Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
RESIN KOMPOSIT
DEFINISI
KLASIFIK ASI
KOMPONE N
SIFAT
MANIPUL ASI
KIMIA
BAHAN PENGISI AKTIVA SI FISIK
MEKANI S
Step 1
Sifat fisik: Sifat fisik adalah sifat suatu zat yang dapat diamati tanpa mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat fisik antara lain wujud zat,warna,bau,titik leleh,titik didih ,massa jenis,kekerasan,kelatutan,kekeruhan,kemagnetan dab kekentalan. Bulkfill: Resin komposit yang langsung atau sekaligus ETSA: Bahan pembersih dan mengkasarkan permukaan yang keras dengan memberikan asam. Aplikasi primer: Aplikasi resin komposit yang benar Resin Tag: Perlekatan antara Resin dan Tubuli dentin
Definisi
Resin komposit adalah tambalan sewarna gigi yang merupakan material kompleks dan mengandung komponen resin organik yang membentuk matriks, inorganic filler, coupling (interfacial) agent untuk menyatukan resin dengan filler, initiator untuk mengaktifkan mekanisme setting komposit, stabilisers dan pigmen.
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan ukuran partikel
o o o o o o o o o Resin Komposit konvensional Resin Komposit Mikrofiler Resin Komposit Hibrid Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil Klasifikasi berdasarkan manipulasi Flowable komposit Condensable komposit Klasifikasi berdasarkan aktivasi Resin aktivasi kimia Resin aktivasi cahaya Dual Cured Resin (Resin aktivasi kimia dan cahaya)
Komponen Matrix
Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan diakrilat aromatik atau alipatik. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis- GMA), Urethane Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit.
Filler
Fungsi filler Reinforcement (penguatan) Mengurangi kontraksi polimerisasi Mengurangi peningkatan dan kontraksi suhu Mengontrol viskositas Mengurangi serapan air
Coupling Agent
Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Fungsi bagi coupling agent adalah: Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin
Inhibitor
Penambahan inhibitor kepada resin sistem untuk mengurangi dan menanggulangi polimerisasi spontan dari monomer.
Pigmen warna
Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna yang biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan lain-lain. Ferric oxide akan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium black memberikan warna kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna merah.
Setting Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.
Sifat mekanik
a. Adhesi Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarikmenarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit. b. Kekuatan dan keausan Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.
Sifat Kimia
Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekulmolekul yang disebut monomer.
Manipulasi
Etsa asam Sebelum memasukkan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan ditambal diolesi etsa asam Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara permukaan email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan baik. Jika email sudah terlihat kering, harus terlihat permukaan berwarna seperti salju menunjukkan bahwa etsa berhasil.
Primer Primer bekerja sebagai bahan adhesif pada dentin bondign agen yaitu menyatukan antara komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik denan dentin yang bersifat hidrofilik Primer berfungsi sebagai perantara dan terdiri dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer bifungsional adalah bahan pengikat uang memungkinkan penggabungan antara dua material yang berbeda Bonding
Indikasi - Warna dan tekstur material bisa disamakan dengan gigi pasien dengan menambah material pengisi. - Bisa digunakan untuk merubah warna, ukuran dan bentuk gigi. - Tidak mengandung merkuri. Kontra Indikasi - Bisa terjadi shrinkage apabila material di set, sehingga menyebabkan pembentukan ruang kecil antara gigi dan bahan tambalan. -Tidak bisa digunakan untuk tambalan yang besar. - Lebih cepat aus dibanding amalgam. - Tehnik etsa asam bisa melemahkan material polimer komposit.
2. Mengapa dengan sinar yang tidak adekuat, menghasilkan banyak monomer yang tidak terpolimerisasi? Apakah ada pengaruhnya terhadap sifat fisik? Faktor yang mempengaruhi adekuatnya sinar : Alat, jarak penyinaran, posisi penyinaran. Jika tidak mempertimbangkan faktor, polimerisasinya tidak sempurna sehingga banyak monomer yang tidak terpolimerisasi. Pengaruhnya terhadap kekuatan tambalan. Juga dikarenakan setiap sinar panjang gelombangnya berbeda.
3. Bagaimana penambalan teknik inkremental yang dapat mempengaruhi hasil depth of cure?
Teknik penambalan dengan proses secara bertahap setiap ketebalan 2mm, karena dengan teknik inkremental polimerisasinya akan lebih baik.
4. Apakah terdapat hubungan antara jarak penyinaran terhadap kekuatan resin komposit? Dengan jarak penyinaran sedekat mungkin, kekuatan resin kompositnya semakin baik. Jika tidak mempertimbangkan jarak penyinaran, polimerisasinya tidak sempurna dan berpengaruh terhadap kekuatan tambalan.
5. Mengapa dengan teknik manipulasi yang berbeda dapat mempengaruhi perlekatan pada tambalan?
Pada sampel 1 resistensi buruk karena tidak mempertimbangkan retensi bahan tambal dengan gigi. Pada sampel 2 paling baik, karena sesuai. Pada sampel 3 kurang baik, karena pada saat setelah bonding dibilas dan air tidak dikeringkan sehingga bahan tambal tidak retensi karena adanya air (faktor kontaminan) Hal ini mempengaruhi perlekatan pada tambalan.
6. Mengapa mahasiswa tersebut menggunakan nanofiler resin komposit untuk menguji mekanisme adhesif?
Karena nanofiller partikelnya lebih halus dan mempunyai nanoclaster. Partikel bebasnya berkumpul dan berikatan sehingga hasilnya padat dan kuat. Nanofiller resin memiliki ukuran filler <20nm sehingga kemungkinan adanya celah antara filler kecil, yang mengakibatkan perlekatan antar filler kuat sehingga nanofiller digunakan dalam pengujian mekanisme adhesi.
7. Faktor apa saja yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara tambalan komposit dan gigi?
Luas daerah permukaan Proses etsa Proses bonding Proses penyinaran