Você está na página 1de 14

RESOLUSI KONFLIK KONFLIK INGGRIS VS CINA TENTANG CANDU OPIUM

DARE GEMACITA

170210120049

HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

Pendahuluan Konflik ialah suatu ketidaksamaan pada suatu pemikiran atau pandangan antara dua belah pihak atau lebih dari itu. Konflik tidak dapat dihindari, bahwasannya manusia lahir memiliki latar belakang yang berbeda-beda, tentu saja perilaku dan kebiasaannyapun berbeda tiap kelompok, suku, maupun ras. Sulit untuk menekan konflik pada Negaranegara yang memiliki beragam etnis yang tentu saja multi-kultural. Suatu Negara saja dapat memiliki bahasa yang beragam banyaknya, itu juga merupakan kekayaan Negara tersebut tetapi memiliki sisi negative yaitu pada intensitas tingkat konfliknya akan meningkat. Lahirnya perbedaan memang sudah lahiriah atau lahir dari sananya, itu tugas para aktor-aktor politik negaranya ataupun delegasi masing-masing Negara untuk memelihara harmonisasi agar tidak muncul ke permukaan dan sampai menimbulkan konflik maupun krisis. Kali ini saya sebagai mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, akan mencoba menganalisis kasus lama yaitu perang opium yang terjadi pada Inggris dan Cina. Konflik tersebut memang sudah selesai, tetapi saya akan mencoba mengambil sudut pandang lain melihat kasus tersebut, dan apabila menghasilkan keputusan yang berbeda bagaimana implikasinya kepada hubungan antara kedua belah pihak tersebut hingga sekarang. Seorang tugas mahasiswa untuk menganalisis atau meperkirakan keadaan kedepannya dengan memiliki analisa yang memiliki berbagai macam sudut pandang agar dapat menarik kesimpulan bahwasannya mana jalan yang terbaik untuk diambil agar tidak menimbulkan konflik dikemudian hari. Dengan menggunakan alat bantu analogi yang diberikan oleh dosen mata kuliah Resolusi Konflik ini, teh Aliyuna, saya secara pribadi mengucapkan terima kasih atas alat bantu yang diberikan yang bertujuan untuk mengambil kesimpulan pada akhir kata nanti.

Pembahasan Apa itu perang candu? Perang candu ialah perang opium antara Inggris dengan Cina. Konflik ini berkisar antara tahun 1840 sampai 1842, tidak berhenti sampai disitu. Babak kedua konflik ini berlangsung agak jauh dari 1842, konflik kedua terjadi pada tahun 1856 sampai dengan 1860. Perang candu ialah konflik antara Negara pertanian yang menggalakkan swasembada, yang mempertahankan kebijakan Negara tertutup (China), dan kapitalisme Barat yang hendak memaksakan pasar terbuka melalui kekuatan militer angkatan laut yang dimiliki Inggris. Konflik ini terjadi dengan dimulainya Inggris menjual opium ke Negara Qing1 secara diam-diam dan pemerintahan Qing memprotes hal itu. Namun, Inggris yang memulai perang dengan menjadikan Qing seperti Negara jajahan. Bermula dari teh merah, orang-orang inggris khususnya pada kerajaannya, sangat menyukai teh merah. Teh merah diimpor dari Qing. Selain teh, Inggris juga mengimpor keramik (guci) dan kain sutra. Inggris yang tergantung terhadap produk-produk Cina merasa hal ini tidak pantas untuk negaranya dan tidak adil, karena tidak ada satupun barang-barang Inggris yang diimpor oleh Cina. Ketika Inggris membeli teh merah dengan uang perak, anggaplah uang perak seperti dollar amerika serikat di abad 21. Impor teh Inggris kepada Cina terus meningkat, uang perak yang masuk ke kas Qing semakin banyak. Apabila hal ini tidak dapat ditahan laju pertukaran uang dan barangnya, maka Inggris kehabisan uang perak dan terjadi krisis moneter. Inggris saat itu langsung mengirimkan delegasinya untuk bertemu dengan penguasa Qing agar tidak hanya memberikan izin berdagang di Guangzhou saja, tetapi ke seluruh daerah hingga pelosok kawasan Cina. Reaksi dari kaisar kekasiaran Qing sangat menolaknya, ia merasa bahwa Negara swasembada, dan memperintahkan delegasi Inggris tersebut untuk pulang dan mengatakan kepada Ratu Victoria untuk tidak mencoba menjual barang-barangnya disini. Ia hanya menawarkan akan menyediakan lahan khusus untuk Inggris berjualan.

