Você está na página 1de 13

JOURNAL READING

Percobaan Bunuh Diri dan Penggunaan Narkoba dalam Sampel Ruang Gawat Darurat

Oleh: Aldila Pratiwi Domy Pradana Putra 0810710020 0810713061

Pembimbing: dr. Wisnu Wahjuni, Sp.KJ

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

ABSTRAK Tujuan: untuk menggambarkan upaya bunuh diri yang dibantu/terlihat di Ruang Gawat Darurat (UGD) dan konsumsi atau ketergantungan zat akut pada masing-masing individu. Metode: studi epidemiologi deskriptif dilakukan dalam satu tahun, mengevaluasi upaya bunuh diri yang dibantu di IGD Embu das Artes, So Paulo, Brazil. Pasien dijadwalkan untuk wawancara psikiatri non struktur. Hasil utama diukur dari: data sosio demografi, metode percobaan bunuh diri, penggunaan obat-obatan atau alkohol akut dalam 6 jam sebelum mencoba bunuh diri, pasien dengan diagnosis ICD-10 ketergantungan zat. Analisa deskriptif dan uji chi-square (p < 0,05) digunakan untuk membuktikan hubungan antara berbagai macam studi. Hasil: sampel yang digunakan adalah 80 pasien, usia rata-rata 26,9 tahun (SD=8,91), sebagian besar wanita (72,5%) dan 21,2% remaja. Upaya bunuh diri sebagian besar dibuat dengan menelan obat (62,5%). Sekitar 21,2% dan 7,5% terkait dengan penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, masing-masing, dalam 6 jam sebelum upaya bunuh diri dan 10% ditemukan akibat ketergantungan zat. Semua ketergantungan zat sebelumnya telah memiliki upaya bunuh diri (p-value = 0,4). Terdapat hubungan yang signifikan antara upaya bunuh diri dengan menelan obat-obatan dan riwayat pengobatan psikiatri (p=0,02). Kesimpulan: penelitian lebih lanjut diperlukan di negara lainnya untuk menguji peran alkohol dan obat-obatan dalam upaya bunuh diri yang terlihat di Ruang Gawat Darurat, khususnya pada ketergantungan zat kimia dimana perilaku bunuh diri berkaitan.

INTRODUKSI Di banyak negara usaha bunuh diri adalah target keprihatinan terbesar dalam dekade terakhir. Dalam konteks global, temuan yang paling penting saat menganalisis data adalah pengamatan bahwa usia rata-rata orang yang melakukan bunuh diri adalah menurun, diperparah oleh fakta bahwa penggunaan substansi terkait erat dengan perilaku bunuh diri. Minum sangat terkait dengan pikiran untuk bunuh diri dan pada wanita, hal ini bisa terjadi kadang-kadang dengan minum. Penelitian, namun, tidak setuju mengenai apakah risiko lebih tinggi karena penyalahgunaan atau ketergantungan zat. Data dari MACHT (Matching Alcoholism Treatments to Client Heterogeneity,1997) menemukan bahwa pikiran untuk bunuh diri lebih umum di antara ketergantungan alkohol dalam terapi. Cherpitel et al. meninjau literatur tentang konsumsi alkohol akut dan perilaku bunuh diri pada populasi dewasa (1991-2001); dan menemukan 53 studi dengan berbagai kasus alkohol positif berhubungan dengan bunuh diri (10% sampai 69%) dan usaha bunuh diri (10% sampai 73%). Penelitian telah menunjukkan bahwa pengguna narkoba memiliki prevalensi yang lebih tinggi dan predisposisi meningkatkan upaya bunuh diri. Di Brazil, data dari populasi umum mengacu pada bunuh diri dan upaya bunuh diri dalam penelitian epidemiologi jarang terjadi, terutama disebabkan oleh kegagalan dalam pemberitahuan kasus bunuh diri dan usaha bunuh diri. kualitas data yang tidak layak menentang validitas indeks resmi kematian bunuh diri. Akibatnya, studi epidemiologi menjadi tidak tepat. Selain itu, ada beberapa studi pada substansi yang terkait upaya bunuh diri di Brasil. Beberapa studi nasional yang tersedia pada asosiasi ini telah dilakukan dalam konteks yang berbeda dan hasilnya menunjukkan berbagai prevalensi, menguatkan adanya keterkaitan. Studi pada populasi tertentu seperti pengguna narkoba suntik, remaja, remaja yang hamil, baru-baru ini, selama penelitian nasional pertama tentang perilaku minum dalam populasi pribumi Brazil juga tersedia. Ada kemungkinan bahwa pengurangan morbiditas psikiatri dapat menyebabkan penurunan risiko bunuh diri, khususnya di kalangan orang yang telah mencoba bunuh diri, yang menderita gangguan mood terbesar, kecanduan atau penyalahgunaan zat, di antara gangguan lainnya.

