Você está na página 1de 4

BB, TB, LK Berat Badan Normal ( 1 6 tahun) BB = (2 x usia) + 8 = (2 x 3) + 8 = 14 kg OS : 16 kg (BB berlebih)

Tinggi Badan Normal ( 2 12 tahun) TB = (6 x usia ) + 77 = ( 6 x 3) + 77 = 95 cm OS : 95 cm (Normal)

Lingkar Kepala Normal

Epidemiologi Jumlah anak yang terkena autis semakin meningkat pesat di berbagai belahan dunia. Di Kanada dan Jepang pertambahan ini mencapai 40 persen sejak 1980. Di California sendiri pada tahun 2002 di-simpulkan terdapat 9 kasus autis per-harinya. Di Amerika Serikat disebutkan autis terjadi pada 60.000 - 15.000 anak dibawah 15 tahun. Kepustakaan lain menyebutkan prevalens autis 10-20 kasus dalam 10.000 orang, bahkan ada yang mengatakan 1 diantara 1000 anak. Di Inggris pada awal tahun 2002 bahkan dilaporkan angka kejadian autis meningkat sangat pesat, dicurigai 1 diantara 10 anak menderita autism. Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta, hingga saat ini belum diketahui berapa persisnya jumlah penyandang namun diperkirakan jumlah anak autis dapat mencapai 150 -200 ribu orang. Gangguan autis diyakini terjadi dengan angka kira-kira 5 kasus per 10.000 anak(0,05%). Onset nya sebelum usia 3 tahun. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan adalah 4-5:1. 75 % kasus dengan IQ subnormal 25 % normal.

Tata laksana A. Penatalaksanaan

a. Non medikamentosa - Applied behavioral analysis (ABA) - Terapi wicara - Terapi okupasi - Terapi fisik - Terapi sosial - Terapi bermain - Terapi perilaku - Terapi perkembangan - Terpai visual - Terapi biomedik - Terapi integrasi sensoris - Terapi makanan-diet tanpa gluten dan tanpa kasein, diet anti yeast/ragi/jamur, diet untuk alergi dan intoleransi makanan - Konsultasi

b. Medikamentosa - antidepresan dan antianxietas mengurangi efek stimulasi perilaku sendiri, mengurangi pergerakan berulang dan temper tantrums - selective serotonin reuptake inhibitors (ssri) atomexitine 0,5 mg/kg PO - Stimulan untuk mengontrol perilaku dan afek (mood), mengatur focus (lebih mudah berkonsentrasi) cth. Metamfetamin.

Pada kasus Diego, tidak diberikan terapi medikamentosa, karena tidak terdapat indikasi. Adapun indikasi pemberian obat-obatan pada penyandang autisme adalah adanya gejalagejala seperti temper trantum, agresivitas, melukai diri sendiri, hiperaktivitas, dan stereotip. Sehingga diperlukan terapi terapi seperti di bawah ini. 1. Terapi behavioral (pola dan tingkah laku)

a. Metode Lovass = metode modifikasi tingkah laku yang disebut dengan Applied Behavioral Analysis (ABA). b. ABA juga sering disebut sebagai Behavioral Intervension atau Behavioral Modification. c. Dasar pemikirannya, perilaku yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan bisa dikontrol atau dibentuk dengan sistem reward dan punishment. 2. Terapi komunikasi dan pembelajaran sosial 3. Medikamentosa mengatasi gejala autisme tanpa menghilangkan secara total a. Antidepresan dan antianxietas mengurangi efek stimulasi perilaku sendiri, mengurangi pergerakan berulang dan temper tantrums i. ii. iii. iv. b. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) - Atomoxetine 0.5 mg/kg PO Imipramine 10-25 mg/d PO Bupropion 37.5-300 mg/d PO} antidepresan Desipramine 10-25 mg PO Psikotropik bekerja sebagai antipsikotik, mengatasi gejala dari autisme, mengurangi perilaku agresif, pergerakan berulang i. ii. iii. c. Methylphenidate Dexmethylphenidate Amphetamine Stimulan untuk mengontrol perilaku dan afek (mood), mengatur fokus (lebih mudah berkonsentrasi)metamfetamin

4. Kemampuan praakademis Melatih anak untuk dapat bermain dengan benar, memberikan permainan yang

mengajarkan anak tentang emosi, hubungan ketidakteraturan (irregularities), dan stimulusstimulus di lingkungannya seperti bunyi-bunyian serta melatih anak untuk mengembangkan imajinasinya lewat media seni seperti menggambar benda-benda yangada di

sekitarnya (Lovass dkk,1996). 5. Kemampuan mengurus diri sendiri (Self Help Skill), 6. Terapi okupasional

Melatih anak untuk menghilangkan gangguan motorik halusnya dengan memperkuat otot-otot jari supaya anak dapat menulis atau melakukan 7. Pendidikan Khusus a. Pendidikan khusus satu guru - satu anak dalam ruangan yang tidak luas dan tidak ada gambar-gambar di dinding atau benda-benda yang tidak perlu, yang dapat mengalihkan perhatian anak b. c. Ada perkembangan mulai dilibatkan dalam lingkungan kelompok kecil kemudian baru kelompok yang lebih besar. Bila telah mampu bergaul dan berkomunikasi mulai dimasukkan pendidikan biasa di TK dan SD untuk anak normal (Soemarno,1992) 8. Diet a. Hindari makanan yang mengandung casein dan protein tepung (glutein) ketrampilan lainnya.

9. Berikan Sinbiotik yaitu gabungan probiotik dan prebiotik. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang dimakan untuk memperbaiki secara menguntungkan keseimbangan a. b. c. mikroflora usu Berikan vitamin C sebagai antioksidan. Hindari makanan yang mengandung pengawet. Sensory Integration Therapy untuk memproses impuls yang

10.

Kemampuan integrasi sensoris adalah kemampuan diterima dari berbagai indera secara stimulan.

Você também pode gostar