Você está na página 1de 10

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa

Prias Kusuma Wardani (1) Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP (2) Wiwit Rahayu, SP, MP (3) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Email: nisa_okz@yahoo.com Abctract: This research aims to analyze the amount of food and non-food consumption on welfare and pre-welfare family in the Colomadu, Karanganyar and analyze the factors that influence the expenditure for food consumption on welfare and pre-welfare family in the Colomadu Karanganyar. The basic method used in this study is survey techniques. The research location were taken intentionally (purposive) that is in Colomadu, Karanganyar. The respondent collection methods in this research are taken 60 samples consisting of 30 welfare families and 30 pre-welfare families. The data types used in this research is primary and secondary data with data collection techniques of recording, interviews and observations. The analysis used is household food consumption and multiple linear regressions. The results showed the average of household food consumption on the welfare family consumption consists of 45,43% for food consumption and 54,57% for non-food, while the pre-welfare family consumption consists of 59,03% for food and 40,97% for non-food. The factors that have significant effect on family welfare consumption is the family income, while for number of family member and education level had no significant effect on welfare family. The factors that have significant effect on pre-welfare family are family income and number of family members, while the education level had no significant effect. Seeing the household consumption analysis on welfare and pre-welfare family in the Bolon, Colomadu for the pre-welfare families the food need more than non food need so that need to add the work time in order to increase the family income. It can drive the family welfare level especially on pre-welfare family. Keyword: Household Consumption, Colomadu, Welfare and Pre-Welfare Family Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya konsumsi makanan dan bukan makanan pada keluarga Sejahtera dan Pra sejahtera di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya konsumsi pengeluaran untuk pangan pada keluarga sejahtera dan pra sejahtera di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik survei. Lokasi penelitian ini diambil secara sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Metode pengambilan responden pada penelitian ini diambil 60 sampel terdiri atas 30 keluarga sejahtera dan 30 keluarga pra sejahtera. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data secara pencatatan, wawancara dan observasi. Analisis yang digunakan adalah konsumsi pangan rumah tangga dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata untuk konsumsi pangan rumah tangga pada konsumsi keluarga sejahtera terdiri atas 45,43% untuk konsumsi makanan dan 54,57 % untuk bukan makanan, sedangkan untuk konsumsi keluarga pra sejahtera terdiri atas 59,03 % untuk makanan dan 40,97% untuk bukan makanan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada keluarga sejahtera adalah pendapatan keluarga, sedangkan untuk jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata pada keluarga sejahtera. Pada keluarga pra sejahtera faktor-faktor yang berpengaruh nyata adalah pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga, sedangkan tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata. Melihat analisis konsumsi rumah tangga pada keluarga sejahtera dan pra sejahtera di Desa Bolon Kecamatan Colomadu untuk keluarga pra sejahtera kebutuhan akan makanan lebih tinggi dibandingkan bukan makanan sehingga perlunya menambah waktu kerja agar pendapatan keluarga meningkat. Hal ini dapat meningktakan kesejahteraan keluarga khususnya keluarga pra sejahtera.

