Você está na página 1de 12

MAKALAH AUDITING II PEMERIKSAAN TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Disusun oleh

DWY MARTHEN GILANG R. M. FIRDAUS AL AMIN JATMIKO NUR FATAH

(C0C011017) (C0C011046) (C0C011048) (C0C011051)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI D3 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunnya tugas makalah Auditing II ini. Pengembangan pembelajaran dari materi yang ada pada tugas makalah ini, senantiasa dilakukan mahasiswa dengan tetap dalam bimbingan Dosen. Upaya ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan penguasaan mahasiswa terhadap kompetensi yang dipersyaratkan. Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, penyusun mengharapkan tegur, sapa, atau kritik demi perbaikan yang akan datang. Artinya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan tugas Makalah Auditing II.

Purwokerto, 12 September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..... 2 Daftar Isi...... 3 LATAR BELAKANG.... 4 1. 2. 3. 4. Pengertian Aktiva Tidak Berwujud.............................................................. Dasar Penggolongan Aktiva Tidak Berwujud............................................... Pencatatan dan Perolehan Aktiva............................................................... Jenis-Jenis Aktiva Tidak Berwujud.............................................................. 4 4 5 5

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD................................................................................................. 8


1. 2. 3. Prinsip Akuntansi Aktiva Tidak Berwujud (ATB)........................................ Tujuan Pemeriksaan Aktiva Tidak Berwujud............................................. Asersi Manajemen pada Aktiva Tidak Berwujud....................................... 8 8 8

POKOK PEMBAHASAN PEMERIKSAAN TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD..................................................................................


Program Pengujian Aktiva Tidak Berwujud................................................................ 1. 2. 3. 4. 5. Prosedur Audit Awal Terhadap Aktiva Tidak Berwujud................................... Prosedur Analitik Atas Aktiva Tidak Berwujud................................................ Pengujian Transaksi Rinci Aktiva Tidak Berwujud........................................... Pengujian Saldo Akun Rinci Aktiva Tidak Berwujud........................................ Pemeriksaan Atas Penyajian dan Pengungkapan Aktiva Tidak Berwujud........

9 9 9 9 9 10 10 11 12

KESIMPULAN............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

LATAR BELAKANG

1.

Pengertian Aktiva Tidak Berwujud Aktiva tidak berwujud (in tangible asset) adalah aktiva tak lancar (noncurrent asset) dan tak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain. Perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud menyangkut masalah yang tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, diantaranya adalah penentuan nilai perolehan, perlakuan akuntansi selanjutnya terhadap nilai perolehan tersebut dalam kondisi usaha normal (amortisasi), dan perlakuan akuntansi atas penurunan nilai aktiva tak berwujud yang material dan permanen. Kesulitan yang dihadapi dalam pemecahan masalah perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud pada umumnya disebabkan oleh sifat aktiva tersebut, seperti tidak adanya wujud fisik yang menyebabkan bukti keberadaannya kabur, dan kesulitan dalam penentuan nilai perolehan serta masa manfaat keekonomiannya. Ciri khas aktiva tak berwujud yang paling utama adalah tingkat ketidakpastian mengenai nilai dan manfaatnya di kemudian hari. Aktiva tak berwujud ada dan mempunyai nilai karena eksistensinya yang berkaitan dengan aktiva berwujud perusahaan.

2.

Dasar Penggolongan Aktiva Tidak Berwujud


a. Kemampuan untuk diidentifikasikan: dapat atau tidak dapat diidentifikasikan secara

khusus. b. Cara perolehan: diperoleh secara individual, secara kelompok, melalui penggabungan badan usaha atau dikembangkan sendiri. c. Masa manfaat yang diharapkan: tergantung pada pembatasan yang diatur oleh hukum/perjanjian, pada faktor keekonomian atau manusia, atau pada jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak dapat ditentukan di ma sa depan. d. Kemampuan untuk dipisahkan dari keseluruhan perusahaan: hak yang dapat dialihkan tanpa bukti pemilikan, dapat dijual atau tidak dapat dipisahkan dari perusahaan atau dari bagian pokoknya.

3.