Data percobaan bunuh diri dan penggunaan obat pada penelitian di UGD sangat berguna dalam kebijakan kesehatan untuk pengambilan keputusan, pencegahan dan rencana intervensi pada episode yang berkaitan dengan asosiasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan upaya-upaya bunuh diri yang terlihat pada latar ruang gawat darurat (UGD) dan konsumsi substansi akut atau ketergantungan pada individu ini. METODE LATAR Data yang dianalisis berasal dari UGD UMS Marlene irma Annete di Embu das Artes county So Paulo, Brasil, dari 12 Desember 2006 sampai 12 Desember 2007. Ini adalah tujuh hari seminggu, layanan 24-jam. Mereka menyediakan pelayanan UGD untuk dewasa dan memiliki 20 tempat tidur untuk kasus-kasus klinis kompleksitas rendah dan 5 tempat tidur observasi pasien kejiwaan. Layanan ini menyediakan sekitar rata-rata 500 konsultasi per hari. Tim medis terdidri dari 34 dokter EM, 54 perawat pembantu dan 7 perawat sesuai shift. Ada lagi yang serupa layanan Profil ER yang terletak di pusat kota Embu das Artes. Populasi kota 228.616 jiwa didominasi oleh dewasa muda berusia 20 sampai 29 tahun (46.691 jiwa), 59% kabupaten kota ini terletak di daerah perlindungan air dan kota ini peringkat ke-26 di antara kota-kota dengan tingkat kematian yang lebih tinggi untuk penyebab eksternal di Negara Bagian So Paulo. Area aktivitas utama adalah bisnis florikultura, hortikultura, pemeliharaan lebah, perdagangan khusus barang antik, furnitur, kerajinan, seni, penekanan pasar pariwisata dan kegiatan komersial lainnya yang bervariasi. DESAIN Sebuah studi epidemiologi deskriptif (kohort transversal) mengevaluasi pasien yang mencoba bunuh diri yang terlihat di UGD seperti yang disebutkan di atas. Desain penelitian telah disetujui oleh Komite Etik Universidade Federal de So Paulo, protokol nomor 1410/07. Semua subjek menandatangani informed consent dan izin dari orang tua atau hukum wali diminta untuk subyek di bawah 18 tahun. Semua pasien yang dirawat di UGD secara rutin mengisi formulir masuk yang mencakup informasi seperti: nama, umur, jenis kelamin, ras, alamat dan nomor telepon. Setiap hari semua formulir masuk dikirim ke kantor administrasi, di mana informasi dianalisis oleh dua asisten. Selama periode kewaspadaan epidemiologi, formulir masuk pada seseorang yang telah
4

