Você está na página 1de 7

Analisa Gas Darah 2.

1 Pengertian Analisa gas darah adalah salah satu tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa pasien (Wilson, 1999). Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam basa tubuh yang dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu system buffer, sistem respiratori, dan sistem renal (Wilson, 1999). Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan ASTRUP,yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri.

2.2 Manfaat Pemeriksaan Analisa Gas Darah Analisa gas darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan keseimbangan asam basanya. Manfaat dari pemeriksaan analisa gas darah tersebut bergantung pada kemampuan dokter untuk menginterpretasi hasilnya secara tepat. Pemahaman yang mendalam tentang fisiologi asam basa memiliki peran yang sama pentingnya dengan pemahaman terhadap fisiologi jantung dan paru pada pasien-pasien kritis. Telah banyak perkembangan dalam pemahaman fisiologi asam basa, baik dalam suatu larutan maupun dalam tubuh manusia. Pendekatan tradisional dalam menganalisa kelainan asam basa adalah dengan menitik beratkan pada rasio antara bikarbonat dan karbondioksida, namun cara tersebut memiliki beberapa kelemahan. Saat ini terdapat pendekatan yang sudah lebih diterima yaitu dengan pendekatan Stewart, dimana pH dapat dipengaruhi secara independent oleh tiga faktor, yaitu strong ion difference (SID), tekanan parsial CO2, dan total konsentrasi asam lemah yang terkandung dalam plasma. Kelainan asam basa merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien-pasien kritis. Namun, pendekatan dengan metode sederhana tidak dapat memberikan gambaran mengenai prognosis pasien. Pendekatan dengan metode Stewart dapat menganalisa lebih tepat dibandingkan dengan metode sederhana untuk membantu dokter dalam menyimpulkan outcome pasien. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi oksigenasi sel atau jaringan adalah jumlah oksigen yang terkandung dalam darah. Tekanan gas darah tersebut dapat diukur dengan menganalisa darah arteri secara langsung atau melalui pulse oksimetri dengan melihat saturasi hemoglobin. Analisa gas darah (AGD) telah banyak digunakan untuk mengukur pH, PaO2, dan PCO2. Akan tetapi, makna dari hasil pengukuran tersebut tergantung pada kemampuan dokter untuk menginterpretasikannya. AGD biasanya diambil dari arteri radialis, meskipun dapat juga dari arteri lainnya seperti arteri femoralis. Pengambilan darah arteri dapat berakibat spasme, kloting intralumen, perdarahan, dan hematoma yang pada akhirnya akan menimbulkan obstruksi arteri bagian distal. Hal ini tidak

terjadi jika arteri yang ditusuk memiliki kolateral yang cukup. Arteri radialis lebih dipilih karena memiliki cukup kolateral untuk menghindari terjadinya obstruksi dibandingkan dengan arteri brakhialis atau femoralis. Selain itu, letak arteri radialis lebih superfisial, mudah diraba dan difiksasi. Darah arteri diambil sebanyak 3 ml pada spuit yang sebelumnya telah diberikan heparin 0,2 ml. Sampel darah yang telah diambil harus terbebas dari gelembung udara dan dianalisa secepatnya. Hal ini disebabkan komponen seluler pada sampel masih aktif bermetabolisme, sehingga akan mempengaruhi tekanan gas. 2.3 Anatomi Daerah Target Analisa Gas Darah Anatomi daerah yang menjadi target tindakan analisa gas darah adalah sebagai berikut: 1) Arteri radial Arteri radial merupakan kelanjutan dari brakhial, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan ulnar. Arteriradial dimulai di percabangan brakhial, dibawah lekukan dari siku dan melewati sisi radial dari bagiandepan lengan ke pergelangan tangan. Lalu ke daerah belakang, sekitar sisi lateral carpus, dibawah tendon abductor pollicis longus, extensors pollicis, dan brevis ke ruang bagian atas diantara tulang metakarpal ibu jari dan jari telunjuk. Terakhir, arteri radial melewati diantara dua kepala pertama interosseous dorsalis, kedalam telapak tangan, dimana arteri radial menyeberangi tulang metakarpal dan sisi ulnar tangan dengan deep volar branch dari arteri ulnar ke deep volar arch. Hal inilah yang menyebabkan arteri radial terdiridari tiga porsi, yaitu forearm, belakang pergelangan tangan, dan tangan.

2) Arteri brachial Arteri brankhial dimulai dari batas bawah tendon pada teres major dan menurun kebawah lengan, danberakhir sekitar 1 cm dibawah lekukan siku dimana dibagi menjadi arteri radial dan arteri ulnar. Pertama,arteri brakhial terletak dari medial ke humerus, tetapi ketika arteri brachial

menuju lengan secara perlahanmenuju atau terletak di depan tulang dan lekukan siku yang terletak diantara dua epicondyles.

3) Arteri femoral Arteri femoral merupakan arteri yang melewati cukup dekat dengan permukaan atas, dibagi ke dalamcabang yang kecil untuk menyediakan darah ke otot dan jaringan superficial di daerah paha. Arterifemoral juga menyuplai kulit dan dinding abdominal bawah. Cabang arteri femoral yang penting meliputi: 1. Arteri superficial circumflex iliac, arteri ke lymph nodes dan kulit 2. Arteri superficial epigastric ke dinding kulit abdominal 3. Arteri superficial dan arteri eksternal pudenal ke kulit abdomen bawah dan eksternal genital 4. Arteri profunda, yang merupakan cabang paling besar pada arteri femoral dan menyuplai sendi paha dan berbagai otot di paha 5. Arteri deep genicular ke bagian paling jauh pada otot paha dan menghubungkan jaringan impuls sekitar sendi lutut

