Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kasus
Tuan W 65 tahun, di antar ke IGD RS jam 20.00 dengan : KU : Tak sadar 20 menit yang lalu sebelum masuk RS RPK : - Dua puluh menit yll pasien makan obat karena sakit gigi. - Obat yg di makan, amoksisilin 500mg, asam mefenamat 500 mg dan dexametason 0,5 mg - Satu atau dua menit setelah makan obat pasien merasa gatal seluruh tubuh, diikuti mual, muntah, keringatan dan pasien tidak sadar - Keluarga kemudian membawa pasien ke RS terdekat. - Tidak ada riwayat alergi obat & asma PF : Kesad : soporos, nadi tak teraba, TD teraba, nafas 28 x/ menit, HR 132 x/ menit, paru : wheezing (+), ronki (-) hepar, lien tak teraba, ekstremitas hangat. EKG : sinus takikardi
Kasus
Terapi : Oksigen 6 liter/menit NaCl 0,9 % : guyur (1 liter) Epinephrine 0,3 ml i.m Dexamethasone 1 amp i.v 20.10 : TD 50/palp. nadi 120 x / menit, lemah Epinephrine 0,3 ml i.m Ranitidine 1 amp i.v Diphenhydramine 1 cc i.v 20.20 : TD 70/50, nadi 108 x / menit. Kesad : somnolen, kontak (+) Dopamine drip di berikan 5-10 g/kg BB/mnt TD: 90/70 , nadi : 96 x / menit, apati, kontak (+) Pasien di pulangkan besoknya dengan TD 130/80, nadi 80 x / menit, kesadaran komposmentis, aktifitas normal. Terapi pulang methylprednisolone 2 x 8 mg, cetirizine 1 x 10 mg untuk 3 hari
Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik yang berat, dapat menyebabkan kematian, terjadi secara tiba-tiba sesudah terpapar oleh alergen atau pencetus lainnya
Non-Immunologic
Other
blood products, immune aggregates, drugs
Physical
exercise, cold
Other
drugs
Pengertian
Reaksi anafilaksis
Reaksi Anafilaktik
Respons klinis terhadap reaksi imunologik tipe I yang terjadi antara antigen dengan antibodi (IgE)
Reaksi Anafilaktoid
Bila terjadi reaksi serupa tetapi tidak melalui jalur interaksi antigen antibodi Contoh : reaksi akibat radiografi kontras
Patofisiologi
Penyebab
Antibiotik Analgetik NSAID Zat warna Zat pengawet Serum Antibodi monoklonal Sitokin Hormon Zat kontras Venom & saliva Enzim Produk darah Anestesi lokal Makanan Produk lateks
Reaksi Anafilaktik
1. Reaksi lokal - Urtikaria & angioedema. - Jarang menimbulkan kematian 2. Reaksi sistemik - Melibatkan berbagai organ. - Biasanya terjadi dalam 30 menit setelah paparan. - Dapat fatal
Lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan, rasa tak enak di dada & perut, rasa gatal di hidung & palatum
Hidung gatal, bersin, & tersumbat Rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edema, spasme Edema Batuk, sesak, mengi, spasme Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensi sampai syok, aritmia. Kelainan EKG : gelombang T datar, terbalik, atau tanda infark miokard
Gastrointestinal
Kulit Mata
Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang disertai darah, peristaltik usus meninggi
Urtika, angioedema di bibir, muka atau ekstremitas Gatal, lakrimasi
Gelisah, kejang
Epidemiologi :
Prevalen anafilaksis :
1. 2. 3. 1 : 2300 kunjungan ke emergency room di UK (Stewart & Ewan, 1996) 5.6/100.000 pasien yang di rawat di RS (1991 92) 10.2/100.000 (1994 95) (Sheik & Alves, 2000) 13.230 kunjungan utk anafilaksis 1990 - 2000 (Gupta, et al. 2003) 214 kematian krn anafilkasis di UK 1992 2001 (Pumphrey, 2004)
4.