mencoba bunuh diri itu diminta. Selain itu, tim ini dilatih dan dimotivasi untuk melengkapi pemberitahuan upaya bunuh diri. Untuk dipertimbangkan upaya bunuh diri, individu harus menyadari bahwa tindakannya adalah ancaman bagi hidupnya. Ukuran ini untuk melaporkan kasus percobaan bunuh diri yang diimplementasikan dalam layanan konsil pada tahun 2002, yang bertujuan untuk merujuk semua kasus kepada tim kesehatan mental sesegera mungkin. Data disediakan oleh Program Kesehatan Mental dari Embu das Artes yang menunjukkan bahwa pada tahun 2005 hanya 39 upaya yang dilaporkan kepada UGD di dua kotamadya. Terutama perempuan muda (64,1%) usia 15 sampai 29 tahun. Selanjutnya, perawat disediakan pasien untuk penilaian psikiatri non struktur di poliklinik begitu pasien keluar dari UGD. UGD memiliki jaringan rekomendasi tiga psikiater. Tujuan utama evaluasi psikiatri dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ketiadaan atau adanya gangguan yang berkaitan dengan alkohol dan/atau zat psikoaktif lainnya. Karena skrining ini di UGD tidak banyak digunakan skala standar atau kuesioner untuk mengidentifikasi potensi "peminum bermasalah" dan tingkat keparahan terkait dengan penggunaan narkoba, misalnya. Dari sudut pandang klinis pasien dirujuk untuk evaluasi psikiatri dalam rangka konsolidasi tindakan rutinitas UGD. Selain itu, untuk evaluasi psikiatri perlu mendorong pengenalan dini dan pengobatan yang tepat untuk depresi, gangguan psikotik, alkohol dan penyalahgunaan obat, menunjukkan bahwa peningkatan diagnosis gangguan mental dan pengobatan adalah strategi untuk pencegahan bunuh diri yang sangat baik untuk masyarakat umum. Ketika pasien tidak disediakan atau gagal mengadakan evaluasi psikiatri, kontak telepon atau telegram dapat dicoba. Ketika kontak itu tidak mungkin, meminta unit kesehatan setempat, yang dekat dengan rumah pasien berusaha melakukan kunjungan rumah dan konsultasi. Data yang tersedia dalam laporan medis, formulir masuk dan atau pemberitahuan upaya bunuh diri telah digunakan. Hasil utama diukur dari 1. Data sosiodemografi. 2. Metode percobaan bunuh diri. 3. Self-report penggunaan alkohol atau narkoba dalam enam jam sebelum percobaan.

4. Pasien dengan International Classification of Diseases (ICD-10) dengan diagnosis ketergantungan alkohol atau obat lainnya. Menurut kriteria operasional ICD-10, sindroma ketergantungan alkohol terdiri dari sekelompok dengan gangguan perilaku kognitif dan fisiologis, dalam 12 bulan terakhir (kecanduan, toleransi, withdrawal syndrome, mengurangi berbagai konsumsi meskipun membahayakan kesehatan/keluarga, ketertinggalan kesenangan). Adanya tiga atau lebih gejala selama periode pengisian kriteria diagnostik ketergantungan alkohol. Sebaliknya, didiagnosis dengan perilaku berbahaya atau episode penyalahgunaan. 5. Riwayat terapi di bidang psikiatri. ANALISA STATISTIK Analisis statistik termasuk variabel deskriptif dan uji chi-square (p <0,05) pada tabel kontingensi, untuk memeriksa hubungan antara variabel pada penelitian. Informasi yang dikumpulkan, disimpan dalam database dengan menggunakan SPSS 10.0 (SPSS Inc, Chicago, IL, USA). Variabel sosio-demografis yang diuji dengan chi-square: jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, tingkat pendidikan, ras, dan metode yang digunakan untuk bunuh diri. Semua variabel dikategorikan. HASIL PESERTA Sampel terdiri dari 80 kasus percobaan bunuh diri, menjadi 36,2% (n = 29) tidak menghadiri wawancara psikiatri yang sudah dijadwalkan. Pasien dalam sampel, 48,7% (n = 39) sudah menjalani pengobatan psikiatri sebelumnya. Tabel 1 menunjukkan sampel demografi sosial, yang terutama orang-orang muda dengan usia rata-rata = 26,9 (SD = 8,91, minimum: 12, maksimum: 52) dan 72,5% pada wanita (n = 58). Mereka dengan usia 18 tahun atau kurang dianggap remaja. Dalam contoh ini, ada 21,2% (n = 17) remaja berupaya bunuh diri. Subsampel ini terutama perempuan (88,2%) dari mereka 88,3% single, 52,9% kulit putih dan 47,7% mencoba bunuh diri dengan menelan obat diikuti keracunan sebesar 41,2%, 3,75% (n = 3) telah meminum alkohol dalam waktu 6 jam sebelum percobaan, tidak ada laporan penggunaan zat ilegal. Tidak ada pengobatan psikiatri sebelumnya dikaitkan remaja. UPAYA BUNUH DIRI Metode yang paling umum untuk upaya bunuh diri adalah dengan menelan obat, 62,5% (n = 50), diikuti oleh keracunan, 30% (n = 24), benda tajam, 3,75% (n = 3), gantung diri, 2,5% (n = 2) dan konsumsi alkohol dalam negeri, 1,25% (n = 1). Hubungan statistik yang signifikan antara
6