6. Arteri tibialis posterior dan arteri doralis pedis

7. Bagian arteri lain ~ Pada bayi = arteri kulit kepala, arteri tali pusat. ~ Pada orang dewasa = arteri dorsal pedis. Bagian-bagian ini tidak boleh diambil oleh phlebotomis. Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli otak. 2.4 Cara Pemeriksaan Analisa Gas Darah

A. Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Spuit gelas atau plastik 5 atau 10 ml Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi) Jarum nomor 22 atau 25 Penutup udara dari karet Kapas alcohol Wadah berisi es (baskom atau kantung plastik) : bersifat optional Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi:

a) Nama, tanggal dan waktu b) Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak dan dengan rute apa c) Suhu B. Teknik 1. Arteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat digunakan 2. Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes Allens. Secara terus menerus bendung arteri radialis dan ulnaris. Tangan akan putih kemudian pucat. Lepaskan aliran arteri ulnaris. Tes allens positif bila tangan kembali menjadi berwarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri bila aliran arteri radialis tidal paten 3. Pergelangan tangan dihiperekstensikan dan tangan dirotasi keluar. a) Penting sekali untuk melakukan hiperekstensi pergelangan tangan biasanya menggunakan gulungan handuk untuk melakukan ini b) Untuk pungsi arteri brakialis, siku dihiperekstensikan setelah meletakkan handuk di bawah siku

4. 1 ml heparin diaspirasi kedalam spuit, sehingga dasar spuit basah dengan heparin,dan kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dan tak ada gelembung udara. 5. Arteri brakialis atau radialis dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah dan jari telunjuk, dan titik maksimum denyut ditemukan. Bersihkan tempat tersebut dengan kapas alcohol. 6. Jarum dimasukkan dengan perlahan kedalam area yang mempunyai pulsasi penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit kurang lebih 45-90 derajat terhadap kulit. 7. Seringkali jarum masuk menembus pembuluh arteri dan hanya dengan jarum ditarik perlahan darah akan masuk ke spuit. 8. Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya pemompaan darah kedalam spuit. Jarum dapat mengangkat sendiri jika spuit berkualitas bagus, tetapi jika spuit dengan kualitas rendah dapat dilihat melalui pulsasi darah. Bila kita harus mengaspirasi darah dengan menarik plunger spuit ini kadang-kadang diperlukan pada spuit plastik yang terlalu keras sehingga darah tersebut positif dari arteri.Hasil gas darah tidak memungkinkan kita untuk menentukan apakah darah dari arteri atau dari vena. 1. Setelah darah 5 ml diambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain menekan area yang di pungsi selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang mendapat antikoagulan), 2. Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan penutup udara pada spuit. Putar spuit diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin, 3. Spuit diberi label dan bisa ditempatkan dalam es atau air es (optional), kemudian dibawa ke laboratorium. 2.5 Interpretasi Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Sampel darah yang akan dianalisis dengan menggunakan tes ini merupakan darah arteri yang biasa digunakan yaitu arteri radialis karena mudah terambil. Tes PO2 Rentang Normal Dewasa 80-100 mmHg Interpretasi Meningkat: menandakan pemberian O2 yang berlebihan Menurun: mengindikasikan penyakit CAL, bronkhtis kronis, Ca. bronkus dan paru-

paru, cystic fibrosis, RDS, anemia, atelektasis, atau penyebab lain yang mengakibatkan hipoksia PCO2 35-45 mmHg

Meningkat: mengindikasikan kemungkinan CAL, pneumonia, efek anestesi, dan penggunaan opioid (asidosis respiratori) Menurun: mengindikasikan hiperventilasi / alkalosis respiratori Meningkat: menandakan alkalosis metabolisme atau respiratori Menurun: menandakan asidosis metabolisme atau respiratori Meningkat: mengindikasikan kemungkinan asidosis respiratori sebagai kompensasi awal dari alkalosis metabolisme Menurun: mengindikasikan kemungkinan alkalosis respiratori sebagai kompensasi awal dari asidosis metabolisme Menurun: mengindikasikan kerusakan kemampuan

Ph

7,35-7,45

HCO3-

21-28 mEq/L

SaO2

95-100%

hemoglobin untuk mengantarkan O2 ke jaringan

2.6

Peran Perawat dalam Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Keterampilan seorang perawat dalam pengambilan darah arteri sangat menentukan sekali terhadap akurasi hasil, dan sekaligus menentukan dampak komplikasi yang ditimbulkan. Hal ini tentunya tergantung dari berapa kali dia sudah pernah mengambil darah arteri AGD (pengalaman), pengetahuan perawat terhadap komplikasi yang bisa ditimbulkan dari pengambilan darah arteri yang tidak tepat, pemahaman perawat terhadap protap pengambilan darah arteri AGD, dan kondisivaskularisasi pasien, apakah masih bagus vaskularisasinya atau sudah kolaps (Bertnus, (2009). Hal-hal yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan tindakan, antara lain: 1) Faktor yang menyebabkan kontra indikasi dalam penggunaan tindakan analisa gasdarah ini, meliputi amputasi, kontraktur, tempat atau area infeksi, balutan, mastektomi, atau arterio venous shunts (Potter & Perry, 2006), 2) Lakukan tes Allen sebelum memulai mengambil contoh darah dari arteri, 3) Area injeksi yang sebelumnya atau kondisi yang sesudahnya mungkin dapat mengeliminasikan menjadi area potensial. Arteri seharusnya dapat dijangkau, 4) Perawat harus memberikan pengajaran kepada klien bahwa segera melaporkan kepada perawat bila terjadi lumpuh atau mati rasa, dan terbakar di daerah tangan tepatnya di area injeksi, arteri radial.

Você também pode gostar