Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Misalnya nama file drawing yang akan dibuat adalah : Jalur 5.dwg, dan akan didefinisikan pula nama projectnya jalur 5, dengan default direktori projectnya pada C:\Land Projects\Jalur 5\Jalur 5.dwg Memilih satuan Next Memilih unit satuan panjang dan sudut serta ketelitian angka desimal untuk jarak, sudut dan koordinat , jika telah diisi sesuai dengan spesifikasi gambar maka klik Next Memilih skala gambar yang diinginkan untuk skala horizontal maupun vertikal Memilih sistim proyeksi dan zone UTM daerah survey yang dipetakan, kalau menggunakan koordinat lokal pilih no datum, no projection , selanjutnya next, tapi jika memakai sistim koordinat proyeksi UTM , misalkan daerah survey di Jawa Barat maka dipilih pada categories > Indonesia dan Available coordinates systems > Indonesia, N Equator,102 to 108d East Memilih orientasi titik awal, jika tidak menggunakan next Memilih style text yang dipakai , biasanya dipilih Name style : milli , dan Style in this set 2 mm, kemudian next Memilih border , jika tidak next Menyimpan setting tersebut , jika diperlukan untuk dipakai dikemudian bisa di save. Inisiasi project selesasi. Indonesian Datum , Selanjutnya inisiasi project dilakukan dengan mengisi Load setting , yaitu
2. Setting Titik Karena pada dasaranya gambar yang dihasilkan adalah rangkaian dari beberapa titik hasil pengukuran yang jumlahnya ratusan sampai dengan ribuan titik , maka terlebih dahulu dilakukan Pengesetan titik, setelah mengklik point setting pada layar akan ditampilkan :
Selanjutnya yang dilakukan adalah : Pada menu coords dipilih sistim untul membuat toggle command. merupakan urutan yang biasa diguna kan , misalnya kita pilih X,Y Pada menu marker pilih simbol yang cocok untuk menampilkan titik Pada menu text pilih warna yang cocok untuk ditampilkan pada titik , dan dapat memilih tampilan grup titik yang akan ditampilkan . Model titik biasanya ditampilakan sebagai berikut
No titik
Elevasi titik
Posisi titik
Deskripsi
Pada menu text pengguna bisa memilih apakah hanya elevasi saja yang ditampilkan atau semuanya , dan juga memilih penyekalaan besarnya text pada titik , untuk pengukuran situasi dengan kerapatan 10 m dan skala 1:1000 biasanya dipilih besarnya 0.8 units. Pengestan titik selesai Ok.
3. Beberapa Metode Entri data lapangan . Untuk memudahkan surveyor dalam memasukan data lapangan yang dikemudian hari akan diolah menjadi peta , terdapat 3 metoda 1. Mendownload data dari Total Station dengan memakai data collection link (modul Survey2i) 2. Mengentri data hasil ukuran (mis Poligon atau Tachimetri) langsung dengan memakai menu Traverse atau sideshots entry (modul Survey2i) 3. Dihitung terlebih dahulu melalui Ms Excell, dan selanjutnya diimpor melalui fasilitas impor (semua modul). Untuk mebuka modul survey2i,terlebih dahulu pada menu Project Menu Palettes pilih survey2i load. 3.1 Setting untuk entri Data Poligon dan Situasi Tujuan dari metoda ini adalah membuat data hasil pengukuran menggunakan alat manual (mis Theodolit T2,T0) dapat ditampilkan secara digital. 1. Pada menu Data Collection/input Traverse Setting pada Dialog box bisa dipilihsesuai dengan data lapangan yang didapat, mis: untuk memasukan data manual poligon, yaitu pada menu Traverse setting : Jika dilakukan pengukuran sudut vertikal , pilih Vertcal Angle Jika sudah mendapatkan hasil sudut horizontal ratarata pada Horizontal Angle Measurment pilih Angles right Pada command toggle pilih Elevations artinya akan muncul hasil elevasi , Face1 BS Distance artinya jarak ratarata yang dimasukan kedalam komputer. 2. Pada menu Data Collection/input Sideshots setting pada Dialog Box bisa dipilih sesuai dengan data lapangan yang didapat, mis: untuk memasukan data manual situasi metoda Tachimetri , yaitu pada menu sideshots setting : Jika dilakukan pengukuran sudut vertikal , pilih Vertcal Angle Pada command toggle pilih Elevations artinya akan muncul hasil elevasi , Face BS Distance artinya jarak ratarata yang dimasukan kedalam komputer 3.2 Mengentri data dengan menggunakan metode Traverse/Sideshots entry. Pada sub bab ini akan disimulasikan bebrapa titik sebagai ilustrasi dalam memasukan data : 1. Memasukan data hasil ukuran poligon. Syarat untuk mengentri data poligon adalah harus ada satu titik tetap dan satu azimuth atau dua titik tetap yang telah diketahui koordinatnya. Data Collection Input Traverse/sideshots Traverse entry Kemudian pada Command Toggle akan ada perintah Enter point number of setup : <tempat berdiri alat yang telah diketahui koordinatnya> misal nya titik tersebut titik no 1 enter Enter theodolite height: <tinggi alat dari permukaan tanah> diisi sesuai dengan tinggi koordinatnya . Enter foresight angle right: <sudut dalam > diisi sesuai dengan hasil rata rata ukuran sudut tersebut. alat Enter backsight point number: <titik ikatan referensi > diisi titik nomor yang telah diketahui awal point
Enter foresight slope distance: <jarak miring> diisi sesuai dengan hasil ratarata ukuran jarak tersebut. Enter Foresight vertical angle:<Sudut vertikal> diisi sesuai dengan hasil ratarata ukuran sudut vertikal. Enter prism height:<tinggi target> diisi sesuai tinggi target Enter description: <deskripsi> disi deskripsi titik tersebut , mis P3/dekat selokan Selanjutnya akan ditamplikan titik baru , sesuai dengan hasil ukurannya . Advance to next setup (Yes/No)? <Yes>: pilih Yes, <titik berdiri alat yang baru> sesuai kan dengan nomor yang ada pada layar komputer atau otomatis akan membuat nomor ber urutan atau diisi sesuai dengan jenis titiknya. 2. Memasukan data hasil ukuran detail/situasi Sesuai dengan rumus dasar pengukuran, bahwa untuk menentukan titik yang akan ditentukan koordinatnya harus dihitung dari titik yang telah diketahui koordinatnya, demikian juga dalam pemasukan data detail/situasi. Data Collection Input Traverse/sideshots Sideshots entry Kemudian pada Command Toggle akan ada perintah Enter point number of setup : <tempat berdiri alat yang telah diketahui koordinatnya> misal nya titik tersebut titik no 1 enter Enter theodolite height: <tinggi alat dari permukaan tanah> diisi sesuai dengan tinggi alat Enter backsight point number: <titik ikatan referensi > diisi titik nomor yang telah diketahui koordinatnya , atau jika memakai sisitim pengukuran memakai theodolit yang memakai bousoulle maka nomor titik diisi dengan nomor yang tidak ada/tidak mungkin ada dalam project ; misal :diisi 10000, karena didefinisikan backsight pada titik yang belum ada koordinatnya maka pada toggle command akan ada pertanyaan; Enter NE/<azimuth to backsight> (or NE): <azimuth ke backsight> disi 0 Enter point number to start numbering from: <penomoran mulai dari nomor..>