Você está na página 1de 8

Demokrasi Pancasila di masa transisi/reformasi 22 Mei- sekarang

Runtuhnya rezim otoriter orde baru telah membawa harapan baru bagi tumbuhnya demokrasi di indonesia. bergulirnya rezim tersebut menandakan tahap awal dari transisi di Indonesia. sukses atau gagalnya suatu transisi dapat dipengaruhi oleh pada 4 faktor: 1. Komposisi elite politik. 2. Desain institusi politik. 3. Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik kalangan non elite. 4. Peran civil society atau masyarakat madani. Transisi demokrasi selalu dimulai dengan jatuhnya pemerintahan otoriter. Sedangkan panjang pendeknya masa transisi tergantung pada kemampuan rezim demokrasi baru mengatasi problem transisional yang merintangi. Problem terbesar yang dialami oleh negara-negara yang sedang mengalami transisi menuju demokrasi adalah ketidakmampuan untuk membentuk tata pemerintahan yang baru bersih transparan dan akuntabel. akibatnya, legitimasi demokrasi menjadi lemah. Tanpa legitimasi yang kuat, rezim demokrasi baru akan kehilangan daya tariknya. setiap rezim membutuhkan legitimasi, dukungan atau paling tidak "persetujuan tanpa protes" agar dapat bertahan. Bila rezim kehilangan legitimasi, ia harus memproduksinya atau tidak ia akan jatuh. Reformasi ditandai dengan mundurnya Soeharto yang digantikan BJ. Habibi yang memerintah sekitar 18 bulan. Pemuilu yang tertib dan bersih berhasil dilaksanakan tanggal 7 Juni 1999 diikuti 48 partai politik dan Gus Dur terpilih sebagai presiden dan dicopot tahun 2001 dari presiden dan digantikan oleh Megawati. PEMILU WUJUD BUDAYA DEMOKRASI DI INDONESIA elite dan

Penyelenggaraan pemilu tahun 2004 diatur dalam UU no 12 tahun 2003 tentang pemilu sebagai wujud pelaksanaan pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang dilaksanakan dengan Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Tujuan pemilu adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilna Daeara, DPRD. Jumlah anggota DPR ditetapkan 550 kursi, DPRD TK I sekurang-kurangnya 35 orang dan paling banyak 100 kursi, DPRD TK. II/ Kota sekurang-kurangnya 20 kursi dan paling banyak 45 kursi. Landasan Pemilu Di Indoneia : 1. Idiil : Pnacasila 2. Konstitusinil : UUD 1945 3. Operasional : Tap MPR no III/MPR/1998, UU no. 31 tahun 2002 tentang Partai politik, UU No. 12 tahun 2003 tantang Pemilihan Umum. Pemilu adalah sarana untuk mewujudkan pelaksanaan UUD pasal 1 ayat 2 yaitu kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang. Dalam pemilu rakyat memiliki hask pilih aktif dan pasif. Aktif adalah hak rakyat untuk dapat memilih wakilnya da;am pemilu yang akan dudum, di DPR, sedang hak pasif adalah hak warganegara dalam pemilu untuk dapat dipilih menjadi anggota DPR/MPR. Sehubungan denga hak pilih dan memilih, maka hendaknya masyarakat dapat : a. Menggunakan hak memilih dan dipilih sebaik-baiknya. b. Menghormati badan permusyawaratan/perwakilan. c. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan yang telah dilakukan secara demokratis, dengan itikad baik dan tanggung jawab. Menurut UU RI No. 22 Tahun 2003, tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD disebutkan sebagai berikut : 1. DPR terdiri dari anggpota partai politik peserta pemilu yang dipilih melalui pemilu :

a. Anggota DPR berjumlah 550 kursi b. Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden c. Anggota DPR berdomisili di ibukota negara RI 2. DPD rterdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih melalui pemilu : a. Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 kursi b. Jumlah seluruh anggota DPD tidak boleh melebihi sepertiga anggota DPR. c. Keanggotaan DPD diresmikan oleh keputusan Presiden d. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya dan selama bersidang bertempat di ibukota RI 3. DPRD Provinsi terdiri dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu : a. Anggota DPRD Provinsi berjumlah minimal 35 kursi dan sebanyakbanyaknya 100 rang. b. Keanggotaan DPRD diresmikan dengan keputusan Menteri dalamNegeri atas nama presiden c. Anggota DPRD provinsi berdomisili di ibukota provinsi. 4. DPRDD kabupaten/Kota terdiriatas anggota partai politik peserta pemilu yang di[ilih melalui pemilu : a. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berjumlah minimal 20 kursi dan sebanyakbanyaknya 45 kursi. b. Keanggotaanya diresmikan dengan keputusan Gubernur atas nama presiden. c. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdomisili di kota kabupaten bersangkutan. Perbedaan Pemilu Sebelum dengan sesuidah tahun 2004 No 1 Pembeda Tujuan Pemilu Sebelum 2005 Setelah 2004

Memilih DPR,DPRD Memilih Provinsi dan DPR,DPRD Kab./Kota Provinsi dan kota ditambah DPD (Dewan Perwakilan

Sistem Pemilihan

3.