metode yangdigunakan untuk upaya bunuh diri dan data sosio-demografis yang dievaluasi tidak ditemukan (Tabel 1). Dari 30% yang telah mencoba dengan meracuni diri sendiri, 70,8% menggunakan karbamat paling dikenal di Brasil sebagai "Chumbinho". Ini merupakan pestisida yang disalahgunakan untuk membasmi tikus. Produk komersial ilegal dijual secara bebas. Hubungan statistik yang signifikan antara metode upaya bunuh diri dan riwayat pengobatan psikiatri ditemukan (p = 0,026). Untuk pasien yang telah menjalani pengobatan psikiatri, 59% memilih untuk mencoba bunuh diri dengan menelan obat. Telah diamati bahwa pasien yang mencoba bunuh diri dengan obat-obatan, 26% menggunakan lebih dari satu obat psikotropika. Alkohol akut dan penggunaan obat-obatan dalam enam jam sebelum usaha bunuh diri Telah diamati bahwa 21,2% (n = 17) dan 7,5% (n = 6) terkait dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang (ganja dan / atau kokain) masing-masing dalam waktu enam jam sebelum upaya bunuh diri. Dari mereka 17 orang yang terlibat dalam akut alkohol, 52,9% adalah perempuan, 58,8% berusia antara 21 dan 40 tahun, 35,3% sudah menikah, 41,2% kulit putih, 52,9% menelan obat dalam upaya bunuh diri dan 23,5% memiliki sebelumnya menjalani terapi jiwa. Dari 17 subyek yang menngonsumsi alkohol, 52,9% meminum obat untuk upaya percobaan bunuh diri bunuh diri, 29,4% mencoba bunuh diri dengan keracunan dan 17,7% memilih metode lain. Hubungan statistik yang signifikan antara metode usaha bunuh diri dan penggunaan alkohol dalam waktu enam jam sebelum kejadian (p = 0,346) atau penggunaan narkoba (p = 0,205) tidak ditemukan. Ketergantungan zat Ketergantungan zat diamati pada 10% dari sampel. Semua individu dengan ketergantungan zat telah mencoba bunuh diri sebelumnya (p-value = 0,204), 62,5% mencoba bunuh diri dengan konsumsi obat-obatan, sedangkan 1 subjek mencoba bunuh diri dengan keracunan dan 2 (25,0%) memilih metode lain. Tidak ada yang hubungan yang signifikan antara ketergantungan pada zat dan jenis usaha bunuh diri (p-value = 0.204). Disuksi Sampel yang penulis miliki mirip dengan yang ditemukan dalam literatur internasional

mengenai prevalensi perempuan dan penduduk usia muda yang mencoba bunuh diri melalui konsumsi obat-obatan2
9,11