Kata kunci: Konsumsi rumah tangga, Colomadu, keluarga sejahtera dan prasejahtera PENDAHULUAN Konsumsi rumah tangga menurut BPS dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi makanan dan bukan makanan. Konsumsi rumah tangga ini tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja tidak termasuk konsumsi atau pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang lalu sedangkan konsumsi non makanan dihitung sebulan yang lalu (BPS, 2011 : 26). Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 besarnya biaya pengeluaran per kapita per bulan untuk jenis makanan sebesar 48,83 persen sedangkan untuk jenis non makanan sebesar 51,17 persen. Semakin tinggi pendapatan, maka relative semakin tinggi pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non makanan. Pengeluaran tersebut sebesar 38,83 persen untuk aneka barang dan jasa dan sebesar 32,58 persen untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga (BPS, 2011: 26). Tabel Hasil Penelitian SUSENAS tentang Pola Konsumsi Makanan dan Non Makanan Penduduk Kabupaten Karanganyar. Tabel 1. Pola Konsmsi Makanan Penduduk di Kabupaten Karanganyar, 2010 Kelompok Bahan Makanan Persen (%) Padi-padian 17,38 Umbi-umbian 0,54 Ikan/udang/cumi 2,72 Daging 2,90 Telur dan Susu 8,10 Sayur-sayuran 7,64 Kacang-kacangan 5,07 Buah-buahan 3,24 Minyak dan Lemak 4,50 Bahan minuman 5,35 Bumbu-bumbuan 2,45 Konsumsi Lainnya 2,98 Makanan dan Minuman Jadi 28,60 Tembakau dan sirih 8,54 Jumlah 100,00 Sumber : SUSENAS, 2010 : 20 Tabel 1 diatas menunjukkan masih besarnya konsumsi untuk makanan menandakan bahwa sebagian besar penduduk masih mementingkan kebutuhan hidup. Hal ini dapat dimaklumi karena kondisi perekonomian yang masih rendah mengakibatkan pendapatan penduduk yang rendah dan melonjaknya harga kebutuhan hidup. Tabel 2. Pola Konsumsi Non Makanan Penduduk di Kabupaten Karanganyar, 2010 Kelompok Bukan Bahan Makanan Persen (%) Perumahan dan Fasilitas Rumahtangga 32,58 Aneka Barang dan Jasa 38,83 Kesehatan 8,63 Pendidikan 10,33 Lainnya 19,87 Pakaian, Alas kaki dan Tutup Kepala 5,43 Barang Tahan Lama 15,35 Pajak, Pungutan dan Asuransi 4,90 Keperluan Pesta dan Upacara/Kenduri 2,91 Jumlah 100,00 Sumber : SUSENAS, 2010 : 20 Tabel 2 diatas menunjukkan semakin tinggi pendapatan maka relative semakin tinggi pula pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non makanan. Hal ini terjadi pada masyarakat modern yang kebutuhan untuk konsumsi sudah terpenuhi. Sebagai pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa. Secara garis besar konsumsi non pangan rumah tangga meliputi konsumsi untuk kesehatan, pendidikan, perumahan, rekreasi dan lainnya. Barang dan jasa yang dibutuhkan suatu rumah tangga meliputi jenis dan jumlah yang tak terbatas, namun aktivitas konsumsi suatu rumah tangga dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dalam hal ini pendapatan rumah tangga yang rendah menjadi pembatas tingkat konsumsi atau kesejahteraan rumah tangga. Pola konsumsi non pangan dapat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan rumah tangga dan lingkungan tempat tinggal. Tingkat konsumsi non pangan dapat dipengaruhi oleh jumlah, jenis, dan kualitas barang yang dikonsumsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya konsumsi, tingkat konsumsi suatu rumah tangga di antaranya dipengaruhi oleh jumlah anggota rumah tangga, letak geografis, anggota keluarga, dan hargaharga barang yang dikonsumsi (Suwarto,2009 : 58). Kebutuhan makanan memang merupakan kebutuhan utama, sehingga kecenderungan untuk

memenuhi kebutuhan ini akan lebih besar. Namun kebutuhan ini mempunyai titik jenuh, sehingga pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi, pengeluaran akan dialihkan ke kebutuhan lain. Dengan demikian semakin tinggi pendapatan seseorang, pengeluaran untuk bukan makanan semakin besar. Oleh karena itu presentase pengeluaran makanan dan non makanan dapat digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya dan kebutuhan pengembangannya, keluarga sejahtera terdiri atas Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, dan Keluarga Sejahtera III Plus menurutt kriteria BKKBN. Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan. Keluarga dikatakan sebagai keluarga pra sejahtera jika belum dapat memenuhi satu indikator atau lebih antaralain : a) indikator ekonomi (makan dua kali sehari, memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas, bagian terluas rumah bukan berasal dari tanah, b) indikator non ekonomi (melaksanakan ibadah, anak yang sakit dibawa ke dokter) (Rahayu,2006 : 122). Kabupaten Karanganyar dilihat dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraannya, maka keluarga dikelompokkan menjadi lima tahapan, yaitu Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus (BKKBN,2010 : 14). Secara umum tahapan keluarga sejahtera di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan, ini terlihat dari presentase keluarga pra sejahtera turun dari 16,03 % pada tahun 2009 menjadi 14,51 % pada tahun 2010. Sedangkan keluarga sejahtera III dan III plus naik menjadi 52,11 % dan 4,63 % dari sebelumnya yang hanya 49,72 % dan 4,63 % (BPS, 2011 : 53). Tujuan penelitian ini, yaitu: 1) mengetahui besarnya konsumsi pangan dan non pangan pada keluarga sejahtera dan pra sejahtera di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar; dan 2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya konsumsi pada keluarga sejahtera dan pra sejahtera di Desa

