Você está na página 1de 15

APLIKASI SEGITIGA BOLA

DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT



















Disampaikan pada :
Kegiatan Pembinaan dan Orientasi Hisab Rukyat Hisab dan Rukyat
di Lingkungan PA/MA
Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata Agama
Ditjen Badilag Mahkamah Agung RI
Tanggal 25 27 Mei 2010
di Hotel Sahid Manado, Jl. Baba Palar No. 1 Manado, Sulawesi Utara













Dipersiapkan oleh : Cecep Nurwendaya
Penceramah Planetarium & Observatorium Jakarta
Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
& Anggota BHR Kementerian Agama RI









Manado, 2010
1
SEGITIGA BOLA
DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT


Dipersiapkan oleh: Cecep Nurwendaya
Penceramah Planetarium & Observatorium Jakarta
Anggota BHR Kementerian Agama RI

PENDAHULUAN

Untuk memahami permasalahan yang berkaitan dengan hisab rukyat
diperlukan pengertian dasar mengenai konsep segitiga bola (sperical triagle). Konsep
segitiga bola merupakan piranti untuk menentukan posisi benda langit di bola langit
pada suatu saat dari muka bumi. Demikian pula permasalahan arah dan jarak suatu
tempat di muka bumipun dapat ditentukan oleh aplikasi segitiga bola, karena bumi
dapat dianggap berbentuk bola.
Ruang lingkup hisab rukyat utamanya berkisar pada posisi dan waktu benda
langit: Bumi, Bulan dan Matahari. Persoalan falakiyah tentang hisab rukyat meliputi:
penentuan posisi hilal untuk kepentingan menentukan awal bulan Hijriyah,
menentukan arah Kiblat, waktu Sholat, waktu Imsyak di bulan Ramadhan, gerhana
bulan dan gerhana matahari. Seluruh permasalahan di atas dapat ditentukan oleh
perhitungan aplikasi segitiga bola.
Berbeda dengan segitiga linier atau segitiga biasa yang kita kenal, memiliki 3
sudut dalam satuan derajat busur dan 3 sisi berbentuk garis yang berdimensi panjang
seperti meter atau sentimeter, segitiga bola seluruh elemennya hanya dalam satuan
derajat busur semata, karena hanya memiliki 3 sudut dan 3 sisi berbentuk busur atau
lengkungan bagian dari sebuah lingkaran pada bola langit atau bola bumi.

.SEGITIGA BOLA
SIFAT SEGITIGA BOLA
1. Jumlah ketiga sudutnya tidak harus 180
o
2. Jarak sudut (panjang busur) antara sebuah
lingkaran besar dan kutubnya adalah 90
o
3. Panjang busur salah satu busur segitiga
bola yang menghadap sudut yang berada
di kutubnya adalah sama dengan besar
sudut tersebut.
SEGITIGA ( TRIGONOMETRI ) BOLA
SEGITIGA ( TRIGONOMETRI ) BOLA
.P
A
B
K
C
T
N
a
b
c
Pada segitiga bola berlaku rumus
Rumus cos:
Cos a= Cos bCos c+ Sin bSin cCos A
Cos b= Cos aCos c+ Sin aSin cCos B
Cos c= Cos aCos b+ Sin aSin bCos C
Rumus sin:
Sin A/ Sin a= Sin B/ Sin b= SinC/ sin c
ABC merupakan segitiga bola
A,B,C = sudut-sudut segitiga bola
a,b,c = panjang busur segitiga bola
P = pusat bola langit atau bumi
adalah segitiga di permukaan bola yang sisi-sisinya merupakan bagian dari lingkaran besar.

2
LINGKARAN LINTANG
TATA KOORDINAT: GEOGRAFIS & BENDA LANGIT
TATA KOORDINAT: GEOGRAFIS & BENDA LANGIT
LINGKARAN BUJUR
.P
LINGKARAN BESAR
LINGKARAN KECIL




TATA KOORDINAT GEOGRAFIS ( , | )
Garis Bujur ( ) = 0
o
(Meridian Standar melewati Greenwich), di timur Greenwich BT, di barat BB.
Garis Lintang ( | )= 0
o
(Khatulistiwa); 90
o
= Kutub Utara ; -90
o
= Kutub Selatan.

