Você está na página 1de 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

LATAR BELAKANG Generator merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah energy mekanik berupa putaran menjadi energy listrik. Energi listrik merupakan sebuah kebutuhan yang utama, hal ini disebabkan karena hampir seluruh peralatan di darat maupun di lautan membutuhkan energi listrik. Dengan kita belajar memparalelkan generator ita dapat merencanakan seberapa besar kebutuhan energi listrik yang diperlukan oleh sebuah kapal dan gejala apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja dari generator itu sendiri. Selain paralel generator merupakan suatu cara yang sangat diperlukan dan harus diaplikasikan di kapal karena cara ini dapat memanfaatkan kerja dari generator itu sendiri. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan secara paralel dua generator 3 phase dengan metode gelap terang. 2. Menghubungkan secara paralel dua generator 3 phase dengan metode gelap gelap. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam praktikum kali ini adalah 1. Apa saja syarat untuk memparalelkan dua buah atau lebih generator? 2. Apa manfaat dari memparalelkan generator? 3. Apa saja metode-metode yang digunakan untuk memparalelkan generator?

1.2.

1.3.

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengartian Generator Generator adalah alat listrik yang berfungsi untuk mengkonversi energi mekanik berupa putaran menjadi energi listrik.

Gambar 2.1.1 konstruksi sederhana sebuah generator


Sumber : blogs.itb.ac.id

2.1.1 Prinsip Kerja Paralel Generator Prinsip kerja dari generator ialah sebagai berikut : 1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap. 2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya. 3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi padaketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan energi listrik

Gambar 2.1.2 kaidah tangan kanan Sumber : qtussama.wordpress.com 2.2 Pengertian Paralel Generator Pararel generator adalah metode penggunaan dua atau lebih generator secara bersamaan yang dihubungkan secara paralel. Pararel generator ini bertujuan untuk: 1. Menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik apabila salah satu generator akan diistirahatkan atau diperbaiki. 2. Untuk memperbesar kapasitas daya yang dihasilkan. Dalam memparalelkan dua atau lebih suatu generator, maka terdapat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi. Tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama. 2. Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama, dan 3. Tegangan antar generator harus sefasa.

Prinsip dasar kerja parallel generator Pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu generator, kemudian secara sedikit demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan kemampuan generator tersebut, selanjutnya menghidupkan lagi generator berikutnya dan memparalelkan dengan generator pertama untuk memikul beban yang lebih besar lagi. Saat generator kedua diparalelkan dengan generator pertama yang sudah memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang semula ditanggung generator pertama, sehingga terjadi kerjasama yang meringankan sebelum beban-beban selanjutnya dimasukkan. Seberapa besar pembagian beban yang ditanggung oleh masing-masing generator yang bekerja paralel akan tergantung jumlah masukan bahan bakar dan udara untuk pembakaran mesin diesel, bila mesin penggerak utamanya diesel atau bila mesinmesin penggeraknya lain maka tergantung dari jumlah (debit) air ke turbin air, jumlah (entalpi) uap/gas ke turbin uap/gas atau debit aliran udara ke mesin baling-baling.

Jumlah masukan bahan bakar/ udara, uap air/ gas atau aliran udara ini diatur oleh peralatan atau katup yang digerakkan governor yang menerima sinyal dari perubahan frekuensi listrik yang stabil pada 50Hz, yang ekivalen dengan perubahan putaran (rpm) mesin penggerak utama generator listrik. Bila beban listrik naik maka frekuensi akan turun, sehingga governor harus memperbesar masukan ( bahan bakar/udara, air, uap/gas atau aliran udara) ke mesin penggerak utama untuk menaikkan frekuensinya sampai dengan frekuensi listrik kembali ke normalnya. Sebaliknya bila beban turun, governor mesin-mesin pembangkit harus mengurangi masukan bahan bakar/udara, air, uap air/gas atau aliran udara ke mesin-mesin penggerak sehingga putarannya turun sampai putaran normalnya atau frekuensinya kembali normal pada 50 Hz. Bila tidak ada governor maka mesin-mesin penggerak utama generator akan mengalami overspeed bila beban turun mendadak atau akan mengalami overload bila beban listrik naik.

