Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Ambarwa
Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa PERIODE 27 Mei 30 Juni 2013
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Disusun Oleh:
Fitria Dewinur
1220221134
.............................
.............................
BAB I TINJAUAN PUSTAKA Anatomi Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan corpus yang tergantung bebas.Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringa n erektil yang dinamakan bulbus penis dan crus penis dextra dan sinistra. Bulbus penis terletak di garis tengah dan melekat pada permukaan bawah diaphragma urogenitale. Bulbus penis terletak ditembus oleh urethra dan permukaan luarnya di bungkus oleh musculus bulbospongiosus. Masing-masing crus penis melekat pada pinggir arcus pubicus dan permukaan luarnya dibungkus oleh musculus ischiocavernosus. Bulbus melanjutkan diri ke depan sebagai corpus penis dan membentuk corpus spongiosum penis. Di anterior kedua crus penis saling mendekati dan di bagian dorsal corpus penis terletak berdampingan membentuk corpus cavernosum penis. Corpus penis pada hakekatnya terdiri atas tiga jaringan erektil yanmg di liputi sarung fascia berbentu tubular. Jaringan erektil dibentuk dari dua corpora cavernosa penis yang terletak di dorsal dan satu corpus spongiosum penis terletak pada permukaan ventralnya. Pada bagian distal corpus spongiosum penis melebar membentuk glans penis yang meliputi ujung distal corpora cavernosa penis. Pada ujung glans penis terdapat celah yang merupakan muara urethra disebut ostium urethra eksternum. Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang menutupi glans penis. Normalnya, kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis.
Parafimosis
1. Definisi Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai disulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius.
Gambar 2. Parafimosis
2. Etiologi Menarik (retraksi) prepusium ke proksimal biasanya dilakukan pada saat coitus/masturbasi atau sehabis pemasangan kateter.
3. Epidemiologi Parafimosis yang di diagnosis secara klinis ini, dapat terjadi pada penis yang belum disunat (disirkumsisi) atau telah disirkumsisi namun hasil sirkumsisinya kurang baik. Fimosis dan parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiannya tersering pada masa bayi dan remaja.
4. Patogenesis Parafimosis merupakan ke belakang batang kasus gawat penis, darurat. Upaya yang untuk menarik namun kulit preputium gagal untuk
terutama
berlebihan
mengembalikannya lagi ke depan manakala sedang membersihkan glans penis atau saat memasang selanguntuk berkemih (kateter), dapat menyebabkan parafimosis.
Kulit preptium yang tidak bias kembali ke depan batang penis akan menjepit penis sehingga menimbulkan bendungan aliran darah dan pembengkakan (edema) glans penis
dan preputium, bahkan kematian jaringan penis dapat terjadi akibat hambatan aliran darah pembuluh nadi yang menuju glans penis.
5. Tata Laksana Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatnya. Setelah edema dan proses inflamasi menghilang, pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi. Walaupun demikian, setelah parafimosis diatasi secara darurat, selanjutnya diperlukan tindakan sirkumsisi secara berencana oleh karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang atau kambuh kembali. Balanopostitis Definisi Balanitis : inflamasi superfisial glans penis Postitis : inflamasi prepusium penis. Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis) dan kulitnya.
Etiologi Infeksi bakteri ataupun kandida dan iritasi dari iritan eksterna. Pada anak <5 tahun dikarenakan higiene yang kurang baik
Gambaran Klinis Iritasi, kemerahan, eksudat, edema glans dan permukaan dalam prepusium Infeksi streptokokus : eksudat tipis, purulen pada sulkus korona glandis, bersamaan dengan infeksi tenggorok dapat
Tata Laksana Medikamentosa Krim Metronidazol Menghambat multiplikasi dan pertumbuhan bakteri Antifungal krim clotrimazole 1% Bekerja dengan menghambat sintesis membran sel dan menghambat permeabilitas membran sel jamur. Dapat sembuh dengan pembersihan lokal sederhana Streptokokus rapid test dan kultur sekret dan ampisilin sistemik Berulang sirkumsisi
I.1. IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis kelamin Status pernikahan Agama Alamat No. RM : An. BTR : 5 tahun : Laki-laki : Belum menikah : Islam : Bejosari 2/4 Wonoyoso : 040441
I.2. DATA DASAR I.2.1. Aloanamnesis (Subjektif) Keluhan Utama : ujung penis bengkak
Riwayat Penyakit Sekarang : Ayah pasien mengatakan sejak 1 minggu ujung penis pasien bengkak. Preputium pasien tidak dapat kembali setelah ditarik kebelakang.
Keluhan Tambahan Demam 3 hari Nyeri saat BAK Rasa panas pada penis
Riwayat Sosio Ekonomi & Pribadi Higienitas kurang baik : belum berobat
RPO
I.2.2. PEMERIKSAAN FISIK (Obyektif) Keadaan umum Kesadaran Tanda vital Suhu: 37 0C : sakit ringan : compos mentis :
Nadi: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Kepala Bentuk Rambut Mata Hidung Telinga Mulut : Normocephal : distribusi merata, warna hitam, tidak mudah dicabut : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) : deviasi septum (-), discharge (-/-), nafas cuping hidung (-) : discharge (-/-), kelainan bentuk (-/-) : bibir tidak kering, mukosa (n), lidah (n), tonsil T1/T1 : dbn : dbn
Thorax -
Pulmo I : Normochest, simetris statis dan dinamis, retraksi intercostae(-) P : Fremitus taktil kanan = kiri P : Sonor di seluruh lapang paru A : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor I : simetris statis dan dinamis, iktus kordis tidak tampak P : Iktus cordis tidak kuat angkat P : batas jantung normal A : BJ I/II (n), regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : I : bentuk perut datar, distensi (-) A : Bising usus (+) 4x/menit (normal) P : supel, NT (-), hepar (n), lien (n) P : timpani seluruh lapang abdomen kecuali pada regio hypocondrium dextra (hepar pekak) Ekstremitas <2detik Status lokalis (genitalia) : Akral hangat, edema tungkai (-), sianosis (-), capilary refill
Edema pada preputium, preputium tertarik kebelakang dan tidak bisa dilakukan manuver manual untuk pengembalian preputium
Penatalaksanaan Reduksi manual gagal insisi dorsum dari cincin konstriksi Pamol, cefotaxim, dexamethason pulveres Sirkumsisi jika sudah tidak infeksi dan edema
S: Bengkak pada ujung penis sejak 1 minggu, awalnya karena sedang membersihkan ujung penis pasien, tetapi saat preputium akan dikembalikan, tidak dapat kembali. Terdapat demam selama 3 hari, nyeri BAK, dan rasa panas pada ujung penis. O: Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal, pada status lokalis (genitalia) terdapat edema pada preputium, preputium tidak dapat direduksi manual, kemerahan pada glans penis dan OUE. A : dari hasil anamnesa didapatkan bahwa preputium tidak dapat dikembalikan, rasa nyeri dan panas di ujung penis, dan dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan preputium tidak dapat dikembalikan serta adanya hiperemis di OUE dan glans penis, maka ditegakkan diagnosa Balanopostitis dan Parafimosis P : Reduksi manual gagal insisi dorsum dari cincin konstriksi, Pamol, cefotaxim, dexamethason pulveres, Sirkumsisi jika sudah tidak infeksi dan edema.