Você está na página 1de 11

ARTIKEL ILMIAH JEJARING SOSIAL PENYEBAB PENDEWASAAN DINI REMAJA Untuk Memenuhi Tugas Akhir Bahasa Indonesia

Disususn Oleh :

Netty Dwi Ariska

125040201111099

Kelas K

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

JEJARING SOSIAL PENYEBAB PENDEWASAAN DINI REMAJA Netty Dwi Ariska *) ABSTRAK Teknologi informasi dan komunikasi saat ini perkembangannya sangat pesat. Kemudahan dalam mengaksesnya juga semakin hari kian mudah dan cepat. Banyak inovasi yang dihadirkan dalam teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Beberapa tahun terakhir dunia teknologi informasi dan komunikasi digemparkan dengan merebaknya wabah jejaring sosial. Hampir semua kalangan memiliki akun di situs ini. Tidak juga dengan para remaja yang sangat akrab dengan situs tersebut. Perkembangan jejaring sosial yang kian hari kian cepat ini menyebabkan pergeseran fungsi yang sebelumnya hanya untuk mengisi waktu luang hingga menjadi suatu keharusan. Hal ini akan berdampak bagi para remaja yang merupakan pengguna dengan konstribusi paling besar. Dalam artikel ini akan dibahas tentang dampak jejaring sosial terhadap pendewasaan dini remaja saat ini.1 Kata kunci : pendewasaan dini, jejaring sosial, remaja.

PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia sangatlah pesat. Perkembangan internet di Indonesia semakin berkembang seiring dengan berbagai infrastruktur yang semakin memadai. Seperti dengan adanya ponsel dan laptop yang semakin canggih serta diikuti dengan biaya internet yang terjangkau. Tingkat antusiasme masyarakat Indonesia khususnya remaja dalam memanfaatkan teknologi internet ini pun semakin meningkat. Baik dengan menggunakan ponsel maupun komputer. Banyak hal yang dapat dilakukan serta digali dari internet, tidak sedikit pula para pelajar berbagi serta mendapatkan tugas dan informasi dari internet. Beberapa tahun terakhir, situs internet mulai marak diakses karena hadirnya
1

Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

jejaring sosial. Hadirnya jejaring sosial semakin mempermudah dan memperlancar kegiatan di internet. Karena dengan adanya jejaring sosial, berbagi informasi tidak harus lewat e-mail. Salah satu jejaring sosial yang paling popular di kalangan remaja Indonesia saat ini adalah Facebook dan twitter. Dua situs sosial ini semakin hari kian banyak penggunanya. Karena dengan facebook dan twitter kita bisa mendapatkan banyak informasi, teman dan mengetahui berita terkini di belahan bumi lainnya. Saat ini, pengguna jejaring sosial tidak hanya mencakup anak remaja saja. Tidak sedikit juga anak-anak dibawah umur yang sudah bisa mengoperasikan serta mengakses jejaring sosial. Ruang lingkup penggunanya pun semakin hari kian meluas. Pengguna jejaring sosial saat ini tidak saja anak dan remaja kota, bahkan anak-anak di pedesaan pun kini telah berangsur-angsur mulai menggunakan situs tersebut. Jejaring sosial kini seakan menjadi sebuah keharusan bagi para remaja untuk memilikinya. Bahkan, jika tidak memiliki akun di jejarig sosial, maka akan di cap sebagai cupu, kurang pergaulan bahkan dijauhi atau dikucilkan oleh teman-teman sepermainannya. JEJARING SOSIAL Situs jejaring sosial yang dalam bahasa Inggris disebut juga sosial network sites yang merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna (Dirgayuza. 2008). Awalnya situs jejaring sosial ini diciptakan untuk mempermudah komunikasi manusia diberbagai belahan dunia. Situs jejaring sosial pertama kali muncul pada tahun 1997 yakni Sixdegrees.com. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal, Cyword yang memiliki fungsi untuk memperluas informasi secara searah. Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jaringan bisnis. Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang awalnya digunakan sebagai tempat untuk pencarian jodoh. Dalam kelanjutannya, friendster ini lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick R,

