Você está na página 1de 11

Daftar isi

Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007 ISSN 1693-3346

ANALISIS KECEP ATAN KONVERGENSI PADA TEKNIK PENYELESAIAN GAUSS-SEIDEL DIKOMBINASI DENGAN EKSTRAPOLASI AITKEN DAN PENERAP ANNY A PADA RANG KAlAN RESISTIF Oleh: Entjie Mochamad Sobbich Puslit KIM-LIPI

ABSTRAK Salah satu kriteria yang sering digunakan teknik penyelesaian untuk menyatakan 'baik-buruk' dari teknik-

yang iteratif adalah kecepatan konvergensi,

yaitu kesegeraan dalam akan dianggap 300 iterasi

mencapai (atau mendekati) jawaban eksak. Jadi, suatu teknik penyelesaian tidak baik jika untuk mencapai nilai solusi eksaknya diperlukan

(misalnya)

padahal teknik lainnya mampu mencapainya hanya setelah (anggaplah) 20 iterasi. Didalam makalah ini, sebuah contoh rangkaian resistif dicari penyelesaian simpulnya secara analitis iteratif menggunakan dengan teknik ekstrapolasi untuk tegangan simpulGauss-Seidel, pencapaian dan solusi

teknik penyelesaian untuk percepatan

kombinasinya

Aitken

eksak. Hasilnya, sebuah proses iterasi yang konvergenitasnya dapat disegerakan menjadi hanya 20 iterasi.

dicapai setelah 300 iterasi

Kata-kunci : teknik Gauss-Seidel, esktrapolasi Aitken. konvergensi, tegangan simpul.

ABSTRACT One of criteria that is frequently used to define 'good-bad' is the convergence of an iterative solution method

SPEED, i.e. the speed on achieving (or closes) the exact solution. So, a

solution method should assumed as not good when it reaches the exact solution after (for instance) 300 iterations, if the other method capable to reach it just after (let say it) 20 iteration. In this paper, an example of resistive circuit was found for the solution of their nodal voltages by iterative analytic using Gauss-Seidel solution method, and the

combination

with Aitken's extrapolation technique in order to make

short in reaching the

exact solution. The result, the problem of which can be solved at 300 iteration can be make short just in 20 iteration. Keywords: Gauss-Seidel technique, Aitken extrapolation, convergence, nodal voltage.

273

Prosiding Serpong,

Pertemuan IImiah Nasional 20 Nopember 2007

Rekayasa

Perangkat

Nuklir

ISSN 1693-3346

PENDAHULUAN
Di dunia nyata, kita sering menghadapi perosalan-persoalan dengan ukuran besar dan

dalam kerumitan tertentu. Solusi menggunakan

cara manual dan analitis perlu mendapat dapat timbul,

perhatian. Kekeliruan akan mudah terjadi, keraguan terhadap hasil-akhirpun

bahkan yang lebih penting dan pasti terjadi adalah waktu eksekusi yang pasti sangat lama sekali sebanding dengan ukuran serta kerumitan persoalan yang sedang dihadapi. Jaman sudah berubah, komputer sudah hadir. Kita manfaatkan melakukan pencarian solusi dari persoalan kita. Masalahnya dapat dengan sendirinya melakukan suatu proses, ia komputer agar mampu

: mesin hitung tersebut tidak harus dijalankan dengan

'memasukkan' penyelesaian. Didalam

suatu jalan-pemikiran

yang umum dikenal dengan algoritma atau teknik

makalah

ini diuraikan

teknik numerik

untuk menyelesaikan

rangkaian

yang

bersifat resistif.

TEORIDASAR
Apabila terdapat sebuah rangkaian yang hanya berisi sumber pembangkit arus listrik serta resistor-resistor didalamnya maka analisis simpul-simpul akan menghasilkan konstan. persamaan

simultan yang linier dengan koefisien-koefisien dapat dituliskan hasil analisisnya sebagai berikut :

yang berharga

Secara umum

II = gllV1

+ gl2 V2 + gu

V3

. . .

h = g21VI + g22 V2 + g23 V3 + h = g31VI + g32V2 + g33 V3 +


(1)

274

Prosiding Serpong,

Pertemuan I1miah Nasional 20 Nopember 2007

Rekayasa

Perangkat

Nuklir

ISSN 1693-3346

Yang mana bila direpresentasikan

dalam bentuk matrik akan menjadi :

..