Pencatatan dan Perolehan Aktiva

Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membeli dari pihak luar atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Biaya yang terjadi sehubungan dengan aktiva tak berwujud yang dikembangkan sendiri dicatat sebagai beban usaha, kecuali aktiva tak berwujud tersebut dapat diidentifikasikan secara spesifik. Perusahaan harus mencatat nilai perolehan aktiva tak berwujud yang diperoleh dari individu atau badan usaha lain sebagai aktiva. Biaya pemeliharaan atau penyimpanan aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan secara khusus, tidak dapat ditentukan masa manfaatnya/umurnya, atau tidak dapat dihindarkan dalam suatu kegiatan usaha harus dibebankan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan. Aktiva tak berwujud yang diperoleh harus dicatat sebesar harga perolehan pada tanggal akuisisi. Harga perolehan tersebut dinilai sebesar jumlah yang dibayar, nilai wajar dari aktiva lain yang diperoleh, nilai tunai dari kewajiban yang ada atau nilai wajar dari aktiva yang diterima untuk saham yang dikeluarkan. Aktiva tak berwujud yang diperoleh secara kelompok atau sebagai bagian dari perusahaan yang diakuisisi, harus dicatat sebesar harga perolehan pada tanggal akuisisi. Penilaian harga perolehan ini tergantung pada- apakah aktiva tak berwujud tersebut dapat diidentifikasikan secara khusus atau tidak. Harga perolehan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasikan adalah sebagian dari harga perolehan sekelompok aktiva atau perusahaan yang diakuisisi yang biasanya ditentukan dari nilai wajar masing- masing aktiva tersebut.

4.

Jenis-Jenis Aktiva Tidak Berwujud a. Hak Sewa (Lease Hold) Hak sewa adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan : 1. Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.

2. Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku. Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai biaya sewa. b. Organization Cost Organization Cost adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up perusahaan sebelum beroperasi, contohnya, pembayaran kepada notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud, karena atas pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih beroperasi. c. Perijinan (Permit & License) Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud. d. Hak Paten Hak Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau system, atau cara tertentu. Contohnya, Perusahaan manufaktur dapat memperoleh Hak Istimewa dalam memproduksi dan Menjual barang barang dengan satu atau beberapa ciri khusus. Hak tersebut disebut Hak Paten. Harga perolehan paten harus didebitkan pada rekening aktiva. Harga perolehan ini harus dihapus atau diamortisasikan selama masa kegunaan paten. Metode amortisasi yang digunakan biasanya adalah metode garis lurus. Hak Paten tidak memerlukan rekening kontra khusus untuk mencatat amortisasinya. Amortisasi dicatat langsung dalam rekening paten. Praktik ini umum dilakukan untuk aktiva tidak berwujud. e. Merk Dagang (Trademark)
6

Merk Dagang (Trade Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas suatu merk komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol, atau kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu. f. Hak Penggandaan Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya. g. Franchise Franchise adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise. h. Goodwill Goodwill adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain. i. Hak Cipta Hak Cipta adalah hak istimewa untuk menerbitkan atau mempublikasikan dan menjual karya seni dan komposisi musik. Seperti halnya hak paten maka hak cipta dijual atau diberikan pada pihak lain dengan perjanjian perjanjian tertentu. Hak cipta yang dibeli dari pihak lain dicatat sebesar harga yang dibayarkan untuk memperolehnya. Umur manfaat hak cipta tidak pasti, maka hak cipta diamortisasi dalam periode yang cukup singkat.

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD

1.

Prinsip Akuntansi Aktiva Tidak Berwujud (ATB) a. ATB harus disajikan terpisah di neraca. b. ATB yang memiliki masa manfaat terbatas disajikan terpisah dari ATB yang memiliki masa manfaat tidak terbatas. c. Dasar penilaian dan metode amortisasi ATB harus diungkapkan.

2.

Tujuan Pemeriksaan Aktiva Tidak Berwujud a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tak berwujud. b. Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan aktiva tak berwujud,didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang. c. Untuk memeriksa apakah aktiva tak berwujud yang dimiliki perusahaan masih mempunyai kegunaan dimasa yang akan datang (mamfaatnya lebih dari 1 tahun). d. Untuk memeriksa apakah amortisasi aktiva tak berwujud dilakukan sesuia dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum diindonesia. e. Untuk memeriksa apakah hasil /pendapatan yang diperoleh dari aktiva tak berwujud sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan. f. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tak berwujud dalam laporan keuangan dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.