You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun 2005, friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati. Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai tergeser dengan adanya Facebook. Facebook dengan tampilan yang lebih modern memungkinkan orang untuk berkenalan dan mengakses informasi seluasluasnya. Tahun 2009, muncul situs yang disebut dengan Twitter. Twitter menggunakan sistem mengikuti dan tidak mengikuti (follow and unfollow), dimana kita dapat melihat status terbaru dari orang yang kita ikuti (follow). (Judhita, 2011) Facebook (FB) adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. FB didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984, mantan murid Ardsley High School. Pada awal kehadirannya facebook hanya terbatas penggunaannya hanya untuk mahasiswa dari Harvard College. Dua bulan selanjutnya, anggotanya meluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Universitas Boston, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut turut dalam kurun waktu satu tahun. Akhirnya, orangorang yang memiliki alamat surat suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini. Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolahsekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat apa pun dapat mendaftar di facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Pada tahun 2007, peringkatnya naik dari posisi ke60 ke posisi ke7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya. (Judhita, 2011) Twitter adalah sejenis aplikasi layanan jejaring sosial dan microblogging untuk berkomunikasi untuk pesan pesan singkat, bertukar informasi, atau sekedar memberitakan apa yang sedang dilakukan. Untuk menjawab pesan pada Twitter kita juga dapat menggunakan handphone, instant messenger maupun aplikasi web secara langsung. Sebuah penelitian yang dilakukan pada November 2008 menyebutkan bahwa twitter mempunyai 4,5 juta pengguna. Tak hanya itu, sejumlah stasiun televisi dalam negeri pun kini mulai menggunakan twitter sebagai salah satu sarana komunikasi interaktif dengan pemirsa mereka dengan acara yang sedang berlangsung. Selain itu, twitter juga termasuk media penyebaran berita paling efektif dan cepat.
4

Apabila mem-follow orang-orang terkenal atau stasiun televisi, misal CNN, maka akan dengan cepat menerima berita terkini dengan singkat dari mereka. (Judhita, 2011)

REMAJA Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik Hurlock (dalam Judhita, 2011). Remaja adalah induvidu dengan usia antara 12-21 tahun yang telah mengalami masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada umumnya remaja ialah seorang individu yang masih labil dalam berfikir dan bertindak. Karena remaja merupakan masa peralihan dari usia kanak-kanak menuju kedewasaan. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup beberapa perubahan yaitu transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial. Transisi Biologis menurut Santrock (dalam Judhita, 2011) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik tersebut, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh. Selanjutnya, mulai berfungsinya alatalat reproduksi dan tandatanda seksual sekunder yang tumbuh. Transisi Kognitif menurut Piaget (dalam Judhita, 2011) bahwa pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis dari pada pemikiran operasional konkret. Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja. Transisi Sosial menurut Santrock (dalam Judhita, 2011) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosialemosional dalam perkembangan remaja.

REMAJA DAN JEJARING SOSIAL Jejaring sosial merupakan media masa yang sangat dekat dengan para remaja. Hampir semua remaja di Indonesia mempunyai akun di situs tersebut. Banyak alasan yang menyebabkan mereka menggunakan situs jejaring sosial tersebut. Alasan kebanyakan para remaja menggunakan facebook saat ini ialah untuk mendapatkan informasi dengan mudah dan untuk memperoleh teman yang banyak. Dewasa ini keberadaan jejaring sosial memang sangat membantu aktivitas para remaja, pelajar dan mahasiswa khususnya untuk mendapatkan informasi tentang tugas mereka. Namun tidak sedikit juga yang memanfaatkannya hanya untuk bermain dan berkicau tidak jelas di status facebook atau twitter mereka. Dalam perkembangannya, jejaring sosial membuat seorang remaja menjadi kecanduan dalam penggunaannya. Hal ini dapat menyebabkan dampak buruk bagi remaja itu sendiri. Kebanyakan pengguna jejaring sosial belum tau pasti fungsi dari jejaring sosial itu sendiri hanya menggunakannya untuk bermain-main saja. Sebagian besar dari mereka hanya melihat jejaring sosial dari segi kesenangannya saja tanpa melihat segi lainnya. Menurut para remaja pengguna facebook atau twitter, semakin banyak kita memiliki teman diakun kita maka semakin exislah di dunia maya. Kelompok tertentu lebih suka berteman dengan orang yang memiliki banyak teman di akun facebook atau twitternya karena mereka dianggap lebih popoler dari pada yang lain. Sehingga kebanyakan dari mereka lebih menekankan ke menambahkan teman sebanyak-banyaknya dan tidak memperdulikan fungsi jejaring sosial yang sebenarnya.