. .. .. ... . .. . g3n g211 gill ... V,gill/ = koefisien konstan (konduktansi) gll3 I 11 VII V2 g22 g23 VI saran yang g32 g33 g12 gl3 111 besaran be diketahui dicari (tegangan (arus dari pada sumber satu simpul) tegangan). gll1: gn2
Vij Iij gij (2)

.I,

Persamaan

simultan

diatas akan sulit diselesaikan

bila harus dilakukan

secara analitis

ataupun manual. memanfaatkan akan ditempuh

Oleh karena itu, satu-satunya cara yang dapat ditempuh adalah dengan

metoda numerik (umumnya berupa sebuah cara iteratit), dalam kasus ini cara penyelesaian menggunakan algoritma Gauss-Siedel. Algoritma ini

dipilih sebagai teknik penyelesaian karena berbagai kelebihan, yaitu : 1. Mudah untuk di-kode-kan 2. Bersifat sangat robust 3. Kesalahan (komputer) 4. Banyaknya iterasi tidak bergantung pada dimensi (ukuran) jaringan. dapat direduksi sekecil mungkin berdasarkan kemampuan mesin penghitung

Algoritma ini memerlukan

penduga-mula terhadap solusi vektor V (missal: penyelesaian

Vj = untukj =

1, 2, ... ,n). Dengan penduga- awal tersebut dilakukan pertama, lalu solusi vektor V I diperbarui (updating) lakukan penyelesaian seterusnya. Lakukan V2 dari persamaan

untuk persamaan nilailharga barunya. ketiga yang

menggunakan

Selanjutnya demikian

kedua, V 3 dari persamaan yang terus-menerus)

proses iterasi (pengulangan

akhimya didapatkan harga vektor V yang konvergen menuju solusi sistem linier tersebut.

V(k)

L., g '/' gll [~ .1=1 .. V _I

I (k)

+ /=1+1 L., g If'


~

I (k-IJ;

275

Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

dirnana

:
y(O)

= 1,2, ... , n k = 1,2, 3, ...


Pertarna cara kali rnembicarakan matrik simpul konvergensi koefisien. berarti Dengan k) maka kita perlu memperbincangkan memperhatikan diagonal gii dapat pada bagairnana gik

=0

mernbangun an tara

konduktansi

(konduktansi sebagai :

dan

diberikan

[ormulasinya

gji =
dirnana
giO

Lg,k
k=O

k:;t

i.

konduktansi

antara simpul

i dan

tanah (simpul

0).

CONTOH dengan

: Untuk

rangkaian

seperti

pada Gambar-I, bermula

elemen I.

diagonal

gl I adalah

sarna

surnasi konduktansi-konduktansi

dari simpul

l '. S 91~
.>

i 4

ql" 1 91"' - I ~Vo/' ... I\.------~/Vv--L

~)

I!
c"

')
....

t..

l.
.;:.,.

:~ go

[I
resistip.

Gambar-I Jadi :

: Contoh

rangkaian

Catat bahwajika Pada contoh

dua simpul

tidak ada brunch,


O.

maka konduktansi

mutual-nya

berharga

nol.

tersebut

: g13 = g34 = g24 di

Matrik

konduktansi
n

dari rangkaian
I' "

riil
1/ II

gj; ~ Lg,k
k=1

==:>

Lg'k ~ Lg'k
k=O k=1

==:>

g,o

+ Lg'k ~ Lg,k
k=1 k 1'-1 k=1 k'#.i

k,,;

k",

k",

276

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

Sederhananya

adalah,

kita dapatkan relasi giO 2: 0 yang selalu benar untuk bentuk "tentu" ke tanah, bahwasanya

rangkaian apapun. Setidaknya, satu simpul harus terdapat konduktansi setidaknya, satu relasi dipenuhi dengan diagonal bersifat konvergen. lam bang ">". Ini

menunjukkan

matrik adalah dominant sehingga algoritma

Gauss-Seidel

Berikut adalah cara kerja dengan

menggunakan

sebuah contoh. seperti ditunjukkan pada Gambar-2, VI, diasumsikan


V2, V3, V4

Pada rangkaian

terdapat

rangkaian

dengan 4 simpul yang hendak dicari tegangannya Pembangkit arus mengalirkan

Resistor dalam Ohm. 1 Amp. Tahanan R

arus listrik ke simpul

sebesar

sebenarnya adalah sebuah nilai yang bisa parametris tetapi untuk keperluan memudahkan analisis secara manual, disini diambil bernilai 100 Ohm.

