Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Alkali : Basa
Alkaloid Oid : Mirip Alkaloid ialah senyawa yg mengandung atom nitrogen yang biasanya terdapat pada tanaman dan kebanyakan bersifat basa atau basa lemah. Dulu istilah alkaloid digunakan karena kelompok senyawa yang dikenal terlebih dahulu adalah kelompok organik bersifat basa lemah. Tapi dewasa ini diketahui banyak senyawa alakaloid tidak bersifat basa lemah tapi netral atau bahkan asam. Semua alkaloid mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Atom N sebagai amina primer RNH2, amina sekunder R2NH atau siklis atau kuarterner ammonium hidroksida R4NOH.
Selain bersifat basa, ikatan nitrogen dalam alkaloid dapat bersifat : Netral, contohnya (Asam anida)
C N
Penamaan alkaloid bisa berdasarkan : Genus (generik name) misalnya hydrastin, atropin. Spesifik dari tumbuh-tumbuhan, misalnya cocaine, beladon Nama umum : cth ergotoksin Penemunya : cth peletierin
Penggolongan alkaloid
Alkaloid dapat digolongkan berdasarkan prekursor biosintesanya : True alkaloid : - memperlihatkan berbagai bioaktifitas - mengandung N heterosiklik - di biosintesa dari asam amino - di alam terdapat dalam bentuk garam dengan asam organik : - Berbentuk amina sederhana atau N nya tidak dalam bentuk ikatan heteresiklik. - di biosintesa dari asam amino, bersifat basa - disebut juga amina biologis. Contoh : efedrin, meskalin : - tidak dibiosintesa dengan prekursor asam amino - bersifat basa. Contoh : kafein prekursornya CH3NH2
Protoalkaloid
Pseudo alkaloid
Secara umum alkaloid dibagi atas : - Alkaloid Alam - Alkaloid Sintetis - Alkaloid Golongan sisa
Dalam perdagangan, alkaloid banyak yang terdapat dalam bentuk garamnya, sehingga untuk isolasinya harus dibasakan dulu (biasanya dengan NH4OH). Kalau memakai KOH (basa kuat), bila basa itu berlebih sukar dihilangkan. Dan ester dari alkaloida alam akan pecah/terurai dan jika alkaloidanya merupakan turunan Fenol, maka akan terbentuk garam fenolat dengan basa kuat. Kelebihan NH4OH dapat dihilangkan dengan mudah, sedangkan kelebihan basa kuat sukar dihilangkan. Misal : Alkaloid dalam bahan alam : Diekstrak dulu kemudian kepada ekstrak yang diperoleh ditambahkan asam. Alkaloid + asam (mis. : asam tartrat 2%, asam asetat 2%, HCL 2%). Alkaloid dengan asam akan membentuk ion amonium yang larut dalam air.
Alkaloid yang larut dalam air, sedangkan lemak, lilin dan pengotor lainnya akan mengendap. Lakukan enap tuang. Kepada fase air ditambahkan NH4OH yang bersifat basa, sehingga akan mengembalikan alkaloid menjadi bentuk basa kembali yang tidak larut dalam air. Untuk mengekstraknya, tambahkan kloroform atau ETOAC ke fasa air tersebut, sehingga alkaloid akan tertarik ke pelarut organik tersebut. Isolasi alkaloid : dapat dilakukan dengan cara kromatografi. Kromatografi kertas Kromatografi kolom Kromatografi lapis tipis Kromatografi ion exchange
In large doses - highly toxic - fatal In small doses, many have therapeutic value
muscle relaxants, tranquilizers, pain killers, mind altering drugs, chemotherapy
Psychoactive alkaloids
Although only a small percent are psychoactive, these get much focus Affect the central nervous system - often by influencing neurotransmitters Categories of psychoactive cmpds
Stimulants Hallucinogens Depressants
Psychoactive alkaloids
Stimulants Hallucinogens
Cocaine Ephedrine Caffeine Tropane alkaloids Mescaline Psilocybin Ergot alkaloids (LSD)
Depressants
Morphine Codeine Heroin
Identifikasi Alkaloid
A. Secara Kimia I. Reaksi warna, dengan : - H2SO4 P - HNO3 P - Pereaksi Erdman 12 ml H2SO4 + 8 tetes HNO3 - Pereaksi Frohde (amonium molibdat 1 bagian + H2SO4 ad 100 bagian) Pereaksi ini tidak boleh disimpan lama - Marquis (H2SO4 p formalin) atau 2 tetes formalin dalam 3 cc H2SC - Mandelin (amonium vanadat 10% dalam H2SO4 p) - FeCL3 untuk alkaloid yang punya gugus fenol - p DAB HCL untuk alkaloid yang punya gugus amin aromatis - Aqua bromata untuk alkaloid yang mereduksi - Pereaksi Rouz untuk theobromin dan theofilin - Larutan AgNO3 untuk piramidon dan novalgin Untuk pereaksi warna, alakaloid harus murni. Adanya kotoran akan mempengaruhi warna yang terjadi. H2SO4 yang dipakai harus bebas dari NO2. Ini dapat ditunjukkan dengan penambahan difenilamin yang akan berwarna biru. Adanya air juga mempengaruhi reaksi warna.
