktur' Melanesia dan berkosakata Inggris'


(b

untuk menguraikan atau menurunkan. seperangkat satuan atau seperangkat varian dari sebuah satuan'

bentu-k asing (ali.eninn, ali.en


foreignism, peregrinism)

word,

amplitudo bunyi tertinggi

bchaviorisme

ehaaiorism)

uendekatan kepada bahasa sebagai

bagian peri daoat

dengar fiadi untuk menghindari

pemakaian krama-ngoko). di kraton Yogyakarta ragam ini disebut basa bagongan dan sampai kini masih dipakai. Di Surakarta ragam

yang situasi perangsang-penanggaP 'diamati.

liku

manusia dalam

piniaman dari bahasa lain yang tetip me-pertahankan ujud fono-

Pendekatan ini
Yang

frekuensi tertentu yang dapat dide-

ngar oleh telinga manusia.

ini jarang dipakai.


basa lemes

batas variasi alofonis (margin of


scanitlt)

sungguh-sungguh daPat diamati, dan mengabaikan aPa Yang dlsebut "keadaan mental" dsb.

hahvu *e-Perhatikan aPa

bentuk asterisk

Iogis atau grafemisnYa. (asterisk form, s.tarred -for*) -1. bentuk bahasa yang diberi tanda asterisk untuk menunjukkan bahwa bentuk itu tidak gramatikal atau

}rillkans.

(back)

Sd. ragam bahasa yang dipakai kepada orang yang lebih tinggi
tentang orang lain yang lebih tinggi

batas variasi fonem yang tidak memberi kemungkinan kacaunya 'lain.


atau tercampurnya dengan fonem

fonctikl dihasilkan 'mulut

di

belakang

pula.

atuu dengan belakan-g -lid-ah (tentang bunyi[ mis. [u], [,], [o] adalah vokal belakang.

tidak pernah dipakai; 2. linguistik historii lamparatif. Bentuk bahasa yang diberi tanda asterisk untuk menunjukkan bahwa bentuk itu tidak ada bukti-bukti tertulisnya

24

bentuk behas

bentuk turunan

[I
bcntuk verba

bentuk verba inlinit

bilangan tingkat

25

--) bentuk hipotetis;


purba.

atau bentuk itu direkonsffuksikan;

kemudian menjadi dasar . dari


bentuk dalam suatu hahasa kini;
mis. radi (ator)

bentuk

(L) )

radiator

(BI,

infinit (non-finite Jorm, infinitc aerb Jorm)


mls, partrsrp,
(heaay)

aerb

lengkap dan berisi nasihat atau pengajaran; mis. Biar lambat, asal
selamat.

bentuk bebas (Jru form)

Yun., Ing.), radiateur (Pr.),

radiatore

bentuk bahasa yang dapat berdiri sendiri dan jelas maknanya. bentuk dasar (base form, cannnic form,
basic altemant)

(It).

bentuk verba yang tidak dibatasi olch persona, jumlah, atau kala;

bidang makna

(semantic area)

bentuk prrba (pron-forn)


lingaistik historis komparatif. benttk
hipotetis yang dianggap menurunkan beberapa bentuk seasal dalam beberapa bahasa; bentuk purba itu selalu ditulis dengan (*); mis.

lnnt

rangat sukar dimengerti

bentuk dari sebuah morfem yang dianggap paling umum dan paling

tidak terbatas. bentuk hipotetis --r bentuk asterisk

karena kompleks atau tidak wajar (dikatakan tentang sebuah wacana); dalam terjemahan sering merupakan hasil dari keharafiahan.

aspek pengalaman yang diungkapkan dengan unsur bahasa atau seperangkat unsur yang berkaitan.

bi-ekuatif

(bi-equatiae)

Pilu. tipe ketransitifan klausa yang menyangkut partisipan, ciri partisipan itu dan lingkungan klausa; mis. dalam klatsa Teh ini terasa panas
di lidah

bentuk hormat

(pollte

unsur bahasa yang menunjukkan hubungan hormat antara pembicara-pembicara; mis. Pr. uoas dan
kepada orang yang lebih tinggi atau orang asing (dipertentangkan dengan Pr. tudan Jer. du yang bersifat akrab). bentuk kanonis (canonic form) l. fonologi. struktur suku kata yang paling lazim; 2. morJologi bentuk yang dipilih untuk menggambarkan bentuk dasar dari morfem. bentuk kata (word form) bentuk kata tertentu yang mengisi Jer.

forn)

ie bila berbicara

pI

*p = bentuk purba p,ev=bentukseasal


bentuk salih

--t\
(pro-form, pro-word)
haae been

*p

bcrita

bcrkas isoglos (bundle of isoJlosses) gabungan beberapa isoglos yang


menjadi penanda batas dialek atau
bahasa.

-r

pernyataan

say;

Teh ini adalah partisipsa2a

lingkupan klausa.

arn) Panas

cirinya, d,at di lidah


( b i- intras itiu e)

btrmakna

(meaningful)

bi-intrasitif

mengandung informasi bagi pendengar atau pembaca walaupun dipa-

kai tanpa konteks (tentang kata atau ujaran). hrnyawa


(animate)

Pike. tipe ketransitifan klausa yang menyangkut pelaku dan lingkupan; mis. dalam klausa Ia tinggal tli rumah,

ia adalah partisipan, di
lingkupannya.
( b iculturalis m)

rumah

l. unsur yang mengganti bentuk lain yang lebih kompleks; mis.

fungsi tertentu; mis. bentuk nomi natif dari nomina, bentuk lampau dari verba, dsb. bentul kembar (doublet)
sepasang unsur dalam bahasa yang mempunyai asal-usul yang sama; llnis. bhad dan itikad, isap d,an hisap, korban dar, kurban dsb. bentuk lemah (weak form) bentuk kata Bahasa Inggris dalam posisi tak bertekanan. bentuk lenb (lenn form)

pronornina yang menggantikan frase nominal dalam pelbagai bahasa, atau kata Ing so yang menjadi pengganti frase verbal kecuali subyek dan verba bantu
2. kata yang menggantikan kata, frase atau

dari obyek yang bernyawa dan dapat bergerak, berlawanan dengan tak bernyawa (inanimate) ; tering kali dinyatakan dengan

tergolong dalam kategori semantis

bikulturalisme

gejala pada seseorang atau suatu

masyarakat yang ditandai oleh


orientasi pada lebih dari.satu sr,stem nilai budaya; misalnya seorang Amerika keturunan ltalia generasi kedua masih merasa dirinya orang

dalam kalimat Huck could


caught, so could Tom;

bttuara

eiri-ciri tertentu dalam tata bahasa.


(uoiced)

bentuk gramatikal lain; pronomina dan proverba adalah bentuk sulih.

dihasilkan dengan getaran pita ruara; mis. bunyi [b], [dl, [S]. barruara lw tak bersuara (aoieed as
aoicelcss)

Italia walaupun telah menerima beberapa sistem nilai Anglo;


Amerika.

bilabial

,fonologi. oposisi ciri pembeda yang

bentuk tegan (hesitation form) bunyi atau kata yang diucapkan


karena pembicara ragu-ragu atau sedang mencari ungkapan yang

bentuk kata yang penuh, yang

e...)

apa

tidaknya getar periodik yang berfrekucnsi rendah pada laring, dan tecara artikulatoris ditandai oleh rda-tidaknya getar pada selaput

tecara akustis ditandai oieh .ada

bilabiodental

dihasilkan dengan penyempitan kedua bibir; 2. bunyi atau fonem yang terjadi demikian, [p], [b] dan [m] adalah bunyi bilabial.
( b il ab io dental

l.

(bitabial)

'

mempunyai padanan yang ringkas (bentuk alegro), yang biasa dipakai dalam ragam biasa atau ragam resmi; mis. bapak adalah bentuk

bentuk terikat

(bound

lento, pak adalah bentuk alegro; dahulu ad,alah bentuk lento, dulu
adalah bentuk alegro.
(protoupe

bentqk bahasa yang harus bergabung dengan unsur lain untuk dipakai dengan makna yang jelas; mis. n2a, juang, dsb.

form)

hrtutur

luara.

dengan bibir atas dan gigi atas menyentuh bibir bawah; 2.

l. dihasilkan

bunyi atau fonem yang terjadi

lih, bicara brtlna -* feminin bttul-salah (correctnus)

demikian.

bilangan (number) satuan dalam sistem matematis


yang abstrak dan dapat diurutkan,

bentuk prototipe istilah


-forn)

bentuk tunrnan | (drriued form) bentuk yang berasal dari bentuk asal setelah mengalami pelbagai
proses.

lmat sangat diperhatikan

masalah pemakaian bahasa yang dalam tnta bahasa preskriptif.

ditambah atau dikalikan

bilangan pokok (cardinal G..up"u banyak bilangan tingkat (ordinal


kedua clst-

number)

blcsa (sPeaking) pngajaran bahasa. perbuatan


menghasilkan bahasa untuk berkosalah satu ketrampildn munikasi - dasar. brhasa yang

bentuk yang dijadikan dasar pembentukan istilah, dan yang mepunjukkan persamaan atau kemiripan
antara pelbagai bahasa kuna, seperti Bahasa Yirnani dan Latin, yang

bilangan yang dipakai untuk memlilang atau untuk menunjukkan


number)

bentuk turunan

ll

(transform)

kalimat

struktur sintaktis yang berasal dari

inti

setelah mengalami

rangkaian transformasi.

bldd
peribahasa yang berupa kalimat tak

bilangan yang menjawab pertanyaan: 'ke berapa?'. Contoh pertama,

26

bilingual

Bopp' Franz

braille
.f -Grammalik

bungi frikatif
bukunya

27
Spra chtheorie ( I 934)

bilincual (bilineual) l. fiampu atau biasa memakai dua

bisemi

bahasai 2. bersangkutan dengan atau mengandung dua bahasa


naskah,

(tentans orang, masYarakat, "ku-rt dsb.); -' dwiba'

(bisemj makna ganda yang berlawanan dari satu kata; mis. A. hararn berarti 'suci' dan' terlarang', L. sacu berarti

erman. Bukunya,

Vergleichende

diang'

des Sanskit, Griechischc,

gap sebagai buku yang

bisik

'suci' dan 'terkutuk'.


(whisper)

(1852), pertama kali menjelaskan perbandingan bahasa dari sudut


inorfologi dan menegaskan pentingnva Bahasa Sansekerta dalam lin!uistik komparatif.

Littauischen, G otthis chen und Deutschen

Paling lenekap dan paling maju dalamPendek"atah funfsional, dan diperlakukan sebagai dasar teori-teori alimn

Praha. Dalam buku itu ia memper-

hasa, ambilingual.

bilingualism e

( b i lingualism) perr-ggunaan dua bahasa atau lebih

wicara yang dihasilkan tanpa suara tetapi dengan gesekan yang daPat

lakukan bahasa sebagai

sistem

-seseotang atau oleh suatu oleh


masyarakat; ---+ kedwibahasaan.

didengar karena adanya penyem-

reille

pitan glotis.

gistem tulisan dan cetakan untuk

tanda dan sebagai alat, Yang harus diselidiki dengan, memperhatikan situasi, karena bahasa memPunYai

bilingualisme koordinat
bilingualism)

(co-ordinate

bising (noise) lih. gangguan bitiansitif ( bitransitioe )

orang buta berupa kode yang terjadi dari 6 titik dalam pelbagai

fungsi ekspresif, fungsi aPelatif


dan-fungsf representatif.
bibir -dengan dibundarkan; mis. bunyi [ul;r lih. labialisasi.

bilingualisme dengan dua sistem bahasa atau lebih yang terPisah.


Seseorang yang bilingual koordinat,

Pike. tipe keransitifan klausa yang menyangkut pelaku, penderita dan

lingkupan; mis. dalam


mereka adalah pelaku,

kombinasi yang ditonjolkan pada Irertas sehingga dapat diraba. Diciptakan oleh Louis Braille (1809I

bundar (rounded) fonctik. dihasilkan bundar

ketika

memPergunakan satu

klausa Meieka menerima bantuan dari udara,

852).

brrkilogi (brachiog)
dipakai

lw tak bundar

(roundcd

bahasa, tidak menampakkan unsurunsur dari bahasa yang lain; Pada waktu beralih ke bahasa lain tidak terjadi percamPuran sistem.
(comPound

adalah penderita, dan


adalah lingkupan.

bantuan dari udara

rungkipan yang pukal dan Yang tidak lengkaP, recara gramatikal -dalam

non-rounded)

Bloomfield, Leonard

ntiu dalam bidang kehiduPan


clan tenaga.
(

bahasa sehari-hari

bilingualisme majemuk
bilinguli:n)

(1887-1949) ahli linguistik bangsa Amerika. Pengaruhnya sangat kuat

(crtentu untuk menghemat waktu


1857-1095) sariana bahasa bangsa l'k.larrda yang disertasinya be rjudul llijdrage tot de Vergeliikentle Klankleer
l|estersche Afdeeling aan de
Polynesische

ciri pembeda. bunYi bundar fonologi ciri fonalogi dihasilkan dengan bibir bundar, hlnvi tanDa Pembunbunyi tak bundar tanpa daran
r

bilingualisme dengan dua sistem bahasa atau lebih yang terPadu. Seseorang yang bilingual majemuk sering "mengacaukan" unsurunsui kedua bahasa (atau lebih) yang dikuasainya.

dan rnasih terasa sampai kini.

Erlndes, Jan Laurens Andries

bunvi (sound) kelan pada pusat saraf

sebagai

bilinguatisme sub-ordinat
ordinate bilingualisn)

(sub-

bahaia atau lebih yang terpisah, tetapi masih terdapat proses Pnterjemahan.' Seseorang yang bilingual sub-ordinat biasanya masih mencampurkan konsep-konsiP bahasa pertima ke dalam bahasa kedua.

bilingualisme dengan dua sistem

Kary any a meliputi bahasa-bahasa Indian, Bahasa Tagalog, linguistik umum dan kesusastraan. Bukunya yang paling berpengaruh ialah Language (1933). Walaupun banyak murid dan pengikutnya menganut teorinya sehingga gaya pendekatan mereka disebut Bloomfi eldianisme, namun ia paling tidak suka pada "aliian-aliran". Beberapa karyanya dikumpulkan oleh C.F. Hockett

akibat getaran gendangan telinga yang bereaksi karena perubahanperubahan dalam tekanan udara.

dtt
hi

Ma-

st:h-

Taafamilie

(I

884),

tnerupalian karya peloPor dalam


ilnru perbandingan bahasa Austro-

bunyi alir (liquid) bunyi yang dihasilkan dengan terbentuknya alur sempit antara
pita-pita suara (iadi semua bunyi alir adalah konsonan bersuara)
dengan tempat artikulasi sedemikian rupa sehingga alur sempit yang kedua tidak ada (iadi tidak ada bunyi frikatif); mis. bunyi hl, fi1.

rresia.

tnrtrgenai arkeologi, ikonografi,


Errndstetter, Renward
Kuna, Jawa Baru dan MelaYu.

Ia juga banyak menulis

lrnhiisa dan kesusastraan Jawa

dalam

hs.

Leonard Bloomfield Antho-

Bloomfieldianisme pandangan linguistik dari Bloomfield yang berpegang pada prinsip


behaviorisme dalam penyelidikan semantik dan tuntutan agar dilaksanakan prosedur penemuan yang ketat.

(ltl60-1942) sarjana ilmu perbantlingan bahasa-bahasa Austronesia

bunyi bahasa

(speech sound)

herbangsa Swiss yang

belqm

bilier (binay)
binomial

'

teriadi dari dua bagian; serba dua.


(binomial)

grcrnah Lerkunjung ke Indonesia ini lrrriasa dalam merumuskan hukum buiiyi yang pernah diuraikan oleh

saiuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan diamati dalam fonetik sebagai fon atau dalam fonologi
sebagai fonem.

lebih dari dil5agi dua dua,mis. terdiri dari 4 unsur); mis'


gabungan seperti pulang pergi, suka
duka.

teriadi dari dua kata atau unsur; yang daPat terjadi dari gabungan -(munfkin

llt'undes dan N.v.d Tuuk, merutttuskan teori akar kata dan

bunyi-bunyi homorgan
sounds)

(homorganic

Boas, Franz
(1858-1942) sarjana linguistik dan

biolinguistik
lingui.stics)

(biolinguistics, biologi7al

ahli dalam bahasa-bahasa Indian .Amerika. Bukunya a.l. Handbook of

antropologi bangsa Amerika. Ia

rintern pepet dalam bahasa-bahasa I rrtlrrnelia. Karyanya a.l. Wurzel und ll1fl in den Intlonesischen Sprachen
(

bunyi berlainan yang diartikulasikan pada titik artikulasi yang sama; mis.-m dan b pada tambang, m dan P

ll)10);

Gcmeinindonesich und Urindo-

pada tampil.

cabang linguistik yang mempelaj ari kondisi biologis dalam Pengembangan dan pemakaian bahasa dalam diri manusia.

tar buku itu sangat berpengaruh dalam linguistik umum Booo. Franz
ir?gr-taoz) sariana bahasa bangsa

American Indian Languages. Pengan'

nrliici ( I91 I ), dll. brlve Itr. tanda diakritik fllhler, Karl

bunyi desis

(sibilant)

prikologi bangsa Austria,

(ltl79-1963) sarjana bahasa dan


Yang

brinyi s atau yang serupa dengan bunvi itu. bunyi' frikatif ( fricatiue) bunyi yang dihasilkan oleh alur yang amat iempit sehingga sebagi-

2E

bunyi gelegar

caralan

caret

- ciri

intralinguistis

blrnyi geletar (trill) brinyi yang dihasilkan dengan mengariikulasikan ujung lidah pada lengkung kaki gigi, segera melepaskannya dan segera lagi
bunyi-geseran -+ bunyi frikatif bunyi kembar (gcminah) . konsonan yang terjadi dengan memperpanjangkannya kalau bunyi itu malaran atau dengan waktu antara memperpanjangkan -dan
implosi
mengartikulasikannya dst.; mis. r.

an besar arus udara terhambat; mis. bunyi [r, !, Z, -f, a,,0, dan 6].

bunyi sampitgan (latual) l.-bunyi yang dihasilkan


kedua sisi lidah; mis.

dengan menghalangi arus udara sehingga keluar melalui sisi atau biasanya

Garlt Ing. tanda diakritis (.I')


Gccrk ../. alograf huruf zg Yang terletak pada akhir suku kata.

ciri-ciri prosodis (prosodic


Chomsk2

features)

llallc. jenis ciri pembeda


(protmsity fca-

l;

2. bunyi

ciri-ciri lrrotensitas
turx)
Jakobson

yang meliputi tekanan, nada, dsb.


l Hallc. jeris ciri pembeda antara tegang lawan kendur.
Chonsk2 d Halle. jenis
(caaity features)

yang dihasilkan dengan menghalangi arus udara di salah satu temPat aitikulasi di mana juga bunyi
lep_askan secara

trdrll

letupan diartikulasikan, lalu difrikatif;


mis ftsl
.

pcnggantian bunyi hl dengan yang anak-anak-yang bunii IU bunyi P7 mis. pada anak-anak
belum dapat mengucapkan bunYi
trl
.

Qandatisn,, lamdai.sm),

yang meliputi kontras

ciri-ciri rongga

[i] ' $l '


dengan

bunfi sengau (zasaf brinyi yang dihasilkan

oodilla

ciri pembeda yang bersangkutan dengan bentuk rongga mulut dan titik artikulasi,
dan meliputi kontras antara koronal

bunyi
allang.

eksplosi dalam hal letupan; mis. kaPa, suio,

menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membukajalan

Sp. tanda diakritis (,)


huruf

bawah

t,

pada

g.

bunyi letnpan (plosiac, stoP) binyi yang dihasilkan dengan menghambat arus udara sama
sekali di tempat artikulasi tertentu,

agar dapat keluar melalui rongga hidung; mis. [m], [o], [fi], [rt]. bunyi sentuhan (/aPl

ilIr,llk dick)
chOmeur

hentian yang terjadi dengan aliran udara diisaP melalui velum.


Pr, gramatika relasional. frase nomi-

ciri-ciri sonoiltas
Jakobson I

lawan non-koronal, antirior lawan nonanterior.


(nnority featares) Halle.Jenis ciri pembeda

yang meliputi kontras-kontras

se-

brinyi yang dihasilkan


artikulato.r
alveolar

dengan menyentuh sebentar

nonvokalis, konsonantal lawan nonkonsonan-

perti vokalis lawan

titik artikulasi; mis. bunyi

dental

kemudian alat-alat bicara ditempat artikulasi tersebut dilepaskan kembali; mis. brnyi [b], [kJ, [g] dsb. bunyi likuida (liquid) lih. bunyi alir.

buta hunrf (illitzracy) ketidakmampuan membaca dan


atau menulis.

/rl

dalam BahasaJePang.

nal yang hubungan gramatikalnYa rudah dibatalkan sebagai akibat perubahan hubungan; mis. Buku' buku itu dipinjam oleh mahasiswa, bariian kalimat oleh mahnsiswa dise' bui sub2ek chdmtur yang berfungsi demikian karena perubahan dari kalimat aktif. Qhrmpollion, Jean-Frangois ( I 790rariana Prancis yang berjasa dalam
1832)

tal, nasal lawan oral, pukul lawan longgar, selaan lawan malaran, bersuara lawan tak bersuara. ciri-ciri sumber (soiurca feahtru)

Chonsfut d Halle. jenis ciri pembeda vans meliputi kontras antara beriuri. lu*rt tak bersuara, kasar Iawan lembut.

ciri-ciri tonalitas (tonnlltl feafinu) ciri-ciri pembeda Yang meliPuti

dalam karyanya "Lettre a M.Datrier a l'alphabet de hYeroglYPhes phon6tiques" (1822) dan Pricis du
ilshme hieroglyPhique (1824).

m;mbuka rahasia hieroglif Mesir

kontras antara rendah lawan tirus, sempit lawan tak semPit, tajam lawan tak tajam.
(exprcssiae featurc)

ciri ekspresif

sltl
cabang (braruh) lingiistik historis komparatiJ bahasa atau bahasa-bahasa yang tumbuh
berasal dari778 M, berisi pelajaran menyusun kakawin dan kamus.

(fcanre)

likap atau perasaan pembicara ciri ekstralinguistis (axtralinguistic


featurQ

fonolofi. ciri akustis yang menandai

dari bahasa purba yang


(dalam diagram silsilah).
disorder, spuch imPedinant)

candrasangkala

komponen atau bagian dari unsur yanj dipakai sebagai dasar untuk memerikan pola yang teratur.

Li.i yung tidak menjadi

utama finguistik atau Yang tidak

Perhatian

sama
sPuch

kronogram Jawa yang memakai


sistem perhitungan bulan.

cacat bahasa (spuch dtfca,

olrl akustis (accustic feahtre) 1. .fonetik akustis. ciri-ciri bunyi


liahasa sebagaimana ilianalisis atas

kelainan dalam bahasa seseorang yang disebabkan oleh gangguan atau cedera psikofisiologis. cakra alograf huruf r yang mengikuti J. -huruf t mati, dan ritu diikuti vokal. Candakarana buku pedoman karang-mengarang tertua dalam Bahasa Jawa Kuna,

cara artikulasi (manner of articalation, modc of afii.culation)


cara aliran udara disempitkan atau dilepaskan dalam saluran suara,

dianggap amat relevan bagi.bahasa sebagai alat komunikasi, mrs. tsyarat badan atau nada suara.

dipakai untuk mengklasifikasikan

bunyi bahasa atas oklusit

nasal,

frikatil, afrikat, lateral,

getar, sentuh, semivokal dan vokal.

n&da atau amplitudo; 2. fonologi. t:iri-ciri bunyi bahasa yang dianilirir atas tajam lawan biasa, malaran lnwan hambatan, dsb. olrl-clri pembeda u;tarra (major class
Jiatures)

ciri formal
eksplisit.

(Jormal

ciri intralinguistis yang diperguna-

feahm)

kan untuk menentukan

satuan-

satuan dasar yang konsisten dan

ciri intralingui stis (intratinguistic


ture)

fea-

Ohonsfu

Halle. jenis kelas pem-

carakan ../. urutah huruf dalam abjadJawa.

hcda yang meliputi kontras antara nyaring lawan tak nyaring dan vokalis lawan nonvokalis.

ciri yang menjadi Perhatian utama

linguisti-k, mii. ciri pembeda dari satuan fonologis atau ciri makna.

30

ciri

khas bahasa

Courtenay, Jan Baudouin de


prosodic feature, pluisegmental feahre, -.featurc, multisegmcntal feature)

3l

ciri khas bahasa (genius)


ciri khas suatu bahasa pada
segala

subsistem yang membedakannya

ciri ujaran yang melingkupi lebih


dari satu segmen ujaran atau bunYi,

dari

bahasa-bahasa

lain.

Dalam

penterjemahan perbedaan antara ciri khas bahasa sumber dan bahasa sasaran menghendaki terjemahan yang setia yang mengikuti prinsipprinsip ekuivalensi dinamis daripada mengikuti prinsip-prinsip korespondensi formal.
(configurational featurcs)

yaitu nada, tekanan, sendi


intonasi.

dan

codex unicus

L. kritik naskah. naskah tunggal dari

satu karya. competence lw. perfomance


Ing. Chomsk2 ComPetence: kemamPuan bahasawan untuk memahami dan menghasilkan kalirnat-kalimat yang belum pernah didengar sebeiumnya, yakni kode yang mendasari semua ujaran dalam satu bahasa. Performatue: realisasi kode itu dalam pemakaian bahasa yang sebenar(1840-1926) pendeta Belanda Yang beriasa dalam menyusun kamus HolBahasa Sunda, Soendaneesch

D
ffiil
(couert)

ciri konfigurusi

deetimologisasi
Yang

(de+tinologi"sation)

Jotwlogi. ciri akustis yang menandai

dikatakan tentang hubungan


lntara bentuk-bentuk bahasa

ciri korelasi (mark conelation) ciri fonologis yang membedakan ciri lokal
(proaircialinn)

batas-batas satuan gramatikal.

satu perangkat fonem dari perangkat lain; mis. ciri bersuara dalam rangkaian lbl, ldl, lgl : I pl, ltl, lkl, unsur lafal, gramatika atau leksikon yang khusus terdapat pada dialek resional tertentu.
(redundant feature)

'

dari kalimat, tetapi muncul bila


hrlimat dihubungkan dengan kalimat lain. Contotrhubungan dakhil lrlah substitusi dan transformasi.

tidak nampak dalam struktur lahir

peleburan dua morfem dalam satu kompositum sedemikian rupa sehingga bentuk dan makna morfemmorfem itu tidak kentara; mis. Ing.

nya, yakni ujaran itu sendiri. Coolsma, Sierk

definisi

lad2 yaag berasal dari 'penguli roti'.

hl6f-di.ge

lrnrmah

ciri "melimpah

- 3, lanlsch Woordenboek (cetakan'ke


1930), Hollandsch
Soenldruesch

Arab, berupa tandawau (u) kecil di

Ar. tanda bunyi [u] Pada aksara


konsonan'

ttas huruf

ciri nondisting$f.
turQ

forclogi. ciri akusatis yang menandai adanya ciri-ciri bunyi lain tertentu yang mempunyai fungsi bahasa.
(non-distirutiac fea-

- serta tata (1910), . bahasa Sunda dan karanganWoortlenboek

lllrnama

.ciri hakiki orang, benda, hal atau konsep; 2. uraian tentang makna kata, frase, atau lambang; 3.

mengungkapkan makna atau ciri-

l.

(dertnition)

kata, frase atau kalimat y4ng

karansan lain. Courtefray, Jan Baudouin de


(I

tbttt

.,/, cinonim
(base)

leksikografi. proses dan hasil penye-

ciri
ciri

845-

192-9) sarjana linguistili


Saussure

morfem yang dibubuhi afiks; mis. ,luang daiam- berjuang; bandingkan dengan alas
(stem)
.

butan makna kata dengan menandai komponen dari konsep, dengall menerangkan derivasi dan pe-

makaian kata

itu, atau

dengan

fonetis ujaran yang tidak

dipakai untuk membedakan fonem, mis. aspirasi dalam bahasa Inggris.

yang bersama F. de

bangsa Polak (keturunan Prancis),

menunjuk kepada bendanya.

ciri prosodi (Prosodic Jeanre) lihl ciri suprasegmental ciri sekondei (ucoidarlt feature) ciri artikulasi bunyi yang sering

pembeda (distirutiae featun) ciri yang membedakan satuan bahasa dengan satuan bahasa lain; mis. [d] dan [tJ.

pelopor struktusebagai pt dianggap itianggap sebagai linsui istik. Kegiatan ralisme dalam linguistik. ralismi iaran ol di Polanrolanpenelrtlan dan pengaJaran penelitian dan dia dan Rusia membuatnya sebagai pendidik sarjana-sarjana linguistik

lfrr

yrng dapat berdiri sebagai kata hrnya bila bergabung dengan

morfem terikat yang bukan a{iks,


morfem lain; mis. Bl. juang, drb,
temu,

terikat

(bound stem)

definisi nominal (nominal fufinition) proses atau hasil menyatakan


makna kata dengan menerangkan turunan dan pemakaian kata itu.

definisi ostensif

Ia pernah mengajar di Kazan (Rusia), sehing.


Polandia dan Rusia.

&lta lidah (bkde) brgian dari lidah yang

terletak

ciri suprasegmental (saprasegncntal


Jeahri, scundarl

mengikuti ciri dasar artikulasi; mis. pembundaran bibir, aspirasi, nasalisaSi, retrofleksi.
phorume, secondarlt

ga ia dan murid-muridnya di-1ngfap membuat aliran sendiri, aliran

Kazan. SumbangannYa terutarna

lfyi lrir

tepat di belakang ujung lidah.

ilokusi

dalam bidang fonologi dan morfologi. Ialah yang menyebarkan istilah Jonema (iung berasal dari muridnya, Kruszewski.)

ilrihat yang diinginkan oleh pembiGlrn agar ujarannya berefek Pada


Pfndengar.

(illocutionar2 Jorce)

definisi riil (real dlfinition) proses atau hasil menYatakan makna kata dengan memperinci
unsur-unsur konsepnya.

juknya atau mengisyaratkannya.

(ostensiae d$.nition) cara menggambarkan suatu konsep dengan mengucapkannya, menun-

defleksi

(dlflexion, dtJlution)

kcmampuan gramatikt

(Power

ar rfdmmars) td. ukutun kemampuan gramatika [lltuk memberikan semua bentuk

linguistik hisnris. hilangnya infleksi, misalnya bila dua akhiran kasus

l.

bergabung menjadi satu; 2. linguistik

yrng mungkin dalam


tcDBt, (de-adjectiaal)

bahasa

dcskriptif. terjadinya pergantian morfem inflektif oleh unsur lain;


misalnya Ing. sufiks -er dan -est oleh more dar, most. defonologisa si ( defo ru I o gi aa tion ) linguistik historis komparatiJ hilangnya kontras antara beberapa fonem

lrldah-kaidah serempak

yang

ttJrktival

'

bErual atau dibentuk dari ajektiva; $h, kata Penalu berasal dari nalu.

32

deiksis
(deixis)

dependensi unilateral

deret

dialronis

33
maknanya;

de*sis

dalam sejarah suatu bahasa.


hal atau fungsi menunjuk sesuatu di luar bahasa; kata tunjuk, promina, ketakrifan dsb. mempunyai fungsi deiktis.
(deictic)

atau benda; misalnya ini, itu.

demoti& (dmotic)
ragam percakapan dalam Bahasa Yunani Modern. denasalisasi (dmasalisasti.on)
proses penghilangan nasal.

dan mungil dalam Pondok nangil.


(sequaue)

nya) dan membatasi


misalnya si, itu,
mi.ner)

hubungan antara unsur-unsur


linier, misalnya deret fonem dalam kata; realisasi dari urutan. Deret ini bersifat riil din merupakan peristiwa bahasa yang dapat langsung diamati. Bandinghan uratan (order).
bahasa secara

n1n:,

mu, dsb.

determinator umum

(indefinite deter-

deiktis

denominal

(denominal)

determinator dari frase nominal yang menyatakan hal yang umum; misalnya suatu. deverbal
(deuerbal)

bersangkutan dengan atau mempunyai sifat deiksis. deklaratif (dtclaratiw)

berasal atau dibentuk dari nomina;r

Iih. modus indikatif deklinasi (fuderci.on)

denominatif

misalnya kata menggembala adalah bentuk denominal dari gembala.


(dznominatiac)

dorivasi

(dtioation)

proses pengimbuhan afiks non-

berasal atau dibentuk dari verba; misalnya kata penlruruh adalah suatu

bentuk deverbal dari

mmlruruh.

jukkan dualis dan pluralis;

perubahan nomina, pronomina atau ajektiva yang menunjuk kategori, kasus, jumlah'atau jenis; misalnya Skr. nadi'sungai' berdeklinasi nadlau d,an nadlas yang menun2.

l.

--+ denominal

denotasi (denotation) makna kata atau kelompok kata


yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas
konvensi tertentu; si{btnya obyektif.

inflektifpadi dasar untuk membentuk kata. dorlvasi balik, (back formation, iaerse
dciaation)

deverbatif
diaeresis

(fuucrbatiae)

--+ deverbal

pembentukan kata secara terbalik,


ditikahkan dibentuk

misalnya Sd. tikah dalam kata

--, trema diafon (diaphoru)

Ing. tanda diakritis (.ii.)

dai kata nikah

seperangkat nomina dalam suatu

dental (kntal)
berhubungan dengan gigi atas dalam proses artikulasi suatu bunyi; 2. terjadi karena penyempitan ujung lidah atau daun lidah dan

bahasa yang mempunyai sistem

infleksi yang hampir bersamaan;


misalnya deklinasi pertama dalam Bahasa Latin; 3. daftar dari semua bentuk inflektif dari nomina, pronomina, ajektiva dsb., dalam hubungannya dengan jumlah, jenis, kasus dsb. deklinasi kuat (strong declension, infufinite fuclension) deklinasi nomina dan ajektiva dalam bentuk tak tentu dalam Bahasa Jerman.

l.

berdasarkan analogi dengan pola yang ada (misalnya tanya menjadi nanya). J adi tikah dianggap sebagai aralnya sedangkan nikah sebagai bentuk derivasinya, padahal kebali-

satuan fonologis abstrak yang dirumuskan untuk menandai kese-

padanan antara sistem-sistem

grgi; 3. bunyi atau fonem te{adi demikian.


akasara.

yang

dentawyanjana ../. urutan huruf dalam abjad atau depa.latalisasi ( drpalatalisation)


proses penghilangan palatal. dependensi (tupendtnq)

&ribel

kannya yang betul (hal ini kita ketahui karena nikah berasal d,ari Bahasa Arab).
(dtcibel)

diagram pohoa (tru diagram) gambaran visual dari penjabaran

bunyi dari dialek-dialek yang berbeda; mis. dalam Bahasa Melayu diafon //a// yang direalisasikan dalam dialek Melayu Rjau [rupa] dan dalam dialek lain [rupa], frup], dsb.

deklinasi lemah (weak


dcfinite fudention)

declenrion,

deklinasi nomina dan ajektiva


dalam bentuk tentu dalam Bahasa

delabialisasi (dtlabialisation, unrounding, lip spreading)


ti-adanya atau penghilangan

Jerman.

yang lain. Dalam frase

hubungan antara unsur-unsur gramatikal dari tataran yang berbeda: bila satu unsur dalam suatu konstruksi tidak dapat mengganti seluruh konstruksi maka ia dianggap tergantung (dependent) pada unsur
pondak
bebas

,forctik. satuan untuk menyatakan intensitas bunyi relatif pada skala dari o untuk rata-rata bunyi yang dapat didengar sampai 130 untuk rata-rata tingkat pendengaran tertinggi.
(dtsirurce)

konstituen secara hierarkis; misalnya kalimat.,4 dik membara buku dapat

suatu satuan atas

konstituen-

digambarkan dengan diagram


pohon sebagai berikut:

dorlnens

dalam kata Latin domi.rus bentuk donin adalah akarnya, z adalah


vokal tematis dan s adalah desinens.

sliks penanda fleksi;

misalnya

N
I

,/

K
V
I

l\--

N
I

mungil, kata pondok dianggap

dorlrripsi struktur

(structural drscrip-

adik

membaca

buku

labiali
demog-

(infupendent) karena dapat berdiri sendiri, sedangkan mungil dianggap

IG. l.

tlon)

penggambaran konstituen-

demografi bahasa (linguisth


raplry)

tergantung pada nomina.

dependensi mutual (mutual


dencl)

fupen-

penyelidikan tentang pelbagai kelompok pemakai bahasa dan variasi bahasa dalam suatu masyarakat

konstituen ujaran dan hubungannya dari sudut semantik, sintaksis dan fonologi; kaidahnya terletak di
rebelah kiri kaidah transformasi; 2.

dependensi antara unsur-unsur


yang bebas; misalnya antara frase nominal dan frase verbal dalam

bahasa dengan mempergunakan


statistik, dan penggolongannya berdasarkan faktor-faktor kelas sosial, agama, umur, empat, pendidikan,
dsb.

kalimat Ponlok mungil itu


jutaan.
pmdtnc2)

berharga

dependensi unilateral (unilateral dtdependensi yang terjadi antara unsur yang bebas dan unsur yang tak bebas; misalnya antara pondok

input yang memungkinkan terjadinya suatu transformasi, biasanya berwujud kategori gramatikal atau variabel-variabel, misalnya dalam kalimat Mesin inil dibuka2 sekaranp. DS-nya ialah N1 - Vz - Ps.

demonstrativa

(demonstratiae

kata yang dipakai untuk menunjuk atau menandai secara khusus orang

drtcrminator

partikel .yang ada di Iingkungan nomina (di depan atau di belakang-

(futerminer)

pendekatan terhadap bahasa


dengan melihat perkembangannya sepanjang waktu.

bersifat historis; berkenaan dengan

84

dialek
(dialect)

diatoPik dirumuskan untuk menandai keseoadanan antara satuan-satuan moriotogit ai antara Pelbagai dialek.

diferensial semantis

disimilasi

35
status

dialek

diferensial semantis
rential)

(smantic

dffi-

tif. variasi lain mempunyai nya disesuaikan dengan


komunikasi lisan.
(dismPh)

variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai; variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok ba-

"rendah" dan diPergunakan untuk


komunikasi tak resmi dan struktursaluran

hasi*an di tempat tertentu (=

dialek regional), atau oleh golongan tertentu dari suatu kelomPok bahasawan (= dialek sosial), atau oleh

diasistem (dia-systen) L jaringan hubungan formal yang


memperlihatkan sistem bahasa bersama yang dianggap mendasari dua dialek atau lebih, yang dirumuskan sebagai kerangka untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan struk-

dikembangkan oleh Para alat vans 'psi"kologi untuk mengukur ahli diberikan oleh seorang makni yang -iiePada sebuah kata, informan

digraf

misalnva

kelompok bahasawan yang hidup dalam waktu tertentu (dialek temporal). Contoh dialek regional ialah Bahasa Melayu Riau, contoh dialek sosial ialah Bahasa Melayu yang

den!-an memilih satu di antara aiekiiva yang berlawanan sePerti


gcmbira-sedih, keras-lembut, cepat'
lambat dsb.

kata musik dan kemudian mencatat tanggapannya Pada Perangsang ini

si

informan mendengar

fombinisi-dua huruf untuk mengirisalnya trrl.


sambarkan satu bunYi atau fonem; z.g untuk menggambarkan

tural,

dipakai oleh para bangsawan, contoh dialek temporal ialah


Bahasa Melayu Klasik.
raphical dialcct)

dialek regional

(regional dialect, gcog-

2. fenomen dua sistem atau lebih yang beke{a secara berdampingan yang mungkin mempengaruhi perkembangan sistem-sistem itu, misalnya sistem-sistem fonem yang
berbeda

dlftong

(diPhthong)

bunv"i bihasa

Pada waktu oensu.upurnya ditandai oleh Peru-

-Yang

diksi (diction) pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memPeroleh efek tertentu dalam berbicara di dePan umum

diminutif

atau dalam karang-mengarang.


(diminutiue)

dari dialek-dialek

Lahin s'erak iidah dan Perubahan

yang

dillek yang ciri-cirinya dibatasi oleh tempat; misalnya dialek


nyumas.

berdekatan dalam satu bahasa.

diilesis

(uoic)

Melayu Mtnado, dialek Jawa Ba(socinl dialect)

kategori gramatikal yang menunjukkan hubungan antara partisipan


perbuatan yang dinyatakan oleh verba dalam klausa. Ada diatesis aktif, pasif dsb.
(actiue aoice)

( di Phthongi ation) dti6hgisasi protE perubihan vokal menjadi


s

tamber'satu kali, dan yang berfungsi sebagai inti dari suku kata, seperti [ay] pida fianbafl dsb.

an sebuah sufiks, mis. Bld.

tentang bentuk kata dengan makna kecil, Eiasanya dengan Penambah-

-tjc

dalam Marietje adalah sufikc dimi-

dialek sosial

atau subyek dengan

dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu; misalnya dialek

dlftong"lebat (widl

diftone.

diPhthong)

nutif. komunikatif (communicadinamisme . tite dwamism) Prahi. pengaruh suatu bagian kali-

dialektal
of

wanita dalam Bahasa Jepang.


(dialectal)

diatesis aktif

mat dalarn-mengembangkan komunikasi.


(palatalised nant, soft-consonanl)
conso-

bersangkutan dengan dialek.

. bentuk gramatikal dari sebuah verba, danlata:u klausa, yang


(middle aoice)

banyak, misalnYa ai Pad,a lantai'

dipalatalisasilan

dlftorig naik
diohthons)

(ascending diphthong, rising

dialek temporal
language)

(temporal dialect, state

subyek gramatikalnya merupakan pelaku; lawan dari diatesis pasif. diatesis yang menunjukkan pelaku berbuat untuk dirinva sendiri.

dilafali<an dengan Palatalisasi,

dialek dari bahasa-bahasa yang


berbeda-beda dari waktu ke waktu,

diitesis medial
diatdsis pasiiif

misalnva aDa vanq lazim disebut

"funa' MelaYu Bahasa Mltayu Klasik dan Melayu Modern diilek


variasi sosial atau regional suatu
bahasa yang diterima sebagai stan-

(passiae aoice)

masing-masing adalah dialek temporal dari Bahasa Melayu.

tinggS Qrestige

dialect)

diatesis refleksif
nya ia
beratkur.

diaiesis yang menunjukkan bahwa subyek adalah tujuan dan perbuatan; misalnya ia diqakul.
(reJlexiue aoice)

dtftong iempit (frryy*. diphthongl., terladl dengan seorKlt diftons Yang -letak lidah, misalnYa
.

diftorrg |ang bagian paling nyaringnva teidaptt sesudah PeluncurnYa, niisalnya'Bl [ual Pada (uarfl.

yakni dengan bagian dePan lidah


dinaikkan ke arah Palatum, misalnya dalam bunYi awal dari kata Inggris dera.

leil oada batcrei' dth"hi twlun (descending

oerubihan

yang' beibeda untuk

diphthong,

diatesis yang menunjukkan subaek berbuat atai dirinya sendiri, misal-

dar bahasa itu, dan dianggap lebih

didelitologi

tinggi dari dialek-dialek lain.


( dialeaolog)

diatesis resiprokal (reciprocal wiee)


diatesis yang menunjukkan subyek

Alfuci

.falling diPhthong). aittong yi"g bagian paling nyaringnya teidaPat sebelum PeluncurnYa, niisalnya'BI [au] Pada [harima']' penga.rih migrasi dan Pengalihan
Uiffusion)

menandai Lasus-kasus yang ada: mis. Arab makkatu 'Mekah' adalah diPtotos, karena makkatu adalah bentuk nominatif, dan makkota adalah bentuk

genitil dan akusatif. disambiguasi

cabang linguistik yang mempelajari

variasi-variasi bahasa dengan dialinguistik


memperlakukannya sebagai struktur yang utuh.
( dialinguis tic s)

pluralis bertindak berbalasan atau subyek singularis bertindak berbalasan dengan komplemen; mis.
mereka berpukul-pukulan atau ia berpukul-pukulan dengan temannya.

,rraiatt budaYa melewati batashatas bahasa,' khususnYa inovasi


dan peminjaman'

lih. pengawataksaan disartria ( btsarthria) aiifasia --+ afasia disfonia (fusPhonia) disilabis

cacat wicara karena kelainan dalam ousat saraf.

dlglosia iituasi

(diglossia)

penyllidikan mengenai jangkauan ilialek-dialek dan bahasa-bahasa


yang dipakai dalam suatu masyarakat bahasa.

diatipe (diatlpe) lih. ragam bahasa

luncsional atas vartasr-varrasr


bah"asa vans ada. Satu variasi

balhasa dengan .pembagian

istilah umum untuk cacat dalam


pembunyian suara.
(disyllabic) (dissimilation)

diberi

diatopik (dianpic) penyelidikan mengenai variasivariasi bahasadalam dfmensi ruang

rtatus';tin[gi" dan diPakai untuk

diamorf (diamorph) satuan morfblogis abstrak

Yang

dan dimensi sosial.

pen8Sunaan resmi atau PqnqgYna: en publik dan memPunyar crrl-crrl yang lebih komPleks dan konserva-

terjadi dari dua suku kata.


yang terjadi bila

disimilasi

Tno;t@rubahan

t6

disimilasi deht

I)onatus, Aelius

dorsal membedakan

Dyonisius Thrax --+ artikulasi ganda

,7

yang sama berubah


menjadi tak sama. Misalnya dalam BI pasangan r dan r dihindarkan dan menjadi I dan r dalam kata belajar (< berajar). Contoh lain r - r dalamterantar menjadi ldan rdalam

ungsi untuk
distribusi
(distribution)

doreal

(darsal)

dualitas struktur (duality of structure)


dvanda
S,tr, kata majemuk yang

satuan-satuan bahasa.
kesemua posisi yang diduduki oleh

l. teriadi karena PenYemPitan orrrnnins lidah dan langitJangit


demikian.

distribusi komplementer
mentarl distribution)

unsur bahasa.

[.tui"utu]u langit-langit lembuq -2' bunyi atau l6nem Yang terjadi

te{adi dari
Skr-

(comple-

disimilasi dekat
tion,

telantar,

j utapositional dissimilation) disimilasi yang terjadi atas bunyi


yang dekat; mis.L. anima

(contiguous dissimila-

disimilasi jauh

Spanyol alma.

anma

(ircontiguaus dissimilation, distant dissimilation)

disimilasi yang terjadi atas bunyimarble,

yang menjadi anggota fonem [kJ dikatakan berdistribusi komplementer karena [k] hanya mtrncul di depan konsonan atau vokal bela-

situasi di mana dua varian dalam lingkungan tertentu saling melengkapi, misalnya alofon [k] dar [gJ,

dorso-alveolar (dorso-aheolar) l. diartikulasikan dengan Pung-

pushpa-mila-ithalam'bunga (dan) akar (dan) buah"

konstruksi Parataktis; mis.

dvigu

gung lidah mendekati alveolum 2' Errrli utu, fonem Yang terjadi demikian: mis' Ar,.e'
( dorso-

S[r.*.ata majemuk yang terdiri dari


numeralia dan nomina Yang mem-

bentuk nomina kolektif; mis'

S&r

bunyi yang berjauhan letaknya; mis. Pr. marbre ) Ing. Tengahan


disimilasi progresif
milation)

Bl

hrantar

telantar. (progresshe dissi-

distribusional isme ( distribusionnlism lih. analisis distribusi

kan*[*J hanya muniut ai aepi, vokal depan, misalnya dalam [fita]


(ditransitiae)

kang misalnya dalam [kota] sedang-

dorso-palaial Palatal) l, diartikulasikan dengan Punggung lidah mendekati Palatum; 2. bunyi atau tbnem Yang tegaot demikilrn; mis (4) pada akhir, ffl
oada kita.

tri-dinam'tiga hari'. dwibahasa J bilangual

dwibina lingga
Bali kata majemuk

dwilincca

dorco-uvular

( dorso-uaular)

aruh bunyi yang pertama; mis. Jerman Kwa.himin ) himil(nasal


yang kedua berubah menjadi lateral).
( regressiae

disimilasi yang te{adi karena peng-

ditransitif

L diartikulasikan dengan pendekatan antara uvula dengan Punggung


ttrc

verba yang menghendaki dua obyek gramatikal, satu obyek langsung

lidah, 2. bunyi atau foncm Ylng 'jalan'.


(dorso-aelar)

terjadi demikian; mis Pr. [R] dalam

redufliikasi seluruh bentuk dasar; mis. tamu-tamu. dwilincca bawa ma /. di,v"ilinsga dengan infiks um "deng.r, mikna 'peralihan dari orang ke orang', mis. turun-tetnuran'
guntur-gumuntur dsb.

dan satu obyek tak langsung. Lih. transitif dan intransitif.

dorro-velar

disimilasi regresif

disimila-

tion, anticipatory disimilation, retrogressiue disimilation)

disimilasi yang terjadi karena pengaruh bunyi yang kedua; misalnya


terantar

divelarisasikan (odariaed) lih. veLarisasi divergensi (diaergerce, dialectatisation) proses terpecahbelai:rya suatu bahasa menjadi beberapa dialek
karena tiadanya fasilitas pendidikan yang standar dan - kurang cukupnya komunikasi.
(domination)

L diartikulasikan dengan Punggung lidah mendekati velum; 2. Srnii utu, fonem Yang terjadi
demikian; mis. g Pad'a gagak.
(dorsum)

dwilingga salin, swara o.nniiarsut kata Penuh


dwimaya lingga Bali kata ulang semu
i,ariasi

dengan

vikrl;

mis.

BI

bolak-balik'

dorrum
lidah.

bagian lidah

di

belakang daun

dwiourwa '
tetamu,

klantar.

pingulangan sebagian atau seluruh iuki awalsebuah kata; mis. tamu)

disjungsi (disjanction) hubungan antara bagian-bagian konstruksi yang dipisahkan oleh


atau ata:u tctapi dan menunjukkan kontras atau asosiasi; misalnya
mereka

Du'ali, Abfr'l Aswad ad

laki

dominasi

hal tergantungnya suatu konstituen

sintaktis pada simpai berikui:

nhkin tetapi

misalnya dalam diagram pohon FV

di

atasnya,

bahwa tujuan gramatika ialah dalam Qur'an yang suci,


terpelihara baik.

(meninggal 688) peletak dasar ilmu bahasa- Arab, futg berPendaPat

dwipurwa wisesana lingga

>

lelaki.

selalu gembira.

meniaea asar Bahasa Arab, terutami ieba{ai bahasa yang diPakai


tetaP

/.-pengulangan suku Pertama kata 'dair penambahan akhiran -az,' mis. rasa ) rer(uan 'saling membicarakan'.

disjungtif ( disjurutiae ) l. konjungsi seperti atau dan tetapi; 2. konstruksi yang mengandung dislalia
disjungsi; lihat disjungsi.
(dydalia)

dwisama lingga Bali.kata ulang sempurna.

daalis Uual)
F

V
I

-N
I

'
A
liar
I

kategori gramatikal jumlah untuk meninlulikan dua hal atau benda,

dwisamatra lingga Bali.kata ulang berubah bunyi.


dwiwasana
..,/.

cacat wicara karena cacat atau


berburu

kekurangsempurnaan alat ucap dan bukan karena cacat di dalam pusat saraf. disleksia ($slexia) kekurangmampuan dalam membaca.

yang dipertentangkan dengan sincul-aris-dan pluralis; mis. dalam


SEr. nadi'sungii' adalah singularis, nadyas adalai pluralis d,an nadlnu

pengulangan sebagian suku tera-

khir dari sebuah kata; mis. cengis


cengingis

babi

FN ada dalam dominasi FV I)onatus, Aelius


(abad ke-4 M), ahli bahasa Latin. Karyanya Ars Minor merupakan
bahan pelajaran bahasa Latin yang

durlisme iemantis

'd[a sunsai' adalah dualis.

(dualist tfuor1

of

Dvonisius Thrax (abad I M) ahli bahasa bangsa


Yunani. KaryanYa Tekhni Grammatiki meruPakan tata bahasa Yunani vans rinskas, dan memenuhi stan-

-'meringis-ringis'.

mcaning, dladic theory oJ meaning)

disonansi (dissonarue) kombinasi bunyi yang dianggap

teori dalam semantik Yang mengsnggap adanya hubungan timbal-

distinEif

kurang enak didengar.


(distinctiae, Junctional, contras{fue, releuant, significant)

bali-k' antara lambang (unsur


yang ditunjuknya.

ir." *o"d...' Dari dialah


hik.rruidulu* tata bahala

asal

paling berpengaruh sampai Abad


Pertengahan.

bahasa) dengan obyek atau konseP

pembagian kelas kata sePerti Yang


EroPa'

38

Ejaan Republik

ekstraposisi

39

tahun 1957, sebagai hasil KePutus4s l(engres Bahasa Indonesia II di

Za'ba, danyang dipakai di sekolahsekolah negeri itu sampai tahun


r972.
(ejectiae) eiektif - l. ditandai oleh penutupan glotis

Medan. Sistem

ini tidak

Pernah

dilaksanakan.

Eiaan Republik

"til. riai,n

Suwandi

Eiaan Suwandi 'sistem ejaan Latin untuk Bahasa

dan penyempitan lain di atas glotis; 2. bunyi bahasa yang' terjadi demikian; biasanya bunyi hambat.

E
'edisi kritis (critical edition)
kritik
naskah.

merdekaan Yang dimuat dalam Surat Keputusan Menteri Penga-

Indonesia sesudah Proklamasi Ke-

ekabahasa (monolingual)
--+ monolingual ekologi bahasa (ccologlt oJ language) penyelidikan mengenai interaksi antara bahasa dan lingkungannya, seperti yang terdapat dalam etnolinguistik dan sosiolinguistik.

penyelidikan kritik naskah. editio maior L. kritik naskah. terbitan naskah

terbitan naskah hasil

tus cntrcus. efisiensi (fficiensy)


Kecilnya.

yang lengkap dan disertai appara-

versi Malavsia vanE dengan perubahan sedii<it menliar eJaan resmr di Malaysia sekaring. ejaan etimolo gis (etymo-Logical spelling) ejaan kata yane menekankan segi
historisnya her,lan mempertahaikan unsur yang tidak direalisasikan secara fonetis; mis. penulisan bank dan sanksi

'Mr. Soe*andi No. 264/Bhg. A tgl.


19

iaran, Pendidikan dan Kebudayaan

[21 penyederhanaan atas ejaan van


OotruYsen, antara lain Yang menyo-

Maret 1947, dan Yang meruPaialah perubahan oe menjadi

eksaminasi

(examination)

lo[

u.

kritik

naskah. proses penentuan


naskah,

tcori komuniksi. pengertian maksimal

samDai tahun 1972. Eiaan'van OPhuYsen

Sistern

ini

menjadi ejaan resmi

otentik tidaknya suatu


"keinginan" penulisnya.
eksegesis
(exegesis)

dalam arti sesuai atau tidak dengan penjelasan dan penafsiran teks.

dari,reseptor dengan upaya sekecil-

egresif

bunyi yang te{adi demikian.' eja (spell out)

l. dihasilkan dengan aliran udara bergerak ke luar dari alat ucap; ' 2.
satu

(egrusiue)

Ejaan Fajar Asia sistem ejaan Latin yang dipakai


Malaya pada sekitar zaman penjajahan Jepang.

"sistem ejaan Latin untuk Bahasa Melayu di Indonesia yang dimuat


merupakan ejaan Latin resmi Yang

para pengarang di

Semenanjung

dalarn Kitab Logat Mclajoe (1901) oleh Ch. A. van Ophuysen, dan (Buku itu disusun dengan bantuan Engku
pertama negeri

eksofasia (exophasia) hal membunyikan bahasa secara


nyata.

di

ini

eksofora (cxophora) hal atau fungsi menunjuk kembali

mengeja, melafalkan huruf

elun

demi satu; mis. dalam mengeja kata kgtgk.or1ng mengeja [f a],lil, [ta], kq ] atau [ka] , [oJ, [te], [a] [ka]. . laJ, I bahasa dengan kaidah tulis-menulis yans distandardisasikan; yang Iazimnyi mempunyai 3 aspek yakni aspek lonologis yang menyangkut penggambaran lbnem dengan hurufdan penyusunan abjad; aspek morfologls yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis; aspek sintaktis yang menyangkut penhnda uJaran berupa tanda baca. sistem- ejaan Indonesia-Malaysia

ejaan fonemis (phorumic_ spelling) eJaan yang menggambarkan tiap


Ibnem dalam bahasa dengan satu lambang secara konsisten.- Contoh ejaan Fin dan ejaan Turki.

Nawawi gl. St. Makmur dan M.Taib St. Ibrahim). Ejaan I{ilkinson sistern elaan Latln resml Yang
oleh RJ. Wilkinson (1904).
Semenanjung MalaYa Yang disusun

pada sesuatu yang ada


bahasa atau pada situasi.

di

luar

eksosentris (exountrii)

pertama untuk Bahasa MelaYu di

penggambaran

(spclling)

bunyi

ejaan fonetis (phonctic spelling) eJaan yang menggambarkan tiap vanan lbnem atau bunyi dengan satu lambang; mis. ejaan Meliyu
sistem Wilkinson.

Ejaan Yang D_isempurnakan


sistem ejaan Indontsia yang sebagian besar sama dengan sistem ejaan

l. semantik. dikatakan tentang ungkapan yang maknanya tidak berasal dari makna konstituennya; 2. sintak' si.r. lih. frase eksosentris, konstruksi eksosentris.
dikatakan tentang informasi Yang secara formal diwakili dalam suatu
wacana, seperti dengan kata-kata, morfem, urutan elemen, dsb.

eksplisit (exPl*it)

Ejaan Melindo
sistem ejaan Latin yang termuat

Malaysia, yang termuat dalam


sEkarang rnenjadi ejaan resmi Indo-

dalam

Pengumuman Bcrsama Ejaan

Surat Keputusan Presiden No. 57 tel. 16 Agustus 1972 dan Yang


nesia. Dalam sistem ejaan ini diatur

Bahasa Milayt-Indonesia (Melindo) (1959) sebagii hasil usaha peryatu'an sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, dan yang diputuskan dalam Pe{anjian Persahabatan antara kedua negara itu pada tahun

eksplosif

(explosioe)

Ejaan Baru Bahisa Indonesia

pemakaian huruf, penulisan huruf, oenulisan kata, Penulisan unsur serapan dan pemakaian tandabaca.

versi Indonesia yane dirumusikan

Dibindingkan dengan ejaan

Su-

dikatakan tentang hentian Yang te{adi dengan aliran udara ke luar dari paru-paru. ekstensi (extension)
stmantik. hal-hal yang ditunjukkan oleh ungkapan

dalam r4asa Orde Baiu ( 1966), dan yang dengan beberapa perubahan penjl{i Ejaan Yang Dilempurnakan. Sistem ini tida[ pernatrdilak-

1959. Sistem

ini tidak pernah

dilaksanakan.

EjT" S..P Bahasa

sanakan.

sistem ejaan Indonesia-Malaysia

Malaysia

Ejaan Pembaharuan sistem ejaan yang dirancangkan


oleh sebuah panitii yang dipiipin oleh Prijono dan E. kgtloppf pJau

"meniaai kh, meniadi sju.

wandi yang menyolok dalam sistem ini ialah perubahan hurufj menjadi y, /i menjadi j, nj menjadi n7, ch

tj

ekstraposisi

(extraposition)

menjadi c, dan Y

kata atau kelompok kata

ditempatkan'

F^;iaan-Za'ba "sistem ejaan Latin di Semenanjung Malayu yang dirancangkan oleh

seolah-olah tidak menjadi bagian dari kalimat itu secara konstruksional, dipisahkan oleh jeda dengan

di "luar"

yang

kalimat,

40
Oran_g

ekuatif

entri

epanafepsis (empiricisn)

kalimat itu; mis. orang itu dalam


itu, apa urusannlta f,ingan perkara
he

etnografi komunikasi

4l

empirisme

sat, a giant among dwarfs.

ini? lngg. there he sal dal{m fhcrc


(cquatiae)

dari

teori bahwa semua konsep berasal

pengalaman;

darr

bahwa

semua pernyataan yang menggam-

kata kepala itu sendiri. (ePgrulcPsis) qmrlePsis 'pengulangan

ekuatif

tipe ketransitifan klausa yang menyangkut partisipan dan cirinya;


mis. dalam klansa Cairan itu menjadi uap, cairan itu adalah partisipan dan uap adalah cirinya.

barkan pengetahuan hanya dapat dipertanggungiawabkan dari pengalaman. Dalam linguistik pahdm ini

in;

Penegas-mis. -keharusan menggunakan Per-

kata untuk

Bahasa Georgia (di Kaukasus) bila verba berkali kini-aoristus, maka subyeknya berpenanda ergatif; bila verba berkala kini biasa, maka

gronomina persona dalam


comncnts

subyeknya berpenanda nominatif'

ianv"an Bahisa Prancis Votrc sotur, ua-t'cllc'bagaimana sauhara{iahnYa

berusaha memEatasi' analisis

Esser, Samuel Jonathan (1900-1944) fenterjemah Alkitab Teneah. Karyanya ialah Klank

bahasa pada data di dalam korpus,

yang diperoleh dengan penelitian


raPangan.

'laudara anda, bagaimana dia'? aDcntesis (ebmtlusis, excrescent)

dara anda?', makna

dan ahli bahasa-bahasa Sulawesi


en

ekuivalensi (cquiaalerce) makna yang sangat berdekatan;


lawan dari kesamaan bentuk; lih.
ekuiaalmsi dinnmis

enlo-fasia

hal berbicara kepada diri sindiri


endofora Qndophora) hal atau fungsi menunjuk kembali
katafora.

(endaphasia, intcrna! spuch)

'penyisipan bunyi atau huruf

ke

Uma Taal(postum, 1964), dan yang

Voilee,

oan

l*

Ifrorisch (1927), Dc

secara tidak keras, misalnya dalam membaca

dalam kata, terutama kata Ptnlaman untuk menyesuaikan dengan pola fonologis bahasa Peminjam;
inis. penyisipan [a/ dalam katakelas.
(ePiPhora)

paling terkenal ialah peta bahasabahasa lndonesia yang dimuat dalam Atlar aan Tropisch Nederland,
(te38).

ekuivalensi dinamis

h*r)

(dynamic cquiaa-

rplfora.

teori terjemahan kualitas terjemahan

yang mengandung amanat naskah asli yang telah dialihkan sedemikian rupa dalam bahasa sasaran
sehingga tanggapan dari reseptor sama dengan tanggapan reseptor terhadap amanat naskah asli.

pada hal-hal yang ada dalam wacana; mencakup anafora dan

rplglotis ( ePiglotlis ) 't[lang rawan di dePan glotis Yang


sada waktu rnenelan.

Persajakan

tat de langue Pr. lih. dialek trmporal etik dan emik (etic & emic)
Pike. dua istilah yang berasal dari fonztik dan fownik untuk mempertentangkan pendekatan pada

endosentris (endounti)

dapai bergerak melindungi glotis


(ePigmPhl)
ii-mu

elektromiografi

(elechonyography)

pada waktu wicara dengan menusukkan elektrode atau menemalat


plkan plester pada pelbagai bagian
u.cap.

pengamatan dan pengukuran otot

enklisis

makna-makna konstituennya; 2. sintaksis lih. frase endosentris, konstruksi endosentris.


(erclisis)

l. semantik. dikatakan tentang ungkapan yang maknanya berasal daii

cplgrdi '

yanI mempelajari tulisan kuna

bahasa: dalam pendekatan etik


pola-pola fisik bahasa digambarkan tanpa menghubungkannya dengan fungsinya dalam sistem bahasa;

pada prasasti-Prasasti.
(e rplrtemblogi 'penyelidikan Pistenolog)

dalam ucapan atau tuliJan; mis.

penggabungan kata dengan kata

elipsis

(ellipsis)

peniadaan kata atau satuan lain yang ujud asalnya dapat diramal-

\c1ta-!an apa menjadi kenapa. enklitik (nclitic) klitik yang terikat dengan unsur

dan teori tentang irsal-muasal, batas-batas dan kerahihan pengetahuan. Dalam linRuistik dihubungkan dengan masilah metabahasfdan status logika
dalam bahasa.
(ePonYn)

dalam pendekatan emik hubungan fungsional diperhatikan secara


penuh dengan menentukan satuansatuan kontrastif minimal sebagai dasar deskripsi.

Ialg l.

mendahuluinya; mis. nla

.Ponim

etimologi
dsb.

(etynologt)

kan dari konteks bahasa


konteks luar bahasa.

atau

d,alam bukun2a, mu dalam mcmbeiiu, lah dalam pergilah.

nama temPat atau Pranata yang dibentuk menurut nama orang; mis,
Lcningrad,

kata serta perubahanmakna.

penyelidikan mengenai asal-usul

eliptis elisi

(elliptical)

ensiklopedia (cnqclopoilia)
benda, peristiwa dan keadaan d'i dunia sekitarnya; 2. seluruh pengetahuan yang berhubungan dengin

bersifat atau bersangkutan dengan elipsis; mis. kalimat eliptis.

diketahui Iahasawan'tentang

scmantik. semua

fakta

yang

.rgrtif

RSIil,

perubahannya dalam bentuk dan


etynolog)

(ergatiae) absolute)

is_tilah umum yang mencakup afesis, sinkope dan apokope. emendasi (cwiaatlon)
kritik ruskah. usaha untuk memulihkan teks yang ada menjadi teks yang

Qlision)

lih. kasus ersatif ortatif-absoltt"(ergatiae Iih. ergativitas

etimologi rakyat (folk

pengambilalihan unsur dari bahasa lain dengan memberinya bentuk

kan bagian dari makna intrinsik

unsur leksikal, tetapi tidak merupareferensi

.rgrtivitas (crgatiaity) iistem peninda kasus nominal

yang lebih dikenal; mis.


jadikan
sekar pacc.

nama

Carpmtier (Belanda*Prancis)
(etynon)

di

otentik, dalam arti sesuai dengan "keinginan" penulisnya. emik lw etrk (cnic as itic) lih. etik dan emik

yang memuat keterangan tentang hensif suatu cabang pengetahuan dalam bentuk artikil-artilel yang
pelbagai cabang pengeiahuan atai yang-menguraikan secara komprebiasanya disusun secara alfabetisl
oocabularlt cntr2)

dari unsur itu; 3. buku

dengan subyek dari verba intransitif berpenanda morfologis Yang sama

dengan obyek langsung dari verba transitifi, tetapi berpenanda morlove?ba tran'sitif. Lih. kasus erg'atif. Gr(ativitas terpisah (split ergatiuity)

etimon

bentuk yang menurunkan bentuk-

locis yang berbeda dari

bentuk dalam beberapa

subYek

emotif

empati bunyi

afektif

ircativitas dalam

bahasa-bahasa

Melayu air, Fiji wai, Tonga uai, dll. etnografi komunikasi (ahrcgraphy oJ
comnunication)

dari kata 'Ioba aek, Jawa we,


bidang etnolinguistik atau

turunan; mis. *aayg adalah etimon

bahasa

(phorutic enpath2)

errtri (mtry,

mengikuti gerak produksi bunyi sebagai bagian dari persepsinya-

tingkah laku pendengar pada saat

Itkt:*g7r"fr.

definisi dan keterangan lainiya


dalam kamus atau ens-iklop edia;'2.

l. kati

kep"aia dengan

teltentu dengan sistem nominatifakusatif padi komPonen gramatika


gramatika lain dipergunakan sistem ergatif-absolut, misalnYa dalam

sosio-

tertentu, tetaPi Pada komPonen

Iinguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan semua

variabel di luar bahasa.

42

etnolinguistik
(cthnolinguis tics)

feminin
(eualuation mewure)'

fiI fi,il

fokus kontras

{E

etnolinguistik

L cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan


masyarakat pedesaan atau masyarakat yang belum mempunyai tulisan (bidang ini juga disebut
2. cabang

evaluasi

Firth.^John Rupert amr

teori linguistik. alat untuk mgmb,anl

dingkan beberapa gramatika dari


satu bahasa dan untuk menentukan mana yang dipilih berdasarkan semesta bahasa yang ada.

fi'il

.{r. perbuatan; verba


Ar. verba imperatif

linguistik antropotogi);

fi'il lazim /r. verba intransitif fi'il madhi

Inggris. Bukunya Tht Tobangsa u4uEro4 Inggris. SPeech (1964) dan and Speech of Mcn anl ngues ntuei oJ 957). Fahcrs-in Linguistics Linsuistics I 1934934- 195 Il-(( I 957), Fapcriin sangat berpengaruh di Inggris. Sumbangannya terutama dalam

(1890-1960) sarjana linguistik

linguistik antropologi yang menyelidiki hubungan bahasa dan sikap

extended standard theory


7G. versi gramatika generatif yang dikembangkan pada awal tahun 70-an dari versi standard theorl. Dalam versi ini kaidah-kaidah

satu aspek etnolinguistik yang sangat menonjol ialah masalah


relativitas bahasa.

bahasawan terhadap bahasa; salah

eufemisme

semantis boleh diopbrasikan

(euphenism)

pemakaian kata atau bentuk lain untuk menghindari bentuk larangan atau tabu; mis. frase ke belakang

dengan struktur lahir sebagai input; ciri-ciri struktur lahir yang relevan

bagi semantik ialah tekarran, intonasi, pembilang, dan fokus kalimat; .iadi struktur batin tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya penentu komponen semantik suatu

fonologi prosodi. fi'il mudhari flgksi (flection) rtr. verba berkala futur prosei atau hasil penambahan a{iks fi'il mutaaddi pada dasar atau akar untuk memAr. verba transitif; dalam karYa batasi makna gramatikalnya. Raja Ali Haji terbagi atas f il (Joc'us) fokas (nonrestpmuslarakat nutaaddi tiada yang menonjolkan suatu l. unsur il rokal): mis. mtmukul, dan f bagian kalimat sehingga perh4tian
mutaa.ddi musyarakah (resiprokal),

Ar. verba berkala lamPau

teori semantik kontekstual

dan

mis. berpukul- pukulan.

(untuk

eufoni

berak). (euphony)

fllogeni

(Phylogeny)

kombinasi bunyi yang dianggap


enak didengar.

pinvelidlilian t;ntang sejarah dan

kalimat.

fer[<embangan bahasa sebagai

iuatu sistem; Bd. ontogeni.


(Philolog)

pada bagian itu; 2. ciri predikat verbal yang menentukan hubungan semantis predikat verbal itu dengan subvek. dan biasanva ditandai oleh

pendengar (atau pembaca) tertarik

fllologi ilmri ying memPelajari

bahasa,

kebudayaan, Pranata dan seJ-arah suatu bangsa s-ebagaimana terdapat dalam bahan'bahan tertulis. ttlolocr modern (modcrn philolog)

'dalam Bahasa Tagalog in{iks -zm- meruPakan oenlndl bahwa verba itu berfokus
afik's verbal; mis.

ielaku, dan infiks -iz-

berfokus

F
faktif (factiae) l. veiba yang mernpunyai
velum dan dinding belakang leher. komplemen kalimat dan yang menyimPulkan kebenaran komplemen itu; mis. tahu dalam Para sarjana tahu bahwa mcreka masih harus belajar; 2. verba yang mempunyai dua komPlemen,

penielidikan filologis atas bahanbahan tertulis modern, seperti yang

iufuan. Contoh dalam Bumabasa ng d.ilaryo ang titser 'membaca surat kibir guru itu' infiks -am- memilih

ang titier 'guru' (pelaku) sebagai


fokus. Dalam Binabasa ng titscr ang diyaryn'dibaca guru surat kabar itu' in{ilis -ir. memilih ang diarln'srrat

fase foiiif a*ustite . dua gelombang bunyi -dikatakat ad,a dalam Jase bila pada
dan pada saat itu keduanYa menun-

(ohasc)

dilakukan H.B. Jassin atas karyakarya Chairil Anwar. filrafat bahasa (li.nguistic philosophy) ilmu yang menyelidiki kodrat dan
kedudukan bahasa sebagai kegi4tan manusia serta dasar-dasar konsep-

saat tertentu tekanan udara tercatat

pada norma kedua gelombang itu


Yang

tual dan teoretis linguistik; ilmu interdisipliner linguistik dengan


filsafat.

kabar' (= tujuan) sebagai fokus. fokus budaya (culural focas) aspek kebudayaan yang Paling sentral, paling berkembang dan paling konstan dalam kesadaran berpikir manusia; bagian Yang

diw;kili oleh

kosakata yang paling

seperti menjadi, mcmilih,


kat N7.
Soebadio

mtmbuat,

mengangkat. Contoh P re sidcn mcngang-

iukkin variasi dalam arah "sama.


puncaknya dikatakan
luar fasc.

flrthianisme

jadi

direktur jenleral

Bila satu gelombang bergerak ke alasnya ilan yang lain ke


keduanYa ke

kebudayaan. (pharyngeal) faringal l. -terjadi karena penyempitan dindin[ faring dan akar lidah; 2.

aliran atau prinsip-prinsip linguistik yang dilembangkan oleh J.R. Firth, ying berpegang Pada PrinsiP

kaya dan paling tePat. foku's kontris (foar of contrasl)

nya bernada lebih tinggi

fase artikulasi (phase of artirulation)

tahap dalam produksi

bunyi yang terjadi demikian.

faringalisasi

artikulasi bunyi bahasa yang diikuti oleh penyempitan dalam faring. faring hidung (nasal pharyx) bafran darf faring yang menjadi bagian dari rongga hidung, yaitu ruing di antara tagian belakang

(lharlngealisation)

bunYi bahasa, yaitu luncuran awal, kekangan dan luncuran akhir.

iolisistemisisru, yakni pendekatan bahasa yang memandang Pola-Pola bahasa tidak berdasarkan sistem

analitis dan kategori yang bersifat

fathah

Ar.