53% riwayat atopi 68% allergen teridentifikasi: makanan, obat & gigitan serangga. 52% dilakukan pemeriksaan alergi 7% pasien di rawat 1 pasien meninggal
Yocum, et al. JACI 1999;104:452-6
GAMBARAN KLINIK
Gejala anafilaksis
Mulut : gatal, bengkak pada bibir dan atau lidah Tenggorokan : gatal, tercekik, hoarseness Kulit : gatal, kemerahan, bengkak Sal cerna : muntah, diare, cramps Paru : sesak nafas, batuk, wheezing Jantung : nadi halus, pusing, TD turun Saraf : sakit kepala, penglihatan kabur, penurunan kesadaran, gelisah
* On the basis of a compilation of 1865 patients reported in references 1 through 14 + Percentages are approximations
II
Nausea Cramping
Tachycardia (> 20 bpm) Blood pressure change (> 20 mmHg systolic) Arrhytmia Shock
III
IV
Cardiac arrest
* Reaksi ringan dapat dibagi lagi, disertai atau tidak ada angiodema
Obat Makanan Zat tambahan pada obat/makanan Alat bantu pekerjaan(e.g. latex) Racun binatang Aeroallergens Seminal fluid Contact urticariogens Physical agents (cold, heat, ultraviolet radiation)
Exercise Echinococcal cyst Summation anaphylaxis Underlying disease Complement factor 1-inactivator deficiency Systemic mastocytosis Idiopathic (?)
Ring J, Brockow K & Behrendt. History and classification of anaphylaxis. In Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:12
Percent of Cases
20 15
Onset time of reaction in insect venom anaphylaxis. (from Lockey et al 1988, with permission)
60
50
40
30
20
10
Nuts
Food Food? Antibiotic Anesthetic Other drug Contrast media Other
32
13 18 27 35 15 11 3
2 almond, 2 brazil, 1 hazel, 10 peanut, 6 walnut, 11 mixed or unidentified 1 banana, 2 chickpea, 2 fish, 5 milk, 2 crustacean, 1 snail
1 ?fish, 5 during meal, 1 ?grape, 3 ?milk, 3 ?nut, 1 ?sherbet, 1 ?strawberry, 1 ?yeast, 1 ?nectarine 1 benzypenicillin, 10 aminopenicillin, 12 cephalosporin, 1 ciprofloxacin, 1 vancomycin, 2 amphotericin 19 suxamethonium, 7 vecuronium, 6 attracurium, 7 at induction 3 ACE inhibitor, 6 NSAID, 5 gelatines, 2 protamine, 2 vitamin K, 1 Diamox (acetazolamide), 1 etoposide, 1 pethidine, 1 heroin, 1 kabikinase, 1 local anaesthetic 9 iodinated, 1 technetium, 1 fluorescein 1 latex, 1 hair dye, 1 hydatid, 1 idiophatic
Pumphrey RSH, Fatal anaphylaxis in the UK, 1992-2001. In Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:118
Mode of death
Drug Lower airways Upper + lower airways Upper airways Shock + asphyxia Shock 11 6 7 21 32 Sting Food Food? Male Female 3 4 8 4 18 24 13 5 2 2 11 3 3 21 5 16 12 23 26 19 12 15 29
Pumphrey RSH, Fatal anaphylaxis in the UK, 1992-2001. In Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:120
Interval from exposure to first arrest. Drug reaction were fastest, mostly taking less than 5 minutes
Pumphrey RSH, Fatal anaphylaxis in the UK, 1992-2001. In Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:121
DIAGNOSIS
* Tekanan darah sistolik rendah untuk anak didifinisikan bila < 70 mm Hg antara 1 bulan sampai 1 tahun, kurang dari (70 mm Hg [2x umur]) untuk 1 sampai 10 tahun, dan kurang dari 90 mm Hg dari 11 sampai 17 tahun.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan anafilaksis
