Você está na página 1de 14

1

MODUL 14 RESPON FREKUENSI


4.1 Pendahuluan Respon frekuensi atau tanggapan frekuensi adalah suatu fenomena rangkaian terhadap nilai-nilai frekuensi yang diberikan pada rangkaian itu. Pada bab ini akan dikhususkan pada fenomena yang berkaitan dengan masukan yang berupa gelombang sinus. Fenomena yang menonjol pada rangkaian listrik dengan masukan sinus dan akan dibahas adalah fenomena frekuensi sudut (corner frequency) atau frekuensi patah pada filter, resonansi, lebar pita, faktor kualitas, amplitudo dan fase, diagram Bode serta hal-hal lain seperti faktor dan koefisien peredaman, dan lain-lainnya. Suatu rangkaian listrik yang didalamnya mengandung resistansi, kapasistansi dan induktansi akan senantiasa dapat dibuat persamaan kompleksnya, yaitu suatu persamaan fungsi alih yang didasarkan pada frekuensi radian atau frekuensi kompleks sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya. ari persamaan yang diperoleh dari rangkaian tersebut, akan dapat dianalisa berbagai hal yang terjadi dalam rangkaian se!ara alami (tanpa sumber), maupun hal-hal yang terjadi pada saat rangkaian mendapatkan sumber atau masukan. Persamaan dalam ka"asan frekuensi radian maupun kompleks yang dibentuk dapat selain merupakan persamaan dalam formulasi fungsi alih dapat pula dalam formulasi impedansi (#(s)) $ admitansi (%(s)). Formulasi-formulasi tersebut sudah dibahas juga pada bab sebelumnya. &al yang perlu ditekankan pada pembahasan respon frekuensi ini adalah mengenai bagaimana membentuk persamaan yang mudah dianalisis guna menentukan atau memperhitungkan parameter-parameter dari respon frekuensi yang diminta. Pada umumnya bila suatu rangkaian R'( se!ara sepintas nampak sebagai rangkaian parallel, maka persamaan yang dibentuk akan didasarkan pada admitansi, sebaliknya bila rangkaiannya berupa rangkaian seri, maka persamaan yang dibentuk didasarkan pada besaran impedansi. Persamaan dasar tersebut kemudian perlu diubah menjadi persamaan kuadrat atau dalam bentuk faktorisasi dari persamaan tersebut. )pabila persamaan fungsi alih sudah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

terbentuk, maka analisis perhitungan dari parameter respon rangkaian terhadap frekuensi maupun "aktu akan dengan mudah dilakukan. 4.% Re&'(n Ran)*a!an +ntuk dapat menganalisa respon rangkaian R'(, maka berikut ini akan diberikan !ontoh soal disertai dengan penjelasan yang !ukup luas tentang bagaimana penyelesaian tersebut dilaksanakan. Perhatikan rangkaian berikut, dan tentukan besarnya ' pada rangkaian tersebut agar rangkaian memenuhi persamaan berikut ,

-ambar *..* Rangkaian R' +ntuk menja"abnya, maka pertama kali ubah rangkaian dalam ka"asan "aktu tersebut ke dalam ka"asan frekuensi, seperti gambar berikut.

-ambar *../ Rangkaian dalam ka"asan frekuensi ari rangkaian tersebut, dapat ditentukan bah"a tegangan keluaran rangkaian adalah ,

dan dengan memperhatikan syarat yang diminta, maka dapat persamaan tersebut harus sama dengan syarat yang ditentukan. 0leh karenanya maka akan diperoleh ,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

4.+ Re&'(n A#'l!"ud( dala# dB dB (de!ibell) merupakan perbandingan antara masukan dan keluaran dari suatu sistem. Pada sistem listri atau elektronika dB di"ujudkan dalam rumusan tegangan, daya atau arus. Sedang dalam sistem lain tergantung dari besaran yang diukur. engan tegangan rumusannya adalah sebagai berikut ,

Sedangkan dalam perbandingan daya dB dirumuskan sebagai berikut , dB 1*2 log (P/$P*) Selain dengan dB, terdapat bebebrapa ukuran dB lain yang terkait dengan satuan atau besaran yang digunakan, misalnya , dBm, dB(m3) 4 perbandingan terhadap * milli"att. dB5 or dBu , dB(56$m) 4 perbandingan terhadap * mi!ro7olt per meter. dBf , dB(f3) 4 perbandingan terhadap * femto"att. dB3, dB(3) 4 perbandingan terhadap * "att. dBk, dB(k3) 4 perbandingan terhadap * kilo"att, dan lain-lain.

