Você está na página 1de 53

Bisnis & Perlindungan Konsumen

(Topik Bahasan# 11 16 Des 2011) oleh : Muhartono

INTERAKSI KONSUMEN vs INDUSTRI

Konsumen

Industri

APA YANG TERJADI DISEKITAR KITA SAAT INI

PENGANTAR

DALAM PRAKTEK GCG


Melindungi kepentingan konsumen, berarti menjalankan praktek keadilan bisnis kepada pelanggan Pengusaha/perusahaan menghormati hak-hak pelanggan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pengusaha/perusahaan memenuhi komitmennya dari segi harga, kualitas, waktu pengiriman, jaminan produk maupun layanan purna jual sesuai dengan ketentuan perusahaan, peraturan dan perundangan yang berlaku. Pengusaha/perusahaan memberikan layanan yang sama kepada semua pelanggan

Pandangan Sosial Ekonomi (The socioeconomic view)


Menurut penganut pandangan ini, selain memaksimalkan peroleh laba, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab sosial untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya dengan cara : tidak mencemari lingkungan, tidak memasang iklan yang menyesatkan, melibatkan diri dengan masyarakat sekitar, menyumbang pada organisasi-organisasi sosial, dll

Memaksimalkan laba merupakan prioritas kedua perusahaan, bukan prioritas utama. Prioritas utama adalah menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Pandangan ini banyak diterapkan pada perusahaanperusahaan modern dewasa ini.

APA PENGARUH GLOBALISASI ?


Globalisasi/pasar bebas yang terjadi saat ini membawa konsekuensi terjadinya perdagangan (keluar masuk barang dan jasa ) lintas negara. Segi positifnya adalah konsumen mempunyai kebebasan untuk memilih barang dan jasa yang ditawarkan, namun disisi lain timbul dampak negatif yaitu konsumen akan menjadi sasaran/objek pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Situasi . ini memicu makin meningkatnya perhatian negara dan masyarakat untuk lebih meningkatkan perlindungan konsumen terutama dalam rangka memberikan kepastian hukum terutama terkait dengan kompensasi bagi konsumen yang menderita kerugian akibat produk yang ada di masyarakat

MENGENAL KONSUMEN
5 4 3 2 1
Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri Memenuhi kebutuhan hidup nyaman Membiayai hobi, kegiatan sosial, keanggotaan club, mobil mewah dll. Mobil, berlibur, kursus & pendidikan tinggi, pembantu RT, pengemudi, baby sitter & pembelian konsumtif seperti HP ke 2 Belanja multivitamin, pengobatan, kulkas, motor, arloji, TV, dll

Memenuhi kebutuhan kesejahteraan hidup layak Memenuhi kebutuhan hidup minimum Memenuhi kebutuhan fisik minimum

Belanja susu, tahu, tempe, telur , daging (4 sehat 5 sempurna), sepatu, kasur, sekolah Belanja sembako, air minum, sandal, pakaian, kompor, alas tidur

Alasan/motivasi utama konsumen membeli produk (barang/jasa) adalah karena adanya dorongan : kebutuhan (needs) & keinginan (wants)

MENGENAL KONSUMEN
PERILAKU KONSUMEN seringkali KEINGINAN YANG MENGALAHKAN KEBUTUHAN

Konsumen Aktualisasi Diri Hidup Nyaman Kesejahteraan Hidup Layak Hidup Minimum Fisik Minimum Aktualisasi Diri Hidup Nyaman Kesejahteraan Hidup Layak Hidup Minimum Fisik Minimum

Industri
Karena kemampuan atau hebatnya seorang karyawan bagian pemasaran/ penjualan. Karena didukung oleh kemajuan teknologi, maka aneka ragam iklan/promosi makin menarik Bahkan berbagai cara kemudahan membayar dan hadiah ditawarkan kepada konsumen melalui : discount, kredit, bonus hadiah dan potongan harga yang sebenarnya adalah diluar kemampuan konsumen

Kebutuhan

Keinginan

Konsumen akhirnya terhipnotis/terpedaya dan pada akhirnya tertarik untuk membeli meskipun sebenarnya tidak butuh.

