Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
(12611014)
(12611116)
4. Elisa Fauzia
5. Arlinda Amalia D
(12611093)
(12611149)
1.
2. 3. 4.
PoiQoi
x100
dimana : In
Pni P(n 1)i
= Nilai konsumsi pada bulan ke (n-1)i = Nilai konsumsi pada periode dasar = Banyaknya jenis barang = Harga jenis barang ke-i pada bulan ke-n
BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, PERUMAHAN, AIR, MINUMAN, ROKOK LISTRIK, GAS & & TEMBAKAU BAHAN BAKAR
SANDANG
KESEHATAN
Bahan Makanan
2011 2012
161,56
157,11 154,94 153,27 153,75 150,90 154,5 153,04 151,61 152,08 151,27 147,54 151,90 151,00 149,32 147,49 146,45 151,04 154,00
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agt,
Sept,
Okt,
Nop,
Des,
Umum
2011 2012 135,72 134,05 134,56 134,83
130,44
126,30
126,42
126,68
126,32
126,48
126,81
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agt,
Sept,
Okt,
Nop,
Des,
Inflasi
Inflasi adalah Adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara.
Sandang Kesehatan
Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keuangan
0,84
0,75 0,76
0,63
0,66
0,48
0,42
0,36 0,25 0,1 0,1 0,26
0,21
0,11 0,13 0,05
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
-0,28
Peran BI dalam mengatur laju inflasi BI berharap bahwa dalam jangka menengah dan panjang, laju inflasi dapat ditekan sekitar 5%. Dalam jangka pendek, angka inflasi dipertahankan dibawah single digit.
Peran BI disini hanya sebatas membatasi uang yang beredar. BI selalu melakukan assessment terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap kemungkinan tekanan inflasi. Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan kepada hasil assessment tersebut. Pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan hanya melalui kebijakan moneter, melainkan juga kebijakan ekonomi makro lainnya seperti kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil.
Kesimpulan :
BI tidak berpengaruh penuh terhadap inflasi. Inflasi tahun 2012 lebih tinggi dari 2011.
Saran :
Sebaiknya koordinasi dan kerjasama antar lembaga lintas sektoral perlu ditingkatkan dalam menangani masalah inflasi ini.
IHP
Latar Belakang
Indeks Harga Produsen (IHP) adalah angka indeks yang menggambarkan tingkat perubahan harga di tingkat produsen. Pengguna data dapat memanfaatkan perkembangan harga produsen. sebagai indikator dini harga grosir maupun harga eceran. Indeks harga perdagangan besar adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga antarwaktu dari suatu paket jenis barang pada tingkat perdagangan besar atau penjualan secara partai besar.
untuk mengetahi IHP sebagai indikator dini indeks harga perdagangan besar (IHPB) dan inflasi, pendukung penyusun produk domestik bruto (PDB) dan informasi untuk pengembangan harga yang diterapkan oleh produsen. IHP sekaligus bisa menggambarkan perubahan harga, baik inflasi maupun deflasi di tingkat produsen.
Indeks harga produsen besar merupakan, angka indeks yang menujukkan perubahan harga pembelian barang oleh pedagang besar dari konsumen. Kegunaannya: bagi pedagang besar dapat mengetahui sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi pada harga-harga pembelian barang dan dapat dijadikan dasar untuk memperkirakan kondisi harga yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.Faktor yang mempengaruhi: a.Kenaikan biaya produksi b.Kebijakan pemerintah. c. Perubahan nilai uang
KESIMPULAN
Indeks Harga Produsen (IHP) Sektor Pertanian pada triwulan I2013 sebesar 114,34 lebih tinggi dibandingkan indeks triwulan IV-2012 (q-to-q) sebesar 112,84 Pada triwulan I-2013, IHP Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 122,64 mengalami kenaikan dari IHP triwulan IV-2012 (q-to-q) sebesar 120,61 Pada triwulan I-2013, IHP Sektor Industri Pengolahan sebesar 116,51 nail dibandingkan IHP triwulan IV 2012 (q-to-q) sebesar 113,80.
SARAN
bagi pedagang besar yang mengetahui sejauh mana perubahan yang terjadi pada harga-harga pembelian barang sehingga dapat sebagai dasar memperkirakan kondisi harga yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.
Latar Belakang Mengingat bahwa dua pertiga penduduk Indonesia tinggal didaerah pedesaan dan sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, termasuk di Yogyakarta banyak warga yang memilih profesi petani. Maka sangat diharapkan sektor pertanian dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang mampu menigkatkan pendapatan par petani.
Tujuan 1. Mengetahui 2.
daerah DIY Membandingkan NTP tertinggi dan terendah pada subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tahun 2009 di DIY
di
NTP merupakan rasio antara indeks yang diterima petani (it) dengan indeks yang dibayar petani (ib) dalam persentase.
Dengan rumus =
100
NTP
111 110 109 108 107 106 105 104 103 102 NTP
101
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop Des
Nilai Tukar Petani Tertinggi dan Terendah Subsektor Tanaman Pangan pada bulan Februari dan September 2009(2007=100)
Kelompok Dan Sub Kelompok Feb 2009 (1) a. Indeks Diterima Petani (It) - Padi - Palawija b. Indeks Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTPP) (2) 118,37 111,69 121,76 115,10 115,34 113,90 102,85 BULAN Sept 2009 (3) 127,29 113,84 134,10 117,95 118,21 116,66 107,92
Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Pangan Provinsi DIY 2009
109 108 107 106 105
104
103 102 101 100 Jan Feb Mart Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop Des NTP 102,9 102,9 103,3 104,1 105,6 106,4 106,7 106,9 107,9 107 106,7 107,1
Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Holtikultura Provinsi DIY 2009
140
120 100
80
60 40 20 Jan Feb Mart Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop Des NTP 103,6 109,2 114,9 114,1 113,6 115 119,7 122,4 125,6 123,1 120,1 117,1 0
Nilai tukar petani pada tahun 2009 pada subsektor tanaman pangan yang tertinggi adalah pada bulan september sebesar 107,92 dan terendah pada bulan februari sebesar 102,85. hal ini terjadi karena pada bulan september terjadi perayaan hari raya idul fitri. Namun pada bulan februari menurun karena indeks harga produk pertanian yang diterima petani mengalami kenaikan lebih rendah dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani.
KESIMPULAN