Salah satu dinasti yang ada di Cina.

Inggris geram, situasi dianggap semakin sulit karena Inggris bergantung pada produk Cina, tetapi Cina tidak bergantung satupun pada produk-produk Inggris. Saat itu, Inggris ssangat membutuhkan pasar untuk menjual banyak produk akibat adanya Revolusi Industri. Inggris menganggap Qing ialah pasar terbesar di Dunia malah merugikan mereka sendiri. Inggris bukan Negara yang mudah menyerah, Negara yang pernah mengusir Indian Amerika dan membangun Negara jajahan Amerika Serikat, Negara yang menguasai India dengan menjajah bahan industry. Sampai akhirnya Inggris berpikir pasti aka nada barang yang disukai oleh warga China. Tidak manisan, tidak kesemek kering, tidak keju. Dan akhirnya Inggris menemukan Opium. Ini merupakan tindakan blunder kekaisaran Qing yang ternyata menempatkan Inggris pada lokasi yang dianggap Qing sebagai hutan yang tidak memiliki sumber daya alam ternyata disana ada tumbuhan yang sangat digemari warga Cina, ya Opium. Opium biasa dipakai untuk kebutuhan medis yaitu sebagai obat pembius operasi organ dalam agar tak terasa sakit, tetapi Inggris memperdagangkannya secara gelap. Perdagangan ini pun bukan atas izin Negara, tetapi illegal dilakukan diam-diam oleh orang-orang Qing juga. Inggris juga menanam opium di tanah India agar dapat menjual opium semakin banyak dan melestarikannya di luar China agar kekaisaran Qing tidak dapat mengetahui keberadaan hutan dan lading opiumnya. Orang-orang Qing sangat suka opium, sampai pada tahun 1830-an, pecandu opium di Cina mencapai 2 juta orang. Ketika itu jumlah penduduk Cina mencapai 400 juta orang. Pemerintah Qing geram, berulang kali melarang pengedaran dan perdagangan opium, namun bagaimana kata apabila pecandu opium bertambah banyak. Padahal orang Inggris tidak lagi mengutus penjajanya untuk berjualan opium pada kekaisaran Qing. Para petani, pegawai negeri, tentara, orang-tua ialah kaum yang sangat tergantung dengan opium, orang-orang Inggris merasa senang akhirnya tidak mereka saja yang bergantung pada teh merah asal Cina itu tetapi Cina juga bergantung pada Opium yang diedarkan secara gelap oleh Inggris. Perdagangan ini, langsung secara instan mengembalikan jumlah uang perak yang Inggris berikan kepada Cina, terlebih Inggris langsung mendapat surplus besar uang perak dari perdagangan ini.