DAMPAK POSITIF JEJARING SOSIAL Jejaring sosial yang saat ini marak digunakan sebenarnya mempunyai cukup banyak sisi positif yang baik untuk para remaja, namun kebanyakan dari remaja saat ini tidak menghiraukannya. Salah satunya yakni jejaring sosial membantu remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang sangat di butuhkan di jaman digital seperti sekarang ini, serta mampu belajar bagaimana cara beradaptasi, bersosialisai dengan public dan mengelola jaringan pertemanan. Bersosialisasi dalam hal ini adalah mampunya para remaja dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Meningkatnya kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain dapat mempermudah remaja dalam hal beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan dapat terjalin hubungan pertemanan yang baik dengan orang lain. (Wahyu, 2013)

Selain itu, dapat terjalinnya hubungan pertemanan yang baik dapat memperluas jaringan pertemanan. Para remaja akan menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian besar diantaranya belum pernah mereka temui secara langsung. Sehingga mereka mampu menambah wawasan tentang belahan bumi bagian lainnya. Mengasah kemampuan berbahasa mereka apabila mereka berinteraksi dengan teman dari negara lain. Sehingga remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri untuik menjadi yang lebih baik melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain. Yang membuat mereka dapat menguasai berbagai macam bahasa dengan mudah karena mereka melakukannya atas dasar suka (Wahyu, 2013). Disisi lain, situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati, misalnya memberi perhatian saat ada teman mereka yang ulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka. Hal ini dapat meningkatkan rasa empati anak terhadap lingkungan sekitarnya. Dan remaja akan lebih peka terhadap situasi yang sedang terjadi di lingkungan sekitarnya. Hal ini sangat membantu para orang tua dalam meningkatnya kemampuan anak remaja mereka yang terus berkembang karena adanya jejaring sosial. (Ikhwan,
2013).

DAMPAK NEGATIF JEJARING SOSIAL Dibalik dampak positif dari jejaring sosial tersebut, ternyata menyimpan lebih banyak lagi dampak negatifnya. Damak negatif dari jejraing sosial ini yakni dapat menyebabkan seorang remaja menjadi kecanduan akan situs tersebut. Kecanduan jejaring sosial adalah permasalahan yang paling sering dijumpai pada remaja. Hampir setiap saat, remaja memainkan ponselnya untuk dapat mengeksplorasi layanan akses internet tanpa mempertimbangkan waktu efektifnya sebagai pelajar. Mengakses jejaring sosial lewat ponsel tanpa memperdulikan waktu mereka sedang apa dan serta berada dimana. Hal inilah salah satu risiko jejaring sosial yang paling banyak ditemui (Restu, 2013) Disisi lain, sebagian besar dari remaja menganggap jejaring sosial merupakan tempat paling tepat untuk mengeksploitasi apapun yang sedang dirasakannya, termasuk jika hal tersebut merupakan rahasia. Baik yang menyangkut rahasia pribadi, keluarga, maupun rekan atau kenalannya. Hal inilah yang mendorong seseorang yang iseng untuk menyebarkan rahasianya. Selain itu, tidak jarang remaja mengunggah foto-foto pribadinya yang sebenarnya kurang sopan

