Você está na página 1de 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Kuliah Kerja Profesi atau magang merupakan sarana untuk latihan bagi calon pegawai sebelum orang tersebut resmi diangkat menjadi pegawai tetap. Dalam hal ini, Kuliah Kerja Profesi bagi mahasiswa agroteknologi khususnya minat Hama Penyakit Tanaman (HPT) merupakan suatu proses pendidikan sambil bekerja yang ditempuh disebuah instansi tertentu dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman bekerja serta merupakan wadah untuk belajar sebagai persiapan sebelum memasuki dunia kerja. Berbekal materi yang diperoleh ditingkat perkuliahan dan pengalaman yang diperoleh ditingkat lapangan akan menjadi modal utama dalam meningkatkan analisis secara kreatif dan kritis bagi seorang mahasiswa HPT. Diharapkan mahasiswa dapat memiliki keterampilan serta dapat mencari solusi dalam pemecahan masalah khususnya dibidang pengendalian hama di pemukiman. Salah satu hama yang menyerang di pemukiman adalah lalat. Lalat merupakan serangga terbang yang termasuk kedalam klasifikasi ordo Diptera dan keberadaannya dianggap mengganggu aktifitas manusia karena dapat menularkan patogen penyakit kepada manusia. Hal ini terjadi karena habitat lalat yang menyukai tempat-tempat seperti timbunan sampah dan kotoran ternak. Penularan dapat terjadi secara mekanis, dimana bagian tubuh lalat yang menjadi tempat menempelnya mikroorganisme penyakit bersentuhan dengan makanan. Dikarenakan sifatnya yang mengganggu aktivitas manusia dan polulasinya yang cukup besar, maka pengendalian lalat diperlukan terutama di perumahan, pasar dan supermarket yang merupakan tempat kehidupan sehari-hari manusia. CV. Anugrah Nurtindo Nusantara merupakan perusahaan pest control yang menawarkan jasa pengendalian hama di sekitar perumahan, kantor, rumah makan, dan lain sebagainya. Beberapa hama yang dapat ditangani diantaranya lalat, kecoa, tikus, rayap, dan nyamuk. Karena itu pembelajaran ke perusahaan pest control diperlukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya serta pengendalian seperti apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Manfaat lainnya dari kegiatan ini adalah untuk menambah relasi atau jaringan mahasiswa dengan persuhaan pest control.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum Kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang dapat diserap oleh mahasiswa mengenai proses pengendalian hama pemukiman secara langsung dilapangan. Menambah relasi mahasiswa dengan perusahaan dimana tempat mahasiswa magang. 1.2.2. Tujuan khusus Mengetahui cara pengendalian lalat secara langsung dilapangan, yang menjadi permasalahan terhadap klien perusahaan. Mengetahui manajemen perusahaan pest control yang terdapat di wilayah Bandung. 1.3 Waktu dan Tempat Magang Kegiatan magang dilakukan pada tanggal 5 19 November 2013 yang bertempat di CV. Anugrah Nurtindo Nusantara.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. THREE PLUS INTERNATIONAL berdiri pada tahun 2003, yang beralamat di Jl. Cileutik No.4.Bandung. Seiring perkembangan dan pelayanan yang lebih fokus dan terorganisir, pada tahun 2013 CV. THREE PLUS INTERNATIONAL berubah menjadi CV. ANUGRAH NURTINDO NUSANTARA dengan Brand ANNPEST mengembangkan usahanya, sebagai perusahaan kontraktor jasa pengendalian hama ( Pest Control ) di Bandung. CV.ANUGRAH NURTINDO NUSANTARA berdiri pada tanggal 1 Juli 2013, yang

beralamat di Jl. Karasak Utara 3 no.5 Soekarno Hatta - Bandung yang saat ini sebagai Kantor Pusat. ANN merupakan salah satu anggota dari Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) dan bekerja sama dengan Instansi Dinas Kesehatan (DKK). 2.2 Visi, Misi dan Moto Visi Menjadi perusahaan jasa pengendalian hama terbaik di Indonesia yang memberikan kualitas pelayanan yang professional dengan Standar Internasional menuju kesejahteraan karyawan Misi Memberikan solusi terbaik dalam program Pest Management/pengendalian hama berbasiskan ilmu pengetahuan modern dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan Moto FIT COMPLETELY SATISFIED

