Você está na página 1de 3

Program S1 Ekonomi di Institut Teknologi Bandung

Oleh: Widjajono Partowidagdo

Indonesia mempunyai dua keunggulan komparatif (comparative advantage) cukup berlimpah yaitu sumberdaya alam dan sumber daya manusia. Dengan modal kedua keunggulan komparatif tersebut sebenarnya kita dapat meraih keunggulan komparatif yang lain yaitu kapital serta pengetahuan dan teknologi. Pengetahuan dan teknologi ini sering disebut juga merupakan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Semua keunggulan komparatif di atas akan menjadi terbukti (proven) secara maksimal apabila kita menggunakannya secara sinergi yaitu apabila kita menggunakan sumberdaya manusia, kapital serta pengetahuan dan teknologi yang kita miliki secara maksimal untuk pengembangan sumberdaya alam. Sedangkan kapital yang dihasilkan oleh pembangunan, kita gunakan secara efisien untuk menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan pengetahuan dan teknologi yang dimiliki serta untuk meningkatkan pengetahuan dan teknologi tersebut, untuk menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Di atas disebutkan bahwa pengetahuan dan teknologi juga merupakan keunggulan kompetitif. Teknologi adalah pengetahuan yang memungkinkan output yang lebih besar atau output dengan kualitas yang lebih baik dari input yang sama. Dengan makin menguasainya, kehidupan suatu bangsa mempunyai potensi untuk lebih efisien. Teknologi merupakan prasyarat bagi menggilindingnya proses pembangunan, peningkatan kwalitas hidup dan daya saing serta kemandirian. Teknologi digunakan oleh masyarakat dan mempunyai dampak terhadap masyarakat dan lingkungannya. Sebelum diaplikasikan, teknologi membutuhkan investasi untuk penelitian dan pengembangannya. Karena sumberdaya, termasuk sumberdana, yang berada pada masyarakat terbatas maka pemilihan teknologi mempunyai arti yang sangat penting. Pemilihan dan pemanfaatan teknologi tidak dapat dipisahkan dari kondisi sosial, ekonomi, hukum dan politik didalam masyarakat dan dampaknya terhadap lingkungan baik fisik maupun sosial. Supaya berkembang dan bermanfaat suatu teknologi membutuhkan kebijakan publik tertentu. Perubahan teknologi dapat mempunyai dampak pada produktivitas, perdagangan, tenaga kerja, investasi, distribusi pendapatan, kwalitas produk, pertumbuhan, inflasi, struktur industri, pertahanan dan lingkungan. Dengan memahami proses perubahan teknologi dapat dibuat kebijakan yang meredam dampak negatip dan mendorong dampak positifnya. Teknologi yang terbaik adalah yang memberikan manfaat sebesar besarnya bagi masyarakat. Telah disebutkan sebelumnya bahwa supaya berkembang dan bermanfaat teknologi membutuhkan kebijakan publik tertentu yaitu kebijakan-kebijakan yang merangsang : kompetisi, kreativitas dan partisipasi masyarakat, intensifikasi dan diversifikasi sumber daya alam, konservasi dan pemeliharaan lingkungan, peningkatan kemampuan teknologi, perbaikan hubungan industrialisasi, pemberdayaan koperasi dan rakyat kecil serta peningkatan jaringan komunikasi.