Arab, berupa garis miring kecil


yang dituliskan di atas konsonan.

tand,a bunyi

[a]

Pada aksara

orientasi sosial Yang kuat, dan


menekankan perlunYa Penelitian

tunggal. Teori

ini

kalimat yang biasadan brrtekanan lebih keras dariPada bagian lain yang disebut latar, dan yang dipertentangkan dengan suatu irnsir di luar kalimat atau klausa;
sintaksis. bagian

memPunYai

feminin (faninint) lih. jenis

konteks, Aliran ini iuga ditandai oleh teori


tcntang koiolasi, konteks situasi

jrga dalam fonologi.

Lontras, dan Pergi ke Pasar adalah latarnya. Konstruksi nominal juga

mis. dalam kalimat Adik Pugi ke basar kata atlik meraPakan fokus

dioakii untuk menandai fokus koltras dan latar; mis. dalam


kalimat Adikyng pcrgi
ke

dan fonblogi prosodi.

pasar atau

fon

fonetik parametris

fonetik teraPan
(sama mcmandang wicara sebagai sistem firiolosis tunggal, dengan variabel-

fonometri

45
(po\slstcnic

foa

dalam Adiklah 2ang pergi ke pasar. Fokus kontras berbeda dari pokok dalam hal nada dan tekanannya.
(jhoru)
bahasa (phorcni)

morfologi suatu bahasa

fonologi polisistemis
ohonolosv)

dengan morfofonem dalam teori

lain). fonem suprasegmental (supraxgmmtal,plurune)


fonemis.

veriabil artikulasi dalam saluran


luara yang terus-menerus bergerak,

fonologi prosodi
brosodic analvsis)

iih. roi6togi prosodi


(prosodic phonologlt,

bunyi; bunyi

dan ialing bekerla sama dalam

fonem

t0kanan, nada atau jeda yang

satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna; mis. dalam BI. h adalah fonem, karena membedakan makna kata harusdan arus; b d,an p ad,alah dua fonem yang

dimensi wiktu untuk menghasilkan kontinuum bunyi yang disegmentasi-

metode

unilitit

fonologi yang di-

kembangkan oleh

fonem taksonomis
unc)

(taxonomic pho-

TG. fonem suatu. bahasa

yang

kan oleh Pendengar menurut kaidah bahaia yang berlaku. Pandangan dinamii inl berbeda dari
pandangan statis yang menganggaP segmen yang terurai sebagai kum-

berbeda karena bapa dan papa berbeda maknanya. Fonem merupakan abstraksi, sedangkan ujud

formasi, biasanya ditentukan


menter.

dihasilkan dalam analisis nontrans-

wicara sebagai urutan

segmen-

murid-muridnya yang berPegang pada dua satuan, Yaitu satuan fonematis dan Prosodi; satuan fonematis adalah segmen Yang berurutan yaitu konsonan dan
vokal; prosodi ialah ciri fonetlt

J'R. Firth

dan

ylrg

dengan pasangan minimal, kesama-

fonetisnya tergantung fonematik (plnnenatics) lih. fonemik


fonem gabungan

an fonetis dan distribusi komplefonestem


(phorutsihcnc)

beberapa

pulan ciri-ciri yang daPat drplsahpisahkan (tempat artikulasi, artiku(applied phonetics) Yang

melingkupi seluruh atau sebagian

struktur atau Yang membatasinYa,

faktor, terutama posisinya dalam


hubungan dengan bunyi lain.
(compound phoncne)

kombilasi bunyi yang diasosiasikan


dengan sesuatu; mis. dalam Bahasa Inggris bunyi / dalam Jlame, Jlash, Jlare, Jlicker, Jleeting, dsb. yang diasosiasikan dengan gerak yang cepat.

lator dsb.). fonetik terapan

vakni intonasi. tekanan dan sendi'

biri-.i.i

llidang linguistik teraPan


untuk melatih orang yang

sasi atau pembundaran

seperii palatalisasi, nasalibibir diper-

mencakup metode dan teknik Pengucapan 6unyi dengan tePat; mis.


gagaP,

lakukan iebagai prosodi. Dengan


memecahkan iatuan-satuan seperti suku kata, kata, kalimat dsb., analisis ini mencoba menghubung-

kombinasi fonem dalam satu suku kata

untuk melatih pemain drama dsb'


(ohonic) pcngij aran bahasa. metode

fonemik

L sistem fonem suatu bahasa; 2. prosedur untuk menentukan fonem suatu bahasa; 3. penyelidikan mengenai sistem fonem suatu
bahasa.
(nxonomic phonemics)

(phorunics)

fonetik l. ilmu

(phonetics)

tonik

yang menyelidiki penghasil-

mengajar

kan fonologi dengan gramatika. Dalam metode ini sistem fonologis

an, penyampaian dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi,
dan psikologi; 2. sistem bunyi suatu bahasa.

ine-rnb'u.u dengan memPergunakan konsep-konsep- fonetik yang seder-

yang berbeda-beda daPat dibentuk

hani.

lonis

(phonic)

fonemik taksonomis

fonetik akustis

(acoustic phonetics)

Chonskl. prosedur fonologis berdasarkan segmentasi dan klasifikasi.

fonemis

(phonrnic)

bak d,an pak fonemisasi (?hontnization)

sudut fonologi suatu bahasa (dikatakan tentang bunyi-bunyi yang berbeda karena mampu menyatakan kontras makna): mis.lbl dan lpl dalam

berbeda dipandang

dari

cabang ilmu fonetik yang menyelidiki ciri-ciri fisik darii bunyi bahasa; ilmu interdisipliner antara linguistik dan fisika.

fonologf (Ing.

bersangkutan dengan fon. phonologt, Am. phonc-

awal suku kata mungkin tidak sama dengan ciri-ciri yan[ muncul Pada

unt;k suuktur yang berbeda, jadi ciri-ciri yang d.apa[ muncul Pada

bidans dalam linguistik Yang menyelidlki bunyi-bunYi bahasa me-

nicl

akhi-r suku kata dalam suatu bahasa. Oleh sebab itu fonologi

prosodi iuga disebut fonologi poliiiste*is-utiu fonologi multidimensional. sedanqkan analisis fonemis

fonetik artikulatoris ( articulatorl phoMtics, motor phonttics)

' nurut fungsinYa; fonemik. fonologi ciri pembeda (distitutiue

ala Bioomfield dkk. disebut

oleh

Firth dkk. "fonologi monosistemis";


2. sistem dan penyelidikan tentang
fonem prosodi atau fonem suPraseg-

cabang fonetik yang menyelidiki

bunyi berdasarkan alat-alat ucap


dalam artikulasi.

phono' .fcaturT phonolog, componential losv)

sis-tim dan penyelidikan mengenai

mental.

fonetik auditoris

(auditorl phonetics)

ciri-ciri pembeda dari fonem'

fonologisasi

( Phonologiaation)

--+ fonologisasi

cabang fonetik yang menyelidiki bunyi berdasarkan pendengaran


sebagai persepsi bahasa.
(instrumental

fonologi generatif

(generatiue photw-

ari

linpuiltik

historis komparatif.

perubah-

alofon-alofon sebuah fonem

fonem otonom

(autonomous phoneme)

sisi dengan yang lain dan tidak


fonem primer (primary phonemes) --+ fonem segmental fonem segmental (segmental phowne)
vokal dan konsonan dalam fonologi.

ZG. fonem yang ada karena beropo-

fonetik instrumental

tfiii

lotv)

terikat pada bentuk kata rhana pun.

phonetics, etlerimental phonetics, laboratorl phorutics)

fonologi dalam aliran transformasi generatifyang menolak konsep

foneri dan memPerlakukan ciri

dalah seiarah suatu bahasa. fonologi s6gmental (segmcntal phonolosv)

meniadi fonem-fonem Yang berbeda

fonem sekunder (suondary phoneme) lih. fonem suprasegmental


fonem sistematis

bagian dari fonetik yang merekam, menganalisis dan mengukur unsur-unsur bunyi dengan mesin atau alat-alat elektronis, seperti spektograf, osiloskop, dll.

oembeda sebasai satuan terkecil han menshubuigkan ciri Pembeda dan leksifon denlan kaidah-kaidah
fonologis.

siie* dat penyelidikan


fonologi prosodi. fonometri ( bhonomctrics
)

mengenai

fonem segm-ental, dipertentangkan dengan f6nologi ciri Pembedadan analisis dan deskripsi bahasa lisan secara fonologis, fonetis instrumental dan statistis.

fonologi historis

( historical phonolog2)

fonetik parametris
tir,I)

(parametric phow-

basi;'n dari linguistik historis yang


me"nyelidiki peiubahan-perubahan

TG. fonem yang terikat

( syslcmatic phoncmes )

pada

pendekatan dalam fonetik yang

dalam sistem bunYi.

46

fonoh
(Phonon)

ftase adverbal
rnadis dan yang dapat diterapkan secara mekanis.

frase ajektival

frekuensi
cntah.

47

fonoo

gramaiika strati"fikasi. komponen

dari

fonem. Contoh: unsur 'bersuara' 'labial', 'hentian' adalah fononfonon yang membentuk fonem lbl.

forman

(Jomant) forutik akustik. garis horisontal yang tergambar pada spektogram Yang

kel, seperti amat sangat, dsb. fraae aidktival (adjcctiual phrase) frase- endosentris berinduk satu vans induknva aiektiva dan modififtutd.nyu adver6ia, sepefii sangat,
lcbih, kurang, dsb.

terbagi seperti Daii... baik, cntah ...

frase nominal
0hrasc)

(noun Phrase,

wninal

fonostilistika

cabang stilistika yang menyelidiki fungsi ekspresif dari bunyi, antara lain tentang Penggunaan onomatope dalam puisi.

(phono st2listics)

ditimbulkan oleh penguatan suara dari pelbagai rongga dalam mulut dan tenggorok.

Contoh lebih baik.

hase endosentris berinduk satu yang induknya nomina; mis. BI


produksi dalam negeri dan pohon conara

(appositiae phrasc) ftrre apositif -endosentris

formatif

istilah kolektif untuk morfem teri-

(Jormatiae, formant)

berinduk banyak frase yang bagian-bagiannya tidak dihu-

bungLa" dengan

.fonotaktik

l.

( P honotactics

urutan fonem yang dimungkin-

kat, baik yang dipakai untuk


formil
dan inflektif.
(formal)

kan dalam suatu bahasa;2. deskriP-

membentuk alas rnis. juang dalam berjuang, maupun morfem derivatif

(sering kali denganjeda) dan Yang masini-masing itu menunjuk Pada referen yang sama dalam alam di

Penghubung

iinggi adalah frase nominal karena induknya produksi dan pohon cemara adalah nomina.

fraseologi

(phraseology)

cara-cara memakai kata atau frase dalam tulisan atau ujaran;


gaya bahasa; 2. perangkat ungkapan yang dipakai oleh orang atau kelompok teltentu; mis. yang dipakai oleh para nelayan, pedlgang,

l.

si tentang urutan tsb.; 3. gramatika

luar bahasa. Contoh: Amin,

teman

stratifikasi. sistem Pengaturan


dalam stratum fonemik.

sa2a, sedang menuju Pondok Gontor.

fonotipi (phonotlp2) praklek mentranskripsikan

bunYi

bahasa dengan lambangJambang

ini dibedakan secara istilah formal dan formil. fortis (fortis)


kamus

resmi; mis. ragam formil. Dalam


tegas

lrue eksosentis

(exocmtric phrase)

lrase yang keseluruhannya tidak

fotaa (form) l. struktur bermakna

fonetis.

Jonetik. bunyi yang terjadi karena

yang berga-

fonis dan/atau grafis;

bung dengan organisasi substansi


mencakup gramatika dan leksikon; 2. sistem

Fortunatov, Filip Fedorovic (18481914)

pernapasan yang kuat dan otot iegang; bunyi seperti t, k, s adalah fortis

formal

hubungan-hubungan yang abstrak yang menggabungkan dunia makna dan dunia bunyi.
(Jormal)

sarjana linguistik bangsa Rusia yang mendirikan aliran Moskwa,


dan salah seorang pelopor penyelidikan historis-komparatif, khusus-

mempunyai peri laku sintaktis yang tama dengan salah satu konstituennya. Frase ini mempunyai dua bagian, yang pertama disebut lerangkai berupa preposisi atau (dalam 8[. antara lain) partikel si atau partikel )ang, yang kedua disebut iumbu berupa kata atau kelomPok ltrus dsb.

montir, dsb. frase parataktis


iehit kuat,
phrase).

(paratactic phrase)

frase koordinatif yang tidak mempergunakan penghubung; mis. BI


besar leccil, tua muda, suka

rela, riang gembira.

frase perangkai sumbu


preposlsl.

(relator'axis

kata. Contoh: di rumah, yng tidur

lagnani.k, frase yang diawali oleh

frise verbal (acrbal


(endountric phrase)

Itlle

endosentns

bersangkutan dengan ciri-ciri yang dapat dipakai sebagai dasar


untuk menumbuhkan kategori atau satuan seperti morfem, pola bunyi

l.

nya dalam bahasa-bahasa Baltomengar$urkan penyelidikan tentang perubahan bunyi dengan pendekatan historis yang

frase yang keseluruhannya memPu-

Siavika.

Ia

nyai peri laku sintaktis yang sama

atau urutan kata;2. bersangkutan dengan ciri-ciri yang tidak bersifat semantis; 3. bersangkutan dengan

ketat. Apa yang dikenal

sebagai

dingan salah satu konstituennYa. Fraie endosentris ini terbagi atas lhcse berinduk banyak dan frase

"hukum Fortunatov" bersangkutan


dengan pergeseran tekanan dalarn keluarga Balto-Slavika. Karyanya

ciri-ciri yang bukan unsur substansi, jadi tidak bersangkutan dengan


medium fonetis atau grafis. Istilah ini dibedakan dari istilah formil.

ftrre endosentris berinduk phrasc)


brnyak
(multihead cndoccntric

berinduk satu.

frase endosentris berinduk satu yang induknya verba dan modifikatornya berupa partikcl modal seperti Bl dapat, mau, partikel ingkar seperti titlak, frase adverbial seperti dengan teliti, ke afas, dsb. ailaerbia seperti sead.anla dsb. Contoh: ti.dak nnjen-

l.

Phrase)

put; 2. TG. bagian dari kalimat


tanpa obyek dan/atau keterangan

yang berupa verba dengan atau dalam kaidah struktur frase dan

a balt\skitt jaqykax (1895) 'Tentang tekanan dan, kepanjangan dalam bahaga-

a.l.

Obud,arenii

dolgote

ftmi

yang salah satu konstituennya

hempunyai peri laku sintaktis yang rrma dengan konstituen lain; terrPositif.

yang berfungsi sebagai predikat;


kalimat

formalisasi (Jo rnali aatio n) analisis bahasa yang

bahasa Baltika'.

brgi atas fiase koordinatifdan frase

berusaha

frase

(phrasQ

untuk mendeskripsikan hubungan

formalisme

formal dalam bahasa secara eksPli sit dengan kaidah-kaidah umum;


(formalisn)

gabungan dua kata.atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan

hlic

endosentris berinduk satu

itu dapat rapat, dapat rengglng;


mis. gunung tinggi adalah
predikatif; konstruksi

ftue yang salah satu konstituennya

(dngle-hcad cndocmtric Phrase)

frase

menekankan unsur-unsur formal dalam setiap bidang dengan merumuskan kaidah-kaidah bahasa; 2. aliran atau pendekatan yang beru'

aliran atau ajaran yang sangat

karena merupakan konstruksi non-

ini

berbeda

lnrc koonilinatif
,'

ltmadengan seluruh konstruksi itu.


(coordinatiac phrae)

mempunyai peri laku sintaktis yang

frase nominal

frase verbil

frekuensi

saha menyelidiki

kemampuan bahasa sendiri dari sudut kaidahkaidah yang abstrak, secara mate-

frase karena bersifat predikatif' frase adverbial (aduerbi.al phrase) frase endosentris berinduk satu yang induknya adverbia dan modi' fikalornya adverbia lain atau parti.

dengan gunung itu tinggi yang bukan

lLtre endosentris berinduk banyak yrng bagian-bagiannya secara Pobungkan dengan penghubung, baik ponghuburrg tunggal sePerti- BI /zz,

iumlah Pemakaian suatu unsur ba[rasa, tt is. k"tu atau fonem,


dalam suatu teks atau rekaman; 2.

l.

ffiequerc1)

ionrial maupun aktual dapat dihu-

ahu, lclapi, maupun penghubung

Jorutik akastik' jumlah getaran geiombang suari per ddtik (diukur dalam siklus per detik).

48

frekuensi dnsar

fungsi proposisional

frrngsi puitis

gaya bahasa

49

frekuensi dasar
quercy)

(Jundamental fre-

frekuEnsi relatif kemunculan


tiue frequencl

akustik frekuensi Pengulangan dari gelombang komPleks'


(rela-

-forutik

fungsi emotif (emotiue furction) J fungsi ekspresif fu ngsi estetis (aesthetic function) lih. fungsi puitis fungsi fatdLs (phatic furction)

yang melibatkan.satu partisiPan


atau lebih yang dinyatakan oleh

fungsi puitis
f un gsi refere

argumennya; mis. beri

(*, y, ,).

bang bahasa dan hal yang diwakilinya;2. penggunaan bahasa untuk

menggambarkan situasi tertentu.

of

ocanence)

frikatif (fricatiae) ' l. dihasilkan dengan PenyemPitan

nilai persentase suatu kata tertentu, dihitune dari iumlah semua token dibagi jimlah"munculnyya kata tsb. dalam suatu wacana.

penggunaan bahasa untuk mengadakan atau memelihara kontak antara pembicara dan pendengar.
pe-nggunaan bahasa untuk penalar(cognitioe function)

penggunaan bahasa demi keindahan bahasa itu sendiri.

(poctic furction)

fungsi semantis (semantie fuution) lih. oeran fungsf sintaktis (slntactic furction)

nsial

penggunaan bahasa untuk menun-

( r efer ential Junc

tio n )

hubungan antara unsur-unsur


bahasa dilihat dari sudut pandang

fungsi kognitif
an akal.
furution)

.iuk hal, benda, orang, peristiwa dsb. yang ada di luar pembicara

penyajiannya dalam ujaran. Masa-

Iah subyek, predikat, obyek

ber-

ffi; bunyr geseran. fungsi (function) l. beban makna suatu satuan bahasa; 2. hubungan antara satu

sehingga terjadi Pergeseran; 2bunyi yang te{adi demikian; mis.

fungsi komunikatif

(communicatiae

fungsi representatif

dan pendengar.

sangkutan dengan fungsi sintaktis.

(representatfue

fungtor

(furctor)

"perrgguraat bahasa untuk penyam' iaiiir- informasi antara pembicara/ penulis dan pendengar/pembaca.

Julution) L Bilhler.salah satu dari tiga fungsi dasar bahasa: korelasi antara lam-

isiilah umum untuk morfem terikat dan partikel yang seluruhnya


bersifat gramatikal.

fungsi konatif

satuan dengan unsur-unsur grama-

tikal, leksilial atau fonologis dalam suatu deret satuan-satuan; 3. penggunaan bahasa untuk tujiran terten-

iu;

ujaran dan hubungannya secara siruktural dengan unsur lain; 5.


oeran sebuah unsur dalam satuan subyek atau obyek.

4. peran unsur dalam suatu

funesi kulminatif (cubninatiue) foiologi, Trubazkry. fungsi bunYi

(wnatioe furytion) penggunaan bahasa untuk memPehgaiuhi, mengajak, menyuruh, memerintah atau melarang.

bahaJa untuk menunjukkan banyaknya satuan dalam ujaran.


Jurction)

tunisi ietalingual (runliigual

lintaktis yang lebih luas; mis' nomina yang berfungsi sebagai


fungsi apelatif (aPPeal farction) inAnfir. salah satu fungsi dari tiga
funssi dasar bahasa: korelasi antara lam"bang bahasa dan pendengar; 2. penggunaan bahasa dengan tujuan untuk menimbulkan reaksi pada pendengar atau pembaca. fungsi deiktis (deictic farction)
---+

penggunaan bahasa untuk menguirik"a"n bat asa itu sendiri aiau

fungsionalis m6 (furctionalism)

unsur-unsurnva.

gsgap ( stamrur, stutter) '[ehinan wicara berupa

pengulang-

rangan mrnat, osD., yang mengganggu pengertian efektif. Untuk

te-ori bahasa yang memberikan pefhatian yang eksPlisit kePada

irelbagai fungii dalam bahasa mauprn fungs-i bahasa di tengah-

qrllicisme

an konsonan dan suku kata secara spasmodis, disebabkan oleh gangguan psikofisiologis dan lebih llanyak terjadi pada pria.

lippahan
munikasi.

mensataii glngguan dipakai ke' (redundancy) dalam ko-

tengih pelbagai faktor di luar


bahasa. Teori sarjana-sarjana seperti Biihler, Firth, Martinet, Halliiay, Pike, Troubetzkoy dll. mengandung unsur fungsionalisme Ydng kuat.

' Pr. l. alat

garis isosintagmis (isos2ntagmi.c line) isoglos pada peta bahasa Yang


membatsi wilayah dengan ciri-ciri

topikalisasi dalam Bahasa Prancis dengan memPergunakan kontruksi c'est...qui untuk ..,que untuk mentopikalisasikan konstituen lain; mis. dalam C'etait clle qui les 4cioait 'Dia sendirilah
mentopikalisasikan subyek dan c'est-

garis isotonis

sintaktis yang serupa.


(isotonic line)

deiksis

"

frrngsi delimitatif
tion)

(delimitatiae

funt-

isoglos pada peta bahasa yang membatasi wilayah dengan ciri ton yang seruPa.

fonologi, -bahaia

Trubetakolt.

fungsi bunyi

untuk

menandai batas
(distinctioe funetion)

satuan-satuar}.

fungsi pragmatis (pragnatic furution) hubungan atatara suatu unsur

yang menulisnya' c'etait clle

fungsi distingtif

bahasa dengan unsur-unsur lain


bersangkutan dengan fungsi Pragmatis.
(propositionnl

fonologi, Trubctako2. fungsi bunyi


bahasa untuk membedakan makna.

dalam konteks komunikasi yang luas. Masalah pokok dan latar

fungsi ekspresif (exprcssittc funetion) l. Bilhlcr. salah satu fungsi dari tiga
fungsi dari bahasa: korelasi antara lam-bang bahasa dan pembicara; 2. penggunaan bahasa untuk menampaklin hal-ihwal yang bersangkutan dengan pribadi pembicara.

fungsi proposisional

adai-ah topik, dan dalam maison qui aous regardel 'Rumah itulah yang kalian lihat' c'est la maison que adalah topik; 2. konstruksi Bahasa Prancis yang disisipkan ke dalam konstruksi bahasa lain.

qui C'est la

- l. Pik. ciri

q-3lfra (slot)

dalam konstruksi; 2. lingkungan

suatu tagmem yang bersangkutan dengan tempatnya suatu unsur bahasa; mis, bagian
kosong pada Orang Tang ..... adalah teman sa)a merupakan gatra. Yang dapat diisi oleh sebuah ajektiva.
(st2le)

tertentu yang dapat ditempati oleh

furution) fungsi yang dinyatakan oleh sebuah nomina, sebuah verba atau sebuah

adjektiva yang mempredikatkan perbuatan, Proses atau keadaan

Ilncafan ./. prosa; bahasa sehari-hari. (noise) gtnggaan 'dilam komunikasi, setiap faktor (mis. kebisingan fisik, kebisingan
udara, kelelahan, ketulian, keku-

cava (style) " Iitr. gayi bahasa

gayabhasa i. pemanfaatan atas kekayaan


bahisa oleh seseorang dalam bertu-

60

gaya bustrofedon

gl"tal clotalisasi

glotalisasi

gramatika generatif

5,1

tlr atau

Pemakaian ragam tertentu untuk memPeroleh efe-k-efek tertentu; 3. keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.
( boustrophedon)

menulis;

2:

geogra{. !3h asa ( linguistic C!!erq?hr. - pC=nyelidikan mengenai distribusi dialek atau bahasa dalam wilaYah

hubunsan struktural dalam bahasa


se-

'-artikulasi hamzah sebagai ciri

dan diiandang sebagai seperangkat

saya bustrofedon

"

gerund (gerund) " l. nom-ina verbal


Latin
andum

tertentu.

clotis

kunder dari suatu bunYi'


celah"di antara kedua selaput suara
leloris)

kaidati untuk inembangkitkan kali-

mat:

'
dalam

fonologi dan semintik;. 3. penyelidi-

di

dalamnYa tercakuP Pula

'

cala kufi

kanan ke kiri dan dari kiri ke 'karian dst. 'dan Pernah diPakai dalam menulidkan- aksara Yunani oada abad ke-6 sM.

Iaii

suyu menulis aksara berganti-ganti

atau endum Yang sering dipakai sesudah preposisi atau

Bahasa yang diben_tuk dengan su{iks

/i ' oenvelidikin -se.iarah


rlotokronolo

dalam laring.

( glouoc hrono lo

g)

bahasa-

kan mengenai subsistem suatu ying mencakuP satuanbahasa yang birmikna, jiadi meruPakan satuan bermakna,
cabang linguistiki

dalam bentuk genitif atau datif untuk mengubah nomina lain; 2,


bentuk semicam itu dalam bahasa lain; mis. bentuk -ingdalam Bahasa Inggris.
(gerundiuc)

bahisa berkerabat dengan memPelaiari kesamaan antara kata-kata


sJkerabat dalam Perbbndaharaan
rumus leksikostadasar dan dengan "menentukan

4-

ienis tulisan Arab yang mula-mula iumbuh di Kufa (di MesoPotamia),

tiriit u"tut
tahui bili
kerabat.

jumlah

gramatika aplikativa
srammar)

secara sistematis tentang satuansatuan bermakna (dalam Pengertlan I dan 2 di atas) -+ tata bahasa'

Pemerian

(applicatioe

sekitar abad ke-7 M, dan biasa dipakai untuk menulis Pada batu atiu logam, hurufnYa tebal dan
tegak.

gerundif
get,,r bunyi

tahun berPisahnYa dua bahasa atau lebih; dengan demikian daPat dike-

kata yang mempunyai sifat sebagai

verba maupun ajektiva.

Jari sekelomPok'bahasa Yang ber-

adanYa bahasa Purba

ieori lineuistik vang bersifat generatif dari iarjana-RuJia, Sebastian K'


Saumian.

cava naskhi

"

ienis tulisan Arab yang mula-mula iumbuh di sekitar kota Mekah dan Medinah, dan biasa dituliskan Pad4

(trill) bahasa yang dihasilkan dengan artikulator Yang bergetar


secara cepat; mis. bunYi Bahasa Indonesia.
(gloss)

gramatika bebas konteks


gtammarl

( conte

xt-free

[r]

dalam

T;i" ;y;:;: 1flii"{s-o:l "Enr:; iegmin ya.,g memPunYai sifat sama


dajam irti berciri
-memPunYai

ciri

papirus, huruflnYa miring, dan hinjadi moyang aksara Arab


modern.

I t..j.huhun umum suatu


bahasa.

glos

bentuk

gelombang burtyi (sound waae) - gangguan dalim udara yang diiebiSkan oleh getaran suatu benda.

glosarium (glossary) - l. kamus dalam bentuk


sannya.

/+ konl, [- son]' subslitution class) saling berhu'-riiri,tut u"n.r. yu.,g 'Paridigmatis.


Iolongan segatra
(

beda sama; mis.- semua obstruen

Pem-

gramitika dePendensi
srammar)

gramatika struktur Yang mengandung kaidah Penjabaran, sePertr 'r --+ r" beriaku,'aPi Pun konteks 7'

(dePmderc2

?eori sintaksis yang bersifat semialjabar yang menjelaskan hubung-

Yang

Li"gun

geminasi

(geminati)

lih. pemanjangan tbnem generatif (generatiae)

ringkas; 2. daftar kata-kata dalaml biding tertentu dengan Peniela-'


(glosseme)

sami-sama daPat berlungsr dalam dalam Satra yang . sama' atau rangka substltusl Yang sama' hurut'
(graPhlme).

secara

dan

an antara

unsur-unsur kalimat

dalam rangka saling ketergantungan. Menuirt teori dePendensi dari

L. Tesnitre (1893-1954), ketergan-

- L

dengan sejumlah kaidah dan

glosem

gsaf. (smPh)

dengan satuan-satuan Yang terba-mampu menghasilkan unsurtas unsur secara tidak terbatas (sifat hakiki bahasa); 2. bersifat eksplisit, karena dirurnuskan dengan kaidahkaidah.
(generi,c)

konsep dasar dalam teori glosematik (sepadan dengan morfemdalam

grafem

teori Bloomfield. glosematik (glossematics)

- gatuan terkecil Yang


$afemik

distingtif

tungan sintaktis itu bersifat sernes-dan bertumPu Pada Peran ta. utama dari verba dan Pelbagai cara verba menguasai unsur-unsurnya

dalam suatu sistem aksara'


(graPhemics)

gramatika deskriptif
prammar)

atau satelit-satelitnYa.

(descriptite

aiaranlingulstik yang dicetuskan L. Hiemslev bukan hanYa untuk me-

'

generik dikatakin

mihami bahasa melainkan juga


pelbagai bidang sosial budaya pada

grafem suprasegmental
mental prabheme)

oenvelidifan mengenai tulisan atau huruf dalam sistem aksara'

itamutita

(supraseg-

Itas pemakaian bahasa Yang daPat

bahasa Yang didasarkan berdasarkan

tentang unsur leksikal yang maknanya mencakuP segoionsat unsur: mis. mobil dalam

diamlti dan bukan


cramatika formal seperanskat kaidah
kaidah normatif.

u*urit ya. Lih-. Hjelmslev.


closolalia (plossolalia) " uiaran ying diungkaPan dalam
keadaan tak sadar dalam uPacara
keagamaan atau magis, Yang sistem sesuai dengan konvensi bunlinya -bahasa tetapi maknanYa suatu mungkin tidak dikenal oleh Pende'

kalimat Mobil mahal di Indonesia; Bd( partitiac genitiae

tanda l'ang diPakai untuk mengu"rnUuit un".iri-ciri suprasegmental seoerti tekanan, nada, dsb'

(formal grammar)

geriitif partitrl

soesifik.

penggunaan kasus genltll


genre)

) untuk

genre sastra (literary

menl-atakan bagian dari keseluruhan makna kata lang bersangkutan.


.

grrt'ologi (graPholog) ilmu tentang tulrsan' (grammar) ffgmatika "

dihasarfan atas ciri-ciri yang dapat diamati dan dirumuskan sedemtktut .upu sehingga setiaP kaidah

bahasa Yang

ngar atau pembicara itu sendiri.


(glonal)

wacana yang memPunyal clrl-clltl strukural dan stilistis yang khusus; mis. dongeng, parabel, lirik, dsbgenus (gcnd.cr)

- L teriadi karena

glotal

lih. jenis

ruans antara kedua belah' Pita tru.i'; 2. bunYi Yang terjadi demikian, mis. [']' [h]'

PenyemPttan

subsistem dalam organlsasl bahasa di mana satuan-satuan bermakna bergabung untuk membentuk satuai-satuan Yang lebih besar. Secara kasar, gramatlka

l.

gramatika generatif

secara otomatis jelas temPatnYa dalam seluruh sistem.

(generatiue

da" tErpisuh dari fonologi, semantik Jan leksikon; 2. 7G seluruh sistem

terbagi atas morfologi dan sintaksts,

grammar) Chomskv. l. konseP Yang memungkinkan membangkitkan atau me-

ramalkan.iumlah-kalimat yang tak

terbatas dilam bahasa dan memPe-

62

granafiftr historis

- gramadt

relasional

gramatika semesta gramatikal murni Yang mencakuP iubyek, obyek langsung dan obYek tak langsung, dan hubungan gramatikal tak murni yang mencakuP instrumentalis, benefaktif dan lo-

gramatika tagmemik

53

Lan sejumlah terbatas kaidahkaidah penjabaran; 2. gramatika generatif yang bersifat transformasional (TG) terjadi dari komponen sintaksis, komponen fonologi dan komponen semantik.
(historical

rinci strukturnya dengan menerap-

satu-satu antara kategori-kategori dalam kedua komponen itu. Komponen sintaksis mempunyai kaidahkaidah kategorial yang membatasi kategori-kategori sintaktis dan yan!

S.M. Lamb (sekitar tahun 60-an)


yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan-hubungan, dan bukan sebagai sistem unsur-

unsur. Teori ini

membangun gramatika struktur

gramatika historis
grammar)

frase. Komponen semantik membangun proposisi-proposisi dengan

gramatika semesta (unioersal


srammar)

katif.

bahasa sebagai sistem statis, jadi tidak mengenal proses. Namun

menganggap

gramatika kategorial
grantmar)

bagian dari linguistik historis yang menyelidiki perubahan-perubahan dalam morfologi dan sintaksis.

yang bersyaratkan
grammar)

mempergunakan logika predikat


kebenaran

ira-utifta yang

(truth+onditianal predi.cate logic).

terdapat. dalam Jemua bahasa. Adanya gramatika

bahasa dianggap sebagai sistem jaringan dan kaidah-kaidah reali


sasi yang menghubungkan bagian-

gramatlka teknis

gramatika pedagogis

(pedagogital

dan para ahli bahasa


rasionalisme.

ini merupakan pendapat dari Para ahli bahasa Romawi dan Yunani
Penganut
gram-

bagian struktur, yang disebut

(categorial

teori linguistik menurut Y. Bar Hillel yang hanya mengakui dua kategori dasar dalam tata bahasa, yaitu kalimat dan nomina, yang menjadi unsur dan hubungan gra-

matika lain dalam suatu rangka


semialjabar.

segi gramatikal dan bukan


teoretis.

deskripsi tata bahasa yang disusun khusus sebagai alat bantu mengajar bahasa; dalam pengajaran bahasa asing ditekankan ciri-ciri kontrastif antara bahasa sumber dan bahaqa" sasaran, dalam pengajaran bahasa ibu ditekankan penggunaan segisegi

gramatika sistemika (slsttmic

mai, slstem-and'itructure grammar) teori gramatika yang dikembang-

strata. Dunia konsep diwakili oleh sfiatum sememik yang direalisasi kan dalam stratum leksemik, dan direalisasikan lagi dalam stratum fonemik. lfiap-tiap stratum mempunyai taktik-nya sendiri, jadi ada

kan oleh Halliday berdasarkan gramatika skala-dan-kategori


"kot

semotaktik, leksotaktik, morfo-

taktik dan fonotaktik.


Hjelmslev.

Lamb

gramatilat (gramdatical) 1. diterima oleh bahasawan sebagai bentuk atau susunan yang mungkin ada dalam bahasa; 2. sesuai dengan
kaidah-kaidah gramatika suatu
bahasa; 3. bersangkutan dengan gramatika suatu bahasa.

yang lebih dahulu, dengan memandang bahasa sebagai suatu organisasi iarinsan sistem dari bermacam-

mengaku bahwa ia sangat dipengaruhi oleh pandangan-pandangan

gramatika peka konteks


restricted grammar,
grammar)

,rru."u*

t.rt' Tingkat

Yang

(contextcontext-sensitiae

dipakainya ialah forma, substansi

gramatika struktur frase


grwnmar)

(Phrase

gramatika struktur frase

yang

gramatikalisasi (gramruiticali4tion)
perubahan morfem bebas dengan
ii

kaidah penjabarannya menunjukkan batas-batas yang ditunjukkan oleh konteks; mis. *--+7 / ab
artinya x hanya dijabarkan menjadi y dalam konteks yang dinyatakan di antara garis rniring, dan menun- untaian jukkan tempat di dalam yang diduduki oleh penjabaran itu.
(relational
grammar)

dan konteksl dan kategori dasar yane dipergunakan ialah satuan' struktur, kelas, dan sistem; dan tiga skala, yakni rank 'tataran',
eipon nce 'manifestasi' dan delicaqt 'gradasi' antara satuhn dengan

ttrurture gramtnar, constitaent structur

TG. sistem kaidah penjabaran yang membangkitkan kalimat dan menjelaskan konstituennya. gramatika tagmemik Kennetf,
( tagmemic

gram-

makna leksikal menjadi morfem terikat dengan makna gramatikal;


mis. kata tuna dalam tunnwisma. gramatika makna.struktur (meaningstructutc grammar)

gramatika-skala-dan-kategori

satuan'.

mar, tagmanics) teori linguistik yang dipelopori oleh

(scale-an^d-categar2 grammar)

versi tata bahasa yang dikembang-

L. Pike dan diikuti oleh para penyelidik dari organisasi


i(risten Protestan yang
bdrnama Sunmer Institute of Lixguistics' yang

gramatika relasional

kan oleh Halliday dan 'lain-lain


sekitar tahun 1960, yang menganalisis pola gramatikal atas sejumlah kecil kategori, yang saling berhubungan dengan skala; dalam teori

hubungan semantis adalah unsur yang mendasari struktur sir,taktis. Teoii ini dicetuskan oleh Wallace L. Chafe dari Universitas Kalifornia.
(Montague

pendekatan gramatika yang menganggap bahwa satuan semantis dan

mewarisi pandangan-Pandangan antropologis. Pike menYatakan bahwa bahasa dapat diPandang

teori linguistik yang dirumuskan oleh D. Perlmutter dan P. Postal


sekitar tahun I 972 sebagai kelanjut-

Dalam ujudnya teori ini mirip dengan teori kasus dari Fillmore.

an dari teori transformasi, yang berpendirian bahwa hubunganhubungan gramatikal seperti sub)ck dai, ob2ck langsung dari, memaiikan

ini -dibedakan tingkat

Bloomfield dan SaPir, sehingga teori ini bersifat strukturalistis dan

substansi,

gramatika Montague
grammar)

peranan penting dalam sintaksis dan merupakan satuan yang tepat

forma dan konteks. gramatika sPekulativa - teori tata bahasa yang lahir di Prancis dalam abad ke-12 Yang
beranggapan bahwa ada grarnatika semesta yang mencerminkan dan tergantung dari struktur realitas

dari perspektif gelombang, Pers'

pektif medan dan


iartikel, dan

iitiu., bahasa perlu dibedakan satuan etik dari satuan emik;


tur yang mempunyai 3 hierarki yang semi-otonom, yakni fonologi,
gramatika dan leksikon; analisis
bahasa diperlakukan sebagai.struk-

bahwa dalam Pene-

PersPektil

teori linguistik yang dicetuskan oleh

Richard Montague (1930-1970), yang didasarkan pada semantik


daribahasa-bahasa formal (logika). Gramatika itu terjadi dari komponen sintaksis dan komponen sernantik yang dianggap sangat berdekatan, dalam arti ada kesepadanan

untuk deskripsi pelbagai aspek struktur klausa. Pendirian ini berbeda dari teori TG Standar yang
memandang hubungan-hubungan
serhacam itu sebagai konsep domi-

dan akal manusia; gramatika semesta itu terdaPat dalam logika.

Teori ini

nasi dalam stiuktur konstituen. Teori ini menetapkan beberapa konsep dasar, yakni hubungan

mengindentifikasikan kategori-kategori dalam Bahasa Latin.

logika dengan

gramatika tidak terbatas pada kalimat, melainkan sampai ke


waca\a. Konsep dasar yang penting ialah tagmem.

sramatika stratifikasi

"

teori linguistik yang dipelopori oleh

54

gramatika Gknis

Guillaume, Gustave

guns

hatadtngrn

56

gramatika tclr;oiis ( scientific granmar)

deskripsi suatu bahasa atas dasar

linguiitik; dipertentangkan
gramatika pedagogis.
grammar)

dengan

ciri-ciri pembeda (Yang diPinjam dari teori aliran Praha). Grimm. Iakob

struktur lahir, fonologi generatif

Si#.

Beijing (Peking)' ir,itut,rntuk vokal


(guttural)
a,
e

dan o'Bd

vrddhi.

gr-amatika lerbCtas (finite-statc


gramitika yang daPat
menghasil-

bahasa bangsa (1785-f863) sarjana -dianggaP sebagai yang i.t-.r, -peletak dasai Iinguistik historis

futural

"-irEurr'B.urrg

'o*r*

gwo.Yeu romatzYh . " .iriem transliterasi aksara Sinika


vane diresmikan oleh pemerintahan

untuk

bunYi

velar dan faringal.

iir8 Mi"

Tang Pada l928;-ciri ,rtt*ut uu ialati eiaan suku kata

[an kalimat dalamjumlah terbatas. Gramatika semacam ini tidak daPat menaneani bahasa alami karena

Lomparatif. BukunYa

Deutsche

g*f;ff;

Gramnatik, menielaskan bahwa Pe-

gramatika tradisional
prammar)

bahasa"alami daPat menghasilkan kalimat secara tak terbatas'

(traditional

neiitian bahasi bersifat deskriptif. Dalam buku ini bisa dibaca aPa vans kemudian dikenal sebagai Lok"o- Grimm, karena Perhatian gagas (cluster) " I urutan unsur-unsur bahasa
utamanya ialah Perubahan bunYi'
se-

d,f"i:.n"" Yang diPakai di sekitar

vakni salah satu dialek -dan. Pu'

nasional

di negeri

cina'

Jitsu.t'tr.uf Yang berbeda-beda *.riotrt Perbedaan nadanYa dan


angka.

bukan dengan tanda diakritis atau

ieluruh pandangan, fakta-fakta dan

dasar-dasar yang menandai grama-

tika yang bersifat normatif Yang tidak' sesuai dengan dasar-dasar


(transforna-

perti gugus konsonan, gugus vokal, eusus nominal, atau gugus verbal;

Iinsuistik modern. graniiUta transformasi


tional gramnar)

i.

"linguistik areal. kelompok dialek atau 6ahasa yang memiliki ciri-ciri yang bersamaan karena temPatnya berdekatan.

sramalika vans memakai kaidahfaidah traniforirasi dalam deskrip-

si bahasa, sePerti Yang dilakukan


(trans.formation gentratitte grammar )

gramatika transformasi generatif

oleh Harris, Chomsky dan lain-lain.

gugus hirup (breath group) - urutan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan di antara dua hirupan
udara.

gugus kalimat

A.N. Chomsky Yang menyatakan

teorilinguistik yang diajarkan oleh

- [umpulan kalimat yang saling


berkiitan karena ciri-ciri
kelas,

(sentence cluster)

haborotan -> haboruan haboruan *bitir Toba. randa diakritis.Yang i*rg,,b"ii urnYi dari huruf induk menjadi bunYt u'
hacek -'-lrj. tunau diakritik ('l'); -+ caret haluaan *;;;; Toba' tanda diakritis.Yang

yang bersamaan Yang berurutan


dalam tulisan.

haplol,ogi (haPlologt) ..-[.rsh?t""suln

l,rnE b.t.Iu*uan yang berurutan; misi morfofonologi menj adi morJonologi.

tuT, atau dua bunYi

bahwa tujuan linguistik ialah menemukan- aPa Yang semesta dan

peran atau keutuhan; Paragraf.

teratur dalam kemamPuan manusia untuk memahami dan menghasilkan kalimat-kalimat yang gramati-

gulrus konsooan

(consonant cluster)

kal sekalipun belum

didengarnYa
se-

sebelumnya. Kalimat dianggaP

f,rmoulan dua atau lebih konsonan vans' berlainan dalam satu suku i."tu"tut p" vokal yang menyelanya; mis. 1r-'dalam Prakata, r/r- dalam
strategi (aowel cluster) Yang

il."*"U"i,
hambitan "

U,nYi dari huruf induk

hzirarfrah (literal) "I-k"u ' v""d

meni-adi bunYi

i'

makna Yang Paling umum oart ["-"o",i" diainostis; berlawanan


Makna J"tJ.. makn"a kiasan' contoh makna hara"a"tut masih ada makna"ttii ["f,, t.uPi

didasarkan

P?d1

(closure)

bagai satuan dasar, dan hubungan aniara unsur-unsur dalam struktur

*;;h;,i;; iertEntu dalam saluran bunYr'. hdil'i; tak hambat (checked


udara sesaat Pada
unchecked)

titik
us

kalimat diuraikan atas abstraksi


fan"kaidah transformasi. Organi-

CuCus vokal " k"umpulan beberapa vokal berlainan.

vans disebut kaidah struktur frase sasi gramatika dianggaP memPunvai [omponen-komPonen struktur

iluiii"

fonolosi.

Guillaume, Gustave
( I 883- I

sarj ana linguistik bangsa Prancis, yang banyak pertfii-

960)

waktu nva pengeluaran energi pad.a dltanartikulatoris secara tertentl.rl

ciri Pembeda Yang secara ait""dai oleh cepat lambar

"iuilnt harakah Ar. vokal harmonik ---iiLtc;. (harmonic)'


getaran

ruii,

Yang

juga harafiah'

l;i";i;i,-A"nYa

tekanan glotal
mekanisme

frase, transformasi, fonologi dan semantik (gramatika di sini sama


densan sintaksis dalam teori lain);

kutnva

vani ditekankan dalam teori ini


ialaf, pendalaman teori yang konsisten yang daPat menjelaskan dan
-secara

dikenal di negeri lain. Teoiinya mengenai semantik ber' dasarkan pandangan tentang eratnva hubungan antara bahasa dan

t.trpi tiduk

di

Prancis dan Kanada,

aliran udara dari Paru-Paru' hamisaran -+ prrngglr hamzah (glottal stoP) Jit u.'iit'u" dalam laring

lawan Penggunaan

dari 'uung- *.irPakan irekirensi dasar. Jenis dan trngkat iesonut si harmonik menentukan

frekuensi Pada 'keliPatan

tamber bunYi. Getaran


sebesar dua'

eksplisit strukmerumuikat tur batin dari kalimat. Dalam teori inilah dipakai konsep-konsep seperti compbtence dan Per{ormance,

alam pikiran. Analisisnya bersifat generitif. Kuliah-kuliahnya telah


Guillaume
197
(I

'*ilil;;;; ;;;6; ;;'shambat aliran udara


dalam glotts.
honacaraka I.. S/. abiad Jawa
:

aitJrt

harmonik ke-2, Yang tiga kali frekuensi dasar disebut harmonik ke-3 dst.

kali frekuensi

resonan. dasar

dibukrrkan oleh muridnya menjadi Leqons de Linguistique de Gustaue


948- 1949), 3 jilid-(Paris

hatadinsan ---E'atak'Tobadu

kegrariratikalan, sGuktur batin,

l-3).

t"fllRf# ":;i!'l!"

*."erUuft bunYi dari huruf induk'


a
h u ru

tanda diakritis yang.


a.

menftai bunyi

56

hentian
(stoP, occlusiae)

hiperklas

hiperkorek
verba dan adjektiva dalam Bahasa

hierarki

57

hentian

dari satu bentuk pangkal dalam


jalanan'.
deklinasinya; mis. iter (nominatif), itineris (gereti0 yang berarti 'per(heteronlm)

bunyi konsonan yang dihasilkan dengan sepenuhnya menghambat aliran udara; b, t, k, b, d; gJ adalah
hentian. -Lih. plosif, okluslf.
(aoiee stoP)

Indonesia merupakan satu hiperklas, karena keduanya bercirikan /*


tidakl.

selalu berhubungan, dan beberapa jenis di antaranya timbul lebih

an bahwa

unsur-unsur budaya

dahulu daripada yang lain; mis.


mesrn,

heteronim

hlperkorek

(h1per-conection, hlper-

hentian bersuara hentian egresif


stoP)

hentian yang terjadi dengan selaput suara bergelar; mis. [b, d, g].
(egressiac stop, pressure

salah satu dari dua kata atau lebih yang dieja sama tetapi bermakna atau lafal lain; mis. tahu 'nama makahan', tahu'paham'.

urbanism, ooer correction)

istilah-istilah pertanian lebih dulu muncul daripada istilah-istilah

heteronimi heuristis

(haerorytml)

pemakaian kata secara salah karena inenghindari pemakaian substandar; mis. bila orang mengucapkan

bersangkutan dengan bentuk atau

hipotesis Jakobson
pothesis)

(Jakobsonian h7'

hentian yang terjadi durgan aliran 'udara bergerak ke luar dari saluran suara menjauhi paru-paru'

hubungan antara heteronirhheteronim


(heuristic)

hfpokoristik

-fulfcn.

hentian ingresif
stoP)

(ingressiue stop, suction

bersangkutan dengan prosedur analitis yang dimulai dengan perkiraan yang cepat dan mengecek-

(hypocoristic, term oJ endcarmmt) kata yang dipakai untuk menunjuk-

psikolingui,stik. teori Roman Jakobson tentang perkembangan bahasa anak yang bertahap dua: pada tahap pertama anak hanya mera-

ban dan bunyi yang dilafalkan

hentian yang terjadi dengan aliran udara bergerak ke dalam saluran suara mengarah ke paru-paru.

nya lagi
pastian.

sebelum memberi

ke-

hentian kompleks

(comPlex stoP)

hiatus

(hiatus)

kan hubungan karib antara Pembicara dengan yang dibicarakan. Dalam Bahasa Indonesia diungkapkan dengan memakai kata si,' mis. si kecil, si Dullah, dsb.

sangat banyak tetapi tidak beratur-

an; pada tahap kedua anak mulai meriguasai kontras-kontras dalam

bahasa dengan menghilangkan

hentian dengan penutupan Pada lebih dari satu titik, a.l. pada bibir dan glotis; mis. pada bunyi [P]
dalam kata Prancis

peralihan di antara dua monoftong


yang berdampingan yang membentuk dua suku yang berurutan tanpa jeda atau konsonan antara (berlain: an dengan diftong yang bersang-

hlponim (fuPonym) Iih. hiponimi

hlponimi

(h1Ponyn1)

hentian tak bersuara

lain'rotl'.

hubungan dalam semantik antara


makna spesifik dan makna generik, atau antara anggota taksonomi dan nama taksonomi; mis. anlata kucing, anjing dan kamDizg di satu pihak dan
hewan di pihak lain. Kucing, anjing dan kambing disebut hiponim dari

(uoiceless stop)

mulai menyadari bahwa bunyibunyi tertentu mempunyai nilai tertentu. hipotesis leksikalis (leilcalist hlpothcsis)

banyak bunyi yang ada pada tahap semula; pada tahap kedua ini anak

hentian yang terjadi dengan selaput suara tak bergetar; mis. [p, t, kJ. hentian tunggal (sinple stoPl bunyi hentian dengan penutupan pada satu titik; mis. pada bibir saja

kutan dengan perubahan kualitas

hibrida (fubrid word) kata kompleks yang bagianbagiannya berasal


bahasabahasa berbeda; mis. prasejarah, praberasal dari bahasa Sansekerta,

vokal dalam suku kata).

hipotesis pengurutan budaya (aitural seyiation h2pothesis)


linguistik historis komparatif. anggapan bahwa perkembangan manusia berlangsung dari yang sederhana ke yang rumit salah satu metode historis.

lih. leksikalis

dari

Herder, Johann Gottfried von


der Sprache

dalam [p].

hcwan; hewan disebut superordi-

nat dari kucing, anjing d,an kambing:


kucing, anjing dan kambing disebut

(1744-1803) budayawan Jerman. Dalam karyanya Uber den Ursprung

hidronimi
hidup

sejarah berasal dari Bahasa Arab. (hydronyry)

ia menyerang pendapat

zamar, itu bahwa bahasa itu hadiah

cabang onomastika yang menyelidiki nama sungai dan danau.

ko-hiponim. hlpokorisme ( hyPocoris.m)


penggunaan nama tlmangan; mls.
Irauan.

Tuhan; menurut dia, bahasa itu


timbul.karena dorongan dalam diri manusla.

pemakaian nama Wawan unluk

Whorf hipotesis Sapir bahasa -+ relativitas hipotesie transformasionalis lih. transformasionalis hipotesis zaman-wilayah
hypathuis)

( trans -

dikatakan tentang konsonan atau hurufkonsonan yang diikuti vokal.

formationlist

hy pothuis

heterofemi

(heteropheny)

hrje hilangnya bunyi (/ors of sound)


fonologi. (secara sinkronis) penghi-

penggunaan kata secara salah dan secara tak sadar dalam wicara atau tulisan. heterograf (fr e te ro gr a p h ) satu dari dua kata atau lebih yang

Ar. abjad Arab

hlpotaksis ( hlpotaxis) l. hubungan gramatikal antara klausa utama dan klausa terikat
(berlawanan dengan parataksis);
dengan kalimat, klausa dengan klausa, frase dengan frase, atau kata dengan

(age-area

anggapan bahwa pusat budaya

2. penggabungan kalimat

adalah tempat lahirnya unsurunsur yang unggul dan dari situlah

maknanya sama tetapi ejaatnya


berbeda; mis. suara dan swara.

langan salah satu fonem; mis. dalarn kata silahkan dan silakan, fonem lhl boleh dipakai, bolehjuga
tidak.
(hiperbole)
mengucapkan

heterografi

( keterograph2)

hiperbole

kata, dengan menggunakan kata penghubung; mis. Gajinya kurang, oleh sebab itu' ia mogok (dalam
parataksis: Gajirya kurang, ia mogok)
.

unsur-unsur itu menyebar; jadi unsur yang unggul itu dianggap


unsur yang lebih tua daripada yang

Iain.

sistem ejaan yang menggambarkan kata-kata yang bermaf;na danfatau

hal melebih-lebihkan sesuatu; mis.

hiracana

dalam kalimat Sa2a


beribu-ribu terima kasih.

hlpotaktis

lafal sama dengan huruf


enquirl.

yang

berlainan; mis. lng, fare, fair ; inquir2,

hiperklas

(hlperclass)

heteroklltus

(heteroclite)

I.

nomina yang mempunyai lebih

perangkat kata yang kelasnya berlainan tetapi secara sintaktis mempunyai peri laku yang sama; mis.

hlpotesis asbsiasi budaya


association h2pothuis) linguistik historis komparatif.

) berupa, bersifat atau bersangkutan dengan hipotaksis


(cultural

(hlpotactic

kiorp.aksara silabis yang dipakai J1P"ls,

iti

"la".ji,"dan yang dipa'kai dipakai daripada aarlpiaa untuk menuliskan kata-kata asli.

Ieoans vans lebih sederhana

anggap'

hierarki (hicrarch2, rank scale) pengaturan iecara berurutan

58

hierarki fonologis

homograf
pelepasan suatu bunYi oklusif.

homografi

hubQngan sintagmatic

59

unsur-unsur bahasa mulai dari vans terkecil (terendah) samPai yuni t.tb.t"t (tertinggi). Subsistem iondlogi, gramatika dan Ieksikon

Hielmslev' Louis

kata lain; mis. tahu ?makanan' densan tahu'Paham'; teras'inti kayi' dtn terai'bagian rumah'.
homografi (homograPhl) hublngan antara kata-kata
Yang

suku tertutuP dihubungkan dengan i tegang, seperti dalam kata pingsan,

itsgg-tg0S) sarjana linguistik

dan

kendur, seperti dalam kata


relationship)

masin[-mising mempunyai hierarki. Dahm subsistem fonologi satuan sepe rti ciri Pembeda, fonem, suku

6urg.u Dansk Yang meneruskan aiarin dari F. de Saussure. Linguis-,

samping.

hubuhgin. " dan" ( "and"


eramAfika

tik

dianggap sebagai

imanen,

kita, kata-dan pada


hierarki fonologis
rarch2)

meruPakan

uarr metodologis dan dengandengan peralatan metoqoluE,rs

Yang -bibas dari ilmu ilmu lain

bcrbedi maknanYa tetaPi sama

satu hierarki.

(phonalogical hier-

terriinologis sendiri. Analisis bahasa dimulai dengan wacana,


kemudian ujaran dianalisis

tulisannya; mis' tahu 'makanan' dan lahu'paiam' teras 'inti kaYu' dan tuas 'bagian rumah'
(homogram)

lromogram

strat|{*asi. hubungan yang ida bitu suatu unsur dihubungkan dengan dua unsur atau lebih yang lain secara bersama; mis, leksem aza,t dihubungkan ke atas dengan

atas

'hubungan antara satuan-satuan fonolo{is, yang satu meruPakan

konstituen-konstituen )ang fiiemt;

punyai hubungan

bergabung menjadi fon"em saling suku kata. dst. Masing-masing satuan disibut tataran fonologis'

bagian" dari yang lebih besar; mis'

dalam rangka forma

Paradigmatis,

calaE satu dari dua homograf atau lebih yang mempunyai asal-usul berlainant-mis . tahu'nama makan-

'manusia', 'muda', '.turunan' dsb

pada stratum sememik, dan


stratum fonemik.

ke

bawah dengan lal. lnl, /al, l?l pada

sramatikai- intern), substansi (=

(=

hubungan

an'

dari Bahasa Sinika loufu), tahu 'paham' (kata asli


(berasal
(homorym)

hubungan gramatikal
lation)

(gramatical re-

fategori ekstern dari obYek mate-

Indonesia).

rial)lungkapan (= medium verbal

hierarki gramatikal
rarch2)

(gramnatical hiesatuan-satuan

atau'sr;fisi dan isi (= makna)'

homonim

hubungan antara
mo"rfem
I

semi aljabai ini

Prosei[ur yang bersifat analitis dan

kata yang 'laii. ber-homonimi dengan

istilah umum untuk subYek, Predikat, obyek langsung dan obYek tak
langsung.

gramat]ikal, yang satu meruPakan Easian dari vang lebih besar; mis'

ya;g ialing

bergabung

Holle, Karel Frederik ( 1829- I 896) administratur

menghasilkan satuan d"asar yang disebuiglosem'

kata homofon

Ada homograf

dan

homonimi

(homon1nl)

untuk membentuk kata, Yang saling bergabung lagi menjadi frase dst' Maiing-dasing satuan disebut
i

iebunan teh yang banYak menulis tentang Bahasa Sunda. [a terkenal


uitgegeaen

Per-

dan/atiu dilafalkan dengan

hubunqan antara kata yang ditulis


cara yang sama dengan kata lain, tetaPi yane tidak memPunYai hubungan inakina. Ada homograli dan homo' foni; mis. antara Eeraniang 'sebuah

hubungan logis (logical relation) hubungan antara dua peristiwa yang ditemukan dengan sebab,
bukan dengan observasi langsung; mis. kondisi sebab akibat.

hubungan maksud

(sense relation)

karena-menyu sun B lanco Woordenlij s t

l,.

hierarki [etercapaian
hi.erarchv)

tataran cramatikal.

op last der Regeering

aan

hubungan semantis antara unsurunsur Ieksikal baik secara sendiri'

(anusibilit2

Ne-dirlands

behoeue aan taaluorsehers in den Ned. Indie Archipel

Indie ten

alat' dan ke ranjang 'menuju temPat

Keenan-'dan Comrie.

bahwa relativisasi nomina dalam bahasa-

teori

(1894), yakni sebuah angket li-

homorgan

sendiri maupun secara kelomPok. hubungan paradigmatis (paradigma tic relationshiP)

bahasa dunia dalam fungsifungsi berikut berurutan secara hierarkis: subvek ) obYek langsung ) obYek

yung tureut luas diPakai di "eririik nEseri ini sebelum Kemerdekaan

lih. bunyi homorgan


(honoifie)

honorifik

hubungan antara suatu unsur dalam tingkat tertentu dengan


unsur lain yang dapat diPertukar-

da'iam menginventarisasikan
biidrapc tot de PalaeograPhic
(holoPhrase)

bentuk yang diPergunakan untuk


mensungkaPkan kehormatan atau

tak'langsung ) obYek PrePosisi ) posesif! kdmparatif. ArtinYa bila

bahasa-bahasa'di Indoneia. Karya-

kan; mis. dalam kalimat


kedua orang

nva vang terkenal .iuga ialah Tabel ain 6ud-lrn Nieuw Indisclu Alphnbctlen, N ederlandsch Innie (1882).

pengiot"*utun dalam beberaPa bahisa dipakai untuk menYaPa


orans tertentu. hubunlan analogi
ship)
(analogous relation'

Mereka bertengkar terus, antara mereka dengan

luatu nomina'dalam salah


'misalnya

satu

aan

funssi tersebut dapat direlativisasikanl maka nomina dalam fungsi di ututtyu dapat juga direlativisasi-

holofrasis

unsui di luar kalimat itu, misalnYa itu, tdrdapat hubungan paradigmatis karena dapat diPcriukarkan, tetapi antara mereka darr

kan:

bila dalam

suatu

historiografi linguistik
historiosrabhv)

bahasa obyek tak langsung daPat direlativisasikan, maka obyek langsung dan subYekjuga daPat direlativisasikan.

kata dengan makna Yang mewakili makna se=luruh kalimat; mis. dalam Bahasa Indonesia kata Hujan! Yang

tersubstitusikannya satu konstituen dengan konstituen lain dalam konstruksi penyematan; mls. antara)ang
cantik dengan pacar sa2a dalam Cadis lang cantik i.tulah Pacar sa2a. hubungan asosiatif (rapports associa'
tiae)

ia tidak terdapat hubungan semacam itu. Hubungan ini disebut


hubungan in absentia.

berarti'sekarang hujan'

homofoh t utu

(lingui'stic

lain;'mis-. bank d'etgan bang, tnwa


dengan
massa.

vu"i berhomofoni dengari kata


(honoPhony)

fiomoPhone)

hubungan ruarlg (spatial relatign) hubungan jara[, urutan relatif, atau posisi intara obyek, bagian-_bagian

obyek, dan antara obyek

dan

basiar;diriieiarah linguistik yang


me"mpelajari kirya-karya linguistik vans' mEmbahas Pewarisan dan ialiig pengaruh id'e-ide mengenai bahasa.

homofoni

hubungan anfara kata-kata Yang berbeda maknanYa tetaPt :uT1


Iafalnval mis. antara ,ang 'penJePlt' dan tink 'kendaraan berat; tangki''
(homograPh)

F. de Saussure -+ hubungan Para' diematis hubrinean " atav" ( "0r" relationshi p)


gramitika s tratifi,tasi. hu!!rngan yang

hubungan sintagmatis
relationshiP)

pembicara/penonton, biasanYa dinyatakan dengan preposisi.


(qntagmatic

ldu bitu suatu unsur dihubungkan

triruo fimblosion) geiak udara'ke dalam

homograf

setelah

--t iti

yut

g b.i-hb*ografi

dengan

dengan salah satu dari dua unsur lain-atau lebih Yang ada sebagai alternatif; mis. fonem lil dalam

hubungan linier Pada tataran ter' tentu di antara unsur-unsur bahasa; mis. dalam kalimat Mereka bertengkar terus antaramereka dan bertengkar dan

60

hrkuo

hulum Grimm
yang menjelaskan rangkaian
padanan antara unsur-unsur dalam bahasa yang berbeda-beda.
linpuistics)
-kese-

hukun implikasi
Indonesia-Eropa Purba ke Bahasa

humanisrne

6l

teras terdapat hubungan sintagma-

dalam Bahasa Austronesia Purba


dipertahankan dalam Bahasa Jawa Kuna, Tombulu, Sawu dll., menjadi lol dalam Bahasa Bisaya, Toba Batak, Baree, menjadi lal dalam Bahasa Makasar dan Bugis, menjadi lel dalamBahasa Ngaju Dayak, Iloko dll., dan menjadi lil dalam Bahasa Tagalog; dalam beberapa bahasa berlaku ketentuan perubahan itu hanya dalam suku akhir saja, dan dalam Bahasa Melavu rneniadi lal, dalam Bahasa Aceh menjadi lal. Contoh: Melayu atap, J aw a ate P, Tombulu atep, Makasar afa, Bugis ata, Tagalog atip. Bisaya ato,p.

tis. Hubungan ini disebut hubung-

at

in

praesentia,

hu,lrlo;m (law)

hukum dalam linguistik (law in


generalisasi - berdasarkan Penga-

Germanika Purba dan ke Bahasa Jerman Tinggi Kuna sbb: TMA Indo-Erooa Jerman Tinggi

lih. hukum dalam linguistik

hukum Brandes kedua

rumus kesepadanan beberaPa fonem dalam beberaPa Bahasa Austronesia; jika dalam Bahasa

matan empiris atas Proses-Proses

teratur, dan dinYatakan dalam


-mis. dsb. Zipf,

.f awa, Malagasi, dll. terdapat fonem

1rl antarvokal, maka dalam kata vans sepadan dalam Bahasa M.tiv, cian Bali terdapat fonem ldl,dindalam Bahasa Tagalog dan Bisava terdapat fonem lll, dan
dalam Bahasi Batak sering terdaialola bari, Milagasi fari, Tagalog "ialai. fvladura paii,Bili, padi, Batak
'

bentuk Pernyataan Yang ringkas; biasanya diberi .nama menurut Grimmt n penemunya; mls. hukum p.nemunya;

T = tenuis = hambat tak bersuara, A = aspirate = spiran tak bersuara,


M = media = hambat tak bersuara, contoh: Yunani phrator
lohter

ATM Germanifa Kuna M A T

hukum Darinesteter
law)

hukum

(Dannestetu's

deka ghyf6tEr Gotik Jeiman Tinggi Kuna bro0ar


taihun {auhtor brquder
4ehan

oat fonem /pl. Contoh:


baee.'

p.tq.tetun fonem Yang terjadi iallm peralihan dari Bahasa Latin

hukum implikasi (implicational law)


bila ada sebuah unsur, maka unsur lain yang sejenis juga ada; rnir. dalam fonologi bila ada bunyi [d],

Bahasa

ke Bahasa Prancis Yang memPer'

hukun R-I)-L -+ hukum Brandes


kedua

G agasanlentang kesepadanan

lihatkan bahwa suku kata Yang ada teoat di dePan suku kata bertekanuri hilung k'ecuali bila mengandung

maka tentu ada juga bunyi p/,


karena [dJ lebih bertanda daripada

hukum R-G-H
pertama

-r

hukum Brandes

i"Ib..aslal dari H.N'v.d. Tuuk dan kemudian diperhalus oleh J'L.A.


Brandes (1.884)

vokal

a.

hukum distribusi sinonim (law of


distribution) semantik, BreaL kata-kata yang bersi-

[tl

hukun Verner

(Vemer's law)

hukum Laehmann
law)

(Lachmann's

pola perubahan bunyi yang ditemukan oleh Karl Verner (1877) yang

huhum Brandes Pertama


Austronesia:

rumus kesepaiianan beberaPa fonem dalani beberaPa bahasa

nonimi akan

dibeda-bedakan

jika dalam Bahasa

dengan pelbagai cara dan kemudi-

paitisip pasif lampau pada verba yang bervokal panjang; mis.


'membaca'

Z. pemanjangan vokal pada bentuk

menjelaskan kekecualian

atas

Iawa Baru dan Bali TerdaPat -atau

Malaeasi, Batak, MelaYu, Madura, Maka"sar, Bugis dan Sunda terdaDat fonem lr7, maka dalam kata dalam Bahasa Forians sepadan .I-leutog dan Bisaya terdapat i"orZ, fonem lg7, dilam Bahasa DaYak dan Toribulu terdapat fonem lh/ , dan dalarn Bahasa Jawa Kuna,

an iidak dapat dipertukarkan. hukum D-M


Alisiahbana' kaidah tentang urutan

yang mempunyai bentuk perfektum


lego

dasar paham Junggrammatiker bahwa hukum bunyi tidak ada


kekecualian: bunyi p,l,,t akaq beru-

hukum Grimm, dan yang menjadi

,rrr'u.-urrut dalam

konstruksi

Bahasa lndonesia: baik dalam kata,

pasif lampau). hukum pemancaran sinonim (/aio o/

lictus (partisip

lige (perfektum)

bah menjadi spiran tak bersuara

majemuk maupun dalam. kalimat segala sesuatu yang menerangkan selalu terletak di belakang yang
diterangkan; mis. dalam ramah bqlt!
daro

unantik, Braal. bila sebuah kata


sinonimnya

radiation af rynoryrns)

bergeser mSknanya, maka makna

juga akan bergeser

Batak urat,'Madtra orai, Makasar ura', Bugis ura', Swda urat, Formosa uga7, Tagalog ogat, BisaYa
Melavu urat. Malas3si ozatra,
-ogat,

fonem

itu hilang'

l0l

Contoh:

Al{ nakan, kata rumah dan Ali

Tombulu ohat, DaYak uhat, Jawa Kuna wwad, Jawa Baru wot' Bali
uwat. Gagasai tentang kesepaclanan ini belasal dari H.N.v.d' Tuuk dan diperhalus olehJ.L.A. Brandes
(

adalah yang D (iterangkan) d an batu l' dan makan idalah yang M (enerang' kan). Kekecualian berlaku hanYa pada kata bantu, adverbia, numeraiia dan preposisi.

hukum pemusatan sinonim (law oJ


slnonltmic attradion) scmantik. Breal. hal-hal yang sangat

secara sejqiar.

bila tekananjatr;h pada sukuakar; mis Skr.bkratar rienjadi Gotik brotar; bunyi tersebut akan beru.bah menjadi hentian bersuara, hila tekanan jatuh pada suku lain, mis. Skr. pita menjadi Gotikf*dar.

hukum Zipf (Zipfs

law)

pernyataan urnum tentang distribusi dan frekuensi kata-kata yang


dipakai pembicara atau pengarang, dan dirumuskan sebagai F x R = C

hukum Grassman

an bunyi berupa disimilasi antara'

(Grwsmann's law) linsuistik hisnris komparatiJ perubah-

rnenonjol dalarn minat dan kegiatan suatu masyarakat akan menimbulkan banyak sinonim; mis. dalam buku wiracarita Beowulf terdapat

dalam daftar frekuensi, C

(F =

Frequenc2,

R = rank,

posisi
Cons-

dua bunyi aspirat: yang pertama


meniadi fonem hambat tak bersua-

gekitar 12 kata untuk'perang'.

37 kata. untuk 'pahlawan'

dan

hukum penyingkatan (law of


oiation)

abbre-

antara berapa kali sebuah kata dipakai dan posisinya dalam daftar
frekuensi.

tant), y ang afiinya: ada nisbah tetap

1884).
( sound law, phonetit

hu'kum bunyi

law)

.u 8ut
aufr*

pernvataan

di dalam linguistik

Lufrutu Sanskerta. Dirumus"l

fonem hambat bersuara

Zipf. kenyataan bahwa kata-kata


yang sering dipakai adalah katakata yang paling pendek. hukum pepet
rumus kesepadanan fonem e-pepet dengan fonem Iain dalam beberapa bahasa Austronesia: fionem e-pepet

hirtoii.

komparatif yang menjelas-

dalam sistem bunYi suatu bahasa dari satu masa ke rnasa lain dalam perkembangan sejarahnYa, atau

kan perubahan-Perubahan teratur

kan pertama oleh H'G. Grassmann (r80e-1877).


law) linguistik historis komparatif. kaidah peiubahan konsonan dari Bahasa

humanisme (hamanism) pendekatan pada bahasa yang menekankan nilai-nilai rohani


dalam kernampuan manusia untuk berkomuniksai, sebagai reaksi terhadap usaha untuk mernbuat formalisrne yang ekstrem dan terha-

hukum Grimm (Grimm\

Humboldt. \tilhelm von dao anggapan bahwa bahasa telah rni"yirfrfiuirg menjadi lebih buruk' S-5 i"o yu"[ *ernpuSyai Pandang" ,.rn'ucui, ini ialah a'l' L'

idiom

idionatologi,

indeks aglutinasi

63

sia (lih. juga hiPotesis SaPir


WhoCI. Humboldtisme lih. relativitas bahasa

hitam;

2. (dianjurkan untuk tidak dipakai) bahasa dan dialek yang


khas menandai suatu bangsa, suku, (idiomatolog)

imperfektum ( imperfect) bentuk kala yang dihubungkan


dengan perbuatan sedang berlangsung atau kebiasaan dalam waktu

frufitoHt, Wilhelm von --Itiol-tgss) sarjana bahasa dan hi.t r t..tt lr. KaryanYa, Uber die

^n Hielmslev.

hurif. firttrr, -1.-tunat

scribt, al7habet)

ldiomatologi

lampau; dipertentangkan dengan

vi"g a'ipatcii dalam aksara untuk mlng[ambarkan bunYi ma-

sistem dan penyelidikan mengenai

kecender.ungan-kecenderungan
khusus dalam suatu bahasa, seperti

'Bahaia Taw'a Kuna' Pengantar Uu[u itu berjudul, Uber die prac h"rau i/crschic denheit de s mtnschlichcn S
baacs uni ihren EinJluss auf d'ie ge.istige MensclungeschLechts' Entwicklung

Kawisiradu auJder Insel Jaua (1836), merupakan PeloPor dalam studt

nusia. Kesepadanan antara nurul ar" Uu"vi sering arbitrer; 2' sistemhuruf; a[sura; mris. hurufArab, huruJ
Ciza dsb.

frekuensi homonim, struktur kosa-

mis. Ing. she was reading all da1 yestuda2 (yang berbeda d,ari she has
read the book).

kala perfektum yang dihubungkan dengan perbuatan tunggal selesai;

kata dsb.

lkonis

(iconic)

hunrf qamarivah hunrf svamsiah

,{r. huruf Arab Yang tidak meleburkan huruf I dari artikel'

sung menimbulkan pertalian


dengan sesuatu yang digambarkan.

berkaitan dengan gambaran; lang-

implikasi pragmatis
cation)

( pragmatic

impli-

du

merupaka-n karya Yang berPengaruh dalam linguistik, khususnYa tentang Pengaruh struktur bahasa

- 7i. t it"f
huruf

lktas

(ictus) (language

I dari artii<el,-Yakni hurufhuruf .2 rc) r) 15t2t ),<t


(jtcJt;o,b 'biJ'\

Arab Yang meleburkalr

bagian dari pada yang bertekanan.

llmu pengetahuan bahasa


tciences)

apa yang secara logis merupakan kesimpulan dari suatu ujaran serta latar belakang apa yang diketahui bersari'ra oleh pembicara dan pendengar dalam konteks tertentu.

atas pirlembangan mental manu-

jenis komunikasi; tidak

ilmu mengenai bahasa dan

implisit (inplicit)
segala

terbatas

jugu "bahasa" hewan llmu politik bahasa


linguis tics, gloto po litics)

pada bahasa manusia, melainkan dan "bahasa" buatan. Konsep ini lebih luas daripada linguistili.
(iwtitutional penerapan

bersangkutan dengan informasi yang ada dalam sebirah amanat, dan yang benar-benar dimaksudkan pembicara dan dimengerti oleh pendengar, tanpa diwakili oleh bentuk dalam wacana itu; mis. 1e!r?.h agens implisit dalam setiap kejadian. implosi --+ hirup
(imploslae)

I
ibarat (sinik)
oerbandingan antara orang atau tenda deiean hal-hal Yang latn
dengan mempergunak ankata
s e per

ilmu linguistik dalam

menciptakan

atau

menegakkan sosial-

bahasa nasional dalam suatu negeri

implosif
indeks

yang secara politis dan

budaya beraueka ragam. Masalah gtandardisasi dan penentuan tata

hentian yang terjadi dengan aliran udara diisap oleh glotis


(index)

aksara merupakan masalah ilmu


tt

JtUi*i.'

sepirti anjing dengan kucing'

politik bahasa. lmanensi (immanence) prinsip pemerian bahasa sebagai ristem yang otonom, lepas dari

linguistik historis komparatiJ Greenberg. perbandingan antara unsurunsur tertentu dalam bahasa yang

dapat dipakai untilk mengukur


ciri-ciri tertentu, dan yang kemudian dapat dipakai untuk membanbahasa.

lih. juga kiasan.

idealisasi --iutuo (idealisation) penyelidik dapat-tidaknya bahasa mengabaikan beberaPa diperoleh analisis Yang seumum
mungkin.
(ideoPhow)

idiom

rang manusia

faktor-faktor ekstern, seperti filsafat, .sosiologi, dsb. lmbuhan --+ afiks

dingkan dan mengklasifikasikan


indeks aglutinasi (indtx of
tion) agglutina-

asoek variabilitas (keanekaragam.t ) dulu* data kasar agar daPat

yu;C_ saling memili!


yurrg

l.