3
KOORDINAT GEOGRAFIS TEMPAT DI BOLA BUMI:
BUJUR, LINTANG ( , | )
Ekuator Bumi (Khatulistiwa) Lingkaran Dasar
Bujur (meridian) Lingkaran Kutub
Lintang: Khatulistiwa (0
0
)
Bujur (meridian) : Greenwich (0
0
)
Titik Acuan
Bujur atau Meridian ()
Ke arah timur Greenwich atau BT
Ke arah barat Greenwich atau BB
Koordinat Pertama
Lintang tempat (|)
Ke arah selatan = atau LS atau S
Ke arah utara = + atau LU atau U
Kutub Utara = 90
0
atau 90
0
U atau 90
0
LU
Kutub Selatan = - 90
0
atau 90
0
S atau 90
0
LS
Koordinat Ke dua
Contoh: Jakarta (106
0
49 BT, 6
0
10 S), berarti Jakarta terletak pada garis bujur 106
0
49
di timur Greenwich dan di garis lintang 6
0
10 di selatan Khatulistiwa.



SISTEM KOORDINAT BENDA LANGIT DALAM HISAB RUKYAT
1. Sistem Koordinat Horizon
Posisi benda langit : Bulan atau hilal maupun matahari dinyatakan dalam besaran
sudut mendatar untuk Azimuth dan sudut tegak untuk tinggi. Koordinat ini selalu
berubah tergantung lintang tempat dan waktu (akibat gerak harian).
TATA KOORDINAT HORISON
Lingkaran dasar : Lingkaran Horizon.
Koordinat : Azimuth (A) dan Tinggi (h)
Azimuth : Panjang busur yang dihitung dari titik acuan Utara ke arah
Timur (searah jarum jam), sepanjang lingkaran horison sampai
ke titik kaki (K).
Rentang A : 0
0
s/d 360
0
Tinggi
:
Panjang busur yang dihitung dari titik kaki (K) di horison
sepanjang busur ketinggian, ke arah Zenith jika a positip, dan
ke arah Nadir jika berharga negatif.
Rentang h : 0
0
s/d 90
0
atau 0
0
s/d 90
0
.
Kelemahan Sistem Horison:
1. Tergantung tempat di muka bumi. Tempat berbeda, horisonnyapun berbeda.
2. Tergantung waktu, terpengaruh oleh gerak harian.
Keuntungannya:
Praktis, sederhana, langsung mudah dibayangkan letak bendanya pada bola langit.
Catatan : Letak titik Kardinal (UTSB) pada bola langit bebas, asal arah SBUT atau
UTSB searah jarum jam. Azimuth dapat juga dinyatakan dari arah Utara ke
arah barat asal ditambahkan keterangan arah penelusurannya ke timur atau
barat.
Dalam Program Ephemeris Hisab Rukyat: Azimuth dihitung dari titik
Barat ke arah utara berharga positif (+), dan ke arah selatan jika negatif (-).

4
HORISON
MERIDIAN LANGIT
(MERIDIAN PENGAMAT)
U
T
S
B
Zenith
Nadir
K (titik Kaki) A
z
im
u
th
LINGKARAN VERTIKAL UTAMA
Bulan 1
h(tinggi +)
KOORDINAT ( A , h )
SISTEM KOORDINAT HORISON
SISTEM KOORDINAT HORISON
h(tinggi -)
Bulan 2
O
UTSBK =Azimuth Bulan
K-Bulan1 = tinggi positif
K-Bulan2 = tinggi negatif
AZIMUTH:
U = 000
0
T = 090
0
S = 180
0
B = 270
0
TINGGI:
UTSB (UFUK) = 0
0
Zenith = 90
0
Nadir = - 90
0




t
2
t
1
o o
True North (Utara benar)
PENENTUAN ARAH UTARA SELATAN DENGAN BAYANGAN TONGKAT
Mthr
1
Mthr
2


5
Contoh Penggunaan:
Jika suatu tempat memiliki variasi magnetik 1
0
T (timur), maka arah utara sejati
berada pada jarak 1
o
ke arah barat dari titik Utara kompas. Jika variasi magnetik
1
o
B (Barat), maka arah utara sejati berada pada jarak 1
o
ke arah timur dari titik Utara
Kompas. Pada tempat lainnya menggunakan interpolasi di antara dua garis terdekat.
0
O
1
O
T
2
O
T 3
O
T
4
O
T