2.3 Cara memparalelkan generator. Beberapa cara untuk mempararelkan generator adalah sebagai berikut : 1) Lampu cahaya berputar voltmeter. Pada Gambar 2.3.1, pilih lampu dengan tegangan kerja dua kali tegangan phasa netral generator atau gunakan dua lampu yang dihubungkan secara seri. Dalam keadaan sakelar S terbuka operasikan generator, kemudian lihat urutan nyala lampu. Urutan lampu akan berubah menrut urutan L1 - L2 - L3 - L1 - L2 - L3.

Gambar 2.3.1 Voltmeter, Frekuensi Meter, dan Synchroscope


Sumber : gustafparlindungan.blogspot.com

2) Voltmeter, Frekuensi meter, dan Syncronscope. Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel generator banyak yang menggunakan alat Synchroscope, gambar 2.3.1 Penggunaan alat ini dilengkapi dengan Voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan Frekuensi meter untuk kesamaan frekuensi.Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum penunjuk berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih

rendah dan bila searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum telah diam dan menunjuk pada kedudukan vertikal, berarti beda fasa generator dan jala-jala telah 0 (Nol) dan selisih frekuensi telah 0 (Nol), maka pada kondisi ini saklar dimasukkan (ON). Alat synchroscope tidak bisa menunjukkan urutan fasa jalajala, sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan fasa jala-jala.Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa.Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan.

Gambar 2.3.2
Sumber : electricityguide.info

3) Otomatis Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan. 2.4 Metode Paralel Generator 2.4.1 Metode hubungan lampu gelap - terang Misalkan generator G2 akan diparalel dengan generator yang telah dioperasikan sebelumnya yaitu generator G1. Mula-mula G2 diputar dengan penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan If diatur hingga tegangannya sama dengan tegangan G1. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan digunakan alat pendeteksi berupa lampu sinkronoskop hubungan gelap-terang.

Pada metode ini, rangkaian disusun sebagai berikut :

Gambar 2.4.1. Metode Gelap-Terang Menurut buku Marine Electrical hal 57 pada gambar 2.1 diatas lampu sinkronoskop dapat nyala-mati dikarenakan bahwa dikarenakan ada lampu yang tidak dihubungkan dengan fase yang sama sehingga dua lampu akan terang dan yang lainnya akan gelap. Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-phase yang telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase T2 ; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase S2. Jika rangkaian untuk paralel itu benar (urutan fasa sama ), lampu L1, L2 dan L3 akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui bahwa fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama maka L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3 akan menyala. 2.4.2 Metode hubungan lampu gelap gelap Pada metode ini, rangkaian disusun sebagai berikut :

Gambar 2.4.2. Metode Gelap-Gelap Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-phase yang sama. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase S2 ; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase T2. Cara kerjanya sama dengan metode gelap-terang. Apabila rangkaian paralel itu benar ( urutan fasa sama ) ketiga lampu akan menyala-mati-menyala secara bersamaan dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasake dua tegangan sama, maka ketiga lampu akan mati. 2.5 Sikronisasi Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau lebih adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda sederhana ini adalah lampu lampu indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan antar fasa. a. Sinkronoskop Lampu Gelap Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.7.1 Skema Sinkronoskop Lampu Gelap


Sumber : eprints.undip.ac.id

Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. b. Sinkronoskop Lampu Terang Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U dengan V, V dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.7.2 Skema Sinkronoskop Lampu Terang


Sumber : eprints.undip.ac.id

Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap. Jika antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap diparalel. c. Sinkronoskop Lampu Terang Gelap Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara sinkronoskop lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U dengan fasa U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah ini.

