Você está na página 1de 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DBD by. Hanifah, S.

Kep, Ners

DEFINISI
Dengue haemorrhagic

fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, ditularkan mll gigitan nyamuk aedes aegypti (Nursalam, 2005). Demam berdarah dengue adalah suatu infeksi arbovirus (arthropodborne virus) akut, ditularkan oleh nyamuk spesies aedes (FKUI, 2005).

ETIOLOGI
Virus dengue, tmsuk dalam

group arbovirus. Di Indonesia, virus tersebut telah diisolasi mjd 4 serotipe, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi salah satu serotipe menimbulkan antibodi seumur hidup, but tidak untuk serotipe lain. Ditularkan mll vektor nyamuk aedes aegypti, aedes albopictus, aedes polynesiensis.

PATOGENESIS
The secondary heterologous infection hypothesis

atau the sequential infection hypotesis dari hasteel, menyatakan : bhw DHF dapat tjd bila ssorg mdapatkan infeksi bulang oleh serotipe virus dengue yang bbeda dalam jangka wkt tertnt, antara 6 bln 5 thn. Hipotesis lain yang menetang : hipotesis virulensi virus; perbedaan virulensi serotipe/strain serotipe virus dengeu adalah penyebab DHF Patogenesis tjdnya renjatan DHF diyakini sebagai akibat proses imunologis.

Hipotesis infeksi heterolog sekunder


Komplek virus-antibodi dalam sirkulasi

maktifkan sist.komplemen C3 dan C5 pelepasan C3a dan C5a histamin meningkatkan permeabilitas ddg pem.drh kehilangan plasma mll endotel volume plasma menurun hipotensi. DIC (disseminated intravascular coaulation) lama tbntuk, trombositopeni & menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) diastesis hemoragik

DHF dengan Renjatan


Kasus berat, renjatan tjd secara akut dan nilai Ht

meningkat bersama dg penurunan plasma. Perdrhn kulit faktor kapiler & trombositopeni Perdrhn masif kel.yg lebih kompleks : trombositopeni, ggn faktor pembekuan, & kmgkn faktor DIC. Vol.plasma menurun smp 30% renjatan hipovolemik anoksia jar, asidosis metabolik & kematian.

MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas antara 3 15

hr, umumnya 5 - 8 hr. Demam tinggi mendadak smp 40C atau lebih. Gejala prodormal : nyeri kepala, nyeri bbgi bgn tubuh , anoreksia, menggigil dan malaise. Sindrom trias DHF: demam tinggi, nyeri pd agt bdn (kepala,bola mata, punggung dan sendi) timbul ruam.

Continue.
Ruam timbul 5-12 jam hari ke

3-5 & blgs slm 3-4 hr, ruam bsifat makulopapular, mulai tlihat di daerah dada, abdomen dan menyebar ke ekstremitas. Perdrhn kulit walau dri uji tourniquet (+), prdrhn dapat spontan : petekie pd ektremitas, tubuh & muka sampai epistaksis dan perdrhn gusi. Pada masa konvalesen : eritema telapak tangan dan kaki & hepatomegali.

Diagnosis DHF (WHO, 1997) :


1. Demam tinggi mendadak & terus menerus slm 2-7

hari. 2. Manifestasi perdrhn tmasuk paling tidak uji tourniquet (+) dan bentuk lain perdrhn/perdrhn spontan (petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdrhn gusi) & hematemesis melena. 3. Pembesaran hati 4. Syock, ditandai : nadi lemah dan cepat disertai penurunan tek.nadi (20mmHg atau<), penrunan TD (sistolik turun smp 80 mmHg atau <), kulit teraba dingin dan lembab, t.u ujung hidung, jari dan kaki. Penderita gelisah, timbul sianosis disktr mulut.

Derajat DHF (WHO, 1975) :


Derajat I : demam disertai gjl tidak khas dan satusatunya manifestasi perdrhn adalah uji tuorniquet (+). Derajat II : derajat I disertai perdrhn spontan di kulit dan atau perdrhn lain. Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, tek.nadi menurun (<20mmHg) atau hiptensi disertai kulit dingin, lembab dan penderita mjd gelisah. Derajat IV : renjatan berat dg nadi tidak teraba, TD tidak terukur.