3.

Asersi Manajemen pada Aktiva Tidak Berwujud a. b. c. d. e. Keberadaan ATB Kelengkapan ATB Hak kepemilikan ATB Penilaian dan alokasi ATB Penyajian dan pengungkapan ATB

POKOK PEMBAHASAN PEMERIKSAAN TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Program Pengujian Aktiva Tidak Berwujud 1. 2. 3. 4. 5. 1. Prosedur audit awal terhadap ATB Prosedur analitik atas ATB Pengujian terhadap transaksi rinci atas ATB Pengujian terhadap saldo akun rinci atas ATB Pemeriksaan atas penyajian dan pengungkapan ATB

Prosedur Audit Awal Terhadap Aktiva Tidak Berwujud a. Mengusut saldo ATB yang tercantum di neraca ke saldo akun ATB di buku besar b. Menghitung kembali saldo ATB di buku besar : 1. Saldo awal 2. Ditambah jumlah pendebitan 3. Dikurangi jumlah pengkreditan c. Mereview terhadap mutasi luar biasa pada akun ATB d. Mengusut saldo awal ATB (pada buku besar) ke kertas kerja tahun lalu e. Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun ATB ke jurnal ybs Prosedur Analitik Atas Aktiva Tidak Berwujud a. Perhitungan rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan ATB b. Rasio-rasio membantu auditor dalam mengungkapkan: 1. Transaksi yang tidak biasa 2. Perubahan akuntansi 3. Perubahan usaha 4. Fluktuasi acak 5. Salah saji Pengujian Transaksi Rinci Aktiva Tidak Berwujud a. Memeriksa dokumen yang mendukung transaksi perolehan ATB Bukti pemerolehan ATB Bukti kas keluar Memeriksa dasar untuk menentukan cost ATB
9

2.

3.

b. Memeriksa dokumen yang mendukung transaksi amortisasi ATB ATB diamortisasi secara langsung dengan mengurangkan ke cost ATB yang bersangkutan Memeriksa konsistensi penggunaan metode amortisasi Menilai kewajaran penaksiran manfaat ekonomis ATB tersebut 4. Pengujian Saldo Akun Rinci Aktiva Tidak Berwujud a. Pengujian keberadaan dan kepemilikan Memeriksa dokumen yang berkaitan dengan pemerolehan ATB Memeriksa notulen rapat direksi, perjanjian, atau surat ijin dari pemerintah, dsb b. Pengujian penilaian Memeriksa manfaat ATB bagi klien di masa yang akan datang Memeriksa dasar penilaian ATB dan metode amortisasi yang digunakan Pemeriksaan Atas Penyajian dan Pengungkapan Aktiva Tidak Berwujud a. ATB harus disajikan secara terpisah di neraca b. ATB yang mempunyai masa manfaat terbatas disajikan terpisah dari ATB yang mempunyai masa manfaat tidak terbatas c. Dasar penilaian dan metode amortisasi ATB harus diungkapkan

5.

10

KESIMPULAN

Aktiva tidak berwujud merupakan aktiva tak lancar (noncurrent asset) dan tak berbentuk (hak sewa, organization cost, permit & license, hak paten, trademark, copyright, franchise, goodwill, hak cipta, dsb) yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain. Oleh karena itu, dalam melakukan pemeriksaan, diperlukan prosedurprosedur yang kompleks. Inti dari pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tak berwujud dalam laporan keuangan dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

11

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5.
http://biecantik.blogspot.com/2012/06/aktiva-tidak-berwujud.html

http://fe.umy.ac.id/learning/file.php/114/Audit2-08-ATB.pdf http://b_sundari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33683/BAB_13+Pemeriksaan_ AktivaTakBerwujud.ppt http://ethasyahbania.blogspot.com/2011/11/psak-no19-aset-tidak-berwujud.html http://www.scribd.com/doc/83772931/Pemeriksaan-Aktiva-Tak-Berwujud

12

Você também pode gostar