Você está na página 1de 12

PEMERIKSAAN SUBSTANTIF TERHADAP PERPERSEDIAAN DESKRIPSI PERPERSEDIAAN Perpersediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk

dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Kekayaan perusahaan yang tidak dimasukkan ke dalam kelompok persediaan karena kekayaan tersebut tidak dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan adalah perpersediaan yang menunggu saat penjualan dan surat berharga yang disimpan untuk dijual di kemudian hari. Di dalam perusahaan dagang, perpersediaan terutama terdiri dari perpersediaan barang dagangan. Dalam perusahaan manufaktur, perpersediaan terdiri dari perpersediaan bahan baku dan bahan penolong, perpersediaan produk dalam proses, perpersediaan produk jadi, perpersediaan suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik (factory supplies). Perpersediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dari auditor di dalam auditnya karena berbagai alasan berikut ini !. "mumnya perpersediaan merupakan komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya kesalahan-kesalahan besar. #. Penentuan besarnya nilai perpersediaan secara langsung mempengaruhi kos barang yang dijual (cost of good sold) sehingga berpengaruh pula terhadap perhitungan laba tahun yang bersangkutan. $. %erifikasi kuantitas, kondisi, dan nilai perpersediaan merupakan tugas yang lebih kompleks dan sulit dibanding dengan verifikasi sebagian besar unsur laporan keuangan yang lain. &. 'eringkali perpersediaan disimpan di berbagai tempat sehingga menyulitkan penga(asan dan penghitungan fisiknya. ). *danya berbagai macam perpersediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor dalam melaksanakan auditnya. Perkara McKesson & Robbins Pada tahun !+$+, di ".'.*. terjadi peristi(a penipuan besar yang menyangkut persediaan. 'ebuah perusahaan obat-obatan yang bernama ,cKesson -.obbins, /nc. menyajikan laporan keuangannya yang di antaranya berisi aktiva fiktif sebesar "'0!+,111,111, yang kirakira sama dengan #)2 dari total aktivanya. Dari jumlah aktiva fiktif tersebut, termasuk di dalamnya persediaan fiktif sebesar "'0!1,111,111. Pada saat itu auditor independen yang melaksanakan audit memberikan pendapat (ajar tanpa pengecualian, tanpa dapat menunjukkan adanya penggelapan tersebut. 'tandar auditing yang berlaku saat itu tidak me(ajibkan auditor melaksanakan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan (inventory count observation). 'etelah adanya perkara tersebut, profesi akuntan publik di ".'.*. kemudian menerapkan standar auditing baru yang mengharuskan auditor independen melakukan pengamatan (observation) terhadap penghitungan fisik perpersediaan yang dilakukan oleh kliennya. 'tandar tersebut berlaku sampai sekarang, dan profesi akuntan publik di /ndonesia juga mengharuskan hal yang sama terhadap anggota profesinya. PRINSIP AKUNTANSI BERLAKU UMUM DALAM PENYAJIAN PERPERSEDIAAN DALAM NERACA 'ebelum membahas pengujian substantif terhadap perpersediaan, perlu diketahui lebih dahulu prinsip akuntansi berlaku umum dalam penyajian perpersediaan di neraca berikut ini !. 3aporan keuangan harus menjelaskan bah(a persediaan dinilai dengan lo(er of cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos persediaan. #. 4ika persediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika persediaan diturunkan nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung. Kos pengganti kini (current replacement cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk persediaan yang kosnya ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama. $. *kibat perubahan metode penilaian persediaan terhadap perhitungan rugi laba tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan perkecualian mengenai konsistensi penerapan prinsip akuntansi berlaku umum dalam laporan audit. &. Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika persediaan digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien. ). jika jumlahnya material, persediaan dalam perusahaan manufaktur harus dikelompokkan menurut kelompok utama berikut ini persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, dan persediaan bahan baku. Penyajian kelompok persediaan tersebut dalam neraca berdasarkan urutan likuiditasnya. 5. Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya material atau bersifat luar biasa. 6. 7adangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga persediaan setelah tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. 7adangan ini tidak boleh dikurangkan dari persediaan, namun harus disajikan sebagai pengurang akun 3aba Ditahan. PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PERSEDIAAN 8ujuan audit terhadap persediaan adalah

!. ,emperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan persediaan #. ,embuktikan asersi keberadaan persediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan. $. ,embuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan persediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo persediaan yang disajikan di neraca. &. ,embuktikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca. ). ,embuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca. 5. ,embuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan di neraca. .erangka tujuan pengujian substantif terhadap persediaan dilukiskan pada 9ambar berikut