Bolon Kecamatan Karanganyar.

Colomadu

Kabupaten

METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif berarti penelitian ini memusatkan perhatian yang tertuju pada pemecahan masalahmasalah yang ada pada masa sekarang (aktual). Analisis berarti data yang dikumpulkan mulamula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994 : 139). Teknik penelitian yang digunakan adalah survey, yaitu penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1997: 175). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Colomadu. Desa Bolon dipilih berdasarkan pertimbangan dari 11 desa yang ada di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar, berdasarkan Data Rekapitulasi Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar untuk Keluarga Sejahtera 624 dan Pra Sejahtera paling banyak yaitu sebesar 343 jiwa. Populasi penelitian ini adalah keluarga sejahtera dan pra sejahtera yang berada di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Pada penelitian ini diambil 60 sampel terdiri atas 30 keluarga sejahtera dan 30 keluarga pra sejahtera. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive dari keluarga yang tergolong keluarga sejahtera dan pra sejahtera yang berada di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengambilan data yang digunakan, antara lain : 1) Pencatatan, teknik ini digunakan untuk mencari data sekunder dengan cara membuat catatan yang dikumpulkan dari data dan publikasi yang sudah ada pada lembaga-lembaga atau instansi-instansi terkait; 2) Wawancara, teknik ini digunakan untuk mencari data primer dengan cara mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan secara sistematis; dan 3) Observasi, teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari wawancara dan pencatatan, yaitu dengan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti. Metode analisis data meliputi 1. Konsumsi keluarga

Konsumsi keluarga dianalisis secara deskriptif, pemilihan pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan. Konsumsi dilihat dari proporsi pengeluaran untuk pangan dan non pangan dapat dirumuskan sebagai berikut: Proporsi Pangan Pengeluara nPangan = x 100% TotalPenge luaran Proporsi Non Pangan Pengeluara nNonPangan = x 100% TotalPenge luaran 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi keluarga sejahtera Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi keluarga sejahtera digunakan analisis regresi linier berganda. Modelnya adalah sebagai berikut : Y= + + + +e Keterangan : Y = Pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan pada keluarga sejahtera (Rp/Bulan) bo = Konstanta = Koefisien regresi = Total pendapatan Keluarga Sejahtera (Rp/Bulan)

= Jumlah Anggota Keluarga Sejahtera (orang) = Tingkat pendidikan Keluarga Sejahtera (tahun) e = Kesalahan 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi keluarga pra sejahtera Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi keluarga pra sejahtera digunakan analisis regresi linier berganda. Modelnya adalah sebagai berikut : Y= + + + +e Selanjutnya diadakan pengujian terhadap model regresi yang digunakan, meliputi Uji , uji F, uji t dan ujiasumsi klasik dengan melihat langsung dari hasil regresi pengolahan computer menggunakan program SPSS 16.0. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Keluarga Responden Identitas responden pada keluarga sejahtera dan pra sejahtera menggambarkan konsumsi pangan rumah tangga di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang meliputi: umur, jumlah anggota keluarga dan total pendapatan

Tabel 1. Karakteristik Responden Keluarga Sejahtera dan Pra Sejahtera di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar
No 1. Uraian Umur (th) a. Suami b. Istri Tingkat Pendidikan (th) a. Suami b. Istri Jumlah anggota keluarga (orang) a. Laki-laki b. Perempuan Sejahtera 46 40 12 10 3 3 Pra Sejahtera 51 50 6 3 2 2

2.