(a) Konstruksi dari unsur-unsur

ftdion)

lmperatif

(imperatiae)

^rys^t1t5; masing anggota me,mPunyar

ideofon

iu"E tui", (b) konstruksi Y dengan -"li'rrrtyu tidak sama anggota bunsan makna
bakaran itu HANSIP menjadi ka

idu-[unya tarena. b

bentuk kalimat atau verba untuk mengungkapkan perintah atau ke-

ungkapan Yang sering tidak lazirh

at;u ddak teratur dalam tonologt f-it. a.ngun memakai lambang


iru"Vi)

,nnn&rrru; Contoh: kambing hita; auiin tutitnut Dalam Peristiwa k'


hitam. badahal mereka tidak apa-aPa. Di sini makna kamb,ing

harusan atau larangan melaksanakan perbuatan. Konsep gramatikal ini harus dibedakan dari perintah ysng merupakan konsep,iemantis. lnperatif persona ketiga ( third person
lmperatiac)

linguistik historis komparatif. perbandingan antara konstruksi aglutinatif (A) dengan jumlah sendi morf (S) dalam tipologi kuantitatif atau A/S. Konstruksi aglutinatif adalah kons-

truksi yang te{adi dari morfemsetiap penggabungan morl jadi jumlahnya selalu kurapg 1 . dari
jumlah jumlah semua morfyang morfyang bergabirng itu; mis. dalamkata pemuda A = l, l,S
nrorfem; sendi morf terdapat pada

vans terutama mengungkapkan [o"8tuti Yang sPesifik, b'asanYa ;;ilp" kita fanf sangat khas'

aun" t

onstruksi sintaktisnya'

panatika tradisiorul, bentuk yang 'l'uhan memberkati anda'.


mempergunakan modus subj ungtif; mis. Pr. Dieu aous beniss 'semoga

rir.uti

keseluruhan tidak

dengan kambing mauPun

= I jadi A/S = l:l : l.

64

indeks derivasi
(deriuational index) . historis komparatl jumlah

infleksi atematis
morfem dalam satu ka-ta, jadi indeks

infleksible

interahi kaidah

65

derivasi indeks ---liipuistik

sintesisnya 2:l =

lnfleksible

mSrfem derivatif Per kata, atau. DlK, dulu* tiPolbgi kuantitatif; -derivati[. ^i..'ltg. morfem
index) 'iieo*ti*

indeks struktat

2. (structure index, structu'

(inflexible, intuclinable) hanya mempunyai satu bentuk dan

ral

-er

d'alam- singar adalah

indeks infleksi kasar

(grass i4flectional

;;;[.;
nal

inflektif per kata,-atau I/K, dalam tipolosi tioolosi kuantitatif.


(

historis komparatiJ'

.i'*lg,h

indeks infieksimurni
index)
his toris. kom

purc inflectio-

;fig;"

linguistik

berlungst persesuaia-n vans tidak herfungsi Persesualan yrrft tida.r il.niut seluruh nekius dalam tipologi-kuantitatif.
(isolation index)

Ptlfl.; jumlah -btfem inflektif

para"l

setiap konstituen memPunYai satu indeirs struktur secara.berurutan' indeks- sufiks (saffrial index) linsuistik historis komparatf perbandiiean antara sufiks dengan kata, utril S/K, dalam tiPologi kuantita'

7G. penanda beruPa nomor untuk konstituen-konstituen yang berurutan secara linier dalam deskripsi struktur dan Perubahan struktur;

index)

jumlah

tidak dapat memperoleh infleksi untuk menunjukkan kasus, jenis.


dsb. (thematic inJlexion)

ingresif (ingrcssiae) bunyi yang dihasilkan dengan aliran udara bergerak ke dalam saluran suara. Contoh: bunyi inisiator
ceklik.
(initiator) mengubah

lnfleksi tematis

tift mis dalam kata Bl.

tinggalkan

mengakhiri'. lnforman (informant) orang yang memberikan keterangan tentang data bahasa

infleksi yang muncul antara akar kata dan menjadi sufiks inflektif lain; mis. Pr. -er- dan -ir- dalam bentirk fiitw je donnerai'saya akan memberi' d,an je finirai 'saya akan

dapat bergerak yang

bagian dari rongga suara yang


ukuran rongga sehingga menyebabkan udarabergerak. Contoh: paru-

inkorporasi
tion)

paru, laring, velum dan bibir.


(incorporation, incapsula-

pemaduan morfem-morfem dasar menjadi kata tunggal.

indeks isolasi

indikatif (indicatiae) lih. modus indikatif induk (head)

S/K=l:l=1.

lnformasi

(infmmatian)

keseluruhan makna yang menunjang amanat, terutama nampak dalam bagian-bagian amanat tersebut.

Innerform Jerman. struktur gramatikal

dan

li:nguistik histotis komparalrl perbandiilean antara urutan dengan selu-

ruti neksus, atau U/N' dala:n tipoloei kuantitatif. TiadanYa


gap sebagai urutan untuk
.diPakainYa - tanda mengnuDungKan

konstituen terpenting dalam konstruksi modifikasi dan berkemamPuan untuk memPunYai lungsi sintak-

lnformatif

semantis bahasa (dibedakan dari sistem bunyi). Konsep ini sepadan dengan struktur batin.
(innouation)

( informatiue

mengandung makna yang sede-

inovasi

tis vang sama dengan

seluruh

m'orferi in{lektif dalam kata diangkata-kada dalam kalimat'

konsiitu6n terpenting dalam kon-

mikian rupa sehingga pendengar menangkap amar,at yang hendak


disampaikan; berhubungan dengan makna referensial. lngatan j*gk panjang (lqng term
memorl)

perubahan bunyi, bentuk atau


makna yang mengakibatkan tercip-

i"ilG i6;poaisi -.
uiiiitut

ak"ar perkata,- atau A/K, dalam Ing. ouermis. lng' kuaniitatif; mrs' tipologi kuantitatlli
komposisinya

iittori, ko*io'otrl jumlah

(conposilional intux)

indirk kalimat -+ klausa utama infiks (infix) a{iks yang diseliPkan di dalam

struksi modifikasi dan berkemampucebat adalah induk.

psikolinguistik. bagian

dari

inskripsi
sistern

tanya kata baru. insao, (human) ciri makna 'marusia' pada makna sebuah kata; mis. ayah [+ iwan] .
(inscription)

infinitif

dasar.

akar, jadi d, ;riadi dari dua akai, .;aclt ,rli-1?ti"Ji

(infinitiae) bentuk veiba yang sarna sekali tidak

indelsi ueksus

- 2:1,= 2' 4/f (ra*us index)

ada tanda {lekiinYa; mis' Ing' dalam 1 rnust So kata go adalah


in{initif.
(inflection

lngatan j.ogka pendek (short


memorT)

ingatan yang menyirnpan hal-hal yang sedikit banyak permanen.


term

kalimat minor bukan klausa berisi

dsb.), mis. kalimat Untuk


terbitan Nusa Indah.

persembahan atau penghormatan pada aw-al sebuah karya (buku

par amekomfiaratif' patarne' linsuisti.k historis komparatif' linsuistik yang kuantitatii. yang tipoloqi kuantitatif r..' dalam drlrm tipologi ter-

infleksi

indeks isolasi, lnqexs *"r,"^kuo indeks inde[s tsolasl, mencakup

isolasi murni murni dan indeks

Perse-

meriuniukkan Pelbagai hubungan

l.

oerubihan bentuk kata

Yang

i"ali. pet."suaian -tlnsuiiik


historis

sualan.

(concordial index)

diisan iumlah morfem inflektif' p.ti".uulut (mis. L -um) dengan


leluruh neksus. indeks prefiks (Prefixial indtx) -kimparatrf perbandiigan Prefiks dengan kata, atau Firi aai* tipologi [uantitatif; mis'

komparafif perban-

dan koniugasi verba;2' unsur Yang ditambih[an Pada sebuah kata untuk menuniukkan suatu hubung-

n.amuiikul; menca[uP deklinasi iomina. pronomina, dan ajektiva,

ingatan keqa (working

psikolinguistik. bagian dari sistem ingatan dengan kemampuan terbatas yang menyimpan informasi untuk waktu singkat dengan bantuan latihan.
memorl)

para pengikrar Sumpah Pemuda 1928 dalam buku Fungsi Bahasa dan Sikap Bahaa

integrasi

(integration)

psikolinguistik. bagian dari ingatan yang menyimpan isi harafiah suatu ujaran dan tafsiran atas ujaran itu.

ingatan waktu

(episodic mtmory|

bilingualisme. penggunaan secara sistematis unsur bahasa lain seolaholah merupakan bagian dari suatu bahasa tanpa disadari oleh pemakainya. Peminjaman adalah proses integrasi.

an eramatikil; ' mis.

s-

dalam

bols

tlnsuiiik

historis'

ira&t ---

Bl.

menPerkua,

P/K

: 2:l :
of

infleksi ateniatis (athmatic inJlexion)

menlnjukkan infleksi PIqt4,. { i;i;;' ;*dt menunjukkan infl eksi verba orang ketiga.
infleksi vans teriadi atas akar kata vans berga6unfi langtu"g dengan innittir; mis. L. amo 'saYa mencintai' yang terjadi d ari akar am dan suliks o ying menYatakan kala kini singularis.

jangka panjang yang menyimpan


fakta-fakta sehari-hari yang jelas
waktunya.

psikolinguistik. bagian

dari ingatan

intensi

(intension)

makna suatu ungkapan, dibedakan

dengan ekstensi.

ingkar

(ntgatiae)

2'

unsur pengingkaran (tentang


bentuk gramatikal)
(double negatioe)

interaksi kaidah (interaction of rules) lu. Pengurutan sepafonologi gerurati.f.


sanE sang

Uii,ilttif

siritesis

(index

synthesis)

diiean rMTK) dalam tiPologi kuantitattt;

antara morflem dengan- kata

historis

kompatalf perban-

ittl

atau mengurangi jumlah bentuk


yang diterapkan oleh salah satu dari

kaidah sehingga sel menarnbah

ingkar gatda
penggunaan

dua bentuk

ingkar

dalam frase atau klausa yang sama;

i"i.. Sl. Pemuda terjidi

dari dua

mis. Ing.

itu. Konsep ini meliputi urutan pengumpanan, urutan


kaidah
pengumpanan baltlq urutan pe-

dit not do wthing.

66

interdental

inversi

isi informasi

istilah kekerabatan

61
ber-

lolosan, dan urutan pelolosan


balik.

kan pertanyaan.

hl informasi
latio
n

(information contmt)

nya di antara suku-suku


tekanan.

interpolasi

( inter po

interdental (interdenlal) bunyi yang dihasilkan interferensi


thin dan [5] dalam tiis.
(interference)

di

antara

kedua baris gigi; mis. Ing [0] dalam bilingualisml. penggunaan unsur bahasa lain oleh bahasawan yang

kritik naskah. penambahan kata atau kalimat oleh penyalin dalam suatu naskah karena disengaja atau karena

perbandingan antara kemunculan ;uatu unsur yang sebenarnYa dan kemunculannya Yang mungkin

isoleks (isoler) isoglos pada peta bahasa


tertentu.

dalam suatu situasi komunikasi


atau'dalam lingkungan linguistis tertentu; pada umumnYa isi infor-

digambalkan melingkari satu kata

Yang

keliru.

l.

interpungsi

inti

lih. tanda baca


(nucleus)

distribusi yakni

terbalik. dengan masi berbanding -kemungkinan kemunculan, mis. dalam kalimat Kami akan Pergi ke sana .urrs:ur ke sana mempunyai isi informasi yang lebih

isomorf

(isomorph)

bilingual secara individual dalam s.uatu bahasa; ciri-ciri bahasa lain

bagian dari konstruksi yang paling


bebas, dan yang menjadi anggota

digambarkan melingkari satu unsur morfologis tertentu.

isoglos pada peta bahasa Yang

itu masih kentara (berlainan dari integrasi). Interferensi berbedabeda sesuai dengan medium, gaya, ragam dan konteks yang dipergunakan oleh orang yang bilingual itu. 2. pengaj aran bahasa. kesalahan bahasa berupa unsur bahasa sendiri yang dibawa kedalam bahasa atau dialek

suatu kelas; mis. dalam konstruksi sungailang aim2a deras, sungai adalah

tinggi daripada akan, karena merup-akan salah satu kata mungkin muncul di samPing
Yang Yang

isomorfis (isomorPhic) berada dalam hubungan


graf dalam wacana tuturan.

sepadan; mis. hubungan antara


episode cerita dengan urutan para(isomorPhism)

Yang

inti.

inti kompleks
peak)

(complex nucleus, complex

diftong dalam suku

lain Imis. besok, lagi, kemarin dsb-), sedangkan akan hanYa muncul
sebagii unsur kedua saja dan tidak dalam posisi lain.

isomorfisme

inti suku kata (center, slllablc nucleus,


syllabic nucleus)

d,alam amboi.

kesamaan antara struktur fonologis, gramatikal, Ieksikal atau semantis

interjeksi

lain yang dipelajari.


(

antara dua bahasa atau lebih.

interj ection)

bunyi yang mendukung puncak


kenyaringan dalam suku kata.

z{r. nomina (Istilah ini dipakai oleh

bentuk yang tak dapat diberr afiks

Raja Ali Haii dalam bukunya

isoplet

(isopleth, isoerg, isograde)

dan yang tidak mempunyai dukungan sintaktis dengan bentuk

intonasi

(intonation)

lain, dan yang dipakai untuk


dalam BI.

mengungkapkan perasaan; mis. ai


( intercons

pola perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada waktu mengucapkan kalimat atau bagianbagiannya.

Bustanul Katibin dan Kitab Pengetahu' an Bahasa).

garis yang digambarkan pada peta bahasa yang menandai batas pemakaian ciri bahasa maupun ciri

igm dhamir
.dr. pronomina persona

interkonsonantal
konsonan.

muncul di antara
(interlude)

konsonan-

onantal )

intransitif

(intransitire)

ism idhafat r{r. nomina yang


atribut

ciri geografis dan ciri-ciri budaya yang menjadi faktor penyatu bagi dialek atau bahasa
adat-istiadat,
regional.

sebagai

interlud

Internatioiral Phonetic Alphabet


(rPA) sistem abjad yang disusun oleh

gugus konsonan yang muncul di antara vokal-vokal dan yang tidak dapat ditentukan termasuk bagian daii suku kata yang mana; mis, [mb] dalam tumbuh.

bersangkutan dengan perbuatan (verba) yang tidak mengharuskan adanya tujuan; mis. verba dalam alah datang adalah verba intransitif.

icm isyarat
,4r. penanda deiksis

isosilabisme

ism ma'rifat
.Ar. nomina takrif

bahasa bertempo suku kata dengan tiap-tiap suku kata diucapkan dalam waktu yang lebih kurang sama, baik dalam ujaran cepat,

ciri

(isosflla,bins )

intrusi

(intrusion)

penambahan bunyi di dalam kata itau di antara suku kata; mis. bunYi z pada kataJawa montor; konsep ini m-encakup protesis, epentesis, dan paragog.
(intuition)

ism mausul

.dr. nomina relatif

maupun dalam ujaran lambat.

isim nakirah

isoteris

(isote/,c)

intuisi bahasa

I'Association Phonitique Internationale

pada I897 atas prakarsa Otto

pengetahuan bahasawan tentang bahasanya yang dipakai sebagai

ismul alam Ar. nama diri isofon (isoPhone) isoglos pada Peta bahasa
fonologis tertentu.

.4r. nomina tidak takrif

hanya dikenal kelomPok atau golongan terbatas, dikatakan tentang

Jespersen, dengan tujuan supaya orang dapat belajar dan merekam lafal pelbagai bahasa secara cermat

bukti untuk menetaPkan


keterterimaan.

masalah

digimbarkan melingkari satu unsur


(isogloss)

Yang

diaiek atau bahasa Yang diPakai dan dipahami oleh orang-orang tertentu sebagai tanda khas bagi
mereka.

dan menghindari ketidak-

invariabel

(inuariable)

oglos isoglos

konsistenan; didasarkan pada huruf

dikatakan tentang kelas kata Yang

Latin dengan pelbagai tambahan


Int6rnational Phonetic Association Iih. Association Phon6tique Internationale

tidak berubah bentuknya aPa Pun fungsi dan hubungan gramatikalnya; dalam hal ini partikel.
(inuersion)

garis pada peta r'-" bahasa ----:-. atau Peta dialek-yang menandai batas Pemakaian ciri atau unsur bahasa.

isttlah (tenn) kata atau gabungan kata Yang dengan cermat mengungkaPkan

konfep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
terns'

inversi

isokronisme (isochronism) ciri bahasa bertemPo tekanan

istilah kekerabatan (kinlship


family terms) "katiatau

interogatif

( interrogatiae)

jatuh dia dari- tempat tidur,


dia

perubahan urutan bagian-bagian kalimat; niis. yang terdapat dalam


Yang berbeda dari urutan normal dalam

memiliki suku-suku- bertekanan dengan larak yang lebih'kurang sa*i, de-ngan akibat suku-suku tak
bertekanan meningkat temPonya sesuai dengan jumlah kemunculan-

Yang

kan anggota-anggota dari suatu kelompok- yang secara biologis


berhubungan (berkerabat); mis.
kata seperti ayah, abang, iPar, mertua,

frase yang mengungkaP-

bentuk verba atau tipe kalimat yang dipergunakan untuk mengungkap-

jatuh dari tempat tidur.

68
dsb.

isyarat akustis
(acoustic cae)

jenis

jenis bebas

kaidah

isyarat akustis

psikolinguistik. isyarat yang dapat

ditangkap untuk membedakan segmen bunyi, contoh: saat awal


bunyi.

Jerman membedakan tiga jenis

diturunkan dari satu sumber. Pida'

yaitu maskulin, mis. drr Tisth'meja'


feminin, mis. die Hand'tangan' dan netral, mis. das Miidehen'gadis'.
(epicenc)

tonya

itu

jenis.bebas '

jenis yang mempunyai satu bentuk untuk menandai jenis jantan dan betina; mis. pcnjahat, Penai, d,sb. ienis kata --+ kelas kata

ju.dul (titk) kalimat, berupa kalimat

eksplisit pertama tentang anggapan dasar linguistik komparatif,


lengkap

diarrggap Pernyataan

atau kalimat minor, yang terjadi


dari frase atau klausa dengan atau

lesoersen. Otto

" (ieoo-r9+g) sarjana

linguistik

yang menjadi ciri sebuah karya seperti buku, Iilm, makalah dsb.

tanpa pengarang sebagai pelaku,

J
jamak --+ pluralis
jangkauan
(scope)

bangsa Dansk. Bukunya tentang


tata bahasa Inggris dan pengajaran bahasa sangat berpengaruh. Begitu

jumlah

(number)

kategori gramatikal yang mem-

pula bukunya tentang linguistik


semantik. apa yang dimodifikasikan

(p"*'1 i*hentian dalam ujaran yang


.

an', padahal tidak benar.

sering

oleh pewatas; mis. kata bekerjayang

terjadi di depan unsur yang mem-

diingkari oleh tidak d,alam


bekerja.

tidak

punyai

isi informasi yang tinggi

jangkauan kaidah

(domain

of rule)

atau kemungkinan yang rendah. jeda senyap (silent pause)


psilcolinguistik. keragu-raguan dalam

fonologi geruratiJ satuan tertentu yang menjadi wilayah terkenanya suatu kaidah fonologis, misalnya
suatu kaidah hanya berlaku dalam satu suku kata, yang lain dalam

wicara yang tidak diisi bunyi apa

jeda terisi (filkd

pun.

paure)

psikolinguistik. keragu-raguan
dalani wicara spontan yang diisi sebagian atau seluruhnya oleh
bunyi atau ungkapan seperti
e, apa

Syntax (1937); dan dewasa ini dihargai tinggi oleh para penganut aliran TG. Iajuga berusaha menyusun sebuah bahasa buatan yang dinamainya Novial. Jones, Daniel (1881-1967) ahli fonetik bangsa Inggris. Karyanya yang terkenal, a.l. "The Phoneme" dan Outline of
English Phorutics.

umlulm Language (1922), The Philosophy of Grammar (1924), d,at Ana\tic

yang membedakan

beda-bedakan jumlah. .Ada bahasa


bahasa

singularis, singularis,

duilis 'dua', pluralis; ada

yang membedakan
atributif.

dualis, trialis 'tiga' dan. pluralis.

Jumlah biasanya ditandakan pada

nomina, verba, pronomina atau


(Junggrammatiker,

Junggrammatiker
Neo-grammarians)

Jernan. kelompok

dalam bagian kedua abad

ahli

bahasa
ke-19

jangkauan makna

kata, dsb.

(semantic range)

" ]t+a-tlg+) ahli

Iones. William

hukum Inggris.

yang berpendirian bahwa perubahan bahasa itu bukan tidak beraturan dan selalu terjadi dalam kondisi

pelbagai konteks di mana sebuah kata dapat muncul; mis. kata tinggi

Dalam pidatonya di depan Asiatick

yang dapat dijelaskan; bila

ada

luas, antara lain dalam


tinggi, gunung tinggi,
tinggi, harga tinggi dsb.

mempunyai jangkauan makna yang


pangkat bahasa lang

jejer ,I. pokok jejering lengkara


jenis
Bali. subyek
(gend.er)

ifz, dsb.

Socitt2Q Pebruari 1786) iamemperlihatkan kesamaan antara Bahasa Latin, Yunani dan Sanskerta, dan

kekecualian, maka itu selalu dapat dijelaskan. Tokoh-tokohnya ialah

a.l. Karl Verner, August Leskien,


Herman Paul, dsb.

ia berkesimpulan bahwa ketiganya

jantan --r maskulin


Jargon

hg.

kosakata yang khas yang

klasihkasi kata yang kadangkadang bersangkutan dengan kelamin, kadang-kadang tidak. Jenis ini diungkapkan secara gramatikal pada bentuk nomina, pronomina, ajektiva, atau partikel misalnya dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa atau secara leksikal mis. dalam

dipakai dalam bidang kehidupan


tertentu, seperti yang dipakai oleh montir-montir mobil, tukang kayu, guru bahasa, dsb. dan yang tidak dipakai dan sering tidak dipahami oleh orang dalam bidang lain.
.Ar. partikel yang menguasai kasus genitif dalam Bahasa Arab; mis. Di
dst.

Jarf

Bahasa Indonesia. Ada bahasa yang tidak menghubungkan jenis


mis. Jerman: niidchm'gadis' yang berjenis netral. Pembagian jenis dalam bahasa-bahasa berbeda satu daripada yang lain: Bahasa Prancis membedakan dua jenis yaitu maskulin, mis. h liare 'buku', dan feminin mis. la table'mej6; Bahasa

ini dengan jenis kelamin,

jarwa

kadensa (cadwe) naik turunnya nada, kelantangan atau tekanan pada akhir kalimat atau di depan jeda dalam Pola
intonasi.

model dari sistem itu; 2. pernyataan

jarwa dosok

../. penjelasan; tafsiran.


../. keterangan tentang makna kata kuna yang hanya dicari-cari; mis. lingga yang diberi arti 'kebudaya-

umum tentang suatu keteraturan atau suatu pola dalam bahasa; 3. TG. sarana untuk menguraikan atau meramalkan derivasi suatu

haidah (rule) l. pernyataan formal yang menghu-

bungkan unsur-unsur konkret dari suatu sistern yang absrak, dengan

dari bentuk asal yang dipostulasikan ; 4. gTamatika tradisianal. alr.llr:an tata bahasa atau lafal
satuan yang harus diikuti. Bd. hukum

70

laidah alih kode - kaidah setangkup


code-

kridah sosiolinguistis

kalimat beisu$rn
tense)

7t

kaidah aliti kode (rule for


suitching)

dalam lineuistik.

bentuk asal yang dipostulasikan. kaidah kategorial (categoial rulc)


--+ kaidah invarian kaidah leksikal (lexical rulc)

dikedepankan
ruk)

baik di

dePan

kala lampau (past

maupun cii belakang vokal dePan.


( sociolinguistic

kddah sosiolinguisti s

kaidah pemakaian bahasa kaidah Behaghel prtama hel's first law)

mencakup kaidah sosiolinguistis dan kaidrah psikolinguistis.


(Bchag-

Yang

kaidah yang menjelaskan segi-segi leksii<on yang kreatif atau produktif


yang memungkinkan pembentukan ieksem "baru" atau pemberian makna baru pada leksem yang sudah ada.

kaidah yang mencocokkan Pilihan


sosial pada tingkat pribadi pemakai

bahasa dengan kendala-kendala


maupun pada tingkat masYarakat
bahasa.

bentuk kala dari verba yang menunjukkan perbuatan terjadi sebelum penguJaran. kala mendatang (future tense) bentrik kala dari verba yang menyatakan perbuatan akan berlangsung dalam waktu mendatang; mis. Pr. je donntrai 'saya akan memberi',

prinsip dalam pengelompokan kata bahwa apa yang secara mental berkelompok akan dikelompokkan
secara sintaktis. Prinsip ini mendasari pembentukan konstruksi seperti sckeping papan, sebutir telur dsb.;

Lnidah struktur frase


ruh)

(phrase structure

kaidah mor{ofonemis
mi.c rule)

(mor pho plwru -

kala perfektum

lng.

I uill

go'saya akan pergi'.


(Perfect
tense)

dan bukan
second law)

*sekcping telur.

kaidah yang menguraikan variasi tiao-tiao anggota suatu morfem. kaidih p6ogo"oip.r,"n sendiri /raly'
feeding ruk)

7G. rangkaian instruksi penjabaran sintalitis untuk membangkitkan untaian dan menjelaskan struk-

kala yang menunjukkan perbuatan teriadi pada waktu lampau dalam hubungan dengan kini.

ksida6 transformasi
rale)

turnya.

kala perfektum mendatang


perfect
tense)

(future

(transformation

kaidah Behaghel kedta

(Behaghel\

prinsip bahwa unsur kalimat Yang henjadi pokok pembicaraan cendedanlekanannya dilemahkan dalam
intoriasi atau dijadikan pronomina, sedangkan apa yang dibicarakan tentang pokok itu cenderung untuk

kaidah yang penerapannya menciptakan lingkungan untuk-. Pe.,irapan kemudian; mis. nasalisasi
rewite rule, irctruction formula, expansion rule, rule of Jormation, Phrase,
replacunent

istilah untuk bentuk verba dalam

lih. transformasi.
ksidah variabel
sosiolinguistik.

(aariable rule)

run[ untuk ditempatkan di

dePan

sonoia., dalam Bahasan Inggris. kaidah penjabaran (rewriting rule,


structure rule, oru'man2 rule, string-

kaidah yang di-

kala pluperfekfirm

lng. will haae * past participle dalam I will haue read.


kala yang menunjukkan perbuatan yang terjadi sebelum masa lamPau; mis. Ing. bentuk verba had * Past
participle dalam

rule, immediate

ditempatkan pada akhir kalimat


dan ditoniolkan dalam intonasi.
(implicational

rule,.IC rule, PS

contituent rule, branching rule,

constituent-structure rule, P -rule )

kaidah berimplikasi

hw) hubungan antara dua unsur, bila


dalam satu bahasa ada unsur yang satu berarti pula ada unsur kedua;

mis. adanya d berarti ada


J

fonem

dalam sebuah bahasa: lih.

Pula

kaidah deskriptif (descriptiae rule) pernyataan formal tentalg aPa

hukum imnlikasi.

kaidah preskriptif (prutiptiue rulc) perryituun tentang aPa Yang sehakaidah proyeksi
rusnya dipakai.
(projection rule)

7G. kaidah gramatikal yang meng: ganti satu lambang di sebelah kiri panah menjadi satu lambang lain itau lebih di sebelah kanan panah dengan atau tanpa konteks; mis. K --+ FN * FV.

rumuskan untuk menjelaskan hubunean antara perubahan bahasa dan"variasi sosiai: variabel-variabel fonologis, gramatikal dan leksikal diurai[an secata kuantitatif dalam hubunsannva dengan faktor-faktor ..p.iii'ti"glut soiial, umur, jenis keiamin. R-umus kaidah ini: kalau x b, maka ada dalam konteks a sekian persen kemungkinan -1.

(pluperfect tense, pasl perfect tense, second perfect tense)

kaligrafi
kalimat

had gone (calligraphy)

seni menulis indah.


(sentence)

1. satuan bahasa yang secara

relatif

lrakofoni

kombinasi 6unyi Yang tak


(cacograPhl)

(cacoPhony)

enak

kakografi

. didengar. L tulisan yang sulit dibaca; 2. ejaan yang menyimpang dari norma.

berdiri sendiri' mempunyai. pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; 2. klausa bebas yang
menjadi bagian kognitif percakapan; satuan Proposlsl yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan yang bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dsb.l 3, konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata

yang sesungguhnYa terjadi


berlaku.
rule)

atau

kaidah invarian (ianriant

7G. perangkat kaidah untuk menghubungkan makna kata-kata menjadi makna kalimat sesuai dengan

lukologi

(cacologr)

bahasa yang menyimpang dari norma ucapan atau tata bahasa


yang berlaku.

kaidah yang berfungsi untuk menlelaskan rumusan yang Purnabentuk; kaidah ini menandai sistem-

hubungan-hubungan sintaktisl
kaidah yang memberikan tafsiran
semantis pada struktur sintaktis.

kakuminal (cacuminal) -> retrofleks

sistem tertutup. Kaidah ini di-' rumuskan dengan: kalau r, maka7. kaidah iteratif (iteratiue rule)
fonologi. kaidah fonologi yang dapat

kaidah-kaidah berurutan
rules)

diterapkan lebih dari sekali pada bentuk yang sama.


(ordered

kaidah psikolinguistis (pslcho linguis' tic rule) kaidah yang mencocokkan pilihar bahasa dengan kendala psikologis yang terdapat dalam batin pembi'
cara,

kda

menurut pola yang tertentu' dan dapat berdiri sendiri sebagai satu
satuan.

(tense)

pembedaan bentuk verba untuk


menyatakan perbedaan waktu atau

jangka perbuatan atau keadaan, biasanya dibedakan antara kala


lampau, kala kini, dan kala nrendatang.

kalimat bebas (free sentence) struktui sintaktis yang tidak

me-

merlukan konteks tambahan untuk dapat dipahami maknahYa; mis. Su*arno dan Hatta adalah proklamator
kemerdtkaim RePublik Indonesia.

kaidah setangkup

(mirror-imagc rulc)-

perangkat kaidah yang pelaksanaannya berurutan untuk memPe-

roleh derivasi yang betul dari

Jonologi. kaidah fonologi yang lingu kungannya menentukan'bila dibaca darf kiri- ke kanari maupun, dari kanan ke kiri; mis. konsonan velar

krla kini

(present

tense)

bentuk kala dari verba yang menunjukan perbuatan terjadi Pada waktu pengujaran.

kalimat berita

kalimat bersusun

kalimat deklaratif
(complex smterce)

kalimat yang terjadi dari sekurang-

72

kalimat dasar

kalimat minor

katimat minor bukan klausa

kamus dwibahasa

7'
(pseudo-cleft

kurangnya satu klausa bebas dan sekurang-kurangnYa satu klausa terikat, biasanya dihubungkan oleh konjungsi subordinatif. kalimit dasar (basic sentente)
pengaiaran bahasa.

dan yang ditandai oleh (a) bentuk

kalimat minor bukan Hawsa


clausa struchre)

(non-

yang paling sederhana,

di

Mary $ii) It
book to.
scntcrcc)

was Maryr John gaae the

mana

subyek dinyatakan dengarr nomind, lrejadian dinyatakan dengan aerba,

bentuk berupa kata tunggal atiiu


frase yang tidak mengandung predi-

kalimat terbetah semu

kalimat

dan abstraksi dinyatakan dengan


ajektioa, adaerbia, atau uerba tertentu,

kat tetapi

mempunyai intonasi

y.anC

kai untuk contoh melatih pola-pola yang lebih ruwet. kalimat deklantil (declaratiae suttence) 'kalimat yang mengandung intonasi

itruliturnya

sederhana. yang dipa-

(b) ungkapan yang paling kecil keambiguannya dalam segala hubungan, dan (c) bentuk eksplisit mencakup semua informasi. Setiap
bahasa hanya mempunyai
6-12

final, a.l. salam, panggilan, seruan. Iralimat perinAh (imperatioe structure)

"+ kalimat imperatif

te{adi dengan menominalisasikan suatu proposisi, berupa kalimat


e_kuati$ mis. proposisi dalam Ing. John loucs Mary yang dijadikan kalimat terbelah semu: (i) Tlu oru
who loaes Mar2 is John; one who loaes Marl; John louu is

7G. Kalimat transformasi

yang

kalimat pernyataan
terce)

(statement)
sen-

deklaratif dan pada umumnya


mengandung makna'menYatakan

atau memberitahukan

sesuatu';

jenis kalimat inti. 2. TG. uersi 1957 kalimat tunggal aktit positif dan deklaratif Yang
menurunkan kalimat-kalimat yang transformasi.

-+ kalimat deHaratif talimat persyaratan (conditi.onal


kalimat bersusun yang
dung protasis dan apodosis.

mengan-

Mary (iv) Mary it tlu onc


(depcndtnt
sentence)

$ii)

(ii) John is thc


The

ou

who

apa-apa pada bagian akhirnYa kalimat eksistensial (existential sen'


tente)

dalam ragam tulis biasanya diberi tanda titik (.) atau tak diberi tanda

lebih awet, seperti kalimat pasif, kalimat interogatif dsb., dertgan kalimat jawaban
(responsc sentenee)

Ialimat pertanyaan (interogatbe sntence) --+ kalimat interogatif


lralimat sampingaa (narginal sentena ) kalimat tak lengkap yang te{adi dari klausa tak bebas dan diturunkan dari kalimat bersusun, mis

kalimat terikat

wlw John loacs.

kalimat yang tidak pernah muncul


pada awal wacanta, dan tidak dapat

berdiri sendiri tanpa konteks tertentu.

kalimat ydng menyatakan atau mengingkari adanya sesuatu; mis.


Tidak ada hantu

kalimat ekuatif

di sini. (equational

kalimat yang dipergunakan urrtuk merranggapi kalimat tanya dalam satu wacana; mis. sudah dalam A:
Kamu sudah mencatal ini? B'. sudah.

kalimat tunggal

kalimat seruan

kalimat

Karena tid,ak mau.


(erclamatory,
assertiae

kalimat yang terjadi dari

(simple sentercc)

satu

sentence)

kalimat yang predikatnya (beruPa nomina atau ajektiva) diidentifikasikan dengan subyeknya. Contoh
mereka temanku; gurunya baik.

kalimat konstrtueo,

( cons tituen s tntunoe

?G. kalimat yang disisiPkan ke dalam kalimat matriks. kalimat tengkap (Jaaourite scnterue, full
sentente)

tidak, yang dalam BI terjadi dari klausa bebas ditambah dengan


partikel.seru seperti alangkah, bukankah, dsb. atau terjadi dari struktur bukan klausa berupa kata seperti

kalimat yang dapat terikat maupun

klausa bebaS; Contoh: Bahaya air sudah kita hadapi.

kalimat turunan
fuiaed
sentercc)

(transformed scntcnie,

kalimat yang dihasilkan setelah kaidah-kaidah transformasi diterapkan.

kalimat eliptis

(elltical sentcnte)

lengkap yang terjadi kalimat dari pelesapan beberapa bagian dari klausa, dan diturunkan dari kalimat tunggal.. Contoh: Tidak
terlucuali pula Indonesia.
(imperatioe)

tik

kalimat yang memPunYai

segala

dalam'suatu bahasa; dalam BI.


kalimat majemuk
klausa bebas.
(compound sentente'

unsur yang paling sering diPakai kalimat yang mengandung subYek dan predikat.
multible sintmce, scnlctue compound) kalimat yang terjadi dari beberapa

kalimat tak lengkap


scnttrce)

aduh, wah, amboi, dsb.


(rcn-faaourite

kalimat urutan

(sequential smterce)

lih. kalimat minor


kalimat tanggapan
(response smtena)

kalimat imperatif

kalimat yang dipergunakan untuk menanggapi kalimat berita, perintah atau tanya dalam satu wacana; mis. Tidak mau dalam A: Sekarang kamu boleh pergi B: Tidak mau.
scnteruc)

kalimat lengkap yang mengandung konjungsi, sehingga meqjadi bagian dari kalimat lain, seperti/di, maka, tetapi, oleh sebab itu dsb., Contoh: -Apa lagi April, konon artinla 'kapal-

kcpil',
kamus

hujanrya haryta seteks saja.

imperatif dan pada umumnya

kalimat yang mengandung intonasi mengandung makna Perintah atau larangan, dalam ragam rulis ditandai oleh (.) atau (!). Dalam BI. al. ditandai oleh partikel seru /ai atau kata-kata seperti hendaknla, iangan

(dictionary)

buku referensi yang memuat daftar

kata atau gabungan kata dengan


keterangan mengenai pelbagai segi maknanya dan penggunaannya dalam bahasa; biasanya disusun

kalimat matriks (matrix lih. klausa utama kalimat menyimpang


tente)

senterce)

(d.eaiant sen'

kalimat taqia (intenogatiac + kalimat interogatif

kdimat interogatif
tence)

dsb.

kalimat yang maknanya dianggaP


hasawan, mis.
koPi

kalimat terbelah klefi wntewe) TG. kalimat yang te{adi karena


proses tematisasi dengan menem-

menurut urutan abjad (dalam tradisi Yunani-Romawi menurut

(interrogatiue sen-

aneh atau iidak lazim oleh bamembara itu mcnjilat-njilat pangkal j antungn2a. kalimat minor (minor scntente, non-

yng

pa*an salah satu konstituen


sebelah

urutan abjad Yunani-Romawi, ke-

ke

mudian menurut abjad

bahasa

kaliinat yang mengandung intonasi interogatif dan pada umumnya

kiri sehingga menjadi tema, dengan konstruksi it I be d,alam

mengandung makna Pertanyaan, dalam rasam tulis biasanva ditandai oleh "(?). Dalam BI,'ditandai
oleh kah, apa, bagairnana, dsb.
(kernol)

Jaaouritc sentencc, tcnterce fragmcnt,


ucrblcss smterce)

Bahasa Inggris atar c * Atre dalam Bahasa Prancis misalnya,


dan relativisasi; mis. kalimat Ingg-

bersangkutan; dalam tradisi Arab menurut urutan jumlah konsonan). kamus anekabahasa (nultilingual dictionary)

kalimat yang dipakai secara terba-

kalimat inti

pola kalimat yang meruPakan dasar dari struktur suatu bahasa,

I.

judul, moito, PePatah, kalimat


telegram, dsb.

tas, dapat lengkap, daPat Pula tak lengkap, - seperti Panggilan,- salam,

ris John gaoc thi book tn Marl daiit dijadikan 3 jenis kalimat terbelih, yakni (i) It was John who gaae tlu book ta Mary; $i) It was tlu book John gaoe ta

kamus yang memuat daftar kata dengan padanannya dalam lebih dari dua bahasa.

kamug dwibahasa (bili.ngual


mry)

dictio-

74

kanius el<abahtsa

kasus alatif

kasus datif

kasus Partitif

75
(genetiue case, possessiue

kamus yang memuat daftar kata dengan keterangan makna dan


penggunaannya dalam bahasa lain.

secara artikulatoris ditandai oleh kompleks tidaknya hambatan Pada titik artikulasi.

kasus

datif (datiae case) kasus yang menandai bahwa nomina adalah penerima suatu
perbuatan atau obyek tak langsung; inis. Skr. nadi'sungai' (nom.) -na$tai

kasus genitif
cese)

kasus yang menandai

makna'milik'
-

kamus ekabahasa (monolingual dictionar2)

kasrah

pada nomina atau yang sejenisnYa;

kamus yang memuat daftar kata


dengan keterangan tentang makna dan penggunaannya dalam bahasa

Ar. tatda bunyi fy' pada 'gaiis


sonan.
(case)

hiring kecil Arab, berupa dituliskan dibawah huruf konl. kategori gramatikal dari nomina, frase nominal, pronomina atau
ajektiva yang memperlihatkan hu-

aksara

inis. Sk.. nadi 'sungir' (nom.)


case)

(dat.).

Iasua elatif

(elatiae

case)

nadlas (gen.). kasus ilatif (illatiae

yang sama.

kasus

kamus eksiklopedis
dictionary)

(enqclopaedic

kasus yang menandai makna'dari' pada nomina atau sejenisnya; mis. Fin. puu 'pohon' (nom.) -puusta'dari

kasus yang menandai

.makna

kamus yang dilengkapi dengan keterangan yang lebih luas (lih.


ensiklopcdia), biasanya ditambah entri berupa nama orang, nama
geografis dsb., dengan keterangan-

pohon'(elatif).
kasus ergatif (ergatiae
case)

'tempat ke' pada nomina atau Yang seienjsnya; his. F;2. Pzu 'Pohon' (nbm.) - puuhun'ke pohon' (ilatifl '.

kaius inesif

(inessiae case)

dalam konstruksi sintaktis; mis.


Ar. ba$u rajulin'ntmah seseorang'
bentuk rajulin adalah bentuk kasus

bungannya dengan kata lain

bentuk kasus dari subyek atau pelaku dari verba .transitif dalam
bahasa-bahasa tertentu seperti
Bahasa Baska, Hindi, dsb. Dalam

kasus yang menandai makna


'dalam' pada nomina atau sejenisnya; mis. Fin. Puu 'pohon' (nom,) fiuussa' dalam pohon' (inesif).

nya serta gambar dan

sketsa.

genitif dari bentuk rajulun;


semantik.

2.

kanii

hubungan antara argumen


proposisi:
adik

bahasa

ini subyek dari

verba

kisus instruffif

h"uruf Jepang yang berasal dari tulisan Sinika yang mulai dipakai sekitar abad-abad pertama Masehi; tiap huruf menggambarkan kata atau morfem
tcori komunikasi. tingkat kemampuan

dan predikator dalam

intransitif mempunyai bentuk kasus

Adik makan bubur argumen

berkasus pelakrz dan bubur berkasus

penhrita dalam hubungan dengan predikator makan,

yang sama dengan obyek atau penderita dari verba transitif (dalam bahasa bukan ergatif
subyek verba intransitif dan subyek

(instructiae casc) kasus yang menandai makna'seba' gai alat' pada nomina atau Yang

ieienisnya; mis. (instrukti0.

Fin. Puu'Pohoa' (riom.) - puun 'dengan pohon'


lih. kasus instruktif
( instrumental casc )

kapasitas saluran (chantl capacitl) yang dimiliki peneriina untuk niemahami suatu amanat. Kapasitas saluran dihubungkan dengan kualitas dan latar belakang budaya penerima dan, mempunyai fungsi dari jumlah informasi yang dimiliki penerima dan penulis. Makin iempit saluran kapasitas makin

kaius abesif

(abessiae case)

kasus yang menandai

tanpa' pada nomina atau yang sejenisnya; mis. Fin. puu 'pohon' (nom.) -puutta '.tanpa pohon'
(abesif).
ease)

makna'tiada,

kasus ablatif (ablatiae

dari, ca[a atau tempat,


Fin. puu 'pohon' (nom.)
lih- bahasa ergatif

kasus yang menandai makna'gerak

sedangkan obyek verba transitif berkasus akusatif). Contoh: dalam kalimat Baska gipnak jo du chakurra 'orang itu memukul anjing' dan gi4na dator'orang itu datang' kata lhakurra'anling' (obyek dari verba iransitif) dan gigna'orang' (subyek

verba transitif berkasus nominatif,

kaius instrum erfal


kasus

tomitatif (comitatioe cue) kasus yang manandai makna 'me'


yang sejenisnya; mis. Fin. puu tpohon' (nom.) Puiw 'dengan
pohon'. nyertai; dengan' pada.nomina atau

pada nomlna nomina atau yang sejenisnya; mis.


-puulta

dari verba intransitif) berkasus

kaius lokatif
'tempat''

kenalkan untuk menerangkan


beban.komunikasi.

banyak limpahan yang harus diper-

'(berjalan) dari pohon' ron' (abl.). ( iae case) kasus sus absolutif (absolutiae kasus adesif
(atlcssiue casc)

karmadharaya Str. kata majemuk yang terjadi dari ajektiva atau partisip dan nomina;
sadhu-janas 'orang baik' (sadhu 'baik', janas 'oratg'). kasar (uulgar)

kasus ang menandai makna'temPat

mis. Skr.

pada; d-ngan dst.' Pada nomina

sama, sedangkan -ak pada gi4nak (subyek dari verba transitif) menandainya sebagai ergatif. Dalam Bahasa Baska dll. tersebut kasus ergatif mempunyai penanda morfologis. Pengertian ini sering diperluis pada bahasa-bahasa nonergatif, misalnya Bahasa Inggris: oecah' dan tlu man broke tfu window lorang itu memecah jendela' dapat dianalisis secara ergatif: subyek dari verba intransitif broke sarna dengan
ka-limat the window Dro*a Jendela itu

kasus yang menandai makna


pad=a nomina atau sejenis' nya; mis. L. Roma (nom.) - Romae'di

(locatiae cwe)

Roma' (lok.). kasus lurus (direct case, kasus miring (oblique

common

cese)

istilah umum untukkasus nominatif dan vokatif.


case)

istilah umum untuk

kasus-kasus,
case)

sejenisnya; mis. Fin. lza itau yang -(nom.)

selain kasus nominatif dan vokatif.

'pohon'

.Puulla 'Pada

kasus nominatif (nominatiue kasus obyektif


(obiectiae case)

kasar lawan lembut (stridnt


mellow) Jonologi. oposisi

dikatakan tentang tingkat bahasa atau kata-kata yang dihindari oleh golongan yang berpendidikan karena dirasakan kurang sopan, tetapi lazim dipakai oleh golongan orang yang tak berpendidikan dan diangap wajar.
us

pohon' (adesif).

kaius akusatif

(accassatiae case)

kasus yang menandai nomina atau sejenisnya sebagai subyek.

menandai nomina atau kasus yang 'sejenisnya

(nom.) nadyd (ak:). ftasus alatif (allatiue case)


seienisnya; mis.

sebagai obYek yang iarg:sutg; mis. Skr. nadi 'sungai'


kasus yang menandai makna'gerak ke arah' pada nomina atau Yang

obyek dari verba transitit maka

pelaku perbuatan

itu

dikatakan

istilah untuk bentuk kasus miring (non-nominatif), dipertentdngkan


dengan kasus subyektif, mis. dalam lng me dan Pr. rza adalah kasus obyektif, sedangkan I danje adalah

muncul sebagai subyek ergatifl kasus esif (usite casQ

kasus yang menandai makna


'keadaan yang terus-menerus' Pada nomina atau yang sejenisnya; mis' Fin. puu 'pohon' (nom.) puuna'(terus menjadi) pohon' (esifl.

kasus subyektif.

ciri pembeda yang

secara akustis ditandai oleh tinggi rendahnya intensitas kebisingan,

(iom.) -puulle'(berjalan ke Pohon' (alatif).

Fin Puu 'Pohon'

kasus

partitif (parti.tiue case) kasus yang menandai makna 'bagian dari' pada nornina atau

76

kasus penderita

katalam

kata headaan

kata seasal

17
sebuah

fiu'pohon' (nom.) - Pauta'bagian dari pohon' (partitif). kasus penderitta (exptirccr casc)
scmaitik. kasus yang menggambar-

sejenisnya; mis. dalam bahasa Fin'

bunh, kePing, dalam sebuah rumah,

yang lebih di Jepang daripida

sederhaRa

praptqs dianggap dua kata, jadi

kata benda -+ nomina

sckcping PaPan.

karrji, terutama untuk

bukan kata majemuk;


b

kata bersusun

(comPlex

word)

kan yang dialami oleh Perbuatan atau keadaan psikologis Yang di-

kata yang terdiri dari satu morfem bebai dai satu morfem terikat atau lebih; mis. Bl. mahakuasa, ParuaPasada,

kasui piolatif

ungkapkan oleh verba

menuliskan kata-kata asing, onomatope, dipakai dalam telegram dan dalam iurat.menyurat dinas' krta keadaan --+ ajektiva lrta kepda (luad wortl, lcmna) lctuikigrafi . kata yang diterangkan

contoh kata majemukJerman ialah D o n au d am pJs e hifffifu t s e I e c tric i t a e t e nhau p t b e trie


sw er kb

auunierl

e am b

ten ge'

(Prolatiuc casc)

'

kasul yang menandai makna'gerak sepanjang' pada nomina atau Yang sefeniinya; mis. Fin. Puu 'pohon' (iom.) - pui*c '(berjalan) sepanjang

kata bertimbal (anbi,aalent word) kata dengan dua makna yang berlawnan; mis Ar htram yang berarti'suci' dan'terlarang'. kata bilangan + numeralia
kata deiktis
(d.eictic term)

dalam kamus atau

ensikloPedia

nllichaft yang dianggap satu kata. kata jadian (furitatiac) kata yang terbentuk sebagai hasil proses afiksasi, reduplikasi atau
penggabungan.

(biasanya dicetak dengan huruf

}eta keria --+ verba lata ketirangan --') adverbia

kata morfemis (morPhemic word) satuan terkecil yang mempunyai


posisi tertelrtu dalam kalimat.

pohon' (prolatif).
kabus

lrtakresis

tnnslatif

(translatiae

case)

kasus yang menandai

makna'peru-

kata yang menunjukkan temPat, waktu, atau partisipan dalam


ujaran dari sudut pandangan Pembicara; mis. aku, cngkau, itu, kemarin.

penggunaan kata atau frase secala tidak tepat karena bunyinya

l,

( catachresis, malapro pism)

lota ortograffs

(orthographic word)

satuan ierkecil yang oleh bahasaspasi (mungkin bentuk ini bukan kata dipandang dari sudut lain). kata penggal + abreviasi
kata peniru bunyi
(onomatopoeie wotd, imitatiae word, oiho word, mimctic word)

yang sejenisnya; mis. Fin.


kasus tujuan (goal cae)

bahan k?daan' pada.nomina atau


Puu ipolion' (nom.) - pzztsi '(menjadi) pohon' (translatif).

mirip dengan kata atau frase Yang

kata depan -+ preposisi kata fonologis lphorulogical word) satuan bahasa yang bebas yang
mempunyai ciri-ciri fonologis tetap, mis. dalam Bahasa Latin bercirikan tekanan yang tetap atau dalam BahasaJawa yang bila terjadi dari suku terbuka tidak berakhir dengan t"l (dengan beberapa kecuali)' Kata fonologis secara umum diba-

tepa-t; 2. penggunaan makna lebih luas daripada penggunaannya Yang sejenis metabiasanya terbatas - 'kaki' Yang fora; mis. makna

wan dianggap sebagai bentuk bebas dan dituliskan dengan diapit oleh

semantik. hubungan kasus Yang

terdapat pada kaki meja, kaki gunung,

menandai obyek atau keadaan (tujuan) sebagai akibat perbuatan

kata kunci

dsb.

(ke2word)

kata yang dibentuk dengan onoma-

atau keadaan yang dinyatakan oleh verba. kasus vokatif (wcatitc case) bentuk kasus dalam bahasa inflektif untuk menandai orang atau benda engkau, Brutus?'

ungkapan yang mewakili konsePkonsep atau gagasen-Sagasan Yang menandai suatu zaman atau suatu kelompok; mis. kata seperti progresif
rcuolusiowr y ang menandai golongan

tope; lih. onomatoPe.

kata penuh
word)

(eontent uortl,

lall

wotd,

lexi,cat word, notional @ord,

l\en cla$

vans diaiak bicara. mis. L. Brute iutu'n liti-ut Et.'tu, Brutc? 'dan
(word)

tasi oleh kesenyapan potensial.

katafora

(cataphora)

komunis

katz

penunjukkan ke sesuatu yang disebut di belakang; mis. dalam Dengan galan)a yang berapi-api itu Sukarna
berhasil menarik masa, berrtuk n1a

1966, wsalamualaikum yang menan'

di

Indonesia sebelum

dai golongan lslam.

kata yang mempuflyai makrra leksi' kal penuh yang bebas; mis. rumah, angin, orang, malaikato dsb. Yatg beilainan dari kata-kata seperti di,

krta leksikd

1. rirordm atau kombinasi morfem vans oleh bahasawan dianggaP

satuan bahasa yang

(lexical word)

)ang, para dsb. yarrg disebut kata


dianggaP

tugas.

adalah katafora yang menunjuk ke


Sukarno.

iebisai satuan terkecil yang dapat diuialrkan sebagai bentuk Yang


be6as: 2. satuan*bahasa Yang daPat

berdiri sendiri, terjadi dari morfem


dsbl)-atau sabungan morfem (mis.

kaa canti --+ Pronomina kata "ganti milik -- pronomina


oosesif
kaita generik (gewri.c term)

satuan terkecil dan menjadi unsur dari leksikon suatu bahasa, dan diterangkan dalam kamus sebagai

kata piniaman (loan

word) kat'a ya'ng dipinjam dari 6ahasa

lain

dan kemudian sedikit banyaknya


disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri; mis. kata sePerti ,u*u, majalah, salja dsb. kata pustaka (leamcd word, book word) katla yang hanya dipakai dalam

cntri. lrata majemuk (conpound wonl)


gabun-gan morfem dasar yang seluiuhnya berstatus sebagai kata yang

tunggal (mis' batu, rumnh,


uing,

d,atang,

kata yang

maknanya mencakuP

pej

runiiku

ti,-p arcas il a,

mahakua'

semua anggota

sa-, as6.). DalambeberaPa bahasa, dalim B. Inggris, Pola tekanan ".i. menandai kata. juga

tertentu; mis. kata rutnah yang


mencakup pondak, gubuk, istana,

dari suatu

kelas

mempunyai pola fonologis, grama-

dsb.

kata asli

(natiae word)

kata yang berkembang dari Perbendaharaan asli suatu bahaSa dan

kata Sramitikd (grammatical word) satuan gramatikal yang ada di antara morfem dan frase yang

menurut kaidah bahasir yang bersangkutan; pola khusus tersebut membedakannya dari gabungan

tikal dan semantis yang khusus

morfem dasar yang bukan kata


majemuk; mis. dalam Bahasa Inggris bldckbird adalah kata majemuk, sedangkan bldck bird bukan kata majemuk melainkan frasel dalam

kata sambung + konjungsi kata sandang + artikel kata seasal (cognatc word, eltmalogical
cognate)

gaya kesusastraan; mis. kata gcrang' in, sudilah kiranya, seraln, dsb.

bukan kata pinjaman.

mempunyai ciri keutuhan intern dan diapit oleh jeda potensial dan

kata yang mempunYai hubungan

kata bantu bilangan (rumeral

f"t -kaia atau bentuk yang menunjuknya mengikuti kata bilangan, mis.

classi-

yang te{adi dari morfem

atau

kaa hubung -+ konjungsi


katakana
Jepang. aksara silabis yang dipakai

gabungan morfem.

Bahasa Sanskerta

marga-praptas

hentrr} lain dengan kata lai bentuk dan makna densan lair tarn; vans seruPa yang seruDa oalam dalam bahasa Danasa lain; kata Fiii oaa adalah kata seasal mis. katal{i dengan kata Melayu rcbah.

kan golongan nomina, Yang biasa-

'yang telah mencapai surga'adalah kata majemuk, sedangkan flotgan

dengan Laia Tagalog giba dan

78

kata seaEal semu


cognate)

kawi luhur

kawi miring

kefasihan

79

kata seasd semru (fake

kata-kata dari bahasa-bahaia yang

berlainan yang mirip dan dikira


berasal sama; mis. Skr. dai dan BI.
dua.

kategori primer (primary categor2) istilah lain untuk kelas kata. kategorisasi (categoris ation)

kewi miring

j.

kata-kaia kawi yang agak muda.


(state) .

mis. tca d,an teh dalam Saha tea Harimurti teh?, acan dalam Tea boga duit
sepeser-peser acan.

l.

proses dan hasil pengelompokan

badaan

unsur-unsur bahasa dan'bagianbagian pengalaman manusia y

kata seru

(exclamatiae)

kata atau frase yang dipakai untuk mengawali seruan;-mis. kata alangkah, lih. interjeksi. kata sifat --+ ajektiva

digambarkan ke dalam

oleh seseorang atau sesuatu. keanekaragaman bahasa (aarie$ in


language)

sedantik. peristiwa bahasa Yang tidak menyangkut Perubahan dan tidak menyangkut Pengendalian

kecap penganteur Pagawean


Sd. pirtikil

'

yang menyertai bagianbagian kalimat .sebagai Pelancar; mi\. Gebug budah teh ragrag'jatuh

anak itu', gerc indungna

ngajcrit

kata tambahan --+ adverbia


kata tanya (interrogatite word, wh-word,
question word)

kata yang dipakai sebagai penanda pertanyaan dalam'kalimat tanya; mis. BI. apa, mana (dan gabungangabungannya s;eperti siapa, bilamanq dsb,), tapan, dsb.

istilah lain untuk kasus, jumlafug, jenis, aspek, dsb. i kategori semantis (semantic category! hasil pengelompokan unsur-unsur. alam di luar bahasa dalam wujud
konsep-konsep yang abstrak, yang

kategori sekunder ( wcondarl

uiuld
categorl)

lahasa dengan

manifestasi

o yang beraneka yang beraneka ragam sesuari dengan

dt dan pemakai, konteks,- temPat


ivaktu;
bahasa.

lih. dialek dan ragam


( translationcse

keasing-aSingan

ungkapan yang tidak umum dalam

kadang-kadang muncul dalam


bahasa, kadang-kadang tidak.

bahasa sasaran, berlawanan


dengan pola gramatikal dan semantis vane disebabkan oleh usaha berlibih"an terhadap korespondensi

'menjeritlah ibunya'. kecap rajekan Sd. kata ulang kecao undavan Sdl kata berafiks kecap wancahan Sdl kata singkatan kedaden kruna Bali. kata iadian kedalaman inalisis (delicacl)

kata tugas^

(function word)

kata yarig terutdma

rirenYatakan'

hubungan gramatikal yang tidak

dapat bergabung dengan afiks, daqr tidhk mengandung makna leksikal, konjungsi, artikel, a.l. preposisi, -pronomial; dipertentangkan dan dengan kata penuh.

kategori sintaktis (ryntatic categor2) l. golongan yang diperoleh suatu

satuan sebagai akibat hubungan dengan kata-kata lain dalam kon-,

formal; lih. keharafiahan. kebenaran analitis (ana$tic truth)

tinskat keterPerincian analisis ,,ru"t, f.rrorn.t 6ahasa; mis. analisis kalimat atas kelas kata itu lebih

strulsi sintaktis; 2. lih. kategorii

pernyataan yang benar karena i<ata-kata dalam uiaran itu sendiri;


mis. Setiap manusia hiasa bernapas.
Manusialah

mendalam daripada atas subyek dan predikat. kedalaman wal<at (tine dePth)
glotokronologi. lamanya waktu berpiiahnya dui bahasa yang berkerabat

gramatikal.

kata turunan lih. kata jadian. kata ulang

Kityiyana
(hidup sesudah Panini) ahli bahasa India yan$ menulis Varttikas yang
berisi tambahan dan perbaikan atas

kebenaran logis (logical truth)

pernyataan Yang benar dalam

yang- dirumuskan sebagai

iegaia keadaan; mis.


makhluk bemyawa.

Iog c

kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi, seperti rumah-rumah,


tetamu, dag-dig-dug.

karya Pinini, Asladhyayi.

kausatif

(causatiae)

keberettan r(aro. penanda vokal PePet Pada


aksara Karo.

log r waktu,c =

(t: kedalaman presentase kata-kata

kategori

l. basian dari suatu sistem klasifikasi; mis. kategbri gramatikal dan kategori leksikal; 2. hasil pengelor.npokan unsur-unsur bahasa yang menggambarkan pengalaman manusia; 3. golongan satuari bahasa yang anggota-anggotanya mempunyai peri laku sintaktis dan mempunyai sifat hubungan yang sama. l.
golongan satuan bahasa yang
dibeda-bedakan atas bentuk, fungsi dan makna; seperti kelas kata,jenis, kasus, kata dsb.; 2. golongan satuan bahasa yang diungkapkan dengan

(categorl)

bersangkutan dengan perbuatan (verba), yang menyebabkan suatu


ke4daan atau kejadian; mis, makna sufiks ,taz dalam Bahasa Iirdonesia dalam kalimat Mereka menggiatkan
gerakan pramuka..

kebincaren Karo. alograf konsonan /ql pada aksara Karo, terletak Pada a}.hir suku kata.

ieasal dalam kedua bahasa,,r = persentase kata seasal yang_masih


tinggal setelah kedua bahasa btrpisah selama 1000 tahun).

kedwibahasaan

bilingualisme

kebineran (binaritlt,

kawan bicara

(addressu)

peserta dalam percakapan atau


situasi bahasa yang lain, pendengar dalam ragam lisan, atau pembaca

l. prinsip pilihan terhadap dua keniungkinah; mis. tunggal liamak,


bersuaia/tak bersuara;
penggunaan konsep dikotomi di

binarism)

kedwiunikan

(biuniqeness)

prinsip kesepadanan antara unsur

2.

Praha

kategori gramatih,al (grammatical cate gory)

dalam ragam tulis.

kawi
../.

intara pasangan'pasangan fonem dan didefinisikan sebagai unsur


yang mengandung atau tidak meng-

fonetis dan unsur fonemis: tiap urutan bunyi diwakili oleh urutan fonem tertentu dan tiap urutan fonem mewakili urutan bunyi tertentu.

penyair; sesungguhnya kata-kata itu terdapat dalam dialek-dialek


regional BahasaJawa kontemporer,

l.

kata-kata yang dipakai oleh

andung ciri pembeda terfentu.


kecao

keeksplisit". (ex Plicitruss) sifaf perumusan dalam linguistik


yang memperinci secara penuh dan tepat ciri-ciri suatu kaidah dan kondisi-kondisi operasinya

l.'Bali. suku kata; 2.

Sd.

kata

morfem terikat (dipertentangkan kategori lesikal). dengan kategori rtesori leksikal leksifal (lexical category) kategori
golongan satuan bahas,a yang
ungkapkan dengan mofem bebas.

di

yang ' para penyair; telanjur salah) BahasaJawa Kuna. kawi luhur ../. kata-kata kawi yang kuna.

tetapi tidak dipakai dalam dialek standar dan dimanlaatkan oleh

'2. (istilah

kecap anteuran Sd. onomatope dan seruan kecap memet

kefasihan (/luerc),

articulacy) secara

kemampuan orang untuk memPer-

S/- jarwa dosok

gunakan struktur bahasa

kecap penganteb

Sd. partikel yang berfungsi menguatkan bagian-bagian kalimat;

isi dan bukan pada bentuk dan

[epat dengan memusatkan diri pada

mempergunakan satuan dan pola

80

keganjilan

kelas kata

kelas kategorial

kenyaringan

8l

secara otomatis dalam PercakaPan biasa.

bahasa karena variasi dialektal''

kecaniilan

(anomalv)

fetiiak*aia.an

-ungkapan

atau sebab-sebab yang analogi -dijelaskan oleh hukum bunyi. tidak


kekerabatan
(genetic relations hip)

pelbagai bahasa; mis. nomina biasanya mewakili orang atau benda. kelas lrategorial (Jorm clus, constihunt
class)

hubungan antara bahasa-bahasa


dengan hubungan antara anggota-

anggota keluarga, sehingga ada


bahasa induk, mis. Bahasa Latin, dan bahasa turunan, mis-. Bihasa Prancis yang dianggap keturunan

dilihat

dari suduf semantik dan pragmatik. Contoh: batu yng bcrPikir.

hubungan antara dua bahasa atau lebih yang diturunkan dari sumbei

kelompok bentuk bahasa yang


dianggap anggota dari satu kategori karena mempunyai kesamaan fone-

kegiatan (aniuit2) icmantik, prurcs yang dikendalikan kecramltika lan


oleh pelaku.
(gr amm atical i t7 ) [esesuaian kalimat atau bagian'bagiannya dengan kaidah-kaidah grimatika tertentu suatu bahasa.

yang'sama, yang disebut bahase ourba. ketompleksan formal (formal comple'


keliomoleksan unsur-unsur bahasa
xitv)

tis atau morfologis, atau karena


class)

dari Bahasa Latin, dan

bahasa

dapat berada dalam lingkungan


yang sama. lrelas terbuka (open
golongan yang anggotanya dapat

yang diPakai untuk


gagasan.

menYatakan
(cognitiae con'

kerabat yang dianggap berdekatan, mis. Bahasa-bahasa Prancis, Italia, Bahasa Spanyol, dsb. kemahiran (proficiery) kemampuan yang agak tinggi khususnya dalam penguasaan bahasa.

keLarafiahan (literalnxs)
hal terjemahan yang mereProduksi
bentuk sumber dalam bahasa sasaran sedemikian rupa sehingga hanYa

kekompleksan kognitif

bertambah tanpa batas. kelas tertutup (dosed dass)


golongan yang anggotanya terbatas atau tertentu; mis. kelas konjungsi.

plcxitj

kemampuan (competence) Chomsk2. pengetahuan tentang


bahasa yang bersifat abstrak dan

psikolinguistik. keruwetan gagasan

yang dinyatakan dalam bahasa.

kelimpahan

mengubah bentuk kalimat dan/ atau pola dari bahasa sasaran; lih.

kelakukan
semantik.

(act)

jumlah informasi yang dikomunikasikan melebihi minimum yang diperlukan. Bahasa mempergunakan kelimpahan untuk menjamin pemahaman yang penuh. Alat-alat
yang dipakai misalnya pengulangan kata, atau dalam Bahasa Inggris penggunaan ciri-ciri gramatikal seperti persesuaian jumlah. Kelimpahan berkorelasi dengan frekuensi

(redundanc2 )

bersifat tidak sadar. kemampuan bahasa (linguistic


tence)

compe-

peistiwa yang dikendali(loudness, uolume) ,

korespondensi formal. kehematan (economy) l. .forulogi. hal mengurangi kelim-

kan oleh pelaku.

kemampuan bahasawan memperkemampuan komunikatif (communicative competence) kemampuan bahasawan untuk

kelantangan

memuat perbedaan-perbedaan yang perlu untuk komunikasi Yang i:fisien; 2. teori linguistik. prinsip
dalam analisis bahasa yang menuntut agar keteraturan dalam bahasa

pahan dalam bahasa dengan hanya

intensitas penanggapan atas bunyi, tergantung dari kombinasi frekuen-

gunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa.

si dan amplitudo

gelombangnYa,

bersifat subyektif karena tidak amplitudo; tingkat


(c/ass,)

dapat diukur seperti frekuensi dan


kelantangan dapat ditandai dengan desibel.

mempergunakan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan


memadai.

dinyatakan dalam jumlah kaidah

kelas

sekecil mungkin, atau

dengan

L perangkat

bahasa yang mempu'

mengetengahkan ketidakteraturan lebih dahulu dan mengetengahkan

nyai sifat-sifat tertentu; 2. perangkat unsur-unsur bahasa yang mempunyai fungsi tertentu dalam strukiuryang lebih tinggi. Bd. kategori. kelas bentuk (form clqss)

bentuk-bentuk yang i=ain dengan satu pernyataan (kaidah) umum.


i

keiadian kata
I

kej elaslan

iih. oembentukan kata ( inte I i gi b i li t2)


I

(word formation)

munculnya suatu unsur, misalnya penggunaan klise memberikan informasi yang lebih kurang dari pemakaian'unsur-unsur yang jarang dan membantu melawan gangguan,jadi makin banyak interferensi dalam amanat, makin diperlukan kelimpahan.

kenasalan (nasalitltl ciri pembeda yang ditandai dengan penggunaan rongga hidung dalam artikulasi bunyi bahasa.

kendtt

fotutik ciri

kualitas suatu wacana yang menyebabkan pendengar dapat mengerti amanat yang disampaikan.

keierincan
"r(aro.

huruf Kiro, terletak pada akhir


suku kata.

ilograf konsonan huruf


(hold)

h pada

formalnya; penggolongan ini tidak terbatas pada kata. kelas kata'(word class, part of spuch) golongan kata yang mempunYai [esamaan dalam peri laku formalnya; klasifikasi atas nomina, ajek-

golongan bentuk bahasayang mempunyii kesamaan dalam peri laku

kelinieran

(lineariQ)

pembeda. ciri pembeda yang dihasilkan dengan ketegangan otot yang sangat kurang; mis.

(lax)

forclogi. prinsip penderetan fonem

dalam konsonan

.iadi bila fonem /A/ terdapat di sebelah kiri fonem /Bl , itu berarti
fon yang diwakili oleh fonem /A/
terdapat di depan fon yang diwakili

yang menggambarkan deretan fon;

kenem

kendur sedangkan dalam lsl terdapat ciri tegang; vokal /e/ terdapat ciri kendur sedangkan dalam vokal /il terdapat ciri tegang.
(cenemz)

/e/ terdapat ciri

kekangan

saat- alat ucap memPertahankan posisinya pada waktu suatu bunYi diartikulasikanl mis. saat penutuPan pada waktu menghasilkan bunYi oklusif.

membuat pengungkapan kaidah gramatika secara lebih sederhana.

tiva dsb. itu diperlukan untuk

oleh fonem /B/.

keliwan
Karo. penanda vokal

i pada huruf
berhu-

glosematik. satuan terkecil dalam tingkat ungkapan dan tidak mempunyai makna; satuan ini bersifat

eiri-ciri formal kelas kata berbeda dari satu bahasa ke bahasa lain; mis. dalam BL nomina ditandai

Karo. kelompok asosiatif


associatiae

kosong; Bd. plerem.

( association group,

kenematik
glosenatik. kenem.