. Begitu juga seperti, konsumsi alkohol akut sebelum upaya

percobaan bunuh diri di 21,2% dari sampel yang sama dengan hasil penelitian internasional lainnya yang dikaji oleh Cherpitel et al.13. Bagaimana pun juga, beberapa aspek yang harus dipertimbangkan. data yang ddilaporkan mungkin tidak akurat karena kurangnya: standar kuesioner, informasi tentang keracunan alkohol di AF, kesulitan dalam mewawancarai semua pasien, adanya Tes Breathalyzer, pengukuran konsentrasi alkohol dalam darah atau tes skrining obat dalam penelitian ER. Penulis menyadari fakta bahwa hasilnya mungkin telah dipengaruhi oleh tidak lengkap atau hilangnya data. Bagaimana pun juga, kami menganggap penting untuk merekam informasi ini, karena literatur internasional yang benar-benar luas mengenai masalah ini dan ada kekurangan yang jelas pada studi nasional yang mengevaluasi usaha bunuh diri, konsumsi alkohol akut, dan / atau zat ilegal di UGD. Di Brazil, tidak ada UGD dengan kebijakan kesehatan masyarakat untuk usaha bunuh diri terkait dengan konsumsi alkohol dan obatobatan digunakan. Meskipun hubungan ini telah diketahui, dokumentasi di negara kita masih kurang, maka masih dibuthkan studi lebih lanjut. Tentu saja, desain studi lainnya, seperti misalnya studi case control, dapat menyediakan informasi yang dapat dipercaya. Penetial tentang penggunaan narkoba yang hanya berdasarkan pada laporan individu biasanya cenderung diremehkan. Dibutuhkan alternatif dalam strategi identifikasi dan deteksi . Biaya untuk screening efektivitas pemeriksaan urin tetap dipertanyakan dan tidak diketahui karena implikasi hukum36. Dalam sampel kami pada percobaan bunuh diri individu berusia 12 tahun. Studi upaya percobaan bunuh diri dalam sampel yang didapat pada remaja ini telah menunjukkan bahwa ini menjadi waktu yang buruk dalam kehidupan mereka, karena usaha bunuh diri membuat mereka rentan terhadap percobaan bunuh diri yang lainnya37. Dalam sampel remaja, laporan penggunaan alkohol dalam enam jam sebelum percobaan bunuh diri relatif rendah bila dibandingkan dengan penelitian nasional lainnya yang melibatkan populasi yang sama. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Marcondes et al. pada 70 upaya bunuh diri di kalangan anak muda berusia 12 sampai 24 di UGD universitas wilayah selatan negara itu pada Januari 1994 sampai Juli 1999 mengamati bahwa: ganja, kokain dan pelarut memiliki frekuensi penggunaan masing-masing 29,5%, 11,1% dan 14%26. Serfaty dalam literatur tinjauan percobaan bunuh diri mengamati bahwa 10% dari remaja yang telah mencoba bunuh diri, melakukannya lagi dan berhasil dalam jangka waktu 10 tahun
8