Daerah pemilihan

4. 5

Peserta Pemilu Syarat partai politik peserta pemilu

Daerah) Proporsional denga Prpporsional stelsel daftra dengan daftar (pilih/coblos gambar calon terbuka partai politik) (pilih coblos gambar partai politik dan nama calon di bawah gambar parpol yang dipilih. Didasarkan pada 1. Didasarkan kabupaten/kotamad pada jumlah ya atau provinsi pendudk yang ada di wilayah tersebut 2. daerah pemilihan untuk DPR adalah provinsi, DPRD Provinsi adalah kabupaten/Kotam adya, DPRD Kabupaten adalah kecamatan atau gabungan kecamatan. Partai politik Partai politik dan perorangan /individu Memiliki pengurus 1. memiliki dan sekretariat tetap pengurus dan di setengah pada sekretariat di dua kabupaten/kotamad atautiga pada ya yang ada di kabupaten/kotam provinsi adya yang ada diprvinsi tersebut. 2. memiliki anggota 1000 orang atau seperseribu pendudukdimasin g-masing kabupaten/kotam adya yang dibuktikan dengan kartu

tanda anggota.

Syarat perseoran gan sebagai pesertape milu

Tidak ada

Pasnitia penyeleng gara

Syarat calon legislatif

Dipusat dilaksanakan oleh KPU dan panitiapemilihan indonesia sebagaipelaksanape milu. Di daerah dilaksanakan oleh panitia pemilihan daerah (PPD) tk I dan II Surat keterangan Harus memiliki dari pengurus ijazah SMA dan parpol yang yang sederajat menyatakan calon punya pengalaman setaraf dengan SMA

1. didukung minimal 1000 orang di provinsi yang berpenduduk satu juta orang dan minimal 5000 orang di provinsiberpendu duk kurang lebih 15 juta orang. 2. Dukungan tersebut tersebar di sekurangkurangnya di 25 % dari jumlah kabupaten/kotam adya provinsi yang bersangkutan Komusi pemilihan umum (KPU) dari pusat sampai daerah yang bersifat non partisipan, independen dan tetap sampai 5 tahun.

Pelibatan peremuan

10

11

Nominasi caleg memperhatikan kuota 30 % perempuan Perhitung Dulu ada stambus Menggunakansist an accord em perolehan bilanganpembagi kursi pemilihan Penegakan Tidak ada ketentuan Adaketentuan hukum pidana pidana beserta hukum acaranya/prosedu rnya

Tidak ada

PELAKSANAAN BUDAYA DEMOKRASI Di Lingkungan keluarga : Masalah masalah keluarga hendaknya diselesaikan dengan musyawarah. Keoala keluarga selalu menyerap aspirasi dan pendapat dari anggota keluarga untuk mencapai kata mufakat. Mamfaat musyawarah di lingkungan keluarga adalah : 1. Seluruh anggota keluarga merasa berarti atau berperanan. 2. Anggota keluarga ikut bertanggung jawab terhadap keputusan bersama. 3. Tidak ada anggota keluarga yang merasa ditinggalkan 4. Semangat kekluargaandan kebersamaansemakinkokoh. Di lingkungan semkolah : 1.menyusun tata tertib bersama 2. Menyusun kelompok piket kelas 3.Mermilihketua OSIS, ketua kelas Di Lingkungan Masyarakat : 1. Pemilihan ketua RT

2.Musyawarah dyang menyangkut kepentingan bersama,sepertiprogram pembangunan masyarakat dan lingkungan. Di Lingkungan Negara : 1. Terlibat dalam pemilihan umum 2.Melalui wakil kita terlibat dalam penyusunan Undang-undang 3.Melakukan Pengawasan baik terhadap wakil rakyat maupun pemerintah melalui media massa.

HAL-HAL YANG MENCERMINKAN ORDE REFORMASI DI INDONESIA ADALAH : 1. Kemerdekaan Pers Pers dibebaskan dari izin (SIUPP) dan pengawasan (misalnya, pengawasan BAKIN). Dengan demikian, dalam waktu singkat muncul ratusan media cetak, puluhan radio, berbagai TV swasta, dan media elektronik lainnya. 2. Kemerdekaan membentuk partai politik. Setiap orang dibebaskan untuk membentuk partai politik, sehingga dalam beberapa bulan menjelang pemilu terbentuk puluhan partai, walau akhirnya hanya 48 parpol yang dapat mengikuti pemilu. 3. Terselanggaranya pemilu yang demokratis Setelah 44 tahun sejak pemilu pertama pada tahun 1955, akhirnya terselenggaralah pemilu kedua yang bebas dan demokratis pada tahun 1999. 4. Pembebasan narapidana politik (napol) dan tahanan politik (tapol) Tapol dan napol mulai dibebaskan sebagai wujud kebebasan berpolitik. diantaranya adalah tapol yang dituduh terlibat dengan peristiwa PKI 1965.

5. Otonomi daerah Keluarnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah yang secara nyata memperluas kekuasaan pemerintahan pada pemerintahan daerah (pemda).

Você também pode gostar