(cematics)

kekecualian Qxaption) bentuk yang tidak sesuai dengan norma-norma fonologis atau gramatikal suatu bahasa atau keluarga

oleh [- tidak],dalamBahasa l"gg.t t nomina mempunyai penanda plu' ralis dan geniiif t. Secara universal

scmantik. kelompok kata yang

field)

ilmu yang mempelajari


(sonorit2)

bungan karena makna keluarga bahasa (Jamil2 of languages, language family, linguistic group)

kenyaringan

dan dipandang dari sudut semantik ada persamaan antara kelas dalam

model dalam linguistik historis komparatif yang mengibaratkan

yang memungkinkan bunyi itu


lebih menonjol daripada yang lain.

kualitas resonansi bunyi seperti kelantangan atau kepanjangan

82

kepaaaan deskriptif

keseurian

kesetiaan

keterangtn syarat

83

Vokal lebih nyaring dari konsonan, hentian, dsb. kepadaan deskriptif (dlstiptiae
quac2)

pelopor ilmu perbandingan bahasa,

malaran lebih nyaring daripada


ade-

bahasa Indonesia. Karyany-a antara lain Kawi,Studim l87ll,


Taalkundige Gegetens ter Bepaling uan het Stamland fur Maleisch-Po\mtsischc

keretiaan '

(faithJulnus)

jadi

datang.

dikatakan tentang terjemahan yang menghasilkan dalam diri penerima

keterangan asal

IG.

tingkat kepadaan gramatika

atau teori yang berhasil memperinci data dan yang secara psikologis

Volken (1889). Kumpulan karangannya be{udul Vuspreide G* schrifun (15 jilid; 1913-1929).

dituniukkan oleh penerima terhadap amanat yang asli. Penerima


mengerti makna Yang sama tentang amanat itu, bereaksi secara emosional dengan cara yang sama, dan sampai pada keputusan analogis dan perbuatan yang sama seperti penerima yang asli; kesetiaan terutama menyangkut kualitas amanat dan bukan bentuk, karena berupa

tanggapan yang sama dengan Yang

dary logam dalait terbaat dari logam.

bagian klausa yang menyatakan bahan terbuatnya predikat; mis.

Pling

bcsar ini

keterangan kualitas

sahih; gramatika yang mencapai kepadaan deskriptif benar-benar


mewakili
quacy)

keseimbangan (balana) simetri dalam sistem fonetik, tatp


bahasa atau semantik suatu bahasa,

bagian klausa yang menyatakan bagaimana atau dalam keadaan apa predikat; mis. cep.at dalam'/a
berjalan cepat

kepadaan obseryasi

competence bahasawan, (obseraatio:nal adt-

keselarasan vdkal (uowel 4"yqrl)

keterangan kuantitas

7G. tingkat kepadaan grarnatika


atau teori yang berhasil menggam-

persamaan ciri semua vokal dalam

bagian klausa yang menyatakan

satu kata bersuku banyak, antarl

kepadaan penjelasan
adcquacl)

barkan fakta secara eksplisit.


(explanatory

lain dalam

Bahasa

Turki

dan

tuntutan agar gramatika yang dipaparkan sesuai denganr teori


bahasa dan pemerolehan bahasa; 2.

l.

Magyar; mis. Magyar lriz 'rumah', ha 4k' bany ak ru mah', he l2' tempat' lulnk 'batyak tempat'.

kesepadanan dinamis dan bukan hasil dari korespondensi formal. kesinoniman --+ sinonimi

.iumlah atau derajat predikat atau perbandingan dengan yang lain;


mis. seperti pinang dibelah dua dalam Ksdua anak itu sama benar seperti pinang dibelah dua.

kesemenaan ( arbitrariruss ) hubungan yang tidak tetap antara

ketakkongruenan ( incongrui t2 ) perbedaan dalam lingkup mana

IG.

tingkat kepadaan gramatika

makna bahasa dan ungkapan


bahasa.

dari kata-kata yang

atau teori yang berhasil memberikan pilihan yang masuk akal atas beberapa gramatika yang samasama memiliki kepadaan deskriptif.

kesenyapan (silcnte) keadaan tiadanya bunyi sebagai


batas ujaran. kesepadanan akustis-foneti s
( acous-

tampaknya sepadan dalam bahasa yang berbeda; mis. antara BI. kamu'pronomina kedua yang merendahkan' dan Toba hamu'pronomina kedua hormat'.

keterangan modalitas bagian klausa yang mengungkapkan kepastian, kemungkinan, harapan, kesangsian, atau kebalikan dari itu semua; mis. mustahil
dalam Mustahil ayahnu datang malam
begini.

kependekan

ketakrifan

(abbreaiation)

bentuk kata atau frase yang diringkaskan yang dipakai di samping bentuk panjangnya. Jenis-jenis kependekan ialah akronim, kontraksi, lambang huruf, penggaLan dan

tic-phonetic mapping) kesCpadanan intaia isyarat akustis

dalam wicara dan segmen bunyi


tertentu.

pembicara dapat diidentil-rkasikan oleh pendengar; bagian kalimat yang demikian

apa yang dianggap

( definiteness )

keterangan lrerlawanan bagian klausa yang menyatakan keadaan atau peristiwa yang bertentangan dengan apa yang disebut predikat; mis. meskipun bermalas-

singkatan. kerancuan -* kontaminasi

kesepadanan fonem-grafem rumc- gr a p heme corre s p ondtnce )

(pho-

biasa mengandung kata itu, sang, dsb. atau berupa nama diri; mis.
dalam kalimat Husin teman saya,kata

malas, dalam Meskipun


malas,

ia

dapat

juga

be.rmalasmenltelesaikan

kesepadanan antara unsur-unsur

f/usia bersifat takrif.

pekerjaannla.

kerata basa (Jolk


etynolog)
../.

egmologlt, popular

hal atau cara mencari makna kata

menurut asal-usul populer (yang

aksara (seperti huruf dan tandatanda suku kata) dan satua[ fonologis atau gramarikal (seperti fonem, suku kata, atau kata) yang

ket4kteraturan
ketelengan

( irre gul ari t2 )

hal menyimpangnya bentuk bahasa

keterangan perwatasan bagian klausa yang menyatakan


menceritakannya lebih jauh lagi. keterangan sebab bagian klausa yang menyatakan

dari kaidah yang normal.


Karo. penanda vokal Karo.

batas-batas predikat; mis. lebih jauh lagi dalarn Ia dengan senang hati

logis) dengan memperhatikan bagian-bagian kata itu; mis.. J.


kodhok dikatakan berasal

biasanya tidak benar secara etimo-

digambarkan; hubungan antara


fonem dengan satuan terkecil dalam sistem tulisan (grafem atau huruf), mis. antara fonem leld,engan (e)

pada huruf

keterangan

(adjunct)

dan tekatcka ndhodhok'datang-datang jongkok'; dokter konon berarti didhodhog

dalam Bahasa Indonesia. kesertaan (co-occurence)


hubungaa yang diperbolehkan atau diperlukan di antarajenis=jenis kata

kata atau kelompok kata yang dipakai untuk meluaskan atau membatasi makna subyek atau

apa yang menjadi sebab terjadinya

predikat; mis. karena selalu


terlambat.

terlambat

dalam Ia tidak terpilih, karena selalu

dikatakan berati wagu lan kuru 'ganjil dan kurus'. Juga disebut etimologi rakyat, reinterpretasi, adaptasi. Kern, Johan Hendrik Casper
gemcter', guru

yang berbeda untuk. membentuk satuan-satuan seperti frase atau


kalimat.

predikat dalam klausa. keterangan akibat bagian klausa yang menyatakan


akibat terjadinya predikat; mis. mati dalam Penjahat itu tlitembak mati
polisi.

keterangan subyek bagian subyek yang memperinci atau memperluas subyek itu sendiri; mis. tinggi itu dalam Gunung
tinggi itu belum pemah didaki manusia'.

(1833-1917) sarjana bahasa bangsa Belanda yang sangat berjasa dalam

kesesuaian

(agrcemcnt)

memajukan studi bahasa Jawa

Kuna, dan bersama dengan Neub-

ronner van der Tuuk dianggap

kesepadanan antara unsur-ur$ui kalirnat dalam jenis, jumlah, kasus, periona dsb.; mis. Ing. antara lu dan goes dan antara they dan go.

keterangan alasan

berdasarkan pertimbangan itu dalam Bcrdasarkan pertimbangan itu, ia tidak

bagiai klausa yang menyatakan alasan terjadinya pridikat; mis.

keterangan syarat bagian klausa yang menyatakan


apa yang harus ada untuk mencapai

apa yang tersebut dalam predikat; mis. Kalau tak ada aral melintang

E4

keterangan temPst
melintang,

kehrntasan

keturunan

klausa akibat

E5

dalam Kalau tak atla aral


sala akan datang.

keterterinraan gramatikal (grammati'


cal acceptabilit2)

dalam bahasa secara keseluruhan.

(sekarang sudah tidak dipakai).

keturunan (afiliation)
kekerabatan antara bahasa-bahasa dengan bahasa induknya.

hine

(hine)

keterangan tempat

hal sesuai tidaknya ujaran dengan


konvensi gramatika suatu bahasa'

isyarat sebagai bagian dari kontinuum komunikasi verbal dan nonverbal.


(kinene)

tempat terjadinya predikat, Yakni dengan temPat yang bersangkutan bersangKutan oengan rrah 4L4u atiu tempat temDat vans dilalui: LLrrrP4r yang arah atau asal, 4SAt, 4Latt

bagian klausa yang menyatakan

keterterimaan semantis
acceptabilit2)

(semantic

keutuhan

(cohesion)

taraf keterikatan antara pelbagai

kinem

It mis. dari tlari utara dalam Ia

hal litl

bermakna tidaknya ujaran


( social
acce ptabi-

unsur dalam struktur sintaktis atau

selalu

dalam konteks tertentu.

struktur wacana; mis.

morfem

satuan terkecil isyarat yang merupakan bagian dari komunikasi


verbal dan non-verbal;.mis.
mcng-

meniperingatkan bahaya dari utara.

keterterimaan sosial

keterangan tujuan

terikat lebih lekat pada unsur yang menyertainya daripada unsur lain; dalam kalimat Mereha berkelahi
mati-matian kata mereka lebih terikat

angkat alis, mengangkat bahu, dsb.

kinesika

(kinesics)

'bagian klauia yang menyatakan api yang dituju oleh predikat, yakni
nya dan kekerapannya, mis. samPai

yang bersangkutan dengan bilamana, berapa lama, jangka lama-

kini dalam
datang.

SamPai

kini ia

bclum

hal sesuai tidaknya dengan kaidah sosiolinguistis suatu bahasa. ketolongan Karo.ienand,avokal /o/ pada huruf Karo ketrampilan bahasa (linguistic skill,
ocrbal skill)
p engajar an
b a

penelitian mengenai gerak tubuh

dengan kata berkelahi daripada kata

dan gerak muka yang


dalam komunikasi.

dipakai

Khalil ibn Ahmad, al (718-786/791) ahli bahasa Arab


yang pertama menyusun kamus bahasa Arab, dan yang pertama kali menyusun kaidah prosodi
Arab. Kamusnya berjudul: Kitab d Ain Bukunya yang lain ialah Kitib

klasifikasi arcal

(areal classification)

keteraturan

hal sesuainya bentuk bahasa

( regulariry)

ha

a. kesanggupan seo'

rang pemakai bahasa untuk rnem'

klasifikasi bahasa-bahasa menurut lokasi geografis; --+ Klasifikasi geografis. klasifikasi geografis ---r klasifikasi areal

dengan kaidah-kaidah normal. keteraturan hukum bunyi (rcgularitl

pergunakan bahasanya dengan ketrampilan bahasa formal


skill) baik.
(formal

khazanah fonem
nemts)

al Arrd.

klasifikasi tipologis
fication)

(typological classi-

(inaentory

of

Pho'

af sound change)

anggapan para Junggramatiker bahwa hukurn bunyi tidak terkecuali, dan bila ada kekecualian,

pengajaran bahasa. kesangguPan

Jonologi. jumlah fonem dalam suatu

"oenselomookan bahasa berdasarLan"ciri-ciri [onologis, gramatikal

untuk mengenal dan mengendali.i

bahasa.

atau leksikal untuk


tipe-tipenya, lePas
bangan historisnya.
(clause)

maka kekecualian

hukumnya juga, jadi cualian mempunyai keteraturan.

itu pun

ada setiap keke-

ketrampilan tematis
institutional tkill)

kan proses artikulatoris dan gra{is.


(thematic skill,

kiasan (figure of speech, figure

aJ

rhetoic,

dari

menemukan Perkem-

pengajaran b ahasa. kesanggupan Pe'

keterbagian (discontinuity) pemisahan unsur-unsur bersambung oleh urlsur lain; lih. morfem
terbagi.

makai bahasa untuk menanggaPi secara betul stimulus lisan atau

tulisan, rnenggunakan pola grauratikal dan kosakata secara tepatri


menterjemahkan dari siltu bahasa ke bahasa lain, dsb.

rhetoical figure) alat untuk memperluas makna kata atau kelompok kata untuk memPeroleh efek tertentu dengan membandingkan atau mengasosiasikan dua hal.

klatsa

satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subyek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.

kiasmus

(chiasmus)

keterhitungan

( countab le

kategori obyek yang dapat diisolasi dan dihitung; sebuah nomina yang

pengulangan dan sekaligus pem-

balikan dua kata dalam


kalimat; mis. Inggris
The

satu
dath

ketransitifan

mewakili obyek yang daPat dihitung dapat ditandai untuk singula-

ris dan pluratris. keterperian ( accountabiliry)

yang aktual maupun potensial harus disajikan secara eksplisit


dalam deskripsi bahasa.

prinsip dalam analisis bahasa yang menuntut agar semua ciri ujaran

unsur-unsur gramatika yang dipakai secara sistematis untuk meng' ungkapkan hubungan-hubungan antarapara partisipan yang terlibat dalam situasi komunikasi, perbuat-

(transitiuitj i L hal-ihwal yang menyangkut

think he is wise but the wise rnan knows himsel.f to be a fool (Shakespeare you like it). dalam

fool

klausa aditif. (additiue clause) klausa yang memberi keterangan tambahan tanpa mengubah keterangan dalam klausa utama.

klausi adverbial
keterangan.

(adtterbial clause)

ls

klausa terikat yang mengisi gatra

kibernetika ( c2bernetics ) istilah umum untuk penyelidikan


tentang komunikasi dan mekanisme

an, keadaan, atau peristiwa; 2. hubungan antara partisipanr

kontrol otomatis di dalam dan di

klausa adversatif (adaersatiae claase) klausa yang dimulai dengan konjungsi adversatif yang menyatakan
kontras.

ketertandaan

(marke

dn*s)

lih. tertanda keteiterimaan

hal dapat tidaknya ujaran dianggap betul itau sesuai oleh bahasawan,

( aae Ptabilill)

partisipan dengan predikat dalam Lonstruksi predikatit seperti ransi. tif, ekuatif, intransitif, dsb. ketuntasan ( x haus tia e ne s s ) prinsip dalam.analisis bahasa yan$
e

kilas balik

antara organ hidup dan mesin, mis. antara manusia dan komPuter.
(Jlash back)

tujuannya ialah memperinci sampai habis kontras-kontra!

analisis wacana, penyajian suatu peristiwa dalam wacana yang sebenarnya terjadi sebelumnYa dalam wacana itujuga.
(kynograPh)

klausa ajektival (adjectioal clause) klausa terikat yang mengisi gatra modifikator dari konstruksi modilikatif.

klausa akibat

(consequence clause)

klausa yang menyatakan hasil yang

kimograf

dipandang dari sudut gramatika, semantik,-atau secara sosial.

dalam suatu perangkat data, dan'

pada akhirnya semua kontrat

mesln yang dipergunakan untuk merekam beberapa ciri akustik

diharapkan dari syarat yang dinyatakan dalam kalimat persyaratan; --+ apodosis.

t6
klausa aktif

klausa aktif
(actiaee clause)

klausa trangitif

klausa utama
bagian

kolokasi
(elaborated code)

87

kasi kepada salah satu


pe-

tujuan, mis. Mereka memilih


mimpin.

Pe-

kode pelik

klausa transitif yang menunjukkan

bahwa subyek mengerjalian


-

klausa bebas

_ke{aan dalam predikat verbalnya.


(independent clause)

kalimat itu tanpa mengubah struktur dasarnya. Contoh unsur jrdr?g kemarin tlatang dalam kalimat Adik
sa)a)ang kemarin datang sudah mempu"

B.

klausa utama (main

lih. klausa bebas. (Istilah ini dipakai bila klausa itu terdapat
(click)

clause)

lapisan masyarakat yang berkecukupan dipandang_.!-ecara sosial dan dari sudut pendidikan.
(restricted
code)

Bernstein. bahasa

yang dipakai

klausa yang secara potensial dapat

menjadi kalimat bebas.

nlai pekerjaan. klausa pasif (passiae

clause)

klausa hipotaktis (futpotactic clause) lih. klausa terikat klausa intransitif (intransitiae clause)
sudah datang..

klausC transitif yang menunjukkan

dalam kalimat bersusun). klausa verbal (aerbal clause) klausa yang predikatnya verba

kode terbatis

B.

Bernstein. bahasa

dari

lapisan

dari

bahwa subyek merupakan tujuan

klausa yang predikat verbalnya


(causal clause)

tidak disertai tujuan; Contoh. Gaji klausa kausal


klausa adverbial yang menyatakan sebab-musabab atau tujuan dari apa yang disebutkan dibagian lain.

pekerjaan dalam predikat verbalnya. Dalam BI predikat verbal itu ditandai oleh prefiks di-,
far, k'onliks ke- an atau diawali oleh kata kena. Contoh: Buku itu dibaca

klik

masyarakat yang kurang mampu

bunyi plosif yang dihasilkan dengan

dipandang dari sudut sosial dan


secara berulang-ulang dan terbatas

sentuhan

lidah yang
se

tersentak

dilepaskan

hingga timbullah

pendidikan, dan yang mempergunakan unsur-unsur bahasa


jumlahnya.

oenshiruoan udara.

Kl'inkBrt, Hillebrads Cornelius

semua orang, Rumahnlta kemasukatt

ini kena marah... klausa pengukuh (confirmatoryt clause,


pencuri, Pesuruh
.

+S29-1913) penterjemah Alkitab dan ahli perkamusan Melayu. Karyanya antara lain Nieuu Nederlandsch.

kodifikasi

proses pencatatan norma-norma

( c o d i"licati on )

confirmational interrogatioe, tag ques-

Maleisch Woordenboek

(I

885),

yang telah dihasilkan oleh proses standardisasi, dalam bentuk buku


tata bahasa, pedoman lafal, pedoman ejaan, pedoman istilah,. atau
kamus.

klausa kondi sional ( conditional clause) 'klausa yang menyatakan syarat

tion)

atau pengandaian klausa koordinat (co-ordinate clause.) klause yang bergabung dengan
klausa lain dengan konjungsi tetapi

klausa yang menguatkan Pernyataan yang mendahuluinya. Dalam BI.

Nieuw Maleisch-N edtrlandsch Woordenboek (1892).

klise (clkhi)

biasanya diawaJi dengan bukankah.

kata atau frase .yang menjadi tak


berarti karena sering dipakai secara berlebih-lebihan sebagaimana ter-

ko-hiponim (co-hlponim) lih. hiponimi


koin6 Yun. dialek lisan yang menjadi bahasa standar bersama untuk' daerah-yang secara politis sudah bersatu; mis. Bahasa Hindi di
sebagian besar India.

klausa perangkai sumba (relator-axis


clause)

tidak tergantung secara gramatikal pada klausa lain itu; mis. dalam kalimat Kiki pergi ke toko tetapi ia tidak rnembeli permm terdapat dua klausa
koordinat yang tidak saling tergantung.
I

tagme'mik.

klausa yang diawali

dapat dalam propaganda politik

dengan konjungsi subordinatif; mis.

ia Pergi...; konjungsi itu disebut perangkai dan lainnya


ketika disebut sumbu.

klitik

dan reklame.
(ditics) bentuk terikat yang secara fonologis

klausa medial

(medial clause)

l
.

klausa transitif yang menunjukkan bahwa subyek merupakan pelakr"r dan sekaligus tujuan dari pekerjaan dalam predikat verbalnya. Dalam B[. mengandung predikat verbal dengan kata diri.

klausa relatif (relatiue clause) klausa terikat yang diawali oleh


saya sukai d,alam Anaklang saya

dan yang tidak dapat

tidak mempunyai tekanan sendiri


dianggaP

koiigasi

(col ligation, co-occurence)

pronomina relatif lang; mis. 2ang


terpilih.

ukai

si gatra pada tingkat frase atau klausa, tetapi tidak mempunyai ciri-ciri kata karena tidak daPat

morfem terikat karena dapat mengi-

B-itania.

gori-kategori gramatikal dari

l.

hubungan antara kate-

berlaku sebagai bentuk bebas. Ada

klau.sa sematan (embedded clause)

i
l

klausa nominal klausa terikat yang perilakunya sama dengan frase nominal dan
(nominal clause)

klausa subordinatif
clause)

TG. hh. klausa parentetis


(subordinatc

enklitik dan proklitik. 'koartikulasi (coarticulation) artikulasi dua bunyi atau lebih
secara serempak; mis. dalam beberapa bahasa di Afrika oklusif velar dan labial dilafalkan bersama. Contoh: tkpl. tCbl.
(coda)

unsur.unsur leksikal yang berderet dalam kalimat; makna unsur-unsur leksikal itu diperoleh karena adanya hubunean antara kategori-kategori

kelas nominal dan yang dapat mengisi gatra subyek dan gatra

lih. klausa terikat klausa temporal (temporal clause)


"',i klausa adverbial yang menunjukkan lamanya perbuatan; mis, Sala sedang tidur ketika hujan turun.

eramatikal itu dalam struktur siniaktis; 2. kelompok unsur leksikal yang berkategori gramatikal sama dalam struktur sintaktis.

kolofon

(colophon)

obyek dalam klausa verbal dan


klausa non-verbal, maupun gatra predikat dalam klausa non-verbal. klausa non verbal (nonaerbal daau)'

koda

kritik naskah. petunjuk-petunjuk yang diberikan pendlis dalam


naskah berupa nama, temPat atau waktu penulisan, biasanya terdapat

bagian terakhir dari suku kata yang

klausa terikat
clause)

(dependent clause, bound

teriadi antara puncaknya dan awal dari suku kata yang mengikutinya.

pada.penutup na3kah.

klausa bebas yang predikatnya


verbia.

khuia yang tidak dapat

berdirli

kode

berupa nomina, ajektiva atau adklausa parentetis


(parenthetical clause, inserted clause, embedded clause, constituen senterce, parentlusis)

sendiri sebagai kalimat lengkap,


tetapi dapat menjadi kalimat minor dengan intonasi final. Keterikatan itu nyata bila klausa itu terdapat

l. lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makna tertentu. Bahasa manu-

(code)

kolokasi (collocation) 1. seluruh kemungkinan adanya beberapa kata. dalam lingkungan


yang sama; mis. garam, gula, lada,
bumbu, sa1rur, daging, ikan, berkolokasi dalam rnembicarakan tentang dapur; 2. asosiasi yang tetaP antara kata dengan kata-kata tertentu lain.

sia adalah sejenis kode; 2. sistem

klausa yang diselipkan ke dalam kalimat dan memberikan modifi-

klausa transitif

dalam kalimat bersusun.


(transitiae clause)

variasi tertentu dalam


bahasa.

bahasa dalam suatu masYarakat; 3'

suatu

klausa yang verbanya selalu disertai,

EE

kombinasi afiks
eombination)

komPonen fonem

komponen fonologi komponen fonol ogi (phonological com'


porunt)

komunitari fatis

89

kombinasi afiks (affix

kompleksan gramatikal tak selalu


sejalan.

kitnya sebagian dari suatu medan dibagi oleh berbagai makna kata
dan yang menunjang intuisi bahwa kata-kata itu berrnakna satu, bukan sejumlah homonim.

kombinasi afiks-afiks yang memPunyai bentuk dan makna gramatikal sendiri-sendiri, yang dibubuhkan secara beriamaan (serentak) Pada

komplemen

(comPlcment)

bentuk dasar;

d1lam memporkirakan berasal dari bentuk dasar klra dibubuhi kombi. nasi.afiks (yang terdiri dari dua perfiks mrm dan per, dan satu sufiks

mis

gramatikal melengkapi k"ata atau


frase lain dengan menjadi subordinat padanya; dalam arti Yang luas: mencakup obyek langsung dan

l. kata atau liase yang secara

bahasa transforma-si generatif yang menca-

TG. bagian dari tata

maknal 2. komponen makna Yang

m,en?er'kqn

komponen gramatika
conlporunt)

kup pengucapan kalimat.


(grammatical

IG-. subsistem yang menjelaskan


atau menumbuhkan kalimat. komponen kategorial (categorial
ponent)
com-

komoositum lih: kats majemuk


compound)

obyek tak langsung; dalam arti


sempit: hanya dipakai oleh ungkaPan yang berfungsi sebagai keterang'

kompositum asintaktis

(aqntactic

' mem* per* kira* kan. komen (eornment) -+ sebutan Koqdsi Bahasa Indonesia

kan), jadi

berbentuk

kompositum yang bagian'


bagiannya mempunyai hubungan

an' untuk menYatakan

waktu

TG.

seperangkat pencabangan

tempat, cara, tujuan, dsb.;2. bagian

instansi yang didirikan oleh Kantor Pensaiaian BalatentaraJepang dan

untuk membuatnya jadi Predikat yang lengkap dalam klausa; mis. .qui adalih komplemen d,alam Ia
menjadi guru,

dari frase verbal yang diperlukan

yang secara eksplisit menunjukkan hubungan gramatikal di dalam struktur batin sebuah kalimat. lomponen malma (semantic component, semantic Jeature, seffiantic PtoPerU,
semantic marker)

vans lain se6ndainya seindainva dipakai dioakai se-basebayaig -kata yang bebas, rng.. mis.. Ing. gal DeDas, mrs. gai kata yang iwimming pool'kolam renang,' uater

komfrsitum iterhtif
Pound)

proof'tahan arr',

(iteratiae com'

Uekerii pada 1942 samPai 1945 ,uns" beihatil membina Bahasa indSnesia pada zaman JePang;

begitu pula patung)!ng bisi dalim Pak guru m.enganggaP T4ti patung 2ang bisu.

semantik. satu atau beberapa unsur

kompositum yang terdiri dari


tikasi.

salah satu s-eksinya yang dipimpin oleh Moh. Hatta berhasil menYu-

komplementasi (complenentation) .

sun 7000 istilah dalam


bidang.

Pelbagai

Komisi Istilah

proses penggabungan ProPoslsl irntuk mingiil bagian yang kosong dari proposisi 'Hal lain; mis. Penggaterbayangkan itu titlak terbabunsin bungin
dahulu dengan manusia daPat

yang bersama-sama membentuk makna kata atau ujaran; mis. unsur-unsurl* insanl, [* muda], [+ laki-lakil dsb. adalah komponen
makna dari kata buyung. komponen semantik ( scmantic comporunl) TG. bagian dari model teore tis yang

unsur-unsut yang sama; '-+ reduP'


(apulatiae

kompositum topulatif
compound)

kompositum yang terdiri dari kons-

tituen-konstituen yang sederajat

instan$i yang ada dalam naungan

Lembaga Bahasa dan

BudaYa
secara

Fakultas Sastra Universitas Indo-

meniadi Bahwa manusia daPitt tidak terbayngkan dahulu.

memberikan tafsiran terhadap struktur yang dijelaskan dalam


komponen dasar.
(slmtactic compo' nent)

nesia dan yang bekerja

interdepartemental antara 19501966, ti:rdiri dari 16-18 seksi Yang menggarap pelbagai bidang. Pada akhii- tugashya komisi ini telah berhasil m6nghimpun 312.000 istilah dalam pelbagai bidang.
( comParatiue)

komponen (comPorunt) l.---+ komponen fonem; 2. --+ komponen gramatika; 3. -+ komponen makna
komponen dasar
(base cwnpontnt, basie component, phrase slructure cornponznt)

seolah-olah digabungkan dengan kata dan; mis. Indo Eropa. kompositum pangkal (stem compound) kaia yang terjadi dari dua pangkal atau lebih.

komponen sintaksis

kompositum sintaktis
pound)

(s1ntattu um-

komparatif

lih. metode komParatif


kapan yang diterima karena mempuhyai kornponen bersama, yakni iergolong dalam bidang makna yang sama (dikatakan tentang makna).

transforrnasi yang

l. TG

bagian dari grarnatika,

terdiri

dar'l

TG. bagian dari gramatika transformasi generatif yang terjadi dari struktur frase dan kaidah-kaidah transformasi yafig memberikan struktur sintaktis kepada kalimat-

kompositum yang anggotaanggotanya mempunyai hubungan yang sama dengan konstruksi yang berupa frase; mis. lng. arm chair = a chair uith arm'kursi dengan tangantangan'.

kompatibel (comPatible) dapat digabungkan menjadi ung-

kaidah struktur frase dan leksi\qn, yang menghasilkan deret kata dan larnbang grarnatikal yang mewakili

komponen struktur frase


structure comporunt)

kalimat suatu bahasa.

(Phrae

kompositum sintetis (qntluttu compound)

struktur batin; 2.
besar.

u[sur-unsur sintaktis untuk me.m-

TG

susuqan
lefuift con-

TG. bagian dari gramatika translormasi generatif yang membang'

kompcisitum yang sekurang-

bentuk satuan-satuan yang


komponen diagnostis
ponent)

kitkan struktur batin. komponen tambahan (supplementarl


component)

kurangnya salah satu anggotanya berupa bentuk terikat; mis. mikroskop, dwawarsa, dsb,

( diagno stic

komunikasi

(cgmmunication)

kompleks

(conPlex)

komponen makna yang khusus

str-uktur yang terdiri atas lebih dari

satu unsur. Kata Ing. dancer seQara semanLis bersifat kornpleks karena mernadukan suatu keiadian (dance) dan suatu obyek (er) yang menj4di pelaku dari kejadian itu, sehingga

kornponen makna yang gunanya rnemisahkan satu makna dari

makna yang lain, baik makna' tnakna itu kepunyaan satu kata
nenl)

mewakili makna suatu unsur tetapi yang tidak bertujuan memisahkannya dari makna lain.

penyampaian amanat dari sumber atau pengirim ke penerima melalui sebuah saluran.

atau beberapa kata. komponen fon em' ( phonolagical compu

komponen umum (cnmrnon component) L komponen makna yang dibagi

komunikasi latis (phatic contmunion) Maliruwski. pertuturan ungkapan

oleh satu makna dari

masing-

iecara gramatikal juga kompleks.

Kekompleksan semantis dan ke-

ciri pembeda

{bnem

masing kata, sedemikian rupa sehingga makna ini melingkupi sedi-

yang tiilak mernpunyai makna, dalam arti untuk menyampaikan


informasi, melhinkan dipergunakan

beku, seperti halo, apa kabar? d,sb.,

90

komutasi

konjungsi koordinatif

konjungsi

korelatif dua

konstituen akhir

9l
kon-

u[tuk mengadakan kontak sosial di antara pembicara atau untuk menghindari kesenyapan yang menimbulkan rasa kikuk. komutasi
(commutation)

jumlah dan persona; mis.


La
maison est proche

yang menyangkut kasus,

jenisg antana semua bagi4n dari kalimat Prancis

kongiungsi korelatif
coniunction)

(correlatiue

vans cocok untuk konteks tertentu

koniungsi yang terdiri

dari

iun"brk"rrnya untuk semua


teks.

substitusi kontrastif terhadap


fonem-fonem.
(contextual condi-

ruensi dalam jumlah, dalam kali.


mat Inggris He
reads a book

terdapat kon$1 antara

kondisi kontekstual
tioning)

d4n read ada kongruensi yang


ditandai dengan s; 2.
kesesuaian

penempatan dalam konteks informasi yang dibutuhkan untuk mem-

buat .makna menjadi jelas pada

antara bagian-bagian ujaran yang mempunyai latar belakang sosid yang sama; mis. dalam. kalinnat

konjungsi subordinatif .

dsb.

pasing yang menghubungkan kata, iru.e, itau klausa yang sederajatl mis. BI. entahf entah, baiklmaupun,
(subordinatinp coniunction, subotdtnahae conJuctnn

konsonan
I I

(consonant)

l. bunyi bahasa

yang dihasilkan

dengan' menghambat

iliran

udara

padi salah satu tempat di

saluran

ouilifvrrpconiunrtion,subordinator) "yurg

'

|
I

iuara di atas glotis; 2. bunyi bahasa yang dapat berada Pada tePi suku
sebagai inti suku kata; 3. fonem yang mewakili bunvi

kondisional

Penenma.

Jawa Mangga lenggah terdapat kongr ruensi 'hormat untuk orang kedua-t,

dipakai untuk ftotj,I"[si mengawali klausa terikat guna


menyambungkan dengan klausa utama dalam kalimat bersusun.
Contoh meskipun,

kati dai, tidak


tersebut.

I
I

( conditional)

bentuk verba yang menunjukkan

konfiks

pengandaian atau hipotesis.


(confix)

afiks'tunggal yang terjadi dari dua bagian yang terpisah; mis. ke-an

konjektur

sehinggl kalimat itu tidak dianggap betul; lih kesesuaian


(conjecture)

sedangkan da lam kalima t1M anggi lungguh tidak ada longruensi itu

konkordansi

kritik

naskah. usaha perbaikan


( conj ugation)

| (coruord) kesesuaian konkordansi ll (concordanee)


lih.

konsonan ambisilabis (ambisilabic) I konsonan yang menjadi transisi I kalau, bahwa, dsb. I . dari dua suku kata'
|
I

konsonan silabis (syllabic consonant)

konllik homonimi (homonymic loss) ambiguitas yang terjadi karena


pemakaian homonim.

d,alam keadaan, kelaparan, dsb.

naskah berdasarkan hasil penelitian

konjugasi

L klasifikasi verba menurut bentuk-

daftar kata-kata utama yang terdapat dalam teks atau karya seorang b.ngu.utg, disusun menurut abjad

|
|
I
I

konsonan yang mendukung Puncak kenyaringan dalam suku kata; mis.

konionan nasal dan lateral dalam lng. [mAtn] mutton, [aPl) aPPle.

konsonantal

(couonantal)

tan-dilenfkapi dengan konteks tiaP

Kongres Bahasa Indonesia pertemuan ahli-ahli Bahasa Indonesia dan tokoh-tokoh masyarakat lain untuk membicarakan cara-cara menegakkan dan membina Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatu-

kata.

I
I

konkret
jumlah atau kasus; 2. infleksi kata kerja; 3. seperangkat verba yang mempunyai sistem infleksi yang
hampir bersamaan.

(concrcte)

verba manurut kala,

personai

yang nampak (tentang nomina)


konotasi
(connotation, ouertone, euocatory)

mempunyai ciri-ciri

fisik

aspek makna sebuah atau sekelomperasaan atau

konsonantal--lw nonkonsonantal (consonantal w norconsonantal) fonolopi cii-cii bembcda.'konsonan"td' frenuniukl.an turunnya frekuensi forman Pertama dengan

sifat sistem aksara yang silabis dan tidak menggambarkan vokal.

an. Kongres I diadakan di Solo pada tahun 1938, Kongres II di Medan pada tahun 1954 dan
Kongres
i

konjungsi

(conjuction)

atau ditimbulkan pada pmbicara

pok kata yang didasarkan atas fikiran yang timbul


baca).

pengurangan lntensrtas secara me-

nyefuruh yang menandai energi

yang rendah;'non-konsonantal'

diJakarta pada tahun 1978. Kongres-kongres tersebut

III

partikel yang dipergunakan untuk


menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan.paragraf.

(penulis) dan pendengar (pem(nncePt)

menyatakan kebalikannYa. Secara

Kongres l-inguistik Internasional


( Intemational Congress

.lebih mempunyai arti sosial-politis daripada linguistis karena biasanya segi-seg{ teknis Bahasa Indonesia tidak banyak disoroti secara mendalam.

konsep

gambaran mental

konjungsi adversatif
junclion)

(adtersatiae con-

luar bahasa, dan yang dipergunahal-hal tsb.

dari obyek, proses atau apa Pun Yang ada di


kan akal budi untuk memahami

artikulatoris konsoriantal menun.iukkan hambatan terhadaP aliran udara di atas glotis. konstatatif ( c ons t at atia e)
ujaran yang mengandung gambar-

an tentang peristiwa; mis.


berjalan.

sala

of Linguists) pertemuan internasional para ahli linguistik yang pertama kali diadakan pada tahun 1928 di Den Haag, dan yang ke-13 pada tahun 1982 di Tokyo. Pelbagai topik linguistik dibicarakan di dalamnya. Pembi-

konjungsi yang menyambung dua klausa yang menyatakan kontras; inis. tetapi, namun. konj ungsi in ghar ( ru gatia e c o nj unc tion) kirnjungsi yang bermakna ingkar,

mis. Ing. zor. konjungsi kausal

konseptualis ae ( conce P tualism ) pandangan bahwa bahasa adalah iesuatu yang a{a di dalam akal budi dan tidak mempunyai ujud tersendiri di luarnya.

konstituen

(corctituent)

unsur bahasa Yang miruPakan

(causal conjunction)

konsesif

(consessiae)

kongruensi
rucnce)

caraan dalam kongres-kongres tersebut bersifat sangat tekriis.


(agreemint, concord, cong-

konjungsi yang mengawali klausa kausal; mis. karena

konjungsi atau klausa yang me-

ieniata- anda adalah konstituenkonstituen dari Pena say lebih tajam


daibada scniata anda.

bagian dari satuan yang lebih besarl ba[ian dari sebuah konstruksi; mis. beia saya, lebih tajam, dan daiPada

nyatakan keadaan atau kondisi

konjungsi koordinatif
conjunrtion)

(co-ordinating

yang berlawanan dengan apa yang dinyatakan di dalam klausa utama.

konstituen ;lrJnir

ultim ate

cons tituent

l. kesesuaian antara pelbagai unsur


dalam satu infl eksi; ketergantungan sintaktis antara dua kata atau lebih

konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus


sama; mis. dan, tetapi, atau,

konsistensi kontekstual
consistency)

(contextual

kualitas terjemahan yang diperoleh dengan menterjemahkan ungkaPan

komponen yang dihasilkan dalam tahap akhir dari analistis kostituent; mis. Pemburu itu mentmbak babi mempunyai 6 konstituen akhir, yaittt pem, buru, itu, me, tembak, dan
babi.

92
tituent)

konstituen langsung

kongtruksinon -antipasif

konstruksi predikatif

kontradiksi

93

konstituen langsung

(immediate cons'

konstruksi direktif
tion)

( directitte cons truc-

yang dihasilkomponen-komponen kan dalam tahap pertama dari analisis konstituen; mis. Pemburu itu menembak

konstruksi ekosentris yang konsti-

tuennya beruPa Perangkai


sumbu; mis. di rumah,
sumbuu.

babi mempunyai

dua

perangkai dan rumah adalah


truction)

di

dan

disertai obyek langsung. Dipertentangkan dengan konstruksi anti' oasif. kohstruksi predikatif ( predicatiae construction)

menumbuhkan makna Pada ujaran

adalah

atau wacana; lingkungan nonlineuistis dari wacana: 3. semua taklor dalam proses komunikasi yang tidak menjadi bagian dari
wacana.

konstruksi eksosentris yang terjadi


bernlan2i.

konstituen langsung, yaitu pemburu itu dan menembak babi; dalam berkereta api terdapat dua konstituen langsung yaitu ber dan kereta aPi

konstruksi ekosentris

( e xocentris cons-

dari subyek dan Predikat Yang membentuk klausa; mis. mereka


konstruksi sintaktis
tion)
(qmtactic construc-

konteks budaya (cullural

conlexl)

konstituen terbagi
'tituent)

(discontinuous cons'

kontruksi vang secara keseluruhan tidak berfungr'i ."-u dengan salah

konteks linguistis (linguistic

keseluruhan'kebudavaan atau situasi non-linguistis di mana sebuah komunikasi terjadi'


context)

satu konstituennya; mis. frase proposisi di rumah.


(endocmtric

pengelompokan satuan-satuan
yang sesuai dengan kaidah-kaidah iintaktis suatu bahasa; mis. rumah makan (dan bikan )nakan rumah);
sepeda

rai oleh unsur lain; mis. Ing.


down dalam He put it down;

unsur tunggal yang muncul dianta-

konteks vang memberikan makna yang paling cocok Pada unsur

Bl.

Pal

kohstruksi endosentris
construction)

ke-an

bahisa; konsep yang mencakuP konteks sintaktis dan konteks

dalam
tuent).

keadaan.

konstituen terdekat

(immediate consti-

konstruksi yang secara sintaktis mempunyai fungsi Yang sama


konstrulisi endosentris karena selu-

konstruksi subordinatif

ini (dan bukan *ini

wPeda).

(subordina'

konstituen terjauh

--+ konstituen langsung


(ultimate consti-

dengan salah satu konstituennYa; mis. Meia kayu Yan! berat adalah

tiae construction) kontruksi endosentris dengan kons-

semotaktis. konteks semotaktis ( semotactie context) lingkungan semantis Yang ada di


seliitar iuatu unsur bahasa; makna

tuent) ---> konstituent akhir konstruksi (construction)

ruhnya mempunyai fungsi

sama dengan meja. Ada dua Jenls konstruksi endosentris yaitu kon'

Yang

tituen, yang disebut induk, Yang dimodifikasikan oleh konstituen lain; mis. dalam konstruksi enak
sekali indu.k enak dimodifikasikan oleh sekali.

unsur bahasa.

konteks sintaktis

(syntactic context)

proses.

iatuan-satuan bahasa menjadi ke-

dan hasil pengelompokan

struksi koordinatif dan konstruksi

lingkungan gramatikal dari suatu unsur bahasa yang menentukan kelas dan fungsi unsur tersebut.
(context oJ situation)

satuan bermakna, sedemikian ruPa

subordinatif konstruksi konektif


struction)

(connectiue con'

kontak bahasa (language contact) saling pengaruh antara pelbagai


bahasa karena para bahasawannya sering bertemu; tercakuP di dalam-

konteks situasi

Firth. lingkungan

sehingga kesatuan bermakna itu

mempunyai sedikit banyak

ke-

bebaian. Misalnya dalam kalimat


Anak muda itu sangat nanja kelompok anak muda itu d.an sangat manja adalah

konstruksi, sedangkan

itu

konstruksi ekosentris yang terdiri dari penghubung atau'kofula dan atribut; mis. Ing. He is talL. konstruksi koordinatif (co-ordinatiae
construction)

nva bilingualisme, peminjaman,


pe.rubahan bahasa, kreolisasi dan

memperlncl cln-clrl sltuasl Yang dipeilukan untuk memahami makna ujaran. Dalam teori ini
makna merupakan hubungan yang kompleks antara ciri linguistis dari

non-linguistis ujaran yang merupakan alat untuk

prJrmsasr.

sangat

bukan konstruksi. Bagian konstruk-

si disebut konstituen.

konstruksi yang konstituenkonstituennya mempunyai status' yang sederaj at, misalnya konstruksi yan[. terdiri dari dua kata seperti
makanan dan minuman,

kontak fatis (phatic communion)


hubungan antara' pembicara dan

ujaran dan ciri situasi sosial.

konstruksi absolut

(absolute construc'

kawan bicara yang berlangsung sangat singkat yang dinyatakan


dengan perbuatan atdu ungkapan yang tidak berisi informasi menda-

kontekstualisme
semantik.

( contettualism)

tion, includld position) frase atau klausa yang diseliPkan yang tidak mempunyai hubungan formal dengan klausa matriks.

aliran Yang menYelidiki makna dalam bahasa dengan


metode probabilitas, dan memusat-

atau kalimat

yang terdiri dari klausa-klausa yang

konstruksi antipasif
truction)

(antipassiae cons-

digabungkan dengan dan, sepefti sala datang,. sa2a melihat dan sala

dalam ungkapan Mau ke mana? bila

lam; mis. hubungan .yang ada


dua orang,Indonesi bertemu.
( contaminatitin)

konstruksi verba transitif yang


disertai obyek miring (bukan obyek
langsung), mis. B I berbicara tentang X (beilainan dari membirarakan X yang

konstruksi modifikatif
constraction)

menang

kontaminasi

(modification

konstruksi gramatikpl yang terdiri

dari induk dan modifikator;


majalah baru, bekerja keras,

mis,
amat

secara tidak sengaja atatt lazim dihubung-hubungkan; kerancuan;

proses atau hasil pengacauan atau penggdbungan dua bentuk yang

kan diri pada distribusi formal bentuk bahasa dan ujaran, dan hubungan antara ujaran atau wacani dengan lingkungan fisik
dan sosial.

kontoid

(contoid)

non-antipasif, karena bisa dipasifkan secaia biasa). Beberapa bahasa mempunyai penanda khusus untuk konstluksi ini, mis. dalam Bahasa

konstruksi morfologis
construrtion)

sanpat, dsb.

Contoh: ungkapan menundukkan kepala dan membungkukkan badan


kepala. (context)

istilah fonetik pada beberapa penulis untuk apa Yang lazim disebut konsonan (istilah konsonan diPa-

fuorphologic

dikacaukan menjadi membungkukkan

kai untuk
grafemik)

konseP fonemik dan

konstruksi formatif-formatif dalam

konteks

Dyirbal (di Australia) dan Quich6


belum
selesai,

(di Guatemala). Konstruksi antipasif biasanya bermakna 'pekerjaan

konstruksi non-antiPasif
anti p as s iae
c ons truction

kata.

(non-

konltruksi vertra ransitif

yang

mendahului dan mengikuti suatu unsur bahasa dalam ujaran; 2. ciri-ciri alam di luar bahasa yang

l. bunyi, .kata atau frase yang

kontradiksi (contradiction) hal tidak benarnYa makna

suatu unsur dalam keadaan aPa Pun; mis'

kalimat Abang saY adalah

anak

tunggal mengandung konradiksi.

94

kontraksi
( contraction; reduction)

korcspondensi formrl

koronal
dan

kronogram

s5

kontraksi

nya mobilitas, komunikasi


pendidikan.
mis.

kependekan yang terb'entuk dengan

menghilangkan suatu bagian kata

atau bagian kelompok kata;

konvergensi fonemis (*rryu)


linguistik historis. perubahan bunyi yang mengakibatkan dinetralisasikannya dua fonem.

bentuk tiada (=1i6^Y ada) , Pr. az (= a dan le), harian (berasal dari surat kabar hari.an), ekspres (berasal dari
kcreta

bahasa sasaran. Dalam koresPondensi formal pola gramatikal dan gaya bahasa dari bahasa sasaran dikacaukan, sehingga amanat Pun disampaikan secara salah-dan tim-

kramantara J. ragam krama yang dipakai di antara sesama; tidak mengandung


unsur-unsur krama inggil.

api

ekspres.

koordinasi
l.

(coordination)

kontras

adanya oposisi antara satuansatuan yang distingtifdalam suatu bahasa; mis. lpl dan lb/ berkontras dalam Bahasa Indonesia, terbukti dari perbedaan antara lpupu/ dan /babu/ ;2. Firth, oposisi sintagmatis

l.

(contrast)

penggabungan satuan-satuan gramatikal sederajat dengan konjungsi

dipertehtangkan dengan ekuivalensi dinamis; lih. kehara' fiahan.

bullah salahpaham Pada

rima; L

Peme-

krama-ngoko ,f. tingkat-tingkat bahasa

krasis

(craris)

peleburan dua vokal atau' dua


iliftong menjadi satu vokal panjang

koordinatif; 2. konstruksi gramatikal yang terjadi demikian.

koronal

(coronal)

koordinator (co-ordinator) lih. konjungsi koordinatif koordinator depan (prc-co-ordinator)


yang pertama dari konjungsi kore-

dihasilkan dengan daun lidah sebagai artikulator dan langit' langit keras sebagai titik artikulasi; 2. bunyi yang terjadi demikian.

koronal

lw nonkoronal

(coronal

us

antara unsur-unsur bahasa.

kontras fonemis

(phorumic contrast)

latif; mis. baik d,alam baik .... maupun

non-coronal)

pertama terdapdt pada akhir sebuah kata, vokal yang kedua terdapat pada awal kata Yang berdekatan; mis. L. co-ago ) co:go kteol (creolc)

atau diftong karena vokal

Yang

perbedaan antara bunyi-bunyi

kopula

kontras minimal (minimal

yang cukup untuk memungkinkannya membedakan kata-kata; mis. /bl dan lp/ dalam BI. memperlihatkan kontras sehingga bahasawan dapat membed,akan bak dan pak.
contrast)

(copula, copulatiae aerb, linking aerb, equational aerb, catenatiue aerb,

fonologi ciri ptmbeda. ciri-ciri rongga

piiin

yang dalam perkembangan-

hulut yang

diPertimbangkan

connector)

dalam teori fonologi ciri pembeda.


Bunyi koronal terjadi dengan daun Iidah terangkat, yaitu bunyi dental, alveolar, dan palatal" BunYi nonkoronal terjadi dengan daun lidah

nva meniadi bahasa ibu dari suatu -u.lr"ru"kut bahasa. Contoh: dialek Melayu Betawi.

verba yang menghubungkan


subyek dengan'komplemen; mis.

kreolisasi (creoligtion)
perubahan sebuah
kreol.

lng.

be, seem, become,

dll.

koreferensialitas

( co-refcrentinlity)

tetap dalam posisi netral,


(corpus)

kontrastif ( contrastiae) lih. analisis kontrastif

kontras terkecil yang dimungkinkan oleh struktur fonemis suatu bahasa; mis. mu : bu.

persamaan referen antara konsti, tuen-konstituen kalimat; mis. antara ia dan nya dalam Ia dengan senang hati mtminjamkan bukunya.

Yaitu

kriptografi
rahasia.

( crlptograP@)

bunyi laUial, uvular, luncaran dsb.

penyilidikan mengenai kode-kode

korpus

kumpulan ujaran yang tertulis atau

kriptogram
rahasia.

korelasi

lisan yang dipergunakan,.gntuk


menyokong atau menguji hiPotesis

t6ks-yang tertulis dalam

cr1 Ptogram)

kode

kontur

(contour)

urutan ciri-ciri prosodi, yakni nada

l. hubungan antara bunyi-bunyi yang beroposisi dalarn satu seri;


masing-masing mempunyai korelasi tak bersuara dan bersuara; 2: Biihler. hu'bwgan antara lambang bahasa dan fungsi-fungsi bahasa': bila lambang berubah, fungsi akan berubah; bila fungsi berubah, lambang pun akan berubah;3. tipologi sintaksis.kesamaan ciri antara beberapa sektor bahasa dalam satu bahasa yang bertipe tertentu; mis. bahasa tipe VO biasanya mempumis. seri bunyi-bunyi tak bersuara [p, t, k, J O] dan seri bunyi-bunyi bersuara [b., d, , a, \], yang

(correlation)

tentang struktur bahasa. kosakata (uocabulary)

kritik naskah (textual criticism) lidiki naskah dari masa

metode dalam filologi yang menye-,

kontur intonasi
konvensi

atau tekanan, yang meliputi sebagian atau seluruh ujaran tertentu.

pola turun-naiknya nada


menyertai ujaran.

(intonation contour)

lih. leksikon kosok bali (conaerw) kata yang maknanya


koteks
(cotext)

yang

berbalasan atau berkebalikan dengan kata lain; mis memberi - meneima, suami - istri. analisis wacana. kalimat atau kalimat-kalimat yang mendahului dan

lampau dengan tujuan menyusun kembali naskah yang dianggap asli dengan

catz

membanding-bandingkan
menentukan

naskah yang termasuk dalam satu

*, (i

construction) (dibaca:

ienis asal-usul, Ialu

naskah yang paling tinggi kadar


keasliannya, kemudian mengembalikannya kepada bentuk yang asli;

konvensi eks-palang)
Chomsky. rumus untuk menandai peri laku sintaktis yang paralel

antara kalimat-kalimat, frase-frase verbal, frase-frase nominal dan frase-frase ajektival; mis. antara

atau mengikuti sebuah kalimat dalam wacana; konsep inj dipergunakan untuk membedakannya dengan konteks 2, 3.
krama

naskah

dari masa lampau

itu

kalimat mzreka rnmahan pciuang itu dengan frase nominal penahanan pejuang itu dan antara kalimat Ia
sangat sehat dengan lrase kesehatannla

diturunkan dalam bentuk tertulis, atau bentuk tercetak (mis. karya Shakespearp), atau secara lisan
(mis. karya Homerus, kitab suci Rg

sangat baik, dsb.

konvergensi

(conuergence, dedialectali-

korespondensi formal (Jormal


pondence)

nyai preposisi, sedangkan bahasa tipe OV mempunyai postposisi; dalam hal ini ada korblasi antara sruktur klausa dan struktur frase.
corrcs-

J.ragam hormat yang diPakai a.l.


oleh yang muda kePada Yang tua, untuk menghormati kawan bicara, dsb. Ada mudha krama, wredha

kron

Veda dll.)
(chrone)

anggota dari kronem

sation) proses yang membuat dialek-dialek

regional menjadi lebih menyerupai dialek standar karena meningkat-

jenis terjemahan yang mengandung ciri-ciri wacana sumber yang telah dialihkan secara langsung ke d_alam

krama dan kramantara. krama alus ,/. lih. mudha krama krama inecil /. lih. tEirbung krama inggil

kronem satuan panjangnya bunyi bahasa yang distingtif.

kronogram (chronogram) kalimat atau frase yang mengandung arti angka tahun. Di Indone-

96 suryasangkala.

kruna

lambang

lambang bunYi
(quality)

latihan mengisi

91

sia dikenal candrasangkala


kruna Bali. kata

dan

kualitas
fonetik.

ciri tamber bunyi

bahasa

yang tergantung dari bentuk ruang

kruna kriya
Ba1l. kata kerja

resonansi dalam saluran suara, yang juga tergantung dari posisi bibir, lidah, dan velum. Ini yang
niembedakan bunyi-bunyi i, e, o, a, dsb. kuantitas (quantitl)

lambanc bunri

vans secara arbitrer dan konvensio"dihubungkan dengan suatu iral maksud.


(sound sYnbolism)

laing

negatif-' jangan alau dengan frase ingkar tidak dibenarkan dsb.

imperatil

(lar2nx)

kruna polah Bali. penyen$auan (proses nasalisasi)

lambang gambar (graPhk sYmboL) lambin{yang beruPa gambar atau


tanda

nilai riakna tertentu yang diberikan keoada bunvi bahasa; mis. bunYi 1i/ diasosiasikin dengan benda kecil'

bag-ian

itas dari
(

tenggorok Yang

berisi oita suara.

la;incal'

bufryi bihisa iung dihasilkan dalam laring, antari lain bunYi


hamzah.

I ar rnPe

al, gl o tt al )

kruna rangkep
Bali, kata majemuk

lamanya bunyi bahasa

sebagai

kruna tiron

unsur fonologis; mis. dalam Bahasa Gayo su:k 'menaburi' (bd. szt

tertentu dair Ying biasa diPakai dalam bidang tertentu; mrs' L) lambane huirul
untuk matahaii, d untukjantan. untuk kongruensi dsb.
(leuer rynbol)

liin

vang mewakili konseP

Bali. kata jadian

'pakai'), ra:p 'keranda' (bd.


'dekat').

rap

larineoskop (larlngosro Pe) alaluntu[ melihat ke dalam tenggorok untuk memeriksa laring.

latat

(old inJormatian, giten inJormation,

ground)

tambing yang beruPa satu huruf atau le6ih, Ying menggambarkan


konsep ilmiah da1ar, sePerti kuanti-

ipu yutg dianggaP Pembicara ada -pendengar ditain tisaaaran Pada


waktu sesuatu diujarkan.

tas. satuan, unsur; gram), cm (untuk sentimeter)' (untuk kalsium).

mls. g (untuk
Ca

uiaran ini biasanYa


d"engan tekanan yang

Bagian diucaPkan

tidak sekeras

ookok.

laminal (laninal)

hlr

l.

dihasilkan dengan daun lidah


ap

belakan g (batkground) bagian kaliriat yang menemPatkan

dorial);2. bunYi Yang


Iabel pemakaian
(usage label) leksikografi . penanda variasi-variasi

(dipertentangkan dengan

ikal d'an
terJadr

unlur dari suatu- wacana Pada


temDat vang kedua atau ketiga; berl'awanan ?et gat latar dePan'

lafal

bahasa dalam kamus yang dinyatakan dengan tanda-tanda khusus. labial (labial)

cara seseorang atau orang dalam suatu


bahasa.

(p r o nunc i a t i o n )

demikian. langage
sekelompok masyarakat
Saussure.

bahasa mengucapkan bunyi

penyempitan antara bibir atas atau gigi atas dan bibir bawah, mencakup bunyibunyi bilabial, labio velar dsb.; mis. p, b,a,m, dsb.; 2. bunyi yang terjadi demikian.

l. te{adi karena

lafal ejaan (spelling pronunciation)' .ucapan kata menurut apa yang


lafal yang diakui
tion)

langit-langit keras lih. nalatum

Pr. bahasa manusla Yang mempunyai 2 Perwujudan, Yakni langue dan Parole.

latar depan (foreground) bagian kalimai YaPg

membawa

uniur dari suatu wacana dalam


fokus, memberi tekanan Pada-nY1, dan menjadikannya Pusat Perhatrbelakang.

tereja; mis. kata anak dibaca [anakJ dan bukan [ana']


(receiued pronuncia-

langua'ge acquisition device /is. f..ateLa batin Yang ada Pada

an; dipeitentangkan-dengan latar


(lateral)

minusia irntuk belajar


pertama.

bahasa

lateral

labialisasi (labialiaation) Jonetik. pembulatan

lafal Bahasa Inggris Britania stan-

langue dan Parole dua konseP Pr. dua Siussure. P;. S"aussure.

Yang

1. dihasilkan dengan PenutuPan sebaeaian lidah; 2. bunYi Yang terjaii demikian; mis. bunYi 1//'
(lateraliaation)
psikolinguis

bibir

pada

dar yang.didasarkan
Selatan,
asrng.

waktu vokal dihasilkan,; mis. bunyi yang terdapat pada awal kata ujud serig dilafalkan menjadi wujud.

orang-orang terpelajar

di Inggris dan diapggap sebagai


orang

at.as wicara

dipergunakan untuk membedakan ta'traJa sebagai sistem bentuk dan kontras yani tersimpan di dalam

lateralisasi

labiodental

dihasilkan dengan bibir bawah dan gigi atas; 2. bunyi yang terjadi
demikian, mis. bunyi pertama pada kata fajar.

l.

(labio-dental)

jurkan sebagai model bagi

norma yang bermanfaat dan dian-

akal budi Pemakai


(parole)

bahasa (langue), dan bahasa-sebagai Per-

buat-an berbicara oleh seorang

lahiiah (oaert) dikatakan tentang

individu pada waktu tertentu


hubungan

belahan otak kiri. latihan menggabung


cise)

fungsi tertentu. Bahasa Pada umir*r,ya dilateralisasikan di


( inte gration
e

tik. pengkhususan belahan otali kiri atau otak kanan untuk

xer'

antara bentuk-bentuk bahasa yang

lzosus

(labse)

labiovelar

antara bibir atas dan bawah dan juga belakang lidah dan langitlangit lembut; 2. bunyi yang te{adi
demikian.

l. terjadi karena

(labio-oelar)

penyempitan

nampak pada struktur lahir dari k-a!i1ng.l; dipertentangkan dengan dakhil. Contoh hubungan lahirlah ialah urutan kata, persesuaian dan pola fonotaktik

t.ttciotirn bentuk tak bermakna it",, iak dikehendaki dalam wicara


sDontan.
(brohibitiae)

hui lalimat

bensaiaran bahasa. latihan berupa bebas atau lebih Yang harus digabungkan oleh siswa.
(completion exercise) bensaiaran Tahasa- latihan berupa

larincan

latihan mengisi

lambang (ymbol)
bentuk linguistis atau nonJinguistis

-^ft

u uiuran Yung bersifat mela-

rang, diu"ngkapf.un denga., p.elbagai

bentuk, antara lain dengan bentuk

i.uti'i.iut dengan bagian yang dikosongkan untuk diisi oleh siswa'

98

latihan mengungkap kembali


(re -

leksikostatistik

leksis

linguistik

99
yang

latihan mengungkap kembali


statement exercise) pengajaran bahasa.

satuan bermakna; satuan terkecil

dalam masalah-masalah linguistik


perpisahan bahasa-bahas-a kerabat.

dari leksikon.

historis untuk menduga waktu


2. lih.

an dalm hukum bunyi'


letupan
matiker.
(plosion, explosion)

menjadi slogan aliran Junggram-

latihan yang berisi instruksi "katakan kepada saya'i, "katakan kepadanya", "tanyakan kepada saya", "tanyakan kepadamengharuskan siswa mengalihkan pandangannya sesuai dengan struktur yang bersangkutan.

leksikal

(lerical)

bersangkutan dengan leksem; 2. bersangkutan dengan kata; 3. ber-

l.

leksis (/exrsJ l. lih. leksikon;


lekson
(lexon)

leksikologi.

nya" dsb. yang


(drill)

sangkutan dengan leksikon, dan bukan dengan gramatika.

gramatika s trati,fikasi. komponen dari

leksikalis

(lexicalist)

leksem. Contoh: unsur-unsur

gerak udara ke luar pada penglepasan bunyi plosif. letupan lateral (lateral plosion)

saat

TG. penganut TG yang beranggapan bahwa bentuk turunan nominal,

'tidak' dan 'ajakan' adalah leksonIekson yang membentuk leksem leksotaktik


Jangan.

latih runtun

latih runtun pola (Pattem driLl, structure dill, substitution drill)


untuk melatih struktur
tertentu.

rangkaian latihan untuk mengajarkan, menguji, atau mempraktekkan ketrampilan bahasa tertentu.

pembangunan jembatan terdapat

ajektival dsb. terdapat dalam komponen dasar dan tidak merupakan hasil transformasi. Contoh: kata

l. sistem dan penelitian mengenai

(lexotadics)

brittle lng. Amerika [britl] letupan nasal (nasal plosion)

penglepasan konsonan oklusif yang memungkinkan udara keluar melalui samping lidah; mis. [t] dalam

dalam leksikon yang merupakan

bagian dari komponen


adalah penganut paham

teknik rangka substitusi yang diterapkan dalam pengajaran bahasa


bahasa

dasar. Dengan demikian komponen trans-

sifat-sifat penataan leksem yang berderet; 2. gramatika stratifikasi. hal-ikhwal pengaturan pelbagai satuan dalam stratum leksemik.
(sama dengan sintaksis dalam teori

penglepasan konsonan oklusif sedemikian rupa sehingga udara keluar

lewat hidung.

formasi disederhanakan. Chomsky

ini.

Bd.

Lautverschiebung

transformasionalis. leksikalisasi (lexicalisation)

Lembaga Bahasa Indonesia instansi yang didirikan oleh peme-

ligatur (ligature) huruf tercetak atau tertulis Yang merupakan gabungan dua huruf atau lebih yang berlainan; mis. a
yang merupakan gabungan adane.

dari.f . Grimm) layarJ. alograf huruf

(istilah Jerman. pergeseian bunyi


r yang terletak pada akhir suku kata.
(fusion)

pengungkapan kategori gramati-

kal atau semantis menjadi sebuah


unsur leksikal; mis. 'membuat' +

di Medan pada tahun

rintah'setempat penjajahan Jepang 1943 untuk membina Bahasa Indonesia. Ke-

likufida (liquid) konsonan malaran apiko-aveolar


yang menyerupai vokal, yaitu r dan

'mati' menjadi

membunuh;

lebaran

'mungkin' menjadi mustahil;


penciptaan leksem baru.

'tidak'

2.

bentuk yang terjadi dari dua bentuk lain dan yang maknanya tetaP sama

terbatas yang tinggal di S.umatra Timur, a.l. Dr Pirngadi, Adinegoro.

tuanya Aboe Bakar; anggotanya

I lih. bunyi alir.

lingga

eksikografi

(lexicographl)

densan makna kedua bentuk asal leburan a dan Le. lectio difficilior L. kritik naskah. bacadn yang sulit; dikatakan tentang naskah Yang naskah yang tua, karena Proses penyalinan berjalan dari yang sulit mudah. ke yans -Gottfried Wilhelm von Leibniz, (1646-1716) filsuf .Jerman, berpengaruh dalam ilmu bahasa karena
sarannya supaya para ahli menyelidiki bahasa-bahasa yang ada dan

bidang lingustik terapan yang mencakup metode dan teknik penyusunan kamus. leksikologi (lexicolog) cabang linguistik yang mempelajari leksikon.

lembut (mellow) lih. kasar lw. lembut


lemes

lingga andahan

../. morfem dasar

itu;inis. Prancis az yang merupakan

lingkungan banyi

J. kata turunan

(phonetic context) bahasa.

Sd. ragam bahasa hormat lengkara Bali. kalimat

bunyi dan ciri-ciri prosodi yang ada

lingkupan

di sekitar suatu bunyi


(scopa)

paling sulit, yang dianggap sebagai

leksikon

(lexicon, uocabulary.

1. komponen bahasa yang memuat

lengkara laksana Bali. kalimat aktif lengkara linaksana


.Bali. kalimat pasif

oleh makna suatu unsur;

l. jangkauan makna yang dicakup


mis.

semua informasi tentang makna


dan pemakaian kata dalam bahasa;

lengkara nandang
8al1. kalimat pasif

2. kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau


suatu bahasa; kosakata; perbendaharaan kata; 3. daftar kata yang

dengan Ia bukan musuhku 2. Pikc. partisipan yang menyatakan arah

makta bukan yang berbeda jangkauannya dalam bukan ia musuhku


atau tempat perbuatan suatu verba; mis. Mereka pergi ke laut, ke laut adalah lingkupan dari verba pergi.

lenis
fonetik. bunyi yang terjadi karena

pernapasan. lembut
lenis.

disusun seperti kamus, tetapi


dengan penjelasan yang singkat dan

kendur; bunyi seperti d, g,

dan otot I adalah

lingua franca
Italia. bahzsa yang dipergunakan
sebagai alat komunikasi sosial di antara orang-orang yang berlainan bahasanya. Contoh: Bahasa Inggris yang dipakai dalam pertemuanpertemuan internasional.

atas dasar itu menyusun silsilah; dialah yang pertama berPendaPat bahwa semua bahasa diturunkan dari satu bahasa moyang.
(lexme) Yang

praktis.

lento

leksikon aktif
seseorang.

(actiae aocabulary)

lih. bentuk lento


ragam resml.

kekayaan kata yang biasa dipakai

leksem

lentong Sd. intonasi yang dipakai dalam Leskien, August


(1840-1916) ahli bahasa Slavika berbangsa Jerman yang mencipta-

abstrak yang mendasari Pelbagai bentuk inflektif suatu kata' Contoh:


lng. sleep, sleft, sleeps, sluping adalah bentuk-bentuk dari leksem sleep; 2.

l. satuan leksikal dasar

leksikon pasif

(passiw aocabular2)

kekayaan kata yang dipahami se' seorang tetapi tidak pernah atau jarang dipakainya.

linguistik

( linguistics

ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (lihat bagan


cabang-cabang Iinguistik pada hal.

kata atau frase Yang meruPakan

leksikostatistik ( lexico statis tic) penerapan teknik-teknik statistik

kan ungkapan Die Aushnahmslosigkeit der Lautgesetle'Tiadanya kekecuali-

xxviii).

100

Iinguistik abad pertengahan


(me-

- linguiitik

mrtcmatika

linguistik medis

linguistik terapan

r0l
(slnrhronic li-

linguistik abad pertengahan


diaeaal linguistics)

istilah umum untuk

karya-karYa tata bahasa yang ditulis pada abad

teknik penelitian lapangan untuk mendeskripsikan konteks situasi dari pertuturan. linguistik fungsional (functional linguistics)

ciri-ciri matematis dari


(

bahasa

linguistik sinkronis
nguistics)

dengan mempergunakan konsepkonsep statistik dan aljabar.

pertengahan. Pandanganpandangan pada waktu itu berkait-

linguistik medis language pathologt ) bidang Iinguistik terapan yang


disebut patologi bahasa.

--+ linguistik deskriptif linguistik sosiologis (sociological linguistics)

an dengan Bahasa Latin,

Yakni bahasa Gereja dan bahash cendekiawan di Eropa, yang juga dijadikan dasar pengajaran bahasa dan deskripsi bahasa-bahasa setempat. Teori gramatika dipengaruhi skolastisisme.
(

analisis bahasa yang menekankan fungsi, dan menandai karya para

mencakup cacal bahasa dsb; juga


---> glose-

Meilkt, Balfu. penyelidikan bahasa yang berpegang pada pandangan


bahwa bahasa tidak dapat dipisah-

sarjana

dari aliran Praha

dan

linguistik- Neo-Sausure
matik

Kopenhagen serta sa{ana-sarjana

kan dari konteks sosial mznusia,


dan yang menghubungkan analisis
bahasa dengan gaya pengungkapan

linguistik historis
tics)

lain; lih. fungsionalisme.


(historical linguis-

linguistik parametris
ngubtics)

(parametric Li-

metode untuk menyelidiki segi-segi

orang atau kelompok.

linguistik antropologi

anthropologi-

perubahan-perubahan jangka

cabang linguistik yang menyelidiki

cal linguistics) l. cabang linguistik yang mempelajari variasi dan pemakaian bahasa

pendek dan jangka panjang dalam

sistem bunyi, gramatika dan kosakata satu bahasa atau lebih.

bahasa atas variabel-variabel fisik seperti bunyi, nada, gerak lidah, gerak bibir dsb. Koordinasi parameter-parameter itu penting dalam produksi wicara dan sintesis wicara.

linguistik statis (static linguistiu) --+ linguistik deskriptif linguistik statistik (statistical linguisistilah umum untuk penerapan metode statistik untuk mengolah
data bahasa, antara lbin perhitungan frekuensi kata dan penyelidikan tentang gaya bahasa seorang Pengarang.
tics)

dalam hubungannya dengan pola


kebudayaan dan ciri-ciri bahasa yang berhubungan dengan kelompok sosial, agama, pekerjaan atau kekerabatan; 2. metode dan teknik penyelidikan bahasa masYarakat
i,ut

linguistik historis komparatif

(histo-

linguistik pedagogis
nguistics)
-

(pedagogical

li-

ical

and comparatiae linguistics)

bidang linguistik yang menyelidiki

cabang lin'guistik teraPan

perkembangan bahasa

masa ke masa yang lain, serta menyelidiki perbandingan satu


bahasa dengan bahasa lain.
(cognitiae linguistics)

dari

satu

bersangkutan dengan peningkatan


efisiensi pengajaran bahasa dengan

Yang

menyediakan deskripsi yang kom-

g tidak

mempunyai tradisi

prehensif mengenai prosesjproses


dasar dan dengan mempergunakan metode mengajar yang memadai.

linguistik struktural
nguistics)

(structural li-

tulisan, yang mengandalkan peng-

linguistik kognitif

pendekatan dalam penyelidikan


bahasa yang menganggap bahasa sebagai sistem yang bebas.

umpulan data dengan penyelidikan lapangan. linguistik Descartes (Cartesian Linpuistics, Port Royl grammar)

pindangan

1650) dan pengikut-pengikutnYa

R.

Descartes (1596-

bahwa .bahasa manusia bersandar pada struktur akal budi yang sama pdda seluruh umat manusia (pandangan ini muncul lagi dalam teori linguistik Chomsky). Iinguistik deskriptif (desriptite. li-

pendekatan dalam linguistik yang menekankan pelbagai hubungan dalam bahasa yang mewakili infor. masi dalam otak manusia. Lamb mengaku bahwa teori stratifikasi merupakan sejenis linguistik kog!

linguistik perkembangan
mental linguistics)

(deuelop'

nama umum untuk penyelidikan mengenai pemerolehan bahasa


pada anak-anak linguistik Renaisans
nguistics) (Renaissance

linguistik taksonomis
nguistics)

(taxonomic

li-

linguistik komparatif
paratiae philolog)

nitif.

li-

pendekatan dan analisis bahasa dengan tujuan utama mendaftarkan dan mengklasifikasikan pelba-

(comparatittt

linguistics, comparatiae Srammat, clltl-

l. bidang linguistik yang menyelidiki sistem bahasa pada waktu


tertentu. Dipertentangkan dengan
pendekatan linguistiks historis; linguistik dengan mempergunakan teknik penelitian lapangan dan tata istilah yang sesuai untuk bahasa

nguistics)

cabang linguistik yang mempelajari kesepadanan fonologis, gramatikal dan leksikal dari bahasa-bahasa

yang berkerabat atau dari periode; periode historis dari satu bahasa,

periode sejarah linguistik sesudah iinguistik abad pertengahan yang ditandai oleh perluasan wawasan di luar Bahasa Yunani dan Latin dan bahasa-bahasa Indo-Eropa, yang menambah konsep dan kategori baru.

dalam gramatika, jenis-jenis konsonan dalam fonetik, medan makna

gai fenomen bahasa atas kelompok atau gabungan, seperti kelas kata

dalam semantik, dsb.

linguistik teoretis
tics)

(theoretical linguis-

2.

linguistik komputasi
linguistics)

{computational

linguistik Saussure
nguistics)

(Saussurean

li-

bidang penelitian bahasa yang dilakukan untuk mendapatkan


kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa manusia pada umumnya.

cabang linguistik yang mempergu.

nakan teknik komputer dalam


penelitian bahasa dan kesusastra.

linguistik diakronis
nguistics)

yang diselidiki.

(diachronit

li'

in, a.l. dengan


nguistics)

mesin penterjemahr
(contrdstioc

J linguistik historis komparatif linguistik etnografis (ethnografi.c linguistics)

linguistik kontrastif

an dan sintesis wicara.