dari usaha percobaan pertama. Karena mereka diyakini mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri, hanya 25% mencari bantuan medis. Oleh karena itu, cukup untuk menganggap bahwa hal ini menjadi bukti yang memuaskan dalam melaksanakan strategi pencegahan untuk membantu populasi tertentu38. Dalam penelitian ini, data tentang usaha bunuh diri telah menunjukkan bahwa 62,5% konsumsi obat berhubungan secara signifikan terhadap perawatan medis sebelumnya. Polifarmasi telah disebutkan dalam studi sebagai indikator keparahan untuk beberapa patologi dan terkait meningkatnya usaha bunuh diri39. Menurut National System Toxic-Pharmacology Information Study (Sinitox) pada 1993-1996, 44% dari seluruh keracunan obat di Brasil digolongkan sebagai upaya percobaan bunuh diri, dan 62% terkait dengan terapi 40. "Domestic pharmacy" dan polifarmasi pada pasien dengan gangguan kejiwaan mungkin merupakan target untuk edukasi dan prevensi. Penggunaan dari zat yag dikenal dengan chumbinho", di kebanyakan kasus keracunan, layak disebutkan. Sejak 1986 Instituto Mdico Legal (IML) telah menerima korban fatal keracunan oleh "racun tikus". Ini adalah produk komersial, dengan tidak ada catatan resmi, dijual secara ilegal dan informal. sejak itu telah terjadi meningkatnya gelombang bunuh diri, pembunuhan dan kecelakaan keracunan oleh produk ini. Di dalam perut korban ditemukan butiran kecil, bola, timah berwarna abu-abu dan tidak berbau. Analisis toksikologi menunjukkan materi itu adalah aldicarb insektisida karbamat. Selanjutnya, beberapa organofosfat terdeteksi dengan aldicarb atau terpisah . Menurut data yang diperoleh dalam IML-RJ di tahun-tahun 2000-2001-2002, aldicarb insektisida bertanggung jawab atas kematian lebih dari 300 nyawa di Rio de Janeiro. Hal ini diperlukan untuk mengingatkan penduduk terhadap risiko dan bahaya substansi ini yang dengan salah digunakan untuk membunuh tikus, dan menjadi penyebab keracunan yang mengarah ke kematian37, 41. Dalam sample ini, semua ketergantungan zat telah melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali (p-value = 0,4) sebelumnya. Studi menunjukkan bahwa perilaku bunuh diri adalah umum dalam subjek ketergantungan zat 5,7,13. Sifat impulsif dan agresif mungkin secara signifikan berkontribusi terhadap risiko percobaan bunuh diri pada populasi ini, terutama di penggunaan obat suntik29. Meskipun diketahui bahwa subjek dengan gangguan penggunaan zat pantas mendapat perhatian khusus dalam jaringan perawatan psikiatri untuk mencegah upaya bunuh diri, tidak ada bukti dari reduksi tingkat upaya bunuh diri jangka panjang pada populasi yang beresiko, terutama pada orang dengan gangguan afektif mayor, penyalahgunaan alkohol dan riawayat penyalahgunaan obat sebagai kondisi primer atau komobiditas psikiatri. Sangat mungkin bahwa pengurangan morbiditas psikiatri dapat mengurangi percobaan risiko
9

bunuh diri, tetapi hanya sedikit efek spesifik yang diketahui dari perawatan kejiwaan sebagian besar atau intervensi lain yang ditujukan pencegahan upaya bunuh diri2,27. Limitasi Data yang tidak lengkap karena kegagalan pertemuan janji; tidak melaporkan usaha bunuh diri dan koleksi data yang menunjukkan keterlibatan penggunaan alkohol dan obat-obatan merupakan keterbatasan penelitian ini. Implikasi pada studi masa mendatang Penulis menyarankan pengembangan metode yang berbeda, seperti case control, dari penelitian dalam rangka untuk lebih menilai peran alkohol dan obat-obatan dalam upaya percobaan bunuh diri mencoba. Selain itu, kami menekankan kebutuhan yang sangat dalam edukasi, pelatihan, dan supervisi dari tim profesional di UGD yang terus menerus karena upaya bunuh diri sulit untuk dikelola dan dilaporkan. Akibatnya menghasilkan pengakuan subklinis dan laporan yang tidak tepat dari peristiwa-peristiwa penting. Oleh karena itu, penyelenggaraan upaya dan tindakan sangat penting untuk membangun pemahaman yang lebih baik dan perawatan bagi korban percobaan bunuh diri, merancang program efektif untuk mencegah perilaku bunuh diri34. KESIMPULAN Studi nasional yang lebih banyak dibutuhkan untuk mengetahui peran dari penggunaan alkohol dan obat-obatan dalam usaha bunuh diri di UGD, terutama dalam kasus ketergantungan zat dimana perilaku bunuh diri terkait secara relevan.