Gambar2.7.3 Skema sinkronoskop lampu terang gelap


Sumber : eprints.undip.ac.id

Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua lampu lainnya terang. Namun apabila persyaratan paralel antar generator tidak terpenuhi maka : 1. Jika Frekuensi tidak sama Berdasarkan rumus f = ((p*n)/120) maka terdapat hubungan kesebandingan antara f dan n, jika frekwensi tidak sama atau f1 > f2, makaseolah olah generator pertama (G1) akan menarik Generator kedua (G2). Dan G2 diperlakukan sebagai beban (motor) oleh G1. 2. Jika Tegangan tidak sama

Diagram paralel 2 generator


Sumber : meggitanu.blogspot.com

Dari diagram diatas, diketahui bahwa G1 dengan tegangan output E1 / phasa dan tegangan G2 adalah E2 / phase, dan Rbeban atau busbar 0. Dengan hukum kirchoff, bahwa S E = 0 Pada loop 1, E1 E2 i1*Rbusbar = 0 E1 E2 i1* 0 = 0 Karena G1 paralel G2 maka, E1 = E2, sehingga E1 E1 i1*Rbusbar = 0 i1 = (0/ Rbusbar) = 0/0 = 0 Apabila E1 E2 maka, E1 E2 = DE i1 = (DE / Rbusbar) = DE /0 = ~ Dan arus i1 akan memukul ke G2. 2.6 Peralatan Sinkronisasi Peralatan instrument yang di butuhkan dalam proses sinkronisasi adalah sebagai berikut : 1. Double Voltmeter Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari peralatan yang akan disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja simultan.

Gambar 2.8.1. double voltmeter


Sumber : dunia-listrik.blogspot.com

2. Double Frequency Meter Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC.

Gambar 2.8.2. Double Frequency Meter


Sumber : ilmulistrik.com

3. Synchroscope Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12, maka sudut phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber sefase, dalam sudut phase yang sama. 4.

Gambar 2.8.3. Synchrscope


Sumber : takowa.fi

5. Phase Sequence Indikator Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor induksi. Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar searah jarum jam, maka dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika berputar sebaliknya ber-sequence negative atau RTS.

Gambar 2.8.4. Phase Sequence Indikator


sumber : Directindustry.com

2.7

Pengaruh Load Share Load Sharer adalah pembagian beban pada 2 buah generator. Pada awal mala dioperasikan hanya menggunakan 1 buah generator yang menanggung semua beban, setelah 2 generator bisa dioperasikan secara paralel maka beban akan dibagi rata pada tiap generator. Saat memparalelkan generator pasti akan terjadi over load pada generator dengan kapasitas rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini terlebih dahulu kita mengetahui karakteristik dari setiap generator. Karakteristik yang dimaksud adalah karakteristik daya terhadap putaran atau frekuensi. Selain itu karakteristik dari masing masing generator harus mempunyai droop yang sama. Dengan karakteristik yang demikian kita dapat melakukan pengaturan daya generator sehingga dapat mencapai prosentase yang sama pada masing masing unit generator yang diparalel. Implementasi dari karakteristik tersebut adalah dengan diagram karakteristik frekwensi - daya. Supaya terjadi distribusi beban seperti pada diagram karakteristik, maka antar generator dioperasikan pada kecepatan bersama yang besarnya adalah sebagai berikut, Kecepatan bersama = b/d * g atau = c/e * g (%)

Diagram Karakteristik Frekwensi Terhadap Daya Dua Genset.

dimana, a. Frekuensi atau putaran bersama. b. Beban pada genset 1. c. Beban pada genset 2 d. Kapasitas genset 1. e. Kapasitas genset 2 f. Total beban kedua genset. g. Putaran atau frekwensi tanpa beban dari kedua genset.

2.8

Aplikasi Load share Agar terjadi distribusi beban antar genset yang demikian maka dipergunakan alat load sharer untuk membagi beban genset secara proporsional berdasarkan kapasitas generator. Beberapa merek dipasaran menggunakan parameter tambahan selain parameter diatas yaitu persentase diviasi total kuat arus genset atau total kuat arus genset dan tranformator arus yang diperlukan. Dengan demikian genset dengan kapasitas yang berbeda dapat secara aman diparalel dan menanggung beban secara proporsional sesuai dengan kapasitasnya. Namun demikian penggunaannya di dunia perkapalan masih menjadi kekhawatiran di pihak perancang mengenai arus pembebanan pada masing masing generator [Sardono, 1989].

