Você está na página 1de 3

Penyuluh Era Industrialisasi Perikanan

Oleh: Aan Hermawan1

esember mendatang Indonesia akan memperingati Hari Nusantara. Dalam rangka itu sektor kelautan dan perikanan harus terus berbenah diri dalam Terobosan industrialisasi sebagai strategi pembangunan eberhasilan implementasinya di

pengelolaan sumberdayanya dan meningkatkan kontribusinya dalam membangun perekonomian negara. perikanan sejak tahun 2012 diyakini dapat meningkatkan nilai tambah dan produktivitas yang dilakukan melalui modernisasi. lapangan tentunya memerlukan agen!agen yang setiap "aktu dapat berinteraksi dengan client utama# berperan sebagai pendamping# konsultan# mitra kerja# dan agen perubahan. Disinilah peran penyuluh perikanan diperlukan. $ertanyaannya# %pa sebenarnya industrialisasi kelautan dan perikanan& dalam industrialisasi& 'agaimana posisi penyuluh

Industrialisasi Kelautan dan Perikanan


(ra industrialisasi didasari atas potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia yang sangat besar dan tantangan daya saing negara!negara kompetitor utama yang semakin pesat. Industrialisasi ini dikatakan sebagai integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Data kelautan dan perikanan tahun 2012 men)atat potensi perikanan tangkap Indonesia *#+ juta ton,tahun# potensi perikanan budidaya tambak lebih dari 1#2 juta ha# lahan budidaya laut lebih dari 12 juta ha# dan unit pengolahan ikan lebih dari *+ ribu pengolah. Ironisnya# dengan potensi sebesar ini sebagian besar nelayan masih miskin# peman-aatan lahan budidaya masih kurang dari +0.# dan sebagian besar unit pengolahan yang ada berskala ke)il.

Mahasiswa Program Pascasarjana, Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan, IPB.

Terobosan

industrialisasi

mengusung

tujuan

per)epatan

peningkatan

pendapatan pembudidaya# nelayan# pengolah# pemasar# dan petambak garam. /asaran yang dituju adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi# produktivitas# daya saing# dan nilai tambah sumber daya kelautan dan perikanan. Dengan pendekatan konsep Blue Economy# industrialisasi bertumpu pada pengembangan ekonomi rakyat se)ara komprehensi-. Disini sangat jelas bah"a peningkatan kualitas masyarakat kelautan dan perikanan seharusnya menjadi unsur paling utama dalam kebijakan industrialisasi. Namun# disadari realitas usaha perikanan masih didominasi oleh usaha perikanan ke)il# sehingga untuk mengembangkan hal!hal yang bersi-at inovati- menjadi kurang e-isien dan berdampak pada rendahnya kualitas produk. Dengan demikian# peranan penyelenggaraan penyuluhan dan tenaga penyuluh yang berkualitas dan kuantitas yang proporsional menjadi sangat diperlukan dalam industrialisasi sehingga produk perikanan dapat ditingkatkan mutunya dan pada akhirnya dapat bersaing pada pasar yang lebih luas baik se)ara regional maupun internasional.

Kondisi dan Masalah Penyuluh


Data menunjukkan penyuluh perikanan di Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 1.221 orang yang terdiri dari penyuluh pega"ai negeri sipil# penyuluh tenaga kontrak# dan penyuluh s"adaya. $roporsi penyuluh s"adaya ini sebesar +0. dari total jumlah penyuluh yang ada# yang mana umumnya mereka ini adalah para pengurus kelompok. 'andingkan dengan jumlah pelaku utama kelautan perikanan: nelayan 2#2 juta orang# pembudidaya ikan 0#0 juta orang# tenaga kerja pengolahan 1#0 juta dan pemasaran perikanan 3#4 juta orang. Terlihat bah"a jumlah penyuluh masih sangat terbatas# dan terjadi juga ketimpangan ratio jumlah penyuluh untuk daerah yang berpotensi besar. Disamping masalah jumlah# permasalahan ketenagaan penyuluhan perikanan yang juga mengemuka antara lain: Pertama# penyuluh perikanan belum terpetakan dengan baik kompetensi dan kinerjanya. Tantangan penyuluh yang semakin tinggi# )akupan tugas penyuluhan yang bertambah luas dan berat memerlukan peningkatan pro-esionalisme penyuluh# sehingga pemetaan kompetensi dan kinerja menjadi suatu kebutuhan. Kedua# disadari penyuluh belum didukung sepenuhnya dengan

ketersediaan sarana prasarana dan biaya operasional yang memadai# sehingga -rekuensi kunjungan ke masyarakat menjadi rendah. %kibatnya kinerja penyuluh dalam menjalankan tugas menjadi rendah dan menurunkan kredibilitas mereka di mata masyarakat pelaku kelautan dan perikanan.

Tiga Langkah Strategis


$engembangan ketenagaan penyuluhan ke depan harus diarahkan pada pengembangan pro-esionalisme penyuluh sebagai pro-esi yang mandiri. 5angkah! langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain: Pertama# penyediaan jumlah penyuluh yang proporsional. 6asyarakat kelautan dan perikanan yang tersebar luas di seluruh "ilayah Indonesia tentunya membutuhkan pelayanan penyuluhan untuk memajukan usaha mereka ke arah yang lebih baik. $enambahan jumlah penyuluh yang proporsional dan tidak berlebihan# serta penyebarannya yang sesuai dengan potensi daerah menjadi suatu tuntutan. Hal ini termasuk penyuluh s"adaya yang terdiri atas para pengurus kelompok dan tokoh! tokoh masyarakat. Kedua# standarisasi kompetensi dan indikator penilaian kinerja penyuluh. edua hal ini penting dilakukan sebagai )ara penilaian kekuatan dan kelemahan penyuluh# alat pen)apaian hasil kerja dan akti-itas sesuai dengan standar# alat analisis untuk menyusun rekomendasi perbaikan# pelatihan dan pengembangan penyuluh serta penentuan kebijakan lainnya. Ketiga# peningkatan dukungan sarana prasarana. /arana prasarana yang memadai# dukungan operasional# dan kemudahan mengakses in-ormasi sangat diperlukan sehingga penyuluh dapat lebih e-ekti- dan e-isien dalam memberikan pelayanan.

Você também pode gostar