utuk dilihat. Meski disimpan dalam album pribadi, para remaja tidak menyadari bahwa posepose yang tidak sepantasnya tersebut dapat dilihat orang lain dan dapat saja disalahgunakan untuk kepentingan tertentu (Ikhwan, 2013) Dampak negatif lainnya yang harus diperhatikan oleh para orang tua ialah adanya penculikan online. Mulai merebaknya kasus penculikan melalui jejaring sosial ini menjadikan pembelajaran untuk para orang tua agar lebih menyadari akan dampak negatif dari jejaring sosial itu sendiri. Remaja yang pada dasarnya adalah usia yang penuh dengan kelabilan dan jejaring sosial yang merupakan media yang sangat lazim dimanfaatkan untuk hal-hal negatif. Menjadikannya menjadi sesuatu yang sangat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab (Restu, 2013). Disisi lain, kurangnya pemahaman akan bahasa menjadikan remaja malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk-beluk berkomunikasi di kehidupan nyata seperti bahasa tubuh dan nada suara menjadi berkurang (Restu, 2013). Situs jejaring sosial juga akan membuat remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan dari mereka lebih suka untuk menghabiskan waktunya di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati terhadap dunia nyata dan merupakan pemicu utama dari berkurangnya kemampuan bersosialisasi para remaja terhadap dunia luar atau dalam hal ini lingkungan tempat mereka tinggal (Wahyu, 2013). Dengan adanya jejaring sosial ini, remaja juga cenderung menjadi pemalas karena adanya jejaring sosial. Karena mereka lebih sibuk dengan dunia maya mereka dibandingkan dengan mengerjakan sesuatu lainnya yang lebih penting. Bahkan mereka lebih antusias dalam bermain di internet dari pada mereka belajar. Hal ini akan menyebabkan remaja menjadi malas melakukan hal yang seharusnya ia kerjakan (Wahyu, 2013). Dampak negatif terakhir yang perlu diperhatikan oleh para orang tua ialah, remaja yang sudah kecanduan berat dengan jejaring sosial, ia pasti akan banyak mengeluhkan kegiatankegiatan di sekolahnya. Ia tetap pergi sekolah, namun pikirannya melayang ke jejaring sosial. Guru yang berbicara di depan tidak dihiraukan karena pikirannya telah dipenuhi jejaring sosial. Bahkan banyak juga siswa siswa yang bolos untuk pergi ke warnet. Sehingga secara sadar

maupun tidak sadar keberadaan jejaring sosial bisa mengaburkan konsentrasi belajar. Oleh karena itu perlu adanya antisispasi dari para orang tua dalam meminimalisisr dampak negatif dari jejaring sosial ini agar tidak berdampak pada anak remajanya (Wahyu, 2013).

PENDEWASAAN DINI AKIBAT JEJARING SOSIAL Pengguna jejaring sosial saat ini sebagian besar ialah para remaja. Mereka menganggap bahwa dengan memiliki akun jejaring sosial mereka akan dianggap gaul dan memiliki banyak teman. Namun dalam praktiknya, penggunaan jejaring sosial lebih kearah segi negatifnya dari pada kearah segi positif. Pengaplikasian jejaring sosial seperti facebook dan twitter lebih menekankan memperbanyak pertemanan facebook atau twitter (follower). Pencarian teman di facebook inilah yang menjadi faktor penting dalam munculnya dampak negatif. Penambahan teman yang tidak dikenal sebelumnya serta perbincangan di facebook dapat memmunculkan dampak negatif dari facebook itu sendiri. Tanpa disadari dengan penambahan teman dan chatting menyebabkan seseorang yang sebelumnya tidak dikenal menjadi dekat hanya dengan melalui dunia maya. Kebanyakan dari mereka, ketika masuk di jejaring sosial tidak mejadi diri sendiri. Mereka lebih bertingkah seola-olah menjadi pribadi yang sudah dewasa dan bijaksana. Padahal dalam praktiknya, mereka hanya ikut-ikutan dalam menjadi pribadi yang dewasa agar lebih terlihat bijaksana dan disukai oleh teman di situs jejaring sosislnya. Hal inilah yang mengakibatkan pendewaasaan dini terhadap para remaja di indonesia. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan yang sebenarnya. Mereka tidak mengetahui dampak pendewasaan dini yang meraka hadapi akibat dari jejaring sosial itu sendiri. Selain itu contoh kasus lain yakni ketika remaja mengakses jejaring sosial dan membuka situs porno. Sebagian besar dari remaja laki-laki membuka situs porno di jejaring sosial. Kebanyakan dari mereka membuka situs tersebut karena penasaran akan situs porno dan berlanjut kembali. Namun, tidak sedikit juga yang malah mencontoh adegan-adegan tidak senonoh tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan remaja laki-laki yang belum saatnya untuk tau hal tersbut menjadi tahu terlebih dahulu dan menyebabkan timbulnya pendewasaan dini pada remaja laki-laki.

