Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
waniwatining
Contoh :
Jika kita akan menuliskan algoritma untuk mencari elemen terbesar (maksimum) dari sebuah himpunan yang beranggotakan n buah bilangan bulat. Bilangan-bilangan bulat tersebut dinyatakan sebagai a1, a2, a3,an. Elemen terbesar akan disimpan di dalam peubah (variabel) yang bernama maks.
waniwatining 2
Asumsikan a1 sebagai elemen terbesar sementara. Simpan a1 ke dalam maks. Bandingkan maks dengan elemen a2, jika a2 > maks, maka nilai maks deganti dengan a2 Ulangi langkah ke 2 untuk elemen-elemen berikutnya (a3, a4, a5,an) Berhenti jika tidak ada lagi elemen yang dibandingkan . Dalam hal ini maks berisi nilai elemen terbesar.
waniwatining 3
B. BILANGAN BULAT.
Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal. 1. SIFAT PEMBAGIAN PADA BILANGAN BULAT. Misalkan a dan b adalah 2 buah bilangan bulat dengan syarat a 0. Kita menyatakan bahwa a habis membagi b jika terdapat bilangan bulat c sedemikian sehingga b = ac
waniwatining 4
Dengan kata lain, jika b dibagi dengan a, maka hasil pembagiannya berupa bilangan bulat. Kadang-kadang pernyataan a habis membagi b ditulis juga b kelipatan a
waniwatining 5
TEOREMA EUCLIDEAN
Misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat n > 0. Jika m dibagi dengan n maka terdapat dua buah bilangan bulat unik q(quotient) dan r(remainder) sedemikian sehingga :
m = nq + r
dengan 0 r <n
waniwatining 6
Contoh :
1. 1987 = 97 . 20 + 47 2. 24 = 3. 8 + 0 3. -22 = 3 (-8) + 2 Sisa pembagian tidak boleh negatif, jadi contoh ke 3 tidak dapat ditulis : -22 = 3 (-7) 1 karena r = -1 tidak memenuhi syarat 0 r <n
waniwatining 7
waniwatining
Misalkan a, b, dan c adalah bilangan bulat. a. Jika c adalah PBB dari a dan b, maka c (a + b ) b. Jika c adalah PBB dari a dan b, maka c (a - b ) c. Jika c a , maka c ab
waniwatining 9
Misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat n > 0 sedemikian sehingga : m = nq + r , 0 r <n maka PBB (m,n) = PBB (n,r) Contoh :
waniwatining
10
3. ALGORITMA EUCLIDEAN
1. Jika n = 0, maka m adalah PBB (m,n); stop. Tetapi jika n 0 lanjutkan ke langkah 2. 2. Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya. 3. Ganti nilai m dengan n dan nilai n dengan r, lalu ulang kembali ke langkah 1.
waniwatining 11
4. ARITMETIKA MODULO
Misalkan a adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan bulat > 0. Operasi a mod m (dibaca a modulo m) memberikan sisa jika a dibagi dengan m. Dengan kata lain : a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r, dengan 0 r < m
waniwatining 12
Kongruen
Jika dua buah bilangan bulat a dan b, mempunyai sisa yang sama jika dibagi dengan bilangan bulat positif m, maka a dan b kongruen dalam modulo m, dan dilambangkan sebagai : a b (mod m) Jika a tidak kongruen dengan b dalam modulus m, maka ditulis : a / b (mod m)
waniwatining 13
Contoh :
38 mod 5 = 3 , dan 13 mod 5 = 3 , maka : 38 13 ( mod 5) Definisi dari kongruen : Misalkan a dan b adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan > 0 maka a b (mod m) jika m habis membagi a - b
waniwatining 14
Kekongruenan a b (mod m) dapat pula dituliskan dalam hubungan a = b + km yang dalam hal ini sembarang k adalah bilangan bulat. Sifat-sifat pengerjaan hitung pada aritmetika modulo, khususnya perkalian dan penjumlahan, dinyatakan dalam teorema-teorema berikut :
waniwatining 15
Misalkan m adalah bilangan bulat positif. 1. Jika a b (mod m) dan c adalah sembarang bilangan bulat, maka : (i) (a + c) (b + c)(mod m) (ii) ac bc (mod m) (iii) ap bp(mod m) untuk suatu bilangan bulat tak negatif p
waniwatining 16
Jika a b (mod m) dan c d (mod m) , maka : (i) (a+c) (b+d) (mod m) (ii) a c bd (mod m)
Contoh : 17 + 5 17 . 5 17 + 10 17 . 10
= 2 + 5 (mod 3) = 5 . 2 (mod 3) = 2 + 4 (mod 3) = 2 . 4 (mod 3)
waniwatining
Balikan Modulo
( Modulo Invers)
Jika a dan m relatif prima dan m > 1, maka dapat ditemukan balikan (invers) dari a modulo m. Balikan dari a modulo m adalah bilangan bulat a sedemikian sehingga aa 1 (mod m) Contoh :
Tentukan balikan dari 4 (mod 9), 17 (mod 7), dan 18 (mod 10).