Sistem Rangkaian Load Sharer Selco Model T4300 Dan Auto

Synchronization T4000

2.9

Kelebihan dan kekurangan Paralel Generator Kelebihan : 1. Mendapatkan daya yang lebih besar. 2. Untuk efisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional menghemat biaya pembelian) 3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator. 4. Menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik apabila salah satu generator akan diistirahatkan atau diperbaiki 5. Untuk menambah masa pemakaian generator 6. Beban yang diteriman generator tidak terlalu 7. Lebih stabil untuk menerima beban yang berubah ubah Kekurangan : 1. Lebih memakan ruangan yang lebih besar 2. Rangkaian parallel generator cenderung rumit 3. biaya standby generator lebih mahal karena untuk mempertahankan performa generator agar tetap mahal. 4. Polusi suara lebih besar karena memakai lebih dari 2 generator. 5. Menambah berat pada kapal.

2.10

Aplikasi Paralel Generator pada Dunia Marine 1. Pada peralatan bongkar muat, seperti crane. 2. Pada kapal, penerapan paralel generator sangat diperlukan, untuk menjamin terpenuhinya suplay energi listrik secara continue. 3. Untuk sumber tenaga pada pembangkit listrik darat seperti PLTA dan PLTU

BAB III DATA PRAKTIKUM III.I Peralatan dan Fungsi No. Nama 1. Generator Sinkron 2 buah Gambar Fungsi Sebagai penghasil tegangan listrik

2.

Motor Penggerak AC

Sebagai penggerak dengan sumber arus AC

3.

Motor Penggerak DC Shunt

Sebagai penggerak dengan sumber arus DC

4.

Regulator 3 buah

Sebagai pengatur suplai tegangan

5.

Kabel

Sebagai penghubung antar komponen listrik

6.

Tangmeter

Sebagai pengukur arus dan tegangan

7.

Frekwensimeter

Sebagai pengukur frekwensi

8.

Lampu Sinkronoskop 3 buah

Sebagai indikator sinkron

9.

lampu TL (6 buah @36 watt)

sebagai beban

10.

lampu pijar(12 buah @40 watt)

sebagai beban

11.

rectifer (penyearah)

penyearah arus

12.

Voltmeter

Pengukur tegangan

III.II Langkah Kerja Percobaan paralel generator dilakukan dengan cara sebagai berikut : Menyusun rangkaian sesuai pada gambar dalam buku petunjuk praktikum listrik perkapalan. Sebelum aliran listrik dihidupkan, maka terlebih dahulu melakukan pengecekan pada komponen-komponen praktikum. Misalnya, pengecekan posisi kabel yang dihubungkan dengan port phase ( R, S, T, dan N ) pada generator apakah sesuai dengan posisi pada instalasi lainnya. Dan juga lakukan pengecekan pada alat-alat ukur listrik apakah dalam kondisi baik. Menjalankan motor AC dan memberi penguatan pada G1 sehingga mencapai tegangan 220 V Memutar motor DC dan memberi penguatan pada generator G2 hingga mencapai tegangan 220 V Menyamakan tegangan dan frekwensi pada kedua generator dengan mengatur penguatan pada motor DC dan generator G2. Menggunakan metode gelap - gelap dan metode gelap - terang sebagai sinkronoskop. Menutup kedua saklar pararel bila sinkronoskop telah memenuhi. Jika mengunakan beban, maka digunakan beban berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 12 buah dan berupa lampu TL 36 watt sebanyak 6 buah. Mencatat tegangan, frekwensi dan arus medan dari kedua generator, baik dalam kondisi tanpa beban, maupun dalam kondisi berbeban.

1. 2.

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Gambar 3.1 rangkaian metode gelap-gelap

Gambar 3.2 rangkaian metode gelap-terang

III.III Tabel Data a. Tanpa Mengunakan Beban Simbol Metode gelap - terang V1 V2 F1 F2 Im1 Im2 220 220 53 Hz 53 Hz 0.62 A 0.4 A

Metode gelap - gelap 220 220 53 Hz 53 Hz 0.64 A 0.38 A

b. Percobaan berbeban dengan metode gelap - terang Beban berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 12 buah. Daya total = 480 Watt. Beban berupa lampu TL 36 watt sebanyak 6 buah. Daya total = 216 Watt.