2. Sistem Koordinat Ekuator Langit
Disebut juga sistem koordinat ekuator.
Posisi benda langit : Bulan atau hilal maupun matahari dinyatakan dalam besaran
sudut Asensio Rekta (o) dalam satuan jam dan deklinasi (o) dalam derajat busur.
Koordinat ini dapat dianggap tetap karena titik acuannya mengikuti gerak harian
dan lintang pengamat atau ketinggian kutub langit diperhitungkan. Dalam aplikasi
hisab rukyat dipakai koordinatnya sudut jam atau sudut waktu (t) dan deklinasi.
Sudut jam masih dipengaruhi gerak harian.
LINGKARAN
HORISON
U
T
S
B
Z
N
o

KLS
KLU
E
J
a
m

B
i
n
t
a
n
g
K
o
Sudut jam Bintang Sudut jam Bintang
LETAK BINTANG DI BELAHAN LANGIT SELATAN
DARI PENGAMAT DI BELAHAN BUMI SELATAN
LETAK BINTANG DI BELAHAN LANGIT SELATAN
DARI PENGAMAT DI BELAHAN BUMI SELATAN
SISTEM KOORDINAT EKUATOR
SISTEM KOORDINAT EKUATOR
|
Ekuator langit Ekuator langit
* Benda langit

6
3. Sistem Koordinat Ekliptika
Posisi benda langit : Bulan atau hilal maupun matahari dinyatakan dalam besaran
sudut Bujur Ekliptika () dan Lintang Ekliptika (|) dalam satuan derajat busur.
Koordinat ini dalam hisab rukyat khususnya untuk menentukan ujtima dan
gerhana Matahari. Ijtima terjadi jika Bujur ekliptika Bulan memiliki harga yang
sama dengan bujur ekliptika Matahari. Jika pada saat ijtima lintang ekliptika
Bulan dan Matahari sama atau ada bagian bulan dan Matahari sama berlangsung
gerhana matahari.

TATA KOORDINAT EKLIPTIKA TATA KOORDINAT EKLIPTIKA
U=KLU
S=KLS
E
T
B
KEU
KES
EKLIPTIKA
=

K
*
Bintang
|
EKUATOR
LETAK BENDA LANGIT DI BELAHAN LANGIT
DI EKLIPTIKA UTARA DARI EKUATOR BUMI
DalamProgram Ephemeris Hisab Rukyat.
ELM adalah Bujur Ekliptika Matahari,
dan ALB adalah Bujur Ekliptika Bulan.



APLIKASI DALAM HISAB RUKYAT
Penentuan posisi hilal menjelang awal bulan hijriyah
Penentuan rumus tinggi (h) dan Azimuth (A) benda langit secara umum diberikan di
bawah ini.
Cos (90
o
- h ) = Cos (90
o
- |). Cos (90
o
- o) + Sin (90
o
-|) Sin (90
o
- o) . Cos t
Sin h = Sin | Sin o + Cos | Cos o Cos t
h = arc (Sin | Sin o + Cos | Cos o Cos t)
Cot (360
0
A) = Sin (90
o
|) Cot (90
o
- o) Cosec t - Cos (90
o
|) Cot t
Cot A = Cos | . tan o . Cosec t - Sin | .Cot t
A = arc ( Cos | . tan o . Cosec t - Sin | .Cot t )
Jika kita akan menghitung h dan A Bulan pada saat Matahari terbenam, maka kita
harus mengetahui dahulu deklinasi (o) dan sudut jam (t) Bulan pada saat itu.
h : Ketinggian benda langit
A : Azimuth benda langit
| : Lintang geografis tempat ( + di utara, - di selatan)
o : deklinasi benda langit ( + di utara, - di selatan)
t : sudut jam benda langit.
P : Pengamat
90
o
- h = z : jarak zenith.
APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM PENENTUAN
TINGGI DAN AZIMUTH BENDA LANGIT
* P U
S
h
Z
9
0
o
-
o
9
0
o
-
h
o
9
0
o -
|
t
3
6
0 o