Tak lama kemudian, tubuh orang-orang Qing-pun rusak dan hancur, kematian hampir melanda seluruh wilayah Cina. Negara kacau balau dan ekonomi tersendat pertumbuhannya. Harga perak naik sehingga para petani yang membayar pajak dengan perak menjadi semakin miskin. Qing tidak tinggal diam, mereka tidak ingin Cina hancur karena kesalahan dimasa lampau dengan menempatkan Inggris di daerah terpencil sehingga menemukan opium. Dalam mengahadapi permasalahan ini, pemerintahan Qing terbagi menjadi dua kelompok: kelompok keras dan kelompok lunak. Kelompok lunak berpikir masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan cepat dalam waktu dekat. Karena itu mereka mengklaim untuk meresmikan impor opium secara hukum, dan membuat obat-obatan sendiri. Mereka juga melarang dan menindak keras apabila ada tentara maupun pegawai negeri yang memakai opium lagi. Lalu, Kekaisaran Qing berkampanye untuk menghentikan konsumsi opium, sehingga pemakaian opium berkurang secara bertahap di China. Lain dengan pendapat kelompok keras. Mereka mengklaim untuk memberi waktu agar berhenti dari ketergantungan terhadap opium tersebut. Jika ada yang terus menerus memakai opium, mereka akan dijatuhi sanksi berat. Lalu, kaisar Qing memihak kepada kelompok keras. Kemudian seorang pejabat diperintahkan khusus oleh sang kaisar Qing untuk diutus ke Guangzhou. Dia bernama Lin Zexu, inilah perang dimulai ketika ia mulai diutus karena Lin Zexu menyatakan perang dengan opium, perang candu antara kedua belah pihak yang saling mengimpor, Inggris mengimpor teh merah dan Cina mengimpor opium. Negara kuat seperti Inggris memang tidak kenal kalah, selalu mencari peluang meskipun dikondisi yang sulit. Perekonomian tumbuh sangat cepat dan seketika uang perak mereka untuk mengimpor teh merah sudah kembali semua dan mendapatkan surplus. Mereka membangun ekonomi dengan memanfaatkan wilayah yang diberikan oleh Kaisar Qing lalu menjadikan opium barang yang terlarang untuk dikomersilkan apalagi dikonsumsi secara umum dan menjadikan rakyat Cinanya sendiri tergantung oleh itu, semua demi membangun perekonomian negeri dan memberi makan rakyat Inggris. Pada tahun 1842, Qing kalah dalam Perang Candu harus menandatangani Perjanjian Nanjing dengan Inggris. Berikut ini adalah Perjanjian Nanjing, perjanjian yang dianggap perjanjian paling tidak adil dalam sejarah China.

Pertama, Qing harus membuka lima pelabuhannya yang berada di seluruh Cina, yang terbesarnya ialah Guangzhou dan Shanghai agar pedagang Inggris dapat berdagang dengan bebas. Kedua, Qing menyerahkan Hongkong kepada Inggris, dan Inggris yang memerintah atas Hongkong, akibat perjanjian ini Hongkong berada dibawah kuasa Inggris selama 155 tahun dan baru diberikan kembali kepada pemerintahan Cina sekitar tahun 1997. Ketiga, Qing harus membayar kompensasi perang dalam jumlah yang sangat besar kepada Inggris. Keempat, Qing memutuskan adanya pajak impor-ekspor Cina berdasarkan konsultasi dengan pihak Inggris.2 Ada bagian dalam Perjanjian Nanjing mengenai opium yang menjadi penyebab perang, tetapi Qing sama sekali tidak boleh campur tangan. Meskipun Perjanjian Nanjing tidak adil, itu konsekuensi Qing akibat kalah perang dan lemah. Kembali kepada perjanjian tersebut, didalam Perjanjian Nanjing, Inggris menginginkan pembukaan 5 pelabuhan untuk para militernya agar pedagang-pedagang Inggris dapat leluasa untuk menjualkan barang-barangnya di negeri tirai bambu ini. Inggris menginginkan pelabuhan terbesarnya seperti Shanghai untuk dibuka, itu karena Shanghai dilewati oleh Sungai Yangtze, otomatis perjalanan laut lebih mudah digunakan ketimbang melalui darat dengan kuda. Lalu pelabuhan di Guangzhou, terletak bersebrangan langsung dengan Taiwan dan melewati Hongkong sebelum sesampainya ke Guangzhou tersebut. Itu semua kota-kota terbesar yang ada di Cina sampai sekarang. Terdapat kejanggalan yang menjadi banyak pertanyaan mengapa Inggris menginginkan Hongkong pada saat itu. Inggris melihat kondisi geografi Hongkong sangatlah strategis dengan berbatasan dengan Provinsi Taiwan3 dan 2 negara yaitu, Vietnam dan Filipina. Ironisnya, setelah Perang Candu tersebut selesai, Inggris tidak dapat meningkatkan pendapatannya seperti harapan rakyat. Melalui Perjanjian Nanjing, Inggris mengekspor banyak produk kapas ke Qing, namun produk kapas Inggris tidak popular di Qing. Kain kapas yang diproduksi di kampung pertanian Qing jauh lebih bagus dan dijual lebih murah sehingga tidak perlu lagi membeli barang impor yang kualitasnya dibawah barang dalam negeri. Karena ekspor kapas tidak bagus, Inggris kembali mengalami kesulitan. Meskipun
2 3