4.4 F!l"e L(l(& Rendah Rangkaian R( yang lain yang juga banyak digunakan adalah rangkaian filter, baik filter lolos rendah maupun filter lolos tinggi. dapat dibuat persamaan sebgai berikut , engan menga!u pada rangkaian di ba"ah, maka dengan menggunakan hukum 8ir!hhoff tegangan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

Persamaan di atas bila didiferensialkan akan menjadi ,

dengan penyelesaian adalah , dengan ,

:ni berarti bah"a tegangan antara kapasitor adaalah sebesar ,

engan demikian maka dapat ditentukan suatu perolehan (gain) yang merupakan perbandingan output dengan input sebesar ,

-ambar *..9 Rangkaian Filter lolos ba"ah dan responmnya

ari grafik, nampak bah"a untuk frekuensi rendah maka perolehannya adalah * sedangkan frekuensi tinggi perolehannnya kurang dari *, bahkan 2 untuk frekuensi diatas frekuensi potong. Frekuensi potong tersebut (berlaku juga untuk filter lolos tinggi) adalah sebesar ,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

4., F!l"e L(l(& T!n))! +ntuk rangkaian filter lolos tinggi dengan rangkaian seperti gambar di ba"ah ini, maka dapat ditentukan bah"a ,

-ambar *... Rangkaian filter lolos tinggi dan responnya 4.- Re&(nan&! Frekuensi resonansi pada rangkaian R'( pada keadaan tidak teredam dalam satuan radian per detik dirumuskan sebagai berikut ,

aalam satuan hert;, rumusan tersebut akan menjadi ,

Pada semua resonansi rangkaian listrik, maka resonansi akan terjadi bila impedansi (reaktansi) 1 2, atau dalam bentuk fasor, tegangan dan arus sefase. ZLC 1 ZL < ZC 1 2 =ika dituliskan dalam bentuk kompleks, maka impedansi (reaktansi) tersebut adalah ,

ZL 1 Ls

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

>

Sehingga didapatkan bah"a ,

Pada rangkaian R'( terdapat peredaman (damping) dan faktor peredaman tersebut besarnya adalah ,

+ntuk maksud aplikasi resonansi umumnya diinginkan bah"a faktor peredaman tersebut seke!il mungkin, atau dengan kata lain memiliki faktor kualitas (?) yang sebesar mungkin. Salah satu !ara yang digunakan adalah dengan memperke!il nila R dalam ramgkaian, sehingga umumnya rangkaian resonansi hanya terdiri dari ramngkaian '( saja. +kuran lain dari suatu resonansi adalah lebar pita atau band"idth, yang dirumuskan sebagai berikut ,

)tau dalan satuan hert;

'ebar pita juga diukur dengan !ara lain, yaitu dengan apa yang disebut dengan frekuensi daya setengah (half-power fre@uen!ies) baik atas maupun ba"ah, yaitu suatu pengkuran dimana hasil dari keluaran memiliki tegangan atau arus sebesar *$(/)*$/ (ssatu per akar dua) atau pada daya A kali daya masukan. Selisih antara frekuensi daya setengah atas dengan frekuensi daya setengah ba"ah tersebut akan merupakan lebar pita. Faktor kualitas (? fa!tor), dihitung sebagai perbandingan antara frekuensi resonansi dengan lebar pita. rumusan sebagai berikut engan demikian maka faktor kualitas memiliki

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

)atau dalam satuan hert; ,

Selain itu, masih ada ukuran lain dalam resonansi, yaitu yang disebut dengan frekuensi redaman resonansi (damped resonan!e fre@uen!y), yang merupakan hasil perbandingan antara frekuensi resonansi alami dengan faktor peredaman. Pada keadaan teredam (underdamped), yaitu kondisi dimana tidak terjadi osilasi terjadi, maka

sehingga frekuensi redaman resonansi adalah ,

Sedangkan pada keadaan terjadi osilasi (o7erdamped), maka . sehingga

*..B.* Resonansi Paralel alam rangkaian listrik, resonansi diartikan sebagai suatu keadaan rangkaian yang didalamnya terdapat resistansi, induktansi dan kapasitansi, yang tegangan dan arus sefase. 8eadaan sefase pada resonansi tersebut mengakibatkan impedansi atau admitansi rangkaian berupa resistansi atau konduktansi saja, mengingat bagian imajinir dari impedansi atau admitansi akan saling meniadakan. Resonansi paralel merupakan resonansi yang terjadi pada rangkaian yang komponen induktifnya paralel dengan komponen kapasitifnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

+ntuk memformulasikan keadaan resosnansi paralel dapat digunakan admitansi rangkaian (%). Sebagai !ontoh untuk rangkaian yang terdiri dari resistor (R) yang diparalel dengan paralel antara indu!tor (') dan kapasitor sebagaimana terlihat pada gambar *..* diba"ah, akan mempunyai admitansi sebagai berikut , Y= 1 1 + j ( wC ) R wL

-ambar *..> Rangkaian R'( paralel engan demikian pada keadaan resonansi, dimana bagian imajiner admitansi saling meniadakan, akan diperoleh ,
wC w= f = 1 =0 wL 1 LC 1 2 LC

atau

dimana f adalah frekuensi resonansi rangkaian tersebut. Pada saat terjadi resonansi paralel akan didapatkan bah"a arus pada rangkaian akan minimum dan tegangannya akan maksimum. 14.-.% Re&(nan&! Se ! Resonansi seri terjadi apabila komponen induktif terpasang se!ara seri dengan komponen kapasitif. +ntuk resonansi seri, untuk men!ari formulasi persamaan-persamaannya umumnya digunakan impedansi (#). Sebagai !ontoh untuk rangkaian seri antara resistor (R), indu!tor (') dan kapasitor (() pada gambar /./ diba"ah, akan diperoleh , Z = R + j ( wL 1 ) wC

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

Pada keadaan resonansi, dimana bagian imajinernya sama dengan nol, maka dapat diperoleh bah"a ,
1 =0 wC 1 w= atau LC 1 f = 2 LC wL

dimana f adalah frekuensi resonansi seri.