MEMPEROLEH KEYAKINAN TENTANG KEANDALAN CATATAN AKUNTANSI YANG BERSANGKUTAN DENGAN PERSEDIAAN. 'ebelum auditor melakukan pengujian substantif terhadap ke(ajaran saldo persediaan yang dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi persediaan yang disajikan di neraca. "ntuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo persediaan yang dicantumkan di neraca dengan akun persediaan di buku besar dan selanjutnya ke jurnal pembelian atau register bukti kas keluar (jika klien menggunakan voucher system dengan basis waktu), jurnal pengeluaran kas atau check register (jika klien menggunakan voucher system dengan basis tunai), jurnal pemakaian bahan baku, jurnal umum, dan ke buku pembantu persediaan. MEMBUKTIKAN ASERSI KEBERADAAN PERSEDIAAN YANG DICANTUMKAN DI NERACA DAN KETERJADIAN TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PERSEDIAAN . Dalam pengujian substantif terhadap aktiva pada umumnya, pengujian ditujukan untuk membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di neraca sesuai dengan aktiva sesungguhnya yang dimiliki oleh klien. "ntuk tujuan ini, auditor melakukan berbagai prosedur audit guna membuktikan eksistensi aktiva yang bersangkutan dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, membuktikan kelengkapan aktiva yang disajikan di neraca dan transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, membuktikan kepemilikan atas aktiva tersebut, membuktikan ke(ajaran penilaian aktiva tersebut pada tanggal neraca, membuktikan ke(ajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tersebut di dalam laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan pengujian substantif terhadap persediaan, salah satu tujuan auditnya adalah untuk membuktikan asersi keberadaan secliaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan. "ntuk membuktikan asersi tersebut, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini !. Prosedur analitik #. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan. $. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan. &. Pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan. ). Konfirmasi persediaan yang berada di tallgan pihak luar. MEMBUKTIKAN ASERSI KELENGKAPAN TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PERSEDIAAN YANG DICATAT DALAM CATATAN AKUNTANSI DAN KELENGKAPAN SALDO PERSEDIAAN YANG DISAJIKAN DI NERACA. "ntuk membuktikan bah(a saldo persediaan yang dicantumkan di neraca mencakup semua persediaan pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan persediaan dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini

!. #. $. &. ).

Pengujian analitik. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan. Pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan. Konfirmasi persediaan yang berada di tangan pihak luar.

8ransaksi yang berkaitan dengan timbul dan berkurangnya persediaan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perhitungan saldo persediaan pada tanggal neraca, sehingga ketidaktepatan dalam penetapan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan persediaan akan berdampak langsung terhadap perhitungan saldo akun persediaan dan kos barang yang dijual (cost of goods sold). :leh karena itu, salah satu pengujian substantif untuk membuktikan asersi kelengkapan persediaan adalah pemeriksaan terhadap ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan persediaan. MEMBUKTIKAN ASERSI HAK KEPEMILIKAN KLIEN ATAS PERSEDIAAN YANG DICANTUMKAN DI NERACA. Persediaan yang ada pada tanggal neraca belum tentu merupakan hak milik klien, karena persediaan yang ada di tangan klien merupakan barang titipan perusahaan lain atau digadaikan sebagai jaminan penarikan utang. "ntuk membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini l. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan. #. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan. $. Konfirmasi persediaan yang berada di tangan pihak luar. &. Pemeriksaan perjanjian konsinyasi. MEMBUKTIKAN ASERSI PENILAIAN PERSEDIAAN YANG DICANTUMKAN DI NERACA . 'eperti tersebut dalam prinsip akuntansi berlaku umum dalam penyajian persediaan di neraca, persediaan harus disajikan di neraca pada nilainya pada tanggal neraca. ;ilai persediaan yang disajikan di neraca harus dipilih di antara mana yang lebih rendah antara kos dengan harga pasar persediaan tersebut pada tanggal neraca. :leh karena itu, salah satu tujuan pengujian substantif persediaan adalah membuktikan ke(ajaran inventory costing dan inverrtoly pricing yang digunakan oleh klien dalam mencantumkan nilai persediaan di neraca. "ntuk membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini !. Pengujian analitik. #. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan. $. Pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan. &. Permintaan informasi mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan oleh klien. ). Pemeriksaan kesesuaian kos per satuan persediaan dengan prinsip akuntansi berlaku umum. 5. Pemeriksaan catatan pendukung yang berkaitan dengan data kos per satuan persediaan. 6. Pelaksanaan gross-profit test. <. ,eminta surat representasi persediaan dari klien. MEMBUKTIKAN ASERSI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN DI NERACA . Penyajian unsurunsur laporan keuangan dan pengungkapannya harus didasarkan pada prinsip akuntansi berlaku umum. Pengujian substantif terhadap persediaan diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur persediaan telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. "ntuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini !. Pemeriksaan terhadap perjanjian konsinyasi. #. Pemeriksaan penggolongan persediaan dalam neraca. $. Pemeriksaan pengungkapan persediaan di neraca. PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PERSEDIAAN Program pengujian substantif terhadap persediaan berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan di atas seperti ditampilkan pada tabel berikut 8gl Pelaksanaan

Prosedur audi Prosedur Audit Awal !.3akukan prosedur audit a(al atas saldo akun persediaan yang akan diuji lebih lanjut a. "sut saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun persediaan yang bersangkutan di buku besar, b. =itung kembali saldo akun persediaan di buku besar. c. 3akukan revie( terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun Persediaan dan 7adangan

Kertas Kerja

Pelaksana

d e f.