PENCEGAHAN PENDEWASAAN DINI Pendewasaaan dini yang terjadi pada remaja Indonesia akibat dari jejaring sosial bisa diatasi. Cara mencegahnya yakni dengan pola asuh orang tua yang tepat serta pengawasan yang maksimal. Pendewasaan dini pada remaja juga dapat disebabkan karena Kurangnya Peran Orang Tua dan Pendidikan Agama terhadap anak remaja kita. Dapat kita lihat dari longgarnya pengawasan orang tua kepada anak remajanya, mereka dibiarkan berkutat dengan jejaring sosialnya tanpa memberikan batasan yang pasti. Orang tua juga seharusnya mampu mengarahkan anak remajanya untuk menggunakan jejaring sosial sesuai dengan kapasitas serta fungsinya. Tapi kebanyakan anak remaja sekarang selalu dilepas dari pengawasan orang tuanya, bahkan orang tuanya lebih mengikuti kemauan anak tersebut. Pola asuh yang tepat juga dapat mencegah adanya pendewasaan dini pada remaja. Pola asuh yang digunakan seharusnya ialah pola asuh otoriter namun masih demokratis. Pola asuh otoriter sendiri ialah pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua atau kontrol yang ditujukan kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan. sedangkan untuk pola asuh demokratis sendiri ialah pola asuh yang bercirikan adanya hak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdiplin Hal ini karena apabila remaja terlalu dikekang dan dihukum maka mereka akan semakin memberontak. Namun apabila mereka masih diberi tanggung jawab sendiri mereka akan tahu batasan-batasan yang benar. Selain itu terbukanya orang tua dengan anak remajanya juga dapat menceah timbulnya pendewasaan dini pada anak remaja mereka. Saling bercerita satu sama lain dan saling mendengarkan pengalaman yang telah terjadi menjadikan anak dan orang tua tidak ada batasannya. Hal ini dapat memicu terbukanya anak remaja mereka dalam bercerita juga dapat mendekatkan hubungan antara anak dan orang tua.

PENUTUP Kemajuan teknologi yang semakin hari kian pesat tidak menampik adanya dampak yang semakin meluas. Di sisi lain semakin mudahnya mengakses internet juga menambah konstribusi buruk dalam pelaksaannya. Selain itu, jejaring sosial yang mudah diakses melalui handphone juga memiliki dampak tersendiri. Kebanyakan remaja menganggap memiliki akun di jejaring

10

sosial merupakan keharusan. Bahkan tidak hanya anak-anak dan remaja dikota yang menggunakannya, saat ini bahkan anak-anak dipinggiran dan pedesaan juga hamper semuanya memiliki akun di jejaring sosial. Sebagian besar dari mereka menganggap bahwa dengan memiliki akun tersebut mereka dianggap keren dan tidak dijauhi oleh kelompok permainan mereka. Padahal, jejaring sosial dapat berpengaruh terhadap perkembangan psikis remaja. Dewasa ini, banyak sekali anak remaja yang telah mengalami pendewasaan dini. Hal ini akan sangat buruk untuk kedepannya, karena dengan pendewasaan dini tahapan yang seharusnya mereka lalui dalam mencapai kedewasaan yang sebenarnya belum terlalui. Di sini peranan orang tualah yang sangat berpengaruh besar terhadap perubahan psikologis anak remaja mereka. Dengan pencegahan yang tepat maka sebisa mungkin akan terminimalisir adanya pendewasaan dini remaja di indonesia akibat dari jejaring sosial.

DAFTAR RUJUKAN Dirgayuza Setiawan, 2009. Panduan Praktis Mengoptimalkan Facebook, Jakarta : Media Kita. Ikhwan. 2013. http://webikhwan.blogspot.com/2012/10/dampak-positif-dan-negatif-jejaring.html (online) diakses 26 Mei 2013 Juditha, Christiany. 2011. Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Terhadap Perilaku Remaja Di Kota Makassar. Makassar: Volume 13, No. 1, Juni 2011 Restu, teguh. 2013. http://teguhrestu97.blogspot.com/2013/02/dampak-positif-dan-negatifjejaring.html (online) diakses 26 Mei 2013 Wahyu. 2013. http://wahyukintoko.blogspot.com/2013/01/tugas-isd-dampak-positif-dannegatif.html (online) diakses 26 Mei 2013

11

Você também pode gostar