Beeching, Jack. The Chinese Opium Wars. Mariner Books. 1975. Cina menganggap Taiwan ialah salah satu provinsi dari mereka.

ekspor opium bagus, tetapi jumlah impor teh cina dan sutra meningkat kembali dimana kondisi ekspor pada kapas tidak memiliki efek positif yang langsung terlihat. Inggris berpikir bahwa alas an produk Inggris tidak terjual kepada masyarakat Cina adalah karena tidak masuk sampah daerah daratan. Oleh karena itu, mereka meminta Qing untuk memperbaiki isi perjanjian yakni untuk membuka kota-kota besar di utara agar produk Inggris dapat masuk sampai jauh ke daratan bahkan pelosok pedesaan, dan meresmikan perdagangan opium secara hukum, serta utusan atau delegasi dari Negara asing boleh menetap di Beijing. Akan tetapi, Cina bersikeras menolak. Inggris yang marah kepada Cina mencari cara untuk menyatukan kekuatan dengan Perancis dan Amerika Serikat yang mengincar tanah Cina dan menguasai Qing. Perang Candu II dimulai pada 8 Oktober 1856, ketika itu pegawai negeri Qing menaikki kapal Arrow yang dimiliki Inggris tanpa seizin tentara-tentara Inggris. Kemudian Inggris menuntut pegawai negeri Qing minta maaf atas tindakannya tersebu terlebih mereka membawa pelaut dengan sesuka hati, serta hal yang sulit untuk dimaafkan ialah menghina bendera Inggris. Inilah yang menjadi alasan Inggris untuk kembali menggunakan aspek militer, baik angktan lautnya dan daratnya seperti Perang Candu sebelumnya. Konsultan Inggris di Guangzhou, Harry Smith Parkes menyatakan

ketidakterimaannya bahwa bendera Inggris dirobek. Terlebih, Qing ternyata menahan orang-orang Inggris pada awak kapal tersebut, reaksi konsultan pun langsung meminta Qing tidak perlu melakukan hal yang dianggap akan menambah kericuhan kembali dan meminta Qing tinggal minta maaf saja, tak perlu memperkeruh keadaan. Ye Ming Chen menolak permintaan Parkes dan hanya setuju untuk melepaskan 5 orang pada 10 Oktober 1856, tentu hal ini dianggap mempermainkan pihak Inggris seolaholah mereka dalam kondisi dan posisi yang tertekan. Tak terima begitu saja, pada tanggal 21 Oktober Parkes meminta dalam waktu 24 jam, Qing harus menyetujui semua persyaratan dari pihak Britania Raya. Tidak mendapat jawaban dari pihak Qing, Inggris pun menurunkan armadanya yang dipimpin oleh Laksamana Michael Seymour, langsung membom kota dan perkantoran berkali-kali setiap selang 7 menit. Ternyata, Ye Ming Chen dilarikan dan diamankan oleh tentara-tentara Cina lalu pada keesokkan harinya, Chen mengeluarkan pengumuman bahwa setiap orang yang membunuh orang Inggris akan