Depresiasinya. "sut saldo a(al akun Persediaan ke kertas kerja tahun yang lalu. "sut posting pendebitan dan pengkreditan akun Persediaan ke dalam jurnal yang bersangkutan. 3akukan rekonsiliasi akun kontrol Persediaan dalam bui>u besar ke buku pembantu persediaan

Prosedur Analitik #. 3akukan prosedur analitik. a. =itung ratio berikut ini (!) 8ingkat perputaran persediaan (#) .atio laba bersih dengan persediaan ($) .atio persediaan dengan volume penjualan yang diharapkan Pengujian terhadap ransaksi Rinci $. ,elalui pengujian, lakukan pemeriksaan atas dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam akun persediaan &. 3akukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan Pengujian terkahap !aldo Akun Rinci 6. 3akukan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan. <. Konfirmasi persediaan yang berada di tangan pihak luar. +. Periksa perjanjian konsinyasi "eri#ikasi Penyajian dan Pengungkapan !1. ?andingkan penyajian persediaan dengan prinsip akuntansi berlaku umum a. Periksa klasifikasi persediaan di neraca. b. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan persediaan. Prosedur Audi A!a" 'ebelum membuktikan apakah saldo persediaan yang dicantumkan oleh klien di neracanya sesuai dengan persediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi persediaan yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. .ekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bah(a informasi persediaan yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. :leh karena itu, auditor melakukan ) prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi persediaan di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan !. "sut saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun Persediaan yang bersangkutan di dalam buku besar. #. =itung kembali saldo akun Persediaan di buku besar. $. "sut saldo a(al akun Persediaan ke kertas kerja tahun yang lalu. &. "sut posting pendebitan dan pengkreditan akun Persediaan ke jurnal yang bersangkutan. ). 3akukan rekonsiliasi buku pembantu Persediaan dengan akun kontrol Persediaan di buku besar. ?erikut ini diuraikan lebih rinci prosedur audit a(al dalam pengujian substantif terhadap persediaan. USUT SALDO PERSEDIAAN YANG TERCANTUM DI NERACA KE SALDO AKUN PERSEDIAAN YANG BERSANGKUTAN DI DALAM BUKU BESAR. "ntuk memperoleh keyakinan bah(a saldo persediaan yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo persediaan yang dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini Persediaan $ahan $aku *kun ini digunakan untuk menampung transaksi pembelian bahan baku, retur pembelian, transaksi pemakaian bahan baku, retur bahan baku ke gudang, dan adjustment hasil penghitungan fisik persediaan. Persediaan Produk dalam Proses *kun ini digunakan untuk mencatat kos produk dalam proses pada tanggal neraca. Persediaan Produk %adi *kun ini digunakan untuk mencatat kos produk jadi yang ditransfer dari ?agian Produksi ke ?agian 9udang, kos produk jadi yang dikirim ke pembeli, dan adjustment hasil penghitungan fisik persediaan. Persediaan !uku &adang

.ekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian dan pemakaian suku cadang, serta adjustment hasil penghitungan fisik persediaan Persediaan $ahan 'abis Pakai Pabrik ((actory !upplies) *kun ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian dan pemakaian bahan habis pakai pabrik (seperti minyak pelumas) serta adjustment hasil penghitungan fisik persediaan. HITUNG KEMBALI SALDO AKUN PERSEDIAAN DI DALAM BUKU BESAR. "ntuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun persediaan, auditor menghitung kembali saldo akun persediaan, dengan cara menambah saldo a(al dengan jumlah pendebitan dan mengurangnya dengan jumlah pengkreditan tiap-tiap akun kontrol tersebut. USUT POSTING PENDEBITAN DAN PENGKREDITAN AKUN PERSEDIAAN KE DI DALAM JURNAL YANG BERSANGKUTAN. Pendebitan di dalam berbagai akun persediaan tersebut kemudian diusut ke jurnal pembelian (atau register bukti kas keluar), atau ke jurnal pengeluaran kas (atau check register), dan pengkreditan ke akun tersebut diusut ke jurnal pemakaian bahan baku dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bah(a mutasi penambahan dan pengurangan persediaan berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan. USUT SALDO A#AL AKUN PERSEDIAAN KE KERTAS KERJA TAHUN YANG LALU. 'ebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun Persediaan, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo a(al kedua akun tersebut. "ntuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo a(al akun Persediaan ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut. LAKUKAN REKONSILIASI BUKU PEMBANTU PERSEDIAAN DENGAN AKUN KONTROL PERSEDIAAN YANG BERSANGKUTAN DI DALAM BUKU BESAR. 'aldo akun kontrol 'edlaan dl dalam buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu persediaan yang bersangkutan untuk memperoleh keyakinan bah(a catatan akuntansi klien yang bersangkutan dengan persediaan dapat dipercaya ketelitiannya. Prosedur Analitik Prosedur analitik ini merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai ke(ajaran persediaan yang disajikan di neraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung berbagai ratio yang bersangkutan dengan persediaan, misalnya tingkat perputaran berbagai kelompok persediaan, dan jika terdapat fluktuasi ratio tertentu dari ratio tahun sebelumnya, auditor berke(ajiban mendapatkan penjelasan mengenai penyebab terjadinya fluktuasi ratio tersebut. =ubungan antara tingkat perputaran persediaan, tingkat persediaan pada tanggal neraca, dan volume penjualan semuanya harus mendukung pengujian-pengujian substantif yang telah dilakukan oleh auditor. .atio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap persediaan Ra io
!. 8ingkat perputaran persediaan Persediaan produk jadi Persediaan produk dalam proses Persediaan bahan baku Persediaan barang dagangan .atio persediaan dengan aktiva lancar Persediaan *ktiva lancar $. .atio laba bruto dengan hasil penjualan 3aba bruto hasil penjualan bersih