Simbol V1 V2 F1 F2 Im1 Im2

Dengan lampu pijar 220 220 51 Hz 51 Hz 0.67 A 0.39 A

Dengan lampu TL 180 180 51 Hz 51 Hz 0.66 A 0.38 A

c. Percobaan berbeban dengan metode gelap gelap Beban berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 12 buah. Daya total = 480 Watt. Beban berupa lampu TL 36 watt sebanyak 6 buah. Daya total = 216 Watt. Simbol V1 V2 F1 F2 Im1 Im2 Denagn lampu pijar 220 220 49.5 Hz 49.5 Hz 0.65 A 1.6 A Dengan lampu TL 220 220 49.5 Hz 49.5 Hz 0.64 A 1.48 A

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN IV.I ANALISA DATA 1) Beban Nol 1. Metode gelap terang Pada generator G1 : P = 3.V.I = 3. 220. 0,62 = 409.2 Watt Pada generator G2 P = 3.V.I =3. 220. 0,4 = 264 Watt Pada saat generator di paralelkan, maka : Itot = I 1 + I2 = 0,64 + 0,4 =1.04 Ampere, sehingga P = 3. V. Itot = 3. 220 . 1,04 = 686.4 Watt 2. Metode gelap gelap Pada generator G1 : P = 3.V.I = 3. 220. 0,64 = 422.4 Watt Pada generator G2 P = 3.V.I = 3 . 220 . 0.38 = 250.8 Watt

Pada saat generator di paralelkan, maka : Itot = I 1 + I2 = 0.64 + 0.38 =1.44 Ampere, sehingga P = 3. V. Itot = 3. 220 . 1,44 = 950,4 Watt 2) Berbeban Lampu Pijar 1. Metode Gelap terang Pada Generator 1 P = 3.V.I = 3 . 220 . 0.67 = 442.2 Watt Pada Generator 2 P = 3.V.I = 3 . 220 . 0,39 = 257.4 Watt Daya Total Kedua Generator Itot = Im1 +Im2 = 0.39+0.67 = 1.06 A Maka Daya Total = 3. V. Itot = 3 . 220 . 1.06 = 699.6 Watt Metode Gelap gelap Dengan beban lampu Pijar Pada Generator 1 P = 3.V.I = 3 . 220 . 0.65 = 429 Watt

Pada Generator 2 P = 3.V.I =3 . 220 . 1.6 = 1056 Watt Daya Total Kedua Generator Itot = Im1 +Im2 = 0,65 + 1,6 = 1.25 A Maka Daya Total = 3. V. Itot = 3 . 220 . 1.25 = 825 Watt

3) Berbeban Lampu TL 1. Metode Gelap terang Pada Generator 1 P = 3.V.I = 3 . 220 . 0.66 = 435.6 Watt Pada Generator 2 P = 3.V.I = 3 . 220 . 0.38 =250.8 Watt Daya Total Kedua Generator Itot = Im1 +Im2 = 0.66 + 0.38 = 1.04 A Maka Daya Total = 3. V. Itot = 3 . 220 . 1.04 = 686.4 Watt

2. Metode Gelap gelap Pada Generator 1 P = 3.V.I =3 . 220 . 0.64 = 422.4 Watt Pada Generator 2 P = 3.V.I = 3 . 220 . 1.48 = 976.8 Watt Daya Total Kedua Generator Itot = Im1 +Im2 = 0.64 + 1.48 = 2.12 A Maka Daya Total = 3. V. Itot = 3. 220 . 2.12 = 1399.2 Watt

IV.II Tabel Pengamatan a. Percobaan Parallel Generator tanpa beban Generator G1 V1 (volt) GelapTerang GelapGelap 220 F1 (Hz) 53 Im1 (A) 0.62 P1 (watt)
409

Generator G2 V2 (volt) 220 F2 (Hz) 53 Im2 (A) 0.4 P2 (watt)


264

Itotal (ampere)