waniwatining
18
Kekongruenan Linear
Kekongruenan linear adalah kongruen yang berbentuk : ax b (mod m) Dengan m adalah bilangan bulat positif, a dan b sembarang bilangan bulat, dan x adalah peubah. Bentuk kongruen linear berarti menentukan nilai-nilai x, yang memenuhi kokongruenan tersebut. ax b (mod m) dapat ditulis dalam hubungan ax = b + km yang dapat disusun menjadi :
b km x a
x b km a
waniwatining
19
5. BILANGAN PRIMA
Bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 yang hanya habis dibagi oleh 1 dan dirinya sendiri. Definisi : Bilangan bulat positif p (p>1) disebut bilangan prima jika pembaginya hanya 1 dan p Bilangan selain bilangan prima disebut bilangan komposit.
waniwatining 20
Faktor Prima dari n selalu lebih kecil atau sama dengan n Misalkan a adalah faktor prima dari n, dengan 1 < a < n, maka a habis membagi n dengan hasil bagi b sedemikian sehingga n = ab. Nilai a dan b haruslah n agar : ab >n . n = n Contoh: Tunjukan apakah 171 dan 199 merupakan
bilanngan prima atau komposit ?
waniwatining 22
6. KRIPTOGRAFI
Aritmetika modulo dan bilangan prima mempunyai banyak aplikasi dalam ilmu komputer, salah satu aplikasinya yang terpenting adalah kriptografi. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga kerahasiaan pesan ( data atau informasi) dengan cara menyamarkan menjadi bentuk yang tidak mempunyai makna.
waniwatining 23
Kriptografer: orang yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan pesan dan mendeskripsikannya kembali. Kriptanalis : orang yang mempelajari metode enkripsi dan chiperteks dengan tujuan menemukan plainteksnya. Kriptologi : studi mengenai kriptografi dan kriptanalis.
waniwatining 25
Notasi Matematis
Jika chiperteks dilambangkan dengan C dan plainteks dilambangkan dengan P, maka fungsi enkripsi E memetakan P ke C,
E (P) = C
Pada proses kebalikannya, fungsi deskripsi D memetakan C ke P,
D (C) = P
Karena proses enkripsi kemudian dekripsi mengembalikan pesan ke pesan asal, maka kesamaan berikut harus benar ,
D ( E (P) ) = P
waniwatining 26
Secara matematis, pada sistem kriptografi yang menggunakan kunci K, maka fungsi enkripsi dan dekripsi menjadi :
Algoritma RSA
(Rivest Shamir Adleman)
Algoritma RSA mendasarkan proses enkripsi dan dekripsinya pada konsep bilangan prima dan aritmetika modulo. Kunci enkripsi dan dekripsi merupakan bilangan bulat. Kunci enkripsi tidak dirahasiakan, tetapi kunci dekripsi bersifat rahasia. Untuk menemukan kunci dekripsi harus memfaktorkan suatu bilangan non prima menjadi faktor primanya.
waniwatining 29