Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
RESUME SKRIPSI
MASRUROH
NPM : 04. 3127 A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2008
2
BAB I
PENDAHULUAN
berat yang dialami industri farmasi dihadapi oleh kalangan distributor lokal yang
memiliki daya saing rendah. Pasalnya ketimpangan yang tajam antara jumlah
perusahaan farmasi dengan jumlah distributor obat, apotek dan toko obat, semakin
kurang kondusif bagi perkembangan usaha jika dilihat dari sisi economic of
scalenya.
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pabriknya. Dengan begitu akan
diperoleh rasio dimana satu distributor obat dapat melayani puluhan pabrik. Tidak
seperti sekarang ini dimana satu pabrik obat dilayani oleh beberapa puluh
distributor. Kondisi ini pula yang justru dijadikan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
PBF, bukan saja tidak efisien, juga tidak ekonomis, sehingga tidak dapat bersaing
(cara pembuatan obat yang baik) tidak dapat disimpan dan didistribusikan dengan
3
baik. Begitu juga kualitas obatnya pun tidak lagi terjamin oleh distributor, karena
dan mengatasi persaingan tidak sehat diantara perusahaan farmasi dengan jumlah
distributor obat, apotek dan toko obat, dilakukan dengan cara menetapkan standar
Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) dengan Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
farmasi dengan jumlah distributor obat, apotek dan toko obat dan untuk
pelaksanaan farmasi di apotek terdiri dari pelayanan obat non resep pelayanan
obat resep.
swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep yang meliputi
obat wajib apotek (OWA), obat bebas terbatas (OBT) dan obat bebas (OB).
Sedang pelayanan obat dengan resep pelayanan kepada pasien melalui resep yang
Apotek Kimia Farma sebagai salah satu dari pelaku bisnis distributor obat
konsumen, melalui penjualan obat-obatan, baik yang dijual dengan resep maupun
tanpa resep. Apotek Kimia Farma telah melakukan berbagai upaya dalam
komunikasi dengan tenaga kesehatan, termasuk hal pasien tidak mampu menebus
obat yang ditulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk
berpengalaman. Sehingga konsumen tidak akan ragu lagi untuk membeli obat
pada apotek. Dengan adanya tenaga ahli yang dimiliki dalam bidang farmasi,
jaminan (assurance).
BAB II
PERMASALAHAN
berikut :
BAB III
sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
2. Umur
Umur dari 100 responden yang paling banyak responden berumur 20 s/d
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Penghasilan
70 orang (70 %), serta responden paling sedikit pernah membeli obat
Tabel 3.1
Jawaban Responden Mengenai Kondisi Fisik (Tangible)
Tabel 3.2
Jawaban Responden Mengenai Kemudahan (Emphaty)
Tabel 3.3
Jawaban Responden Mengenai Keandalan (Reliability)
Tabel 3.4
9
Tabel 3.5
Jawaban Responden Mengenai Jaminan (Assurance)
Tabel 3.6
Pendapat Responden Mengenai Kepuasan Konsumen
Pada Apotek Kimia Farma Pekalongan
No Pertanyaan Jawaban (%) Jml
SP P N TP STP
(%)
1 Puas dengan kondisi fisik (tangible) 53 27 17 3 - 100
2 Puas karena selalu mendapat 46 35 10 9 - 100
kemudahan (emphaty) setiap kali
datang
3 Puas karena pelayanan yang diperoleh 33 37 13 10 7 100
dapat diandalkan (reliability)
4 Puas karena kesigapan 47 31 8 12 2 100
(responsiveness) dari karyawan
apotek
5 Puas karena mendapat jaminan 50 30 15 5 - 100
(assurance) obat yang diberikan
sesuai dengan petunjuk dari dokter
Sumber : data primer yang diolah
Pengujian validitas dan reliabilitas ini menggunakan alat bantu software SPSS
> r tabel 0,197. Demikian juga dengan koefisien reliabilitas alpha sebesar
11
0,6247 lebih besar dari cronbach alpha 0,60. Dengan demikian dapat
lampiran)
> r tabel 0,197. Demikian juga dengan koefisien reliabilitas alpha sebesar
0,6829 lebih besar dari cronbach alpha 0,60. Dengan demikian dapat
hitung > r tabel 0,197. Demikian juga dengan koefisien reliabilitas alpha
sebesar 0,6173 lebih besar dari cronbach alpha 0,60. Dengan demikian
dapat dikatakan pertanyaan dari indikator variabel kesigapan
(responsiveness) adalah valid dan reliabel untuk dijadikan instrumen
penelitian.
0,6418 lebih besar dari cronbach alpha 0,60. Dengan demikian dapat
0,7086 lebih besar dari cronbach alpha 0,60. Dengan demikian dapat
1999 : 102)
13
Interpretasi
konsumen.
konsumen.
konsumen.
konsumen.
konsumen.
Daerah
Penerimaan Ho
Daerah
Penolakan Ho
berikut :
> t tabel 1,96, dengan tingkat signifikansi 0,009 lebih kecil dari α
tX1 = 2,446
tX2 = 2,397
tX3 = 2,338
tX4 = 2,309
tX5 = 2,321
Daerah Daerah Daerah
Penolakan Ho Penerimaan Ho Penolakan Ho
pelayanan.
SPSS 11.0 for windows, diperoleh hasil bahwa koefisien regresi dari
pelayanan lainnya.
17
BAB IV
4.1. Simpulan
Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang diperoleh dari
Pengujian Hipotesis
a. Dari pengujian secara simultan (bersamaan) diperoleh hasil sebagai
berikut :
Dengan menggunakan menggunakan taraf signifikan 5 %, derajat
kebebasan n-k-1) diperoleh nilai F hitung = 20,580 dan F tabel =
3,17, dengan tingkat signifikansi 0,000.
Karena nilai F hitung > F tabel yakni 20,580 > 3,17 dan tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang
signifikan antara kualitas pelayanan (tangible, emphaty, reliability,
responsiveness dan assurance) terhadap kepuasan konsumen pada
Apotek Kimia Farma Pekalongan secara simultan (bersamaan).
b. Dari pengujian secara parsial (sendiri-sendiri) menggunakan taraf
berikut :
2,397) > t tabel 1,96 dengan tingkat signifikansi 0,005 lebih kecil
SPSS 11.0 for windows, diperoleh hasil bahwa koefisien regresi dari
pelayanan lainnya.
4.2. Saran-saran
pembelian obat.
21
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Slamet Wiyono dan M. Wahyudin, 2005, Studi Tentang Kualitas Pelayanan
dan Kepuasan Konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten,
Jurnal Penelitian Daya Saing, http://eprint.ums.ac.id.
D. Masson, Robert dan Douglas A. Lind, 1999, Teknik Statistika Untuk Bisnis &
Ekonomi, Erlangga, Jakarta.