For$u"a
Kos produk yang dijual .ata-rata saldo persediaan produk jadi Kos produksi .ata-rata saldo persediaan produk dalam proses ?iaya bahan baku .ata-rata saldo persediaan bahan baku Kos produk yang dijual .ata-rata saldo persediaan barang dagangan

#.

?erbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu) data industri) jumlah yang dianggarkan) atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci. ,isalnya, kenaikan tingkat persediaan produk jadi yang tidak disertai dengan kenaikan pembe lian, produksi, dan penjualan mungkin sebagai akibat dari salah saji yang berkaitan dengan keberadaan dan penilaian persediaan produk jadi. Pe%&u'ia% er(ada) Tra%sa*si Ri%+i Keandalan saldo Persediaan sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini yang didebit dan dikreditkan ke dalam akun Piutang "saha a. 8ransaksi pembelian b. 8ransaksi penjualan, dan c. 8ransaksi pemakaian.

Di samping itu, keandalan saldo akun Persediaan ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut di atas. :leh karena itu, auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang mendebit dan mengkredit akun Persediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut. Peri*sa Sa$)e" Tra%sa*si ,a%& Ter+a a da"a$ A*u% Persediaa% *e Do*u$e% ,a%& Me%du*u%& Ti$-u"%,a Tra%sa*si Terse-u Prosedur audit ini dimulai oleh auditor dari buku pembantu persediaan. Pengujian dilaksa nakan dengan mengambil sampel berikut ini !. 'ampel akun persediaan yang akan diperiksa transaksi mutasinya. #. 'ampel transaksi yang dicatat dalam akun persediaan pilihan. PERIKSA PENDEBITAN AKUN PERSEDIAAN KE DOKUMEN PENDUKUNG. BUKTI KAS KELUAR/ FAKTUR PEMBELIAN/ LAPORAN PENERIMAAN BARANG/ DAN SURAT ORDER PEMBELIAN. *uditor mengambil sampel transaksi yang dicatat di sebelah debit akun persediaan yang terpilih dalam sampel, kemudian melakukan prosedur audit berikut ini !. ,engambil dari arsip klien bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya faktur pembelian, laporan pengiriman barang dan order penjualan. #. ,emeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas keluar. $. ,emeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya. &. ,emeriksa kebenaran data yang di-posting ke dalam akun persediaan berdasarkan hukti kas keluar. ). ,emastikan bah(a semua bukti kas keluar yang disampel telah dicatat di sebelah debit akun persediaan. PERIKSA PENGKREDITAN AKUN PERSEDIAAN KE DOKUMEN PENDUKUNG. FAKTUR PENJUALAN/ LAPORAN PENGIRIMAN BARANG/ BUKTI PEMAKAIAN BARANG GUDANG/ MEMO DEBIT UNTUK RETUR PEMBELIAN. *uditor mengambil sampel transaksi yang dicatat di sebelah kredit akun persediaan yang terpilih dalam sampel, kemudian melakukan prosedur audit berikut ini !. ,engambil dari arsip klien faktur penjualan, bukti pemakaian barang gudang dan memo debit beserta dokumen pendukungnya surat permintaan barang (material re@uisitions) dan laporan pengiriman barang. #. ,emeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung faktur penjualan, surat pemakaian barang gudang, dan memo debit. $. ,emeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam faktur penjualan, surat pemakaian barang gudang, dan memo debit dan dokumen pendukungnya. &. ,emeriksa kebenaran data yang di posting ke dalam akun persediaan berdasarkan faktur penjualan, surat pemakaian barang gudang, dan memo debit. ). ,emastikan bah(a semua faktur penjualan, surat pemakaian barang gudang, dan memo debit yang disampel telah dicatat di sebelah kredit akun persediaan. Pe%&u'ia% Pisa( Ba as Tra%sa*si ,a%& Ber*ai a% de%&a% Persediaa% %erifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian persediaan yang termasuk dalam tahun yang diaudit dibanding dengan tahun sebelumnya. 4ika klien tidak menggunakan tanggal pisah batas yang konsisten, akibatnya adalah transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian persediaan yang seharusnya diakui sebagai pendapatan atau biaya dalam tahun berikutnya, dicatat oleh klien sebagai pendapatan atau biaya dalam tahun yang diaudit. Di lain pihak, transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian dalam tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai pendapatan atau biaya tahun berikutnya. Dengan demikian, jika klien tidak konsisten dalam menggunakan tanggal pisah batas, perhitungan rugi laba tahun yang diaudit akan terpengaruh langsung. :leh karena itu, auditor melakukan pemeriksaan terhadap transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian persediaan dalam beberapa minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk menentukan perlakuan yang tepat terhadap pengakuan pendapatan dan biaya. PERIKSA DOKUMEN YANG MENDUKUNG TRANSAKSI PEMBELIAN DALAM MINGGU TERAKHIR TAHUN YANG DIAUDIT DAN MINGGU PERTAMA SETELAH TANGGAL NERACA . Prosedur audit ini dilakukan oleh auditor dengan cara memilih transaksi pembelian yang dicatat di dalam register bukti kas keluar dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. Dari jurnal ini kemudian auditor memeriksa dokumen sumber berupa bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya berupa surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok. /nformasi yang diperlukan oleh auditor untuk menguji ketepatan pisah batas adalah (a) syarat pembelian (f.o.b shipping point, f.o.b destination), yang dapat diperoleh auditor dari surat order pembelian dan faktur dari pemasok, (b) tanggal penerimaan barang, yang dapat diperoleh auditor dari laporan penerimaan barang, dan (c) tanggal pencatatan ke dalam catatan akuntansi (register bukti kas keluar).