MENGENAL KONSUMEN
PERILAKU KONSUMEN seringkali LEBIH PEKA HARGA DIBANDING KUALITAS Peka Kualitas 10 % Peka Harga > 60 %

61% 44 % Hari Biasa

Sensitifitas Konsumen Indonesia

Akhir Pekan

Lain-Lain

Industri

Konsumen

Kuatir kehilangan pangsa pasar dan alasan untuk meningkatkan keuntungan, maka adakalanya pengusaha berupaya sekuat tenaga menurunkan harga dengan menghalalkan segala cara Contoh : memotong komponen biaya produksi yang berkaitan dengan kualitas & keamanan produk, karena dipandang hal itu tidak menjadi prioritas konsumen.

Pembelian seketika di pasar modern Jakarta

APA YANG MEMICU PELANGGARAN ?


PERSAINGAN DALAM BISNIS
Sudah sewajarnya bisnis/perusahaan dikelola dengan menghormati pelanggannya

Dalam situasi bersaing ketat dan untuk memperebutkan perhatian (hati) konsumen maka beberapa cara dilakukan perusahaan :
meningkatkan/menyediakan yang cukup besar untuk promosi dan iklan. anggaran kegiatan

melakukan berbagai cara promosi dan iklan dari cara tradisional maupun cara modern (contoh : pemanfaatan internet, e-marketing, e-promotion,dll) mencari teknik-teknik baru pemasaran dan terobosan-terobosan iklan dilakukan untuk mengimbangi/ mengatasi upaya promosi yang dilakukan oleh pesaing.

Dalam kenyataan bisnis, tidak menutup kemungkinan terjadi pelanggaran yang pada akhirnya konsumenlah yang menanggung kerugian atau akibat

PRAKTEK-2 PELANGGARAN KEPADA KONSUMEN

PRAKTEK BISNIS YANG BAIK & REALITAS BISNIS (PELANGGARAN KONSUMEN)


Bisnis dan perlindungan konsumen dalam konteks GCG adalah menjelaskan bagaimana perusahaan menjalankan praktek bisnis yang baik kepada calon pelanggan dan pelanggannya sesuai prinsip-prinsip GCG, etika bisnis dan ketentuan hukum yang berlaku (*khususnya adalah terkait dengan UU perlindungan
Konsumen)

Tiga area penting yang menjadi perhatian perusahaan terkait praktek GCG kepada konsumen adalah :

PRODUCT SAFETY IKLAN / PROMOSI SELLING

Tiga area diatas seringkali menjadi titik lemah perusahaan, karena seringnya terjadi pelanggaran oleh perusahaan terbukti dari seringnya komplain konsumen pada area tersebut

Product Safety

CONTOH :

RUMAH YANG AMAN


Rumah yang kontruksinya tahan gempa, banjir, hujan dan panas. Rumah yang instalasi listriknya sudah sesuai standar instalasi listrik yang benar Rumah yang tertutup dan aman dari akses pencuri Bila ada konstruksi tangga, maka tangganya aman dari resiko kecelakaan akibat salah konstruksi

CONTOH :

OBAT-OBATAN YANG AMAN


Menggunakan bahan yang aman bagi kesehatan Tidak menimbulkan dampak negatif yang merugikan kesehatan Mencantumkan lebel Halal bila dijual kepada orang Islam Sesuai standar BPOM dll

CONTOH :

MAINAN ANAK YANG AMAN


Menggunakan bahan yang aman bagi keselamatan anak Menggunakan bahan yang aman bagi kesehatan anak Tidak menimbulkan dampak negatif yang merugikan kesehatan dan mental anak Tidak membahayakan dan ramah lingkungan dll