It.

istilah umum bentuk teori linguistik dari F. de Saussure, antara lain yang mencakup pemisahan antara pendekatan diakronis dan sinkronis, pembedaan langue dan parole, hubungan paradigmatis

linguistik terapan

lih. analisis kontrastif

penyelidikan mengenai lingkungan


alam dan budaya suatu masyarakat bahasa dengan mempergunakan

linguistik matematika
linguistics)

(mathematlcal

dan sintagmatis dan pembedaan antara signifi6 dan signifiant. 'Ieori tersebut.dianut pula dengan

(ap plied linguistics ) istilah umum bagi pelbagai cabang linguistik yang memanfaatkan deskripsi, metode dan hasil penelitian linguistik untuk pelbagai keperluan

praktis; cabang-cabang seperti


pengajaran bahasa, leksikografi,

cabang linguistik yang mempelajarl

atau tanpa perubahan oleh aliran Praha dan Glosematik.

penterjemahan, patologi bahasa, dsb. termasuk dalam linguistik


terapan:

r02
linguistik umum

linguirtik umum
(general linguistics)

madyakrama

madyamapurusa

- nalna refcrensial
makna intensi
pembicara.

r03

konsep umum yang diberikan pada teori dasar, konsep dasar, model dan metode penyelidikan bahasa.

linguostilistika

( linguos t/istics ) cabang stilistika yang menyelidiki

yang disengaja dari bahasa standar dan yang menyelidiki varasi-variasi


bahasa.

PenyrmPangan-penyrmpangan

lolos, meloloskan (bleed) lih. urutan pelolosan


loncatan tataran

waktu lebih dasar dari ungkapanungkapan lain. Dalam pandangan ini konsep seperti kala, aspek, milik, dan keberadaan dianggap didasar: kan pada ciri tempat.
(leael skipping)

madyamapurusa madya ngoko J. ragam madya yang te{adi dari unsur-unsur madya seperti kula,
dika, dsb. bercampur dengan unsurunsur ngoko.

,/. persona kedua.

kata dengan kata lain dalam frase atau klausa;


(intensional meaning)

makna yang menekankan maksud

makna kiasan

(transfered meaning,

linierisasi (lineari4tion)
p(oses pengungkapan unsur-unsur rvaktu (yang sifatnya tidak berurut-

tagmemik..adanya pengabaian tingkat tertentu dari tataran gramatikal dalam suatu konstruksi gramatikal; mis. seluruh frase orang 2ang berjalan itu dalam konstruksi Pakaian orang

madyantara J. ragam madyayang mengandung


krama.

figuratiae meaning)

pemakaian kata dengan makna

yang tidak sebenarnya; mis. malata

dengan unsur-unsur ngoko dan


mahaprana

unsur-unsur madya bercampur

rrakna kognitif

wanita'.

wanita yang berarti 'rambut


(cognitiae meaning)

an) menjadi bentuk-bentuk yang


berderet sesuai dengan medium

yang berjalan itu.

longgar

(diffiue)

lininging lengkara

fonetis yang dipakai.


.Bali. predikat
(lithografi)

litografi
litotes

fonologi ciri pembeda. tentang ciri pembeda yang menunjukkan konsentrasi di bagian-bagian pinggir

J. l. huruf besar; 2. konsonan aspirat Majelis Bahasa Indonesia-Malavsia


in6tansi antar-negara yang dibentuk pada 1972, merupakan forum kerja sama bahasa antara Indonesia

aspek-aspek makna satuan bahasa

yang berhubungan dengan ciri-ciri dalam alam, di luar bahasa atau


penalaran.

makna konotatif lih. konotasi


ioe)

(connotatiae meaning) (construction mtan-

spektrum, menandai artikulasi


daerah vokal rendah dan konsonan belakang.
(glide)

makna konstruksi

naskah yang berupa cetakan yang dibuat dengan alat cetak batu.
(litntes)
se-

hncutan
dalam

dan Malaysia. Dalarh forum ini


perwakilan Indonesia, yang disebut

pernyataan yang memperkecil

suatu; mis. untuk logogram


sign)

perubahan vokal yang terjadi

mengatakan

inti

Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, yang kemudian berganti nama menjadi Panitia Kerja Sama Kebahasaan Indonesia Malaysia, bertemu dengan perwakilan Malaysia yang disebut Jawatan Kuasa Tetap Bahasa Malaysia.

makna yang terdapat dalam konstruksi, mis, 'milik'yang dalam BI. diungkapkan dengan urutan kata.

yang kompleks pada

makna kontekstual

(contextual mta-

pandai, orang memakaikalimat Ia tiddk bodoh.


(logogram, logograph, word

waktu lidah berubah posisinya; mis. 2 vokal terakhir d,alam kata pantai memperlihatkan luncuran. luncuran akJait (offglide )

ideogram yang dipakai untuk


menggambarkan kata; mis. tanda

seperti & 'dan', 'persen', dsb.

'ditambah',

7o

lokalisme

(localism, localist hlpothesis)

yang kompleks; mis. vokal dalam hai, kau mengandung luncuran akhir. luncurana awal (on-glidt, initial glidt) gerak dari alat ucap, dari btrnyi
yang baru saja dihasilkan maupun dari posisi netral, segera sibelum menghasilkan suatu bunyi.

forutik. bagian terakhir dari inti

di mana ujaran itu dipakai. makna leksikal (lexical meaning, semtn-

ning, situational mzaning) hubungan antara ujaran dan situasi

bersidang sekurangkurangnya dua kali setahun. makna (meaning, linguistic mtaning,


sense)

Majelis

ini

tie tneaning, exteraal meaning)makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa dll.; makna leksikal ini dipunyai unsur-unsur
bahasa lepas dari penggunaannya

pendekatan dalam analisis bahasa yang beranggapan bahwa pengung-

kapan "tempat" dalam ruang dan

maksud pembicara; 2. pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman. persepsi atau peri laku manusia atau kelompok manusia; 3. hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan, antara bahasa dan alam di luar bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya; 4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

l.

atau konteksnva. makna l:uas (exinded meaning, situational meaning)

makna ujaran yang lebih

luas

makna denotatif

(dtnotatiue ruaning)

lih. denotasi

makna ekstensi
madya

tak berciri. makna yang mencakup semua makna referensial ciri-ciri obyek atau konsep.
ning)

(extensional meaning)

bersekolah lagi di SESKOAL yang lebih luas daripada makna 'gedung tempat belajar'. makna pu;sat (central mcaning) makna kata yang umumnya dimengerti bilamana kata itu.diberikan tanpa konteks; juga disebut makna

daripada makna pusatnya; mis. makna sekolah d,alam kalimat Ia

(referential mea-

makna gramatikal (grammatical mtan-

../. unggah-ungguh yang ada di

antarangoko dan krama, sebagian berupa unsur-unsur krama yang dipenggal; mis. emlun (dari krama sampun'sudah'), napa (dai krama

inggil, tetapi tidak ada


ngbko, kecuali sufiks
-ate.

; intcrnal meaning). hubungan antara unsur-unsur


ing

ing, functional meaning, structural mean-

unsur

bahasa dalam satuan-satuztn yang lebih besar; mis. hubungan antara

makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia diluar bahasa (obyek atau gagasan), dan yang dapat dijelaskan oleh analisis komponen, juga disebut

r04
makna sempit

makna sempit
(specialised meaning,

matronim

Matthes, Benyamin Frederik

menteligme
(literaq,)

105

denotasi; lawan dari konotasi.


narrowed meaning)

makna ujaran yang lebih sempit daripada makna pusatnya; mis.


makna kepala dalam kepala
baut.

masyarakat bahasa (s peech communitl) kelompok orang yang merasa memiliki bahasa bersama atau yang merasa termasuk dalam kelompok

Matthes, Benjamin Frederik (1818-1908) penterjemah Alkitab

melek huruf
nulis.

itu, atau yang


island)

dan ahli bahasa-bahasa Makasar dan Bugis. Karyanya antara lain


Makassarsche Spraakkunst (1858), (1864), Boe-

kemampuan membaca atau me-

berpegang pada
( speech

bahasa standar yang sama. masyarakat bahasa terpen cil

Boeginesche Chrestomathie

makna tak berciri lih. makna pusat

gineesch-Hollandsch Woordenboek
(1874), danjuga pelbagai buku dan karangan tentang etnologi dan kesusastraan Bugis dan Makasar.

melimpah (redundant) lih. kelimpahan melodi (melody)


pola perubahan nada dalam ujaran.

makrolinguistik

membaca (readkg)

(macrolinguistics)

bidang linguistik yang mempelaj ari

masyarakat bahasa yang kecil yang

bahasa dalam hubungannya

dengan faktor-faktor di luar bahasa; termasuk di dalamnya bidang interdisipliner dan bidang terapan.

dikitari oleh masyarakat lain yang lebih dominan; mis. masyarakat


Jerman di Amerika Serikat. Mathesius, Villm

l. menggali informasi dari teks, baik dari yang berupa tulisan maupun
dari gambar atau diagram, maupun

makron
Jang'

(macron)

Ing. _tanda diakritis (...) biasanya untuk menandai bunyi vokal pan-

(1882-1946) sarjana linguistik bangsa Cek, dianggap sebagai


peletak dasar aliran Praha. Perha-

medan leksikal (lexical field) lih. medan makna medan makna (sunantic field, domain)

dari kombinasi itu

bagian dari sistem semantik bahasa

semua;- 2. ketrampilan mengenal dan memahami bahasa tulisan dalam bentuk

yang mengg2mbarkan bagian dari

urutan lambangJambang grafis

maksud

(sazse)

dan linguistik.
mati

tiannya mencakup

bidang kehtdupan atau realitas

kesusastraan

makna kata, frase, dsb. bagi pembi-

cara atau pendengar pada waktu pertuturan terjadi.

Sumbangannya yang utama ialah dalam bidang perspektif kalimat fungsional.

dalam alam semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanyl
berhubungan. Contoh: nama warna membentuk medan makna tertentu,

dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemaham-

an

diam-diam atau pengujaran


(gerurate)

keras-keras.

membangkitkan

malaran

(continuant)

ciri pembeda dari bunyi yang tidak

dikatakan tentang konsonan atau huruf konsonan yang tidak diikuti


vokal.

begitu pula nama perabot rumah


tangga, resep makanan dan minuman, peristilahan penerbangan dst.

mendatar (high buel) mendengar


(listening)

membangun atau meramalkan seper-angkat unsur dengan algoritme.

pola intonasi atau ton dengan suara

malaran tak bergeseii (Jrictionless


continuant)

mengalami hambatan; semua vokal dan frikatif adalah malaran.

matriks

(matrix)

bagan yang terjadi dari kolom-

medan morfosemantis (morphosemantic

yang tinggi tetapi datar.


kemampuan untuk menandai dan memahami wicara. mengalihkan (nawJe)

kolom dan baris-baris yang mem-

bunyi yang dihasilkan


Pergeseran.

dengan

perlihatkan pelbagai parameter

penyempitan, tetapi tidak te{adi

atau dimensi dari unsur yang ada dalam bagan itu. Contoh(

malar lw tak malar


non-continuant)

(continuant

os

medan makna dimana kata-kata saling berhubungan karena kemiripan makna dan/atau bunyi. mediae Z. istilah lain untuk oklusif bersuafa

feld)

lih. pengalihan. mengatasi (dominate)

TG. dalam diagram pohon


A

forwlogi. oposisi ciri pembeda yang ditandai oleh lancar atau terhambatnya aliran udara melalui daerah

medial

(medial)

mandarin lih. p'u-t'ung-hua manifestasi (manife*ation) Marsden, William (1i54-1836) karyawan East India Company, yang kemudian menjadi pelopor
penyelidikan bahasa dan kebudayaan Melayu-Indonesia. Karyanya

Penyempitan.

Jih. diatesis medial. mediopalatal (medio- palatal) bunyi palatal yang diartikulasikan

AkeB:

mengatasi B bila A terdapat di atas B dan dapat ditelusur arahnya dari

di sekitar tengah palatum.


(medio-oelar)

mediovelar

sAc
mengkodekan
(encode)

bunyi velar yang terjadi di tengahtengah velum.

lih. realisasi

oly.
2.

mekanolinguistik

(mec hanolinguis tics)

"bilabial" dan "hambat bersuara"


adalah parameter atau dimensi dari
b

bidang linguistik terapan

yang

mencakup penggunaan linguistik

dalam ilmu komputer dan usaha


jernahan; dan juga usaha meman-

mis. pikiran menjadi bahasa;

l. mengubah amanat menjadi kode;

a.l.

Histor2

Dictiohary of the Mala2an Language (1812), Grammar oJ the Malayan


Language (1812).

of

Sumatra (1783),

matrilek (matrilect)) lih. akrolek matronim (matrorymic)


nama yang dimiliki orang berdasar.

untuk membuat mesin

mengalihkan informasi dari satu


detak listrik, huruf menjadi cicah biner.
sistem komunikasi ke sistem komunikasi yang lain; mis. bunyi menjadi

penter-

kan nama ibunya. Misalnya dalam

masdar

/r. lih. infinitif maskulin (masculine) lih. jenis

'anak laki-laki dari Kunti' yung diberikan kepada Yudhistira, Bima


dan A{una.

Mahabharata ada nama

Kaunteya

(untuk perkamusan dan untuk pengajaran bahasa). Bidang ini disebut j uga linguistik komputasi.

faatkan komputer dalam penyelidikan bahasa, mis. dalam penyusunan konkordans teks-telis, dalam perhitungan frekuensi kata-kata

mentalisme

(mentalism)

semantik.. aliran yang menyelidiki aspek makna bahasa dengan menghubungkan konsep uju-d

aiau

mental yang dinyatakan oleh kata-

106

mentransformasikan

metode audio'lingual

metde globd
pelajaran dialog dengan situasi
sehari-hari.

modditas
(

r07
linguistic met-

kata dalam suatu bahasa; dan Yang beransqaPan bahwa keadaan dan

menquraikan teori; dalam pengertl-

metodologi linguistik
hodoloey)

an ini teori linguistik


teori
bahasa.
(metathesis)

berperanan

o.o..r""*.t tul
iunu

ierwuiudan dalam Peri laku; lih'

berada lePas dari

sebagai metatedri terhadap teori-

(to transform) ---ttensubah -Lniransformasikan inti atau beberapa inti

ilitutt

mentalisme'

metatesis

-G;ru6tE nlEielTuruf,
bahan letak
lontar.

bunYi atau
Perudalam rontal
sebagai

.n."i"uai struktur^ lahir.


meneraPkan translormasr' menurun.

luku kata dalam kata; mis'


yang sekarang kita kenal

global metode ' Pcngajian bahasa. .metode untuk meiriaiarkan membaca dan menulis p?rhulaan dengan menYajikan ."triun-.atrrun bahisa secara utuh

p.nvJidikun dan deskripsi tentang

i"jua", konseP-konseP dan cara.ira mencapai tuiuan dan hubungan antara pelbagai cabang linguistik.
(netonYmy)

dengan

[r]

dan

[i]

menurun (falling) pola intonasi atau ton dengan suara menurun dan
sing)

dan menvuruh siswa mengenal dan menvalinnya secara keseluruhan' Dalam praktek siswa hanYa meng-

metonimia

oemakaian nama untuk benda lain iane berasosiasi atau yang menjadi

metode

(method)

hafalnyi, sehingga tidak

daPat

ItriButnya; mis.
mata.
(metrics)

(fallingri-

mendekati, mengamati, menganalisis dan menjelaskan


suati fenomen; 2. sikaP sekelomPok sariana terhadaP bahasa atau li-

1. cara

ilula-mula turun kemudian naik' nenvematlmn (embed)

ool"i intonasi atau ton dengan suara

ngiistik, mis. metode mentalistis,

membaca dan menulis unsur-unsur ,r^rrn ba.r. Metode ini hanYa cocok aulr"m meneaiarkan aksara logografis. seperti"iksara Sinika, karena tiap m'orfem dilambangkan dengan

'Si kaia maia' untuk ieseorung Yang berkaca


struktur metrum dalam sajak'

metrika

sistem dan PenYelidikan mengenai

mesin oerekam ltabc

mJmasukkan sebuah satuan dalam yang suatu konstruksi pada -lebih tingkat rendah' sama atau Yang
recorder)

pieskriptit komParatif dsb.;

3.

satu hurul.

lrnetntrn

belbaeii teknik untuk menetaPkan iun i-,et g,rkur ciri bahasa; mis.

metode gramatika'terjemahan
( p rammarltr ans

oola suku bertekanan dan


dalam struktur sajak.
(microlinguistics)

(metre)

tak

alat eiektromekanii untuk merekam

penelitian lapangan, eksPerimen dalam laboratorium dsb.; 4. Prin-

'iensaiaran

lation

tertekanan yang membentuk irama bidane Iinguistik yang-mempelaJ arr


.

me

thod )

bahasa. melode dengan

'me'nteri

dan menghasilkan bunYi oita magnetis.


(meta Language,

dengan
order

sip-prinsip dan

mitabahaia
language)

s econ.d

bafiasi atau Perangkat lambang


nguistii< merupakan sejenis metabahasa.
(metaPlw)

iangsrrrg, metode gramatika ter' jemahan dsb. metode analitis

pinlajaran bahasa, mis.

Praktek-Praktek metode

dari din ke bahasa lain, kemudian suru melenekaPinYa dengan ko-

emahkan kutipan-kutipan

mikrolinguistik

bahasi diri dalamnYa;

dengan

irentar-komentar dalam bahasa

murid tentang gramatika dan kata-

yang diPakai untuk menguraikan 6ah"asa;'dalam Pengertian ini li-

pengajaran bahasa. metode untuk mengajarkan membaca dan menulis pirmulaan dengan menYajikan

kata kutipan ieisebut dalam bahasa aslinya itau terjemahannYa'

perkataan lain, mempelajari strukiur bahasa itu sendiri atau memPelajari bahan bahasa secara lang-

milik"tak teral ihkan

sung.

( inalienab I e

p osse -

metode komParatif
method)

(comParatiac

merafora

satuan-satuan bahasa, kemudian menyuruh siswa mengenal unsur'


unsurnya.
pengajaran bahasa. metode untuk inengajarkan membaca dan menu' lis p"eimulaan dengan menYajikan ,rrrsu.-rt su. dari satuan-satuan

linpuis'tik historis komparatf metode un"tuk menentukan kekerabatan

oemakaian kala atau ungkaPan lain

irntuk obYek atau konseP lain


berdasarkan kias atau Persamaan;
mis. kaki gunung, kaki meja, berdasar-

metode analitis-sintetis

bahasa-bahasa dengan membandinskan bentuk dari kata-kata seaial dengan tuiuan untuk merekonstruksi[an bahasa Purba.

dimilik'i yang tak dapat dipisahkan atau tidak dlPat dialihkan kePada pemilik lain. Contoh ayah Udin'

hubunsan antara Pemilik dan Yang

sion)

,,i

milik teralihkan

(alienable posscsion)

kan kias-Pada kaki manusia' metafora Pengabstrakan metafori bJruPa Pemakaian kata
atau bentuk lain yang bersangkutan dengan obYek konkrEt untuk obYek

langsung (direct metode --

method)

hubungan antara Pemilik dan Yang dimilik-i vane dapat dipisahkan atau J"put .iiutilt ui, k.Pada Pemilik

atari konsiP abstrak; mis.


harum (bandingkan harun

namanya dengan bunga itu

bahasa dan diikuti oleh satuan' satuan itu secara .utuh, kemudian unsur-unsur itu lagi; siswa disuruh mengenal dan menYalinnya secara

pengajarieogajoroniahasi. metode in bahasa kedua atau aslng Yang

mimik

lain. Contoh
(mimicr2)

rumah Paman.

Lertuiuan untuk menggabungkan

hal menirukan penanda suara


orang lain.

bahaia dan Pengalaman dalam

harud', harum),

dinskan dengan air dingin)'


( metaPhrasc)

sambulan Tang sambutan Yang

dingin (ban'

bertihap mulai dari unsur' unsurnya, lalu satuan itu secara


utuh, dan kemudian unsur-unsur
lagi.
(audio-lingual

situasi tanPa Perantaraan bahasa

modalitas (nodaliti .

ibr, ltuttPu P.nterjemahan), antara

i. f,iurifril*i

pro-posisi menurut hal

lain'dengari memPergunakan Percakapan dan bacaan.

metaflase

lih. oenteriemahan metafihguistik ( mctalinguis ti'cs )

metode audioJingual
method) pengaj aran bahasa.

metode sintetis

hubungan penelilian mengenal peneliTian mengenai h '^-*--foLt^"-frf,tor hahasa dan bah l.tara faktorantara faktor-faktor
masvarakat.

metode oengajar' mendengart

in"6ahasa asing Yang bertujuan

faktor-faktor bukan bahasa dalam

untuk mengajarkan

mebt6ori (nctatluor2) ---ieo.l yang diPeigunakan untuk

bet'bicara, tieirrbucu dan menuli! (t.ngrn urutan demikian), Padr

pengajaran bahasa. -metode untuk 'rneirlajarkan membaca dan menuls pirhulaan dengan menYajikan ,rrrsu.-urrsur dari satuan bahasa, kemudian menYuruh siswa meng-

menvungguhi(an atau mengingkari 2' kemirng[inan atau keharusan;. 2. cara pimbicara menYatakan sikaP terhadap suatu situasi dalam suatu komunikasi antara-Pribadi; 3'

makna kemungkinan, keharusan,

kenvataan dsb. Yang dinYatakan dalim kalimat; daiamBahasa lndo-

tingkat awal dengan menekankan

gabung-gabungkannYa menjadi iatuan bihasa yang bersangkutan'

nesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti barangkali, harus,

akan dsb. aiau dengan adverbia

l0'E

modalitas aletis
hakekatn2a,

modistae yang mendeskripsikan bahasa seba-

modulasi

monosiliabisme

109
monime predi-

kalimat seperti pada


modalitas aletis
menurut hemat saya, dsb. ( ale

'cara mengartikan'.

'

dengan keperluan, seperti yang


terdapat dalam kalimat masakan ini
harus disajikan sekarang (kalau tidak para tamu akan pulang, dsb.).

thir modality ) modalitas yang bersangkutan

gai sistem yang dinamis,

yakni

modulasi
makna.

(modulation)

nronem predikatif (Pr. katifl

dengan memperlakukan satu unsur sebagai bentuk asal yang menurunkan bentuk lain melalui sederetan

penggunaan tekahan atau tinggi nada untuk mengungkaPkan


(mood,
mod.e)

Martinet. monem yang membentuk

ujaran yang utuh; mis. ini,

baik,

modalitas deontis

modalitas yang bersangkufan

(deontic modalit2)

perubahan yang dapat digambarkan dengan kaidah-kaidatr. model tata unsur (item-andarrangemcnt model,

modus

kategori gramatikal dalam bentuk verba yang mengungkapkan suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran pembicara atau sikap pem-

terima kasih, d,sb. monem terikat (Pr. nonime dipendant) Ma:rtinet. monem yang tidak mempunyai hubungan dengan bagian

IA

model)

dengan kewajiban dan boleh-tidak,

seperti yang terdapat dalam kalimat masakan ini harus disajikan sekarang (dengan ancaman: kalau

pendekatan dalam analisis bahasa yang menghindarkan semua per-

lain dari ujaran dan bisa mempunyai pelbagai fungsi; mis. kota,
rumah, dsb.

bicara tentang apa yang diucapkannya.

timbangan waktu dan mendeskripsikan bahasa atas dasar


sistem dari unsur-unsur bahasa dan penataannya.
( modi"fication)

modus desideratif

(desideratiae mood)

monofonemi s (mono phonemic ) terjadi dari satu fonem

modus yang menyatakan keingrnan.


(imperatiae mood)

monoftong

(monophthong)

modalitas epistemis tiu)

tidak akan dihukum, dsb.).


(epistemic moda-

modifi kasi

moiius imperatif

modalitas yang bersangkutan

dengan apa yang-diketahui,-seperti

modilkasi vokal

kator dalam suatu frase.

hubungan antara induk dan modifi(aowel modificatiotn)

modus yang menyatakan perintah atau larangan.


mood, Jact mood)

dihasilkan tanpa gerakan lidah; mis. /el pada lsatel yang berbeda dari la/ pada

1. bunyi vokal yang

/sata2/;

2. vokal tunggal

yang

yang terdapat dalam kalimat masai

i,

kan ini harus disajikan sekarang (karena ma,nang untuk itu masakan ini). mcidel (modtl)

fonologi. perubahan vokal- akibat

modus indikatif (indicatiae obvektif atau netral.

;
I
lr

li

lr'
)il

iflii

li
I

i
i I
I

l. teori tentang struktur bahasa; 2. sistem postulat, data dan inferensi yang disajikan sebagai deskripsi bahasa atau bagian lain struktur bahasa;-.3. penggambaran yang sangat disederhanakan atas sistem tertentu; misalnya sistem morfologi suatu bahasa dapat digambarkan dengan model proses atau dengan
model tata unsur. penggunaan model formal dan bebas konteks, yang di pinjam dari
(algebraic linguistici)

uga[segoJ'nasi' bila diberi imbuhan - n e, h asilny a adalah am b ane am b awJ I 'lebarnya' dan segane[sagawJ' nasisegane satu mtnjadi [a] dalamkala ambaru [tJ,menjadi [aJ.. modifikator (modi,fier, qualifu r)

kata yang ditambahnya itu; mis. kata Jawa amba[ombo]''lebart atau

tambahan suatu bunyi dalam suku

modus yang menyatakan

sikaP

kualitasnya tidak berubah dari awal hingga akhir produksinya; untuk membedakan dari diftong.

monoftongisasi

(mono phthongisation)

modirs interogatif modus yang menYatakan


tanyaan.

fonologi historis. proses perubahan


Per-

dari sebuah diftong menjadi sebuah monoftong.


(monoglot)

nya'. Dalam kata

iui

[iJ

modus obligatif
harusan.

(obligatiae mood)

monoglot
ke-

modus yang menyatakan


(oPtatiae mood)

--+ monolingual

modus optatif

monolingual (monolingual) l. mampu atau biasa memakai satu bahasa saja; 2. bersangkutan
dengan atau mengandung satu
bahasa; mis. kamus monolingual.
(monolingualism)

unsur yang membatasi, memper-

modus yang menyatakan haraPan.

model aljarbar

l;

logika dan rriut.irutiku, dulu* analisis dan deskripsi teoretis


bahasa.
I

model paradigma (ward- and- p ar adigm model, WP modrl) pendekatan dalam analisis bahasa

modifikator kalimat
bial,
!a-11,

luas atau menyifatkan suatu inhuk dalam frase; dalam frase nominal berupa ajektiva, frase ajektival, preposisi, frase preposisional, atau klausa terikat; dalam frase verbal berupa adverbia atau frase adverbial; mis. 2ang kclihatan itu dalam frase orang lang kelihatan itu.
(sentcnce adaersentence modifier)

modus subjungtif
subiunttiae mode)

(subjunctiae mood,

bentuk verba yang dipakai untuk mengungkapkan subordinasi dan

monolingualisme

dianggap kurang "nyata" dariPada modus indikatit mis. dalam Bahasa wacana tak langsung; modus yang menyatakan keragu-raguan atau ketidakpastian.

gejala pada seseorang atau masyarakat yang ditandai oleh kemampuan dan kebiasaan memakai satu bahasa saja.
(monologue)

Jerman dipergunakan dalam monolog


monem(Pr. moilme) Martinet. segmen terkecil dalam
bahasa yang mengandung makna.

kegiatan bahasa dari pembicara

yang menganggap kata

sebagai

patkan dalam paradigma dengan bentuk derivatif dan inflektif ying dapat memperlihatkan hubungan
morfologis dan sintaktis.

satuan paling utama dalam gramatika; kebanyakan kata dapat ditem-

difikasikan seluruh kalimit, dan bukan hagian dari kalimat; mis.


mudah--mudahan, sa)ang sekali, agak-

frlse atau klausa yang memo-

tunggal; mis. dalam bentuk pidato atau berbicara sendiri. monomorfemis ( monomor p hemic ) terjadi dari satu morfem.

monosemi

(monosemy)

n2a, dsb.

monem fungsional (Pr.

monime

furc-

model penataan lih. model tata unsur model proses (item-awl-proces model,

modistae I. kelompok ahli bahasa dalam abad ke-12 14 yang menganut


grammatica s pecalatiaa, yang menganalisis bahasa berdasarkan ke]as

tioulle) Martinet. monem yang rnembantu menyatakan fungsi monem otonom; mis- sejak d,alam sejak kemarin. monem otonom ( Pr. monime autonome )
Martinot. monem yang mengandung

kata atau frase yang hanya mempunyai satu makna; untuk membeda-

kan dari polisemi. monosilabe (mono sfllab le) kata yang te{adi dari satu suku
kata.

IP

kata ya.ng masing-masing dianggap

monosilabis ( monos2l I ab ic) terjadi dari satu suku kata.

model)

pendekatan dalam analisis bahasa

mewakili suatu realitas. Mereki


menulis. tentang modus significandi

fungsi dalam dirinya; mis. kemarin, lima bulan lagi, dsb.

monosilabism e ( mono s1t I lab ism) gejala banyaknya kata yang ber-

ll0

monosistmig lw poliristemis

morfm tcrbagi

morfem tcrikrt

multilingual

lll

monosistemis lw polisistemis
nogtstcmic us pol2sytenic)

suku satu dalam struktur fonologis dan morfologis suatu bahasa; mis. dalam Bahasa Sinika.
(mo-

inflektif, seperti Ing. tlu, when, n2, -s,


-ed, -ing, dsb.

dan berfungsi sebagai peng antara morfem leksikal; m, par tikel ('fnu tion w or d') dan

bentuk morf diantarai oleh unsur

lingkungan yang
mora.
i

Firth; .pandangan- bahwa fonologi tradisional bersifat monosistemii, dalam arti mempunyai satu sistem Ibnem untuk suatu bahasa tertentu, dan sistem ini berlaku bagi semua lingkungan dan semua distribusi. Sebaliknya, analisis prosodi yang dianut oleh aliran Britania beisihi polisistemis dalam arti mempunvai sistem yang berbeda-beda'unfuk

mempergunakan istilah ini dalam arti morfologi sinkronis) morfem kosong (enpty norplunc) morfem yang tidak ikut memberikan makna dalam makna kalimat; mis. Ing. there, dalam There is a cat on tlu roof (bandingkan dengan A cat is
on tlu rooJ).

motfemik (norplumics) Iih. morfologi (ada sa{ana

lih. konstituen terbagi. morfem terikat (bound morPheme) morfem Yang tidak memPunYai Dotensi untu[ berdiri sendiri dan

lain; mis. lu-an dalam

ktadaan;

morfem dalam satuan-satuan Yang i.[itt u.tu., dan tentang afiks-afiks inflektif dalam konjugasi dan deklinasi.

morfoaktik
mis.

yang

yan$ selalu terikat dengan morfem iain-untuk membentuk ujaran; mis' {pa), {1uang\, {tamu\, {maYr}, dsb' mdifrifonem ( mo rP ho P lwnenc )

(mor Photactics ) -morfem Yang diurutan-urutan munekinkan dalam suatu bahasa;

"urutan

tansan denean morfotaktik Bahasa Ind?nesia; ian g sesuai ialah di pukul,


membaca.

bukuldi, bacamcm berten-

satuan ndnotogis Yang sePadan densan beberapa fonem, Yang

muicul dalam alomorf-alomorf dari

morf replasif (reflaciae morPh) *orf v'and menggantikan morf lain

mis. untuk awal kata, akhir kata

berbeda-beda;

morfem leksikal (lexbal

dsb.

satuan terkecil untuk mengukur


kuantitas atau kepanjangan dalam
sistem prosodi.

derivatif, seperti llng, ;fire, eat, un-,


-able, d,sb.

morfem yang jumlahnya tidak terbatas dan sangat produktif; mencakup kata penuh dan afiks

morplumc)

morfem tertentu; mis. //N// adalah moforlonem vang direalisasikan rlalam alomorf lmiml ,lmml , /menl ,

-Jaintaiiit menandai ciri gramatikal; mis' dalam Ing. Jootlfutl menjadi Pluautuni

te.n kata untuk

lminl

. lmel vang masing-masing adalih anggoti dari morfem


{maN}.

morf

l.

(morph)

mgrfem penyambung (lin*ing norplunu)

morfofo;emik (mor Pho Phorcnics) -+ morfofonologi morfofonolo gr (nir Pho Phonolog)

lul untttk menandai Pluralis. r[orf zero (aero morPh) -+ l&to


motivasi

ralis feetlfi:tl , /i: I daPar dianggaP morf replasif Yang menggantrkan

fonem atau urutan fonem yang

li
I

berasosiasi dengan suatu makna; 2.

unsur yang diletakkan antara dua


kompositum atau dua morfem lain; mis. -o- d,alam psikol,inguistik atau, sotidlinguistik, -t- dalam Pr. A-t-il un
liure?,

anggota morfem yang belum di-

uiud atau realisasi Yang menggambarkan morfem; 2. struktur bahasa

L analisis

dan klalifikasi pelbagai

(motiuation) semantik. hal mudah diPahaminYa

tentukan distribusinya; mis. /i/ pada kerui adalam morf; 3. ujud konlret atau ujud fonemis dari

yang menggambarkan Pola fonolo-

sis dari

mort-em; termasuk or
Pengu-

norfem

morfem.
(morphene)

morfem replasif (replaciae morllwne) ryorfem yang mengganti bagian

ialamnya penambahan,

makna bentuk bahasa berdasarkan unsur-unsur yang ada dalam ungkapan itu; mis. kata tong-tong akan *iduh diketahui maknanya karena merupakan tiruan bunYi.

rangan, penggantian fonem atau

motivaai fonologis
aation) semanttik.

(phonological moti-

morfem adrtif
konsep

mortem.

satuan bahasa tqrkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; mis. {tor}, {di}, {pensili, dsb. adalah

dari dasar atau akar: mis. Ins. /u<-f/ dalam grid menjadi srbil, half menjadi halue; /<<-sl dalam
adaice menjadi adoise, dsb.

perubahan tekanan, Yang menentukan bangun.mortem.

morfologi (norPholog) l. bida-ng linguistik yang me.mpela-

molfem segmental
plwnc) segmental

$egmental mor-

simulfiks, dan lonfiks, langan. morfem bbas ffrcc morphemc)

mencakup dasar, pre{!s, oufilts, i!fiks, suprafiks, -pengu.

yalg

(additiac morpheru)

morfem yang te{adi dari fonein


(substractiae morp-

morfem substraktif

morfon

"kombinasinya; 2' bagian dari struktur bahasa yang mencakuP kata dan bagian-bagian-kata, .yakni morfem'
(morphon)

iari m6rfem dan

kombinasi-

hal mudah diPahaminYa makna suatu ungkaPan berdasarkan bunyi ungkaPan itu; ini terdapat dalam kata-kata Yang beruPa
tiruan bunYi.

motivasi morfologis (morphological motiuatioil 'hal mudah diPahaminYa seiantik.

luru)

gramatika stratifikasi. komponen

dari

mgrfery yang.te{adi dari penanggaran tonem dan akar atau dasar:

lakukan' adalah morfon-morfon


yang membentuk prefiks

morfem. Contoh: 'orang' dan 'mePeA'-. (norPhoneme)


(mor Phonolog)

morlem yang secara potensial dapat berdiri sendiri; mis. {runoh}, {fii), {tanah}, dsb.

mis.
--+

morfem dasar terikat

bentuk feminin ke maskulin dalam Bahasa Prancis; f. /nouEz/ --+ m. /noaE/.,-f./ ptit/ -- n./ pti/, f.lrtwadl

penanggalan fonem dari

morfonem

makna suatu ungkaPan berdasarkan struktur morfologis ungkaPan itu: ini terdapat dalam kata-kata bentukan: mii. kalau orang tahu makna Pe N danj amu, ia akan mudah
mengetahui makna Pmj amu'

--+ morfofonem

morfonologi

mo+"1 dl"a. yang hanya dapat menjadi _kata bila bergabung dengan afiks atau dengan irorferi
lain; mis. juang, olah, tcmt.

morfem suprasegmental
fiuntat norphcme)
suprasegmental.

n./fiwi/,

dsb.

mofofonologi morfosintaksis (mor Pho sYtax)


1.

--

mudhakrama J. ragam krama Yang diPakai oleh brang muda kePada orang tua'

(supraseg-

morfem yang te{adi dari fonem


(discontinuous mor-

morfoloei dan sintaktis sebagai satu orsanisisi (kedua bidang itu tidak

struktur bahasa Yang mencakuP

orani bawahan kePada atasan,


krama alus.
(

dsb.:" mengandung unsur krama dan'krami inggill. Juga disebut


multilingual, pofulingual)

morfem gram ati*al (g runma tita I ma r phcmc)

morfem terbagi

diiisahkan); 2. cabang linguistik

vane menvelidiki bidang itu; gra-

multilineual

morfem yang jumlahnya terbatas

lhan4 morfem yang realisasinya dalam

ituiit

u; 3. deskripsi tentang kaidah-

kaidah' Yang mengatur kombinasi

l. mam"ou atau biasi memakai lebih dari saiu bahasa; 2. bersangkutan

rr2
bahasa.

multilingualisme

neolinguistik kgmampuan cian kebiasaan mema-

neologiime

nomina abstrak

rl3

atau mengandung lebih dari satu

mulilingualisme
rilingualism)

(multilingulism, plu-

mutasi

kai lebih dari satu


(mutation)

bahasa-

hasawan pribadi Yang dengan latar sosial dan geogralis mamPu mem-

morfem yang bebas dari unsur


penghormatan dan diPakai-antara sesama orang yang sudah dikenal, antara anak-anak atau dalam mo-

gejala pada seseorang atau suatu

istilah umum untuh

masyarakat yang ditandai oleh

perubahafl, bunyi dalam kata karena pengaruh

bunyi-bunyi lain di sekitirny'a.

buat inovasi bahasa. neologisme (neologism) ung[apan yang baru diciPtakan


sering-dengan sengaja demi Pem-

nilai

nolog. (oalue)

baruin atau untuk memberi ciri


pribadi.

sistim semantik suatu bahasa; 2. F

1. posisi lambang bahasa dalam


Saussure.

netral

(neuter)

dt
mis.

identitas fungsional

ienis gramatikal yang bukan mas-

kulkin dan bukan feminim;

suatu unsur bahasa dalam suatu sistem (Dalam pandangan ini


bahasa adalah suatu sistem unsurdengan "nilainya" yang ditentukan semata-mata karena ada bersama dengan unsur lain, yang dihubungkaniecara sintagmatis dan paradig-

netralisasi (ruutrali4tion) l. penangguhan kontras antara dua


foriem dalam lingkungan fonologis tertentu; mis. dalam Bahasa Indonesia hilangnya kontras antara ldl dan ltl pada posisi akhir; 2. semantik kondisi- ditangguhkannya kontras semantis antara beberaPa unsur dalam konteks tertentu; mis. aktor yang dapat dinetralisasikan untuk menyatakan laki-laki mauPun Pe-

Jerman das Miidthen'gadis'.

unsur bebas,

masing-masing

nada
i

(pitch)

nahu

yang terselaput suara, .]adr diukur dengan siklus fier detik, yakni beberipa kali selaput suara itu bergetar dalam satu detik.

suprasegmental FlgT." karena getaran

dai oleh dipakai-tidaknya hidung


sebagal resonator.

tertentu; secara artikulatoris ditan(naturalism)

nilai semantis (semantic

matis).

aalue)

kemampuan unsur bahasa untuk


membedakan makna leksikal; mis. fonem lrl dan lU membedakan kata rata dan lata, jadi mempunyai nilai

naturalisme

1r.
I

gramatika

naik. meninggi (high failing) pola lntonasl atau ton yang mulai

Nederlands Bijbal Genootschap

pandangan bahwa antara makna kata dan benda yang digambarkan terdapat hubungan hakiki.

lembaga penrerjemahan Alkira6 di

Neubronner van der Tuuk,


Herman
(1824-1894) sarjana bahasa bangsa

remPuan.

,nol

semantis. (noa uor(l) kata penehalus yang diPakai seba-

dengan suara tinggi' keinudian


menurun.

golongan Kristen Protestan yang Alkitab I ndonesia. Organisasi yang antara lain bertu.juariuntuk menl

Negeri Belanda, orqanisasi dari

gai pingfanti kata tabu; mis. kata


pen[hun[ untuk menggantikan kata

l,

nama diri (proper name, proper noun) nama orang, tempat, atau benda

didirikan pada lBl4. dan i,ani


kgpudiln menghidupkari LemLagi

Belanda yang dianggaP PeloPor

ii

tertentu (diperrentangkan dengan

yang terpenting ialah Kawi'


Baliieuch-Nederlandsch Woordenboek
(4

oenelitian bahasa-bahasa di Indohesia yang sistematis. KaryanYa

haitu, kalau orang takut


hantu.

Pada

noem

(noeme)

nama

jenis);

mis. Simon, Kalima"tan,

nama jenis (common noun) nomrna. yang menunjukkan jenis umum benda atau konsep.

Monas.

nasal (nasal) 1.. dihasilkan dengan keluarnya udara melalui hidung; 2. bunyi
yang terjadi demikian;"lmJ, [rJ, [q] ,

ke dalam bahasa-bahasa Indonesia berjasa dalam hal menghasilkan penterjeyang sekaligus penyelidik Tlh bahasa-bahasa di Indoneiia, seperti
terjemahkan Alkitab
neksus Neubronner van der Tuuk, Kfinkert, Coolsma,,Matthes, dll.
(nexus)

jilid,

I 897- I 9 I

2),

Tobasche Spraak-

makna suatu glosem

kunst (1867), dll.

neurolinguistik

(neurolinguistics, neu-

nomina (noun) kelas kata yang dalam Bahasa


Indonesia ditandai oleh tidak dapat

rological linguistics ) cabang linguistik yang mempelaj ari

prakondisi neurologis untuk Perkembangan bahasa'

nya bergabung dengan kata tidak; ying dalam Bahasa Inggris ditandai dengan kemungkinannYa lrntuk bergabung dengan sufiks Plural; rrris-. rumah adalah nomina karena tidak rumah adalah tidak mungkin; book dalam Bahasa Inggris adalah nomina karena Doo*r adalah mung-

adalah bunyi nasal.

nasalisasi
r.o..ngg?

-"1T-ae-iliffifri--ffi ra

(nasaligation )

penggunaan suatu kaidah untuk menyatakan hubungan anta ra katakata dalam kalimat, apakah dengan

nsoko "7. rugu* bahasa yang diperguna-kan -

dalam berbicara

dengan

hidung pada waktu bunyi


-

melalui

inflektif

urutan ataukah dengan

morfem

sesama orang yang sudah dikenal baik atau dengan orang Yang lebih

dihasilkan: 2. tlmbulnya bunyi atau fonem masal: 3. perubahan'bunyi oral. menjadi nasil.

Neo-grammarian

nasal

lw oral

(nasal as oral)

fonologi. oposisi

ciri

pembeda yane

neolinguistik

lih. Junggrammatiker _ Neo Humboldtianisme --+ relativitas bahasa

rendah atau lebih muda. Ada ngoko lugu dan ngoko andhaP.
yang dipergunakan untuk merendahkan

kin. Kelas ini

biasanYa daPat

ncoko andhap

"J ngoko

berfungsi sebagai subYek atau obyek dari klausa; kelas kata ini
seiing berpadanan dengan orang, benda atau hal lain yang dibendakan dalam alam di luar bahasa.

henghormati orang yang diajak

secara akustis ditandai oleh lebai s.empi.tny-a regangan energi pada daerah flrekuensi dengan pengurangan intensitas foriran-form"an

aliran yang. menenrang

( neo linguis tics)

paham

J unggrammatiker tentang tiadanya kekecualian pada hukuh bunyi,

diri. Ada antya basa dan


neok6 lucu
antva.

bicaia atau tintuk

basa

nomina abstrak

(abstract noun)

dan

menekankan peranan ba.

"J. ngoko-yang terjadi atas kata atau

nomina, yang biasanya berasal dari ajektiva atau verba, yang tidak menunjuk pada sebuah obyek tetaPi

tt4
suatu abstraksi.

nomina atribut
pada

normatif
notasi

pada suatu _ kejadian atau

nomina atributif (noun adjunct) nomina yang mewatasai nomina


lain; mis. SMP dalam pelajar SMP.

nomina terbilang

kan; mis. kebahagiaan, air, dsb.


(count noun,

obyek afektif
tiae numeral, iteratiae numeral)

ll5

notasi

(notation)

noun, p.luralisu, class noun)

proses atau hasil perekaman wicara

numeralia yang menyatakan


berapa kali perbuatan terjadi; mis. sekali, dua kali, dsb. numeralia partitif (partitiae numeral) numeralia yang menyatakan pecahan; mis. setengah, sepertujuh, dsb. numeralia pokok (cardinal number)

nomina kolektif nomina konkret

(colleaiae noun)

nomina yang menunjukkan kelompok orang, benda, atau ide.


(concrete noun)

nomina verbal

tlil.

nomina konkret yang dapat dij j"-"U, mis. oring, pohon


(aerbal ruun)

dengan lambang-lambang grafis

notasi alfabetis (alphabetic


notasi dengan huruf
tion)

notation) nota-

notasi analfabetis (unalphabetic

noniina yang menunjukkan benda


berwujud. nominal (nominal, substantiae, nouncquiaalmt)

nomina yang fungsi dan maknar berdekatan dengin verba; mis. I bentuk dengan -irg dalam

notasi yang tidak menggunakan


huruf, melainkan dengan lambang-

numeralia yang memberi jawab


atas pertanyaan berapa?

oleh nomina; mis. kita Enta)i piaa berlari itu sehat; 2. bersangkutan dengan nomina.

l. kata yang berfungsi sebagai nomina, tetapi tidak mempunyai semua ciri formal yang dipunyai
(nominalization)

nominatif.akusatif
accussatiw)

nominatif (nominatiac) lih. kasus nominatif


(nominatiac-

learning of language.

lambang yang diciptakan khusus untuk keperluan tertentu. notasi fonemis (phonemic notation)
sistem untuk merekam fonem suatu

numeralia tingkat (ordinal number) numeralia yang memberi jawab


atas pertanyaan ke
berapa?

lih. sistem nominatif.akusatif. no.n-a?tipasif _(non- antipas siae )


li h-..

nominalisasi

proses atau hasil membentuk nomina dari kelas kata lain dengan mempergunakan afiks tertentu; 2. proses atau hasil membentuk satuan berkelas nominal dari kata, frase, klausa atau kalimat berkelas lain.

l.

nondistingif ( non- dis tinc tiu e) lih. ciri non-distinetif

konstruksi non-antipasif.

bahasa; notasi tersebut ditandai dengan garis miring ganda (1...1), mis sazg dituliskan sebagai /sar;/. notasi fonetis (phonetic notation)

nyanng

lih. sonoran. nyaring lw tak nyaring


non-sonorant (obstruent)

(sonorant

as

sistem untuk merekam bunyi; notasi tersebut mempergunakan


(numeral)

fontlogi ciri pembeda. nyaring dihasil-

non-silabis (non-slllab1c ) bunyi bahasa yang tidak mendukung puncak kenyaringan suku non-standar (non-standird) dikatakan tentang ragam bahasa
yang menyimpang dari ragam yang dranggap standar dalam hal lafal, tata bahasa atau kosakata
(non-statiae)

numeralia

kurung siku ([...]), mis. rarg ditulis sebagai lsarf. kata atau frase yang menunjukkan bilangan atau kuantitas

kan dengan posisi saluran suara yang memungkinkan penyuaraan


secara spontan; mis. vokal, luncuran, nasal dan likuida. Tak nyaring

kata; mis. bunyi ketiga dalam hai.

dihasilkan dengan penyempitan


dalam saluran suara; mis. oklusif dan frikatif.

numeralia multiplikatif (multiplica-

nominalisme

lkn)

(nominalism, contentiona-

dipakai dalam linguistili iiaal


deng31 obyek yang ditunjuknya, melainkan dipilih seiara sewenangwenang karena kebiasaan atau
no_mina majemuk (compound noun) frase nominal dalam Bahasa Inggris yang terdiri dua kata atau lebih
PerJanJlan.

pandangan bahwa konsep yang

non-statif

mempunyai hubungan inheren

kir, mempunyai, haus. Noreen, Adolf

dikatakan tentang verba dan ajektrva. yang_ mengandung konsep J?ngka waktu tertentu: mis. bcrpi( I 854- I 925) sarjana linguistik Swedia. Bukunya lfiit Spr?* !-uruf (1924),

denfan pola tekanan ' '

pola-yang
tiae)

berperan sebagai kata majemuk; pola tekanan 6..5.6-u 6".i


(pred{catc nomina-

dan

dialah linguistik mewarisi istilah


mor;fem dan semem norma (norm)

dimaksudkan untuk minskodifikasikan Bahasa Swedia. D#i

nbstruen
.fonetik.

(obstruent)

nomina predikatif

tidak menunjuk kata - lngg bldckbird. majemuk. Qontoh:

l. apa yang dianggap

bunyi hentian bersuara atau bunvi bukan mis. bunyi

sebagai

apa yang dianggap betul; 2. pola

standar dari bahasa tulis atau lisin;

obviatif

It

l, ttl,

tentu dalam klausa; mis. teh manis dalam Kiki minum teh manis; 2. semantik kasus yang paling netral
dan biasanya ada dalam tiap rumus

tel.

(obilattue)

fungsi sebagai predikat; guru d,alam Simon menjadi gura, dan dia

nomina atau pronomina yang .mis-. ber-

atau ciri yang dianggap paiing

persona keempat (terdapat dalam bahasa yang sudah mempunyai

kasus; benda yang ada dalam


keadaan apa pun;

nomatif

umum darl srtuasl suatu bahasa.


(normatiue)

nomina tak terbilang

dalam itu din adalah nomina predikatif,

bersangkutan dengan paham


bahwa ada standar m-utlak mengenai betul salah dalam bahasa din bahwa tujuan analisis bahasa ialah menyusun norma-norma pemakaibahasa.

bentuk khusus untuk persona ketiga) dan menunjukkan pihak lain yang berbeda daripada apa
yang ditunjuk oleh persona ketiga; tcrdapat dalam bahasa-bahasa Algonkin.

mati: 3. kateeori semantis yang dalam semua bahasa menunjuk pada orang, binatang, tempat,
benda, dsb.; mis. orang, kuda, gunung,
meJa,

nomlna dalam Orang itu sakit atau Korban ini

(uncauntablc noun,. mass noun, quanti"fiable noun)

nomina yang tidak dapat dijamak-

an

obyek (object) l. nomina atau kelompok nomina yang melengkapi verba-verba ter-

obyek afektif

(a,ffectiae objett)

obyek langsung yang dikenai oleh perbuatan yang terdapat dalam

ll6

obyek efektif

operator gramatikal

Ophuysen, Charles Adrian van

osilorkop

tt7
(proportional

rupakan hasil perbuitan itu (berIainan dengan obyek efektif); mis.


membaca buku, jalan dalam Anak-anak sedang menleberangi jalan.

predikat verbal tetapi tidak me-

oklusif aspirat (aspirated stop) konsonan _ oklusif yang di


pertama pada kata lng. pin; manaprana.
dengan embusan ,apas; iris.

Ophuysen, Charlel Adriaan van

menandai hubungan sintaktis.

dalam

BI.

antara b:p, yang satu

buku dalam Mereka

(1856-1917) sarjana Bahasa Melayu bangsa Belanda; juga


Pada 1896 diberi tugas Pemerintah Be-

oposisi proporsional
opposition)

bersuara, yang lain tidak.

obyek efektif (ffictioe

object)

oklusif tak beraspirat (


stop)

pernah menulis mengenai Bahasa

Batak dan Minangkabau.

obyek langsung yang ditimbulkan


sebagai hasil perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal; mis.

konsonan oklusifyang dilepas tanpa embusan napas; mis. B[. konsonan

landa menstandardisasikan aksara

Latin untuk Bahasa Melayu (dibantu oleh Engku Nawawi gl. St. Makmurdan M. Taib St. Ibrahim); hasilnya ialah Kitab Logat Melaye (1910). Karyanya yang berpengaruh ialah Spraakkunst oan het Maleis

rumah dalam Mereka membangun rumah, sumur dalam Pqra pekerja


menggali sumur, nasi

pertama pad,a

panas.

oksimoron

pasangan lain; mis. BI. oposisi artara p:b juga ada dalam t:d d,an k'g 'oposisi tak langsung (indirect opposition)

fonologi, TrubAako2. oposisi antara dua fonem yang-jugi ada dalam

(oxlmoron)

dalam

lbu

menanak nasi, J. wedang dalam Siti nggodhok wedang "Siti memasak air

fonologi, oposisi dalam suatu pasangan minimal. Misalnya dalam Bahasa Inggris fonem lhl dan hll

panas".

obyek

obyek tahgsung

lih. obvek efektif


(direet object)

faktifif

(factitiue object)

oposisi

tidak dapat dibuktikan oposisinya

(opposition)

oksiton
akhir.
yang

(oxlttone)

nomina atau kelompok nominal yang melengkapi verba transitif

kata yang bertekanan pada suku


hubung.

lebih dalam suatu sistem yang menampakkan perbedaan; mis.

hubungan antara dua unsur atau

dalam frase verbal dan


tertentu ditandai den$an

sifatnya sangat erat dengan verbi tersebut. Dalam beberapa bahasa


kasus

dan hal-hal yang

bahasa

akusatif. Contoh: adik d,itam Kakak memukul adik adalah obyek langsung.

diartikanny4i termasuk di dalam hal ini penyelidi; kan mengenai polisemi dan si nimi; 2. lih. onomastika.

antara bersuara dan tak bersuara, antara kala kini dan kala lampau. oposisi bertahap (gradual oppoiltiln) fonologi, Trubelako2. oposiii' antara lonem karena flerbedaan dalam
tahap kualitas; mis. antara o:u, i:e,
opposition)

dalam pasangan minimal. Perbedaan antara / h/ dan /r1/ itutidak dapat diterangkan seperti perbedaan' di antara [t] dan l(l dalamcontoh rtop

dan

top.

olrosisi ternetralkan
opposition)

(neutrali4ble

fonolog^i, Trubazkry. oposisi antara

dua lonem yang mungkin tidak terjadi dalam lieadaan tertentu;


(isolated opposition)

dsb.

obyek primer (?rimary

object)

onomastika

oposisi bilateral (bilateral

mis. Jerman antara l:d yang dalam posisi final terjadi netralisisi.

(onomastics, onomasiologl)

lih. obyek langsung.

obyek sekonder (secondar2 object) lih. obyek tak lanssune obyek tait langsung?z diTett object)

penyelidikan tenrang asal-usul, bentuk dan makna nama diri,


onomatesia onomatope
terutama nama orang dan tempat,
(onomatheslQ (onomatopoeia)

.fonologi, Trubetlkol. oposisi' antara dua fonem saja dan tidak ada dalam

oposisi terpencil

nomina atau kelompok nominal


yang menyertai verba transitif, dan merupakan bagian dari frase verbal tersebut; mis. kata Tuti dalam lbu

lih. penamaan
penamaan benda atau perbuaian dengan peniruan bunyi yang diaso.

pasangan lain; mis. dalam BI. antara b:p, karena hanya kedua lonem itu saja merupakan lonem oklusi[ bilabial.

fonologi, Trubetakoy. oposisl antara dua fonem yang tidak terdapat dalam pasangan lain; mis. dahm BI. antara p:h.

orul

oposisi. ekuipolen (eqiupolent opposilion)

l.

(oral)

bersangkutan dengan bunyi

bahasa yang seluruhnya dihasilkan

membuatkan

bahasa-bahasa tertentu ditandai oleh kasus datif; Dalam BI. verba-

Tuti baju. Dalam

siasikan dengan benda

buatan

itu; mis. berkokok,


cicif, dsb.

atiu

per.

sra,ar6

nya bersufiks -kan atau obyek


Tuti.

tersebut ditandai oleh preposisi; mis. dalam lbu membuat baju untuk

ontogeni

dengung, deru, aum,


(ontogeny)

.fonologi, Trubetlko2. oposisi antara dua fonem, bukan karen a ada tidaknya suatu ciri utama atau karena perbedaan kualitas; mis.

dengan udara melewati mulut; 2. bersangkutan dengan wicara; lisan; dipertentangkan dengan tulisan.

penyelidikan mengenai kebiasaan berbahasa seseo.aig sepanjang hi"


oupnya.

antara p:t.

orang kedua ---+ persona kedua orang pertama --+ persona pertama

oposisi multilateral (multilateral


position)

op-

ortoepi

(orthoefu)

obyek preposisional
object)

(prepositional

operasi mental

(mental operation)

Ing. obyek yang didahului oleh preposisi, yang dapat menjadi


subyek dalam klausa pasif; mis. John d,alam We can rel2 on John yang dapat menjadi John can be relied on
(occlusion)

psikolinguistik. proses

pikiral hi tetls yang menggarap infor

dua fonem. yang

dalam ingatan dan menguba


meniadi bentuk lain operator gramatikal (grammatical
rator)

dalam BI. d;D beroposisi, tetapi ,bahwa keduanya bersuara .juea


terdapat dalam
g. opposition)

fonologi. Trubetzkol. oposisi antara persamaannya munculjuga dalam lonem lain; mis.

ortografi

lafal standar suatu bahasa


(orthographl)

osilograf ( oscillograph) alat untuk menghasilkan $ambar variasi tekanan udara dari gelombang suara, dan yang menunjukkan frekuensi dan amplitudo.

sistem eiaan suatu bahasa -

oklusi

saat penghasilan konsonan oklusif, dimana penutupan dipertahankan.

konsep yang mencakup par morfem inflektif, ciri penegas,

oposisi privatif (pritatile


y

nada dan ciri penataan,

.fonologi, Trubetgkoy. oposisi antara dua fonem, yang satu mengandung sebuah ciri, yang lain tidak; mis.

osiloskop (osciloscope) tabung sinar katode yang dapat


memperlihatkan bentuk gelombang

l8

otomatisasi

palatogram

palatum

paradigma

lt9

otomatisasi ( autonatiption)
aliran Praha. stimulus yang diharap-

suatu situasi normal; mis. bila kit

kan terjadi secara normal dalam

mengucapkan "Selamat siang pada pukul 12 siang.

palatum (palate, hard palate)


bangun tulang cekung yang memalveolum.

b:ntuk atap mulut, di bilakang


(palcograpfu)
I . deskripsi,

induk pada akhir suku kata. paninggil Batak Toba. tanda diakritis yang
__mgnltup suku kata dengan bunyil

paleografi

analisis, dan penafsiran tulisan kuna; 2. penyelidikan tentang tulisan kursifyang berasal dari Abad Pertensahan.

Pinini (abad ke-4 s.M.) ahli


la1rg1a

bahasa

paleontotogi Sahasa (linguistic


laeontology)

buku gramatika yang memenuhi

India. Bukunya yang berjudul. Astadli,lqi, dianggip ieba[ai

pa-

P
pada (foot) l. satuan pola tekanan yang dipakai untuk mengukur struktur persajakan; 2. satuan fonologis yang terjadi dari sekelompok suku kata bertekanan dan/atau tak bertekanan.
remaja,

kua tua

palindrom

penyeJidikan mengenai segi-segi kebudayaan yang bukti-buktinya dapat ditemukan dalam bahasa.
(palindrome)

syarat-syarat ilmiah modern; pada zamannya gramatika sudah diansgap.ilmu sendiri (berlainan dengin

padha ../. tanda baca

padha lingsa

jaman dan unsur aslr; asli; m$. mis. praduga. Jaman palatal (palatal) l. dihasilkan dengan menempatkari baeian depan bagian deoan lidah di dekat atau

paduan pinjam pembentukan kompositum atau frase atau bentuk gabung lain dengan merangkaikan unsur pin,

kenakalan orang (loan blend)

yang terbaca sama dari


2002.

kata, rangkaian kata atau bilangan


depan

maupun dari belakang; mis. nama sepe^ri Nobon, Nababai atau angka penambang

gra-matrka hanya sekedar alat). Buku ini terdiri atas 8 bab, dan berisi 3996 sutra, yakni kaidahkaidah giamatika Sanskerta yang olrumuskan secara sangat padat. panjang ujaran ruta-rata"( nein lcngth of atteraue, MLU)

tradisi.Eropa yang

menganggap

J.

sama dengan koma. sama dengan titik.

tanda baca pada aksara Jawa,

pada langitJangit keras; 2. bunyi yang tc{adi demikian; mis. bunyi

pandialektal (pandialutal) sosiolinguistik. dikatakan tentang

./.

sufiks

psikolinguistik iumlah morfem


perkembangan bahasa anaklanak

dalam. ujaran. Angtra inl dipergunakan sebagai indeki untuk men[ukur

ciri bahasa, kaidah linguistik dsbl yang d-1p_a! diberlakukan pada

padha lungsi

J. tand,a baca pada aksara Jawa,


padanan (eqaiaalent, analogue) kata atau frase yang sama atau
bersamaan dengan kata atau frase

palatal belakang (post-palanl) bunyi palatal yang diartikulasikan

[6],

L'1.

di sekitar palatum.

semua dialek ddri suatu bahisa. panggilan (call, aocatiae) kalimat minor bukan klausa berupa nama, gelar atau pangkat orang

an dalam- angka ini merupikan


pankronis
tanda perkembangan bahasa.
(parchroiic) bersangkutan dengan cara meman_

sampai umur 2-3 tahun: peningkat-

palatalisasi (palatali4tion) perubahan kualitas bunyi yang


dihasilkan karena naiknya lidah ke

yang dipanggil, benda

yans

dibawa, seperrj lryati!,

dalam bahasa lain; mis. Pr.


merupakan pa danan d ari

Padmasusastra, Ki (1841-1926), iuga bernama Ki Wirapustaka, sarjana dan sastrawan Jawa. Karya-karyanya menge-

BI

maison rumah.

Becak! Dalam bahasa berkasui


Brutus!,

Saudara kctual,

palato-alveolat

jadi ciri artikulasi sekunder.

arah palatum, dan biasany&

rrrrr.,
11

sering ditandai dengan kasus vokatif; mis. L. Et tu, Bruie !'Dan engkau,

suatu masa maupun sebagai hasil perkembangan hiitoris; jad'i kombi_

dang peristiwa bahasa sebagai sesuatu yang telah te{adi pata

panlektal

nasi sinkronis dan dialironis.


(panlectal)

nai BahasaJawa berpengaruh pada karya-karya orang asing yang me-

Paramabasa (1883), Serat Bauwarna (sebuah ensiklopedia, I 898), Layang

nyelidiki Bahasa Jawa; a.l. Layng


Madubasa (1912), Serat Pathibasa ( 1916) , dan karya lain tentang etika dan etiket Jawa dan karya sastra,

antara daun lidah dan alveolum dan juga bagian depan lidah dan langit-langit keras; 2. bunyi yang terjadi demikian.

1. te{adi karena

(palato-alaeolar)

penyempitan

pangkal

(sten)

ryorfem, kata atau frase yang


bergabung dengan afiks; mis. padi

sosiolinguistik.. dikatakan tentang model gramatika yang dapat safin[

menghubungkan pelbagai variasl


hct), pantang bahasa

ytcngolah, bcrtani, pcrtanggungan jauab b9n1u-k olah, tani, dan tanggung j awab

(lng.

(yang masing-masing disebut

/elt

palatografi

(palaagraphy)

adalah pangkal. Konsep ini dibeda-

penyelidikan mengenai artiku

dengan mengamati

persentuhan

fisiologis antara lidah dan palatum" dalam wicara dengan mengambil

a.l. Rangsang Tuban (1912) paduan (blend)

l. hasil penggabungan

beberapa

cetakan di dalam mulut, dengan rnempergunakan pa buatan, atau dengan memotret,

tetapi terdiri dari dua daiar. pangkal tunggal (sinple sten) pangkon

jawab.tsb. merupakan satu pangka[

kan .dari dasar; bentuk

lih. tabu
paradigma (paradign)

tanggung

pangkal yang terjadi dari satu


morfem dasar , mis. tani pada bertani.

digma:

l. seperangkat unsur-unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan, dan yang sebagian berubah-ubah; mis. semua unsur ini mernbentuk paramm1ruruh, suruhan, penyuruh,

* tari; 2.kata yang diciptakan dari kata-kata yang sudah ada; mis. kera I kenakalan
dari seni I drama

morfem menjadi kata yang padat; mis. kata sendratari adalah paduan

palatogram (palatogram, gloxogram) gambar, foto, atau cetakan da; titik-titik persentuhan lidah denga palatum selama artikulasi
bahasa.

./..tanda penutup konsonan pada akhir kalimat


pangolat Batak Toba. tanda diakritis vans menghilangkan bunyi dari huru?

lu\ryh;

2. sejarah lingaistik.- piestasi ilmiah yang diakui secara universal

yang untuk suatu masa meniadi


kalangan

ilmiah; mis. TG. adalah salah situ

ilmiah dalam suatu

model untuk memecahkan masilah

r20

paradigmatis

parole

paronim

Paul, Hermann

l2l

paradigma yang dominan dewasa

gi, dsb., yang ada

bunyi, mis. berbisik, suara meningil

paronim

(paronyn)

dalam. atau

paradigmatis (paradigmatic ) tentang hubungan antara unsurunsur bahasa dalam tingkat tertentu dengan unsur--unsur lain di luar tingkat itu yang dapat dipertukar-

menyertai suara seseorang dalam


berbahasa. Ciri-ciri paranglinguistis sampai kini belum dapat diteliti secara sistematis.

kata yang bentuknya sama dengan kata seasal dalam bahasa lain; mis. mahal d,alam bahasa Tagalog dan Bahasa Indonesia.

pasangan semantis

kecuali dalam hal satu bunvi saia: mis. /lupal dan /rupa/ .

(semantic pair) pasangan unsur-unsur leksikal yang

berkaitan dalam makna,


sinonim, antonim, kosok

kan; mis. dalam kalimat


orang

Kami bermain bola antara kami dengan

paralipsis -

alat untuk

(ParaliPsis)

menvatakan bahwa

itu, sa2a, dsb. dan antara

bermain dengan menyepak, mengambil'

pembicara tidak mengucaPkan aPa yang diucapkan dalam kalimat itu; mis. Ing, "Lct but the commons luat

paronomasia (paronomasia, pun) permainan kata-kata dengan memanfaatkan polisemi atau homo-

pasif.

bali

sepert-i

dsb.

(passiue)

pars Pro toto

lih. diatesis oasif pasif berpelaki (agentiue passiue) konstruksi pasif dengan pelaku;
mis. Suratku dibaca oleh
guru-.

dsb. Hubungan antara unsur-unsur itu dikatakan hubungan in absentia.

this testament , which ( pardon me) I do nat mean to read..." (Shakespeare : Antony

penyebutan sesuatu berdasarkan sebagian dari keseluruhannya; mis.

I.

pasif tak berp elaku

parafasia

(paraphasia) cacat produksi bahasa yang

terlihat

dari pengacauan bentuk kata atau dari penukarannya dengan kata lain sehingga maknanya tidak dapat dipahami. parafrase (paraphrase) pengungkapan kembali konsep dengan cara lain dalam bahasa
yang sama, tanpa mengubah makt:,anya, dengan memberi kemungkinan penekanan yang agak berlainan.
(faragogue)

and Cleopatra). Daramasastra ' istilah arkais untuk tata bahasa.' DarasmaiDada ' Sk.. diui.ris aktif atau transitif. paraplasme (paraplasm, paraplasth
-form)

penamaan Gedung Gajah untuk

s passiae ) kontruksi pasif tanpa pelaku; mis.

( ageniles

Uang baru itu telah diedarkan secara


mereka

Museum Pusat diJakarta; pemakaian kata Jakart a dengan ard' Indonesia' dalam Jakarta mentrima perse-

luas; Terdengar kabar bahwa


kandas

pasigrafi

di karang itu.
(pasigraph2)

partikel

tujuan.

(particle, grammatical word,

kata baru yang diciptakan untu!


menggantikan kata yang sudah
lama dikenal, mip. kata suku cadang

kata yang biasanya tidak dapat, diderivasikan. atau diinfleksikan,


yang mengandung makna gramatifal dan tidak mengandun[ makna leksikal; mis. preposisi seperti d, dan, konjungsi sepefii dan, atau, dsb.

closed class word, form word, empt2 word, function word, structural word).

Arab

slstem tuhsan yang mempergunakan lambang-lambang yahg -dipakai secara luas, tidak terbatis pida s_atu- bahasa tertentu, mis.. angka

pasimologi

l,

2, 3, dst.
(pasimologt)

onderdil. parasintesis (paraslnthesis

w*uk

) pmbentukan kata dengan mempergunakan afiks derivatif


(paraqntheton,
.

paragog

parasinteton

penambahan bunyi pada akhir kata untuk keindahan bunyi atau kemudahan lafal; mis. penambahan

hetic formation)

kata yang terjadi dari pangkal atau dasar ddngan satu afiks atau lepih,
(parataxis)

bunyi z pada kata


(paragraPh)

bangku, lampu,

parataksis

dsb.

- l.

paragraf -

L satuanbahasayangmengandung satu tema dan perkembangannya; 2. bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap tetapi yang masih wacana, dapat terjadi

klausa, frase, atau lebih, mempunyai tataran yang sama; koordinasi antara klausa-klausal berlawanan dengan hipotaksis; 2i
gabungan kalimat dengan kalimat,
dengan klausa densan klausa, klausa. frase dengan; Llausa-dengan frase, atau kata dengan kata, tanPa penghubung; mis. Gajinla kurang, Id
mosok.

kalimat, hubungan antara dua k

bah klausa menjadi klausa ingkir; mis. BI. la*. partikel penegas (emphatic uord) bentuk untuk mengungkapkan penegasan; mis. lah dalam Bahisa Indonesia.

partikel ingkar (negatiae particle) !.1,y!. yang dipakai untuk mengu-

komunikasi dengan isyarat, mis. dengan abjad yang dipakai oleh orang bisu tuli. Patanjati (abad ke-2 s.M.) ahli bahasa India.

Bukunya Mahabhdyta merupakan


tafsiran atas karya Panini.

paten ---) pangkon patologi bahasa (speech patholog)


penyelidikan mengenai cacat dan gangguan yang menghambat kemampuan berkomunikasi verbal
orang.

partikel tanya
partikel yang dipakai untuk menandai kalimat tanya, seperti Bl. kah

patronim
.l_ohnson,

(patronimic)

dan

nama yang dipunyai orang ber-

tah-

berliaitan dengan isi seluruh dari satu


kalimat atau sekelompok kalimat

PaEangan

./-. huruf penanda konsonan yang

. yang berkaitan. paralelisme (Parallelism) - pemakaian yang berulang-ulang

fraie ialah
dsb.

Contoh lain dalam tataran


susah pa1ah,

adik beradik,

ditulis untuk menutup lain di depannya.

konsonan
(adjacercy

pasangan berdampingan
pair)

Rusia biasanya mempergunakan trga nama: nama pertama, patronim dan nama keluarga,- mis.

dasarkan nama avahnva. Contoh: Sukarnopitra dsb. Orang

parataktis oarikata

(parataktic)

paralinguistik -

ujaran yang sama dalam bunyi, tata bahasa, atau makna, atau gabungan dari kesemuanya; ciri khas dari bahasa puitis,
( paralinguistics

bersangkutan dengan atau


parataksis.

sistem dan penyelidikan mengenai ciri-ciri paralinguistis.


.

' lih. parafrase paroksiton - kata yang(Paroxltone) bertekanan '

pasangan ujaran dari dua pembicara, yang pertama membangkitkan yang kedua; mis. urutan

PauI, Hermann

wayang Kaurawa yang berarti _ 'turunan Kuru' adalah [atronim.


Jerman. .Bukunya, Pinaipien
Sprachgeschtuhte

Alexander Sergeyeaihh Pushkin. N ama

tanya-jawab atau salam dengan


salam.

(1846-1921) sarjana bangsa -

der

pada kata kedua dari belakang.

Pamngar.r

minimal

(1880), meiupakan

(minimal pair;

contrastiac frair)

paralinguistis (paralinguistic) . bersangkutan dengan clrl-clrl

narole Pr. lih. langue dan parole.

dua ujaran yang salah satu unsurnya berbeda; dua unsur yang sama

tang perubahan bahasa, tetapi karena diwarnai oleh psikolofi,


tidak terlalu berpengaruh.

karya yang paling terperinci ten-

122

pedotan

pembangkitan ibu kota kita dalam kalimat ibu kota kita, sering dilanda banjir,, Peluas ini d.ibedakan dari bagian kalimat lain dengan koma atau

pembaruan ejaan

Irminiaman

123
Pe-

pedotan (caesure) ' stilistika. pemisahan atau jeda


antara kata dan kata yang menye' babkan terpotongnya Puisi atas beberapa suku metris.
(actor, agent)

ranskaian kaidah-kaidah gramati-

kal.- Proses ini meruPakan usaha penyelidik bahasa untuk menjelas-

pembinaan bahasa usaha untuk mengukuhkan

Lan' peri laku bahasawan

Yang

makaian bahasa di kalangan orang yang telah menguasainya dengan

pelaku

intonasi. pemadatan struktural (structural


pression)

pembaruan qaan

intuitif

partisipan yang melakukan pekerja-

' tindakan untuk

(sPelling

rrfoy)...

wawasan tentang bahasa itu, dan

memperdalam pengetahuan dan meningkatkan sikap positif terhadapnya.

memPerbaiki

an dalam struktur semantis. ( signification ) pelambangan - hubungan antara konseP abstrak


atau benda konkret (yang disebut signifii oteh F. de Saussure) dengan unsur bahasa yang dipakai untuk melambangkannya (Yang disebut signifiant oleh F. Saussure).

pengurangan kekompleksan struk; iur lonstituen dengan mengurangi unsur-unsurn y a atau dengan meng' urangi kedalaman subordinasi {

sistem qiaan dengan membuatnYa lebih menggambarkan fonem Yang

pembinaan bahasa khusus

dilakukan dengan linierisasi, pe:

muman Ejaan Soewandi 1947 dan Ejaan Yang DisemPurnakan 1972bembatas (restictiae)

ada dalam bahasa; mis.