-
A
KLU
|
360
o
- A
M
e
r
i
d
i
a
n
E
k
u
a
t
o
r
l
a
n
g
i
t
B

7
PENENTUAN AWAL WAKTU SHALAT
KEDUDUKAN MATAHARI PADA AWAL WAKTU SHALAT
Waktu Sholat = Ketinggian Matahari ( h
Mth
- Koreksi waktu daerah + ikhtiyat)
KWD atau Interpolasi untuk Daerah WIB = (105
o
) : 15.
Ikhtiyat (pengaman) = ditambahkan antara 1 s.d. 2 menit.
Khusus untuk Imsak dan Terbit dikurangkan antara 1 sd. 2 menit.
1. Waktu Dzuhur: h Matahari di Meridian (Meridian Pass atau MP)
MP = 12 e. e adalah equation of time atau perata waktu.
Waktu sholat lainnya menggunakan rumus :
cos t
Mthr
= -tan | tan o
Mthr
+ sin h
Mthr
:cos | : cos o
Mthr
t = sudut jam atau sudut waktu Matahari
2. Waktu Ashar
cotan h = tan [ | o ] + 1
3. Waktu Maghrib
h = -(SD +Refraksi + Dip). Untuk sholat cukup h = -1
o
4. Waktu Isya, h = - 18
o
5. Waktu subuh, h = -20
o
6. Waktu Imsak,h = - 22
o
7. Waktu Terbit, h = -1
o
8. Waktu Dluha , ketika Matahari setinggi tumbak, h = 3
o
30


APLIKASI SEGITIGA BOLA DI MUKA BUMI
PENGGUNAAN SEGITIGA BOLA PADA BOLA BUMI
B
A
a
b
c
ABC merupakan segitiga bola
A,B,C = sudut-sudut segitiga bola
a,b,c = panjang busur segitiga bola
Rumus cos:
Cos a = Cos b Cos c + Sin b Sin c Cos A
Rumus sin:
Sin A/ Sin a = Sin B/ Sin b = SinC/ sin c
Penentu arah Kiblat di suatu Tempat
a = 90
o
|
Tempat
Kabah di Mekah ( 39
o
50 BT, 21
o
25U )
b = 90
o
21
o
25 = 68
o
35
C =
Tempat
Kabah
=
Tempat
39
0
50
C
B = Arc Ctg ((Cos | x Tan 21
o
25/ Sin C) (Sin | / Tan C))

8
MENGHITUNG ARAH KIBLAT PADA SUATU TEMPAT DI PERMUKAAN BUMI
Koordinat geografis Mekkah: ( 39
o
50 BT, 21
o
25 LU )
Ctg Q = (Cos | x Tan 21
o
25/ Sin ( 39
o
5) (Sin | / Tan ( 39
o
50)
Q = Arc Ctg ((Cos | x Tan 21
o
25/ Sin ( 39
o
5) (Sin | / Tan ( 39
o
50))
Dimana Q = arah Kiblat dari titik Utara ke arah Barat.
Jika diukur dari Arah Barat ke arah Utara = 90
o
Q
Jika dinyatakan dalam sudut arah, dari Utara ke arah Timur Selatan Barat = 360
o
- Q
| = lintang tempat
= bujur tempat
Contoh arah Kiblat dari Jakarta ( 106
o
49 BT, - 6
o
10)
Q = 64,86
o
dari titik Utara ke arah Barat
Atau 25,14
o
dari Barat ke arah Utara
Atau Sudut arah Kiblat dari Jakarta = 295,14
o
Arah Utara yang dipergunakan adalah arah utara benar (true north) yang sejajar dengan arah
Utara poros rotasi Bumi. Ditentukan berdasar pengamatan tongkat Istiwa atau arah kompas
Yang sudah dikoreksi oleh variasi deklinasi medan magnet di permukaan bumi.


PENGECEKAN & PENGUKURAN ARAH KIBLAT AKURAT DGN MUDAH
8888
Jakarta
M
e
k
a
h
Pada tanggal 27 atau 28 Mei dan 15 atau 16 Juli saat Dzuhur
di Mekah dapat dipakai acuan pengamatan bayang-bayang
arah kiblat.
WIB = Waktu Saudi + 4 jam
Z
e
n
i
t
h

(
D
z
u
h
u
r
)
(
3
9
0

4
9
,
6

B
T
,

2
1
0 2
5
,
4

L
U
)
(106
0
49,60 BT, 6
0
10,5 LS)
Deklinasi Matahari = Lintang Geografis Mekah


9
(
3
9
0

4
9

B
T
,

2
1
0 2
6

L
U
)
S
i
n
a
r
M
a
t
a
h
a
r
i
Ke arah Matahari yang berada tepat di atas Kabah
A
r
a
h
a
t
a
s
(
Z
e
n
i
t
h
)