50

Gambar-2 : Rangkaian resistif yang hendak dicari tegangan simpul-simpulnya

Untuk sistem linier ini berlaku :

[G].V = 1
dengan matrik konduktansi vektor tegangan vektor arus -0.0 -1 -1 0I I Kondukstansi [G] -0,01 1,025 -0,01 1,025 -0,0 0,04 Matrik 0,03 Arus (I)
1

[G]
V

0 0,01 01

o o o

277

Prosiding Serpong,

Pertemuan IImiah Nasional 20 Nopember 2007

Rekayasa

Perangkat

Nuklir

ISSN 1693-3346

25 0 0 0 5025 9,5238 33,333 5,4422 V3 24,997 V2 V4 12,245 48,446 44,853 49,996, 49,992 40,5916,65 VI 17,909 12,5 24,94\ 21,113 2 6,399 10,378 24,997 12,498 11,86 4,931 3,613 2,475 0,401 47,171 23,827 22,864 11,335 12,468

Berawal

dengan

vektor

(0, 0, O. 0), algoritma mengamati

konvergen

secara

cepat menghasilkan pada Gambar-3 mencapai dibawah

solusi berikut 0,1 %,

(50, 25, 25, 12,5). terlihat mencapai iterasi 60. bahwa

Dengan

hasil seperti

ditunjukkan

sesudah

hanya dalam 20 kali iterasi kesalahannya 14 iterasi dan menjadi kurang

sekitar

I E-09 setelah

dari 1* E-14 hanya setelah

20 I}
'1

JC

60

80

0.G01
1E-O:':

1E-[l7
1 E-09

1E-11

1E-'!

I
Error
1

i
Gambar-3 Pada contoh Namun parameter kecepatan : Kecepatan diatas,

E-1!5

........ _.

._.3 iterasi cepat. dengan tetapi

penurunan

deviasi terhadap 'kebetulan'

nilai eksak pad a bertambahnya dalam iterasi yang sangat

konvergensi

didapatkan

kondisi R

ini tidak berlaku

umum untuk setiap jaringan. adalah : Vektor dibandingkan solusi

Untuk penghitungan memang tidak berubah

I Ohm

hasilnya

konvergensi

jauh lebih singkat

yang sebelumnya.

278

Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

-I 0I -0,01 -0,01 -0,0 -0,01 1,025 -0,01 1,025 ~:~~ Matrik


0,03

-I

Kondukstansi [G]

Arus (I)
1

0 01 1

o o o ... 34.074 0 5,7045 6,4408 07,3772 1,8714 1 ,3252 ,5719 24,9893 7,6024 9,1106 5,4546 35,641 4,1464 3,5995 2,1705 2,7539 3,3224 4 3,8763 ,4161 V3 V4 V2 37,384 38,625 39,199 39,744 38,02 3,2797 5,0043 4,1866 8,4802 9,3137 3,7449 4,6061 2,7898 8,2663 9,9123 10,105 6,678 36,714 33,333 36,008 33,656 34,878 35,264 36,365 34,481 0,5556 0,8608 0,6425 2,4624 3,0383 4,6792 0,2419 5,1985 2,2738 2,0057 1,2649 1,1582 1,4481 1,7305 49,9927 24,9894 12,4947 VI 2,5351 4,9421 0,9575
'0 .0. 0

Berawal dengan vektor (0, 0, 0, 0), algoritma mencapai keadaan konvergen dengan arnat larnban untuk mencapai soilisi (50, 25, 25,12,5). Setelah 20 iterasi hasilnya masih jallh dari solusi eksak, hasilnya baru (39,774; 9,9123; 10,105; 5,0043), sekitar separllh dari nilai eksaknya. Ternyata, iterasi untuk mencapai kesalahan sebesar kllrang dari dibutuhkan sekitar 300

I %.