Pengu-

bidang linguistik terapan

yang mencakup penyusunan peristilahan

dan gaya bahasa dalam bidangbidang khusus; mis. dalam kalangan militer, dalam dunia penerbangan, dalam dunia pelayaran, dsb.
( phonation)

' basian ai autu* kalimat


Huj

me-mperinci bagian lain dan diang-

Yang

peleburan (fiuion)
proses terjadinya leburan.

gap isensial bagi makna kalimat


memakainya

pembunyian

peleburan fonemis
cerce)

(phonemic coales-

untuk

i-tu; mis. )ang turun kemain d,alam


me
an

2ang tuiun kemarin menimbulkan

salah iatu tahap dalam produksi wicara yang menghasilkan gelom-

linguistik historis. hilangnya kontras

fonemis dalam suatu periode tertentu.

suatu penafsiran tentang aPa dimaksud oleh pembicara; 2., jaran bahasa. kemahiran

banjir.

dasar berupa kemampuan un mendengarkan -lisan


bahasa bahasa tulisan.

pelemahan antarvokal
weakening)

(interaocalic

atau

dan

memahi

oembatasan (limitation) ' lih. penjenjangan pembatasan ieleksi (selection

bang bunyi antara lain berupa getaran selaput suara dalam laring.
tenance)

pemeliharaan bahasa
restric-

(language main-

kemam

.fonologi. perubahan bunyi hambat -bersuara

untuk membaca dan


pemakaian bahasa
ibunya.
(usage)

menjadi frikatif bila

an satuan-satuan bahasa

l.

tion)

keadaan terbatasnya kemamPusePerti

usaha agar suatu bahasa tetap dipakai dan dihargai, terutama


sebagai identitas kelompok, dalam masyarakat bahasa yang bersang-

fonem atau kata untuk berkombi-

gzcrra 'perang itu'.

muncul diantari vokal; mis' SP. [g] pada gu.ena'perang' < [y] pada /a
(comPlement)

kebiasaan para anggota rr

nasi dengan satuan lain dalam


lingkungan tertentu; 2. kendala atas toirbinisl unsur-unsur leksikal, sehingga tidak terjadi kalimat-yang tak wijar; mis. antara menanak dan beras \erdapat pembatasan ini,

kutan melalui pengajaran, kesusastraan, media massa, dll.

bahasa mempergunakan pemakaiankontemporer rarl usage) !9ntuk bahasa yang dipakai


(coa

pemendekan (shortening, clipping)


galan bagian-bagian kata; mis. Pak dari bapak, bu dari ibu.
Demeo ' semboyan yang te{adi dari peribapembentukan kata berupa Pemeng-

pelengkap

lih. komplemen
pelengkap pelaku :

B/. -bagian klausa yang membuat predikat verbal pasif menjadi lengkap dan secara semantis meruPakan pelaku; mis. Amin dalam Roti
saya dimakan Amin.

kini; lawan arkaisme


neologisme.

sehinssa tidak terdaPat kalimat


*Ibu "ienanak
Deras,

melainkan lbu

pemancingan data (elicitation) lih- oemuntiran data


pemanJangan fonem (geminate) -fonem atau bunyi deretan
sama; istilah ini biasanya kutan dengan pemanjangan sonan.

menanak nasi.

pembeda (distinguisher)

hasa; peribahasa yang dijadikan semboyan: mis. Era hilang, dua


terbilang. Yang

'

pel6ngkap penderita - -+ obyek lan$sung pelengkap penyerta ---r obyek tak langsung pelenisan (lenition) Iih. lenis pelesapan (dtktion)
proses penghilangan suatu bagian

semantik.

alat untuk

membedakan

makna kata yang lebih kecil pada komponen makna.

dari

pemeri (qualifin)

- kata atau kelompok kata


sition)

pembelajaran bahasa
iog)

( language'learn-

membatasi atau meluaskan makna kata lain. pemerolehan bahasa (language acquipsikolinguistik. proses pemahaman

pematahan

(breaking)

fonologi. perubahan vokal panj

dari sebuah kontruksi; mis. kalimat


pelesapan anda atau saudara.

Mau ke mana? telah mengalami


Yang

peluas
{

(non-restrictiae) - bagian di dalam kalimat

Amerika half fhu:fl < [horJ]' fu:gJ < [uisJ. pembakuan bahasa -+

menladi diftong, seperti terc dalam beberapa dialek Ing

proses dikuasainya bahasa sendiri atau bahasa lain oleh seorang manusia.

kata (word formatian) pembentukan -

dan penghasilan bahasa pada manusia melalui beberapa tahap mulai

konsep umum yang mencakup


infleksi, derivasi, afiksasi, reduplidasar.

dari meraban sampai


pehiniaman
penuh.

kefasihan

kasi dan penggabungan morfem


pembilang (quantifier) kata yang mengubah makna kata

(bonowing)

memberikan informasi tambahin pada unsur tertentu dalam kalimat itu tetapi tidak merupakan bagian yang esensial dari kalimat itu; mis.

si bahasa pembangkita -

pemisukan unsur fonologis, grama-

TG. pemerincian ujaran-u.; baru dari khazanah bahasa


terbatas dengan menerapkan

( gencr ation

iikal atau leksikal dalam

bahasa

lain dan
mis. lima,

menyatakan kuantitas;
beberapa, banltak, dsb.

atau dialek dari bahasa atau dialek lain karena kontak atau peniruan; hasil proses itu disebut Pinjaman

124
(borrowing).

peminjaman dialektal

penanda bunyi

penanda gramatikal
tersenr

pengajaran bahasa

125

peminjaman dialektal
irg)

( dialect barrow_

ju-ga.

dari satu dialek ke dialek lain dalam satu bahasa; mis. pemakaian kata kakak dalam Bahaia Melayu yang
berasal dari Bahasa Minangkabau-,

proses peminiaman suatu unsur

amat sering kita jumpai. J /-ti/ harus ditafsirkan sebagai du


fonem.
(mono

tip; fish!

fit), dan /i/

lafal kata dalam sistem

penafsiran e'kafonem
ttc tnterpretation)

dalam kata {fl. riang 'berpikir' terdapat penanda bunyi r(l rlz penanda gramatikal
marking)

aksara losoqrafis, mis. dalam aksara sinika

penciptaan kata

(eoinage)

proses atau hasil penciptaan kata baru dari unsur-unsur yang sudah

'hati'.

kan, penggabungan atau


onomatope.

ada dengan derivasi, pemajemudengan


(mechanistic

(grammatical

fono lo g.i.p enafsiran atas fonem yan

lang

seb_enarnya

Bahasa Melayu).

merupakan dialek
(grammati-

kompleks, seperti tentang '/di

pendekatan mekanistis
ab

peminjaman gramatikal

dari bahasa atau dialek lain; mis.


sufiks
-zs,az

cal borrowing) pemasukaa,unsur morfologis atau sintaktis dalam bahasa ata; dialek dalam

dari Bahasa Sanskirta; kSnstruksi


kalimat yang diawali kaia Bahasa Arab.
,nc)

BI

yang beras:rl
sesungguh-

sional dari oposisi

yakni letupan dari frikatif. Kahj ditafsirkan sebagai satu fonefll maka.soalnya..adalah "fonem,, [i agak jarang dijumpai. Beban funi-

dapat dtanggap sebagai satu fonem afrikat. atau sebagai dua fonem,

dalam kata Inggris dalam..kata Ingeris bridpi bidge yaig vai

unsur yang mengungkapkan ciriciri gramatikal mis. penand.a peN-an yang menyatakan bahwa kata ybs.

broach, antimentalism)

p'ehdekatan bahasa yang menekan-

adalah nomina dalam


Penanda kalimat
(sentence

pembaeaan,

gai hasil peri laku

kan pengamatan atas ujaran sebabahasawan

pengangkatan, penarikan, dsb.

nya,,mis. Sesungguhnla rumah itu hisar,

adalah pinjaman sintaktis dari

Peminjaman leksikal (lexical borrowpemasukan unsur leksikal dalam


bahasa atau dialek dari bahasa atau dialek lain; mis. zasl goreng dalam

di pihak lain tidak atal hampir tidak dapat dikatakan bahwa /i/ merupalan fonem ter" sendiri, jadi ldjl boleh diperlakul
sama,
kan sebagai saiu fonem.

maka dapat disimpulkan bahwa di satu pihak ld/ dai /j/ ridak dapat dipandang sebagai" fonem yang

/d/-/i/

bagian kalimat (di luar klausa) yang membedakannya sebagai


satuan yang lebih tinggi dari klausa, berupa intonasi, kala, aspek, pengingkaran, penegasan, diatesis, fokus dan modus (kalimat berupa klausa

feature)

rendaf,.

pendekatan mentalistis
approach, mentalism)

dalam situasi tertentu. Pendekatan ini terdapat dalam analisis distri. busi dari Bloomfield dan perumusan hukum bunyi dalam aliran . Junggramatiker.
(mentalistic

ditambah dengan sekurangkurangnya salah satu penanda


kalimat tsb.)

pendekatan bahasa yang lebih menekankan intuisi bahasa bahasawan daripada pertuturan yang

Penandang Bali. obyek

penanda satuan sintaktis


marker, P-marker)

(phrase

konkret. Contoh: pendekatan bahasa dari aliran TG. pendengaran (hearing) proses yang memungkinkan otak penderetan (sequencinq) lih- penjenjangan.
menerima dan mena6irkan bunyi.
fundergoer, expeiencer)

Indonesia.

Bahasa Belanda yang ber;sal dari

pemisahan fonemis (phonemic split) linguistik historis. timbulnya kontras fonemis dalam periode tertentu.
pemolaan sim
ning)

diagram yang menggambarkan derivasi sebuah kalimat dalam bentuk diagram pohon atau tanda kurung bertanda.

IG.

penderitl

s e.mantik.

etis

( ymmetrical pa tter -

Penanda suara (aoice qualiu,

tonal

qualifit, tone ofaoice, ooice set, register)

bersuara /p/, lt/, /t/, cenderung untukjuga mempunyai tiga hentiai bersuara lb/ , ld/ , /g/. Tidak semua bahasa mempunyai pola simetris dalam sistem bunvinva. pemuntiran data liliciiationl
p.rosedur untuk menguji" ketertenmaan ularan dengan meminta bahasawan untuk - memakainya dalam konteks yang tepat.
(biphonematic

kontras yang simetris; mis.' bahasa yang mempunyai tiea hentian tak

prinsip bahwa sistem bunyi bahasa cenderung untuk mempunyai pola


Penambang
-iL sufiks

seluruh ciri-ciri latar non-linguistis bahasa seseorang yang menjadi ciri

oleh verba. enegasan (emphasis)

akibat tindakan verba itau peristiwa psikologis yang diakibitkan

partisipan yang menerima

khasnya, berupa nada, tamber,

kelantangan dsb.; dan biasanya

penampilan (p erfo rmance )

!h9msk2. pelaksanaan kemampuan bahasa secara konkret berupd ujaran yang benar-benar dihasilkin bahasawan sepertl oanasawan seperti frerblcara, berbicara, mel men.

Penataan |

tidak dimanfaatkan dalam komunikasi seperti halnya ciri-ciri prosodi dan ciri-ciri paralinguistis.
(arrangement)

keduanya, pada bagian ujaran untuk menyatakan bahwa bagian

hal memberi nada tinggi, atau tekanan keras, atau kedua-

itu dipentingkan.
studl)

alat sintaktis yang

penelitian lapangan (field uork, field


metode pengumpulan data bahasa

menempatkan

dengar, membaca, menulis,'dsb.

unsur-unsur sintaktis (= kata) dari suatu perangkat dalam urutan

dari informan bahasawan.


Penengen Karo. tanda diakritis yang menghilangkan vokal a dalam hufufKaro.

linier yang terterima dalam suatu


bahasa.

penataan

ll

(editing)

penafsiran dwif6nefr
interpretation)
fo

no lo g.i..p enafsiran atas fonem yang kompleks, seperti dalam penifsir"-

tinggi se[ali (ing.

an /til nampak bahwa fungsional oposisi /tl

be

ban

/i/

penandaan (markedness) ---+ ketertandaan. penanda bunyi (phonetir


phonetic indicator)

yang akan diungkapkan secara sengaja untuk memperoleh versi


akhir yang lebih memuaskan. pencabangan (branching) TG. penggambaran unsur-unsur struktur sintaktis dengan diagram
pohon.

penyusunan kembali unsur.-unsur

penerima

(receptor)

orang yang menerrma arnanat pengajaran bahasa ( I anguage teaching)

bidang linguistik terapan

yang

meliputi teori dan praktek pendidikan yang bersangkutan dengan


bahasa asing, dan yang mencakup

sharel tear; ship/

mengajar bahasa sendiri dan

sebagian dari huruf yang

r26
bahasa.

pengajaran hrprogfirm

Pengembangan bahasa suara yang mengatur aliran udara,. sehingga menimbulkan atau mengubah gelombang bunyi. Ada dua

pengenalan wicara

Pengurutan kaidah ekstrinsik

t27

metode dan bahan pelajaran


pengajaran bet?rogram
ins truc

an
dll.

(programmed

bahasa yang bersangkutan melalui pengajaran bahasa, media massa

bahasa

di luar

masYarakat

penglePasan

(release)

gt'rak alat ucap dari artikttlasi straltt

tion,

auto -ins truction)

metode mengajar yang berdasarkan pada behaviorisme, dengan pembatasan ketat atas tujuan pelajaran atau peri laku siswa, dan bahanbahan disajikan secara' bertahap, dan siswa mempunyai kesempatan untuk mengecek kemajuannya pada tiap tahap pelajaran.

tahap pengaturan udara, yakni pembunyian dan artikulasi.


pengawakod ean ( decoding )

bunvi bahursa kc posisi tllltrrk artikulasi hutrvi bahasa lain kc


posisi diam, sedemikian rtrPa sehingga penutupalt d:tlarn salur:ttt suara terbuka a(atl perryempil:rtr dilepaskan.
release)

usaha mendengar, menginterPretasikan wacana dan memahami amanatrya; berlawanan dengan


(onset)

pengenalan wicara ( s peerh rerugnition) identifikasi secara cermat unsurunsur bahasa sePerti suku kata dan kata; konseP ini Penting dalam

usaha meniru dan


(referenee)

pengkodean

pengawal

menYelidiki bahasa manusia dengan mesin atau alat elektronis.

cePat lw penglepasan penglepasan - lambat finstanlaneout relmsc as dela2ed fonologi ciri pembeda. cara artikulasi

bagian awal dari suku kata; inis.


hamzah d,a\am ah. pengawasuara an (deuoicing)

pengertian

pengalihan

proses atau hasil mengalihkr.n bentuk-bentuk terterima dari satu bahasa ke bahasa lain; 2. proses atau hasil mengubah lambang bahasa menjadi medium yang lain, antara lain menjadi tanda-tanda grafrs; 3. penterj emahan. proses reproduksi amanat dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. pengalihan harafiah ( translationese ) teori penterjemahan pengalihan.

l.

(transfer, switching)

'

hilangnya suara dari

konsonan

bersuara dalam keadaan tertentul mis. Ing. of levl di depan konsonan tak bersuara dalam wicara cepat.

pengedepanan (fronting)

l.linguistik hislons. perubahan bunyi vokal menjadi terartikulasikan di

hrfbunean antara arti dan lambang vane dipakai untuk menggambarirniru.'Kon.ep ini dibedakan dari pengartian (entailment) tih. referensi. penggabungan . - perlggabungan(comPouding). dua bentuk bahasa

yang terdapat plosifl lawan

cara

artikulasi dalam afrikat. lateral (.lateral penglepasan -

release)

penglepasan bunyi sedemikian rupa

sehingga udara keluar lewat samping sisi lidah.

pehglepasan nasal

atau lebih sehingga daPat memPu-

bagian depan mulut, mis. tul


proses topikalisasi; mis. dalam
( sub grouping) lingui"stik historis komparatif. pemisah-

menjadi [i)]; 2. pemindahan suatu bagian kalimat ke depan dalam kalimat Orang itu anaknla lima yang berasal da;i anak orang itu lima.

nyai fungsi sendiri, mis. Penggabungan dua morfem, kata, frase atau klausa sehingga membentuk
satu konstruksi.
(cliPPed word)

pencolahah data

lih. letupan nasal.


(

_(nasal release)

'

collation)

pe"ngumpulan dan pengelomPokan bahan-bahan dari penelitian lapangan sebagai dasar untuk analisis
(.goaemmenl, rection)

amanat yang ditandai oleh

pe-

makaian konstruksi gramatikal dan unsur leksikal yang tidak lazim dalam bahasa sasaran, karena ingin mempertahankan bentuk-bentuk bahasa sumber.

penggalan -

pengelompokan

pengalihan wajar (natural rendting)


pengalihan amanat yang ditandai oleh pemakaian konstruksi gramatikal dan unsur leksikal yang tidak

jauhnya dipandang dari sudut


geneologi, dan kelompok itu diang-

an beberapa bahasa dari kumpulan bahasa-bahasa berkeberabat yang lebih besar berdasarkan dekat

kependekan yang terbentuk dengan mempertahankan salah satu bagian kata,- biasanya sebuah suku kata; mis. Dz (dari ibu) , lab (dari laboratorium), dsb. penghembus an ( e x halation, ex piration)

linguistik. penguasaan

^ pil.ntuun

bentuk morfologis sualu kata oleh kata lain; mis.l ng. persona ketiga mengharuskan sufiks s Pada predikat verbalnya; mis. she dinks.
(rePetition)

pengulangan -

melanggar pola umum bahasa


sasaran; berlawanan dengan peng-

gap mempunyai bahasa

alihan harafiah. pengamatan ( ob semation) tahap memahami pelbagai feno-

dikelompokkan karena dianggap

purba sendiri; mis. dari bahasa A, B, C, D, E bahasii-bahasa A, B, dan C


lebih dekat secara genealogis dibandingkan dengan D dan E, sehingga diperoleh silsilah sbb:

hal mengeluarkan naPas. penghirupan (inhaLation, inspiration) hal menarik napas penghubung kalimat (sentence eonnector,
connectiae).

stilistis atau untuk tujuan-tujuan


ekspresif.

penggunan unsur bahasa heheraPa i<ali-' berturut-turut sebagai alat


(aerbalisalion)

pengungkapan -

partikel yang menghubungkan dua


kalimat atau lebih, yang tidak selalu muncul pada awal kalimat (berlainan daripada konjungsi); mis. karena
itu,

ha1 menyampaikan pikiran atau

mena bahasa dalam penelitian


menemukan keteraturan

perasaan dengan bahasa; diPertenianskan dengan isyarat, gambar, dsb.

lapangan sehingga nampak atau Pengantef

proto A-E

jadi

dsb.

vokal pengurangan -

(aowc L reduction)

Bali. awalaa
(entailment)

(denial, negation) pengingkaran - peinyltaan dengan kata ingkar pada sebuah unsur yang dimaksud-

pengartian

makna yang timbul sebagai akibat

makna yang ada dalam

suatu
Saya

bentuk; mis. makna kalimat


peraturan

men2esal telah melanggar peraturan ini mengartikan Say telah melanggar

ABCDE

A\
proto

A-C

\\

-4tr

\\

kan untuk membatalkan anggaPan pendengar, mis. pemakaian tidak dan bukan pada Mereka tidak Pergi dan Bukan sa)a )ang berbuat.

an-keadaaan tertentu; mis. akan meniadi aken Dengrrrutan kaidah (ruLe ordeinu)

perubahan lafal vokal dalam keada-

' 7b. penempatan

dalam gramatika

pelbagai kaidah translbrmasi

izl. Konsep ini dibedakan

dari pengertian (reference) pengaturan uilara (regulation)


gerak seperti katup dalam saluran

A, B dan C membentuk satu kelompok dalam keluarga A-E. pengembangan bahasa


Bahasa-bahasa usaha untuk memperluas pemakai-

pengiring Bali. akhiran. pengisi gatra (Ji.ller class) bentuk yang dapat menglsr gatra
tertentu.

secara ketat: mula-mula kaidah struktur Irase, kemudian kaidah translbrmasi dan akhirnya kaidah
morfonemik.

pengurutan kaidah ekstrinsik insic ordering)


7"G.

pengurutan kaidah yang secara

128

pengurutan kaidah intrinsik

penterjemahan linguistis

pentrjemahan otomatis komDonen makna: diPertentangkan

PePet

r29

eksplisit dikenakan oleh kaidah


y.ang dirumuskan tanpa memper_

bersangkutan; pensurutan kaidah

dan/atau antarbahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal dengan

dan titik artikulasi Yang memPe-

tirnbangkan konsistensi formai se-

maksud. efek arau

data

rntrlnsrk, karena kaidah_kaidah itu dapat dilaksanakan dengan urutan apa pun, namun perlu ada penguruten supaya diperoleh outltut ving betul. setelah memperrimilangka;
bahasa. sic ordering)

perli dalam pengurutan kaidah

sedapat mungkin rerap d'iperta'hanl kan: 2. bidang linguisriI rerapan yang mencakup metode dan tefnik

uiud

uinn

penterjemahan otomatis

;;;d^"

penterjemahan budaYa'

'

(machinc hansTahon, automalic translation, mech-

pengalihan amanat
penterjemahan bebas
tion)

bahasa ke bahasa lain.

dari

satu

penggunaan komPuter untuk memudahkan Penterjemahan antara


bahasa-bahasa manusla.
lation)

anical translation).

.itu titik tirtentu dalam saluran udara. penyempitan faring (faucalisation) ' a.iikuhsi sekunder Yang mengoenveirPiian makna
hasilkan bunYi Yang kasar dengan menvempitkan faring.
(narrowing

nsaruhi tingkat aliran udara Pada

(1free transla_

penterjemahann sastra

( literaryt

trans-

pengurutan kaidah intrinsik (intrin_

pengalihbahasaan pernyataan,
Kan amanat.
slation)

'

of
oJ'

ungkapan dsb. dengan' mementing_


1

jadi

kaidah B untuk dilaksanakan. penilaian s.ubyektif iualue judgmentl srkap bahasa yane tidak dapat
ungkapan "bahasa yang primitil,,

dan ciri yane dipirlukan

dilaksanakan sebelum kaidah'A, karena kaidah A menyediakan sifai


oleh

atau sifat logis dalam sistem kaidah itu sendiri: kaidah B tidak dapat

kaidah;.pengurutan kaidah yang dirumuskan karena sifat loimai

7G.. pengurutan kaidah yang tersebaeai akibat dari p.rr*rrun

penterjemahan budaya

ru I tu ra

ran

Denteriemahan karya sastra sePerll Luisi. irama dll. Yang menekankan konoiati emotif dan gaYa bahasa'

^lroning, meaning, resliction)

reduclion, spccialisation

atau di dalamnya dimasukkan


an lrngurstrs penterjemahan dinamis
translation)

penterjemahan yanq isi amanalnva diubah sesuai deng-an kehudayain sasaran dengan caia terten[u, dan/

Penyadur '
duran.

lebuah unsur bahasa diPakai se' hingga maknanYa menjadi lebih

Drose;embatasan konteks di mana

oiang yang mengerjakan

PenYa'

terbatas dari makna PusatnYa; mls'

Denvaduran ftctelling) ' oJnsalihbahasaan- secara bebas

oemakaian makna buku dalam 'bembukuan (istilah ekonomi) Yang iebih sempit dari makna kata itu
pada umumnYa.

sumben law.an dari penterjemah-

ridak implisit dalam

inlormasi yang secara linguistis


bihasa

lruiu

bahasa sasaran dengan jalan metJkoh"nya,' mengganti budayanya, dsb.


aery)

wacana

ke dalam suatu
latar

nyingkat, mengubah tokoh-

sosial-

penyimpangan (deaia.nce) . nama umum untuk uJaran yang tidak sesuai dengan norma-norma
eramatikal, semintis, atau sosial' pe'nyimpangan Puitis (poelit licence)

(dlnamie

penyarirpaian semPurna (ideal deli'


diucaPkan dalam kondisi ideal tanpa kesalah-

dibuktikan secara ilmiah se perti terdapat..,dalam ungkapan_


"ekonomis", "logis", dsb.

penjenjangan (gradiw) pengajaran bahasa. pengaturan


unsur-unsur bahasa yanc terbatas dalam ururan yans prakris untuk mengajarkannya: proses ini mencakup pentahapan, yakni pembagian pelajaran a(as tahap waktu: [enderetan, )'akni pengurulan unsurunsur pengajaran; dan pembatasan unsur-unsur pengajaran sebaikbaiknva.

sasaran.

memperhatikan kekhususan bahasa

mempertahankan amanat

ungkapan.. dsb. dengan sekaligus


dlan

pengalihbahasaan pernyataan.

cara suatu wacana

pinyimpangan dari norma terte-

i-i*i .uutu'
Penyuaran
tion)

bahasa sebagai alat stilistis dalam karYa sastra'


(aocalisation, toicing, phona'

an wicara. penyebaran makna ( radiation, irradiation)

penterjemahan
translation)

faktual

(pragmatic

menekankan pengalihan IlnC fakta.


penterjemahan harafiah ( literal translation)

penterjemahan bahan-bahan tertu_ lis dalam bidang niaga, teknis dll,

["ii '

.,..iuu.un makna kata

ke arah lebih

tutu bidang: mis. kepaladipakai juga dalam ke pila kantor , ke pala tiang ' dsb.
(restructuring)

penyriaran antarvokal
toicing)

penggetaran plta suara selama i"'.ir-i h, hrsa berartikulasi. berartikula buhuru b,rnl,I
(interuocalic

Denvelarasan

fonotigi. perubahan bunyi t-rbstruen fonologi.

pengalihbahasaan pernyataan,
bagian demi bagian dari bahasa sumber tanpa mensindahkan kekhususan bahasa saia.rr,. penterjemahan idiomatis (idiomatic
translation)

penjodoh (classi.fier) kata yang menandai kelas


seo-rang

ungkapan, dsb. kata dCmi kata atau

teori teriemahan. penguhahan hastl "pensulihan menjadi bentuk o.os.s ltilistis'yan"g cocok dengan bahasa sasaran; Pembaca atau Pendengar

iak

b"ersuara menjadi bersuara di antara segmen vol.alis; mis. dalam

ada didekatnya; mis. orang padi


guru menandai bahwa guru
ada.lah orang yang bernyawa. yang

atau kategori kata atau bentuk lain yang

pehydiipat (laYring,

vans dituiu.

[mi:tl >'meatY lmidi] syllabi'lica' (slllabication, peny.rtuatt


.

dialek Inggris
tion)

Amerika

meal

' l.'

embedding)

menandai bahwa rumah adalah benda tak bernyawa. penterjemah ( translator) orang yang mengerjakan penrerpenterjemahan
.lemahan

berbeda dari sebuih rumah kata'bua'fr

lih. perrterjemahan bebas penterjemahan Iinguistis


translation )

(Ii

nguist ic

tasm;m ke dalam untaian tagmem lai"n yang setataran; 2. TG .Proses .r.nrisipin suatu struktur konsti[r.ri t6 dalam kalimat matriks' oenvematan endosentris (nesting)

ngrumi*.- Pemasukan seuntai

pembagian kata atas suku-suku kata dilam analisis lirnologi atau dalam ejaan.
dalam

DeDatah

' ieribahasa Yang terjadi


membeli menang memakai.

kalimat tak lengkap, berisi hal-hal

penterjemahan yang hanya berisi informasi linguisris- yang' implisit dalam.sumber yang dijadikan eksp-

' oJnr.rnrtun

sebuah liase atau

umum, dan tidak berisi nasihat;

lisit. dan yang dalam

perubahan analisis

l.

(trans lation)

pengalihan amanat antarbudaya

balik, transformasi dan

bentuk dipereunakan trinsformasi

oenvemPitan (sticturc)

i.lrusa dalam suatu liase endlrsetttiis untuk memodilikasikan induknya; mis. Anjing yng mengejar kucing ling makan burung kelilang"" foictik. huhungan antara artikulator

mis. lndah kabar dari ruPa,

Alah

DEI'Et

' i. brnvi vokal tengah tak bundar;


schwa; 2,

'

yang ditulis di atas aksara.

J.

Pcnanda vokal tersebut

130

peran

I -

pergeseran bunyi Jerman Tinggi

pergeseran bunyi rumpun Germania

perluasan

morfologis l3l

ptan I
peran

tor dengan
proposrsr.

(role) semantik. hubungan

daripada yang lain. Dalam Bahasa antara predikanomini dalam

sebuah

Inggris ditandai oleh -er atar more. perbendaharaan dasar (basic aocabukata-kata 'yang menunjukkan konsep dan situasi yang ada pada
lary)

pf>-f,t) ls)s, k> >t'g>5-

dengan beberapa konsonaqa.l.

kx>

x,b)

P)

p,d

ll

(role)

l.

sosiolinguistik. apa yang dilakukan

dan diucapkan seseorang dalam


posisi tertentu.

dan mendasari semua

kegiatan

Perancangan

( pro gramming)'

penulisan rancangan dalam pengabahasa secara otomatis.


(relator)

jaran bahasa atau pemrosesari data

manusia; 2. pengajaran bahasa, katakata yang paling umum dalam satu bahasa yang dipakai sebagai dasar pengajaran bahasa.

perbendaharaan kata

(aocabulary)

perangkai

lih. leksikon

pergeser:rn bunyi rumpun Germania (first sound shift, Germanic sound thtft) serangkaian perubahan konsonan yang teratur yang terjadi dalam bahasa Germania Purba dan yang membedakan rumpun Germania dari bahasa-bahasa Indo-Eropa lain. pergeseran makna (semantic shift, shift

aiektiva Bahasa Inggris den gan mlre dan most dalam more conJortable, most comfortable Bd. happier, happiest yang mempergunakan infleksi)'

perifrase oerintah

(periPhrase)

pengungliapan yang panjang sebagai pengganti pengungkapan yang

lebih pendek.

'

(command)

semantik.'makna ujaran yang diPa-

kai untuk menuntut atau melarang pelaksanaan suatu Perbuatan. Konsep semantis ini harus dibeda-

bagian frase eksosentris berupa


preposisi atau partikel ri, sahg,)ang, dsb.; mis. dalamfrase di rumah d,an si bangm, di dan si adalah perangkai. perangkat (set, open set, open list)

perbuatan
semantik.

(action)

of
yang

situasi dinamis
(coruersaiion)

perubahan makna suatu unsur


bahasa yang mengakibatkan peru-

meaning)

periode

kan dari imperatif yang meruPakan konsep gramatikal


(period)

percakapan

dikendalikan oleh pelaku.


satuan interaksi bahasa antara dua

bahan makna unsur lain dalam


bidang makna yang sama; mis. Ing.

.fonetik akustik. saat


(eaent)

antara puncak-

puncak gelombang bunyi.

kelompok unsur-unsur leksikal (dipertentangkan dengan sistem dan struktur); 2. unsur-unsur yang jumlahnyq tak terbatas dalam suatu

l.

pembicara atau lebih.

peregang wicara (speech stretchcr) alat y,ang dipakai dalam penyelidikan fonetik untuk memperlambat
wicara yang direkam tanpa mengulainnya.
ning)

jaw' raharg' dulu berarti'pipi' (Ing. cheek), cheek'pipi' berarti'rahang'


lng. jaw). pergeseran tataran (rank-shift)
proses atau hasil pemindahan suatu satuan dari satu tataran ke tataran

'

semantik. situasi dinamis yang berlangsung sebentar. peristiwa bahasa (language eaent, slale

oeistiwa

bidang atau dalam gatra yang


mempunyai hubungan paradigmatis; mis. kata-kata seperti kursi, meja,

of affairs)

bah nadanya atau ciri-ciri

ipit y";ig terjadi

sebagai akibat
(linguistic

yang

lain; mis. sebuah klausa menjadi


sukai dalamoranglang

lampu, dsb, yang dapat didaftar


secara tak terbatas. perangkat test (test batery)
sekelompok soal test untuk menguji

perencana:rn bahasa

(language plan-

bagian dari frase; klausa 2ang sala say sukai tidah


terpilih. serangkaian perubahan vokal yang teratur dalam sejarah suatu bahasa.

pu'tt"I-pirt.i. linguistik
circle)

oensunskapan bahasa.

usaha untuk memperbaiki komuni-

beberapa ketrampilan.

kasi.bahasa dengan menciptakan subsitem-subsistem baru atau menyempurnakannya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memakainya. Standardisasi periitilahan dalam bidang-bidang kehidupan adalah contoh perencanaan bahisa. e

pergeseran voka.l (uowel shift)

kelompok ahli linguistik dan sarjana dari bidang yang berdekatan


yang bertemu secara periodik untuk -embahas masalah-masalah yang

Irerangsang

(stimulus)

situasi atau perbuatan bahasa yang membangkitkan tanggapan pada pembicara atau siswa yang belajar
ahasa.
(comparison

perhitungkan frekuensi
count)

(frequency

diminati, dan sering menerbitkan


publikasi. Contoh : Cercle Linguis ti qut dt Prague pada tahun 1930-an, Cercle Linguistique tle Paris pada abad 19,
SocieQ of America, Societas Linguistica

perbandingan bahasa
languagu)

of performatif (pe rformatia ) lih. ujaran performatif


pergeseran bunyi

deskripsi dan analisis unsur-unsur dan pola dari dua bahasa atau lebih, atau dari dua tahap waktu

(sound shift)

serangkaian perubahan yang tera-

atau lebih, dalam perkembangan


sebuah bahasa untuk menentukan hubungan kekerabatan atau tipologi di antaranya dalam linguistik

tur dalam sistem bunyi suatu


bahasa atau kelompok bahasa dari

menentukan jumlah unsur, mis. kata, fonem atau kalimat, dalam suatu teks atau rekaman. (sa1ing, maxim) peribahasa - kalimat atau penggalan kalimat

prosedur perhitungan dalam studi bahasa dan kesusastraan untuk

Ccrile Lingu*tique de CoPenhague pada tahun 1940-an, Linguistic


Europaea,

dll.
(exPansion)

perluasan

yang telah membeku

bentuk,

satu tahap ke tahap lain. Contoh:


perubahan bunyi yang dirumuskan dalam hukum Grimm, hukum

makna dan fungsinya dalam masYa-

atau
nlai

rakat, bersifat turun-temurun, dima[sud karangan, pemberi nasihat, pengaiaran atau pedoman hiduP; inencikup bidal, pepatah, perumpamaan ibarat, Pemeo.

penambahan unsur dalam kalimat bagian-bagiannYa tanPa mengubah struktur dasarnya; mis.

komparatif, atau untuk menentu-

kan prinsip-prinsip yang dapat pergeseran bunyi JermanTinggi


memudahkan pengajaran bahasa dan pente{emahan dalam linguis(High German
sound

Verner, dll.

pergunakan untuk Penghias karangan atau Percakapan, Penguat

kalimat Guru

memPunyai anak daPat

diperluas menjadi Guru sala mempu-

shift,

second sotlnd

shtfr)

tik kontrastif.

perbandingan lebih

serangkaian perubahan bunyi yang


( s u p e rio r c om p ari -

son, ilpuard comparison)

bentuk komparatif dari ajektiva


atau adverbia yang menunjukkan
sesuatu mempunyai kualitas lebih

Jerman Selatan sebelum adanya tulisan; sehingga memisahkan dialek-dialek Jerman Utara dan.Ierman Selatan.

teratur yang terjadi

di

perifrastis

dikatakan tentang hubungan gramatikal yang dinYatakan dengan

Qenphras tic)

perluasan makna ( extension, ex pansion, widening of meaning) proses memperluas makna unsur bahasa dengan memperluas konteksnya.

anak Tang cantik.

perluasan morfologis
extension)

(morphological

kata-kata terpisah dan bukan


dengan infleksi; mis' perbandingan

Perub4han itu bersangkutan

pembentukan kata dengan afiksasi.

r32
permutasi
(permutation)

Permutasi

pertanyaan retoris

pertanyaan tak langsung

proses perubahan deret unsur_ unsur_kalimat, misalnya perubahan dari Alrah pergi ke kantor icnjadi Ke kantor alah pergi. pernyataan ( det I a ra I ion, s t a ement )
keadaan baru dengan mengujarkan kata-kata: 2. makna ujrian yang mengungkapkan sesuatu atau suatu

yang mengikutsertakan kawan bicara.

perubahan gramatikal

133

pertanyaan tak langsung


question)

(indirect

personifikas

seolah-olah hidup; mis. dalam

penggambaran sesuatu yang mati


(perspectiue)

(p e r s oni.fi c ation )

question, reported question, oblique

tuturan itu sendiri; mis. permintaan yang disampaikan dengan kalimat


tanva.

pertanyaan yang dikutip dalam

J. pertuturan yane menimbuikan

perspektif

kalimat Daun melambai-lambai. pada saat tertentu.


tiue)

wacana Pertuturan

tak

perubahan bahasa (linguistic

cltanee)

langsung; mis. Ia

pandangan yang diambil pengamat


(waae perspec-

y.ang merupakan konsep grama_ tikal. perolehan bahasa (language acquisition)

hipotesis. Konsep semantis ini harus dibedakan'dari deklaratif

perspektif gelombang

l. perbuatan berbahasa yang dimungkinkan oleh dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pemakaian unsur-unsur bahasa; 2. perbuatan menghasilkan bunyi
bahasa secara beraturan sehingea menghasilkan ujaran bermakna; 3.

bertanla apakah sa2a mau datang. (speech act, speech eaent)

pcrul-.rahan dan/atau penqqanriarr ciri-ciri bahasa dari satu tahap ke tahap lain dalam perkembangan

sejarahnya.,

perubahan bunyi (sound change) perubahan sistem bunvi bahasa


dari satu tahap ke tahap lain dalam
sejarahnya.

hasil pemerolehan bahasa; lih.


pemerolehan bahasa

akhir; pandangan dinamis.

tagmernik. pandangan dari sudut sat lan-satuan kompleks sebagai ujud yang bergerak, yang mempunlai bagian awal, inti dan basian
lfun

perubahan bunyi tak terbatas

seluruh komponen linguistis dan


non-linguistis yang meliputi suatu perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut partisipan, bentuk pe-

(unconditioned sound change, unconditionaL sound change, independent sound change.

persepsi

(perception)

perspektif kalimat fungsio nal tnnal s(ntme penpccliue)

Jonetik, psikolinguistik. proses penerimaan dan pengawaliodean input wicara yang mengharuskan pendengar memperhatikan isyarat akustis

dan juga pengetahuannya tentans pola bunyi dalam bahasanya sci hingga..ia dapat menafsirkan apa yang didengarnya.
(specch perception)

terjadi dari tema dan rema. perspektif medan (field perspectiw)


tagmemik. pandangan

aliran Praha. teori yang menyatakan bahwa ujaran itu beistrukiur dua lapis: lapis pertama ialah pola gramatikal yang rerjadi dari subyek dan predikat, lapis yang kedua iaiah struktur. pembawa informasi yang

isolatire sound change, autonomous sound change, spontaneous sound change, sporadic sound change)

nyampaian amanat, topik, dan konteks amanat itu; 4. pengujaran

kalimat untuk menyatakan pertuturan ekspresif


sesuatu.
(expresile)

agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar. perbuatan yang menyatakan keadaan psikologis pembicara karena

perubahan bunyi yang terjadi dalam semua lingkunean; mis. PIE f ol dan lai lebur menjadi PGm /al .
perubahan bunyi terbatas (canditilned sound change, conditional
change, combinatiae sound change)
sound

persepsi bahasa lrn. PersePst persona (person)

situasi bahasa. persona kdua (second

dengan parrisipan dalam suatu


person)

kategori deiktis yang bersangkuran

itu ber[ubunfan dengan' yang lain dalam suitu


satuan-satuan
sistem atau jaringan; pandangan
relational.

satuan-satuan sebasaimana

dari

sudut

pertuturan ilokusioner (illocutionarl


speech act)

perspektif partikel
tiue)

(particle\ perspec-

pendengar atau pembaca sebagai partisipan dalam situasi bahisa

Austin, Searle. perbuatan yang dilakukan dalam mengujarkan sesuatu; mis. dalam memperineatkan, bertanya, dsb.

dalam [blod] > [blrtdl. perubahan ejaan (spelling reform) perubahan sistem ejaan ke arah

perubahan bunyi vang terbatas pada lingkunean bunyi terlenrul mis. Inggris ]eneahan [r] > [nl kecuali sesudah korrsonarr labi.'rl

persona ketiga (third person)


bentuk persona yang dipakai pembrcara untuk menunjuk pihak lain di luar pembicara- dan kawan

tertentu; kawan bicara.

pertalian

satuan-satuan sebaeai unsur-unsur yang lepas; pandangan statis.


(cohertnce)

tagmemik. pandangan dari. sudut

pertuturan komisif (eommissite) pertuturan yang mempercayakan


pembicara atas tindakan yang akan

penegambaran fonem yang meme-

nuhi syarat-syarat linguistis


perubahan fonemis(phonemic

dan

sosial yang diakui orang pada suatu


sound

bicaral mis. ia, mereka dsb. persona pertama (first person) bentuk yang dipakai oleh pembicara untuk menunjuk dirinya; mis.
aku, sa1a, beta, kami, kila.

kalimat dalam wacana. Pertanyaan (question)

hubungan antara unsur-unsur dalam kesatuan yang utuh; mis. pertalian antara kalimat dengan

pertuturan lokusioner
spuch act)

dilakukannya sendiri.

(locutionar2

Austin. perbuatan bertutur; hal

change, sound ehange b1 phonemes, phonological ehange. func tional change)

pertuturan perlokusioner

mengungkapkan sesuatu.

(perlocu-

yang memberi akibat pada distribusi alofon dan fonem serta seluruh

linguistik historis. perubahan bunyi


bahasa.
allophones,

personajamak ekslusif
person plural)

(rrclusiue

first

makna ujaran yang meminta jawaban. Konsep semantis ini harus dibedakan dari interogatif yang merupakan konsep gramatikal.

tionarl speech aet) Austin. Searle. perbuatan yang di-

struktur fonemis suatu

lakukan dengan meneuiarkan

se-

perubahan fonetis

(phonetic sound

suatu, membuat orang lain percaya

bentuk persona pertama jamak yang mencakup pembicara dan


pihak lain, tetapi ridak mengikut-

akan sesuatu, dengan

mendesak

change, sound change allophonic change)

b7

persona pertama jamak inklusif (inclusiae firsl person plural) bentuk persona pertama jamak

sertakan kawan bicara.

pertanyaan langsung (direct question) pertanyaan di dalam ucapan langsung; mis. Mau ke mana?
pertanyaan retoris (rhetoieal question) pertanyaan yang tidak memerlukan
jawaban.

pertuturan tak langsung


speech aet)

orane lain untuk berbuat sesuatu, dll.


(indirect

perubahan bunyi yang tidak mempengaruhi struktur lonemis suatu


bahasa,

perubahan gramatikal
change)

(grammatical

pertuturan yang dinyatakan oleh kalimat tidak dimaksudkan teru-

linguistik historis komparatiJ perubah-

tama untuk menyampaikan

per-

an dalam morfologi dan sintaktis

134

perubahan makna
oer_

pinggir

pinjaman

suatu bahasa sebasai akibat perubahan

Poerwadarminta, Wilfridus Josef Sabarija

r35

kembangan, seperri analogi, keiata bahasa atau piminjaman.

peyorasi (peyration) perubahan makna yane mengaenak, tidak baik. dsb.l mis. kata per1mpuan sudah mengalami peyorasi; dahulu artinya 'yang menjiAi
tuan'gambarkan sesuatu yang lebih tidak

piniaman

uocabularlt change)

lnakna

(semantic change.

kibatkan sebuah ungkapan meng-

' hisil

(borrowing, loan)

peminjaman.

lih.

perubahan makna kata dalam sejarah suatu bahasa dan dalam


perubahan morfologis
change)

fonemis (phonemic loan) piol"-.t - p'iniaman yang memPertahankan bunyi atau kombinasi bunyi dari
bahasa sumber, mis. kata tsetseyang mengandung bunyi 1td, yang diPin( phonologital

iaman

Pemin'

Plato (425-348 s.M.)

ahli bahasa dan filsuf bangsa Yunani. lukunya tama tentang segi-segi
filosofis

Kratylos mengandung uraian Perpenelitian bahasa. Dari Plato mulamula timbul pembedaan antara onoma yang kemudian menjadi subyek atau kata benda dan rhema yang kemudian menjadi predikat

konrak dengan bahasa-bahasa lain.

(mor pho logical

Piaget, Jean

perubahan

di dalam
"(

suatu bahasa karena analogi, keraia

morlblosi

(1896-1980) sarjana. psikologi


bangsa Swlss, yang teorinya menge_

jam dari Bahasa Bantu.


pinjaman fonologis
rowing)

bor-

bahasa atau peminiaman

ir
I

perubahan sintaktis

perubahal. gramatik;l yurg *eir_

sltntact ic rhange)

perubahan struktur' ( s t ruc tura I c hange ) TG. hasil perubahan dengan trais'_
1u-r;

dengan konstruksi yang Iebih besar.

berikanakibat pada r,ubungan kara

perkembangan anak san{at mempengaruhi. psikolinguistik, antara lain teorinyi tentan6 bebe: rapa rapa. tahap perkembansan tahap _dalam dalam pe ngan kognitif anak yang melatarbela"kangi pemerolehan bahasa. Karyanya sangat banyak , a.l. The Languige ind Thousht of the chitd Tho.usht (t926); jud[ennt Child (t92Q; and a1d Reasoning Reasoyw of oltne the ChiU CniU (l9ZB'1; Child fnc 1t ObZd'); Thc dalam

nai

pemisukan unsur fonologis dalam iuatu bahasa atau dialek dari bahasa atau dialek lain; mis. Pola eugus konsonan dalam BI, Yang Leiasal dari bahasa daerah atau
asing.

atau kata kerja. pleonasme (pleonasm) - oemakaian kata-kata lebih dari pada yang diperlukan; mis. dalam
kalimat Kita harus dan uajib
mati peraturan ini.
menghor-

pinjam terjemah (loan


calqu!

plerem -

translation,

formasi atas suatu deskrfrsi struk_

glosematik. satuan terkecil

dibuka.
rence)

2 3' sehingga ter_ - 2, dapat -..1 kalimat: Sekarang"fusin ini


PS: 3
(anaphoric
refe_

DS:NP-VP-o

mis. Mesin ini dibuka'sekarang,

pijin (pidsin) alat komunikasi sosial

Origin of Intelligence (1952), dll. -Origin

. peminiaman atau Pinjaman frase

dari ungkapan yang mempunyai makna,


beitentangan dengan kenegn yang tidak mempunyai makna (bandingkan plerem ini dengan morfem, dan kenem dengan fonem dalam

l. lih. komponen makna;

(plereme, semantic com_ponent) 2.

de.rgat memPertahankan

makna

leksikal dan/atau makna gramatt-

perujukan anaforis

proses pemakaian pronomina atau b-entuk sulih lain atau pemakaian elipsis untuk tidak mengungkap_

ulang suatu unsur makni.

perulangan --+ reduplikasi


PerumPamaan peribahasa yang berisi perbandingan, te{adi dari maksud (yang tid;k diungkapkan) dan peibandinsan bunga: sedap dipakai, tali' dibuang. Perumpamaan kadang-kad"ng

piiinisasi
proses

..Pasar,

nyederhanakin struktur din leksikonnya. Contoh: Bahasa Melavu Melanesian pidgin EngliJh.
(pidginiaation)

bahasa sebagai dasar dengan me-

yang tidak merupakan bahasa ibu para pemakainya; ada piiin yane memiliki struktur dan lelisikon'dar] bahasa yang berlain-lainan, ada pijin yang mengambil salah satu

yang b_erlainan bahasanyi, dai

kontak yang singkat (mis. dalam perdagangan) anlara orang-orang

kal aslinya, tetapi dengan mengg3lti morfem dan fonemnYa; mis. Bel. Bel. paardekracht ) Bl. da2a kiesrecht > hak Pilih. pinjam ubah (loan shift)

plosif

aliran linguistik lain).


(plosiae)

'

piminiaman atau Pinjaman kata

itau fiase dari

bahasa lain dengan

mengubah bentuk fonologisnya.sehingEa dikira meruPakan sumber aslii mis. kemeja d'ari Port. camisa. oinvin (dibaca: Pin?in) "-.i1;;' translitirasi aksara Sinika

pluralis (Plural) kategori jumlah yang menunjukkan

menyeluruh, di belakangnya udara terkumpul, kemudian terjadi Penglepasan; 2 bunyi yang terjadi demikian. lebih dari satu, atau lebih dari dua

l.

dihasilkan dengan PenutuPan

(yang diungkapkan)j mis. Seierti katak di bauah tempurung; Iiarat


"bapai.

makai kata seperti, "ilarat,

-._

kon suatu bahasa untuk kontak piktograi


sosial yanE sinskat.
( iictosiapn)
i c tog m p h2

dan Ieksikon pelbagii bahasa, entah penyederhanaan struktur dan leksi-

entan beruPa campuran struktur

. terjadinya sebuah pijin,

"ans ileo"ublik Rakvit Cina.- (sistem lain aniara lain ialah sistem WadeGiles). Contoh: Penulisan Pa*ing
(Wade-Giles) : B eijing (pinyin), M ao Tsc Tung (Wade-Giles): Maopzedong (pinYin).

resmi dipakai seiak 1956 di

dalam bahasa yang mempunyai


Sabarija (1903-1968) sastrawan dan ahli leksikograli Indonesia yang paling berpengaruh sampai kini. Bukunya

dualis. Poerwadarmiirta, Wilfridus Josef

Kamus Umum Bahasa Indonesia, (ceta-

lih. modifikasi petrggrafi (petrograpfur) tuhs-menulis pada permukaan


Petr, ogIaTl (petrogram, parogliph)

macam, dsb., kadang-kadang tid"ak. pe.rwatasan (modifcation)

piktoeTaf i "fp

Iih.piktoeram

keras; mis. pada batu.

piktogiam

srstem.,aksara yang mempergunakan piktosram. "


"(

oisahan /solil) ' hasil perubahan sebuah fonem meniadi dua fonem, mis. dalam Bahisa Inssris Kuna [q] adalah
alofon

kan pertama 1953) adalah kamus


yang paling terkemuka di Indonesia. Karyanya meliputi, roman, drama, sajak, cerita pendek, buku pelajaran Bahasa Jawa Kuna, kamus BahasaJawa, buku pelajaran Bahasa Jepang, kamus Bahasa Belanda; di samping kamus tersebut di atas dan kamus kecilnya, Logat Kecil Bahasa Indonesia. Salah satu bukunya yang terakhir, Bahasa

picto.qram)

dari{n], dalam

aksara yang berupa gambar untuk

axsara kuna yang dituliskan pada


batu.

pe-watas (nodi,fier, qualifier)

pinggir

mis. tanda lalu lintas.


(margin)

mengunglapkan amanat tertentu; _

ngannya kemudian menjadi fonem sendiri.

Perkemba-

pita suara
Jolds)

(uocal bands,aocal cords,aocal

lih. modifl[ator'

fonetik. bagian awal atau akhir dari sebuah suku kata.

dua lipatan otot yang dapat berg.etar daiam laring untuk menghasilkan suara; lih. bagan alat ucaP.

Indowsia untuk Karang-Mengarang,

[,
I

1r

136

poetika

post-determinator

postposisi

prlmary reslrcns
ngandung unsur verbal.

tr7
(compound predi-

mengandung segi-segi linguistik


dibaca orang.
Indonesia yang sangai menalik hanya. sayang. buku ini kurang
(poetirs)

suku kata.

polisindeton

pemakaian konjungsi beberal


kali; mis. dalam
dan kemauan.

(po$sindaon, ryndesis)

postposisi (post-posisi) partikel yang dalam bahasa OV


terletak

Indo-Eropa, predikat harus me-

poetika pokok

laliilat

Kami

tii

penyelidikan mengenai puisi dari sudut linguistik.


(new information) . apa yang dianggap pembicara baru diperkenalkannya pada waktu ia mengujarkan sebuah kalimat. Ban-

mempunlai dana dan tenaga dan saranrt

di belakang nomina dan menghubungkannya dengan kata lain dalam ikatan eksosentris; mis.
ni'di Tokyo' (ni'di'),
kuni

predikat gabungan
cate)

predikat yang terdiri atas lebih dari

Jepang. Tokyo

polisistemis ( pollslstemic ) lih. fonologi prosodi


Port.Roval trnggal
nama yang diberikan kepada seke; Iompok sarjana abad ke_I7 yans

kara'dari rumah' (kuni' rumah, kara'dari').


(post aocalic)

predikatif

satu verba atau {i"ase verbal.


(predicatiue)

postvokalis

predikat nominal

bersangkutan dengan predikat


(predieate nomina-

ada di belakang vokal; mis. /s/ pada kata /kamusl adalah postvokalis.

tiae, predicate noun, predicate complement, subject complement)

dingan dengan latar.

pola

pengaturan atau susunan unsurunsur bahasa yang sistematis menurut keteraturan dalam bahasa; 2. sistem bahasa secara keseluruhan; 3. subsistem dalam.bahasa.

l.

(pattem)

tes. menganggap kategori gramati-

di biara port-Royal, d'i selatan Versailles lp.ancisi vana. berdasarkan gagasan dari Discai.

praanggapan

(presupposition)

syarat yang diperlukan bagi benar-

pola intonasi
tion pattern)

(intonation eontour, intona-

pola kalimat
pattern)

pola melodis perbedaan nada yang terjadi di dalam wicara yang berlangsung lebih panjang daripada nada pada satuan kata.
(sentencc pd.ttffn,

posisi

prkrran yang bersifat logis. Kirya y^ang paling represeniatif ialih Grammaire Ginirale et Raisonni olehC. lancelot, A. Arnaud dkk. (1660).
(position)

berhubungan lan[sung dengan pola

kal dan struktur gramitikai bahasa

tidaknya suatu kalimat; mis. 'Ia berdagang' adalah praanggapan bagi kebenaran kalimat Barang
dagangann2a sangat laku.

frase nominal; mis. bola d,alam Ini bola bundar. predikator (predieator)

predikat yang berupa nomina atau


bundar

pragmatik

(pragnatic)

syarat-syarat yang mengakibatkan serasi-tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi.

bagian dari proposisi yang menunjukkan hubungan perbuatan, sifat, keanggotaan, kejadian, dsb. dari argument dalam struktur lahir

predikator terungkap
bagai urutan

sebagai
se-

verba, ajektiva, adverbia atau

pragmatika

(pragmatics)

tempat satuan dalam konstruksil mis. dalam anak bandel terdapat dua
posisi.

jari asal-usul, pemakaian

l.

cabang semiotika yang mempeladan

qnlactic

1. konsep.sintaktis yang mencakup konstruksi-konstruksi seperti indikatif, interogatifi imperafifi dsb.; 2.


pengajaran bahasa.pola seperti

posisi akhir (final

position)

* N untuk menggambarkan
membaca buku.

*V

hal berada pada bagian akhir dari, satuan bahasa seperti suku kata,i. kata atau ujaran; mis. fonem // pada lpukuil terletak pada posisi
akhir.

akibat lambang dan tanda; 2. ilmu yang menyelidiki pertuturan, konteksnya dan maknanya.

prapalatal (pre-palatal) bunyi palatal yang diartikulasikan

di

bagian depan palatum.

mat Adik

kali-

poler

(polar)

kontras

di

mana hanya ada dua

posisi awal (initial position) hal berada pada bagian awal dari
satuan bahasa seperti suku kata,

prasasti (inscription) tulisan pada batu, tembaga dsb.


berupa kalimat atau wacana yang berisi peringatan, penghormatan,
dsb.

predikator argumenl zrgumen2 predikat tunggal (simple predicate) predikat yang terjadi dari satu

pref*s (prefix) afiks yang ditambahkan pada


bagian depan pangkal, mis. ier pada
bersepada.

verba atau frase verbal.

nilai yang bertentangan total. Antonim mempunyai paling kurang satu

komponen yang sama dan satu


poler.
(.polilhon (.polilhonj)

kata atau ujaran; mis. fonem lpl pada /pukul/ terletak pada posisi
awal.

pratamaPurusa

komponen yang merupakan kontras

posisi medial

(medial position)

polifoni >titoni

hal berada di antara dua unsur lainl

pravokalis (prelocalic) ada di depan vokal; mis. predikasi


/kursil

../. persona ketiga

lkl

pada

sama; mis. Ing. [a], [ou], Ir,] dengan o dalam son, sole, sore.

pengejaan. pelbagai bunyi yang berbeda densan lamhanq yang dengqn lambang
(pol1sem1, multiple meaning)

dalam posisi medial.

mis. lnd/ dalam /bandaql berada


(priailege of occurerce)

posisi sintaktis post-alveolar

l.

(predication)

preposisi (preposilion) partikel yang dalam bahasa tipe VO biasanya terletak di depan nomina dan menghubungkannya dengan kata lain dalam ikatan

hubungan antara subyek daan

pirsisi suatu unsur dalam kalimat,i

polisemi

pemakaian bentuk bahasa seperti

kata, frase, dsb. dengan yang banyak';

ka+erta penyempitan antara-ujung atau daun lidah dan;


daerah tepat di belakang alveoluml

l. te{a{i

(post-altuotar)

predikat dalam klausa; 2. pengungkapan tentang perbuatan, keadaan

atau hal dalam proposisi.

predikat

(predicatt)

ekosentris; mis. BI. di, ke, dari. preskriptif (pracscriptiue) --+ normatif preskriptivisme (pre scriptiuisrn) doktrin bahwa tugas ahli bahasa

makna

yang berbeda-beda; mis. sumber'1. sumur, 2. asal, 3; tempat sesuatu


kambing hitam '1. kambing yang hitam, 2. orang yang

post-determinator

2. bunyi yang terjadi demikian.

post-article)

(post-determiner,
I

dipersalahkan'. polisilabe (plbsillable, nultis2llable) kata yang terjadi dari lebih dari satu

kata yang muncul di antara determinator dan nomina yang dimodifikasikannya; mis. Ing. numeralia dalam frase the first man.

bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang su byek. D alam klausa J al an licin berbahala pembicara membicarakan jalan licin (*byek); tentang j alan licin ia mengatakan berb ahalta ; bagian ini disebut predikat. Dalam
beberapa bahasa, a.l. dalam bahasa

adalah memberikan pedoman pemakaian bahasa yang betul, dan


bahwa betul-salah adalah masalah pokok dalam bahasa. response Prrmafy - Ing. Bloomfi.ekl. pemakaian bahasa

y;ing sebenarnya.
response

Bd.

secondar1

dan tertiarl

response.

r3E

prinsip fonemis

pronomina penegas

Peraona

prinsip fonemis (phonemir principle) teon bahwa kontinuum wiiara


satuan-satuan bunyi yang birsifat segmental dan/ atau suprasagmen_ tal yang disebut fonem.

Proses

139

proklitik

(proclitid

dapat dianalisis atas serangkaian

P"illip

keselarasan

ciph) psikdlinguistik._ anggapan bahwa .manusra lebih

(congruente prin_

proksemika (proxemics) penelitian mengenai cara orans proksimat


menggunakan.ruang datam komunikasi.
(proximate)

mrs. ka dalam ke rumah. -

klitik yarig secaia fonologis terikat dengan kata yang men[ikutinva:

pnonomina persona
uun)

(personal pro'

berkaitan dengan satu argumen


atau lebih.

pronomina yang menunjuk kategori persona seperti sa)a, ia, mtrcka dsb prbnomina persona eksklusif (exdu-

di sekitarnyi

ingat hal-hal yang sesuai yang trdak sesuai.

mudah- mensinEat-

4""fiil;
)
sesuai

prinsip

prinsip

dengan parameter yang wajar, dan narus benar_benar terjadi.

perubahan bahasa harus


realitas

pnnsrp bahwa kaidah_kaidah dan

kgw.ajara_n (naturalness

protepsis

persona ketiga yang dipentingkan (terdapat dalam bahasa yang mem_ empa.t peisona). B::I?l-,:j:*T Bandingkan B-andingkan dengan- obviatif.
(prolepsis)

bentuk pronomina persona jamak yang bermakna 'saya dan orang lain kecuali kawan bicara'; mis. kami. pronomina Persona gabungan (comdsb yang digabungkan dengan self atau selaes. pnonomina persona inklusif (izrlzspound puson pronnun) 1zg. pronomina seperti m!, )tottr, our'

sioc pcrsonal pronaun)

predikator argumenl...
lmis. Adik makan nasi

/+\
nasi
(proudure)

proPosrsr

argumenn

proposisi

predikator argumenl

pendengar bahwa pembicara biasa_ nya berbrcara tentang keadaan atau

anggapan pada pembicari'dan

.(reality ptuuiple)

mengikutinya; mis. mereka dllafswpakah mereka, orang yang bcrteriak-

antisipasi dalam klausa utama atas subye.k dari klausa tambahan yane
itu.

iuc

pcrsonal pronoun)

|!TliY" mungkln. PTSIip siilis (clctic principle) 7G. prinsip bahwa laidah berurut_ an dalam satu perangkat atatJ
diterapkan secara berderet.
perangkat_perangkat kaidah vans berurutan dalam suatu sistem haru!

Yang benar atau yang

pronomina (pronoun) kata yang menggantikan nomina atau fiase nominal; ia dalam
pronomina demonstritif
tioe pronoun) wacana Anak muda itu menjadi direktur perusahaan ini. Ia saneat "kreari f.
( dem"onstra-

teiak

bentuk nomina personajamak yang bermakna 'saya, kawan bicara danlatau pihak lain'; mis. kitn. pronomina lxr sesif ( poses siae prorcun) - pronomina persona penanda milik yang dapat berdiri sendiri dalam beberapa bahasa Indo-Eropa; mis. k. moi dalam L'itat c'est moi, lng. minc dalam This house in mine.

disangsilcan, disangkal atau dibuktikan benar atau salah, sebagai-

2. apa yang dapat


makna klausa.

z'T--. tll makan

argumen2

adik

dipercaya,

mana terkandung dalam klausa;

prosedur

Priscianris
(512-560) ahli .bahasa Latin. Ka_ ryanya yang diberi .iudul priscianus Minor d,an Priscianus- Mair, *..uorkan buku tata bahasa l,uti".tun{r.
(production)

demonstraiiva ucrlonsrranva yang di drpergunakan untut( menggantikan nomina; mis. itu dan ini.-* pronomina disjungtif (/rry nctiue pro_
noun)

pronomina refleksif

(rcflexiae pro-

perangkat teknik dalam analisis bahasa yang memungkinkan pemerian aspek-aspek yang relevan dalam deskripsi bahasa. prosedur penemuan (discooer.l proce'
duo)

naun, intcnsiue pronoun)

produksi
wlcara.

dalam Abad Pertengahan.

"

'aku', lui'dia,. pronominal (pronominal)

penekanan khusus; mis.

atau sesudah preposisi atau untuk

pronomina yang dipakai sendiri

pnonomina relatif (relatbe

pronomina persona yang menunjuk Lembali kepada subyek; mis. diri dalam bunuh diri.
pronoun)

prosedur yang diterapkan pada

korpus tertentu dengan tujuan untuk menetapkan kaidah, kategori, satuan dan hubungan yang
diperlukan untuk mendeskripsikan

pr.

pronomina yang berfungsi sebagai penghubung dan menunjuk kembali pada kata yangmendahuluinya, dalam Bahasa Indonesia antara
latln 2ang

mot

struktur gramatikal. prosedur penentuan


dure)

(decision proce-

d,at d,i mana.


(reci procal pro -

prosedur yang diterapkan untuk

fonetik, psikolinguisiik. proses peren_ canaan dan pelaksanain perbuatan

bersangkutar atau beifungsi sebagar pronomina.

pronomina resiprokal
twun)

mengeksplisitkan. kombinasi satuan-satuan menjadi kalimat-

pronominali sasi (pronominalization)


proqes atau

produksi wicara
en-ergr

(spuch production)

saruran suara. yang

lstrlah umum untuk kegiatan dalam


mengubah

produktif

-otot menjadi energi aliustis.


(prodaiiue)

mrna. untuk menggantikan salah satu bagian kalimat. pr_onomina obyektif (objectiae pro_
noun)

_hasil pemakaian

prono.

pronomina yang mengungkaPkan hubungan timbal balik; mis. Ingcath other.

prosdur penilaian
dure)

kalimat yang gramatikal.


(eualuation proce'

pronomina tak tentu


rcun)

(indefinite pro-

prosedur yang diterapkan untuk

memilih gramatika yang paling


an yang mungkin.
selmru (pseudo-Procedure)

T.Tpy menghasilkan terus dan orpakar secara teratur


merupakan prefiks produktif

bentuk unsur-unsur 1tu.r"u") baru; mis. dalam BI. f.efiks Ai1


(progressiue)

untuk mem_

book to him.

bentuk pronomina yang dikuasai oten verba atau preposisi; mis. iln pada I giue hin a boik d,an I giae tht

pronomina yang tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu;


mis.
seseorang, sesuatu.

cocok di antara beberapa pendekat-

prosdur

propa.roksiton -

kita l.

Prggtesrt

Pr:Ioluna
noan)

penegas

(emphatic pro-

ketiga dari belakang; mis. Ing.


dissimilar.

dengan tekanan pada suku


(proposition)

(Pro Parox2toru)

metode analisis bahasa yang konon

mengikuti prinsip-prinsip ilmiah


tetapi dalam kenyataannya melang-

.rng. mengenai bentuk verba yang menyatakan perbuatan atau ke;da: an sedang berlangsung.

Moi,

bentuk pronomina personal untuk m_enegaskan; mis. pr. moi d,alam

prolrcsisi

jc

suis Indonisien-

konfigurasi makna yang men' .ielaskanisi komunikasi dari pembicaraan; terjadi dari predikator yang

garnya karena asumsi penyelidik tidak konsisten atau karena sulit dilaksanakan dalam praktek.

proses

- l

(proccss)

sistem dinamis yang mencakup

140

proses bahasa

pukal Iw longgar
qerfy,aratan; mis. bagian pertama apodosrs. protesis protheiis, jroslhuis) .( pgnambahan vokil atau konsonan pada awal kata untuk memudahkan' lafal; mis. penambahan e pada

pulmonis

aktif; 2. semantik. situasi ainamis yang berlangsung dalam saru jangka waktu.
pro,ses. bahasa (language prorcss) alat,. bahan dan piosedur yane

penurunan suatu unsur dari unsur lain melalui. beberapa perubahan; mrs.. p-erubahan klausa pasif dari

p'u'-t'ung-'hua

t4l

l?,i, {(* oett. LthaL.iuga

murah, barang itu akan sa\a

rendahnya konsentrasi energi pada

Pusat Pembinaan. dan Pengembangan Bahasa instansi yang bertugas membina dan mengembangkan bahasa di

bagian tengah spektrum

sempit, secara artikulatoris ditandai oleh tinggi rendahnya perbandingan volume dari rongga di depan penyempitan primer dengan rongga

Yang

proses pemanfaatan (utiliaation proces.r)

drpakar manusia untuk menghasil kan. dan memahami bahasa]

proto

enyalt, elang, dsb.

di

belakang penyempitan.
(pulmonic)

Pendidikan dan Kebudayaan.

Indonesia, bagian dari Departemen

proses pembinaan
il

satu proses pemahaman.

psikolinguktik. cara pendengar memanfaatkan kalimat' (dala# proses pembinaan) untuk . tujuan-iujuan tanJut,_ seperti menjawab kalimat, menenma perintah, dsb. _ salah
(cowtruction pro_

prototipe

'purba'dan 1yul3n yang bermakna dipakai dalam istilah seperti proto_ I ndo Ero pa, Pro to - Ge rmania, dsb.
-

pulmonis -

(protot2pe)

dikatakan tentang kegiatan paruparu dalam produksi bunYi. puncak kenyaringan peak oJ sonori$. -

Kantor ini dalam sejarahnya mempunyai nama yang berganti-ganti: pada tahun 1947 didirikan Instituut
aoor Taal en Cultuuronderloek sebagai

'

bagian d,ai Fakulteit der Letteren

en

peak of prominenrC s2llabir peak. rrest

of

Wijsbegeerte Uniaersiteit oan Indonesie

rtu.

anggota hipotetis dari suatu kategori yang dianggap angeora yans palrng represenlatil daii karigor'i

sonoriu)

cess)

proverba (pro-uerb) l. verba yang menggantikan


la

bagian dari suku kata yang paling menonjol karena bernada paling tinggi atau bertekanan paling keras.

tas Indonesia) yang pada


Djawatan Kebudajaan

(sekarang: Fakultas Sastra Universi1952

bergabung dengan Balai Bahasa


dengan nama Lembaga Bahasa dan Budaja

li

tik. pendengar me^cara lyusun penafsiran kalimit ber_ dasarkan kata-kata pembicara _ merupakan salah satu proses De_ mahaman. Lih. pemahi-"rr. ' proses stokastis (stochastie ptlftss)

psikolinguis

verba atau lrase verbal lain yang penuh; mis. berbuat begitu dalam lo"*'rrsiriiii

pungtuasi lih. tanda baca

Fakultas Sastra Universitas Indo-

purisme

nesia, dan pada 1959 menjadi kaidah-kaidah


Lembaga Bahasa dan Kesusasraan Departeman Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, dan pada 1966 menjadi Direktorat Bahasa dan Kesusas,traan Direktorat Djendral De-

(purism)

l3f balg atau peris.tiwa yang dapar clrkenar suatu kaidah probibilitas sedemikian rupa sehingga setelah suatu deretan, probaEilitas dari ISmb,ang atau peristiwa Iain dapat d.iterka. Bahasa dianggap sejenis srstem semacam ini. prosiopesis. -+ aferesis proskriptivis me ( lros oi ! ti ti s me ) sikap dalam pemakaian bihasa yang berusaha untuk menunjukkan kesalahan-kesalahan yang " hr.rs dihindarkan dalam berbiJa.a dan
menulis.

ststem yang menumbuhkan deretan

proverba anaforil
depan; mis.

2. bentuk su.lih ying mengganrik;; verDa, aJekttva atau adverbia; mis. Bl. demikian,_begitu, dsb.; Ing. ,;.

s-ecara membabi buta. berbuat Fe.qitu ka re na sar an- saran ryta diab a i k an o ring-;

paham bahwa orang harus secara

ketat menaati
purnabentuk
unsur luar.'

bahasa yang tradisional, dan beru-

saha agar tetap bersih dari unsur,

proverba yang antesedennya di


b^egitu, demikian, iekian.

- betul

(well-formed)

bentuknya dipandang dari

partemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan pada 1969 menjadi


Lembaga Bahasa Nasional Direkto-

proverba kataforis proverba yang antesendennya di

sudut gramatika atau fonologi atau semaniik, jadi ada purnabentuk

gramatikal (lih. gramatikal) purnabentuk fonologis, dan purnaben-

proyeksi
1nG.

belal<,ang; mis.- begini, berikul, dsb. (proiectionl

prosodem

(prosodeme)

psikolinguisfrk (psy ho linguis tics ) llmu yang mempelaiari hubunsan

secara potensial tak terbatas.iuml Iahnya dalam bahasa ,..u.u i,.r._ Iuruhan-

kalimat ke kalimat-kati-at vl"s

memperluas analisis seperangkat

kemampuan gramatika untuk

tuk semantis. purwakanti guru saqtra ;L aliterasi; mis. bibit, bebet, purwakanti guru swara purwakanti lumaksita

rat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, serta akhirnya pada 1974 menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

bobot

pusat penyebaran

../. asonansi; mis. kepengin luhur, kudu jujur' kalau ingin luhur, harus j uj ur'

../. pengulangan bunyi atau suku kata secara beruntun; mis. dalam
lagu anak'tanggal siii -jiman tho/o lobak - lo pis - pista raj a - jaka bagus -

di mana bahasa purba dipakai, dan dari situ dianggap bahasa turunan menyebar.
yang dianggap tempat
pusat l{ernicke p'u'-t'ung-'hua
nyak pemakainya di negeri Cina. Salah satu dari 3 dialeknya, yakni yang dipakai di sekitar Beijing
bahasa yang terpenting dan terba(Werni.cke\ area)

(center of graaitL) linguistik histois komparalf daerah

ciri p-rosodi yang distingtif prosodi (prosodl)'


dalam kontinuum ujaran, aipiit.n_ tangkan dengan sa-tuan ionematis: 2. sistem dan penyelidikan menge_
hypothctical elause, l. fo.nohgi proioli. ciri fonologis yang meliputi neliputi le.bih lebih darj dari satu segmen sesmen

_ pukal (compact)
fonologi

antara bahasa dengan peri laku jan akal budi manusia; ilmu interdisiplil.l linguistik dengan psikologi.

bagian belakang otak yang mengendalikan pemahaman bahasa.

gusti kula,....'.

pusat

(central)

nar struktur persajakan.