1. Hentikan pencetus, nilai beratnya dan berikan terapi yang sesuai Minta bantuan Adrenalin i.m 0.01mg/kg (anak) boleh sampai 0.3-0.5mg/kg BB (dewasa) Pasang infus Berbaring rata/ tinggikan posisi kaki bila bisa Berikan oksigen aliran tinggi, alat bantu napas/ventilasi bila diperlukan BILA HIPOTENSI
Akses i.v.tambahan (jarum 14G atau 16G pada orang dewasa) utk infus NaCl fisiologis. NaCl fisiologis bolus atau infus 20 mL/kg diberikan secepatnya bila perlu dengan tekanan
Penatalaksanaan anafilaksis
2. Bila respons tidak adekuat, keadaan mengancam kehidupan, atau memburuk:
Mulai dengan adrenalin sesuai dengan panduan/protocol rumah sakit ATAU Ulang adrenalin i.m setiap 3-5 menit Pertimbangkan hal-hal berikut Hipotensi o Ulangi infuse NaCl fisiologis 10-20 ml/kg dapat mencapai 50 ml/kg dalam 30 menit. o i.v. atropine 0.02 mg/kg bila bradikardi berat dosis minimum 0.1 mg o i.v vasopresor untuk mengatasi vasodilatasi. Pada henti jantung adrenalin dapat ditingkatkan menjadi 3-5 mg setiap 2-3 menit mungkin efektif. o i.v. glucagons pada pasien yang memakai obat penyekat beta. Dosis orang dewasa 1-5 mg diikuti 5-15 ug/mnt Bronkospasme o Inhalasi salbutamol secara kontinyu o i.v. hidrokortison 5mg/kg diikuti prednisone 1mg/kg maksimal (50 mg) selama 4 hari Obstruksi saluran napas bagian atas o Adrenalin inhalasi (5 mg atau 5 ml sediaan adrenalin 1;1000) mungkin membantu. o Persiapkan tindakan bedah.
Penatalaksanaan anafilaksis
3 . Lama observasi dan tindak lanjut
1 Observasi paling tidak 4 jam setelah semua gejala dan tanda menghilang. Bila memungkinkan periksa kadar triptase serum saat datang, 1 jam setelahnya, dan sebelum dipulangkan. Pada kasus yang berat pasien dirawat semalam, terutama pasien yang mempunyai riwayat reaksi yang berat atau asma yang tidak terkontrol dan pasien yang datang pada malam hari.
2 Sebelum dipulangkan pasien diberikan penjelasan mengenai alergen tersangka dan upaya penghindarannya Setelah dipulangkan pasien dirujuk ke ahli alergi terutama pada kasus yang sedang berat, dan yang ringan karena alergi makanan yang disertai asma. 3 Di negara maju setelah dibekali penjelasan dan pelatihan sebagian pasien di berikan EpiPen yaitu adrenalin 0.3 atau 0.15 mg yang siap pakai
Pharmacology of epinephrine
Epinephrine
1-receptor
2-receptor
1-adrenergic receptor
2-adrenergic receptor
inotropy chronotropy
Absorption of epinephrine is faster after intramuscular injection than after subcutaneous injection
8 2 minutes
10
15
20
25
30
35
PENCEGAHAN
Anafilaksis dapat berulang Pemicu perlu di ketahui Pencegahan jangka panjang harus dilakukan
Langkah-langkah Pencegahan
1. Riwayat alergi obat secara terperinci 2. Obat sebaiknya diberikan peroral 3. Observasi pasien selama 30 menit setelah pemberian 4. Memeriksa label obat 5. Menanyakan riwayat obat secara teliti jika ada faktor predisposisi 6. Mengajarkan untuk dapat menyuntik adrenalin 7. Menggunakan preparat human antiserum 8. Lakukan uji kulit jika mungkin 9. Pemberian obat pencegahan reaksi alergi
Surat Keterangan
Penting untuk pencegahan berulang