-ambar *..B Rangkaian R'( seri. Pada "aktu terjadi resonansi seri akan didapatkan bah"a arus rangkaian maksimum dan tegangan pada terminal-terminalnya minimum. 14.. Ben"u* Re&(nan&! La!n Resonansi tidak hanya berupa resonansi seri atau paralel, akan tetapi dapat merupakan gabungan dari keduanya. Se!ara matematis bentuk resonansi demikian dapat dianalisa dengan menggunakan prinsip yang sama dengan resonansi seri maupun paralel, yaitu bah"a dalam persamaan fungsi alih, impedansi atau admitansi, bagian imajiner atau reaktansinya harus sama, atau rangkaian pada frekuensi resonansi tersebut hanya akan berupa resistansi saja. Reaktansi dari induktor dan kapasitor saling meniadakan. Begitu pula dengan ukuran dari resonansi seperti faktor kualitas, lebar pita dan lain-lain se!ara prinsip juga sama dengan resonansi yang telah dibahas sebelumnya. =adi se!ara umum, analisa dari rangkaian resonansi bentuk lain yang berupa gabungan antara resonansi seri dan paralel membutuhkan telaah pada persamaan yang dapat dibentuk , kemudian dari persamaan tersebut perlu dilakukan suatu pemisahan antara bagian riil (resistansi) dengan bagian imajinir (reaktansi).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

10

14./

D!a) a# B(de iagram Bode merupakan suatu metode analisa dalam ka"asan

frekuensi dalam bentuk grafis, sehingga dapat dengan mudah dapat ditentukan "atak rangkaian bila bekerja pada frekuensi yang tertentu. Penggambaran respon rangkaian tersebut umumnya dilakukan dengan menggunakan skala logaritmik pada ordinat (horisontal), yaitu untuk skala frekuensi dan skala dB pada sumbu absis (7ertikal) untuk perolehan penguatan (gain) atau pelemahan (attenuator). dilakukan. Berikut adalah metode !epat untuk menggambarkan diagram Bode melalui suatu pendekatan yang didasarkan pada asumsi pada persamaan fungsi alih yang terbentuk, yang se!ara umum dapat merupakan bentuk , engan diagram Bode ini, maka analisa rangkaian se!ara manual akan dapat lebih mudah, mendekati hasil yang diharapkan dan lebih !epat

Fulis kembali persamaan tersebut ke dalam bentuk standard, yaitu ,

dimana p adalah pole$kutub dan ; adalah ;ero$nol. 8emudian ganti s dengan j", artinya diubah dari ka"asan frekuensi kompleks ke ka"asan frekuensi radia. Bila fungsi sudah dalam ka"asan radian, maka langkah tersebut tidak perlu dilakukan, sehingga dihasilkan

=ika dikalikan dengan /2 dan di log-kan, maka akan dihasilkan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

*2

11

ari masing-masing suku, nampak bah"a persamaan akan dengan mudah diselesaikan. Penyelesaiannya akan merupakan grafik dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut , a. =ika suatu konstanta, maka akan dihasilkan garis seperti berikut.

-ambar *..C -aris untuk konstanta b. =ika merupakan ;ero$nol, akan dihasilkan ,

-ambar *..D -aris untuk nol !. =ika berupa suatu pole atau kutub, maka dihasilkan garis berikut.

-ambar *..E -aris untuk kutub

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

**

12

d. =ika merupakan nol atau kutub yang tidak murni, maka akan dihasilkan garis seperti berikut ,

-ambar *..*2 -aris untuk nol dan kutub tak murni Sebagai penyelesaian se!ara utuh, maka seluruh garis yang terbentuk kemudian akan disuperposisikan, sehingga akan terbentuk satu garis untuk suatu frekuensi baik radian (") ataupun siklis (f) sebagaimana dikehendaki. (ontoh dari penggambaran diagram Bode adalah sebagai berikut. =ika diketahui fungsi alih berikut, gambarkan diagram Bode-nya.

Pertama kali diubah fungsi menjadi ,

sebagai suatu penyesuaian terhadap fungsi yang berbentuk ,

dengan

Sehingga dengan mudah digambarkan diagramnya sebgai berikut ,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

*/

13

-ambar *..** iagram bode !ontoh soal * (ontoh lain adalah penggambaran amplitudo dan sudut fase dengan diagram bode pada suatu fungsi alih berikut.

Sehingga diagram Bode-nya adalah sebagai berikut ,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

*9

14

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MT.

I . Sa!d A""a#!#!

SIN$AL DAN SISTEM

*.

Você também pode gostar