diberikan 30 Dollar, sentak armada Inggris langsung berkurang banyak, banyak orangorang sipil yang berlomba-lomba untuk mendapatkan uang dari pemerintah alhasil prajuritprajurit Inggris tidak dapat menyerang Qing dan menangkap Chen karena kekurangan prajurit. Para Pegawai negeri Qing tidak tinggal diam, mereka pun membela diri dengan mengatakan bahwa kapal itu milik orang Qing. Mereka tidak mau meminta maaf dengan alas an tidak pernah pula mengina dan mengejek-ejek bendera Inggris apalagi lagu kebangsaannya. Akibatnya, Inggris kembali berperang dengan Qing pada bulan Desember 1856. Untuk perang kali ini, Perancis pun dilibatkan. Perancis bergabung dalam perang dengan adanya alasan misionaris Perancis yang menyebarkan injil di Cina dieksekusi. Perang antara pasukan sekutu Inggris dan Perancis terjadi hingga ke Tianjin, Beijing, dan berakhir dengan Perjanjian Tianjin pada tahun 1858. Isinya ialah perwakilan Negara asing diperbolehkan menetap di Beijing, dan membuka lebih banyak kota dan pelabuhan di sekitar Sungai Yangtse, serta memberikn kebebasan untuk masuk ke daratan Cina dan melakukan penginjilan. Kapal perang Inggris diperbolehkan masuk Sungai Yangtse dan pelabuhan lain. Perjanjian Tianjin akan diratifikasi (diperiksa terakhir kali dan disetujui) di Beijing, ibukota Cina, dalam waktu satu tahun. Pada saat itu, Qing khususnya dan umumnya Cina, mereka menjadi bulan-bulanan Negara-negara kolonialis barat. Cina dianggap Negara swasembada yang bodoh karena dijajah karena sumber daya alamnya sendiri. Qing yang merasa memiliki harga diri tinggi di Asia geram, mereka merasa tidak pantas untuk menjadi bahan ejekan Negara-negara Eropa dan Amerika. Namun Qing tidak mau terus dihina di ibukota negaranya. Mereka ingin menukar surat ratifikasi di Shanghai, tetapi Inggris dan Perancis memaksa melakukannya di Beijing. Lalu terjadilah konflik dengan Qing dan kapal perang pasukan sekutu dihancurkan. Akibatnya, pasukan sekutu mengirimkan jumlah pasukan tentara dalam jumlah yang lebih besar pada Oktober 1860 untuk mengepung Beijing, ibukota Qing, dan mengadakan perjanjian baru yaitu Perjanjian Beijing. Dalam Perjanjian Beijing, Perjanjian Tianjin tetap diakui sepenuhnya. Dengan demikian, perang yang terjadi antara Inggris dan Cina yang sedemikian berlanjut-lanjut akibat peristiwa kapal Arrow yang paling dianggap brutal dan peristiwa itu dimulainya Perang Candu II, dan kelak diketahui masalah sepele

Pegawai Negeri yang hanya menaikki kapal Inggris dan difitnah sampai mengejek bendera Inggris itu hanyalah alasan yang dilebih-lebihkan oleh pihak Inggris untuk kembali memulai penyerangan. Sekitar akhir 1860, Perang Candu selesai dan pada akhirnya Qing malah menjadi ajang perebutan Negara-negara Eropa. Inggris, Perancis, Jerman, bahkan Negara di Benua Amerika seperti Amerika Serikat juga meramaikan persaingan, yang tak terduga ialah Jepang sebagi Negara tetangga pun yaitu Jepang ikut berada di Cina. Kerajaan Qing, Dinasti terakhir Cina ini harus mengakhiri kedinastiannya dengan cara yang tidak hormat dan sangat hina, serta tidak berdaya. Pada masa itu, yaitu ketika Perang Candu masih bergejolak, Inggris-lah yang Negara yang dikenal sebagai pabrik dunia. Melalui revolusi industri banyak produk yang dihasilkan Negara ratu Victoria seperti kapas, keju, kesemek kering, meskipun tidak laku di pasaran Cina barang-barang Inggris cukup menguasai pasar Amerika dan Eropa. Tentu, Inggris membutuhkan pasar karena barang-barang mereka juga diproduksi oleh Cina dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih bermutu. Tetapi, Inggris ialah Negara yang tak akan terbenam, ia tetap ingin Cina kalah dengan Ekonomi kapitalis kepercayaan pemikiran-pemikiran barat, maka ditemukanlah opium sampai Cina ter-adiksi oleh barang itu.