PRODUCT SAFETY

Product

DEFINISI
Kata "Safety memiliki pengertian keselamatan atau keamanan Product safety berarti produk/jasa yang aman bila dikonsumsi/dipergunakan/dipakai oleh konsumen.
Kata aman memiliki pengertian yang sangat luas tergantung jenis produk:
Aman berarti terlindungi dari resiko kecelakaan phisik (contoh : Helm, Mobil, Jaket, dll) Aman berarti tidak ada efek samping yang merugikan kesehatan (contoh : Obat, Makanan, Minuman, Kosmetik, dll) Aman berarti tidak mencemari lingkungan (contoh : Oli, Plastik, Mobil/Motor,dll) Aman berarti halal untuk dikonsumsi bagi orang Islam Aman berarti telah memenuhi standar (contoh : Listrik, Penerbangan, Telepon,Obat, Makanan, dll) dll

Kenyaataan Bisnis
Apa yang kita temukan disekitar ? banyak produk makanan dan minuman atau mainan anak-anak yang mengandung bahan berbahaya bisa lolos pasar karena standar keamanan produk (product safety) belum menjadi standar wajib bagi pelaku usaha. Akan tetapi dari sisi masyarakat sendiri ternyata belum banyak yang sadar atau mengetahui apa yang dimaksud dengan standar, syarat dan juga keamanan produk. Padahal sangat jelas, standardisasi produk adalah sangat penting untuk melindungi konsumen dari resiko/kerugian. Melihat kondisi diatas, seharusnya pelaku usaha bersungguh-sungguh berupaya memenuhi standardisasi yang berlaku sebagai upaya untuk memberikan jaminan atas kualitas produk yang dihasilkannya, sekaligus melindungi keamanan dan keselamatan konsumen sebagai bagian dari menjalankan praktek bisnis yang beretika. Pemahaman praktek GCG salah satunya adalah memandang bahwa produk yang memenuhi standar tentunya akan meningkatkan penjualan karena konsumen akan menilai dan menjadikannya tolok ukur terkait dengan kualitas suatu produk.

Standar Produk
CONTOH : Standar Produk Mainan Anak
Internasional Standar ISO standar TC 181 Safety of toys (mengacu pada ISO/IEC Guide 50:2002 Safety aspects - Guidelines for child safety)
National Standar (SNI) SNI 12-6527.1-2001 Keamanan mainan -Bagian 1: Spesifikasi sifat fisis dan mekanis SNI 12-6527.2-2001 Keamanan mainan - Bagian 2: Spesifikasi sifat mudah terbakar SNI 12-6527.3-2001 Keamanan mainan - Bagian 3: Spesifikasi untuk perpindahan elemen-elemen tertentu SNI 12-6527.4-2001 Keamanan mainan - Bagian 4: spesifikasi untuk peralatan percobaan kimia dan aktivitas yang terkait Demikian halnya untuk produk-produk lainnya, maka telah ditentukan standar produksi yang harus diacu dan dipatuhi Menjalankan parktek GCG berarti menjalankan bisnis dengan memenuhi segala ketentuan atau standar yang berlaku bagi bisnisnya (termasuk pemenuhan standar produksi salah satunya)

KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERKAIT PRODUCT SAFETY


1 Menjamin keamanan produk sebelum dipasarkan

Mengkomunikasikan cara penggunaan yang benar 2

melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan tingkat keamanan produk 3

KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERKAIT PRODUCT SAFETY


Lebih detail :

Mengungkapkan produk secara benar dan transparan Membuat MANUAL (panduan penggunaan) Untuk produk tertentu memberikan PELATIHAN kepada vendor dan pengguna produk Secara berkala melakukan evaluasi/pengujian/ pengukuran tingkat keamanan produk Menarik dan melakukan perbaikan atas produk yang gagal Senantiasa memperbaharui sesuai standar dan regulasi yang berlaku Dari waktu ke waktu berupaya untuk terus meningkatkan tingkat keamanan produk

CASE
Ditemukannya SUSU yang beredar di pasar mengandung bahan yang berbahaya bagio kesahatan (SUSU ber-MELAMIN) Bebarapa obat-obatan mengandung unsur/bahan kimia yang berdampak merusak organ tubuh Kedatangan MOCIN yang tidak dibarengi dengan kesediaan suku cadang, dealer resmi dan purnajual yang baik Mencederai label HALAL Alasan low cost carrier, maka perusahaan penerbangan mengabaikan kwalitas suku cadang dan pemeliharaan sesuai standar dll