PERIKSA DOKUMEN YANG MENDUKUNG BERKURANGNYA PERSEDIAAN 0KARENA TRANSAKSI PENJUALAN ATAU PEMAKAIAN SENDIRI1 DALAM MINGGU TERAKHIR TAHUN YANG DIAUDIT DAN MINGGU PERTAMA SETELAH TANGGAL NERACA. Prosedur audit lnl dilakukan oleh auditor dengan cara memilih transaksi penjualan yang dicatat di dalam jurnal penjualan dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. Dari jurnal ini kemudian auditor memeriksa dokumen sumber berupa faktur penjualan dan dokumen pendukungnya berupa surat order pengiriman, laporan pengiriman barang, dan surat muat (bill of lading). /nformasi yang diperlukan oleh auditor untuk menguji ketepatan pisah batas transaksi penjualan persediaan adalah (a) syarat penjualan (f.o.b shipping poirlt, f.o.b destination), yang dapat diperoleh auditor dari surat order pengiriman dan faktur penjualan, (b) tanggal pengiriman barang, yang dapat diperoleh auditor dari laporan pengiriman barang, dan (c) tanggal pencatatan ke dalam catatan akuntansi (jurnal penjualan). "ntuk transaksi pemakaian persediaan, auditor memeriksa transaksi pemakaian barang dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. Dari jurnal ini kemudian auditor memeriksa dokumen sumber berupa bukti permintaan dan pemakaian barang gudang. "ntuk mengetahui ketepatan pisah batas yang diterapkan oleh klien terhadap transaksi pemakaian persediaan, auditor membandingkan tanggal pencatatan di dalam jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum dengan tanggal yang tercantum di dalam bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Pe%&u'ia% er(ada) Sa"do A*u% Ri%+i Pengamatan terhadap Penghitungan Aisik Persediaan "ntuk membuktikan asersi (!) keberadaan dan keterjadian, (#) kelengkapan, dan ($) penilaian persediaan, auditor melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan. Prosedur audit yang ditempuh oleh auditor dalam melaksanakan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan adalah (!) memeriksa instruksi tertulis mengenai penghitungan fisik persediaan, (#) melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh klien. PERIKSA INSTRUKSI TERTULIS MENGENAI PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN. /nstruksi tertulis mengenai penghitungan fisik persediaan sebaiknya disusun bersama antara klien dengan auditor independen, sehingga jika instruksi tersebut digunakan untuk melaksanakan penghitungan fisik persediaan, tidak terjadi pengajuan keberatan-keberatan oleh auditor karena pertimbangan ketelitian dan keandalan prosedur penghitungan atas persediaan. *uditor harus memeriksa instruksi tertulis yang dibuat oleh klien untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan data hasil penghitungan fisik persediaan. LAKUKAN PENGAMATAN TERHADAP PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN YANG DILAKUKAN OLEH KLIEN. Penghitungan fisik persediaan merupakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh klien untuk menjamin ketelitian data persediaan yang dicatat di dalam catatan akuntansinya. ?iasanya karena penyimpanan di gudang, persediaan mengalami perubahan kondisi fisiknya, rusak, atau kemungkinan hilang karena dicuri. :leh karena itu, secara periodik klien harus menyelenggarakan penghitungan fisik persediaan yang disimpan di gudang untuk menyesuaikan data persediaan di dalam catatan akuntansinya dengan keadaan fisik persediaan yang ada di gudang. Prosedur audit ini dilaksanakan oleh auditor dengan dua tujuan (!) untuk menguji efektif atau tidaknya struktur pengendalian intern terhadap persediaan dan (#) untuk menguji ke(ajaran informasi persediaan yang dicantumkan di neraca. :leh karena itu, pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan disebut dengan Dua" Pur)ose Tes , yaitu pengujian yang mempunyai tujuan ganda seperti tersebut di atas. Pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan dalam pengujian substantif ini bertujuan untuk membuktikan bah(a klien telah mengadjust catatan akuntansinya berdasarkan data hasil penghitungan fisik persediaan yang andal. Dalam prosedur pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan ini, auditor melakukan kegiatan berikut ini a. ,elakukan hitung uji (test count) terhadap penghitungan fisik yang dilakukan oleh klien. Penghitungan uji ini dilakukan untuk mengecek ketelitian penghitungan fisik yang dilakukan oleh klien. b. ,elakukan compilation test, yaitu pengujian penyalinan data di dalam kartu penghitungan fisik (inventory tags) ke dalam daftar hasil penghitungan fisik (inventory summary sheets). Prosedur audit ini dimaksudkan untuk mengecek ketelitian penyalinan data dari kartu penghitungan fisik ke dalam daftar hasil penghitungan fisik.