Matrik Hill conditioned Alasan terjadinya begitu ban yak perbedaan kecepatan konvergensi pada algoritma yang

sarna adalah bahwa matrik dalam contoh ini tetap dominan tetapi lebih kecil dari yang pertarna. Pada kenyataannya. bahwa elemen yang sama yang diluar diagonal dekat dalam

rnodul dengan elemen diagonal pada baris yang sama. Jadi : dan

279

Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

Sebaliknya, untuk yang konvergensi cepat terjadi keadaan : dan


a22 la2311 a]21
Q33

Situasi dengan konvergensi

ini (matrik "hill-conditioned')

dapat dideteksi dengan mudah Apabila rasio antara

dengan cara melakukan inspeksi langsung pad a jaringan itu sendiri.

resistor tertinggi dan terendah adalah tinggi maka berarti matrik terkait berada pada hill conditioned. Semakin tinggi rasionya, semakin lamban fitur konvergensinya. Pada rangkaian listrik umumnya terjadi nilai rasio sebesar 1000 atau bahkan lebih besar dan ini menunjukkan bahwa algoritma ini tak dapat dipergunakan (useless). Untungnya kecepatan konvergensi, extrapolation)(Aitken's

masih ada metoda yang efisien dan mudah untuk meningkatkan disebut : metoda ekstrapolasi kuadrat delta (delta square

extrapolation). Definisikan:
~i

= Xi -

Xi-I

Formula ekstrapolasinya

adalah :
(

X'= x n _
~11

~
n
-

= ,. ..-\./1

x -x
11 11-1

)"

~n-I

xn

2x"_1

+ X,,_2

dimana
X'

aproksimasi terbaik dari tiga nilai terakhir

Xn.

n-h X n-2

Pad a contoh yang terakhir, ambillah iterasi terakhir

18, 19,20 dari VI diperoleh :

k 18 19 20

39,198749596983 39,474758153645 39,743713756203 VI

I ekstrpl I

49,999999999979

280

Prosiding Serpong,

Pertemuan IImiah Nasional 20 Nopember 2007

Rekayasa

Perangkat

Nuklir

ISSN 1693-3346

Terjadi dengan Metoda

percepatan formula

yang sangat ekstrapolasi

cepat menggunakan dapat


V2
,

tiga iterasi kesalahan


V4

terakhir lebih

dari 20 iterasi, dari IE-IO.

ini telah pula untuk yang sama. sangat

dicapai
V3

kecil

ini dapat diterapkan dengan ekstrapolasi kecepatan bekerja

and

dan akan didapatkan

hasi\ dengan

percepatan Formula Penting agak

halus pada saat jaringan

berkondisi

hill-conditional.
bentuk yang bahwa

untuk melakukan berbeda

kajian agak lebih mendalam. ekivalen) untuk

Disini akan diperoleh Aitken.

sedikit

(tetapi

ekstrapolasi berikut

Diasumsikan

formula

iterasi mempunyai

bentuk

linier sebagai

(paling

sederhana)

(3)

Jadi, berawal
VI

dari V 0 didapatkan
a

+ fJYo
Yo Yo

V2

= a + fJY1 = a + fJ(a + fJYo) = a + a.fJ + fJ2


= a + fJ(a + afJ + fJ2
Y(J)

V3 = a + fJY2

+ a.fJ + afJ2. + fJ3

Vn = a + fJV . ,,_I = a + a. fJ + a fJ2 . + a fJ3 . + ... + a fJ"-1 + fJnV 0

= a(1 + fJ + fJ2 + /I' + ...+ fJ"'I)+


yang dapat dituliskan menjadi

fJ".vo

Vn = a

Agar deret konvergen agar


113\

I
k=O

fJk

+ fJ".vo
menuju bahwa

==

a[

I- fJ" fJ I-

+ fJ"

Yo

suatu harga tertentu lim fJ" ,,~a)

(finite)

maka dalam kasus ini diperlukan

< I, mengingat demikian :

= a jika ~ berupa pecahan sejati dibawah +1 atau-

I, dengan

11-><>0

Urn v" ~ n->'" lirn[

a[ 1- (3" fJ ) + (3" Yo ) = -"'I - j3


J -

281

Prosiding Serpong,

Pertemuan IImiah Nasional 20 Nopember 2007

Rekayasa

Perangkat

Nuklir

ISSN 1693-3346

Solusi dapat diketahui jika kita mengetahui koefisien a dan ~. Keduaya dapat diperoleh melalui tiga iterasi berurutan berikut :
=>
13