3.

Sumber : Diolah dan diadopsi pada lampiran 1 dan 2 Tabel 1 diketahui bahwa umur rata-rata responden dari Keluarga Sejahtera dan Pra Sejahtera termasuk ke dalam umur produktif, sehingga responden mempunyai produktivitas tinggi. Hal tersebut berpengaruh terhadap pekerjaan responden, yang nantinya akan memberi dampak terhadap konsumsi pangan keluarga. 2. Total Pendapatan Rumah Tangga Konsumsi adalah sebagian dari pendapatan yang dipergunakan untuk membiayai pembelian barang dan jasa serta kebutuhan pokok lainnya, baik untuk makanan maupun bukan makanan. Pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang erat dengan konsumsi keluarga.

Tabel 2. Rata-rata Total Pendapatan Keluarga di Kecamatan Colomadu Rata-rata (Rp/Bulan) Keterangan

Keluarga Sejahtera Keluarga Pra Sejahtera Jumlah Sumber : Analisis data primer Rata-rata pendapatan keluarga sejahtera sebesar Rp 3.598.246,67 sedangkan untuk keluarga pra sejahtera memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp 818.333,33 dengan total keseluruhan adalah Rp 4.416.580,00. Perbedaan yang besar tersebut membawa dampak terhadap besarnya perbedaan kualitas dan kuantitas konsumsi pangan kedua strata keluarga tersebut.

3.598.246,67 818.333,33 4.416.580,00

3. Konsumsi Pangan Keluarga Sejahtera dan Pra sejahtera Pengeluaran pangan keluarga sejahtera dan pra sejahtera di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Rata-rata Pengeluaran Pangan Perbulan Pada Keluarga Sejahtera dan Pra Sejahtera di Desa Bolon Kecamatan Colomadu
Pengeluaran Pangan 1. Padi-padian 2. Umbi-umbian 3. Ikan/udang/cumi 4. Daging 5. Telur dan Susu 6. Sayur-sayuran 7. Kacang-kacangan 8. Buah-buahan 9. Minyak dan Lemak 10. Bahan minuman 11. Bumbu-bumbuan 12. Konsumsi Lainnya 13.Makanan dan Minuman Jadi 14. Minuman beralkohol 15.Tembakau dan sirih Jumlah Keluarga Sejahtera Rp % 163.293,00 27,16 16.900,00 2,81 26.436,67 4,40 75.566,67 12,57 49.323,33 8,21 29.736,00 4,95 26.966,67 4,49 41.273,33 6,87 36.666,67 6,10 49.979,00 8,32 12.580,83 2,09 22.010,00 3,66 15.596,67 2,60 0 0 34.700,00 5,77 601.029,17 100 Keluarga Pra Sejahtera Rp % 130.423,30 32,48 9.450,00 2,35 19.646,67 4,89 29.616,67 7,37 25.166,67 6,26 22.233,33 5,53 24.933,33 6,20 16.883,33 4,20 23.116,67 5,75 32.656,67 8,13 10.600,00 2,63 16.970,00 4,22 8.466,66 2,11 0 0 36766.67 9,16 401.530,00 100

Sumber : Analisis Data Primer Tabel di atas menunjukkan besarnya rata-rata pengeluaran pangan perbulan pada keluarga sejahtera. Besarnya pengeluaran pangan pada keluarga sejahtera sebesar Rp 601.029,17. Pengeluaran terbesar adalah untuk jenis padi-padian yaitu Rp 163.293,00 atau 27,17%, yang kedua untuk jenis daging sebesar Rp 75.566,67 atau 12,57%. Kemudian bahan minuman sebesar Rp 49.979,00 atau 8,32%. Telur dan susu sebesar Rp 49.323,33 atau 8,21%. Buah-buahan Rp 41.273,33 atau 6,87%. Minyak dan lemak Rp 36.666,67 atau 6,10%. Tembakau dan sirih Rp 34.700,00 atau 5,77%. Sayur-sayuran Rp 29.736,00 atau 4,95%. Kacang-kacangan Rp 26.966,67 atau 4,49%. Ikan/udang/cumi Rp 26.436,67 atau 4,40%. Konsumsi lainnya Rp 22.010,00 atau 3,66%. Makanan dan minuman jadi Rp 15.596,67 atau 2,60%. Umbi-umbian Rp 16.900,00 atau 2,81%. Bumbu-bumbuan Rp 12.580,83 atau 2,09%. Minuman beralkohol Rp 0 atau 0%. Rata-rata per bulan konsumsi non pangan pada keluarga sejahtera dan pra sejahtera yang meliputi pengeluaran non pangan yaitu perumahan dan fasilitas keluarga, aneka barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan, pakaian,alas kaki dan tutup kepala, bahan tahan lama, pajak dan asuransi dan keperluan pesta dan upacara. Berikut ini dapat dilihat besarnya pengeluaran