2.3 Struktur Organisasi


STRUKTUR ORGANISASI CV. ANUGRAH NURTINDO NUSANTARA KOMISARIS

DIREKTUR

MANAGER OPERASIONAL KEUANGAN MARKETING

SPV

TEKNISI

2.4 Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana CV. ANUGRAH NURTINDO NUSANTARA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 URAIAN Handsprayer ULV Minifogging Wood Injection Komputer Printer Masker Helm Sepatu boot Sarung tangan Percetakan slip-slip pekerjaan Motor operasional Pesawat telepon Faximile Chemical/Pestisida untuk semua hama
4

Sarana dan Prasarana ANN bisa dikatakan kurang lengkap. Namun mereka dapat menggulangi masalah tersebut dengan meminjam peralatan yang mereka tidak miliki kepada perusahaan pest control yang lain. 2.5 Wilayah Kerja ANN bekerja sama dengan perusahaan pest control wilayah lain dan membentuk grup Pestco sehingga pembagian wilayah kerjanya telah jelas. Wilayah kerja ANN mencakup Kota Bandung dan sekitarnya. 2.6 Layanan yang Diberikan 2.6.1 Bentuk Layanan Layanan yang diberikan oleh ANN tidak hanya pengengendalian tapi juga memberikan laporan kepada klien setiap bulannya. Hal-hal yang dilaporkan diantaranya adalah perkembangan hama di tempat tersebut, kegiatan pengendalian yang dilakukan serta memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan oleh klien untuk mengurangi populasi hama di tempat tersebut. Untuk pengendalian lalat sendiri, ANN menyediakan penyewan Fly Catcher yang dapat digunakan oleh klien. 2.6.2 Jenis Layanan Jenis layanan yang diberikan oleh ANN diantaranya: Insect Control dsb. Rodent Control Termite Control Fumigation gas. 2.6.3 Metode Pelayanan Metode pelayanan ANN ada dua, yaitu: a. Pelayanan Langsung, petugas datang langsung kepada klien untuk melakukan Quality Control dan memeriksa perkembangan hama di tempat terebut. b. Pelayanan Tidak Langsung, petugas menanyakan keluhan dan penampakan hama yang terlihat melalui telepon, Whats App dan Blackberry Messager (BBM).
5

: program pengendalian hama nyamuk, kecoa, lalat, semut, ulat,

: pengendalian semua jenis hama tikus. : program pengendalian hama rayap. : program sterilisasi komoditas dari hama gudang dengan metode

2.6.4 Segmentasi ANN tidak memiliki segmentasi pasar secara khusus. Mereka menerima klien dengan gedung perkantoran, restoran, hingga rumah pribadi. Klien ANN rata-rata kalangan menengah keatas yang tidak memiliki waktu untuk mengendalikan hama sendiri. 2.6.5 Prosedur Kontrak Prosedur kontrak yang biasa dilakukan adalah; 1. Klien melakukan permintaan untuk melakukan pengendalian hama kepada ANN 2. ANN melakukan survey awal yang dilakukan oleh tim marketing untuk menentukan pengendalian yang tepat dan menentukan harga 3. Harga yang diperkirakan tergantung pada metode perlakuan dan program yang dilakukan 4. Harga yang telah diperkirakan oleh ANN kemudian ditawarkan kepada klien 5. Klien berhak untuk menerima penawaran atau menolaknya 6. Jika menerima penawaran tersebut, klien kemudian dapat menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang berisi a. Harga b. Frekuensi kedatangan c. Jenis hama yang dikendalikan d. Lama kontrak e. Bahan aktif yang dgunakan f. Metode yang digunakan g. Garansi yang diberikan 7. Penandatanganan SPK dengan nilai kontrak lebih dari Rp 500.000 dilakukan diatas materai Rp 6.000 dan SPK dengan nilai kontrak kurang dari Rp 500.000 dilakukan diatas materai Rp 3.000 8. Setelah penandatanganan SPK, ANN kembali melakukan survey yang dilakukan oleh tim teknisi berdasarkan info dari tim marketing. Jika ada tempat yang terlewat oleh tim marketing, maka tim teknisi mengerjakan tempat tersebut dan tidak mempengaruhi kontrak asalkan jenis hamanya masih sama. Setelah hal tersebut dilakukan, tim teknisi dapat melakukan perlakuan pengendalian hama.
6

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Biologi Lalat Lalat merupakan serangga yang termasuk dalam ordo Diptera, memiliki sepasang sayap berbentuk membran. Lalat merupakan salah satu serangga yang berperan masalah kesehatan masyarakat, yaitu vektor penularan penyakit seperti: kolera, typhus, disentri dll (Santi, 2001). Klasifikasi lalat: Kingdom Filum Kelas Ordo Subordo Famili Subfamili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insecta : Diptera : Cylorrhapha : Muscidae : Muscinae : Musca : Musca domestica