Penutupan Perang Candu atau Perang Opium adalah konflik antara Negara yang sama-sama menswasembada-kan barang-barang dalam negeri khususnya pada aspek pertaniannya. Berhubungan pula pada ideologi masing-masing Negara yang sangat bertolak belakang. Cina yang komunis pada semua aspek kebijakannya pada waktu itu mempertahankan kebijakan bahwa Negara tertutup dengan perdagangan, sedangkan Inggris yang menganut kapitalis sangat menginginkan adanya pasar terbuka dan bebas berkompetisi apabila diplomasi tidak dapat menemukan titik terangnya, aspek Militernya-pun akan dikerahkan untuk memaksakan bahwa pasar harus terbuka dan dilegalkannya kompetisi bebas antar pedagang, baik pedagang makro maupun mikro. Tetapi, banyak efek positif yang dirasakan Cina tentunya pada era Globalisasi seperti sekarang. Barang-barang Asia Tenggara ratarata berasal dari Cina karena adanya CAFTA, ini merupakan hasil pembelajaran masa lalu Cina yang tetap menganut komunisme pada aspek ekonomi, padahal dunia adalah tempat untuk saling bersosialisasi tepatnya melalui ekonomi dan perdagangan. Apabila suatu Negara menutup dirinya untuk tidak melakukan perdagangan pada zaman sekarang maka Negara tersebut akan memiliki banyak musuh dalam politik dan memiliki krisis atau kekurangan pada suatu barang kebutuhan masyarakatnya sendiri. Resolusi Konflik ini tidak berkesudahan. Setelah Perang Candu, Cina malah jadi Negara yang diperebutkan para Negara-negara barat. Menurut saya, resolusi konflik ini terselesaikan setelah 155 tahun Inggris akhirnya mengembalikan Hongkong pada Cina. Terlihat sekarang Cina salah satu Negara penghasil barang-barang plastic dan mainan anak terbesar di Dunia. Konflik ini terselesaikan karena adanya pembelajaran oleh Internal Cina tersendiri untuk bangkit dan menjadi pusat perdagangan dunia.

Daftar Pustaka
Beeching, Jack. The Chinese Opium Wars. Mariner Books. 1975. Andrea, Alfred J. World History Encyclopedia. Illus. 2011. Gwang Hee, Lee. 20 Wars Shook the History of the World vol. 2. Woongjin Think Big Co., Ltd. 2006.

Alat Bantu Analisis Konflik Perang Candu melalui Analogi Konflik 1. Penahapan Konflik Merupakan grafik peningkatan dan penurunan konflik untuk mengetahui tahap mana situasinya sekarang berada4 Prakonflik: Sama-sama Negara swasembada pertanian. Konfrontasi: Inggris merasa tak ada impor yang dilakukan Cina padahal Inggris sangat bergantung pada teh merah Cina. Krisis: 2 juta penduduk Qing mati selama 1 tahun karena kecanduan opium Akibat: Terdapat 2 perjanjian yaitu Perjanjian Tianjin dan Perjanjian Nanjin yang terpaksa harus dipatuhi Cina Pascakonflik: Tidak langsung selesai. Tetapi krisis berhenti dan setelah 155 tahun baru terlihat kebangkitan Cina untuk menjadi pusat perdagangan dunia.

2. Urutan Kejadian
Kejadian Menurut Qing (Cina) Kejadian Menurut Inggris

Mengaku kalah dalam perang opium


Hanya menaikki kapal untuk sekedar melihat-lihat Mengaku dipaksa menandatangi perjanjian Inggris bergantung pada Teh Merah Cina

1860

Menang dalam pertempuran 2 periode


PNS & Tentara Cina merobek bendera Inggris Cina menandatangi perjanjian karena kalah Merasa tidak ada barang yang diimpor oleh Inggris

1856

1842

1840

Aliyuna. Alat Analisis by Powerpoint Presentation. Perkuliahan 4 April. 2013

3. Pemetaan Konflik

PIHAK CINA -Merasa diserang dari sisi ekonomi dan budaya -Dapat Berdikari tanpa perdagangan

PIHAK PERANCIS PIHAK INGGRIS

-Merasa perdagangan merugikan Negaranya. -Ingin membuka perdagangan pada Negara-negara komunis

Perancis terlibat hanya untuk menyebar kan Injil di Cina

4. Pohon Konflik

DAUN 2 JUTA ORANG-ORANG QING MENINGGAL AKIBAT KECANDUAN OPIUM

BATANG

INGGRIS MEMBUAT PERJANJIANPERJANJIAN YANG TIDAK MANUSIAWI

AKAR

TERJADI PERBEDAAN IDEOLOGI MASING-MASING

Você também pode gostar