PENGUKURAN TINGKAT KEAMANAN PRODUK


Pengukuran tingkat keamanan pada prinsipnya adalah untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keamanan atau dampak resiko yang ditimbulkan oleh produk, beberapa cara pengukuran dapat dilakukan antara lain :

ANALISA SEBAB AKIBAT, cara ini mengukur keamanan produk dengan mengidentifikasi apa kesalahan produk atas kegagalan yang terjadi PENGAMATAN VISUAL atas kejadian/gangguan dari eksternal PENGAMATAN VISUAL atas pengetesan pada kondisi ekstrim ANALISA KIMIA ANALISA SINAR X TEST DISTRUKTIF TEST PEMBEBANAN PENERAPAN STANDAR DAN REGULASI dll

IKLAN / PROMOSI

PROMOSI Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang/ jasa, untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang/jasa yang akan atau sedang diperdagangkan.

IKLAN Iklan adalah salah satu bentuk promosi yang dipublikasikan melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan tujuan memperkenalkan atau meningkatkan volume penjualan.

CASE-1
IKLAN PANCINGAN (BAIT AND SWITCH ADV) Pelaku usaha mengedarkan undangan kecalon konsumen untuk mengambil hadiah secara gratis kemudian konsumen dirayu untuk membeli barang dengan discount yang spektakuler padahal harga dan mutu barang sudah dimanipulasi.

Contoh : UNDANGAN BERHADIAH


Biasanya pelaku usaha menyebarkan undangan di perempatan jalan, tempat umum atau dikirimkan ke rumah-rumah. Melalui undangan itu, masyarakat diundang ke suatu tempat usaha (biasanya menyewa di mal) untuk mengambil hadiah. Namun, saat konsumen datang tidak langsung diberi hadiah tetapi mereka dtawari beraneka barang, umumnya produk elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikatakan telah didiskon besar. Padahal sebenarnya sangat mahal. Ketika konsumen terbujuk, mereka diminta mendatangi surat persetujuan bahwa telah memenangkan hadiah dan setelah itu baru hadiah diberikan. Namun, jika tidak bersedia membeli barang, hanya diberikan suvenir, tidak seperti hadiah yang dijanjikan.

CASE-2
IKLAN MENYESATKAN (MOCK-UP-ADV) Isi iklan yang menampilkan keampuhan produk digambarkan dengan cara berlebihan dan menjurus kearah menyesatkan, seperti terjadi pada produk jamu yang banyak diiklankan, umumnya hanya menunjukkan/ mengeksploitasi hal-hal yang bersifat kehebatan dan keberhasilan produk tanpa menginformasikan akibat-akibat buruk dan efek samping yang dapat merugikan konsumen.

Contoh :
Jamu Kuat atau Jamu pelangsing yang terlalu berlebihan mengekploitasi model melalui gambar yang dipandang terlalu berlebihan

ETIKA PROMOSI DAN BERIKLAN


Dalam mempromosikan dan mengiklankan produk, pelaku usaha dilarang memberikan informasi yang : Menyesatkan, membingungkan, mengelabui konsumen mengenai : Harga atau tarif, kegunaan suatu barang dan/atau jasa, kondisi, tanggungan jaminan atau hak ganti rugi, bahaya penggunaan barang dan/atau jasa. Tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan. Mengandung janji yang belum pasti, menggunakan kata yang berlebihan, seperti aman, tidak berbahaya, tidak mengandung resiko atau efek samping tanpa keterangan yang lengkap. Mengeksploitasi kejadian, keahlian seseorang tanpa ijin Menawarkan dengan cara memaksa atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikis terhadap konsumen Memberikan hadiah barang dan/atau jasa tidak sesuai dengan janji, mengganti hadiah tidak setara dengan yang dijanjikan Cara jual obral, lelang dilarang mengelabui/menyesatkan konsumen : Menyatakan bahwa barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah telah memenuhi standar mutu tertentu, tidak mengandung cacat tersembunyi. Tidak berminat menjual barang yang ditawarkan, tidak menyediakan barang dan/atau jasa jumlah tertentu dan/atau jumlah yang cukup dengan maksud menjual barang yang lain Menaikkan harga barang dan/atau jasa sebelum melakukan obral.