II. Reaksi Pengendapan - Mayer - Bouchardat - Tannin (tanin + air + spritus 96% = 1:8:1) - Tannin dan bufer menjadi lebih peka Bufer = Na fosfat sekunder 2% dan primer 10% dengan pH 5-6 Asam pikrat 10% dan asam pikrolon (lar. jenuh dalam air 15%) - Asam silicowalframat 2,5% dalam HCl 4N - Asam fosfomolibdat menjadi amonium molibdat dilarutkan dalam larutan Na2CO3 sampai NH3 habis, lalu sisanya ditambah HNO3. Pengendapan dengan zat padat, misal sublimat, natrium nitropuressid. B. Secara fisika : Penentuan titik lebur Pembuatan garam-garamnya dengan HCl kemudian tentukan titik leburnya.
UJI ALKALOID
Sebagian besar alkaloid dalam larutan netral atau sedikit asam diendapkan oleh : Reagen Mayer (potassium mercuric iodide Sol.) Reagen Wagner (sol. of iodine in potassium iodide) merah kecoklatan Sol.Tannic acid Reagen Hages (saturated sol of picric acid) kuning Reagen Dragendorff (sol of potassium bismuth iodide) merah kecoklatan Endapan dlm bentuk amorf atau kristal
UJI ALKALOID
Reagen2 diatas juga mengendapkan protein, dlm proses ekstraksi & penguapan , beberapa protein tidak terekstraksi, lainnya terdenaturasi pada proses penguapan atau penyaringan Jika ekstrak dipekatkan hingga volumenya berkurang dan alkaloid diekstraksi dengan pelarut organik suasana basa dan dicuci dg asam encer (ex: as.tatrat) maka larutan terakhir bebas protein dan siap dilakukan uji alkaloid Kafein dan Alkaloid lain tidak memberikan endapan dg reagen Dragendorff
UJI ALKALOID
TEST MUREXIDE Ditambah sedikit potassium chlorate + 1 tts HCl uapkan ad kering, residu dialiri dg uap amonia ungu Reaksi juga berlaku untuk turunan basa purin lainnya (Theophylline, Theobromine) Colchicine + As.mineral kuning Alkaloid Indole + H2SO4 ungu kebiruanmerah p-dimethylaminobenzaldehyde
A TYPICAL PLANT
hn
Glycolysis
Photosynthesis
(daytime)
Respiration
(nighttime)
CO2 H 2O O2 N2
bacteria
TRACE METALS
N NO2-/NO3-/NH4+ H2O
PRIMARY METABOLISM
Primary metabolism comprises the chemical processes that every plant must carry out every day in order to survive and reproduce its line. Photosynthesis Glycolysis Citric Acid Cycle Synthesis of amino acids Transamination Synthesis of proteins and enzymes Synthesis of coenzymes Synthesis of structural materials Duplication of genetic material Reproduction of cells (growth) Absorption of nutrients
SECONDARY METABOLISM
Secondary metabolism comprises the chemical processes that are unique to a given plant, and are not universal. Secondary metabolism is the chemistry that leads to the formation of a natural product. Sometimes portions of this chemistry are common to a number of different plants or plant families, but the actual chemical produced (natural product) is usually different in one plant than in another.
CO2 + H2O
hn
SECONDARY METABOLISM
Building Blocks
Phenylpropanoids Flavonoids Alkaloids
Fatty Acids Lipids Acetyl CoA Citric Acid Cycle Acetogenins Terpenes Steroids
hn CO2 photosynthesis
CHO CH OH CH OH CH2OP
CHO HC OH CH2OP
CH2OH (6 carbons) O OH HO OH OH
HO
Glucose
CH2OH O OH O OH
CH2OH O OH O OH
CH2OH O OH O OH
starch glycolysis
CH2OH C O CH2OP
erythrose4-phosphate
polyketides acetogenins
O O
CH2 C OP COOH
COOH
shikimic acid
anthanilic acid
COOH NH2
O
HO OH
OH
H3C C SCoA
acetylcoenzymeA
(2 carbons)
HO CH3
phenylpropanes
lysine ornithine
oxaloacetate
mevalonic acid citric acid cycle energy (ATP) + CO2 + H2O NH3 glutamic acid
O
alkaloids
nicotinic acid
aspartic acid
O N Me higrina
NMe
O O
Ph OH
HO
OH
N retronesina
OH
ornitina
hiosiamina
CO2H NH2 NH 2
NH N H isopeletierina
O N
lisina
pseudopeletierina
lupinin
hordenina
mezkalina
O O
+ OH N
OMe OMe
laudanosina
berberina
HO
O NMe HO
koridina
morfina
HO
N H
NH2
triptofan
serotinina
HO2C
H NMe
HO MeO
N H asam lisergat
kuinina