10

DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Organization (WHO). Figures and facts about suicide. Geneve, 1999. The World Health Report 2003: shaping the future. Geneva, 2003. 2. Botega NJ, Raeli CB, Cais CFS. Comportamento suicida. In: Botega NJ. Pr.tica psiqui.tric no hospital geral: interconsulta e emerg.ncia. 2. ed. Porto Alegre: Artmed; 2006. p. 431-46. 3. Bertolote JM, Fleishmann A. A global perspective in the epidemiology of suicide. Suicidologi. 2002:7(2):6-7. 4. Melo-Santos C, Bertolote JM, Wang YP. Epidemiology of suicide in Brazil (1980-2000): characterization of age and gender rates of suicide. Rev Bras Psiquiatr. 2005;27(2):131-4. 5. Berglund M, Ojehagen A. The influence of alcohol drinking and alcohol use disorders on psychiatric disorders and suicidal behavior. Alcohol Clin Exp Res. 1998;22(7 Suppl):333-45. 6. Borges G, Walters EE, Kessler RC. Associations of substance use, abuse, and dependence with subsequent suicidal behavior. Am J Epidemiol. 2000;51:781-9. 7. Conner KR, Li Y, Meldrum S, Duberstein PR, Conwell Y. The role of drinking in suicidal ideation: analyses of Project MATCH data. J Stud Alcohol. 2003;64(3):402-8. 8. Tondo L, Baldessarini RJ, Hennen J, Minnai GP, Salis P, Scanonatti L, Masia M, Ghiani C, Mannu P. Tentativas de suic.dio no transtorno afetivo e comorbidade com abuso de drogas. J Clin Psychiatr. 1999;60(2):63-9. 9. Borges G, Angst J, Nock MK, Ruscio AM, Kessler RC. Risk factors for the incidence and persistence of suicide-related outcomes: a 10-year follow-up study using the National Comorbidity Surveys. J Affect Disord. 2008;105(1-3):25-33. 10. Borges G, Cherpitel CJ, MacDonald S, Giesbrecht N, Stockwell T, Wilcox HC. A casecrossover study of acute alcohol use and suicide attempt. J Stud Alcohol. 2004;65(6):708-14. 11. Wilsnack SC, Wilsnack RW, Kristjanson AF, Vogeltanz-Holm ND, Windle M. Alcohol use andsuicidal behavior in women: longitudinal patterns in a U.S. national sample. Alcohol Clin Exp Res. 2004;28(5 Suppl):S38-47. 12. Borges G, Rosvsky H. Suicide attempts and alcohol consumption in an emergency room sample. J Stud Alcohol. 1996;57(5):543-8. 13. Cherpitel CJ, Borges GL, Wilcox HC. Acute alcohol use and suicidal behavior: a review of the literature. Alcohol Clin Exp Res. 2004;28(5 Suppl):18S-28. 14. Darke S, Kaye S. Attempted suicide among injecting and noninjecting cocaine users in Sydney, Australia. J Urban Health. 2004;81(3):505-15. 15. Havens JR, Strathdee SA, Fuller CM, Ikeda R, Friedman SR, Des Jarlais DC, et al. Collaborative
11