J
a
k
a
r
t
a
Pada saat Matahari berada tepat di atas
Kabah, arah bayang-bayang benda tegak
tepat membelakangi Kabah.
Di Jakarta pada saat itu terjadi pada tanggal:
a. 27 Mei pukul 16.17.51 WIB.
b. 28 Mei pukul 16.17.59 WIB.
c. 15 Juli pukul 16.26.42 WIB.
d. 16 Juli pukul 16.26.48 WIB.
A
r
a
h
K
i
b
l
a
t
PENGUKURAN ARAH KIBLAT AKURAT DENGAN PENGAMATAN
BAYANGAN SINAR MATAHARI DI WILAYAH JAKARTA
Pusat Bumi
M
e
k
a
h
Jakarta
Barat
25,1
0
dari arah Barat Sejati,
24,6
0
dari arah Barat Kompas
J
A
R
A
K
7
.9
1
2
K
m
.
JAKARTA (106
0
49,625 BT; 6
0
10,525 LS)
MEKAH (39
0
49,569 BT, 21
0
25,360 LU)
ILLUSTRASI
Copy right: Cecep Nurwendaya, Planetarium & Obs.Jakarta tahun 2010

KABAH
MATAHARI
Pada saat Matahari tepat berada di atas Kabah, arah bayang-
bayang benda tegak tepat membelakangi Kabah di Mekah.
Terjadi pada tanggal: 27, 28 Mei dan 15, 16 Juli setiap tahun.
BANDUL
Copy right: Cecep Nurwendaya, Planetarium & Obs.Jakarta tahun 2008
Di daerah zone WIB terjadi pada tgl:
1. 27 Mei pukul 16.17.54 WIB.
Cukup akurat pkl. 16.18 WIB.
2. 28 Mei pukul 16.18.01 WIB.
Cukup akurat pkl. 16.18 WIB.
3. 15 Juli pukul 16.26.44 WIB.
Cukup akurat pkl. 16.27 WIB.
4. 16 Juli pukul 16.26.49 WIB.
Cukup akurat pkl. 16.27 WIB.
Di daerah WITA ditambah 1 jam
Di daerah WIT ditambah 2 jam

10
16 JULI 15 JULI 28 MEI 27 MEI TGL
18.26.
49
17.26.
49
16.26.
49
12.26.
49
18.26.
44
17.26.
44
16.26.
44
12.26.
44
18.18.
03
17.18.
03
16.18.
03
12.18.
03
18.17.
55
17.17
.55
16.17.
55
12.17.
55
2020
18.26.
46
17.26.
46
16.26.
46
12.26.
46
18.26.
40
17.26.
40
16.26.
40
12.26.
40
18.17.
57
17.17.
57
16.17.
57
12.17.
57
18.17.
49
17.17
.49
16.17.
49
12.17.
49
2019
18.26.
47
17.26.
47
16.26.
47
12.26.
47
18.26.
41
17.26.
41
16.26.
41
12.26.
41
18.17.
58
17.17.
58
16.17.
58
12.17.
58
18.17.
50
17.17
.50
16.17.
50
12.17.
50
2018
18.26.
47
17.26.
47
16.26.
47
12.26.
47
18.26.
41
17.26.
41
16.26.
41
12.26.
41
18.18.
00
17.18.
00
16.18.
00
12.18.
00
18.17.
52
17.17
.52
16.17.
52
12.17.
52
2017
18.26.
49
17.26.
49
16.26.
49
12.26.
49
18.26.
43
17.26.
43
16.26.
43
12.26.
43
18.18.
01
17.18.
01
16.18.
01
12.18.
01
18.17.
54
17.17
.54
16.17.
54
12.17.
54
2016
18.25.
45
17.25.
45
16.25.
45
12.25.
45
18.26.
39
17.26.
39
16.26.
39
12.26.
39
18.17.
57
17.17.
57
16.17.
57
12.17.
57
18.17.
50
17.17
.50
16.17.
50
12.17.
50
2015
18.26.
47
17.26.
47
16.26.
47
12.26.
47
18.26.
41
17.26.
41
16.26.
41
12.26.
41
18.17.
58
17.17.
58
16.17.
58
12.17.
58
18.17.
51
17.17
.51
16.17.
51
12.17.
51
2014
18.26.
48
17.26.
48
16.26.
48
12.26.
48
18.26.
43
17.26.
43
16.26.
43
12.26.
43
18.17.
59
17.17.
59
16.17.
59
12.17.
59
18.17.
52
17.17
.52
16.17.
52
12.17.
52
2013
18.26.
50
17.26.
50
16.26.
50
12.26.
50
18.26.
44
17.26.
44
16.26.
44
12.26.
44
18.18.
03
17.18.
03
16.18.
03
12.18.
03
18.17.
55
17.17
.55
16.17.
55
12.17.
55
2012
18.26.
47
17.26.
47
16.26.
47
12.26.
47
18.26.
41
17.26.
41
16.26.
41
12.26.
41
18.17.
58
17.17.
58
16.17.
58
12.17.
58
18.17.
50
17.17
.50
16.17.
50
12.17.
50
2011
18.26.
48
17.26.
48
16.26.
48
12.26.
48
18.26.
42
17.26.
42
16.26.
42
12.26.
42
18.17.
59
17.17.
59
16.17.
59
12.17.
59
18.17.
51
17.17
.51
16.17.
51
12.17.
51
2010
18.26.
48
17.26.
48
16.26.
48
12.26.
48
18.26.
43
17.26.
43
16.26.
43
12.26.
43
18.18.
00
17.18.
00
16.18.
00
12.18.
00
18.17.
53
17.17
.53
16.17.
53
12.17.
53
2009
18.26.
49
17.26.
49
16.26.
49
12.26.
49
18.26.
44
17.26.
44
16.26.
44
12.26.
44
18.18.
01
17.18.
01
16.18.
01
12.18.
01
18.17.
54
17.17
.54
16.17.
54
12.17.
54
2008
WIT WITA WIB WS WIT WITA WIB WS WIT WITA WIB WS WIT WITA WIB WS THN
WS = Waktu Saudi (GMT + 3 Jam). Koordinat Mekah (Sumber: Earth Google):(21
0
25,3600U; 39
0
49,5685 BT)