c.

,elakukan pricing test, yaitu pengujian pencantuman kos per satuan setiap jenis persediaan yang dicantumkan di dalam daftar hasil penghitungan fisik dan perkalian kos per satuan tersebut dengan kuantitas hasil penghitungan fisik persediaan. Prosedur audit ini dimaksudkan untuk mengecek ketelitian pencantuman harga per satuan dan hasil perkalian kos per satuan tersebut dengan kuantitas persediaan yang dicantumkan di dalam daftar hasil penghitungan fisik. d. ,elakukan adjustment test, yaitu pengujian adjustment yang dilakukan oleh klien terhadap data persediaan di dalam kartu persediaan atas dasar data yang tercantum di dalam daftar hasil penghitungan fisik. Prosedur audit ini dimaksudkan untuk mengecek apakah catatan akuntansi persediaan telah di-adjust dengan data yang benar dari hasil penghitungan fisik persediaan. Kiri$*a% Sura Ko%2ir$asi Persediaa% ,a%& Disi$)a% di Guda%& Pi(a* Luar *dakalanya klien memiliki persediaan yang disimpan di gudang luar, di ba(ah (e(enang penyimpanan perusahaan lain. "ntuk memperoleh keyakinan tentang eksistensi persediaan klien yang disimpan di gudang luar, auditor perlu mengirimkan surat konfirmasi kepada perusahaan yang menyimpan persediaan tersebut. Prosedur audit ini ditujukan untuk membuktikan asersi berikut ini !. Keberadaan dan keterjadian. #. Kelengkapan. $. =ak kepemilikan. Persediaan yang dicantumkan di neraca perlu diverifikasi hak kepemilikannya, karena adakalanya di gudang klien terdapat persediaan yang merupakan barang titipan milik perusahaan lain, atau terdapat persediaan klien yang dititipkan kepada perusahaan lain sebagai barang konsinyasi, atau persediaan klien yang dicantumkan di neraca telah digadaikan dalam penarikan utang. "ntuk memverifikasi hak pemilikan klien terhadap persediaan yang disajikan di neraca, auditor melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung pemerolehan persediaan, meminta informasi dari klien mengenai barang titipan milik perusahaan lain yang ada di tangan klien dan barang konsinyasi klien yang dititipkan perusahaan lain, serta meminta informasi dari klien mengenai persediaan yang dijaminkan dalam penarikan utang. Mi% a"a( i%2or$asi $e%&e%ai -ara%&3-ara%& *"ie% ,a%& di'ua" se+ara *o%si%,asi da% -ara%&3 -ara%& i i)a% ,a%& ada di a%&a% *"ie% /nformasi mengenai barang titipan milik perusahaan lain yang ada di tangan klien dan barang milik klien yang dititipkan perusahaan lain sebagai barang konsinyasi dapat diperoleh auditor dengan cara me(a(ancarai manajer bagian pemasaran dan memeriksa arsip korespondensi antara klien dengan perusahaan yang menitipkan barang kepada klien dan perusahaan yang dititipi barang oleh klien. 3aporan penjualan barang konsinyasi yang diterima oleh klien dari perusahaan yang dititipi barang merupakan sumber informasi untuk mengetahui persediaan klien yang berada di tangan perusahaan lain. 7opy laporan penjualan barang titipan yang dibuat oleh klien untuk perusahaan yang menitipkan barang merupakan sumber informasi untuk mengetahui persediaan yang ada di tangan klien namun bukan merupakan milik klien. Mi% a"a( i%2or$asi $e%&e%ai )ersediaa% ,a%& di'adi*a% 'a$i%a% )e%ari*a% u a%&. /nformasi mengenai persediaan klien yang dijaminkan dalam penarikan utang dapat diperoleh auditor dengan cara me(a(ancarai manajer keuangan dan merevie( ja(aban konfirmasi dari bank. La*u*a% Pe%&u'ia% er(ada) Pe%i"aia% Persediaa% ,enurut prinsip akuntansi berlaku umum persediaan harus disajikan di neraca sebesar nilainya yang lebih rendah di antara nilai pasar dan kosnya pada tanggal neraca. :leh karena itu, pengujian terhadap penilaian persediaan dimaksudkan untuk menilai ke(ajaran penentuan nilai pasar dan kos persediaan pada tanggal neraca. MINTALAH INFORMASI MENGENAI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN YANG DIGUNAKAN OLEH KLIEN. ,enurut prinsip akuntansi berlaku umum, persediaan disajikan di neraca sebesar nilainya pada tanggal neraca. 8erdapat $ metode penilaian persediaan !. ,etode harga pasar (market value method), #. Kos historis, (historical cost method) dan $. 8he lo(er of cost or market. 3angkah permulaan untuk memverifikasi penilaian persediaan adalah meminta informasi mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan oleh klien dalam menyajikan persediaannya di neraca. Dalam prosedur audit ini, auditor, di samping mengumpulkan informasi mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan oleh kliennya, juga menilai apakah metode penilaian persediaan yang digunakan oleh klien cocok dengan kondisi persediaannya. PERIKSA KESESUAIAN KOS PER SATUAN PERSEDIAAN DENGAN PRINSIP AKUNTANSI BERLAKU UMUM .