non makanan pada keluarga sejahtera dan pra

sejahtera.

Tabel 4. Rata-rata Pengeluaran Non Pangan Per Bulan Pada Keluarga Sejahtera dan Pra Sejahtera di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Pengeluaran Non Pangan 1. Perumahan dan fasilitas keluarga 2. Aneka barang dan jasa 3. Biaya pendidikan 4. Biaya kesehatan 5. Pakaian,alas kaki dan tutup kepala 6. Bahan tahan lama 7. Pajak dan asuransi 8. Keperluan pesta dan upacara Rata-rata Keluarga Sejahtera Rp % 102.592,50 14,20 213.290,00 224.800,00 7180,00 102.440,00 209.000,00 34.700,00 7.180,00 722.082,50 29,53 31,13 0,94 14,18 2,70 4,12 3,80 100 Keluarga Pra Sejahtera Rp % 76.433.33 27.42 92.973,33 8.486,66 7.833,33 58.170,00 9.413,33 21708,33 3680,00 278.698,30 33,35 3,04 2,64 2,81 3,37 7,78 1,32 100

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata rumah tangga keluarga sejahtera mengeluarkan Rp 722.082,50 per bulan untuk pengeluaran non pangan. Pengeluaran terbesar adalah biaya pendidikan yaitu sebesar Rp 224.800,00 atau 31,13% dari total pengeluaran per bulan, ini berarti pada keluarga sejahtera kesadaran akan pendidikan tinggi karena akan berguna untuk masa yang akan datang. Hasil penelitian sebagian besar anak-anak mereka disekolahkan yang bergengsi atau favorit, responden menganggap kualitas dan kuantitas yang ditawarkan lebih bagus untuk menunjang pendidikan.

Tabel 5. Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar
Pengeluaran Pengeluaran pangan Pengeluaran non pangan Rata-rata Keluarga Sejahtera Rp % 601.029,17 722.082,50 1.323.111,67 45,43 54,57 100 Keluarga Pra Sejahtera Rp % 401.530,00 278.698,33 680.228,33 59,03 40,97 100

Sumber :Analisis Data Primer Berdasarkan di atas rata-rata pengeluaran rumah tangga pada keluarga sejahtera untuk pengeluaran pangan sebesar Rp 601.029,17, sedangkan untuk pengeluaran non pangan sebesar Rp 722.082,50 dengan total pengeluaran Rp 1.332.111,67 dipengaruhi oleh besarnya pendapatan pada keluarga sejahtera. Sedangkan pada keluarga pra sejahtera pengeluaran pangan sebesar Rp 401.530,00, sedangkan pengeluaran non

pangan sebesar Rp 278.698,33 total pengeluaran Rp 680.228,33 dengan persentase pangan 45,43 persen dan non pangan 54,57 persen. 4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Keluarga Sejahtera Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi keluarga sejahtera digunakan analisis regresi linier berganda. Agar dapat memperoleh hasil regresi terbaik, maka harus memenuhi kriteria statistik sebagai berikut : a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil analisis pada keluarga sejahtera menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi variabel dependen, yaitu konsumsi keluarga sejahtera pada tingkat signifikasi 5% sedangkan dari uji R diketahui pula bahwa model yang digunakan cukup baik karena dapat menjelaskan 73,9% dari variabel-variabel konsumsi keluarga sejahtera menggunakan variabel pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan kepala keluarga. b. Hasil Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya. Nilai F sebesar 24,499 dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari = 0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel-variabel bebas (total pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan) sama berpengaruh nyata terhadap konsumsi rumah tangga pada keluarga sejahtera di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar tingkat kepercayaan 95% ( = 5% = 0,05) c. Hasil Uji t Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan terhadap variabel tidak bebasnya pada tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa

d.

