Você está na página 1de 4

5:30 PM

Polarisasi Cahaya Polarisasi (Pengkutuban) Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarisasi Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya pada BIDANG yang TEGAK LURUS atau normal dengan sumbu propagasi. Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah perambatannya Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti pada gambar berikut :

Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sbb:

atau

Cahaya terpolarisasi didapatkan dengan cara sbb : 1. Polarisasi Karena Pemantulan Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari medium udara, ke medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:

2. Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca,akan dipantulakna dan dibiaskan. Sinar perpolarisasi bila sudut pantuk dan sudut bias membentuk sudut 90, seperti pada gambar brikut :

Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster, Sbb : ip + r = 9o, r = 90 -ip n2/n1 = sin ip/sin r = sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip n2/n1 = tg ip

3. Polarisasi karena penyerapan selektif. Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu

Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi, sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum, seperti pada gambar berikut

4. Polarisasi karena Bias Kembar Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit. Cahaya yang lurus disebut cahaya biasa, yang memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini tidak terpolarisasi. Sedangkan cahaya yang dibelokkan disebut cahaya istimewa karena tidak memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini adalah cahaya yang terpolarisasi. 5. Polarisasi karena Hamburan Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa terhamburnya cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang menyelubungi Bumi. Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat terpolarisasi. Itulah sebabnya pada hari yang cerah langit kelihatan berwarna biru. Hal itu disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan paling efektif dibandingkan dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya.

Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel disebut hamburan.Hamburan dapat menyebabkan cahaya matahari tak terpolarisasi menjadi cahaya

terpolarisasi sebagian atau terpolarisasi sempurna.Matahari tak terpolarisasi menyebabkan elektron-elektron dalam molekul penghambur bergetar pada satu bidang yang tegak lurus terhadap arah rambat cahaya.Elektron-elektron dalam molekul ini pada gilirannya meradiasikan kembali,gelombang-gelombang elektromagnetik dalam berbagai arah.Cahaya yang diradiasikan langsung tegak lurus bidang getaran elektron-elektron dalam molekul tak terpolarisasi(seperti cahaya yang menabrak molekul).Tetapi cahaya yang di radiasikan tegak lurus terhadap cahaya datang terpolarisasi sempurna,sedangkan cahaya yang di radiasikan dalam arah antara tegak lurus bidang getaran dan tegak lurus terhadap cahaya datang adalah terpolarisasi sebagian.Warna biru pada langit terjadi karena penghamburan pada panjang gelombang pendek lebih banyak dari panjang gelombang gelombang-panjang gelombang panjang

6. Pemutaran Bidang Polarisasi Seberkas cahaya tak terpolarisasi melewati sebuah polarisator sehingga cahaya yang diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi melewati zat optik aktif, misalnya larutan gula pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar.

Sumber : Fisika Tienka,Vesaintwosembilan dan Masteropik

Você também pode gostar