Ptotal (watt)

1.04

686.4

220

53

0.64

422.4

220

53

0.38

250.8

1.44

950.4

b. Percobaan berbeban metode gelap - terang Generator G1 V1 (volt) Dengan Lampu Pijar Dengan Lampu TL 220 52 0.66 435.6 220 52 0.38 250.8 1.04 686.4 220 51 0.67 442.2 220 51 0.39 257.4 1.06 699.6 F1 (Hz) Im1 (A) P1 (watt) V2 (volt) Generator G2 F2 (Hz) Im2 (A) P2 (watt) Itotal (ampere) Ptotal (watt)

c. Percobaan berbeban metode gelap - gelap Generator G1 V1 (volt) Dengan Lampu Pijar Dengan Lampu TL 220 51 0.64 422.4 220 51 1.48 976.8 2.12 1399.2 220 49.5 0.65 429 220 49.5 1.6 1056 2.25 1485 F1 (Hz) Im1 (A) P1 (watt) V2 (volt) Generator G2 F2 (Hz) Im2 (A) P2 (watt) Itotal (ampere) Ptotal (watt)

IV.III Pembahasan 1. Pada saat praktikum kedua generator memiliki tegangan, frekuensi yang sama yaitu sebesar 220 v dan 53 Hz. Hal ini sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan pada saat memparalelkan kedua generator 2. Dilihat dari table hasil analisa, daya total generator yang dihasilkan bertambah besar. Hal ini merupakan salah satu manfaat dari memparalelkan kedua generator yaitu apabila kedua generator dihubingkan secara parallel maka daya akan menjadi lebih besar sehingga dapat menghidupkan peralatan listrik yang memiliki daya yang besar 3. Dari metode memparalelkan generator yaitu metode gelap-gelap dan metode gelap terang daya yang dihasilkan dengan menggunakan metode gelap-gelap lebih besar. Hal ini disebabkan karena arus generator yang dihasilkan oleh metode gelap-gelap maksimal dari pada metode gelap terang 4. Pada saat hubungan gelap-terang Pada rangkaian ini, L1, L2, L3 akan menyala dan mati secara bergantian dengan frekuensi (Fg 1Fg2 cicle ). Apabila lampu L1 telah padam, sedangkan lampu L2 dan L3 menyala sama terang, yang berarti Fg1 dan Fg2 sudah sangat dekat atau benar-benar sama. Dalam keadaan ini, posisi semua fasa generator G1 berimpit dengan semua fasa generator G2. Lampu L1 padam, karena suply tegangan oleh phase R1 dan R2 yang sama besarnya tapi saling berlawanan arah. Lampu L2 da L3 akan menyala sama terang, karena mendapat suply tegangan resultan (tegangan antar phase)

BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan data hasil praktikum : 1. Untuk memparalelkan dua buah generator atau lebih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama. b) Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama c) Tegangan antar generator harus sefasa. 2. Manfaat dalam melakukan parallel generator adalah sebagai berikut: Memperbesar kapasitas daya yang dihasilkan oleh generator Menjaga kontinuitas pelayanan untuk peralatan listrik tidak terganggu bila ingin mengganti atau mengistirahatkan salah satu generator Untuk efisiensi (Menghemat biaya operasional bahan bakar prime mover ) 3. Metode yang digunakan untuk memparalelkan generator ada tiga yaitu, metode sinkronisasi gelap terang, gelap gelap dan terang terang. Pada saat praktikum kali ini hanya menggunakan dua buah metode saja yaitu metode sinkronisasi dengan hubungan gelap-terang dan metode gelap gelap. 4. Arus yang dihasilan oleh metode gelap-gelap lebih besar dari pada metode gelap- terang. Hal ini karena suply tegangan oleh phase salah satu tegangan yang sama besarnya tapi saling berlawanan arah. Sedangkan lampu yang lain nya akan menyala sama terang, karena mendapat suply tegangan resultan (tegangan antar phase)

DAFTAR PUSTAKA http://eprints.undip.ac.id/2327/1/Paralel_Generator.pdf http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/11/sinkronisasi.html http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener35a.html

Você também pode gostar