Prinsip akuntansi berlaku umum mengharuskan jika persediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus dicantumkan di dalam tanda kurung, dan jika persediaan diturunkan nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung. :leh karena itu, auditor perlu memperoleh informasi mengenai metode penentuan kos persediaan (inventory costing method) yang digunakan oleh klien dan menilainya apakah metode penentuan kos persediaan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. ,etode penentuan kos persediaan yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum adalah a. ,etode identifikasi khusus ('pecial identification method)B b. ,etode kos rata-rata (*verage method)B c. ,etode masuk pertama keluar pertama (A/A:)B dan d. ,etode masuk terakhir keluar pertama (3/A:). PERIKSA CATATAN PENDUKUNG YANG BERSANGKUTAN DENGAN DATA KOS PER SATUAN PERSEDIAAN . "ntuk persediaan bahan baku, persediaan suku cadang, dan persediaan bahan habis pakai pabrik, data kos per satuan dapat diverifikasi oleh auditor dengan memeriksa kartu persediaan yang bersangkutan. "ntuk persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi, data kos per satuannya dapat diverifikasi oleh auditor dengan memeriksa kartu persediaan dan kartu kos produk yang bersangkutan (jika perusahaan menggunakan metode kos pesananCjob order cost method) atau ke laporan kos produksi (jika perusahaan menggunakan metode kos prosesCprocess cost method)* BANDINGKAN LABA BRUTO TAHUN YANG DIAUDIT DENGAN LABA BRUTO TAHUN SEBELUMNYA. Pembandingan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk menilai ke(ajaran nilai persediaan barang dagangan dengan menggunakan metode laba bruto (gross pro#it method)* !ebagai contoh, misalnya rata-rata persentase laba bruto tahun yang lalu sebesar $12. 4ika diketahui persediaan a(al tahun yang diaudit sebesar .p 51.111.111, pembelian dalam tahun yang diaudit sebesar .p #11.111.111, dan hasil penjualan dalam tahun tersebut .p #<1.111.111, maka persediaan barang dagangan pada akhir tahun dapat diperkirakan seperti tercantum pada Gross Pro2i Tes berikut ini Persediaan a(al (pada kosnya) Pembelian (pada kosnya) ?arang tersedia untuk dijual =asil penjualan (pada harga pasarCjual) Dikurangi laba bruto $12 D .p #<1.111.111 =asil penjualan (pada kosnya) 8aksiran persediaan akhir (pada kosnya) .p 51.111.111,.p #11.111.111,.p #51.111.111,.p #<1.111.111,.p <&.111.111,- (-) .p !+5.111.111,- (-) .p 5&.111.111,-

*ngka taksiran persediaan akhir tersebut kemudian dibandingkan dengan angka persediaan yang dicantumkan oleh klien di neracanya untuk menilai ke(ajaran penilaiannya. LAKUKAN PENGAMATAN TERHADAP UNSUR PERSEDIAAN YANG RUSAK . Persediaan yang rusak akan mengurangi nilai persediaan yang disajikan di neraca. :leh karena itu, pada (aktu melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan klien, auditor perlu melakukan pengamatan terhadap kondisi fisik persediaan. HITUNG TINGKAT PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN BANDINGKAN DENGAN TINGKAT PERPUTARAN PERSEDIAAN TAHUN SEBELUMNYA . /nformasi mengenai tingkat perputaran persediaan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu persediaan lambat dalam proses penjualan atau pemakaiannya dalam kegiatan perusahaan. *uditor perlu menghitung tingkat perputaran semua kelompok persediaan dan membandingkan hasil perhitungannya tersebut dengan tingkat perputaran persediaan tahun sebelumnya. ?iaya ?ahan ?aku setahun /nventory turnover bahan baku E --------------------------------------Persediaan rata-rata setahun =PP setahun /nventory turnover barang jadi E -----------------------------------------Persediaan rata-rata setahun ,enghitung kecepatan peredarannya yaitu dengan membagi $5) hari inventory turnover