Dalam upaya pencegahan penyakit tidak terlepas dari peningkatan kesehatan lingkungan, salah satunya dengan pengendalian vektor penyakit. Terdapat banyak jenis lalat, namun jenis lalat yang paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah ( Musca domestica), lalat hijau (Lucilia seritica), lalat biru (Calliphora vomturia) dan lalat latirine (Fannia canicularis). Dalam Natawigena (2013), habitat lalat terbagi dua, yaitu tempat beristirahat dan tempat berkembang biak. Tempat peristirahatan lalat terletak tidak jauh dengan tempat makanan, seperti tali-tali menggantung, kabel listrik, hiasan yang menggantung dan ranting tanaman. Sedangkan tempat berkembang biak biasanya terletak pada tempat yang mengandung bahan organik yang mengalami fermentasi atau pembusukan seperti tempat sampah terbuka, saluran drainase yang alirannya tersumbat dan kotoran hewan. Siklus hidup lalat metamorfosis sempurna (telur, larva, pupa, dewasa). Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran 1 mm. Setiap bertelur, lalat akan menghasilkan 120-130 telur dan menetas dalam waktu 8-16 jam. Namun pada suhu
7

rendah (< 12-13C), telur-telur ini tidak akan menetas. Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan dengan panjang 12-13 mm. Lalu larva pada akhir fasenya akan berpindah tempat dari tempat yang memiliki banyak makanan ke tempat yang dingin untuk mengeringkan tubuhnya. Setelah itu larva akan berubah menjadi kepompong berwarna coklat tua dan tidak bergerak. Fase ini berlangsung selama 3-7 hari pada suhu 30-35 C. Lalat muda kemudian keluar dan sudah dapat terbang hingga jarak 450-900 meter. Siklus hidup lalat dari telur hingga lalat dewasa adalah 6-20 hari. Pada umumnya umur lalat dapat mencapai 2-3 minggu dan pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur hingga 5 kali. 3.2 Pengendalian Menurut Santi (2001), cara pengendalian lalat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Tindakan-tindakan penyehatan lingkungan (Preventif) Bertujuan melenyapkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat pembiakan lalat. Tindakan yang dilakukan diantaranya adalah: Melenyapkan atau memperbaiki kakus yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan, terutama yang memungkinkan lalat melakukan kontak langsung dengan kotoran manusia Sampah harus dibuang dalam tempat sampah yang tertutup. Cara pembuangan sampah harus tidak memungkinkan lalat untuk membuat sarang di tempat tersebut. Industri dan perusahaan-perusahaan yang memiliki zat-zat organik atau peternakan yang memiliki tumpukan kotoran hewan harus ditimbun atau dibuang dengan cara yang mencegah pembiakan lalat. Rumput dan tumbuhan-tumbuhan liar yang menjadi tempat perlindungan lalat dan membuat usaha fogging atau misting kurang efektif sehingga harus dipotong pendek. b. Pengendalian larva lalat Di peternakan hewan, kotoran hewan harus diangkat dari kandang lalu ditimbun dalam tempat-tempat yang rapat sehingga lalat tidak akan masuk. Keadaan kering akan mematikan larva. Timbunan kotoran hewan juga dapat bisa disemprot dengan Diazon dan Malathion (sebagai emulsi) atau insektisida lain (Ronnel, DDVP)

c. Pengendalian lalat dewasa Untuk mengendalikan lalat dewasa dapat dilakukan penyemprotan udara: Di dalam ruangan : penyemprotan dengan 0.1% Pyrethrum dengan Synergizing agents Di luar ruangan : fogging dengan suspensi atau larutan dari 5% DDT, 2% Lindane

Residual spraying menggunakan organo phosphorus insecticides seperti: Diazinon 1%, dibrom 1%, Dimethoote, Malathion 5%, Ronnel 1%, DDVP dan Bayer L 13/59.