variabel bebas yaitu total pendapatan keluarga sangat berpengaruh nyata terhadap konsumsi rumah tangga sedangkan untuk jumlah anggota dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu konsumsi rumah tangga pada keluarga sejahtera di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar pada tgingkat signifikansi 5%. Penjelasan mengenai masingmasing variabel yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga pada keluarga sejahtera di Kecamatan Colomadu Kabupatgen Karanganyar . Keluarga sejahtera variabel pendapatan mempunyai koefisien regresi sebesar 0,188 dengan nilai t hitung sebesar 7,533.dan nilai probabilitasnya 0,000 yang artinya variabel pendapatan keluarga sejahtera berpengaruh signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui Multikolinearitas ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance Value. Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance value < 0,01 maka dalam model tersebut terdapat masalah multikolinearitas. 2) Uji Heteroskedasitas Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu, yang berarti tidak terjadi heteroskedastis. Karena tidak ditemukan adanya penyimpangan terhadap asumsi klasik persamaan regresi maka penaksir-penaksir yang didapatkan merupakan penaksir OLS yang terbaik, linier, dan tidak bias atau bersifat BLUE. 3) Uji Autokorelasi Kriteria asumsi klasik yang ketiga adalah tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu. Dari hasil perhitungan nilai Durbin-Watson (DW) diperoleh sebesar 1,720 yang terletak antara 1,65< 1,720 < 2,35 maka disimpulkan bahwa hasil

estimasi dari model ini tidak terjadi autokorelasi. c. 5. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Keluarga Pra Sejahtera Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi keluarga sejahtera digunakan analisis regresi linier berganda. Agar dapat memperoleh hasil regresi terbaik, maka harus memenuhi kriteria statistik sebagai berikut : a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisisen ini menjelaskan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis pada keluarga pra sejahtera menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi variabel dependen, yaitu konsumsi keluarga sejahtera pada tingkat signifikasi 5% sedangkan dari uji R diketahui pula bahwa model yang digunakan cukup baik karena dapat menjelaskan 47,5% dari variabel-variabel konsumsi keluarga pra sejahtera menggunakan variabel pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan kepala keluarga. b. Hasil Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya. Nilai F sebesar 9,739 dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari = 0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel-variabel bebas (total pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan) sama berpengaruh nyata terhadap konsumsi rumah tangga pada keluarga sejahtera di Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar

d.

