Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
g
= (III.1)
(m
1
m
0
)
C adalah konstanta kalibrasi sebesar 1,11/10
9
.
Nilai suseptibilitas masa dikonversi menjadi suseptibilitas molar (
M
) menurut
persamaan:
M
=
g
x Mr.Senyawa (III.2)
Nilai suseptibilitas molar dikoreksi dengan faktor koreksi diamagnetic ()
sehingga diperoleh nilai suseptibilitas molar terkoreksi (
M
,
) sebagai berikut:
M
,
=
M
- (III.3)
Kemudian nilai momen magnetik efektif (
eff
) dihitung dengan persamaan:
ef
= [8 x
M
,
T]
1/2
BM (III.4)
Besarnya fraksi mol spin tinggi dapat ditentukan berdasarkan nilai
M
,
T maupun
ef
menggunakan persamaan:
()
T
= X
HS
.
HS
+ (1 - X
HS
)
LS
(Gtlich dan Goodwin, 2004) (III.5)
Berdasarkan hubungan terhadap
ef
yang ditunjukkan pada persamaan (III.4),
persamaan (III.5) dapat ditulis ulang sebagai:
(
2
)
T
= X
HS
(
2
HS
)
+ (1 - X
HS
)
(
2
LS
) (III.6)
dengan X
HS
adalah fraksi mol spin tinggi,
HS
adalah nilai limit momen
magnetik spin tinggi ditentukan sebesar 5,4 BM dan
LS
nilai limit momen
magnetik spin rendah ditentukan sebesar 0,7 BM (Onggo dan Sugiyarto, 2001).
41
III.2.2.4 Pengukuran Sifat Magnetik dengan Variasi Temperatur
Pengukuran sifat magnetik dengan perubahan kontinu temperatur dilakukan
dengan menggunakan MPMS-7 (Magnetic Properties Measurement System).
Kira-kira 530 mg sampel dimasukkan ke dalam kapsul gelatin. Kemudian
kapsul berisi sampel dimasukkan ke dalam sedotan transparan dengan kedalaman
kira-kira 2/3 panjang sedotan. Selanjutnya sedotan tersebut ditempatkan pada stik
yang terdapat pada MPMS-7. Proses pengukuran dilakukan dengan metode ZFC
(Zero Field Cool) yakni sampel di turunkan temperaturnya dari temperatur ruang
ke 5 K tanpa medan magnetik. Pada saat temperatur telah mencapai 5 K, medan
magnetik mulai digunakan sebesar 1000 Oe dan proses pengukuran mulai
dijalankan dari temperatur 5 K sampai dengan kira-kira 330 K dengan kenaikan
temperatur 110 K/step.
III.2.2.5 Uji Spektroskopi Inframerah
Pengukuran spektroskopi inframerah dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometer inframerah merek Shimadzu FTIR-8400. Pengukuran diawali
dengan pembuatan pelet sampel ditambah senyawa KBr, yakni kira-kira 1 mg
sampel digabungkan dengan sekitar 10 mg KBr digerus sedemikian rupa hingga
kedua padatan bercampur secara sempurna. Kemudian dimasukkan ke dalam
press holder, divakumkan dan ditekan beberapa saat hingga terbentuk pelet.
Selanjutnya pelet tersebut diukur spektranya pada daerah bilangan gelombang
4004000 cm
-1
.
III.2.2.6 Uji Difraksi Sinar-X Serbuk
Kira-kira 525 mg sampel ditempatkan dengan merata dan termampatkan secara
baik pada tempat sampel kemudian diletakkan pada sel (sample holder) dalam alat
difraktometer sinar-X. Sampel disinari dengan sinar-X yang dihasilkan dari
logam Cu K ( = 1,54 ). Selama penyinaran sampel dirotasi dengan kecepatan
60 rpm. Data difraksi sinar-X sampel diambil pada rentang sudut difraksi (2)
42
1060 dengan interval 0,02/step dan waktu tiap step kira-kira 2 detik.
Difraktogram yang diperoleh berupa grafik intensitas (counts) versus sudut
difraksi (2).
Puncak-puncak difraksi pada difraktogram setiap senyawa diindeks dalam
program CELL-A untuk mendapatkan sistem kristal yang paling sesuai untuk
senyawa yang bersangkutan. Tingkat kesesuain sistem kristal ditetapkan
berdasarkan nilai R dan R
10
dalam satuan persen (%). Nilai R menunjukkan
tingkat kesesuaian berdasarkan keseluruhan puncak difraksi yang diindeks
sedangkan nilai R
10
menunjukkan tingkat kesesuain berdasarkan 10 puncak
difraksi pertama yang diindeks. Untuk membuktikan atau menguji tingkat
kesesuain sistem kristal yang diperoleh dari program CELL-A, selanjutnnya
dilakukan penghalusan dengan metode Le Bail dalam program Rietica.
III.2.2.7 Uji Difraksi Sinar-X Kristal Tunggal
Sebuah kristal dengan ukuran 0,08 x 0,05 x 0,03 mm
3
untuk [Fe(pq)
3
](ClO
4
)
2
dan
0,44 x 0,16 x 0,13 mm
3
untuk [Fe(pq)
2
(dmf)
2
](BPh
4
)
2
dipilih untuk pengukuran
difraksi sinar-X. Data difraksi sinar-X dikoleksi pada sebuah difraktometer
Bruker SMART APEX pada temperatur 295(2) K menggunakan teknik -scan
dengan radiasi Mo K ( = 0,71073 ). Data intensitas dikumpulkan pada
rentang sudut difraksi kira-kira 1,6227,49 untuk 14990 refleksi kristal
[Fe(pq)
3
](ClO
4
)
2
.
Untuk kristal [Fe(pq)
2
(dmf)
2
](BPh
4
)
2
, data intensitas
dikumpulkan pada sudut difraksi kira-kira 1,6225,24 untuk 17469 refleksi.
Koreksi absorpsi dan polarisasi-Lorentz (Lorentz-polarization) digunakan untuk
mereduksi data refleksi. Struktur molekul masing-masing kompleks diselesaikan
dan dihaluskan menggunakan program SHELXTL (Sheldrick, 1997). Adapun
gambar molekulnya diperoleh menggunakan ORTEP (Sheldrick, 1991).