Tidak hanya penguasaan teknologi yang penting tetapi pemahaman tentang kebijakan publik dan kelembagaan (institusi) yang mendukungnya tidak kalah pentingnya. Kebijakan publik dan kelembagaanlah (bukan kemampuannya) yang menyebabkan penduduk di Jerman Barat dan Jerman Timur serta Korea Utara dan Korea Selatan berbeda nasibnya. Itulah sebabnya seorang guru besar MIT dalam buku MIT: Shaping the Future (1991) menyatakan : The degree to which MIT shapes the future depends on what we emphasize in our name. If we stress that this is the Massachusetts Institute of Technology, we may end up with subordinate role in bringing about truly significant historical changes. But if we emphasize that we are part of the Massachusetts Institute of Technology - a social invention with a proud heritage, a place where people work together to create a society of diversity, equity and justice - then MIT will indeed play a leading role in shaping a better future. Derajat MIT untuk menentukan masa depan tergantung pada apa yang kita tekankan pada nama (lembaga) kita. Jika kita menekankan bahwa ini adalah Institut Teknologi Massachusetts, kita mungkin akan memiliki peran pembantu dalam perubahan penting sejarah. Tapi jika kita menekankan bahwa kita adalah bagian dari Institut Teknologi Massachusetts suatu temuan sosial yang merupakan warisan yang membanggakan, tempat dimana masyarakatnya bekerja sama untuk menciptakan suatu masyarakat dengan kebhinekaan, persamaan dan keadilan maka MIT akan benar-benar berperan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Itulah sebabnya MIT yang memiliki program dibidang teknik nomor satu di Amerika Serikat juga memiliki program di bidang ekonomi, manajemen, politik, psikologi, antropoligi, sejarah dan filsafat yang termasuk terbaik di Amerika Serikat. Jurusan ekonomi MIT bahkan adalah nomor satu di Amerika Serikat dan memiliki beberapa pemenang hadiah Nobel. MIT juga menerbitkan buku Made in America (1989) yang merupakan karya kerjasama antara insinyur dan non insinyur di institusi tersebut untuk meningkatkan daya saing produk buatan Amerika. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa perlu dipikirkan pendidikan bagi insinyur yang ingin mendalami hal-hal yang non teknologi dan pendidikan bagi non insinyur ( ahli hukum, ekonom, sosiolog dan lain-lain) yang ingin mempunyai latar belakang yang lebih kuat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata - kata kunci untuk masa depan yang lebih baik adalah kemandirian, kepedulian serta kerjasama dan pemahaman antar disiplin. Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah sebuah Institut Teknologi seperti MIT. Seyogyanya apabila ITB mempunyai jurusan ekonomi maka harus unik. Jurusan ekonomi tersebut harus lebih banyak membahas sektor riil yang sarat berhubungan dengan teknologi, misalnya: energi dan sumberdaya alam , kehutanan, perkebunan dan pertanian, perindustrian, pekerjaan umum, teknologi, lingkungan hidup, usaha kecil dan menengah, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan perdesaan. Lapangan pekerjaan untuk alumni Program S1 Ekonomi di ITB adalah di instansiintansi yang melayani sektor riil yaitu Departemen ESDM, Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Perhubungan, Departemen Dalam Negeri, Kementrian BUMN, BAPPENAS, Kementrian Informatika dan Telekomunikasi, Kementrian Ristek, Departemen Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Wiraswasta, Bank, Pemda, Parpol dan Ormas, Legislatif, Media dan tentunya tidak tertutup kemungkinan di

Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, Departemen Tenaga Kerja dan lainlain. Diharapkan Program ekonomi di ITB lebih berkonsentrasi pada sektor riil dapat saling melengkapi dengan Program Ekonomi di tempat lain yang lebih berkonsentrasi pada sektor keuangan. Penjelasan ekonomi atau kebijakan apabila memahami masalah kegiatannya akan lebih mudah dimengerti. Sebagai contoh, untuk menjelaskan masalah Migas akan lebih mudah apabila memahami kegiatan-kegiatan teknisnya. Misal keekonomian atau biaya migas tergantung kepada faktor geologi (besar atau kecilnya cadangan), geografi (laut dangkal atau dalam, daerah berkembang atau terpencil), sifat fluida (viskositas, komposisi), lapangan baru atau lama. Tanpa pengetahuan tersebut, seseorang bisa menganggap besarnya biaya disuatu prospek di mark up karena besar, padahal cadangan lebih kecil, lokasi lebih sulit, lapangan sudah tua ( sedikit minyak, banyak air) atau proyek Enhanced Oil Recovery (yang mahal karena menginjeksikan air dan bahan kimia) pasti biayanya lebih besar. Dengan memahami kegiatan-kegiatan teknisnya, disamping lebih bisa menjelaskan keekonomiannya juga akan lebih mudah menjelaskan manfaat dan biaya dari alternatif kebijakan yang dipilih. Told G. Buchholz dalam bukunya "New Ideas From Dead Economists" mengatakan bahwa ekonomi adalah ilmu memilih. Dia bukan memberitahu kita apa yang dipilih, tetapi menolong kita mengerti konsekuensi-konsekuensi dari pilihanpilihan kita.Perlu disadari bahwa manusia harus membuat pilihan-pilihan yang sulit. Kita tidak tinggal di surga, dimana susu dan madu mengalir. Dunia penuh keterbatasan, sehingga kita tidak dapat mendapatkan semua sekaligus. Sedangkan politik adalah proses yang menentukan pandangan-pandangan (values) siapa yang akan berlaku di masyarakat. Sehingga, politik adalah proses untuk menentukan pilihan kita. Akibatnya ekonomi sangat dekat dengan politik. Itulah sebabnya apabila mahasiswa S1 Ekonomi ITB ingin mendalami masalah sektor riil tertentu, misal migas, maka dia harus mengambil beberapa pelajaran di program terkait. Disinilah keunikan program ini.

Bandung, 1 Agustus 2008

Você também pode gostar