tingkat kepercayaan 95%. ( = 5% = 0,05). Hasil Uji t Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan terhadap variabel tidak bebasnya pada tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa variabel bebas yaitu total pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga sangat berpengaruh nyata terhadap konsumsi rumah tangga sedangkan untuk tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu konsumsi rumah tangga pada keluarga pra sejahtera di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar pada tingkat signifikansi 5%. Penjelasan mengenai masingmasing variabel yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga pada keluarga pra sejahtera di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh pendapatan keluarga terhadap konsumsi keluarga pra sejahtera Pada keluarga pra sejahtera variabel pendapatan mempunyai koefisien regresi sebesar 0,507 dengan nilai t hitung sebesar 4,149 dan nilai probabilitasnya 0,000 yang artinya variabel pendapatan keluarga sejahtera berpengaruh signifikan pada tingkat signifikansi 5%. 2) Pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi keluarga pra sejahtera. Pada keluarga pra sejahtera variabel jumlah anggota keluarga mempunyai koefisien regresi sebesar 7.5838.923 dengan t hitung sebesar 2,147dan nilai probabilitas 0,041 yang artinya signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Dengan kata lain setiap penambahan jumlah anggota keluarga sebanyak 1 orang, maka konsumsi keluarga pra sejahtera akan menjadi bertambah sebanyak Rp 7.5838.923 dengan menganggap variabel lain konstan. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui Multikolinearitas ini dapat dilakukan dengan: melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance Value. Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance value < 0,01 maka dalam model tersebut terdapat masalah multikolinearitas. 2) Uji Heteroskedasitas Kriteria asumsi klasik yang kedua adalah tidak terjadi heteroskedastis. Heteroskedastis terjadi apabila sebaran data membentuk pola tertentu (melebar atau mengumpul), sebaliknya bila sebaran data tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastis dalam model regresi. 3) Uji Autokorelasi Kriteria asumsi klasik yang kedua adalah tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu. Dari hasil perhitungan nilai Durbin-Watson (DW) diperoleh sebesar 1,720 yang terletak antara 1,65< 1,720 < 2,35 maka disimpulkan bahwa hasil estimasi dari model ini tidak terjadi autokorelasi. SIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Konsumsi keluarga sejahtera terdiri atas 45,43% untuk konsumsi Pangan dan 54,57% untuk non pangan. Sedangkan untuk konsumsi keluarga pra sejahtera terdiri atas 59,03% untuk pangan dan 40,97% untuk non pangan; dan (2) Pendapatan keluarga berpengaruh nyata terhadap konsumsi keluarga, baik pada keluarga sejahtera maupun keluarga pra sejahtera. Jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata pada konsumsi keluarga pra sejahtera dan tidak berpengaruh pada keluarga sejahtera. Sedangkan tingkat pendidikan kepala keluarga tidak berpengaruh terhadap konsumsi keluarga baik keluarga sejahtera maupun keluarga pra sejahtera. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011a. Keluarga Miskin. www.google.com/gwt/tion/2128070/.

Diakses pada tanggal 20 November 2011. ______. 2011b. Mewujudkan Keluarga Sejahtera Dalam Perspektif Islam.www.kulonprogokab.go.id/v2/file s/. Diakses pada tanggal 20 November 2011. ______. 2011c. Pendapatan Keluarga. scribd,com/. Diakses pada tanggal 23 November 2011.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah. 2010. Pedoman Tata Cara Pencatatan Dan Pelaporan Pendataan Keluarga. BKKBN Karanganyar. Badan Pusat Statistik. 2011. Karanganyar dalam Angka 2010. BPS Kabupaten Karanganyar. Dumairy, 1997. Perekonomian Erlangga, Jakarta. Indonesia.

Dinas Ketahanan Pangan, 2011. Diklat Teknis Manajemen Ketahanan Pangan 2011. Kabupaten Karanganyar. Hanafie, P., 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kementerian Pertanian. 2010. Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan. Jakarta. Prasetyo, P., 2011. Fundamental Makro Ekonomi : IS LM dan Permintaan Penawaran Agregatif. Beta Offset, Yogyakarta. Rahayu, W. 2010. Dampak Kenaikan Harga Beras Terhadap Konsumsi Keluarga Pra Sejahtera Di Kota Surakarta. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Vol. VI/No.2 : 121-127. Rekapitulasi Kecamatan Colomadu. 2011. Rekapitulasi Hasil Pendapatan Keluarga Tingkat Kecamatan. Karanganyar. Relawati, R. 2004. Analisis Ketahanan Pangan Masyarakat Desa (Studi Kasus di Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan

Kabupaten Malang). Tropika. Vol XII/No. 2 : 128-139 Singarimbun, M dan S. Effendi, 1997. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Sudarsono, 1991. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES, Jakarta. Suprapti, S, Marwanti S. 2006. Dinamika Ragam Sumber Pendapatan Rumah Tangga Pedesaan Miskin Di Jawa Tengah. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Vol. III/No.1 : 37-43. Surakhmad, W., 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah-Ilmiah Dasar. Penerbit Tarsito, Bandung. Suwarto. 2009. Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Tani Di Kabupaten Gunung Kidul Menurut Kelembagaan Lahan Dan Tenaga Kerja Pada Usaha Tani. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Vol. V/No.2 : 58-64. Wardhani, A. 1998. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Keluarga Petani di Kabupaten Purworejo. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.

Você também pode gostar