Injection Drug User Study Group. Correlates of attempted suicide among young injection drug users in a multi-site cohort. Drug Alcohol Depend. 2004;75(3):261-9. 16. Garlow SJ, Purselle D, DOrio B. Cocaine use disorders and suicidal ideation. Drug Alcohol Depend. 2003;170(1):101-4. 17. Botega NJ, Barros MB, Oliveira HB, Dalgalarrondo P, Marin-Le.n L. Suicide behavior in the community: prevalence and factors associated to suicidal ideation. Rev Bras Psiquiatr. 2005;27(1):45-53. 18. Stefanello S, Cais CF, Mauro ML, Freitas GV, Botega NJ. Gender differences in suicide attempts: preliminary results of the multisite intervention study on suicidal behavior (SUPREMISS) from Campinas, Brazil. Rev Bras Psiquiatr. 2008;30(2):139-43. 19. Werneck, GL, Hasselmann MH, Phebo LB, et al. Tentativas de suic.dio em um hospital geral no Rio de Janeiro, Brasil. Cad Sa.de P.blica. 2006;22(10):2201-6. 20. Schmitt R, Horn GH. Aspectos da interconsulta psiqui.trica em hospital de trauma. Rev Psiquiatr Rio Gd Sul. 2005;27(1):71-81. 21. Silveira DX, Jorge MR. Reports of attempted suicide among Brazilian addicts. Psychol Rep. 2004;95(1):71-4. 22. Malbergier A, De Andrade AG. Depressive disorders and suicide attempts in injecting drug users with and without HIV infection. AIDS Care. 2001;13(1):141-50. 23. Teixeira AMF, Luis MAV. Dist.rbios psiqui.tricos, tentativas de suic.dio, les.es e envenenamento em adolescentes atendidos em uma unidade de emerg.ncia, Ribeir.o Preto, S.o Paulo, 1988-1993. Cad Sa.de P.blica. 1997;13(3):517-25. 24. Marcondes Filho W, Mezzaroba L, Turini CA, Koike A, Motomatsu A, Shibayama EM, et al. Tentativas de suic.dio por subst.ncias qu.micas na adolesc.ncia e juventude. Adolesc Latinoam. 2002;3(2). 25. Freitas GV, Cais CF, Stefanello S, Botega NJ. Psychosocial conditions and suicidal behavior in pregnant teenagers: A case-control study in Brazil. Eur Child Adolesc Psychiatry. 2008. [Epub ahead of print] 26. I Levantamento Nacional sobre os Padr.es do Consumo de .lcool na Popula..o Brasileira. Levantamento Nacional de Uso de .lcool e Outras Drogas entre Popula..es Ind.genas. Secretaria Nacional Antidrogas (SENAD), Bras.lia-DF; 2007. 27. Sher L. Alcohol and suicide: neurobiological and clinical aspects. Scientific World Journal. 2006;21(6):700-6. 28. Borges G, Saltijeral MT, Bimbela A, Mondrag.n L. Suicide attempts in a sample of patients from a general hospital. Arch Med Res. 2000;31(4):366-72. 29. Cherpitel CJ. Alcohol and injuries: a review of international emergency room studies since 1995. Drug Alcohol Rev. 2007;26(2):201-14.

12

30. Prefeitura do Munic.pio de Embu das Artes [acesso em 2008 May 24]. Dispon.vel em: http://www.embu.sp.gov.br/. 31. Classifica..o de Transtornos Mentais e de Comportamento da CID-10. Descri..es cl.nicas e diretrizes diagn.sticas. Porto Alegre: Artes M.dicas; 1993. 32. Bussab WO, Morettin PB. Estat.stica b.sica. 4. ed. S.o Paulo: Atual; 1993. 33. Machemer LH, Pickel M. Carbamates insecticides. Toxicology. 1994;91:29-36. 34. Botega NJ. Suic.dio: saindo da sombra em dire..o a um Plano Nacional de Preven..o. Rev Bras Psiquiatr. 2007;29(1):7-8. 35. Reis AD, Figlie NB, Laranjeira R. Preval.ncia do uso de subst.ncias em pacientes com traumas em um pronto-socorro brasileiro. Rev Bras Psiquiatr. 2006;28(3):191-5. 36. Bast RP, Helmer SD, Henson SR, Rogers MA, Shafiro WM, Smith RS. Limited utility of routine drug screening in trauma patients. South Med J. 2000;93(4):397-400. 37. Avanci RC. O adolescente que tenta suic.dio. Estudo Epidemiol.gico em uma Unidade de Emerg.ncia [disserta..o de mestrado]. Ribeir.o Preto, SP: Universidade de S.o Paulo; 2004. 38. Serfaty E. Suic.dio na adolesc.ncia. Adolesc Latinoam. 1998;1(2):105-10. 39. Gazalle FK, Hallal PC, Tramontina J, Rosa AR, Adreazza AC, Zanatto V, et al. Polypharmacy and suicide attempts in bipolar disorder. Rev Bras Psiquiatr. 2007;29(1):35-8. 40. Bortoletto ME, Bochner R. Impacto dos medicamentos nas intoxica..es humanas no Brasil. Cad Sa.de P.blica. 1999;15(4):859-69. 41. Lima RK, Spinelli E. An.lise por cromatografia em camada delgada do inseticida carbamato Aldicarb em material post mortem. 1996;172:528-30. 42. Minayo MCS, Cavalcante FG, Souza ERS. Methodological proposal for studying suicide as a complex phenomenon. Cad Sa.de P.blica. 2006;22(8):1587-96.

13

Você também pode gostar