Sedangkan menurut Natawigena (2013), pengendalian dilakukan dengan cara: a. Pencegahan (Prevention) Pintu selalu tertutup Melengkapi pintu dengan door closer Pintu dengan sistem 2 pintu Melengkapi ventilasi udara dengan ram kawat halus/kassa Melengkapi pintu otomatis dengan air curtain dengan kecepatan 518 m/menit

b. Pengeluaran (Exclusion) Memasang strip curtain pada setiap lorong yang tidak berpintu, terutama di area pengolahan makanan atau ruang produksi Memasang Fly Insect Catcher di area dalam

c. Sanitasi (Sanitation) Melakukan program sanitasi Membuang sampah dengan teratur Tempat sampah dilapisi dengan kantong plastik dan tertutup rapat Tempat sampah selalu dalam keadaan bersih dan tidak ada sampah yang berceceran Saluran drainase yang dilalui sampah organik harus sering dibersihkan.

d. Pengendalian (Treatment) Baiting Method Larvaciding Method Spraying Method Hot Fogging Cold Fogging Blowing Method

BAB IV KEGIATAN MAGANG 4.1 Jadwal Kegiatan Magang Kegiatan magang dilakukan pada tanggal 9 November 2013 di OCBC NISP Jl. Asia Afrika 100; 16 November 2013 di Restoran Myeong ga Jl. Sutami 52A dan Kantor Pemasaran Dago Resort; 23 November 2013 di OCBC NISP Jl. Asia Afrika 100. 4.2 Standar Operasional Prosedur PERSIAPAN SEBELUM BERANGKAT Semua karyawan datang 30 menit sebelum jam kerja dimulai, dan harus selalu mengisi daftar hadir yang sudah disediakan oleh perusahaan, bertujuan untuk mempersiapkan kebutuhankebutuhan yang diperlukan. Bagi karyawan yang kebagian piket kantor diharuskan datang lebih awal supaya tidak terganggu oleh yang lain. Untuk menjaga kehangatan dalam internal diwajibkan dalam bertegur sapa yang dikukuhkan dalam 3S (Senyum, Salam dan Sapa) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan: 1. Pastikan pakaian (seragam) rapih, bersih, dan harum, rambut rapih, sepatu disemir, gigi bersih. 2. Pastikan peralatan layak pakai, bersih, kemasan pestisida selalu dalam keadaan bersih, dan sediakan selalu alat pengaman diri dalam setiap melaksanakan treatment. 3. Pastikan kendaraan bersih, periksa kelengkapan surat kendaraan jangan sampai tertinggal atau tertukar. 4. Pastikan kelengkapan dalam administrasi tidak tertinggal seperti w.o, slip treatment, report klien, atau titipan (tagihan, perpanjangan atau surat kerja). 5. Pastikan pestisida yang dibawa sesuai dengan hama sasaran. DIPERJALANAN Kendaraan operasional merupakan sarana dalam mencerminkan jati diri perusahaan, sehingga pengguna kendaraan perusahaan harus mentaati aturan yang diberlakukan diantaranya: 1. Dalam mengendarai kendaraan pastikan kecepatan tidak melebihi batas maksimal, untuk roda 2 batas maksimal dalam kondisi normal 60 Km/jam, dan untuk kendaraan roda 4 batas maksimal 80 Km/jam.

10

2. Patuhi peraturan lalu lintas, pahami rambu-rambu lalu lintas, pelanggaran diakibatkan oleh keteledoran dalam melanggar rambu-rambu lalu lintas ditanggung oleh pengendara. 3. Pastikan konsentrasi kedepan selalu siaga, mengantisipasi orang yang menyebrang dengan mendadak, kendaraan lain yang berhenti secara mendadak, dan menghindari jalan berlubang. 4. Berikan tanda pada pengendara lain disaat hendak berhenti, berbelok dan menyalip gunakan selalu lampu sen. 5. Lampu besar pada siang hari wajib dinyalakan. 6. Gunakan klakson dalam kondisi berbahaya, karena menggunakan klakson dalam sembarang tempat akan mengundang kemarahan orang lain. TIBA DI LOKASI PELANGGAN 1. Posisikan kendaraan pada tempat yang sudah disediakan atau tempat yang tidak mengganggu dari pengendara lain. 2. Pastikan kendaraan dan box pestisida dalam kondisi terkunci saat ditinggalkan, dan pastikan kunci kontak kendaraan selalu dibawa. 3. Berikan senyuman, salam dan sapa kepada klien. INSPEKSI 1. Cek semua area yang termasuk dalam SPK. 2. Pastikan berapa kebutuhan yang harus digunakan dalam penggunaan pestisida. 3. Pastikan area yang hartus diprioritaskan. 4. Laksanakan treatment sesuai urutan treatment PRC: Fogging area luar atau dalam Spraying sambil cek serangga terbang, laksanakan treatment rodent control. IRC: Spraying Rodent control. RC: Rodent control dan proffing. SELESAI TREATMENT 1. Pastikan cek ulang lokasi yang sudah ditreatment. 2. Rapihkan peralatan dan bersihkan dari sisa-sisa pestisida, buang tekanan pompa untuk alat handsprayer. 3. Apabila ada sisa pestisida pindahkan ke wadah khusus seperti jerigen.
11