Proursrs (protasis,

klausa yang. menyatakan syarat atau pengandaian dalam kaiimat

conditional clause)

-'

sentrasi energi di bagian pusat spektrum ya.ng relatif sempit, menandai artikulasi daerah' labial, -",i alveolar_dan

pembeda yang. menunjukkan" kon-

, ciri pembeda. tentang ciri

pusat Broca
Broca)

fonetik. dihasikan di tengah mulut; mis. vokal adalah vokal tengah.


(Braca's area, centre oJ

P"F1ty

longgar (compii

vokal

tinggi.
as

bagian dari otak yang mengendalikan pengungkapan bahasa.

nasional di negeri itu. Istilah lain yang lebih dikenal ialah mandarin.

(Peking), menjadi dasar bahasa

Jonotogt. oposisi

secara akustis ditandai oleh tinggl

ciri

dffise)

pembeda vano

t42

Ranggawarsita, Raden Ngabei

reduplikasi

antisipatoris
chain)

14i3

Karya mengenai bahasa


Bustanulkatibin
(I

ejaan huruf

deskripsi tata bahasa Melayu

yakni berupa aturan Arab Melayu dan


850)

reaksi dorong (pwh

yang terjadi dalam hal sebuah bunyi hilang menguasai wilayah


alofonis bunyi lain. reaksi tarik (pull chain, drag
chain)

linguistik historis. pergeseran bunvi

dengan model tata bahasa Arab, Kitab Pengetahuan Bahasa (1858, dicetak 1929) berisi tata bahasa

Melayu dan kamus

ensiklopedis

monolingual Melayu yang pertama, yang tidak disusun secara alfabetis

yang terjadi dalam hal

linguistik historis. pergeseran bunyi


sebuah

raban

(babbling)

sampai anak menghasilkan kata


pertama.

psikolinguistik. wicara anak muda usia 5-6 bulan berupa ul"ngun .ui, kata, seperti monanm, bababa, dsb., dan berlangsung selama 6-g bulan,

ragam pidato (oratorical spuch) ragam lisan vang dipikai dalam sltuasl dan keperluan yang amat
resml.

tetapi menurut huruf awal dan akhir yang sama (tebalnya 566

halaman hanya mengandung huruf alif sampai ca.)

realisasi (realisation, ex ponence, manifestation, re p re s entation ) pengungkapan yang sebenarnya

bunyi hilang dan diganti oleh bunyi lain.

Ranggawarsita, Raden Ngabe!

ragam.puitis

ragam

lih. ragam bahasa


ragam akrab

ragam bahasa yang dipakai bila pemblcara mrnganggap kawan


Drcara sebagal sesama atau sebagai

orang yang lebih muda atau le6ih rendah statusnya, atau bila tooik pembicaraan bersifat tak resmil ragam bahasa manncr oJ
discoursc.

ragam resmi ragam bahasa yang dipakai bila


xawan brcara adalah
r

penyrmpangan dari norma vans razrm sebagai alat stilistis dalari prosa atau puisi; ada penyimpang_ perluaian' ,nukrri, 1l srmantis,kiasan . penggunaan atau penyim_ pangan gramatikal.

(poetic licence)

yang banyah pengaruhnYa dalam


perliembangan Bahasa Jawa. Pada iahun 1838 ia diangkat menjadi ouianesa Kraton Sala dan kemudi. ln j"fa" me"jadi pemimpin redaksi suratlabar Bramartani. KaryanYa sangat banyak; dalam bidang bahisa a.l. Kawi Dasa Nama (semacam kamus), Mardawa Lagu (tetSerat Parama tang poetika "(berisi Jawa), iata bahasa Jawa). Sast-ra

(1802-1873) pujangga besar Jawa

dari ciri atau satuan fonologis, gramatikal atau semantis, mis. Ior,.rn menjadi bunyi bahasa,
subyek menjadi frase nominal,
leksem menjadi sederetan fonem; atau unsur semantis dan sintaktis 'pergi' dan 'kala lampau' direalisasikan dalam bahasa Inggris seba-

dan kemudian direalisasikan lagi

gai {went} pada sistem morfologis


sebagai dan dalam sistem grafemis

dalam sistem fonologis

/we*/

;;;;ilh:;i"

kn) krl)

bungan pembicara, pembicara. kawan bicara bicarr dan orang yang dibicarat un, Jrn menurut medium pembicaraan. ragam kglugaslraan ( litcran languagc) bentuk bahasa, kadang_k;da;g tir_ t-ulis, yang teksnya li.rrrr,"d.n diolah dengan tujuan memperoleh kepuasan estetis; ditandai oleh p111kaian kata dengan cara yang hatr-hati, sering juga cermat da;
mempergunakan alat-alat gramatikal maupun stilistis tertenti; dalam ragam tak tertulis mempunyai

yang dibicarakan, menurut hu_

yang berbeda-beda menurut topik

menurut pemakaian,

raglm santai (casual leael)

(mis. surat-menyurat diras, pe.rndang-undangan, karangan tit ni.), atau brta pembicaraan d=ilakukan di oepan umum.

; h i.r.; ;#'f#" il::,*" ff ,'i: toprk pembicaraan bersiht resmi

;;il

sebagai went.

realisme

(realism)

rangka substitusi (substitution fiame) deret, berupa frase atau kalimat, yang mengandung "lubang" yutg dapat diisi oleh beberapa unsur
yang berlain-lain.

nya; lih. naturalisme realitas kognitif (cognitiae reality)


komponen makna.

oandansan bahwa bahasa adalah l..uutulutg ada diluar akal budi dan berada lepas dari Pengamat-

_- Iun ra.qam_

fl*g 9u" etipsis dan'dip?guna_ d"Jurn.lingkungan yarig


ragam resmi
ltand at

::!Ti",,

tahap.situasional dari bahasa lisan, ditandai oleh penggunaan

rasionalisme ( rationalism) paham bahwa Penggunaan akal


tas atau wahyu, meruPakan sumber

semantik. kesahihan komponen-

budi, dan bukan empirisme, otoripengetahuan dan kebenaran,


se-

redaksi

(redaction)

airab.

cara

mengungkapkan sesuatu

ln.

( s tandard'

lariuasr)

ragam substandar (slandar tanguagc) ragam bahasa.yang diperguiak?n

ragam llrilis (wittcn

_1"1,dun untuk pemakaian resmr.

da.tam pemakaian tak rism-i dan di Katangan o.rang yang saling menge_ diang.gap kurang panias
l, language)

rasio tylre-token
TrR)
muniul-

dasai yang sahih untuk bertindak atau percaya.


(tlpe-token ratio, .Izg. jumlah tipe (type) kata-kata dibagi jumlah semua kata _Yang

hingga merupakan

satu-satunya

dengan kata, frase, atau kalimat,


sehingga membentuk wacana.

reduplikasi (reduPtication) pr6ses dan hasil pengulangan

satuan bahasa sebagai alat fonolo-

sis atau sramatikal; mis. rumah(anticipa-

1umah, teiamu, bolak-balik, dsb.

kesamaan. dengan ragam resmi dalam bahasa lisan. tagam lisan (spofun spuh) ragam bahasa yanf diungkapkan

oleh, pengulangan-penguf""gun,
bentuk tegun, jeda dsb.

dengan medium medium'lisa"n, lisan, dan Ii ditanaal

tullsan iui'.ump.i 9::gll medium \.pq4q sasaran ...u.u ,i.uut.-'' RajC Ali I (1809-ls l,ldtli #6i' l*1.** dan ahli
bahasa

variasi bahasa yang g dipergunakan

keanekaragaman indeks wacana.

dipergunakan sebagai
sebuah

redriplikasi antisipatoris
tor2 reduplication)

reduplikasi yang terjadi karena

Rask, Rasmus Kristian


(1787-1832) sarjana bahasa bangsa

bahasawan mengantisipasikan

bentuk yang akan diulangnya;


prosesnya ke depan, sehingga daIam BI. kita dapati tzmbak-memnbak

yaitu mengenai sejarah, :acam^ tasawul, berupa syair, prosi dsb.

tT"l Riau. Kary.nya-bermacam_

Dansk. Karyanya, Undersogelse om dqt Gan. le Nordislee eller Islandske Sporgs Oprindelse , menguraikan
secara

jelas tujuan dan

metode

yang berbeda dari reduplikasi


konsekutif
mcnembak-umbak.

(dan bukarinya

*nmbak-nenembak)

linguistik komparatif.

144

reduplikasi fonologis
(phonological

relativitas bahasa
Iambang yang dipakai untuk mewadeterminism)

rema

rongga esofagus

r45

reduplikasi fonologis

kupu-kupu.

reduplikuri f.r.Lfil _!iqi"" trdak ditandai oleh perubahin makna., seperti pada i.ar[f imi gramatrkal; contoh: lelaki,' pipi,
kata;,
(grammatical

reduplication) pengula pcxguran_gan uns ur_uns ur fonologis seperti fonem, suku kata atiu atarr

."fi ilill

;.

reduplikisi gramatikal
reduplicationJ

sedikit banyaknyu

linguistiti historis komparati,f. unsur atau bentuk yang dianggap mewa_ Kltr unsur atau bentuk yang lebih tua yang diketahui dari rekoistruksl;.unsur atau.bentuk turunan itu oanan bahasa.

Ij';,

Penserti an.

p;;a;;gu,,

masih ada. bahwa bahasa


seseo-

iang menentukan pandangan dunianya melalui kategori gramatikal

resonan (ruonant) bunyi malaran bersuara. resonansi (resonance)

dan klasifikasi semantis yang ada


dalam bahasa itu dan yang diwarisi
Pandangan ini mula-mula dicetuskan oleh-W.von Humboldt dan dihiduP-

getaran yang terjadi seremiak


dengan gerak tekanan udara yang disebabkan oleh getaran lain.
(resonator)

bersama kebudayaannya.

resonator

*.ngrtu*ip..rl
perbedaan_

reduplikasi idiomatis
duplication)

bentuk dasar, mencakup reduolikasi morfologis dan ridupHlLsi sintaktis.


(idiomatic

pengu.langan fungsional dari suatu

regularisasi (lewlins)

kan lagi oleh E. Sapir


B.L.Whorf.

benda yang bergetar

dan

hul hilangnyi'
( re

_^paladigmatis karena uruiogi.

Perbedaan dalam suatu perangkat --'

'

re_

"etllterpT.e$"i historis
llnSu,istilt

inter pre tati onj

komparati,f.

!lulang; mis. mata_mata u.[iruX 'detektif , tak ada fruUungu;;i,u


reduplikasi konsekutif
reduplication)

dapat dijabarkan dari beniuk yang

rrduplikasi yang maknanya tidak

rekomposisi

-mologi rakyat.

iih. eti-

remla (rheme) aliran Praha. bagian kalimat yang menjelaskan tema, mis. dalam kalimat Tulisanm'u sulit dibaca bagian kalimat sulit dibaca. adalah rema.

serempak dengan benda lain dan menguatkan frekuensi-frekuensi tertentu; rongga saluran suara yang bergerna karena getaran selaput suara dalam laring.

retorika
resmi.

(rhetoric)

sistem dan penyelidikan mengenai

rendah

plnJaman untuk membentuk kata

(recbm position) proses dan hasil penggunaan unsur

dengan mata.

(consecutiae

rekonstruksi

baru; mis: a. dalam a_susila, anti dalam anti-pancasila.


(

.fonctik. ciri pembeda bunYi Yang clitandai oleh artikulasi labial atau velar vokal belakang dan konsonan /p b -f a m k g rll adalah rendah.

(graue)

alzt-alat stilistis ragam

bahasa

retrofleks
inaerted)

(retroflex, cacuminal, cerebral,

rendah

ll

(low)

antara ujung lidah Yang berkeluk

l. teriadi karena

penyemPitan

recons

reduplikasi yang terjadi karena


Danasawan mengungkapkan lasi

linguistik historis komparalrf metode

truction)

fonetik. "terletak

dihasilkan dengan lidah


(graue

(prosesnya terjadi ke beLking); contoh: BL minembah_nembak.

bentuk yang sudah diungkapka"n

morfologis (morphologi_ "{,lpl**i cat reduphcatton)'


pengulangan morfem yang meng_ nasrlkan kata; contoh: rumih_rumih,
mengobar-npobarkan.

dlngkan ciri_ciri bersama atau dengan menentukan p..ruufluil


perubahan yang diala'rni
s

:ntuk darr ,mlmperoleh sama suatu kelompok bahasa yang berkerabat dengan memban_

moyang ber-

rendah di mulut: mis. vokal yang terdapat pada kata Inggris bat.

dan alveolum; 2. bunyi yang terjadi demikian; mis. bunyi [1] dalam

rendah lw tirus

rekonstruksi dalam iinterna'l


truction )

.Dahasa .sepanjang sejarahnya.

,.b;;i,
reeon_

fonologi. oposisi ciri pembeda yang secara akustis ditandai oleh konsentrasi energi di bagiari atas lawan di

r)cute)

Bahasa Jawa thulhuk yang kita ucapkan kalau kita marah.


(retroflexion)

retrofleksi

bagian bawah spektrum, dan yang

reduplikasi non-idiomatis
idiomatic reduplication)

(non_

yang berarti ,banyak,


kertas',

reduplikasi yang malnanya jelas oan bagran yang diulang maupun oan prosesnya; mis. kertas-kirtas
pelbagai
( slntactic redup_

rekonstruksi luai
tion)

bentuk-bentuk purba bahasu it,i'(external

Dahasa untuk merekonstruksikan

metode linguistik historis densan mempergunakan data dari Jatu

secara artikulatoris dihasilkan di velum atau bibir lawan bunyi yang dihasilkan di palatuni atau gigi.

Theory

Revised Extended Standard

artikulasi bunyi bahasa yang disertai oleh ujung lidah yang melengkung ke arah palatum.

rentang waktu
kulasikan.

(duration)

fonetik. lamanya suatu bunyi diarti-

7G. versi gramatika transformasi generatif yang berkembang'pada tahun 70-an yang menerima kon-

ruo^iin

reduplikasi sintaktis
lication)

lih. rekonstruksi. reksio (rection) relativisasi


Iih. penguasaan.
(

repertorium (repertoire) 'sosiolinguistik. I . keseluruhal

dan yang dimaksudkan

vensi trace dalam kaidah permutasi,

ialah

tempat suatu konstituen dalam


(rhyme)

morfem -";r1yang - meng_ hasilkan kiu"'r, klausa, ifn, $giital' |r,ii i'artji,fi, l;).t.--;-.,^ /, --.-,^ii. didlanginya ( witaupinjain,
nginlta).

pengulangan

relatiaization)

bahasa-bahasa atau variasi-variasi seorang pemakai yang orKuasar dikuasai scr meyane maslng-masrng masi bahasa bahasa yang mungkinkannya untuk melaksana-

suatu derivasi sebelum dipindahkan oleh suatu transformasi.

rima

kan peran sosial tertentu; 2. kese-

itme

persajakan.
(rfuthm)

Aiaoiol

referen

(referent)

luruhan ketrampilan komunikasi pembicara atau pendengar dalam suatu situasi pertukaran informasi;

pola suku kata bertekanan dan tak bertekanan dalam wicara.

romanisasi

(romanisation)

referensi (reference) hubungan"antaia referen dengan

d,ai kata

Icta sebut 'rumah' adalah referei


rumah.

oleh un_sur bahasa; mis. bienda

unsur luar bahasa yang dituniuk

3. keseluruhan
bahasa.
(resenrion)

variasi-variasi

vins

bahasa dalam suatu masyarakat

transliterasi aksara non-Latin menjadi aksara Latin.

rongga aktif

(actiae caaitl)

resensi

berdasarkan bukti-bukti yang

kritik naskah. hal melakukan rekonstruksi bentuk tertua sebuah teks

rongga yang langsung berperanan dalam penghasilan suatu bunyi.

rongga esofagus

perut dan kerongkongan

(oesophageal cauit2)

yang

146 saluran suara-

rongga hring
sebagai

rurabasa saat awal bunyi

kadang-kadang dipakai

Sapir, Edward

t4l

rogga faring (pharlngcal caoitl) rxang dr antara akar lidah dan rongga hidung (iasal caoitl)
rongg. a

kelapa' untuk memperoleh

santan)
meres

krambil tidak pernah dipakai dengan

tetapi

nggodhok ban1ru

dan

makna demikian.

drnding belakans leher.

Io"gg? kup hidung dan farins hiduns.

saluran suara yang menca_


(oral caaitylbarcal ciaity)

suara.

mulut sebagai bagian dari salurin


(pulmonic caaitt)

mulut

rongga paru-paru rongga

dan tenggorok sebigai P11-t-paru bagran dari


saluran suara.

S
*^Tp^Tq
pola yang terdiri dari seperanskat

berperanan dalam penghisilaf,


bunyi.

lnsif (pasiue caaity) Jongga yang tidak secara lanssuns

d.lq.ryF

(hotc in pauem)

rollggp suPragl o!a! (s p r ag I o t a I c ao i t2 1t ) Io"gC3 dr atas glotis yang menca_

Roorda, Taco "

rongga htdung.

Kup rarlng, rongga mulut,

dan

unsur yang memperlihatkur, ..irrserba teratur; bila salah satu unsur tidak ada utau Ue"iut_ nya menyimpang, maka aitaia-tan

ru yang

saat awal bunyi (uoice onset time, VOT) waktu antara penglepasan bibir dan awal penyuaraan (getaran selaput suara), yang dipakai untuk membedakan konsonan bersuara dan tak bersuara.

dsb.) dari pengirim atau sumber ke penerima atau penangkap.

saluran saara

(aocal trad)

(1801-1874) sarjana Belanda vanE

fl

il:,ft

u_aansclu Grammntica

ii?:::#i:,fi'm#Hl%,;;gr tahuan. Karya-karyanvu. i.l.


r8s5).
(rhotacism)

"to_

iiff i,t::?.I:o,o,xT"[.jl;,x# cam.rtu: pcryruih _ir**i,


ad.a pola

'3jlr:'T5,T?.*nT,Jfl,i

saduran 'hasil penyaduran salah kaprah


../. pemakaian bahasa yang secara

gramatikal atau historis dianggap


salah, tetapi karena lazim, diterima umum; mis. buronan seharusnya cuktp buron (<buru * an), tetapi karena lazim, tidak bisa'diperbaiki'

(Amsterdlm

rotasisme

; (;:;f ';.i:iXll o,r'!#^; pernah


4tr :t
dipakii
orang).
Qansuage group) ryp"" FEq xerompok bahasa dalam iuatu

seluruh alat ucap dalam dada dan kepala yang dipakai untuk mengartikulasikan bunyi bahasa yang menyediakan sumber energi (aliran udara yang bergerak), alat yang bergetar (pita suara dalam laring), dan ruang resonansi (rongga mulut dan rongga hidung). sandangan ../. tanda diakritis

sandi (5. sandhi)

vokal menj adi,

perubahan konsonan J yang antar_

sekrtar abad ke-6 s.M. penyambuag. (linking ) l,ynyt [rJ yang dipakai antarvokal

auU*

nlliiuiati"
atau

lagi.

qan satu bahasa madya.

keluarga bahasa yang diturunkan

kata-kata dalam Bahasa Inggris. ruang makna (semantic spacc)"

clr antaxa suku_suku kata

P A-E
P

l.

A.D

salam (greeting) kalimat minor berupa klausa atau pun bukan, bentuknya tetap, yang dipakai dalam pertemuan antara pembicara, memulai percakapan, minta diri dsb.; mis. Selamat!, Apa
kabar? dsb.

perubahan fonetis yang terjadi di dalam sebuah kata pada bagian pangkal, ujung atau tengahnya,
karena pengaruh fonem yang ada di

dekatnya. sandiasma

J. nama diri yang

disamarkan

jumlah dan kesamaa, k;p;;; yang dimiliki atau tingkat Uiraaya


logrs antara keduanya;2. penlgam_ Daran secara geometris makna_

taman dr mana makna dan bidano makna dikatakan dekat atau iari satu_ sama lain sesuai deisan

konsepsi mengenai dirnia penga_

saling mengliindarkan (mutualfit

exc-

dalam karangan, a.l. karena penulis tak mau diketahui terang-terangan. Dalam kesusastraan Jawa orang

/\\ ABCD
adalah bahasa purbai. rurabasa

lusitte)

ada dalam distribusi komplementer; dikatakan tentang dua variasi


atau lebih yang tidak berada dalam lingkungan yang sama, dan dianggap anggota dari satu satuan. Sifat ini menghasilkan alofon dan alomorf dari fonem dan morfem.
(mutual inteligibi'

yang paling senang memakainya ialah R. Ng. Ranggawarsita.


sandirasa Sd. kata seru sandisora

dan/atau gabungan galasan psikt_

a{afaf . bahasa madya; 'i

bahasa-bahasa A, B, C, D, adalah bahasa-bahasa serumpun (p a_D) A_E

S/.

onomatope
(address)

sapaan

rua[g

ny DungaT,. Ina-srng_masing ditandai seDagar trtrk dalam ruangan itu.

makna seperangkat kata yang berreaonan

morfem, kata atau frase yang

rongga yang berlaku sebagai reso_


lr1!91t ranng dan rongga mulut.

si

(resonarcc' chamber)

../. konstruksi yang lazim dipakai walaup.un "menyalahi,' nalari mis. npeodhok wedang'masak air panas' J. (seharusnya *nggodhok ban1ru' masak

saling pengertian
tiu)

yphi

rongga hid-ung, rongga

air'

kemampuan untuk memahami bahasa orang lain dan dipahami


oleh pembicara lain.

dipergunakan untuk saling merujuk dalam situasi pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat hubungan antara pembicara itu.

supaya ja

di wedang,air panas,)

rusnya )neres krambil

mcrcs santcn'memeras santan, (seha_

,memeras

saluran

(channel)

Sapir, Edward ((1884-1939) sarjana linguistik

sarana yang membawakan informasi (alat listrik, gelombang bunyi,

bangsa Amerika. Ia ahli bahasabahasa Indian, tetapi perhatiannya

l4t
I l
i l

aasaran

Schmidt, Johannes

Schmidt, \ililhelm
manlscfun Sprachen

semantika
(segmental)

149

sangat luas, a.l..juea kesusastraan.

l l

oleh para penganur"aliran [qg1r TG 30 tahun setelah iI meninggal. sapir (t9a9).

Bukunya Languigi (1921), sangat berpengaruh; teorinya sangat .-di-

"4t1"1

fonematis (phonematic unit) fonologi flosodi. unsur segment


yang bersisa setelah semua Droso diabstrasikan.

(Weimar 1872)

segmental
segmentasi

Schmidt, Wilheilm

bersangkutan dengan segmen.


(segmentation)

Karangan-karangannya terkuri'pul dalam The Selectei Wriiings of Ediard

satuan gramatikal (prammatieal


satuan dalam struktur bahasa:

(1868-1954) sarjana linguistik bangsa Austria, imam Katolik warga ordo Societas Verbi Divini.
Karyanya berjumlah 120 buah dan mencakup bidang bahasa-bahasa Indonesia, Australia, dan perbandingan bahasa. Ia terkenal karena
hipotesis tentang hubungan antara

analisis sebuah kontinuum


fonem, wacana atas morfem.
(

atas

satuan-satuan; mis. wicara atas

utama ialah

sasaran (goal) 3rgumen atau benda yang mengaIah pada tindakan atau leristiiva transitif. Sasrasoeganda, Koewatin. perkamusan Indonesia. Bukunva

klausa, kalimat, kelompok kalin paragraf dan wacana. satuan sekonder (secondar2 unit) unsur bahasa turunan d-ar.i satua dasar; dalam gramatika kata dan

;.;i;;,"il;':'il

sesmentator

yang dapat membunYikan kontisejarah linguistik (historl


tics)

ilat dalam plnyelidikan fonetik


nuum wicara atas segmen-segmen kecil dengan jeda di antaranya.

seemenlator)

(?) penulis tara bahasa dan ahli

sastra lisan (oial literature) karyayang dikarang menurut standar bahasa kesusaitraan dan dilisan dan bukan tulisan. satuan (unit) l. penggalan dari peri laku bermakna; 2. paduan bentuk dan makna dari suatu sistem,. tanpa atau dengan varian lahiriah, yane ber_ kontras den-gan paduan lain ialam
ststem ltu; 5. segmen yang mendu_ teruskan dari orang ke orang dalam bentuk yang. tak beruhah "d.ngun

gunakan model Eropa yang diiulis oleh orang Indonesia. Dan kamus_ y12 Baougslra Melajoe - Djawa ^ (19.16), adalah kamus bilirlgual . I.ndonesia yang pertama yung ditr_ lis oleh orang-Indonesia.

Menyatakan Jalan Bahisa {itqb Tang Melajoe (lgl0), adalafr buku tata bahasa pertama yang memper-

satuan satma

kalimat adalah satuan dasar, se* dangkan frase dan klausa adalah

sekonder-

bangsa-bangsa Asia Daratan. Karyanya yang utama ialah Die Sprach' Jamilien und Sprachcnkreise der Erde ( le26)

bangsa-bangsa Austronesia dan

linguis'

cabang

Schuchardt, Hugo
(1842-1927) ahli bahasa Romanika berbangsa Jerman. Ia menjadi terkenal karena menentang Para

perkembangan dan seluk-beluk ilmu linguistik dari masa ke masa,


serta mempelajari pengaruh ilmu-

ilmu yang

menyelidiki

Bali.kata maiemuk Saussure, Ferdinand de

ilmu lain dan pengaruh

pelbagai

fgq . f. .de Saussure linguistik adalah cabang semiologi. Schleicher, August


( l82l-186_81

paratif. Dari F. de Saussure linguistik mewarisi konsep-konsep tentang lgytque, parole, diakromi:., uaieai, dsi,

ruh dalam linguistil h"istorii

,\lstime Primiti/ de,; Vtyxllet dan.s !c.r Langues Indo-Europunnes ( 1879), merupakan kary a y ingi usa berpensako"m_

bukukan oleh murid-muridnva se_ s.udah ia meninggal berjudul'Cbar de Linguistique Ginirab (1916). Karyanya yang lain, Mimoire sur h

trk modern. Kuliah-kuliahnyJ di,

(1857-1913) sarjana bahasa bangsa swrss yang dianggap bapak lineuis-

Junggrammatiker. Kary any a menca-

kup pelbagai bidang, yang terpenting di antaranya tentang pijin dan Ibrani. bunyi
a

pranata masyarakat (seperti kepercayaan, adat-istiadat, pendidikan, dsb.) terhadap linguistik sepanjang

kreol. schwa seasal (cognate) berhubungan satu dengan yang lain (tentang morfem atau kata) karena diturunkan dari sumber yang sama;

masa) serta pengaruh linguistik terhadap ilmu-ilmu lain dan Pra-

nata sosial-budaya kecuali bahasa. (lih. bagan pembidangan Iinguistik

mis. BI. ribu, Malagasi ariwo,


Madura
ebuh, Bugis sabu,

Bali ,riz, adalah sebutan (eomment)

Jawa ewu,

seasal.

pada hal. xxviii). selaan (interrupted) fonetik ciri pembedq. ciri pembeda konsonan yang dihasilkan dengan aliran udara sedikit banyak terhenti; mis. ciri pembeda yang terdapat pada konsonan-konsonan

pernyataan yang dibuat tentang

seleksi

lp

btd

ij

gm nr1l.

(seleetion)

orang atau benda yang

sedang

sarjana bahasa hangsa

unsur dasar, misalnya kata dalam gramatika atau fonem dalam fono_ logi, yang dipertentangkan dengan satuan sekonder-.

satuan dasar (primary unitl

kung pola dalani pelbag^i rar^run.

satuan emik (emic unit) ujud yang dilihat dari sudur struk_ tur bahasa; satuan yang diperoleh dis.tribusi,
setelah diketahui identiias,'varian,
dere

Schmidt, Johannes

J.erman. Bukunya a.l. Liomltendium der ()rammatik der Indo-Germani.,schcn ,lprachen (l86l). Teorinya berkisar pada kekerabatan baha.sa, metrrde k<-rmpararif dan tipologi hahasa. la berusaha memhuat sintesis antara teori sejarah dari Hegel dan ter.rri penyaringan alamiah dari Darwin,

dibicarakan. secondary response Ing. Bloomjeld. ujaran yang dipakai

alat sintaktis yang mengisi pelbagai posisi dalam klausa atau kalimat dengan kata-kata.

sem

(seme)

pembicara untuk membicarakan

bahasanya, yang mencakup meta-

unsur makna terkecil (bandingkan " dengan fon, morf dan'gral)

bahasa dan ucapan-ucapan popu-

semantem
ponen.

(semanteme)

ler tentang bahasa seperti "bahasa


yang baik dan benar", "uraiannya logis", dsb. Bd. primar2 response,
tertiary response.

suatu segmen dan bukan seblgai kom-

satuan makna sebagai


(semantics)

semantik

dalam bahasa.

t dan

sistemnyi

satuan etik (etic unit)

(1843-1901) pencctus gagasan tentang tcori getommng gelombang yang memperPlg [eon batkr pandansan barkr pandangan linguistik lincuistik tentairg renreno timhulnya timbulnya inovasi dalam sejaraii seiaraii

segmen

(segment, isolate)

satuan bahasa yang diabsraksikan dari suatu kontinuum wicara atau teks; mis. fon atau fonem sebagai

lidik

_ujy! fgng dilihat dari sudut penye-

sist-emnya; satuan yang ditentukan

bahasa sebelum diketaliui

seperti diuraikan olLh Schk:ichei dalam silsilah lnhasanya. Karyanyayang memuat tcori itu ialah Dic
Wrw and.rc hatl
suer hal tni.,i t e

hahasa-bahasa yang [rr:rkeiabat,

satuan bunyi, morf atau morfem


sebagai satuan gramatika.

dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan danjuga dengan struktur makna suatir wicara; 2, sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam
1. bagian

suatu bahasa atau bahasa pada


umumnya.

segmen embus

(breathed segment)

pada tahap awal penJitian.

iegangan bunyi yang dihasilkan


dengan glotis terbuka.

semantika

(semantic)

dcr I ndoger-

cabang semiotika yang mempelajari

semantik filsafat
referennya.

semesta firngsional

semesta mutlak

hubungan antara lambang dan


( philoso

sendi tcrtutup

l5r

semarrtik filsafat

ph

ical

sem

an-

istilah umum untuk


bahasa,

penamaan obyek, kebenaran dan


kesahihan pernvataan.

filosofis terhadap makna dalam a.l. mengenai hakekat


(generatiue seman-

pendekatan

semantik struktural (s tructural


tics)

kosakata suatu bahasa pada umumnya. semantik semesta ( unitersal semantics )' unsur dan sistem makna yang tidal terikat pada satu bahasa apa pun; mis. komponen makna.
seman-

semesta mutlak (absolute


strong uniuersal)

uniaersal,

fonologi. oposisi ciri pembeda yang secara akustis ditandai oleh berku-

semesta yang terdapat dalam


uiaersal)

rang tidaknya komponenhampar.

smua bahasa manusia. semesta nisbi (relatiae uniaersal, wcak

komponen frekuensi atas; secara artikulatoris bunyi yang dihasilkan

oleh bibir bundar lawan bibir


sendi (jurcture,
transitinn)

semantik generatif
ttts)

l.

istilah umum untuk pendekatan

formasi generatif yane menganggap

teori semantik dalam aliran trans.

bahwa

semantik gramatikal

i-auh lebih abstrak diiipada te<,,ri Chomsky versi 1965, dan kaidah proyeksi, tidak diperlukan lagi; . suatu bid'ah dari pandangan Chomsky.
(grammatical

struktur batin, karena keduJnya adalah sama, sehingga sintaksis

antara trngkat semantik dan tingkat

tidak pertu'

pemUejlair

kepada semantik vans menekankan huhungan makna antara kata atau kelompok kata, dan bukan pada aspek konseptual alau relerensi dari makna. Contoh: teori medan makna dan analisis komponen; 2. penye-

tidak terdapat dalam semua bahasa, sehingga perlu dijelaskan oleh teori. semesta substantif (substantioe unisemesta yang
aersal)

peralihan bermakna

dari

satu

segmen fonologis ke segmen fonolo-

gis yang lain atau segmen fonologis

unsur atau kategori yang bersifat


fonologis, gramatikal atau semantis yang menjadi bagian dari khazanah yang diperlukan untuk mendeskripsikan bahasa-bahasa dunia, se-

ke kesenyapan, baik yang terbuka


maupun yang tertutup. sendi buka (opm jurcturc, plus juncture ) sendi yang terjadi pada akhir kata dan membatasinya dengan kata lain, terdapat misalnya pada batas antara kedua unsur Daz tuan'ban anda' (yang berbeda dari kata bantuan). Dalam transkripsi ditan-

lidikan. rentang antar-hubungan

tras-kontras relatif yang ada dalam


bahasa.

bahwa perbedaan makna iir';i,tas batasnya dan tergantung dari kon_


(general semantics)

makna berdasarkan pada ursnuoun

perti ciri-ciri pembeda, kategori gramatikal, komponen makna, dsb.


semi

- idiom

(semi-iliom)

semantik umum

konstruksi yang salah satu anggotanya memiliki makna biasa, anggota yang lain memiliki makna khusus

semantik historis ( historiil semantics ) bagian d.ari linguistik historis yan! menyelidiki peiu bahan-pe.ubit aii
makna.

penyelidikan makna bahasa dengan menekankan hubungan-hubunian dalam-p-elbagai tatarin gramatii{al.

semantics, combinatorial semantics)

semboyan

nikasi bahasa yang menolak ajaran Aristoteles bahwa kata hany, irempunyai satu makna leksikil.
(motto)

aJaran tentane makna dalam komu-

dalam konstruksi

itu saja; mis.

sendi buka dalrrn (intonml

dai dengan

(*).

open

dalam duta besar, buku putih, daerah hitam, kata besar, putih, dan hitarn tidak memiliki makna biasa.

juneture, intcmal hiatus) sendi buka yang menandai peralihan di dalam kata seperti yang

semiologi

(semiolog)

semantik interpretif (interpretile


mantics)

kelompok masyarakat, seperti


se-

!gp, yung terjadi dari frase atiu klausa, yang disukai oleh suatu
Sartald

kalimat minor atau kalimat lenc.

Eropa Kontiruntal.

lih. semiotika

terdapat dalam kata ber - uang 'mempunyai uang' (yang berbeda dari beruang'nama hewan').
(grammatical junc-

semiotika (umiotbs)
,

sendi gramatikal
ture)

Anglo - Ameika. ilmu yang mempelajari lambangJambang dan tanda-

jeda sintaktis pada batas klausa dan

yeldSka tetap mtrdeka!,Esi hilang

TG. teori dalam aliran tranformasi generatif yan.q timbul sekitar tahun 70-an yang beranseapan bahwa
kaidah-kaidah penafsi.an semanris merupakan bagian dari gramatika,

terbilang!

du

semem

(sememe)

dengan fonem, -o.f.-, grarem).


-l-

satuan makna terkecil (bandinrkan

tanda, mis. tanda-tanda lalu lintas, kode Morse, dsb. Beberapa sarjana menganggap linguistik adalah cabang dari semiotika.

kalimat

sendi naik
juncture)

(rising jaruture, tlouble-bar

'd-i'n

semivokal
Clide)

(semi-aowel, semi-consonant,

sendi akhir yang terjadi bila nada suara naik sebelum jeda; mis. pada

".p":F. cln bahasa yang tidak dapat


pun. semesta

bahasa (language uniacrsal)


tid.atr

Teori .ini beitentangan


semantik kombinatoris
semantics)

tur barin, re.rdapat kiidah penafsir1n yang lebih terikat pada'struktur lahir daripada pada siruktur batin.
de ngan

datam semua bahasa; 2, I:Iq"p",t (atoan bahasa yang sangat peniinr unruk menganalisis bahaia api

bunyi bahasa yang mempunyai ciri vokal maupun konsonan, mempunyai sedikit geseran, dan tidak
muncul sebagai inti suku kata; mis.
( s emotactic s ) sistem dan penyelidikan mengenai

ke

waktu membilang, mendaftar atau pada akhir pertanyaan, seperti mau


mana?

semotaktik
mem.

bl, hl, ['].

sendi tertahan

ditandai dengan

ll Dalam transkripsi 1l/) atat < t >.


(sustaiwd juruhtre,

single-bar jwrcture)

semantik seneratif.

(combinatarinl

cabang semantik yang menyelidiki

dan makna kata atau


semantik leksikal (lixical
word semantics)

huhungan antara mikna [dimat


simantics,

makna morfe.m yalg_ _membentuknya.

kripsikan bahasa-bahasa dunii. seperti kaidah tranformasi, dsb. semesta fungsional ffirctio,nal uni.
aersal)

yang dipergunakan dalam mendet.

formal (Jormal uniuersal) kerangka dan organisasl kaidah

pengaturan dan pengurutan


king, funarcation)

se-

sendi akhir yang terjadi bila nada suara tertahan atau bila naik sedikit; mis. yang menandai aposisi dalam kalimat Saleh lteman sayal
sudah hadir. Dalam transkripsi ditendai

sempadan (delimitation, boundar2 maratau gramatikal yang menandai batas antara satuan-satuan bahasa seperti kata atau frase, antara lain berupa sendi atau tekanan. sempit lw tak sempit (Jlat as plain)

dengan

unsur grafemis, fonologis,

sendi turun (falling juruture,


cross juncture,

1l)

atau (.--+).

double-

kendala atas semesta formal; mif, dapat dilesapkan.

penyelidikan makna unsur-unsur

dari struktrur koordinatif tldiii

kenyataan bahwa salah satu baciffi

sendi tutup

foding juncturQ sendi yang te{adi pada waltu nada su_ara turun menjadi kesenyapan.
(close juncture)

sendi yang terdapat dalam urutan

R
l,ir
I I

152

ounyr-bunyr yang tak putus dari satu kata. sengau (nasal)

sengau

siklus

siklus transformasi
(exclamation)

seruan

lih. nasal
sengkalan

:]1?" nlngkatan ___D-..-,"*" LrrruJr emosi ucUBan dengan penegas_ _ an, tekanan, nada itau'intoiasi
terten tu_

yang mengungkapkan

pe_

siklus tranformasi
clcle)

(transformational

simetri

sinestesia (slmetri)

l5:t

./. kronogram; kalimat yans mensI'

7G.. penerapan kaidah-kaidah fonologis secara siklis untuk menentu-

arti angka i"t r'", Jf, dalam BahasaJada disusun densan menyebut lebih dahulu uniku
lalu. puluhan, lalu ratus'ar1

andung

sesel

kan ujud fonetis suatu


yang diturunkan.

prinsip bahwa trahasa cenderung u.ntuk mempunyai sistem yang simetris; mis. bila suatu bahasa
mempunyai empat fonem hentian

untaian

seselan'
Ba1l. sisioan

./.

sisipan

sintaktis menurut komposisi yang


telah ditentukan oleh penanda frase

luga
simpai

tak bersuara, biasanya bahasa itu mempunyai empat fonem


(nofu)

sengkalan lamba ,L sengkalan.yang berupa klausa atau. lrase; mis. dalam buku Bhra_
tayuddha karanean

kemudian ribuan. Ada surya sanskala .dan ada candra #sfi;"

i_1]-r.url,

shwa

sikora
Batak Toba.

hentian berduara.

tit11}i Abu Bishir Amir ibn


(terkenal sebagai a/ tttolli merupakan Ktlab). model "basi semua tata bahasa Arab hingg"a zaman sekarang.
an Naltu

siala -+ sikora

lih. schwa

tanda diakritis yang

sikurun
Karo.

mengubah bunyi dari huruf induk menjadi [o].

titik pada diagram pohon rempat


munculnya satu cabang atau lebih.

Mpu Sedah Jan Mpu Panuluh idu..r,gk"lun b;.1;:


nyi Sanga kuda
1079.

berarti

guddha'rrrd;;;;;;g

(meninggal 793) ahli tara bahasa f;13.! pangsa. Parsi. Bukunya. ,4/

Karo.penand,a vokal [u] pada huruf

silabogram

(slllabarl)

sistem tulisan dengan satuan dasar

sengkalan memet atau tam_bang; mis. di kiatJn Sala ada gambar naga dinaiki manusia, yang. dapat dibaca naga mului tinitihan janma yang berar"ti I70g. sengkalan sastra
../. sengkalan berupa

berupa suku kata. Contoh ialah silabogram ll (syllibogram) tanda grafis yang dipakai dalam
tulisan Nagari dan tulisan Jawa.

,/. sengkalan

yang. berupa gambar

simpai4-

slmpal

sibilan

(sibilant,

:Ptran!,

sentralisasi sentrodomal

.lawa

gambar aksara

dan dinding mulut; mis.

dihasilkan oengan memaksa udara lewat luban-g berbentuk alur antara lidah
ts

bunyi ryh.f frikatif yang


t. til

lrooae .fritatiue, sroou tl ing consonant)

beberapa sistem aksara untuk menandai suku kata; terdapat dalam aksara Dewanalgari, aksara kana,
dsb.

Adv

[rl; i;j;

silabis

(centralisation)

signifiant
sebuah

fonetik.,pros,e.s

vokal ke vokal pusat.

-.ngu.uhnyu

F, de Syuslure gambaraipsikolo_ grs abstrak dari aspek bunyi suatu


P1.

inti suku kata; 2. dapat berdiri sendiri


bersangkutan dengan
sebagai suku kata; mis. bunyi m, n,

(slllabic)

simpulan bahasa
--+ idiom simulfiks (simul.fix) afiks yang tidak berbentuk .pad,a ngopi (pangkalnya kopi).
suku

sentuhan frd,)

-ulut; Z. Uinvi-vun* mis. Ill p,ai li,!,31^3'rlian,, tc,tar o,an lll pad,a akhir.
-

l. teqjadi karena tengah lidah menyentuh atau men-garah ke


langit-langit

(ceniro-domal

unsur

Dahasa.

. I.Ih signifiant srgnrttcatum srgnrtre


.

significans

silepsis

l, r adalah silabis karena dapat berdiri sendiri sebagai suku kata.


(s/lepsis)

L..!l\

signifi6

seri (seiu)

bunyi bahasa yang dihasilkan oleh satu sentuhan cepat antara artiku_ Iator-artikulator atau antara artikulator dan titik artikulasi.

kg{ompok konsonan yang memiliki

alam sekitar kita. sikap. bahasa (language attitufu) posrsr mental atau perasaan terha. dap bahasa sendiri. atau bahasa orang lain. siklus-(cyle)
ba.gran gelombang mulai,dari satu trtrk. sampai ke titik lain; 2. TG,

Pr. F. de Saussurc_. gam.baran psikolo_ grs yang abstrak dari suatu bagian

silih

yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaktis; mis. "At a word, hang no more about me. I am no gibbet for you" (Shakespeare: Merryt Wiues of Windsor)
(dumryt)

penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu ma\na dan

kata dan yang ditambahkan atau dileburkan pada dasar; mis. {r;}

srndeton (slndtton, syndetic constyuction) -bagian-bugiun konstrukii yang yL


dihub_ungkan dengan konjungsi;

. mis. Karena saya. mel ihat, saya-sening. srneresrs (qmeres$) pelafalan gugus sebagai diftong srnesrs
dalam suku tunggal; mis. pelafalan .l|a,lt] dalam ikan paus.
(rynes$)

atau tak terdapat dalam struktur


dasar, yang diperlukan untuk menjelaskan suatu derivasi; 2. unsur tak bermakna yang mempunyai fungsi

1. konstituen yang tak ditentukan

persesuaian sintaktis berdasarkan


makna kata dan bukan berdasarkan bentuk gramatikal; mis. lng. tlu crew are in good spirits di mana nomina kolektif diberi verba pluralis pada

fili1ftfii seli
jgngste$s

dihasilkan pada :,]l-:1-r..I3kni oieoerapa trtrk sepanjang satu salur_ rb], rvl,i6i rdt, ril.
(phonaesthetic series)

penuh gelombang bunyi,

l.

akustika..

satu kali pengulangan


va-kni

Sintaktis. tetapi tidak mempunyai fungsi semantis; mis; mis. il dalam

perangkat kata yang mengandune ronestem_ yang sama; misl dalarfi

fr::;*i:rr:'i, *:;: n;!;: : n;X;


mengandung fonestem rfl.

ffi i5:l

pelaksanaan seperangkat l"ia"n secara. beruntun; gramatika mem. tiga siklus. yang pertamr P_ly?, Iulgul, struktur frase, yang kedur ierakhir

Ing. 1t upsets

silsilah

me that she eried. (JamiQ tree, tree)

hal biasanya nomina singularis.

itu

beisifat

penggambaran dalam linguistik

an a\tara

historis untuk menjelaskan hubung-

ffixilHnHl_yang

bahasa induk dan bahasa-bahasa turunan dalam ke-

sinestesia (slntsthuia) metafora berupa ungkapan yang bersangkutan dengan suatu indria

luargga trahasa.

konsep

yang dipakai untuk obyek

lain yang

atau bersangkutan

154
tccras

singkatan

sisi
predicatiuc)

sistm ungkapan ( = ujud fonis dan gralis),


(slsten)

M mengitik saTa (bandinekan delg.an batu keras ), Ramai bnar iarna pakatann)a (bandingkan dengan

indria. lain; mis. dengan nada $enga.n

skolastisisme

155

sintagma predikatif (pr. syntagu


sintagmatis (syntagnatic) tentang hubungan linier antara
bermain bola antara kami, bcrmain

Martinet. klausa.

entah makna.

sistem

singkatln"

suard yanp ramail-

l. keseluruhan yang

teratur,
yang

singularis (singular) Iih. iumlah si"k"i" $wopt) hilangnya bunyi atau huruf dari tengah-tengah kata; mis. L. domina
menjadi Sp.

(.Ktry', maupun dsb, u.p., /h.

gabungan huruf, baik yang dilafalkan hurufdemi huruf, iepe"rti DpR,

kependekan yang berupa hurufatau

tertentu; mis. dalam kalimat kami Hubungan itu dilatak"n t

unsur-unsur bahasa dalam tataran

si menurut kaidah-kaidah

masing-masing bagiannya berfung-

sistem yang mengikat unsur-unsur bahasa yang menandai perbedaan status dan peran partisipan dalam komunikasi dengan bahasa. Misalnya dalam Bahasa Indonesia kata-

yang'tidik,

seperti

Dola.

. Dungan m praescntia. srntagmem (slmtagmcme) tag.memik. kelompok tagmem pada


trnggr.

dai "-

berkaitan untuk memungkinkan


masyarakat bahasa berkomunikasi

kata seperti

engkau, anda, saudara,

dpn sebagainya merupakan unsurunsur dari sistem sapaan.

satu tataran yang mewakili seLuah tagmem pada tataran yang lebih

(dikatakan tentang bahasa oleh sebab itu bahasa itu dikatakan "sistem dari sistem"); 2. organisasi dan pengaturan variabelvariabel yang membentuk satu keutuhan; 3. hubungan antara
anggota-anggota suatu kelas paradigmatis; mis. jumlah singularis dan pluralis, jenis j antan dan betina

sistem semiotis
manusra,

(semiotic slstem)

sistem. tanda-tanda, mis. bahasa

sistem stata (stratal

system)

lih. stratum.

sintaksis

sinkretisme

donna.

(syrcretism)

bentuk inflektif yang tadinya ber_

akrbatkan peleburan Eentu[_


@nrrisis)

hilangnya anis inne(tif yang mens_

sinkrisis

beda.

tipologi dan penyelidikan


trastrl.

tidak dengan tu.;uan-tujuan !a.has1 historis; *.rr"ufrp perbandingan dalam penyelidikal


kon_
(synchronic)

perbandingan

lltg"q terkecil auh- biau"l i"i ialah kata;


linguistik yang mem#fi.i*i ;lfang hal tersebut. sintaktika llntactics) hubungan antara lambang denlan .lampang atau tanda dengan tanda.
(synthcsis)

lebih besar itu. dalam

satuan-satuan yang lebih besar, ata.u antara satuan_satuan yang


baliasal

pengaturan dan hubungan an_ tara kata dengan kata, atatidenean

l.

(ryntax)

sistem tanda Iih. sistem semiotis sistem terbuka (open s2stem)


sistem yang memberi kemungkinan yang tak terbatas; bahasa manusia adalah sistem terbuka. sistem tertutup (closed s2stem, closed set,
dosed list)

sistem antiergatif-absolut
ergatite-absolute
s2s lem)

dsb.

(anti-

dranggap bagian dari eramadkal bagian lain ialah morTologi); 3.

yang mencakup hal tersebut (serinc

2. subsistem baiasa

lih. anti-ergatif-absolut. sistematis ( systematic)


bersangkutan dengan atau memPunyai sistem; serba teratur, memPunyai kaidah dan daPat diramalkan' sistem bt;myi (sound ystem, phonemic
structure)

sistem yang mempunyai kemungkinan-kemungkinan terbatas. Gramatika dianggap merupakan sistem tertutup; berlainan dengan leksikon yang dianggap merupakan sistem terbuka.

sinkronis

yang te{adi dalam slatu masa yang

bersangkutan, dengan peristiwa

cabang semiotika yang mempelaiari

alofon

uraian mengenai semua fonem dan

dan hubungan-

sistem vokal

(oowel slstem)

inventarisasi fonem vokal suatu


bahasa yang menunjukkan hubung-

terbatas,

nis; Iih.. linguistik sinkronis. . srnonrm glnonltn) bentuk bahasa yang maknanya mrnp atau sama dengan bentuk lain; kesamaan itu b6rlaku basi
sinonim ilekat
nym, pseudo

dipertentangkan dengan'diakro-

perkembangan historis. Istilah ini bersinonim dengan deskriptifi dan

dan tidak

melibaikai

sistem ergatif-absolut
absolate system)

hubungannya dalam suatu bahasa


(ergqtiae-

sintesis

ada.

membentuk Ldaran dengan mem_ pgrgunakan alat-alat baf,asa yang

penggabungan unsur-unsur untuk

lih. ergativitas
sistemis

sintesis wicara (spuch slnttusis) -pembuatan


fonetik - ekspcimintal.
dengan alat-alat antara lain dengan

dikatakan tentang bahasa yang mempunyai subsistem fonologi,


subsistem gramatika dan subsistem

l.

(systemic)

an kontras antara vokal-vokal itu, digambarkan dalam bettuk diag.ram.segj tiga atau segi empat. srtnasr (sthntnn)

terjadi atas beberapa subsistem;

unsur-unsur

luar

bahasa yang

berhubungan dengan ujaran atau wacana sehingga ujaran atau wacana itu bermakna.

kata, kelompok kata, atau kalimai, walaupun umumnya yang dianssan sinonim- hanyalah' kdta-fata siia.' .
salah yang maknanya mirip tetapi bukan srnonlm; mts. bantuan dan perto_

bunyi-bunyi bahasa- manusia

jaringan sistem-sistem (dikatakan


tentang bahasa).

leksikon; 2. Hallida2. terjadi dari


s2stem)

situasi dinamis (dlnamic


semantik. sesuatu

situation)

- sWnW) satu dari dui kata atau lebih

(ncar - tmonlm, hoioio_

nusra-

komp.uter; diperlukan untut ir.lyetrdrkr persepsi bunyi pada ma_

yang berlangsung, dapat lama, dapat sebentar, dapat

sistem leksikal (lexical

hubungan yang.dapat ditentukan

sirnamadva

antara unsur-unsur
sy tem)

sekelompok
(nomina-

bersifat homogen, dapat berkbsinambungan, dapat dikendalikan oleh pelaku, dapat tidak.

.lih. sin(ope srfnaPrrrwa


Iih. aferesis
sirnawekas Iih. apokope )Pe

kata dalam suatu medan makna.

situasi statis

sistem nominatif akusatif


tiae -amussatioe

(static situatian, state) semantik, situasi yang ada, bersifat

srntagma (qmtagme lih. frase sintagma otonom (Pr.


frase.

longan.

slntagme anto-

sirku rkumfiks (ciramfix) (ci lcircunfi, -+ konliks sisi (pknc)


segi dari lambang bahasa entah

sistem yang terdapat pada bahasa dengan subyek klausa transitifdan klausa intransitif yang mempunyai penanda (nominatif) berbeda dari obyek langsung (akusatif); contoh Bahasa Latin.

dalam kelangsunganya; lih.


keadaan.

homogen atau

tak berubah-ubah

sistem sapaan (addrus

sytem)

skolastisisme (s c ho las ticism) aliran filsafat yang tumbuh pada Abad Pertengahan (abad ke-12) yang sampai kini masih berkembang teruiama di kalangan ulama

slang

standardisasi

standard theory
bahasa

struktural

157
bahasa.
(

Katolik; mempunyai

dalam dunia linguisiik karena

pengaruh
per_

kepada bahasa teknis yang ketat dan cermat sebagai alat"untuk mengungkapkan makna pelbagai aspek agama, Tuhan, manusia d"an alam semestaslang.
{-ry...ragaq bahasa tak resmi yang dipakai oleh kaum remala atau kelompok-kelompok ro.iut i..t.nl,
sebagai

nattannya yang sangat

besar

dan struktur sosial dalam peri Iaku


manusia.

integrasi antara struktur

masyarakat bahasa; 2. proses pene-

rimaan dialek atau ragam tertentu


sebagai bahasa standar oleh masya-

litian gaya

2. penerapan linguistik pada penest2lostatistics)

spektograf

nyrmpan 2,4 detik rekaman. Rekaman itu kemudian dimainkan beberapa kali dalam kecepatan

akustik wicara yang dapat

alat utama dalam

(sound spectograph)

penyelidikan
me_

rakat bahasa. standard theory


7G. versi gramatika generatif yang

stilostatistika

dan model-model

penerapan teknik-teknik komputer

kuantitatif,

terurai dalam buku masi generatif.

Aspects

of

the

Theorl of Slntar (1965) oleh Noam

Chomskyl lih. gramatika transfor-

berubah-ubah; mis. bahasa prokem ctr l(alangan remaia -Jakarta dalam

kosakala yang serba baru din

usaha supaya_orang-orang keloil_ pok .lain tidak meigerti," berupa

untuk komunikasi intern

spel(rcgfam (spectogram, -

tinggi melalui beberapa filter. Iierras yang merekam mencatat waktu, intesitas dan frekuensi. Hasil rekal mannya disebut spektogram.
sonogram)

statif

l.

(statiae)

dikatakan tentang verba dan

antara lain linguistik matematika, dalam menyelidiki gaya bahasa. strata lih. stratum stratifi kasi ( s tr a tifi c ation ) penyusunan serangkaian tataran dalam struktur bahasa, a.l. sep-erti vang dituiu oleh gramatika stiatifikasi,. sehingga bahasa dianggap
sebagai sistem strata hierarkis yang salin-g berhubungan

g.Sk

tahun 80-an^

sonagraf

(sonagmph)

lagang. ^^yyr! (sonant) sonaa

jenis spektograf
2.

spekaum

perutrahan dalam ieniang waktu, frekuensi dan intensitas geLmba"g bunyi menurut sumbu ilaktu.
(spectrum)

yang mem6erikan rnlormasr tentang perubahan_


bunyi

ajektiva yang mengandung makna waktu atau keadaan )rang tetap; mis. tahu, mati, kecil, besar; 2. dikatakan tentang verba atau ajektiva yang secara sintaktis tidak

dapat berbentuk progresif dan imperatif, dan secara semantis


aktif.

stratum

(stratum)

sonoran

.konsonan silabls atau semi_vokal_


(sonorant)

l. -fonaif . bu.nyi bersuara;

Jonologi.

fow.tik akusti*. graf* yang menuniu-kkan am pli tudo rel atif k"omponen
frel<u-ensi

menyatakan keadaan dan bukan perbuatan atau proses yang tidak

sor-singgih

bunyi nasal dan likuida yang dapat membentuk suku kata iendliri '

spesffik (spuifidl. .makna yang menunjuk

dari gelombang bJnyi.

statas

(status)

gramatika stratifikwi. lapisan dalam sruktur bahasa, masing-masing mengandung polataktik dan bagian realisasi. Dalam perkembangannya teori ini bekerja derrg.n + sainpai O

stratum.

hubungan_antara pembicara, terjadi da_ri basa kaiar,. basa alus,

Bald. sistem ragam bahasa menurut

basa singgrh, basa rpun,


undak-usuk.

sama dengan Jawa unggah-unggai, Sunda

sosiolek (socioba) variasi -bahasa yang berkorelasi

sosiolinguistik

tempat); dialek sosial.

dengan kelas sosial atau kelompok pekeqjaan-. (dan bukan dengan


sociolinguistics)

spondeus

spiran (slirant) lih. frikatif

dalam kalima t Mo bil


(rponfu)

kannya; 2. dikatakan tentang unsur leksikal yang maknanya meicakup unsur yang khas; mis. nobil iiu
i tu

likinya dan makin banyik k"omponen yang dituntut untuk menentu_

bidang semantik yang seirpit,' berlawanan dengan'geierik.' Niakin speiltlk suatu ungkapan makin s.edikit p-erangkat unsui yang dimi-

pada

pengungkapan tingkat sosial, pangkat danjabatan dalam bahasa; mis.

dengan mempergunakan kata sapaan atau konstruksi sintaktis


tertentu.

stratum fonemik (phonemic stratum) gramatika straffikasi. salah satu stratum dalam bahasa dengan
fonem sebagai satuannya.

stema (stemma) diagram sintaktis dalam teori dependensi Tesniire, yang menem-

stratum leksemik

(lexemic stratm)

gramatika stratifikasi. salah satu

stratum dalam bahasa

dengan

patkan verba sebagai simpai;

sanga t mahal.

dengan demikian verba dianggap unsur yang paling penting dalam kalimat. Contoh kalimat Pr. Alfred
mange ane pomme makan sebuah apel' digambarkan sbb.:. mange

stratum morfemik
stratum)

leksem sebagai satuannya. (Sama dengan sintaksis dalam teori lain)


(morphemic

'Al{red

gramatika strati,fikasi. salah satu

stratum dalam bahasa

dengan

morfem sebagai satuannya.

'laku .altara pe{


laku sosial.

cabang linguistik yang mempelajari hubungan dan saling pe"ga-ruh -dan.peri


trahasa
a

pada yang terjadi dari suku-suku kata yang Sertekanan. Sprachgebiide


Jerman. pola bahasa yang menentu-

stratum sememik (sememic stratum) gramatika stratifikasi. salah satu stratum dalam bahasa dengan

pomme
I

struktur

semem sebagai satuannya.


(structure)

""il?}ffi uk teraPan ( PPt b

d s ocio -

standar

kan struktur fonologi suitu bahasa.


(standard)

une

dianggap paling dapat diterima bahasa),


(tentang salah satu variasi dalam dalam pengernuar, .es'mi. standardisasi- (s t an dar d i zat io n)

nya ada hubungan yang

perangkat unsur yang diantarabersifat

sosiolqgi bahasa,

mencakup pemanfaatan wawasanwawa ira sosiolinguistik uhtuk ke_ perluan. yang praktis seperti perencallan bahasa, pembinaan bihasa, pemberantasan buta huruf dsb.

bidang linguistik trapan

yang

dan biasanya

dipakai

stemma L. kritik naskah. silsilah yang menggambarkan asal-usul naskih. stemma codicum

(sociohgr of language) caDang soslologl yang mempelajari

hormat - tak hormat,-iesmi hormat resmi - tak t.L resmi dsb., dan pola bahasa seperti lafal, ejaan,- gramatika, dsb., bleh

r. l. proses penenmaan penerimaan seperanekat seperangkat -rorma seperti tinggi-re norma nd''ah,

Z. Iih. stema stilistika (rtllistics) f. ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra; ilmu interdisipliner antara

ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang bersifat intuitif; 2. ofganisasi pelbagai unsur baha_sa yang masing-masing merupakan pola bermakna; 3. pengaturan pola-pola secara sintagmatis.

struktural

Iinguistik dan

kesusastraan;

bersangkutan atau mempunyai shuktur; 2. mempergunakan teori

l.

( structural)

it

158
i
I

strukturalisme

subo.rdinat

subordinatif

strukturalism e

atau pendekatan, atau dipandang dari sudut strukturalisme.


pendekatan pada analisis bahasa
(s true turalism)

-+ strulttur lrhi;-struktur praleksikal (pre-lexical struc_


ture)

struktur permukaan

suku kata sebagai subyek dalam klausa.

t59
(grammatical sub-

subordinatif subordinator
substandar substansi

( subordinatiue

bersangkutan dengan atau bersifat subordinasi.


(subordinator)

subyeli gmmitikal

jut)

abad ke-20

bahasa sebagai struktur d1n sistem. Semua pendekatan Iinguistik dalam

yang.memberikan perhatian yang eksplisit .kepada pelbagai uirsu?

struktur batin (dup structure,

menganut strukturalisme.

ini

boleih dikatakan

grammar, underlying s tracture) TG. l. output iur'i kuiduh struktur transformasi dan komponen seman_ dianggap menqasan kallmat atau kelompok

deef

penanda frase dibangkitkan densan simpai akhir ditandal sebagai un"sur delta; dalam tahap kedria unsur posisi-posisi itu dalam bentuk Iambang-lambang.kompleks (= t.arrs(semantic structure)

bangkitan sruktur batin i,urrg bertahap dua. Dalam tahao in'i

TG. tahap pertama dalam

pem_

partikel yang terdapat dalam subordinasi


( substandard)

--+ subyek subyek logis (logical


subject)

subject, underlting

nomina atau frase nominal yang


dalam klausa pasif berfungsi sebagai pelaku atau penyebab perbuatin;-untuk membedakannya dari

lih. non-standar.
(substarci)

leksikal dimasukkan kedalam

frase dan leksikon dan input pada

tik; 2. struktur yang

lormsi leksikal). struktur semantis

medium yang diPakai untuk mengungkapkan bahasa, baik yang bersifat- grifis, maupun yang bersifat fonis; dipertentangkan dengan

subyek gramatikal; mis. dalam

subsistem bahasa

pertama menyatakan 'aial,, ian[ kedua berarti tkepunyaan',,,iniuf

dalam Struktur batinnya: vans

struktur lahir, retapi

.atau mrs. meja kaltu dan meja kantor mempunyai kesamaan dalam
berbeda

rnterpretasi sintaktis dan semantis kalimat, dan yang tidak nyata secara langsung dari deret linier ka.hmat kelompok kata itu;

frala, yqng mengandrng semuu informasi yang diperlukin untuk

struktur tematis

dan hubungan makna antara pelba_ gai unsur bahasa bergerak; dianali_ srs oleh semantik.
(thematic structure)

di mana makni

substansi banyi (phonic substance) segi auditorii atau ciri-ciri bunyi

forma.

kalimat: Buku ini dibaca adik bagian klawa adik adalah subyek logis. Sedangkan buku ini adalah subyek
adanya pembedaan antara pelaku

gramaiikal. (Konsep ini sudah ditinggalkan sekarang dengan


sebagai konsep semantik, dan

dari wicara.

substitusi

(substitution)

proses atau hasil penggantian unsur

dglgul konteksnya. studi wilayah (area studies)


penelitian mengenai

!rtcrrE rt u Llungl(an kalimat menshubunskan menghubungkan Lelim"r' ;r,, iti

aspek-aspek struktur kalimat yalrg

bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk
memperoleh unsur-unsur pembeda

subyik sebagai konsep gramatika). subyek psikologis (ps2chological subject)

dalam h hubungan dengan bahisa


st

geografi, seja_ tul dT pranlta rlrti -ituy'ui,


(aoice)

menjelaskan suatu .struktur tertentu; mis. lpl dengan

atau untuk lbl

iopik suatu kalimat, mis. orang itu dalam kalimat orang itu runahryw
jauh.

"

dalam lPal, atart senang dengan sering dalam mereka'senang bergurau( sub stratum)

sufiks (sffix)

afiks yang ditambahkan pada


(diminutiue

struktur fonemis
sound slstem)

dsb.

masyarakat df di wilayati wilavaliit,, itu.

substratum

(phontmic structure,

serta dengan deskripsi alofon suatu


bahasa.

hubungan antara fonem-fone*, b.]


(phrase structure)

keseluruhan inrnentarisasi, fonem;

subfonemis

bunyi yang dihasilkan karena ber_ ge_tarnya pita suara dalam larins.
(nbphontmic)

?ra

linguistik historis komparalf unsur-

struktur ftase '7G.

frase verbal untuk

pengaturan unsur-unsur kalimat untuk membentuk satuan yang lebih besar; mis. frase nominil f
membentuk
( surfacc struc ture)

nya sehingga tidak dapai dipakai sebagai alai pembeda. subkateg.orisasi (subcategoisation)

trs yang demikian kurang berarti_

bersangkutan dengan variabel fone_

unsur dalam suatu bahasa Yang diperkirakan merupakan sisa-sisa bahasa lain yang lebih tua. subyek (subjea) bigian klausa berujud nomina atau fraie nominal yang menandai aPa yang dikatakan oleh pembicara. Dalim klausa jalan licin berbahay

srrfiks diminatif

bagian belakang pangkal; mis. -az pada ajaran; --+ akhiran.

sffix)

lih. diminutif sufiks inflektif.

(inJlectionat

sffix)
bo2s.

suliks yang ditambahkan pada akar atau dasar untuk membatasi rnakna

gramatikal; mis. Ing. s. pada

suliks persona

(personal ending)

gori dalam lingkungan


subordinasi
1..

perrncran Jems unsur_unsur bahasa yang dapat mewakili sebuah kate_

stlrktlrr. lahfu

kalimat.

bersama dengan nomina yans


berfungsi sebagai obvek.
( subTrdina

mrs. verba transitifyang harus ada


tion)

tertentu;

iicin; bagian ini disebut su6Yek. Dalam beberapa bahasa, mis. 'dalam bahasa Inggris, subYek

pembicara membicarakan jalan

sufiks verba untuk menyesuaikan dengan jumlah dan persona; mis. Ing. s dalam he sings; Pr. ltl dalam
elle chante, ils chantmt.

suku

jadi input komponen

nnclkan apa yang diujarkan; 3 outplt darl translbrmasi, dan menfonologi.

kata, frase dan klausa yang meme_

mempunyai struktur batin vans berlainan; 2. urutan linier binyi

kata-katadalam frase atau kalimat yang konkret, mis. mcja kayt dan meja kantor mempunyai siruktur lahrr yang sama yaitu N + N, tetapi

hubungan giamatikal intara

subordinat

dalam sebuah kalimat.


(subordinate )

tikal dengan iara sedemikiu"r, .ro" sehingga. yang satu terikat paia yang lain; 2. hubungan antara klausa terikat dan kliusa bebas

penggabungan dua unsur grama-

menguasai infleksi predikat; bandingl<an ir dan thel dalam he goes dan thel go. Konsep ini dibedakan dari pokok (topic) yang terdapat Pada iingkat kalimat. (Definisi ini berto-

lih. suku kata

(slllable)

suku

II

../. penanda vokal z yang ditulis di

bawah aksara.

suku bertekanan
suku buka

(stress grouP)

lah dari teori yang


klausa dan kalimat).

membedakan

kelompok suku kata yang menyandang tekanan paling keras.

subyek ergatif (ergatite subject) lih. kasus ergatif subyek gabunSln (compound subject)
frise nominal:yang terdiri atas lebih dari satu nomina atau Pronomina
yang digabungkan denganlory ulg: si atau intonasi dan yang berlungsi

frase endosentris.

cr atau membatasi induk

bagian yang mcngubah, memperin_

dalam

suku kaa (sjlable) l. dari sudut fuiologi, ujaran yang terjadi dalam satu denyut dada yakni satu penegangan otot pada

vokal; mis. tu, la dsb.

(open qillable, Jru s2llable) suku,kata yang berakhir dengan

sutu kata eilabis

swarabakti akhir
sambutan baik. dari para sarjana di tuar organisasi ini.

waktu pengembusan udara dari paru-paru;


:atu
regangan ujaran yang te.jadi dari puncak kenyirin[an ii

swa:abakti tengah

taksem

16l

2. dari

sudut artikilari

unl.u

yang terjadi dari"satu ?orrem-;,r,

iii;:';;,;:i,,,ff ,?,?I.:Llfff;
foner.n bersama

superfiks ---* suprafiks superordinat (tipuordinate) Iih. htponimi' superstratum (superstratum)

swarabakti awal Iih. protesis swarabakti tengah

Sweet, Henry

(1845-1912) sarjana linguistik

lih. epentesis

bangsa Inggris. Keahliannya dalam bidang fonetik dan pengajaran bahasa.

ll'1tan

d.d;;;;

suku kaia.silabis
ujaran.

drtetapkan secara fonetrs dan di_ tetapkan .secara fonologi., kJ;fikadane tidak. satuan ritmis terkicil dalam arus
(s2llabic)

:.-:,rr,tl"rlm*ffifl,,1y paoanan antara suku -kutu yung

suprnum

EahasaI DErarqa Bahasa H, Belanda yang mem_ pengaruhi bahasa-bahaia nasa-bahasa di Indo_ In.t^_ nesia dalam jaman koloni;i.

unsur_unsur suatu bahasa yang bahasa dari misyd rakat yang teri te{ajah; mis. unsur_ l-11u, unsur XalC

ff:p:iryrli

-:-

sukin
aksara Arab, dan dituliskan densan

dipakai d;il /;r: akusahl atau dalam kasus ablatif; ,untuk

bentuk nomina !-. hanya.dapat


amdtum

verbal yans
mencintai,.

*ir-.
di
atas huruf kin_

,4r. penanda hilangnya vokal pada

mencintai (L. ano)'.' ^-_y:,:'unruk suplesi (supphtion)


penggunaan supletif.

tabu

(taboo)

bulatan kecil

sonan,

suku tertutuD

slllabh, bloikei slllable) syilnt

,losed s2llable, checked ftlosed

*!l"II

karena kekuatan yang membahaYakan (tabu positi{) maupun karena ke-

l. yang dilarang, baik

tak beraspirasi -foneti*.

udara; mis. bunyi J dalam kata


Inggris
sJop

tidak disertai

(unas Pirated)

embusan

suku kata ya,ig beiakhir

pada

i;;:i#;s "If lih.bentuk

teks, pak

s",mryr komanil*asl
pembicara atau

sumber brtny.l source) tempat asal .(sound bunyi yakni saluran s.uara atau alat elektronis yans dipakai untuk mengharikm f,irril

sulih

suprafiks (tufurt4

supletif dari morfem {BE}.

tidai mempunvai tonemis dengan ulo*i.f I:saIraT lain dari -orf.--yu"g sama; mis. Lng: a?!, bc, dan rs adalah alomorf -*'-"

alomorf yang

lsupptetiae, supptetiw morph, Jorlorn elemenil -

ailo_

kuatan yang mencemarkan atau


merusak kekuatan hiduP seseorang (tabu negatiQ, sehingga ungkaPan

kan t dalam tak bernyawa

tak beraspirasi, sedaugfoP beraspirasi.


(inanimatc)

gunakan eufemisme; 2. larangan


memakai kata-kata tertentu, karena takut atau demi soPan-santun; mis'

tabu dihindari dengan memPer-

tidak f,idup dan tidik mis. iata dan kayt.

bergerak;

bagian dari saluran komunikasi tempat amanat dikirimkan, yakni r

( source

afiks yang Serirpi fonem su prasegmental; mis. pada kata Bata k Toba dsora'jdrnih, uiora -Jetmh,, asord, ,macam,.

orang tidak menyebut orang ttuti di depan orang yang mati.

tak bersuam (unaoiced, wicebss) fonctik. dihasilkan tanpa getaran pita suara; mis. [p, t, k] adalah bunyi tak bersuara.

tak bundar

(unrounled)

tagnra (tagna)

Pi*e. tigmem yang ditentukan


(tagmeme)

surat kelabai
konon *^t1.," Lampung- yang "Kerinci, aksara ;?;?, ,ffiH31

dalam analisis sementara.

tak gramatikal
I
.

Jowti*- dihasilkan tanpa Pembundaran bibir lih. hamPar.