LAKUKAN PENGAMATAN TERHADAP PERSEDIAAN YANG LAMBAT PEMAKAIANNYA ATAU PENJUALANNYA . Persediaan yang lambat penjualan dan pemakaiannya akan mempunyai nilai yang berkurang dari kos pemerolehannya. :leh karena itu, dalam pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan auditor melakukan pengamatan terhadap barang-barang yang lambat penjualannya dan pemakaiannya. MINTALAH SURAT REPRESENTASI PERSEDIAAN DARI KLIEN . 'urat representasi digunakan oleh auditor untuk menyadarkan klien bah(a tanggung ja(ab atas ke(ajaran informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan berada di tangan klien, bukan di tangan auditor. 'urat representasi persediaan berisi pernyataan klien mengenai persediaan yang di sajikan di neraca. 7ontoh surat representasi persediaan yang dibuat oleh klien tampak seperti berikut ini

Pe$eri*saa% Pe%,a'ia% da% Pe%&u%&*a)a% Persediaa% di Nera+a Di atas sudah dicantumkan 6 butir prinsip akuntansi berlaku umum dalam penyajian unsur persediaan di neraca. *tas dasar prinsip akuntansi berlaku umum tersebut, auditor melakukan verifikasi penyajian persediaan di neraca dengan cara (!) memeriksa klasifikasi persediaan di neraca, (#) memeriksa penjelasan yang bersangkutan dengan persediaan, dan ($) melakukan analytical revie( terhadap persediaan. PERIKSA KLASIFIKASI PERSEDIAAN DI NERACA . ,enurut prinsip akuntansi berlaku umum, jika jumlahnya material, persediaan dalam perusahaan manufaktur harus disajikan menurut unsur-unsur utama persediaan produk jadi, produk dalam proses, bahan baku, suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik. "rutan penyajian unsur utama persediaan tersebut didasarkan pada urutan likuiditasnya. *uditor harus memeriksa apakah klien telah melakukan klasifikasi persediaan di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum tersebut.

PERIKSA PENGUNGKAPAN YANG BERSANGKUTAN DENGAN PERSEDIAAN . Dalam prinsip akuntansi berlaku umum, klien diharuskan menjelaskan di dalam laporan keuangannya mengenai metode penentuan kos dan metode penilaian yang digunakan dalam menyajikan persediaan di neraca. ?egitu juga klien diharuskan mencantumkan penjelasan yang lengkap jika persediaannya digadaikan dalam penarikan utang dan jika klien mempunyai komitmen pembelian yang material dan bersifat luar biasa. *uditor harus memeriksa apakah klien telah cukup mencantumkan penjelasan yang berkaitan dengan persediaan di dalam laporan keuangannya sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum tersebut. LAKUKAN ANALYTICAL REVIEW TERHADAP PERSEDIAAN . .evie( analitik ini merupakan revie( secara menyeluruh mengenai ke(ajaran persediaan yang disajikan di neraca. Dalam prosedur ini auditor menghitung berbagai ratio yang bersangkutan dengan persediaan, misalnya tingkat perputaran berbagai kelompok persediaan, dan jika terdapat fluktuasi ratio tertentu dari ratio tahun sebelumnya, auditor berke(ajiban mendapatkan penjelasan mengenai penyebab terjadinya fluktuasi ratio tersebut. =ubungan antara tingkat perputaran persediaan, tingkat persediaan pada tanggal neraca, dan volume penjualan semuanya harus mendukung pengujian pengujian substantif yang telah dilakukan oleh auditor.

LATIHAN AUDITING

3aporan .ugi laba dari P8. =*.,", tahun #116 menunjukkan kerugian sebesar .p #&).111.111,- Kesalahan tersebut berikut ini baru diketahui dalam pemeriksaan akuntan pada tahun #11<, yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan sbb !. ?arang dagangan dengan harga pokok .p !)1.111.111,- dicatat sebagai pembelian pada akhir tahun #116, tetapi barang tersebut baru diterima pada tanggal + januari #11< beserta fakturnya. #. 611 unit barang dagangan dengan harga pokok perunit .p 5)1.111,- dicatat dengan harga pokok .p )51.111,- perunit pada saat perhitungan persediaan akhir. $. ?arang-barang dengan harga pokok .p $!.)11.111,- diterima pada tahun #116 dan termasuk persediaan akhir, tetapi pembeliannya baru dicatat pada tanggal ) januari #11< ketika fakturnya diterima. &. ?arang yang dikonsinyasikan dengan harga pokoknya .p 511.111.111 termasuk dalam persediaan akhir, tetapi diantaranya telah terjual dengan harga pokoknya .p !&).111.111,pada tanggal $! desember #116. penjualan tersebut tidak dicatat sampai dengan tanggal $! desember #116, tetapi baru dicatat setelah menerima uang dari consignee sebesar .p !6).111.111,- pada tanggal !# januari #116. ). ?arang dagangan dengan harga pokok .p $).111.111 dijual .p &).111.111, dan dikirim pada tanggal $! desember #116, tidak termasuk dalam persediaan akhir. 8etapi penjualan tersebut baru dicatat pada tanggal !) januari #11< ketika langganan membayar. Diminta a. =itunglah .ugi 3aba yang benar P8. =*.," untuk tahun #116 b. ?uatlah jurnal koreksi yang diperlukan dlm tahun #116 untuk membetulkan rekening.

Você também pode gostar