4. Isi bukti pengeluaran pada kartu control pestisida atau kartu control di tempat. 5. Isi bukti pekerjaan untuk dilaporkan kepada klien dengan rapih, lengkap dan jelas apa yang dilaksanakan tulis, apa yang ditulis sudah dilaksanakan. 6. Rekomendasikan apabila ada area atau tempat yang berpotensi jadi perkembangbiakan, sebagai jalur distribusi, atau tempat peristirahatannya, supaya bersih dan mendapatkan penerangan yang cukup atau penutupan. 7. Ucapkan terima kasih kepada klien yang sudah membantu dalam lancarnya pekerjaan kita. Salam dan jabat tangan terus pamit. 8. Dan pastikan peralatan dan pestisida tidak ada yang tertinggal di klien. TIBA DIKANTOR 1. Rapihkan kendaraan sesuai dengan tempat yang sudah disediakan, upayakan tidak mengganggu jalur yang lain yang belum datang. 2. Ucapkan salam dan jabat tangan dengan tersenyum pada rekan, staff, dan pimpinan. 3. Serahkan semua slip treatment, bukti pengeluaran pada Supervisor Service atau Quality Control, untuk diperiksa kelayakan dan menghindari kesalahan penulisan dan yang lainnya, supaya cepat ditindak lanjut. 4. Pastikan kendaraan, alat aplikasi, box, kemasan pestisuida selalu rapih dan bersih sebelum pulang. 5. Laporkan kondisi kendaraan apabila mengalami kerusakan kepada Supervisor Service atau Quality Control. 6. Untuk hari libur esok harinya, pastikan semua administrasi dan kunci kendaraan disimpan untuk service diruangan service dengan pengawasan Supervisor Service. 7. Supervisor Service atau Quality Control berikan hasil treatment kepada Scheduler untuk ditindak lanjut ke keuangan untuk dibuatkan faktur tagihan. 8. Scheduler catat klien yang tidak bisa dikerjakan untuk dijadwalkan kembali. 9. Sebelum pulang semua karyawan harus mengisi absensi dan yang menggunakan kendaraan perusahaan wajib menyimpan kunci kendaraan di tempat yang sudah ditentuan untuk service diruangan Supervisor, dan untuk kunci kendaraan roda 4 disimpan di ruangan SO, di kotak yang sudah disediakan. 10. Dan pamit pulang.

12

PENANGANAN KOMPLEN KLIEN 1. Klien komplen terhadap hasil treatment merupakan tanggung jawab team yang mengerjakan order tersebut, dalam kondisi tertentu bisa dikerjakan oleh team lain atas pertanggung jawaban dari Supervisor Service. 2. Penanganan komplen harus sudah diselesaikan dalam kurun waktu 2 jam dari diterimanya keluhan dari klien dan ditindak lanjut oleh Supervisor Service selesai atau belum. Apabila ada hal yang diluar kemampuan service langsung laporkan ke Operational Manager. 4.3 Teknik Pengendalian Pengendalian lalat yang dilakukan oleh ANN dilakukan dengan beberapa cara, seperti: 1. Pengasapan, dilakukan dengan menggunakan bahan aktif Sipermetrin EC 100 dengan campuran 15 ml/liter solar. 2. Baiting, dilakukan dengan menggunakan gula yang telah dicampur dengan bahan aktif Azamitifos. Gula ditebar di lantai, lalat kemudian akan datang gula dan mulai menjilati gula tersebut. Kurang dari 3 menit, lalat akan mulai terbang berputar, abdomennya membesar dan kemudian mati. Setelah selesai digunakan gula dan lalat dapat disapukan dan tidak meninggalkan residu di tempat tersebut. 3. Spot Spray, dilakukan dengan menyemprot langsung lalat dengan bahan aktif yang telah dicampur dengan air. 4. Fly Catcher, dilakukan dengan memasang lampu UV berperangkap lem maupun jaring listrik. Lalat akan tertarik oleh lampu UV kemudian dibawah lampu UV tersebut terdapat lem atau lampu UV tertutup oleh jaring teraliri listrik untuk menangkap atau membunuh lalat. 5. Lem stick, dilakukan dengan memasang stick berwarna cerah yang telah dilumuri oleh lem secara vertikal. Lalat akan tertarik oleh warna yang cerah dan kemudian hinggap di stick tersebut sehingga dapat tertangkap. Jika ada satu lalat yang telah terjebak, maka lalat lain biasanya akan mengikuti. Pengendalian yang dilakukan, disesuaikan dengan tempat perlakuan. Untuk luar ruangan (outdoor) dapat dilakukan pengasapan. Namun untuk dalam ruangan (indoor) digunakan Spot Spray yang aman karena menggunakan pelarut air. Untuk restoran, karena meja makan tidak boleh ada residu bahan kimia, maka digunakan Baiting dengan gula. Untuk lem stick biasanya
13