(ungrammatilal)

tagmem

Sumbu /a.riJ, bagian daii frase eksosenrris beruoa dalam lrase di rumah d,an si bunssu: rumah dan bungn udalah sum6"ul' ^ Dummer Institute of Linguistics
bergerak dilain keEiat_ an melatih ahli bahasa dan mei'ter_
;

penulis. ' --""

?i*e. ko.,iep dasar dalam


(Ioi

teori

Edak dibenarkan oleh kaidah tata bahasa; 2. tak sesuai dengan

t(ata a^tau kelompok kata;

mis.

suruhan (dirrctiue) pertuturan yang berusaha agar pembaca


melakukan sesuatu uniuk pembicara.

tagmemik beruPa konstituen dari koistruksi dan ie{adi dari Paduan gatra, kelas, peran dan keutuhan
adalah versi 1977; sebelumnYa

konvensi rnorfologis atau sintaktis suatu bahasa; 3. tidak terterima oleh trahasawan. Bentuk tak gramatikal Lriasanya ditandai dengan

au.i -ur[un Protestan Wyclffi B;ite [.1.1., Jocte tJ y ang

organisasi Iinguistik

suryasangkala
kronogram. yang memakai srstem perhi .Jawa tungan' ma'tahari.

tagmem hanYalah Paduan gatra dan kelas) tacmemik Titr. gramatika tagmemik

takigrafi (tubgraPb)

asterisk.

penggunaat stenografi atau tulisan

tahap-holofrastti

(hnlophrastir la-

.*,

l:Tihkal oatam bahasa_bahasa

Alkitab,

khususnya

nyar aksara. Dalam perkembune'un_

-r*yu.ukat terlebelakang yang belum mempu_


bawah pimpinan Ken_
dik"enal

il<si s c l.f_ co nr r a d ir t io n) :_-1,"1o"d .( ungkapan yang berlawanan mu(nu_ kata_kata dalam ungkapan lru; 9".., mrs.

ncwi

talt produktil (unProduttiw) lili. produktif

yang disingkat demi kecePatan'

,lli

suami yang pe.empuin.


uowcl)

swarabakti

uiaran berupa kata tunggal. lw tak taj am {sharp tts nonshnrp) taiam -fomlopi.

tihap pemoolehan bahasa ketika seoring anak memPergunakan


oposisi ciri pembeda yang akustis ditandai oleh tinggi rendahnya intensitas frekuensi atas,

tzlrrif (tufinite) dikatakan tentang determinator

yang menyatakan bahwa referen noniina atau fiase nominal telah


diketahui atau dinyatakan sebelumnya atau lebih dahulu dalam
wacana

seDagar

f-1"gklltagmemik,

:n^g"ig, organillst iiii..rg;ffll l: Pike teori se-ndiri yang


yang mendapat

-(anapt2ctit vokal pendekyang disisipkan dalam prose$ anaptiksis; Bd. intruisi

iec".i

swarabakti akhir

secara artikulatoris bunYi

lih. paragog

Yang

taksem

dihasilkan dengan luas semPitnYa rongga faring dan Palatalisasi-

(taxtmz, grannati,cal fcahtrQ hubungan sintaktis yang berrnakna,

seprti inlleksi, urutan kata atau

r62

taksis

tanda kurung siku

tanda kutip

t^i"iriiil)'
taksonomi

penegasan.

tata bahasa filosofis

163

lih. taktik

(tuxonomy) me_

dalam sistem aksara uituk mensgambarkan atau merekam gugu.ui,


._ tanda

dipakai sebagai_satuan grafis dasar

tanda yang dipakai untuk mengapit

huruf yang melambangkan bunyi


tanda kutip -+ tanda petik tanda palatal (soft sign)
dalam transkripsi fonetis.

an atau seruan. tanda titik dua (:)

llasilkasi u.,ru.-,inru. bahasa nurut tak.teralihkan (inaltunablc) lih. milik tak teralihkin. tak teratur (inegular)
hubungan hierarkis.

kata, suku kata, fonem rt"",


baca

trryli

tanda

bentuk pluralis Inggris yang tak reratur; bentuk singularisnyi zaz


(Berbeda dengan _ !oo.kt,dsb. yang teratur). tatr tertanda (unmarked) tidak memiliki suatu'ciri yans ada pada satuaa lain yang b.;;;L;;; mts. /f/ ditandai oleh [_bersuaral. sedangkan /b/ ditandai ot i Ii
bersuaral

umum bahasa; mis. men adalah beituk


bois. cokrr'.

udak sdsuai dengan kaidah_kaidah

bahasa tertulis dan yang sedikit banyaknya mempengiruh'i

kan pelbagai b.girn

secara konvesional untuk mlemisah_

,grafis. yang dipergunakan

dr.i

sasi konsonan yang


tanda penyingkat (')

,atu"n

huruf Kiril yang menandai palatalimendahuluinya.

tanda yang dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bil bila diikuti rangkaian atau pemerian. tanda titik lioma (;)
tanda yang dipakai untik memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

tanda bunyi lpinneiic stgn,'phoiii


sltmbol)

sa_tuan bahasa yang bersangkutan.

-u[n"

jukkan penghilangan bagian kata. tanda petik ("...")

tanda yang dipakai untuk menun-

tanda ulang (...2)


tanda yang dip4kai dalam tulisan cepat atau notula untuk menyatakan pengulangan kata atau morfern.

tital si.qn) lih. diakritik. tanda elipsis (...)


putus.

tanda dialkrid s (diacritical mark, diaci_

transkripsi fonetis.

tanda grafis yang dipakai dalam

tanda yang dipakai antara lain


untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah atau bahan tertulis. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

tanggapan (response) reaksi pembicata atau orang yang belajar'bahasa atas suatu situasi

atau rangsangan verbal

yang

tak,t

taktik

Iih. "teii-" keterterimaan'


(tactics)

(unacuptabtc)

l1nd,u {ung. dipakai unruk meng_ gambarkan kalimat yang terputu;_

tanda petik tunggal (',..')

l.

tanda yang dipakai antara lain

tanda.garis
1un93, ganti kata

miring

tak wajar
i

urutan satuan_satuan fonolosis atau gramatikal yang dimunekln_ -ltan dalam satuan bahasa.
(anomalous)

tlda.garis

yu"g, dipakai sebagai pengdan, atau, per atau nomor alamat.

(/)

mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain; 2. dalam linguistik dipakai untuk menandai
glos.

berupa produksi wicara atau tulisan yang aktif (nampak) atau reaksi yang pasif (tak nampak); mis. dalam pemahaman.

tanggapan tripurusa ../. afiks atau kata penanda verba


pasif

tanda pisah

(-)

tanwln
,4r. penanda bunyi zz, in atau an pada akhir nomina atau ajektiva Arab yang tidak taktrif.
(intimacy)

tak wajib (optinnal) dikatakan tentang tidak

.ukal dan semands sesuatu bahasa.

tak sesuai dengan i<onvensi grama_

di"s
./.

xonsEuksl tertentu.
aksara.

harus adanyasuatu ciri dalam unsur atau

tanda-hubung (-;

dalam transkripsi foneiris.

hurul yang melambangkan

T5TC tanda yang dipakai

gaaila (/.../)
untuk mensaoit
fo"nim

tanda yang dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
tandzl' prosodi (prosodic sign, prosodic mark, suprasegmental grapheme) tanda grafis untuk melambangkan ciri-ciri prosodi dalam tulisan yaitu

taraf kekariban

menyambung suku_suku kata dasar Pergantian baris'

tanda yang dipakai antara lain

taraf formalitas sosial dan solidaritas yang dinyatakan dalam bahasa, misalnya yang dinyatakan dengan beirtuk-bentuk khusus dalam tutur
sapa.

angka untuk menandai intonasi,

./- penanda vokal /e/ yang ditulis di qepan

"Ji:-,fffiIiloleh tanda yang dipakai antara lain di


pemerincian-atau pembilangan._ tanda

cetak miring untuk

menandai

taraf kepadaan
7G.,

(leael

of

adequac2)

taling tarung tambei (ilmbre, tambre,


nng, toru-colour)
_

antara. unsur-unsur dalam suatu -

tekanan, tanda makron untuk menandai vokal panjang, dsb. yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguh-

penanda_ vokal /o/ yang ditulis mengapit aksara tamber, colou-

tanda

kurawal

gramatikal.

({ })

(braci)

VinS mengapit unsri


)

kapan atau pernyataan

tanda yang dipakai sesudah ung-

ciri dari kualitas bunyi vokal. ti marbita .dr. huruf td d,alam aksara Arab
menandai yanq drtuhs sebagai [hal dengan dua titi[ -dilafalkan. dt atasnya, dan

tanda-kurung ( (...)
ra_ngan

Tgtlna atau ajektiva feminin


tidak

yanq dipakai untuk

tamsil

atau penielasan. tanda kurung iitir ( t...1 ) l. tanda yang dipakai antara lain untuk mengapit huruf, kata atau tam.bahan. pada kalimat atau pa$an kalrmat yang ditulis orang
kelompok kata sebagai koreksi atau

tanda yang dipakai antara lain untuk mengapit tambahan kete-

an,

tasrif ( accidence, inJlection, flution) sistem perubahan bentuk kata untuk membedakan kasus, kala, jenis, jumlah dan aspek; lih. in. fleksi
tasydid
,4r.. geminasi pada aksara Arab tata bahasa (grammar) lih. gramatika (dan istilah-istilah

tingkat keberhasilan gramatika dan teori

ketidakpercayaan atau rasa


(?)

emosi yang kuat.

tanda tanya

tanda yang dipakai pada akhir


kalimat tanya. tanda tekanan (strus mark) tanda diakritis di depan suku kata
yang menandainya sebagai pendukung tekanan keras.

turunannya) tata bahasa deskriptif --+ gramatika

tanda (sign) guratan yang tampak pada

kiSsan yang bersifat didaktis

deskriptif tata bahasa filosofis


penyelidikan

(philosolhicat

mukaan, bersifat konveniional han

oer_

randa.itu menjadi isyara'l lurl. bahwa kesalahan itu riremans t... dapat di dalam naskat urif;'i.

tanda

titik (.) tanda yang dipakai antara lain pada akhir kalimat yang bukan pertanya-

grammar, wti.onal grammar)

tata bahasa tidak

berdasarkan pemakaian bahasa ter-

tentu melainkan dari sudut ciri-ciri

184

tata fuhasa normatif

tekanan kata
( tautofihony)

tkanaa kcras

yang dipunyai bersama oleh pelba-

gai bahasa.
nguistics)

tautofoni

tembung krama

r65

tata bahasa normatif (nornatiue lipandangan bahwa ahli bahasa harus menentukan dan memelihara standar tertentu dalam suatu bahasa. tat?- bahasa pedagogis

istilah umum untuk

I(an berdampm gan; mis. suka-duka, dsb. tautologi (tautolog)

dua.kara bersijak yang dipergunapecah_ belah,

sebagai

tekanan l*errc (luary stress) tekanan yang paling keras dalam sistem empat tekanan.

[ei] danbukan

[e].

teks

l.

(tcxt)

satuan bahasa terlengkap yang

penggunaan kelimpahan dalam Iih. pleonasme. tegang (tense) ciri pembeda yang ditandai dengan
pe.neg-a{lgan b.ahasa; mis. dalam /erla lu amat sangat;

tekanan morfofonemis (norphopho' rumic stress) perubahan dalam pola tekanan


yang membedaka.n frase dan kompositum dalam Bahasa Inggris; mis.

bersifat abstrak, Bd. wacana; 2. deretan kalimat, kata, dsb. yang membentuk ujaran; 3. behtu[ bahasa tertulis; naskah.

temz

lih. gramatika pedagogis tata bahasa preskriptif Tpruiiptiac


grammar, prescriptiue linguistics)

tata bahasa yang

dimaksudkan
pe-

standar bagi pemakai makaian tata bahasa

sebagai pedoman yang ketat dan -bahasa;

yi". kJ tegSng lw kendur


kendur
Jonologi. oposisi

otot dalam artikulaior; adalah tegang, [a) adalah


(tense as lax)

antara bldkbird 'sejenis burung',


sebuah kompositum, dan blik bird

bagian terdepan dari kalimat; mis. berjalan lambat dalam kalimat Bcrjalan lanbat lebih melelahkan; 2. aliran Praha. bagian kalimat yang

l.

(theme)

'burung yang hitam', sebuah frase.

tekaaan aada (plch


acccnt)

paling diketahui dalam

situasi

accent, chromatir

dengan preskriptivisme. tata bahasa teknis

ini

diseriai

lih. gramatika teknis


(terminologlt)

tata istilah
i

dihasilkannya dalam suatu bi&an[

rs.filah-.dan kumpulan istilah yang

peLalgk_at peraturan pembentukan

kecilnya gerak saluran suara dari


posisi netral.

enirsi oada spe.ktrum dan dafam wakti; sdcara artikulatoris ditandai oleh besar
renrangan
(stress, accent)

hubungan $ul1* kecilnya

rendahnya jumlah seluruh eneiii

ciri pembeda yans secara akustis ditandai oleh tinsei


dengan besir

penonjolan salah satu bagian


(recessiae stress)

tertentu dan menjadi pangkal tolak pembicara; mis. dalam Tulisanmu sulit dibaca bagian tulisanmu adalah
tema-

ujaran yang timbul oleh perbedaan nada dari sekelilingnya.

tematisasi

Gkanan resesif

tekanan yang keras pada awal suku

kata; mis. tdmporarl

teknik clorc (cloae tethnique) teknik untuk mengetest derajat


yang keberapa puni dan minta orang ultuk menerka kata yang
dihilangkan; makin sedikit kesalahan yang dibuat makin mudah teks rtu.

atau suatu bahasa.

tekanan

tata nama

(nomenclaturc)

perangkat .peraturan penamaan dan kumpulan nama yang dihasil_ fan, .sgpertr. yang terdapat dalam rlmu kimia, biologi dan mineralogi.

tataran (rank,

leuel)

. : mis. dalam hierarki

posisi satuan dalam suatu hierarki;

kekuatan yang lebih besar dalam artikulasi pada salah satu bagian uJaran. yang membuatnya lebih menonjol daripada bagian ujaran lain; keras lembutnya pingu_ /ang capan bagian ujaran: tekanan iitentukan dengan membandingkan
bagian-bagian uiaran tekanan al<f,lir (tcrminal
stress)

hilangkan tiap kata kelima atar:

kesukaran suatu teks dengan meng-

proses pengaturan unsur-unsur amanat sedemikian rupa sehingga penegasan atau penekanan terletak pada tempat yang wajar dalam kalimat; mis. dalam Bahasa Inggris pada akhir kalimat.
tembung ../. l. kata; 2. ucapan tembung andhahan .1. kata berafiks tembung camboran J. kata majemuk tembung entar ../. kata yang mengandung makna
kiasan

teknik \fiiirter-und-Sachen
wd-Sa.chcn tcchnique)

(Wdrter-

tataran frase lebih tinggi daripada daripada tataran suku kata.

gramatikai

usaha untuk menyimpulkan kebu-

gis tataran fonem lebih rendah


leut) satuan da]am hierarki
(phonotogicat

tataran kata, dalam hieiirrki fonolo.

tekanan dinamis (expiratorl

kata akhir.

tekanan yang muncul pada suku acccnt,


stress

. dayaan bangsa yang


turunan.
talrlnris (teehnical)

berbahasa purba dari kekayaan bahasa (khususnya leksikon) bahasa-bahasa

tembung garba
..iL gabungan unsur bahasa yang telah bersatu dengan menggunakan sandi sehingga satu kata; mis. rarcndra (1nara * indra)-

t t {n} fonologis salah satu


fonologis.

d.lnamic accenl, intensitlt accmt, accmt)

tataran gramatikal (grammatical leael) salah satu satuan dalam hierarki


gramatikal

tekanan yang diucapkan densan sedikit banyak energi pada waitu menghasilkan bunyi rigresif, dan terdengar sebagai variasi'dalam
KenYanngan.

berhubungan dengan bidang spe-

tembung garba sutra wa

sialisasi tertentu. Contoh: tata


istilah yang Iebih cermat dan lebih
ketat organisasinya daripada kosa-

;L tembung garba yang dirangkai-

tata tingkat --+ hierarki


tatpurusha
Sanskerta. rfa.

tekanin fo"nemis (phonenir strcss)


aka.n mengakibatkan perubahan makna kata atau kelas kata; mis. dalam Bahasa Batak Toba'bdoas
gnnl 'bersifat guru'.
'ruT3.h' - bagis' d,alam, j grira,guri,
tekanan yang bila letaknya berubah

teknonim

kata biasa.
(tekwnXn)

(1ratu * agung) tembung garba sutra ye


kan dengan fonem
tuk (<lagi arsa)

kan dengan fonem /wl ; mis. lumakweng (llumaku + ing), ratuagung

nama ayah atau ibu berdasarkan


nama, anaknya;

dari pantai' yang tidaf merupakJn tatpurusha melainkan hanya kelompok kata saja.

satu anggotanya dijelaskan oleh anggota lain; mis. Skr-. samudra-tiram 'tepi laut; pantai' yang merupakan tatpurusha yang berbeda bentuk-tept rry4 uarr Skr. samuafosw samudrasln t$am tiram'tepi fya. dari nKr.

hompositum yang salah

lih. teknonimi

./. tembung garba yang dirangkai-

teknonimi

( teknonymic)

lyl;

mis. laglan-

tekanan kala (lexical stress) tekanan suatu unsur bila berdiri sendiri, Iepas dari konteks biasa; mis. Ing. pengungkapan artikel a

penggunaan nama ayah atau ibu berdasarkan nama anaknya; mis. dalam Bahasa Manggarai Mpetrus berarti 'ayah dari Petrus', Npctrus 'ibu dari Petrus' (penamaan semacam ini dalam Bahasa Manggarai hanya diberikan berdasarkan nama anak sulung).

antuk) , nulyarsa

(<nuli

tembung garba warga ha ./. tembung garba yang menganmahmera

'dung mah yang berasal dari nwha; mis. mahraja (lmaha + raja),

(<*oho

neru).

tembung krama J. kata yang dipakai dalam ragam

tembung krama inggil

teori makna

-struktur

tcori medan makna

bisa), atau perubahan dari kata

krama, berupa kata khusus; mis. to1a. (ngoko banln), saged (ngoko

tertarida

r67

tembung krama ngoko J. .kata ngoko ying juga dipakai

teori kasus
I. teori

tertentu ke wilayah bahasa-bahasa berkerabat yang lebih luas, seperti gelombang yang terjadi bila oia4g menjatuhkan batu ke dalam air.teori infonnasi (informatiln theorlt) penyelidikan mengenai komunikisi atau penyampaian informasi.
menganggap bahwa nomlni bd.fi: bungan dengan verba dalam struk(case theor2, case grammar) se-mantik dan sintalsis vans

jelaskan penyebaran unsur-unsur bahasa dari dialek arau bahasa

teori medan makna


tluory)

(semantic

field

teori yang dipelopori olehJost Trier dan sa{ana lain yang menganggap bahwa pelbagai bidang perbendaharaan kata suatu bahasa dapat

teralihkan (alienable) lih. milik teralihkan. terapi bahasa (speeck therap2,


dics)

logop*

pengobatan dan perawatan untuk

dianalisis atas medan-medan


makna yang berstruktur.
(migration theorl)

menghilangkan atau mengurangi

teori migrasi

teratur

kelainan wicara dan bahasa.


(regular) ad,alah

li.nguistik historis komparatif. teori


tentang gerak perpindahan bangsa yang berdasarkan pengelompokan

sesuai dengan kaidah umum


bahasa; misalnya papers
ialah
paper. (bound)
eka

bentuk nomina pluralis Inggris


yang teratur; bentuk singularisnya

terlbung ngoto
ngoxo

dalam ragam krama

J. kata yang dipakai dalam ragam tembung saroja tembung wantah


../.-gabungan kata; kata majemuk
.1. kata tungeal. tembung yogaswara

sepertl kasus pelaku, penderita,

tur batin berupa

pelbagai kasus,

bahasa dan distribusi geografis


bahasa.

ini

penerima, dsb. Struktur semacam


sama dengan struktur proposisi

teori monogenesis

terikalt
(pol2genesis theory)

l.

j-antan, yang kedua berakhir pada fonem i dan menyatakan beiina;

dua kata, yang pertama berakhir pada fonem a dan menunjukkan

fiape parataktis yang terdiri dari

ini menonjol dalam linguistik dewasa ini berkat jasa Charles Fillmore; 2. teori linguistik yang mempergunakan peran relasionaT semantis"sebagai .konsep- dasar (mis. pelaku,

dalam logiki simbolik.

t.oii

teori Montague lih. gamatika Montague

teori bahwa semua bahasa di dunia berasal dari satu bahasa induk
(relexification

tidak dapat berdiri sendiri (tentang

unsur gramatikal). Contoh:


terikat konteks

dalam ekadasa, juang dalam berjuang, ter dalam terjatuh, dsb.


(context-sensitiue, con-

teori releksifikasi
tluor2)

text dependent, context restricted)

teori linguistik

penderita dsb.)

tempo (tenpol

mis.. bathara-.bathai, hapsara- hapsari, widadara-widadari.

gunakan untuk menielaskan data

(linguistic theory) I . seperangkat hipotesis yang-diper-

sosiolinguistik. teori mengenai asalfnuasal dan hubungan antara beberapa pijin dan kreol yang menyatakan bahwa pijin-pijin Inggris, Pran-

dikatakan tentang kaidah-kaidah


raPannya

yang menunjukkan syarat-syarat


gramatikal yang membatasi pene-

cis, Spanyol dsb. di Afrika Barat

terikat ta-taran

(rank-bound)

diukur dalam suku kata per detik, dan berkaitan erat dengin ritme. tengah (mid) fone.tik. dihasilkan dengan lidah
tengahan (middk)
terletak _di tengah-tengih mulut; vokal [d adalah vokal-tengah.

\gc.epatan artikulasi,' biasanya

ti

linguistik historis. periode sejarah


bahasa di antara kuna dan -o"d..r, mis. Bahasa Jawa Tengahan ialah

teori lokalistis, (localistic theor2) teori yang beranggapan -bahwa bahasa diumpamakan sebasai

nyelidikan bahasa.

perhatian pada teori umum dan metode-metode umum dalam pe-

cabang linguistik yang memusatkan

b.unyi- bahasa, maupun yang bersifat batin seperti makni; 2l

bahasa, baik bersifat lahiriah seper-

paling luas dipakai dalam abad ke-15 yakni pijin Portugis dengan
suatu proses mempertahankan gramatika pijin Portugis dan mempergunakan unsur-unsur leksikal dari pelbagai bahasa Eropa.

berasal dari

pijin pertama'yang

penterjemahan hubungan yang kon-

sisten antara satuan-satuan dalam


bahasa sumber dan bahasa sasaran;

mis. penterjemahan harafiah biasasedangkan pente{emahan bebas bersifat bebas

nya terikat tataran,


tataran.

teori poligenesis

(plugenesis theor2)

iaman Majapahit- hingga janian


Durakarta.

Bahasa Jawa yang dilakai sejak

teori makna-itruktur
structurc grammar)

ruang, dan sernira afiks, kasus d"an preposisi pada asasnya adalah penanda tempat. lih. lokalisme.
(me

teori semantik segitiga


triangle) C.K. Ogden dan

teori bahwa bahasa-bahasa dunia tumbuh dari pelbagai surnber dan tidak dari satu bahasa induk.
(semantic

terjemahan ( translation) hasil pente{emahan; lih. penterjemahan.

terminologi

tersirat (understood)

--+ tata

istilah
.

aning-

Richard. teori bahwa makna dalam bahasa dapat

I.A.

suatu ujaran tetapi diperlukan

tidak hadir dalam struktur lahir

tenues

I.

bersuara

istilah lama untuk oklusif tak


(adaptation theorl) bahwi kata_

teori adaptasi

semantik. pandangan matlKalnya.

saling mempeng^ru6i bentuk gra_

kata yang maknanya

bersamaan

teori gelombang (waae tfuor1.) ling_uistik his.toris komparatif.

membentuk _konfigurasi malna, yang dengan 'prosei postsemantisi

gapan bahwa seluruh'semlesta koilseptual manusia terbagi atas dua bidang, yakni bidang -verba vane mencakup keadaan, p-erbuatan dai peristiwa, dan bidani nomina vanc mencakup benda. Kedua bidang iti

teori Wallace Chafe yang berang-

dijelaskan sebagai hubungan segi tiga antara (l) benda atau konsep yang ditunjukkan (2) lambang atau nama yang dipakai untuk menunjuknya (3) citra mental atau makna yang ada pada pembicara atau
pendengar.

engkau tidak disebutkan, tetapi hanya tersirat.

untuk menjelaskan suatu struktur; mis. dalam ujaran Ke mari! kata

tersirat

ll

(tacit)

ZG. dikatakan tentang pengetahuan tak sadar seorang bahasawan tentang struktur dan fungsi bahasanya.

citra mental

tertanda

(marked)

model yang dipakai untu-k men-

TG) diujudkan dalam


lahir.

(=

proses transformasi dalam teori

memiliki suatu ciri yang tidak ada pada satuan lain yang berdekatan;
lambang sed,angkan /pl tidak. Pasangan biner tertanda lawan tak tertanda

struktur

mis.

lb/

ditandai oleh bersuara,

168
bahasa.

terterima

tingkat komparatif

tingkat perbandingan paws daripada. tiqgkat prcrbandingan (degree) klasifiliasi atas adjiktiva dan'adverbia yang menandai tingkat dalam proses, sifat, ukuran, hubungan,
dsb.

topikalisasi

169
dan

terdapat dalam semua subsistem

Grtiary reslx)nse Ing. Bloom-fiel/. penilaian pembitesaurus


.cara tentang secondary response
(theiauru:)

terterima (accebtable) lih. keterterimaan.

tidak tekrif (indefinitc) dlkatakan tentang determinator

dengan titik

mis.

lebih

Contoh: Bahasa Indonesia'


Spanyol.

tilde

yang menyatakan bahwa referen nomina atau frase nominal belum diketahui atau belum dinyatr[an -_sebelumnya dalam wacana.
dalam transkripsi fonetis untui menandai nasalisasi; ryis. (bo) bon, atal dalam DeDerapa e.;aan untuk menandai palatalisasi; mis. sefinr.
(picth)

llksjkoglaf l. buku referensi berupa daftar ka^ta dengan sinonimnya;'2. buku referensi-berupa infoimasi atau.istilah dalam pelbiXai bidan! Kenldupan atau pengetahiran. '
(tessitura)

Pr. tanda diakritis (...)

tipologi (tipolog) . lih. klasifikasi tipologis firus (acule) ciri pembeda yang menyatakan bahwa artikulasi terjadi di daerah

tingkat positif

(positiue degru)

tentang.pelbagai perangkat konsep

tinggi naila

tesitura

"

Tesnibre, Lucien

yang normal.

tingkat nada suara dalam wicara

rreKuenSl, kenyaringan dan intensi-

kualitas subyektif. dari bunyi yang kompleks yang bergantung 'dar'i . .

pernyataan tentang sifat atau atribut yang tidak menunjukkan perbandingan; bentuk dasar adjektiva dan adverbia seperti yang didaftar da-lam kamus, mis.kzta berat, dingin,
dsb.

titik artikulasi (point of articalation) bagian dari rongga mulut yang


dituju oleh artikulator dalam proses
penghasilan bunyi.

alveolar. Vokal depan dan konsonan /t d i j s a n/ rl adalah tirus.

tmesis

tingkat superlatif

(superlatioc dtgree)

Yun. pemisahan

bagian-bagian

(1893-19_54) sarjana linguistik bangsa Prancis ipesialis Eahasa Slavika,- dan pelopor gramatika dependensi. Karyanya yans

tsahasa.

tas, dalam_beberapi bahasa seperti

Inggris

Structumle
iil

dua gagasan dasar, yakni ieori mengenai hubungan-hubunsan


gramatikal (yang sdpadan denian

model ba.qi semua grairatika"dependensi. Teorinl,2 }erkisar pada

utama ialah Elimeits i, Sj*toi, .(1959), yang minjadi

inntre Spracllfdrm d'ari

kita pada analiiis tt aai hlerarki gramatikal) dan teori mengenai


sangat terperinci. testing bahasa -+ uiian bahasa test keberhasil?n (ichieacrunt tc*) pengajaran bahasa. test yang disusun untuk mengukur keberhasilan dalam suatu urutan belajar tertentuuntuk mengukur kemahirin bahasa secara umum, apa pun metode dan Jenrs pelaJaran yang pernah diteri_
manya. pmgajaran bahasa. test yang disusun

Humboldt dan yang mengingatkan

W. ion

nngkat

.. selaput sua,ra itu bergetar s'edetik. unggr..nada dasar (Jundanrntal pitch ) Jonztik. tinggi nada utama' dan - terendah pada waktu berbicara

cepat, nada rendah karena berietar lambat. Tinggi nada diukur dilam srklusperdetik, yakni berapa kali

karena selaput rru.u""b"rg'atu,

dengan kualitas frase atariklausa. Tinggi nada te{adi karena geraran selaput suara. Nada tinggi-tedadi

disangkuikan

tingkat yang menyatakan kualitas atau keadaan yang paling tinggi


atau paling rendah dipandang dari

sudut
pana[.

titik tertentu; mis.

faling

jadi rumah tempat makan. token dan type Ing. lih. type dan token

dari kompositum dengan satu kata atau lebih; mis. rumah makan men-

tipe aglutinatif
nating language)

(agglutinattuc, aggtuti-

ton

(tone)

kualitas tinggi nada distingtif yang


kata.

jenis bahasa yang

.4tr^i dan jang udrl .dasar, uasar, ,4rr5 a{iki


nanya.

kata-katanya biasanya,terjadi dari deretan panmasi maslng_

bersangkutan dengan kata dan membedakan makna dan kategori

masing jelas identitasnya dan ma[(areal type, areal group)

tonem

(tonme)

ton yang membedakan kata-kata


yang secara segmental sama tetapi yang secara semantis berbeda.

tipe areal

transposisi, yaitu mengenai i<elas kata yang diuraikannya. secara

aspek struktur bahasa vans dianggap dapat diselidiki-,.';: rndependen yaitu tingkat fonoloei. gramatrka, dan leksikon; Bd. hie.

I.

(leael)

kelompok bahasa yang mempunyai

crrr-ciri tertentu yang bersamaan

tonetika tonis

(ton*ics)

l"**, "-?* pembicara;


ffi Hi
d"gk+ eksesif

ctatam tsahasa-Jawa yang disebut

if* #11 mis. tingkat b;h?;;


l.i
fttccssioe)

karena letaknya berdekatan, bukan evolusi genealogis. tipe OV (OV language) tipe bahasa yang meliputi tipe SOV

sistem dan penyelidikan mengenai tinggi nada dalam bahasa.


(tonic)

dan OVS

mendukung tekanan utama (dikatakan tentang bunyi atau suku


kata)

tipe OVS (OVS

tanguagc)

Xi{#.'r"

3' lih' tingkaiPerban'

test kemahiran (prortcienry test)

test prognosis

(prognostic test) pcngajaran bahasa. test yang disusun

meramalkan'keb"erhasilan siswa sebelum ia belajar bahasa, sekurang-kurangnya dilam bidang -

untuk

ffi(/drutcl ,panjan1,)i l;rukl jung' 'sangat enak' (/cna,/ tingkat komparatif 'eiak'). (coiparaitiac
dc.qrec)

tingkat yang menyatalan kualitas atau keadaan tingkat yang sangat, qtpanclang dari suatu titik tertentu. -Drlam Bahasa. Jawa diungkapkan dengan suprafiks berupa piniirEsi_ an vokal;.mis. /druil t.urigut

tipe SOY

tipe bahasa yang mempunyai kalimat tunggal deklaratif dengan pola dasar: obyek diikuti oleh verba dan kemudian oleh subyek. Contoh: Bahasa Hixkaryana (sebuah bahasa Karib di Brasil Utara)
(SOV langaage)

topik (topic) l. bagian kalimat

yang diutamakan

dari beberapa hal yang dikontraskan; mis. dalam kalimat Pohon ini daunn2a rimbun ada kontras antara pohon ini dan daun; dalam hal ini lohon ini adalah tapik; 2. bagian

tipe bahasa yang mempunyai kali mat tunggal deklaratif dengan pola dasar: subyek diikuti oleh obyek
dan kemudian oleh verba. Contoh: Bahasa Jepang dan Turki
(SVO language)

kalimat yang menjadi

kerangka

tipe SVO

audioJingual.

kualitas atau keadaan lebih tinsci atau lebih rendah dalam hubunffi

tinglat yang menyatakan

tipe bahasa yang mempunyai kalisuatu

mis. dalam kalimat Kepada para mahasiswa diminta melaporkan diri: kepade para mahasisua adalah topik.
Konsep topik sekarang diperinci atas pokok dan tema.
( topicalisation)

untuk pernyataan yang mengikutinya; kerangka itu bersangkutan dengan ruang, waktu atau orang;

diikuti kemudian oleh obyek.

topikalisasi

pengubahan salah satu unsur kali-

r?0

toponimi

transkripsi fonemis

mat menjadi topik; mis. perubahan


anak orang itu banyak mer$adi orang itu aruknya ban2ak, dan orang itu menjadi

sebelum disematkan, dan pada kalimat matriks sesudah penyemat-

t7t tra""ltipS fonetis - tujuan satu fonem tanpa melihat Perbeda- transposisi (conuersion, transmutation,
an fonetisnya; mis. penulisan

toponimi

topik.

transformasi senempak

an te{adi.

yang hanya mLnggambarkan


fonem-fonem yang ada.
ti.on)

/qiaql

4ro-deriaation)

(gcruraliscd

(toponymy, toporcmasiologt, to ponomas tics, to ponomato lo g) l. cabang onomastika yang menyelidiki nama tempat; 2. nama

transformation, embedding transformation, complex transformation, double


based transformation, two string transfor-

transkripsi fonetis (phorutb transcip

proses atau hdsil perubahan fungsi atau kelas kata tanpa penambahan apa-apa; mis. mcnbaca (v) menjadi
manbaca (n).

tempat.

totem pro parte

mation, binar2 transformatian, insertion trarcfomation)

transkripsi yang berusaha mengeambartan semua bunYi secara Jangat teliti; mis. penulisan [1iv1:]

trema

Pr. tanda diakritis (.'i.) (titik dua di atas sebuah huruf); mis. dalam

I.

7G. transfromation yang diterap-

penyebutan sesuatu berdasarkan keseluruhannya; mis. dalam kalimat Sekolah kami melakukan darmawisatayatg dimaksudkan hanya guru dan murid sekolah itu.

sang untaian (penanda frase)

kan pada seperangkat atau

sepa-

vans menqqambarkan artikulast fo.il-palatii yang berbeda dari artikuiasi dorio-velar dan tanda
luncuran.

eiaan van OphuYsen untuk menuliskan saiit, menggulai, dsb.

transformasi ( tr ansfo rm ation) l. kaidah untuk mengubah struktur gramatikal menjadi struktur gramehambah, mengurangi atau mengatur kembali konstituen-konstituennya; 2. Harris.

4engan penyematan atau penggabungan; mis. dari kalimat Baku itu ada di meja dan Buhu itu milikmu menjadi kalimat Buku di meja itu

transfo-rmasi
transJormation)

milikmu.

matikal lain dengan

tak wajib

transkripSi kasar ( b road transcription) transkripsi fonetis yang memPergunakan lambang terbatas berdasarkan analisis fonemis yang
dipergunakan sebagai sistem aksara

triftong (triphthong) inti iuku- kata yang kualitasnYa ditandai oleh tiga iamber vokal
triCraf
alr
.

Lrialis (trial) lih. jumlah

(optional

Jire 'api.

yang berbeda; mii. Ing. [aie] dalam


(trigraPh)

7G. transformasi yang diterapkan


si stilistis antara beberapa'kalimat; mis. transformasi dari lialimat inti
(obligatot) transsepc.rlunya; misalnya berupa varia-

yang mudah dibaca.

transkripsi impresionistis
sionistic transcriPtion)

(impres-

l'ombinasi tiga huruf untuk melambangkan satu bunyi; mis.Pr. eau [o]

kaidah yang menghubungkan bentuk-bentuk kalimat, seperti kali


niat tunggal dengan kalimat maje-

muk dan sebaliknya (sifatnya bolak-balik); 3. Chonsky 1957.


(sifatnya searah); 4.
dsb. Chomsky 1%5

transformasi wajib
Jormalion)

ke kalimat pasif.

ranskripsi fonetis dengan lambang sebanyak-banyaknya yang dibuat

rilingga

tanpa pengetahuan
semacam

reduplikasi berupa pengulangan


cas-cis-cus 1 ngak-ngik-ngok.

mengenai sistem bahasa tertentu; transkripsi

suatu unsur (mis. suku kata)


sebanyak tiga kali; mis. dag-dig-dug'
(triPtote)

kaidah yang mengubah kalimat inti

menjadi kalimat perintah

TG. l. transformasi yang

harus

ini

biaSa dibuat Pada


(orthographic

dan TG aersi lain. kaidah yang


mengubah struktur batin menjadi

diterapkan untuk menguba]h untaian yang tak terterima menjadi kalimat yang terterima; 2. transforrnasi yang mengubah struktur batin

oensenalan Dertama suatu bahasa.

trdnsliripsi o'rtografis
transcription)

triptotos

transkripsi ydng sesuai


transkripsi
tion)
s

ft.ata-kata yang memPunYai tiga sufiks yang berbeda untuk mendndai kasus-[asus yang ada; mis. Arab

dengan

transformasionalis
nalist)

struktur lahir; 5. semaniik geruratiJ, kaidah yang mengubah struktur makna menjadi struktur lahir.
(transformasio-

transitif

menjadi struktur lahir


( transitiu e

7G. penganut

TG

yang berang-

gapan bahwa bentirk turunan nominal, ajektival dsb. terjadi karena

bersangkutan dengan perbuatan (verba) yang. mengharuskan adanya tujuan misalnya membakar dalam lbu membakar sate adalah transitif.

kaidah-kaidah ejaan suatu bahasa; mis. penulisan ngiang.


al<sama
( n ar r ow

kata

sari.qun

'pencuri' adalah ttipto-

tr ans

er i p

tos, karena sariqun berbentuk nominatif, sariqin genitif dan 'sariqan

akusatif.
secara

cermat menggambarkan kontinum


wicara

transkripsi fonetis Yang

trisilabis
trokea

(trisyllabic)

terjadi dari tiga suku kata


(troche)

transformasi. Contoh: kata pembangunan jembatan merupakan hasil transformasi X membangun jembatan, dengan demikian komponen dasar

transitivitas (transitiaie) lih. ketransitifan transkripsi (transcription)

transkripsi sistematis ( systematic tran.scribtion)

pada yang terjadi dari urutan suku

disederhanakan.

Penganut paham

Bd. leksikalis. ini a.l. Mc


(si.ngulary

gambarkan tiap bunyi/fonem

pengubahan wicara menjadi bentuk tertulis, biasanya dengan meng-

t.airskriosi fonetis dengan lambang terbatas Yang dibuai setelah si

penyelidik riengenal

bahas.anYa

dan setelah segmen-segmen uJaran


diketahui. Dipertentangkan dengan

tertekanan diikuti oleh suku tak bertdkanan, atau suku Panjang diikuti oleh suku pendek' tropus (trope, fi.gure of sPeech) penggunaan kata atau bentuk lain

Cawley, Ross, dll.

transformasi sederhana

transkripsi berurutan
transcription)

dengan satu lambang.

(consecutioe

transformation, single b ased transforma-

tion, elementary transformation,, simple


transformation, unarlt transformation, simplex transformation)

'transkripsi fonetis dari teks yang berurutan dan bukan dari katakata lepas.

transliteraii

transkripsi imPresionistis.
(

trans liter a

tion)

Trubdtzkoy, Nikolaj Sergejevit (1890-lSi38) sarjana linguistik


bangsa Rusia. Bukunya Grundzilge
der Phonologie, menjadi dasar pen(goal) tuitan -semantik.

dengan makna kiasan.

oen'ssantian huruf demi huruf dari

luiid"vune satu ke abiad Yang lain, (sirind leias dari lafal yang sebe-

dekatan fonologi aliran Piaha. makna yang diungkapkan


oleh obyek langsung dalam kalimat akti| mis. ikan dalam Nelalan

transkripsi fonemis

TG. transformasi yang diterapkan


pada suatu penanda frase, bersifat linier, atau pada kalimat konstituen

ription, transkripsi yang'menggunakan satu lambang untuk menggambarkan

(phonemic transcphonemic notation)

adalah'iransliierasi, yang berbeda d,ari AbdurrauJ yang berupa- transkripsi dan sesuai dengan lafalnya'

,r.*ui):

mis. penulisan Abd al RauJ

172
mcnanqkap ihan.

tnlisan

ujaran performatif
ujian bahara

tulisan (vri pt, writing) r. guratan tangan yang dibuat manusra untuk merekam tanda_ tanda grafis, yung aau_ [ata
3. abjad. tumpan-q tiadih (olutap ping)
Drasanya bersambungan; 2. aksara;

. tutufirn

menjadi bagian dari frase.


(narratile)

unsur delta

t7s
(auditor-y

. tutur sapa

r(aran penstiwa dalam serenteta"n be_rsama a.nj., :*l:_ rertenru,, partrslpan dan keadaan te.tenlu.
(addrexl

y_l:iri

ylng menonjotkan

serang_

mengujarkannya dan sekaligus menyelesaikan perbuatan'mengucaP-

umpan balik auditoris


lih. umpan balik umpan balik getaran
back, bone conduction)
feedbark)

kin' itu; Bd.

verba performatif.

ujian bahasa

(language testing)

(uibratory feed-

yang bersama_sama memi_ *?qu lrru l(omponen umum dan tidak


Derada dalam kontras yang berten_

semantik. hubungan antara dua

*f f llg i,F:,fl:; "#lJ " i."il*, adalah sinonimi.


tumpuan artikulasi
tion)
(basis of articula_

posisi

l]tlf bahasa ke bahasa. oarr tunggal + singularis

.netral dari alat_alat ucao


rcaaaan diam, yang berbedi

yi?

fe.lo"i kedua Bahasa Inggris irempunvai srsrem l(ataJoz, Bhs. pranci s' u dan
rnoone$a mempunyai kata_kata
Bh:.Jerman du dan S", nm.

Knas; mrs. untuk menuniuk

mempunyai sistem tutur

oan orang tadi. Tiai

dituju[an kepada f:Ty.ir yang orang.tertentu dengan kata terfentu yang bersangkutan dengan status oalam hubungan antara pembicara
bahasa sapa yans

ulang pola

penyusunan latihan dan tugasiugas untuk mengukur bakat dan kemahiran trahasa. ukara ,I- kalimat
(Pattern Pradice) pengajaran bahasa. belajar

lih. umpan balik


undak-usuk

S/. sistem ragam

bahasa menurut

struktur

basa penengah, basa sedeng' basa

hubungan antara pembicara. teriadi dari basa cohag, basa kasar,


lemes.

Lahasa dengan mengulangi ujaran


bent-uk,

densan pola (bunyi, urutan'


piiihan) yang konsisten dan
sama atau berbeda sedikit.

ulu
..;1. penanda vokal atas aksara

unggah-ungguh J. sistem ragam bahasa menurut hubungan antara pembicara, secara kasar terjadi dari ngoko,

'Yri;*t
sr-

(down-sraded, rank-

gramatika. dikatakan tentang satuan ya ng mempun ya-i poten_

g.atan kalimat pakaian yani i;" pesan; kau pcsan adilai ,?frrf,
Krausa, tetapi dalam penggalan

qaram kenyataan menduduki tinl_ kar yang lebih rendah, ;;..;;ffi; suatu frase. Contoh: a"t"* p."*_

^gIiT:Tk.l unruk menduduki tingfut i.ri.;_ 11,, -r,r. se bagai klausa, tetapi

type and tokei

bersangkutan dengan Ilig_, unggan-ungguh.

kekerabatan s:!:::t dsb.; dan Danasa Jawa mempunyai kata_kata

seper\

yang sangat banyak yane meliouti nama. dtrr, kata ganti, kata_[ata ^andq,Ibu,Saudara, Eapak,

yang ditulis di

krama dan madya (dan masing-

masing masih diperinci lagi, sehingga semuanya ada + l6 "tingkat").

istilah

umlaut

(umlaut, uowel mutation)

unskapan
a"spe'k

(exbression)

.fonologi. perubahan vokal dalam iuku kata menjadi lebih tinggi,

yang mendukung unsur bahasa "tu,


makna
(idiomatic expression)
expres'

fonologis

graflemis dari

,.":y. yang muncul {?r:, token,bahasa orseout dan jenis atiu &elom_ pox unsur.itu disebut t1tpe. Misalnva
,.kdil".

karena oensaruh vokal atau semi vokal yahg,iengikutinya. Misalnya lbu:x) Buch, 'truku' bila Jerman: -dijamakkan menjadi Bilchul biiier/

ungkapan
sion)

ll + idiom

ungkapan analitis (anaQtical

9-1,_uf

t Raj a';di t dir;;;;,


2

bagai asimilasi, baik diakronis


maupun sinkronis, selalu trersifat
regresif.-

'buku-buku'. Fenomen umlaut

se-

ungkapan yang terdiri dari bebe' rapakata yang mempunyai makna yang sama dengan sebuah kata

itu

merupakan

rEa_muncul2 kali

w,'T,!:frT::,:,,:?;,?:f"l#: (=
I
rype.

umpak basa

iien), tetapi

S7. kata-kata yang membantu verba dan fungsinya biasanya menguatkan; mis. to! cokot; toP
adalah umpak basa, cokot'ambil' adalah verba.
(feed)

tertCntu. Definisi dalam kamus yang baik sering kali melupakan


sebuah ungkapan analitis.
Jormula)

ungkapan surat-menyurat (epistolary ieperangkat bentuk yang dipakai dalam surat-menyurat menandai
bahwa bentuk itu adalah surat, mis.

rrmPzrn, mengumPani

Iih. urutan pengumPanan


umpan balik
(feedback)

ungkapan Dengan hormat, Wassalam.

ujaran

uJaran konstatatif (constatatiue uttc_


rance)

regangan wicara bermakna di antara.drra kesenyapan aktrul utu, potensral; 2. kalimat atau bagian kalrmat yang dilisankan. .

I.

(utterance)

.sifatnya betul atau tidak betul. u.;aran. perform atif (performatiac uttc-

ujaran yang
perbuatan

rance)

l. fonetik. proses Yang menYebabkan pembicara sadar akan ucaPannya iendiri, karena gerak alat-alat aitikulatorisn y a ( um pan b alik kines te' tis), atau karena mendengar suaranya sendiri (umpan balik auditoris),
atau karena getaran suara
sampai ke dalam telinga
baliE getaran) Yang
(umPan

unilingual (unilingual) lih. foonolingual universalism e ( unitt er s alism )

pendekatan-pendekatan dalam linguistik yang menganggaP semua bihasa di dunia ini mempunyai

dasar yang sama dengan sistem

peristiwa, proses, keadaan dsb. dan

ujaran yang drpergunakan untuk menggambarkan atau memerikan

diselesaikan Dada saat i tu j uga; mis. dalam ulu*rr'Cril mtnguca pkan terima kasih f.*bica'ri

Danwa suatu perbuatan telah dise. tesarkan pembicara dan bahwa oengan mengunglapkannya berarti

memperlihatkan

unsir bebas
sintaksis.

logika.

(independent eLement)

itu

; 2. k'omunikasi. isyarat yang disampaikan kembali kePada ium-ber (input) secara tak langsung dari kawan bicara (output), sehingga
efisiensi penyampaian
diketahui.

kata atau frase yang tidak mempunyai hubungan gramatikal dengan bagian-bagian kalimat lain,

itu

yaitu interjeksi dan bentuk te$un.

daPat

unsur delta

(delta element)

174

unsur gramatikal

unsur gramatikal
tentu.

urutan pengfrmpanan

rballk urutan pengumpanan


ke,

variasi bebas

175

unsur bentuk yang dapat dipisah_ l(an yang mempunyai fungsi ter_
(iconic element)
ber_

(grammatical item)

adil,

lisasinya atau deretnya adalah


an.

urutan l<ata

urirtai peirgumpanan balik


feedins order)

pengumpanan

utamapurusa
(counter-

unsur ikonis

unsur bahasa yang langsung

penempatan kata dalam deretan tertentu menurut norma suatu


lrase. !ah1s.a, baik dalam tingkat kalimai dan klausa, maupun dilam tingkat

(word order)

tita

atau hal . yang digambarkannya, seperti *o,tort dengah suara ayam, gemtrituk dengan suara gigi, fonem i oengan sesuatu yang kecil, dsb.
un_sur

kartan_ dengan perbuatan, benda

urutan kata bebas (free word orfur) ururan kata .yang tidak dipakai
untuk menandai hubungan grama_ tikal dan yang dapat aiilUatitanoa pgngubah atau merusak makira kahmat, terutama terdapat dalam
bahasa inflektif yung strukturrryu

d"ua taidah, A dan B, berurutan sedemikian rupa sehingga A akan mengumpani B bila urutannya dibalik. maka dikatakan antara kedua'kaidah itu ada urutan pengumpanan balik.

J. persona pertama uvular (uaular) I. teriadi karena

antara-uvula dan belakang lidah; 2.

PenYemPitan

bunvi vans teriadi demikian; mis. Uu"vi fR]"aulim beberapa dialek Meliyu dan dalam Bahasa Prancis
Standar.

l.

leksikal

satuan dari kosakata

(lexical item)

sepcrti kata atau frase yang didaf_


tarkan dalam karnus; 2. tih. l"eksem.

bahasa

unsur peyoratif ( pejoratiae element) unsur bahasa yang memberikan makna menghina, merendahkan unsur pinjaman
(borrowed element)

Petrus salutat Paulum, petrus menya_

drtandai oleh morfem terikat; mis.

dsb.; mis. reduplikasi dalam kalimat Usir Jepang-Jepang itu dai sini.

(principal) kata atau frase yang dimodifikasi_ kan oleh aposisi; mii. adikku dalam adikku Hasan. untaian (string, concatenation) rangkaian unsur-unsqr daiam deret linier; deret unsur gramatikal; deret

unsur utama

atau .unsur leksikal yang diambil dari bahasa lain.

bunyi, fonem, unsur gramatilal

menjadi Paulum salutat Pehas tanpa mengubah maknanya. urutan kata tetap (fixed wor ord.er) urutan kata _yang dipakai untuk menyatakan hubungan gramatikal dan yang tidak dapal diibah tanoa

lami. Paulus' yang dapat diubah

valensi

(oalerc1)
de fendensi.

Iingkungannya dalam distribusi


komolementer.

mengubah atau merusak makira kalimat; mis. struktur SVO dalam Amin memukul Aman yang bertentangan dengan Amanmemikul Amin.
(bleedinp order)

hubungan sinsramati|ka iaktis antara verba dan unsur-unsur Ji sekitarnya, mencakup ketransitifan dan penguasaan verba atas

varian alomorfis

argumen-irgrrmen di sekitarnYa.
(oariabk)

(conditiorud aariant, automatic aariant, combinatory rtariant, oonditional aariant, contextual ttariant, positional aariant)

urutan pelolosan

Yariabel

morlem.

untaian al<hir

7G. .untaian yang

(terminal string)

droperasikan oleh kaidah_kaidah


transformasi.

struktur., frase, yang ke-rdian

beberapa %rmatif dihasilkan oleh kaidah_kaidah

antara kaidah

menJadr mput atau penentu atas kaidah B, maka dikaiakan bahwa kaidah A meloloskan kaidah B. atau

bila dua kaidah, A dan B."be.r.rtr., sedemikian rupa sehingga kaidah A mengubah segmen yangieharusnya

urutan pelOlosan balik

urutan pelolosan.

A dan Ii i.;erp",
(counter blee-

L sonolinguistik. satuan bahasa vans oalins terpengaruh oleh variali r6.'iul d"an itiliitis, dan dalam jangka panjang paling mudah berubah-; 2. dikatakan tentang kelas kata yang dapat menYatakan hubungan irairatikal dengan Perubahan
6entuk. dalam

varian dari bentuk grarnatikal yang terkecil yang ditentukan oleh lingkungannya dalam distribusi komplementer.

varian bebas

(free aariant,free alternant,

facultatiue uaiant, optional aariant, non-functional mriant, non-contrastiae

hil ini ialah kelas

nomina, verba dan ajektiva.

uraian kalimat

dasarkan kategori dan fungsi, sepb.-

kripsikan kalimat dan" kata


(order)

parsing) .( latlhan tata bahasa dengan mendes_


ber_

urutan

u nomlna, persona, subyek, dib.

kumpulan unsur-unsur bahasa ber_ struktur yang secara teoretis terle_

ding order) bila dua kaidah, A dan B, berurutan sedcmikian rupa sehingga A akan meloloskan B bila urutiinya diba_ lik, maka dikatakan antara kedua kaidah itu ada u.utan peloloran balik.

varia lectionis dalam. naskah yang diPerbandingkan

L. kritik

naskah. perbedaan bacaan

salah satu dari beberaPa bentuk yang dapat berfungsi daLm variasi bebas; mis. kendang dan gendang, juang dan joang.

uariant, indiuidual tt ariail)

variasi

(oariation)

l. ujud pelbagai manifestasi bersyasuatu rat maupun -2. tak bersyarat dari konseP Yang mencakuP satuan;

varian (aariant) l. nilai tertentu dari yaitu [e] dan [el;

suatu variabel. Misalnya vari abel lel dalam Bahasa

demikianlah urutannya, teiapi real

abstrak- Bandingkan deret; mis. dalam kata keadilan secara teoretis merupakan unsur-unsur vano ter_ diri dari adil dan k*an d,ai mJmaig

tak berderetan dalam suatu hu_ bungan formal; urutan ini bersifat

;"TH '. order) ' biladuakaidah,AdanB,berurutan


PensumPanan

lndonesia mempunyai dua varian


_2.

variasi bebas

variabel dan varian

(Jree uariation, non-

(feeding

ujud satuan

.fiinctional uriation)

sedemikian rupa sehingga kaidah A menghasilkan segmen yang men_ Jail mpat atau penentu atas kaidah .8, maka dikatakan bahwa kaidah A pengumpani kaidah B atau antara kaidah A dan kaidah B ada urutan

varian alofonis

bahasa dalam konteks tertentu; mis' alofon adalah varian dari fonem, alomoqf adalah varian dari morfem.
(conditioned uariant, automatic rtariant, combinatory aarinnt, cantlitional rsariant, contextual aariant, bositional aariant)

dalam lingkungan yang sama, terutama dalam kata yang tak berbeda maknanya. Misalny a'. telur I
telor, berjuangl berjoang; ada perbeda-

l.

fonologi. variasi yang terdaPat

lul dan lo/ tetapi pada kata-kata tersebut foneman fonemis antara

iarian bunyi yang ditentukan oleh

fonem itu dapat bervariasi bebas; 2.

t76
keadaan

vatiasi morfofonemis

verta ftomposit
kata yang dipakai uniuk menerang_

bentuk

berbeda dalam lingkungan yang sama variasi morfo. fon emis (morphemicalll and i I i.o nc d a I t e rna tio n, no rp ho p hon emlic
aariation)

dapat berfungsinya dua atau lebih seiara tidak

verba bantu..(auxiliary verb)

verba defektit'

kan verba dalam frase verbai, untuk menandui Pi?:r"I" -od;; kala atau asDek.
@efectiae uerb)

177 vqtal - vokal belakmg lektif; mis. Ing. sing, sang, sung; verbal (wrbal) Jerman trinken, trank, getrunken. l. berfungsi sebagai verba; 2verba telis (telic terb) dilisankan

verbalisasi

(aorbalisation)

verba yang menggambarkan Per-

dasar yang diawali


posisi lain.

perrrb4fi3n uj ud fonemis dari morlem; mis. BI. morfem ber_ berwujud sebagai /be/ di deii,n

depan morfem ajar d,an /ber-/ dalam

/r/,

/bA_l ai

Varro
(116-27 sM.) ahli bahasa Latin. Karyanva De Lingua Latina merupa_
_

cukup b..pengarlh. _l.n !"ryu.yang velar (aelar)

Irh. kopula verba faktif

untuk melaksanakan per[u"21211 .*ir. !. esuirc'mau *uLir; uau-Li b_entuk desideratif dari esse. verba kuatif (equational aerb)
lih. faktif

semua, benruk.konj ungasi; *ir. tirg. must, dan oushtverba desiderZti,f ( duiduatiue uerb) velb? yanq menyatakan keinginar:

verDa yang tidak memDunvai

menjadiverba dengan derivasi yang sesuai; mis. dergan menambahkan

l.

pengubahan kata atau frase

buatan yang tuntas; mls. verba


menebanp
scdang

dalam kalimat

Mereka

meneban-q pohonyang

-mtrubang

berbeda dengan

dalam kalimat

itsb.; 2. pengungkapan
bahasa.

prefi ks za- dal am mendarat, mengakar,

dengan

Mereka selang tncnebang pohon yang

merupakan verba atelis.

verba
(modat auxiliar2)

verba modal

verba' bantu yang diPergunakan untuk menyatakan modus sePerti optatif, obligatif, dsb.; mis. Ing. can,
dare, must, dsb.

velarisasi (uelaisationj

langit lembut; 2. bunyi yang teriidi uemlkran; mrs. bunyi 1,t/.


denEan

I. terjadi . karena penyempitan prull belakang.lidati dan langit_

verta finit ffinite

dorsum diangkat ke arah velim: bunyi dalam kata Ing. call. _ -mrs. (aelum)./ velum bagian belikang dari lan.qit-lansit lembut; b_unyi yang di-hasilkin drsebut velar.

artikulasi bunyi bahasa

r(ala dan_ dalam beberapa bahasa menunjukkan. kesesuaian G;;; persona dan jumlah.

bentuk verba yang dibatasi oleh

aerb)

verba perf,or matif (performatiae uerb) verba dalam kalimat dengan kala kini dengan "saya" sebagai subyek
dengan atau (an'Pa "anda" sebagai

dengan sufiks inflektif menurut paradigma kelasnya dalam suatu bahasa; mis. Ing. walk, sta2. verba transitif (transitiw aerb) verba yang memiliki obYek; mis. mcmbaci, iembeli, memuku[, dib.

verba yang - dikonjungasikan

tlratur

(regular uerb, weak acrb)

verba utama
pincipal
aerb)

(jtll

uerb, naia

aerb,

obyek tak langsung, yang

secara

ve1f1.{ekuentatif (fequentatiae aerb) P_.,ljrk verba yang menyatakan verba,impersonal


monopersonal wrb)

vani dibuat pembicara Pada waktu i.,erieuia.kari kalimat; mis. btrjanji


dalairilaTa
i akan datang b c sok ; menpucabkan dalam SaTa mmgucapkan
b

lanEsung menYatakan Pertuturan


eri anj

bentuk verba yang mengungkapkan makna'perbuatan' (diPertentangkan dengan verba bantu).

Verner, Karl
(1846-1896) sarjana bahasa bangsa

dalam bahasa husia.

Reblasaan Otau oerhrratan berulang

tuiila

kasih; Bd.

(impersonal ucrb,

matif.

ujaran Perfor'

Dansk, yang dapat menjelaskan rumDans dalam hukum Grimm

du

dalain kLangannya, Eine Ausnahme


cistcn Lautaerschiebung (1875).

verba (acrb) kelas kata yang dalam Bahasa Indonesia dltaniai dengan ke_ mungkrnan mungkinan untuk diawali diawali- denpan dia dengan
denga, kutu ..p..ti uotn aso.; mts. datang, ruik, bekeja, dsb. Dalam beberapi'bahuru r..'# berlungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain verba mem_ ciri morfologis seperti ciri ,Ru,nfai xala, aspek-, persona atau jumlah. Sebagian besar verba mewakili unsur semantis perbuatan, keada_

persona.ketiga singularis dan tidak

verba yang. hanya dipakai dalam


is raining;

verba nersonal (bersonal oerb) verbi yang dipikai dalam ketiga


Persona

hukum Verner.

Penjelasan

ini terkenal sebagai

Dersangkutan dengan nomina ter-

vibran

(aibrant)

{?tu tidak dan tidak -rngiin diawali,

iffii,

l5;.1?i1": { verba instrumentatif ( ins trumentatioe


acrb)

fi'Yitr;

verba refleksif

(refioxiae uerb)

bunyi bahasa yang diartikulasikan


dengan getaran Yang bersinambung antira a-lat ucap yang bergerak dan tak bereerak; mis. bunyi [a/ dengan bibir biwah bergerak dan gigi atas tidak bergerak.

verba yang diPergunakan bersama


ada verba re{leksif tanpa pronomina

densan pionomina refleksif; mis. Pr. 7/ se llue 'ia bangkit'. Dalam BI.
refleksif; mis. mardd.
(reciproeal
aerb)-

dalam BI. membajak 1**oi1,'irrrcpeda.

y":ls menunjukkan alat perILlli Duatan di da.lam maknanya;


mis.

yerba resiProkal

visarga

verba intransitif

an, atau proses. verba atelis (atelic uerba) verba yang menggambarkan per_ yans tidak tuntas; buatan yang trrnrns. mis. iris uerba sadang mene bans dalam kalimat
berbeda dari mcnebani rialam kalil mat Mercka meybang pohon yang merupakan verba tetis.

verba kausarit

.(inrransitiue verba yang tidak mempergrrrui,"n oPy.I, mts. -lai, datang, turan, dsb, -'

uerb)

verba ya-ng maknanYa bersangkutan dengan- perbuatan timbal-balik; mis. bikelahi, bertemu, dsb.

S*r] Iambang untuk


aspirat
(aowel)

konsonan

vokal

verba statif

(statiuc

wb)

yang bergabung dengan _hon

verba yang..berarti menyebabkan atau menjadikan sebab; mir. uerba


(compositc aab)

lioiaiiii orrb)'

verba yang tidak dapat disertai kata bantu'sedazg atau dalam Bahasa
mmlnruPai, briiressiue; mis. meiyamai, berakibat; dalam Ing' cosl,

bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran Pita suara, dan


tanpa penyempitan dalam saluran

l.

Inegris tidak daPat diberi bentuk

suara

Mercka scdang meneianp \ohon vanE

jatuh,. __^y!o!rhkon,menyebabkan verba komlxrsit

dalii

BI.

fonologis yang diujudkan dalam lafal tanpa pergeseran; mis. [a, i, u, e, o] adalah vokal.
uowel)

di atas glotis; 2.

satuan

ueigh, entail, dsb.

vokal hawah (low

rtu; mls.

! G..kg. verba yangierdiri daii dua !1{a1 fang a.alam-strukrur kalimat orprsahkan oleh obyek dari verba
rang ... up.

verba tak teratur

(strang uerb)

verba yang berubah vokal akarnYa untuk mengubah kala, dan bukannya dengan menambah sufiks inf-

vokal yang dihasilkan dengan lideh di bagiarr bawah mulut, mis. [aJ . vokal b,elakang (back aowel) vokal yang di-hasilkan dengan lidah

r78

vdkit'bu[a

vdxinihiti

wacana

179

vokal rangkap dua --+ difto-ne' vokal r.angfap tiga


--+ tnltong

ini tidak pernah dipakai,

tetapi

vrddhi
jang a. ai dan au. Bd. guna
Str. istilah untuk vokal-vokal pan-

terlanjur dipakai orang di Indonesia; yang ada ialah Kinabalu).

vokal yang dihasilkan


vokal

tan-grt.langit; mis. vokal 1al.

denEan mengg-erakkan bagian lidah ke aiah

vokal iemplt ftlosc aowcl, nanow aowel) vokal yang diartikulasikan densan mulut terbuka sedikit dan denfan -

diangkat k. Iidll DeIafiang.

a.pu" uiuu

frlppat

(ckcked

uoui[

vokal

aowel)

,setengah terbuka (half

open

vokalisasi
uocalic)

vokal yang dihasilkan dengan bibir melebar; mis. e dalam tei


(uocalisation)

vokal setengah tertutup


uowel)

y*fl yu.ng diartikulasikan dengan ltoah dalam posisi medium reniiah


(haij1. close

vokalis lw. non voka[is friiihr r,

perubahan konsonan meniadi vokal

*;

vokal yang diartikulasikan dengan uctah dalam posisi medium tiniei vokal tak bersuara (whispered aoiit,
ztoiceless aoweD

wacana (discourse) satuan bahasa terlengkap; dalam

bahwa d,sb.; mis. Salim berkata bahwa

in akan datang.

fonologi. oposisi ciri pembeda vane secara akustis ditandai oleh adinvi

vokal yangdihasilkan dengan salur_ an suara ada dalam posisi-vokal dan menghasilkan aspirasi

satuan gramatikal tertinggi atau


terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh

hierarki gramatikal
(novel, buku, seri.

merupakan

wajib

(obligatory)

dikatakan tentang harus adanya


suatu ciri dalam unsur atau konstruksi tertentu; mis. dalam Bahasa Prancis penandajumlah harus ada pada nomina. warna bahasa Bali. tingkat-tingkat bahasa, sama

hambatan dalam saluran suara vokal .kardinal (cardinal aowel) salah satu dari seri vokal jengan
berguna sebagai dasar pirbandinq_ an vokal-vokal sebuah'bahasa din di antara bahasa-bahasa (diciota_

yang jelas; secara artikulatoris ditandai oleh bergetar tidaknya selaput suara dan ada tidaknya

lawan .tiadanya struktur

Ib;;;

membtarkan udara mengalir dan

ensiklopedia,

suara bergetar.
voRa.I

r.U?tr* fitu

vokal tak bundar -+ vokal hamoar legang ftense uowel) vokal yang dihasilkan d.rgun otot
menegang; mis.

dsb.), paragraf, kalimat atau kata yang membawa . amanat )aang


Iengkap.

wacana langsung (direct speech,


discourse)

direct

Whimey, I,Yitliam Dwight

dengan Jawa krama ngoko.

ciri-ciri artikulasi yang tertentu,

vokal tengah
aoutel)

[iJ dalam-kii

(medium aowel, middle

kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh intorlasi atau pungtuasi; mis. Salim berkata, "Sa1a akan
datang".

(1827-1894) sarjana linguistik

bangsa Amerika. Karyanya mencakup Bahasa Sanskerta.dan linguis-

lan oleh Daniel .Jones). vokal nasal (nasal"uoueli


vokal kendut (lax aowel)

r--

vokal ternasal

vokal yang dihasilkan dengan lidah datarn posisi tidak tingfi, tidak rendah(nasalised wwel)

tik umum. Pandangannya tentang

wacana pembeberan (expository discourse)

aspek sosial bahasa mempengaruhi

teori F. de Saussure tentang


dan

vokal yang diartikulasikan densan udara keluar dari hidung dan mu-lut

vokal $nggi

y9,FI .yl"g mengandung 'nasal sebagal ciri sekunder.


(high aowet)

wacana yang tidak mementingkan waktu dan penutur, berorientasi pada pokok pembicaraan, dan

langue.

bagian-bagiannya
logis.

diikat

Whorf, Benjamin Lee (1897=194t) insinyur kimia

secara

pggaw_ai perusahaan asuransi yang

otot agak kendur, mis. 1y' pida vokal oral (oral uowel)
saling

vokal yang diartikukasikan densan

Jonetik. bunyi vokal yans dihasilkan

dengan lidah terletak-.tinggi. di


misl

wacana penufiitan (narratioe

discourse)

i"e,

z'

""1!&rr:::ff;,murut;

wacana yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh persona

dan .kemudian menjadi murid


Sapir, dan yang kemu-dian belajar

tiba-tiba tertarik kepada linguistil

.Y:,11 ver.trm tertutuP rapat. pani vokal tk{ panjang (long aowel)

y-*S diartikuiasikan dengan

":*,!Tf#)i istilah fonetik pada beberapa sar_


istilah vokal yu"s alpu[;i t"oi kons.ep-_fonemik dan grifemik). " vox nihili L, yang mula-mula diciptakan fa,ta oleh penulis. atau penyusun iamw
jana-untuk upu yung yang lazim ,arra.unrur( apa dir" disebut ii vokal (un_tuk membedakan riari

vokal okaL yang diartikulasika diartiliulasiliin dengan ' L1'

pertarira atau ketiga dalam waktu tertentu, berorientasi pada pelaku, dan seluruh bagiannya diikat oleh kronologi. wacana tak langsung (indirect speech, reported speech, inlirect discourse, indirect quotation)

habitual thought and behaaiiur.


language (1939)

bahasa-bahasa Indian. Karanginnya yang be{udul The relation of


to

berpengaruh dalam etnolinguistik, karena. di dalamnya

tercantum pikiran-pikirannya tentang relativitas bahasa. Karangankarangannya dikumpulkan ole-h J. Carrol dalam Language, Thought and Reali-t2, selected writings oJ Binjamin
Lee Whor.f.

vokal pusat (untral'aoutelj


dalam.posisi. tidak

L*J

vokal yang.dihasilkan dingan lidah

tidak di belakang

di

yang dipakai oleh

pengungkapan. kembali wacana ianpa menfutip harafiah kata-kata


pembicara

de"pan dan

karena kesalahan atau salah tafsir; mis. nama gunung Kinibalu (nimi

dengan mempergunakan konstruksi gramatikal atau kata tertentu a.l. dengan klausa subordinatit kata

wianjana

Bali. konsonan

wicara

(spuch)

t80

wicara buatrn

wundt, I{ilhelm
dardisasikan ejaan Bahasa Nlelavu

l8l

kontinuum bunyi bahasa yang


dipergunakan untuk berkomunikasi

(Istilah ini menekankan aspek bu:ryi dari bahasa lisan; jadi


berbeda dari ujaran yang merupa-

(1904). Karyanya yang terbesar ialah .4. MalayEnglish Dictionar-t,


(

le32).

kan perpaduan bunyi dan tnakna).

wicara buatan (artifuiat spwch) produksi bunyi manusia dengan alat-alat truatan wicara esofagus (ouophageal spach)

bunyi bahasa yang

dihasilkan

Winstedt, Richard Olof ( I 878- I 966) salah seorang sarjana Inggris yang paling berpenearuh dalam bidang bahasa dan kesusastraan Melayu. Karyanya a.l. Malal Gramzar ( I 9 I 3), Historl of "Ulalal Classiral Liuraturc (1958\

Z
Za\a
(1895-1973) nama lengkapnya:

dengan udara lewat ktrongkongan; dipakai oleh orang yarrg laringnya

telah dibedah. wrgnyan ;lr. alografhurufrt yang terletak pada akhir suku kata

I{inter Sr, Carl Frederick


(1799-1859)

tnro (4r0, zero alomorPh) alomorf yang tidak diujudkan


dengan fonem, yang ada dalam satu alopa.idig*a bersama

ahli

jasa dalam

bangsa Belanda yarrg sangat ber-

Bahasa Jawa

menrperkenalkan

wilayah

lih. area wilayah peralihan (transition area,


caiaergewe area, graded *wa)

Jawa. Karyanya, a.l. Jaoaansche Zamcaspalen (2 jilid l8a8; jilid


pertama diterbitkan dengan aksara

Bahasa Jawa ke dunia luar dan menerbitkan pelbagai karya sastra

'

Zainal Abidin bin Ahmad, guru dan ahli bahasa dan kebudayaan Melayu yang terkemuka dan paling berpengaruh di Persekutuan Tanah

MelayulMalaysia. Jalan pikiran dan pendiriannya masih diikuti di

inorf hlin yang berujud f<inem; mis' terdapat Inesris shteb terdaPat shteP dalam kaia Inggris -yang

.dengan

Malaysia hingga kini, terutama

plurai yang dinyatakan morfem plural dengan zero (alomorf lain ialah /s, z, ez dll.).
zeo;gm,

oleh para guru sekolah. Karyanya


dalam bidang bahasa yang Penting

wilayah di mana terjadi pertukaran unsur-unsur bahasa antara masyarakat bahasa yang 'berdekatarr melalui bilingualisme, dan di mana batas dialek tidak terlalu jelas.

Jawa berjudul Serat Saridin (1907), jilid kedua sebagai Saloka kalian Patibasa (1S28), Iayang Wyalcarmn ;[*roa (1856) dll. Dalam peketjaannya ia banyak mendapat bantuan

JawilRumi (1941), Ilmu

ialah a.l. Dafiar Ejaan Mdayu


Mengarang

Yun. penggunaan sebuah lirlu

It[clalu Pelita Bahasa


dan

wilayah pinggirun ftnargiaal


latcral area)

dari Ranggawarsita; ia kernudian


meniadi guru

Zain, Sutan Mohammad


(1887-1962) guru dan-ahli Bahasa Indonesia. Karya-karyany a antara lain: Djalan Bahasa Indomsia {1942),
Indoncsia

III

Mela1ru

I, II

untuk menerapkan atau menunjukkan dua kata lain sedemikian rupa

(194q).

sehingga memberikan

arti

berbeda kepada masing-rnasing kata itu; mis. Penggunaan kata


zoosemiotika
( zoo-semiotics

Yang

area,

Ki

Padmasusastra.

nonbukq dalam nemhuka Pintu dan hati bagi musafir Tang lata. penyelidikan mengenai komunikasi

wilayah yahg sangat jaurh dari ttmpat terjadinya inovdsi wilayah pruseit {fwal aiea)
daerah dala,n suatu masyarakat yang menjadi pusat penyebaran ciri-ciri bahasa, yang biasa ditirutiru, dan mernpengaruhi kebiasaan

\ilr6rter-und-Sachen

lih. teknik \fiirter-und-Sachen


wredhakrama

Kamas Modsrn Bahasa

(1954), Zaman Baru (1948) (bacaan berhuruf Arab Melayu).

antara hewan

J. ragarn lmma yang dipakai orang lyang lebih tua/tinggi kepada orane

bahasa mayoritas bahasawan.

Jawa, dan Paris dalam


Bahasa Prancis.

Contoh dari wilayah pusat yaitu Kartasura dalam sejarah Bahasa


sejarah
remnh

yang lebih muda/rendah yani dihormati dan tidak mengandung


qnsgr krama inggil"
(

I{undt, lfilhelm

1832-1920)

wilayah terpencil (imlatd ana, arw, nlb a*a) yang khusus. l94l

sarjana Jerman, pelopol psikologi eksperimental, yang wawasannya

banyak mtmpengaruhi dunia lirtguistik, khususnya rnengenai manifestasi bahasa dalam pelbagai segr

wilayah yang rnenjadi satu-sarunya ttmpat ciriciri bahasa tertentu

kehidupan manusia dan rnengrnai persepsi wicara dan perubahan


bunyi. Karyanya yang bcrprng:aruh

Wilkinson, Richard James


)

(1867-

adminisrator Inggris di beberapa daerah jajahan Inggris, rerurama


Malaya, yang berjasa a.l. menstan-

bagi dunia linguistik ialah fiiltrtrpry{hn@ir (t0 jilid, 1900-1920) khususnya 2 jilid pertama yang berjudul Diz Sprucla-

tJNivHftt{t'i

Você também pode gostar