V n-2, V n-!, V n dengan cara menyelesaikan

sistem linier

Vn-I - I' I 11-2

V" - V,,_I

a = V" -

j3.V,,_1

Substitusikan, solusi untuk V akan menjadi : =~


1-13-

V" - j3'vII_1

dimana
13

V" -V"_I

1-13

= V0-1 -

(4)

Vn_2

Eliminasi ~ dengan cara substitusi, diperoleh :

Vn'vn_2

Vn_1 2 n-2

=V _
"V,V

Vn-2 ,Vn-I +V

11-2

(V" - V"_I Y II-I +V 11-2

Jadi, formula (4) adalah bentuk lain yang berbeda untuk ekstrapolasi kuadrat delta. Pada kenyataannya, oleh karena asumsi awal (3) tidak eksak, formula berakibat nilai "V"

merupakan nilai perkiraan dari solusi eksak. Pengulangan lebih) iterasi memungkinkan yang bisa terjadi. Untuk sistem dengan hill-conditioned, sekitar 0, I -:-0,01). In i merupakan kita untuk mendapatkan

dari setiap tiga (atau

solusi dengan perkiraan tertinggi

parameter ~ :::::1 atau uj i yang tidak sekedar

I - ~

<

1>.

(Biasanya

cuap-cuap

(cheep)

belaka

dan praktis untuk dideteksi ekstrapo las i.

untuk meningkatkan

kecepatan konvergensi

dengan formula

Untuk contoh ke-l dengan konvergensi cepat. didapatkan :


V(IO) _ V(9)

13 =

(9)

-V

10'

0,543

=>

I - 13 ~ 0,456 lamban, didapatkan :

Sedangkan untuk contoh ke-2 yang konvergensinya


V(IO) _ V(9) (8) ~

fJ

= V (9) -V

0,977

=>

1-

13 ~

0,022

282

Prosiding Serpong,

Pertemuan I1miah Nasional 20 Nopember 2007

Rekayasa

Perangkat

Nuklir

ISSN 1693-3346

CATATAN.

Parameter

~ dapat dihitung dengan

mengambil

3 iterasi berurutan

yang

manapun, dalam contoh diatas dilakukan pengambilan dari iterasi (8, 9, 10). Kita dapatkan hasil serupa bila mengambil dari iterasi (5,6. 7) ataupun (18, 19,20). Penggunaan algoritma Gauss-Seidel bersama dengan ekstrapolasi formula Aitken telah

mampu merealisasikan

metoda yang efisien untuk menyelesaikan

suatu rangkaian resistif.

KESIMPULAN Obyektif dekatnya dari teknik dengan iterasi adalah kecepatan konvergensi untuk mencapai sedekat-

nilai eksak, yang juga berarti : tingkat efisiensi

iterasi itu sendiri.

Didalam makalah ini, telah dilakukan analisis terhadap implementasi metoda iterasi GaussSeidel terhadap jaringan resistif seperti diberikan pada Gambar-I. Dengan mengambil

contoh numerik seperti Gambar-I, algoritma Gauss-Seidel ansich menghasilkan nilai eksak (dengan kesalahan didalam I %) setelah terjadi 300-an iterasi. Dengan mencoba

melakukan kombinasi antara algoritma Gauss-Seidel kasus yang sarna hanya memerlukan

dan Aitken banyaknya iterasi untuk konvergensi yang

20-an iterasi. suatu percepatan

dapat dipandang sebagai sangat siknifikan.

DAFT AR PUST AKA 1. Floyd T.L., Electric CirclIit Fundamentals, Merrill Pub!. Co., Columbus, Ohio, 1987. 2. Van Valkenberg M.., Nasution S.H .. Analisis Jaringan Listrik, Penerbit Erlangga, 1988. 3. James M.L., and Smith G.M., Applied Numerical Methodsfor 3rd Ed., Herfer Digital Computers,

& Rows Pub!., New York. 1985.

4. Gerald C.F., Wheatley P.O., Applied Numerical Analysis, 6th Ed., Addison Wesley. 1999. 5. Kreyszig E.,Advanced Engineering Mathematics. 8th Ed.. Chapters I, 5, 8, 9, John Willey

& Sons Inc., New York, 1999.

283

Você também pode gostar