hanya disarankan karena dapat didapatkan dengan mudah di pasaran dan tidak perlu menunggu petugas lapangan untuk datang. Untuk Fly Catcher, klien berhak memilih untuk menggunakannya atau tidak karena akan dikenakan biaya tambahan untuk penyewaannya.

14

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan: salah satu nilai tambah dari Pest Control ANN adalah pelayanan yang bisa dilkatakan memuaskan. Hal ini disebabkan karena hama yang memang dapat terkendali, rajin melakukan Quality Control, bahan aktif yang dapat dipercaya karena berasal dari Bayer yang memang tidak dapat diragukan lagi dan keramahan karyawannya. Kekurangan: karena ANN merupakan perusahaan yang masih baru didirikan, maka tenaga kerja dan sarana prasarana masih kurang memadai. Bahkan Direktur pun hingga turun kelapangan karena masalah kurangnya tenaga kerja ini. Faktor keamanan karyawan pun masih kurang karena saat pengendalian hanya menggunakan masker. Kedisiplinan karyawan dalam menggunakan peralatan pengamanan pun masih kurang. Selain itu waktu kedatangan karyawan di lapangan tidak disebutkan di SOP. Walaupun saat ini di lapangan aplikator datang 30 menit lebih awal dari waktu yang dijanjikan, dikhawatirkan selanjutnya aplikator akan datang terlambat.

15

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Lalat merupakan salah satu serangga terbang yang menjadi hama dan menyerang pemukiman. Pengendalian lalat perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lalat. Salah satu perusahaan yang dapat mengendalikan lalat diantaranya adalah CV. Anugrah Nurtindo Nusantara (ANN). Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan lalat. Walaupun tidak dapat 100% serangga yang dapat dikendalikan, namun setidaknya dapat mengurangi populasi lalat dan mengurangi potensi penyebaran penyakit kepada manusia. 6.2 Saran ANN perlu melakukan beberapa perbaikan untuk mengatasi kekurangannya, diantaranya: a. Melengkapi sarana dan prasarana Sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang pekerjaan dilapangan. Akan cukup merepotkan jika ketika akan melakukan pengendalian namun perlatan yang diperlukan tidak ada. b. Memperbaiki kedisiplinan karyawan Mungkin ini merupakan salah satu masalah yang sama dengan perusahaan lain. Yaitu karyawan yang enggan menggunakan alat pengaman ketika melakukan aplikasi. Namun untuk keamanan diri sendiri, maka kedisiplinan karyawan untuk masalah ini perlu ditingkatkan. c. Menyebutkan waktu kedatangan aplikator di lapangan pada SOP Saat ini mungkin belum ada masalah karena aplikator datang 30 menit sebelum waktu janjian dengan klien. Namun dikhawatirkan ketika karyawan semakin banyak, karyawan tersebut datang terlambat dengan alas an tidak disebutkan dalam SOP.

16

DOKUMENTASI

Gambar 1. Baiting Gula dengan bahan aktif Azamitifos

Gambar 2. Baiting gula yang disebar pada lantai

Gambar 3. Setumpuk lalat yang telah menkonsumsi gula + Azamitifos

Gambar 4. Lalat yang telah menkonsumsi gula + Azamitifos, tampak abdomen lalat membesar

17

Gambar 5. Pengasapan dengan Minifogging di OCBC NISP

Gambar 6. Pengasapan pada sarang serangga terbang

Gambar 7. Minifogging

DAFTAR PUSTAKA Natawigena, Wahyu Daradjat Dr. H., Ir. M.Si. 2013. Bioekologi Serangga dan Pengelolaannya (Khusus Serangga Urban Pest: Kecoa, Semut, Lalat dan Nyamuk). Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Jatinangor. Sumedang. Santi, Devi Nuraini Dr. 2001. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Medan.

18

Você também pode gostar