PENATALAKSANAAN
DHF tanpa renjatan Pemberian minum 1 - 2 lt dalam 24 jam, berupa air teh dg gula, sirup atau susu atau oral solution (oralit) diberikan peroral, 1 sendok mkn stp 3-5 mnt. Suhu > 40C, berikan antipiretik bila perlu surface cooling dg kompres es atau alkohol 70%. Bila kejang, berikan antikonvulsan anak > 1 th dosis luminal 75 mg dan < 1 th : 50 mg secara IM. Bila 15 menit kejang blm berhenti pberian luminal diulang dg dosis 3 mg/kgBB.

Continue .
Pemberian IVFD diberikan bila :

1. Penderita muntah terus menerus, shg tidak mgkn

diberika mkn peroral, krn muntah dapat makibatkan dehidrasi & asidosis. 2. Didptkan nilai Ht yang cenderung terus meningkat.

PENATALAKSANAAN
DSS (dengue syock sindrom) Penggantian volume, cairan RL dalam kead.berat cairan diberikan secara diguyur. Kead.tdk berat cairan diberika dg kec.20 ml/kgBB/jam. Pemberian cairan ttp diperthnkan walaupun TTV menunjukkan perbaikan. Kec.pemberian cairan selanjutnya disesuaikan dg gjl klinis dan nilai Ht. Evaluasi klinis : nadi, TD, suhu, pernapasan dan output urin. Indikasi tranfusi bila tjd perdrhn gastrointestinal hebat disertai penurunan Hb dan Ht.

PEMERIKSAAN LABORATURIUM
Trombositopenia ( 100.000/ml)

Hb dan Ht meningkat ( 20%)


Leukopenia (normal atau leukositosis) Ig D dengue (+)

Kimia darah : hipoproteinemia, hipokloremia dan

hiponatremia. Ureum dan pH darah bisa normal atau meningkat Asidosis metabolik : pCO2 < 35-40 mmHg dan HCO3 rendah SGOT/SGPT mungkin meningkat.

ASUHAN KEPERAWATAN PD ANAK DENGAN DBD

Pengkajian 1. Keluhan utama Panas tinggi dan anak terlihat lemah. 2. Riwayat penyakit sekarang Keluhan panas mendadak disertai menggigil dg kesadaran kompos mentis. Panas turun hari ke -3 dan ke-7, anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, muntah anoreksia, diare/kontipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi pdrhn pada kulit, gusi, melena atau hematemesis.

Continue ..
3. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Pada DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain. 4. Riwayat imunisasi bila anak mempunyai kekebalan yang baik, kemungkinan tjdnya komplikasi dapat dihindarkan.

Continue ..
5. Riwayat gizi

Status gizi dapat bervariasi. Anak sering mengalami keluhan mual, muntah dan nafsu makan menurun, yang dapat berakibat terjadinya penurunan BB, sehingga status gizinya berkurang. 6. Kondisi Lingkungan Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih.

Continue ..
7. Pola kebiasaan Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan,

nafsu makan berkurang, dan nafsu makan menurun. Eliminasi alvi ( buang air besar). Kadang-kadang anak mengalami diare/konstipasi. DHF pada grade III-IV sering terjadi melena. Eliminasi urine ( buang air kecil ) perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit/banyak, sakit/tidak. DHF grade IV sering terjadi hematuria. Tidur dan Istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.

Continue ..
Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga

kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.

Continue ..
8. Pemeriksaan fisik Grade I : Kesadarn CM, Keadaan umum lemah,

tanda-tanda vital dan nadi lemah. Grade II : Kesadaran CM, Kedaan umum lemah, adanya perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur. Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil, dan tidak teratur, serta tensi menurun. Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak keraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.

Continue ..
9. Sistem integumen Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan

mencul keringat dingin, dan lembab. Kuku sianosis/tidak Kepala dan leher Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam ( flusy ), maka mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan ( epistaksis ) pada grade II, III, IV. Mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga.

Continue ..
Dada

Bentuk simentris dan kadang-kadang terasa sesak.pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura ), rales (+), Ronchi (+) yang biasanya terdapat pada grade III dan IV. Abdomen. Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati ( hepatomegali), dan asites. Ekstremitas. Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.

MASALAH KEPERAWATAN
Peningkatan suhu tubuh/hipertermia

Nyeri
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Potensial terjadi perdarahan intra abdominal

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet

dan perawatan klien dg DHF Intoleransi aktivitas

WASSALAMUALAIKUM, WR.WB.

SAMPAI JUMPA LAGI ..!!

Você também pode gostar