ARAH BAYANG-BAYANG DI JAKARTA YANG TEPAT
MEMBELAKANGI ARAH KIBLAT DALAM SETAHUN
Prinsip : Deklinasi Matahari = Lintang tempat Mekah ( 21
0
25,36 LU)
Terjadi pada setiap tanggal:
1. Tanggal 27 Mei
Saat di Mekah Matahari di puncak langit Kabah (Dzuhur)) Pkl: 12.17.51 Waktu Saudi,
di Jakarta saat itu pukul: 16.17.51 WIB.
2. Tanggal 28 Mei
Saat di Mekah Matahari di puncak langit Kabah (Dzuhur) Pkl: 12.17.59 Waktu Saudi,
di Jakarta saat itu Pukul: 16.17.59 WIB.
3. Tanggal 15 Juli
Saat di Mekah Matahari di puncak langit Kabah (Dzuhur) Pukul: 12.26.42 Waktu Saudi,
di Jakarta pada saat itu Pukul: 16.26.42 WIB.
4. Tanggal 16 Juli
Saat di Mekah Matahari di puncak langit Kabah (Dzuhur) Pukul: 12.26.48 Waktu Saudi,
di Jakarta pada saat itu Pukul: 16.26.48 WIB.

11
Panjang bayang-bayang benda tegak
di Jakarta = 3,06 kali panjang benda.
Benda
1m
Bayangan 3,06m Arah Kiblat


Panjang bayang-bayang benda tegak
di Jakarta = 3,07 kali panjang benda.
Benda
1m
Bayangan 3,07m Arah Kiblat

12
Panjang bayang-bayang benda tegak
di Jakarta = 3,07 kali panjang benda.
Benda
1m
Bayangan 3,07m Arah Kiblat


Panjang bayang-bayang benda tegak
di Jakarta = 3,07 kali panjang benda.
Benda
1m
Bayangan 3,07m Arah Kiblat

13


Copy right: Cecep Nurwendaya,
Planetarium & Obs.Jakarta tahun 2008

Contoh : Arah kiblat Masjid yang arah kiblatnya kurang
tepat dicek dengan bayangan sinar matahari.

14


Solusinya: merubah saf sajadah tanpa merubah
arah Masjid.



DAFTAR REFERENSI

Abell, G.O., 1975, Exploration of the Universe, Holt, Rinehart and Winston, New
York.
Smart, W.M., 1961, Sperical Astronomy, Cambridge Univ. Press, London.
---------------., 2003, Microsoft Office Excel 2003.
---------------., 2008, Google Earth, Image NASA, 2008 Europa Technologies, 2008
Tele Atlas, Map Data 2008 D Mapes/ El Mercurio.
---------------., 2008, Ephemeris Hisab Rukyat, Direktorat Urusan Agama Islam dan
pembinaan Syariah, Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen
Agama RI.

Você também pode gostar