Etika dalam Penjualan

Bagaimana perasaan konsumen ?


Yang membesar - besarkan kelebihan produk secara berlebihan ? Mengkritik produk pesaing ? Menawarkan secara bertubi-tubi kepada Anda untuk membeli dengan menghubungi lewat telepon berulang kali ? Memaksa Anda untuk mendengarkan atau meluangkan waktu untuk mendengarkan presentasi/penjelasan produk ? Melalui testimoni-testimoni yang berusaha meyakinkan ? dll

Bagaimana norma etika penjualan ?


Sangat luas pembahasan etika dalam pemasaran/penjualan yang harus dilakukan oleh perusahaan/pelaku usaha, berikut empat sudut pandang etika dikaitkan (dengan menggunakan pendekatan teori) marketing mix yaitu :

product, price, place/distribution and promotion

ETIKA PEMASARAN DALAM KONTEKS PRODUK


Perusahaan dipandang ber-etika menghasilakan produk bilamana : dalam

Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat Produk yang dibuat berpotensi untuk menumbuhkan ekonomi atau memberikan manfaat Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi Produk yang dibuat memberikan kepuasan kepada konsumen dll

ETIKA PEMASARAN DALAM KONTEKS PRICE


Perusahaan dipandang ber-etika menetapkan harga bilamana : dalam

Harga

diukur daya

dengan beli

kemampuan masyarakat. Perusahaan

mencari margin

laba yang wajar Harga didasarkan atas beban biaya produksi yang wajar dll

ETIKA PEMASARAN DALAM KONTEKS PLACE/DISTRIBUTION


Perusahaan dipandang ber-etika menyediakan produk bilamana : dalam

Barang dijamin keamanan dan keutuhannya Konsumen Perusahaan mendapat menjamin pelayanan cepat dan tepat purnajual, melalui layanan perbaikan dan ketersediaan spareparts,

dll

ETIKA PEMASARAN DALAM KONTEKS PROMOSI


Perusahaan dipandang mempromosikan produk bilamana : Iklan sebagai Iklan dan dan penjualan sarana ber-etika digunakan

menyampaikan digunakan

informasi yang benar dan obyektif penjualan sebagai sarana untuk membangun image positif dari produk/ perusahaan Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen Selalu berpedoman pada prinsipprinsip kejujuran Tidak mengecewakan konsumen Respek kepada konsumen sebagai individu yang harus dihormasti

Kasus Perselisian Konsumen

http://pkditjenpdn.depdag.go.id tgl 25 nov 10

Perlindungan Konsumen
UU NOMOR 8 TAHUN 1999

Perlindungan Konsumen adalah segala UPAYA YANG MENJAMIN ADANYA KEPASTIAN HUKUM untuk memberikan perlindungan kepada konsumen

(Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

UU PERLINDUNGAN KONSUMEN

UU NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN


20 April 1999

DASAR HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA


Undang-Undang Dasar 1945, sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, mengamanatkan bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Tujuan pembangunan nasional diwujudkan melalui sistem pembangunan ekonomi yang demokratis sehingga mampu menumbuhkan dan mengembangkan dunia yang memproduksi barang dan jasa yang layak dikonsumsi oleh masyarakat. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Lahirnya Undang-undang ini memberikan harapan bagi masyarakat Indonesia, UNTUK MEMPEROLEH PERLINDUNGAN ATAS KERUGIAN, YANG DIDERITA ATAS TRANSAKSI SUATU BARANG DAN JASA. (UUPK menjamin adanya kepastian hukum bagi konsumen).

(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

AZAS PERLINDUNGAN KONSUMEN


1. AZAS MANFAAT harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan (Kedua belah pihak saling memperoleh keuntungan) 2. AZAS KEADILAN partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil 3. AZAS KESEIMBANGAN memberikan keseimbangan antara kepentingan KONSUMEN, PELAKU USAHA dan PEMERINTAH dalam arti materiil ataupun spiritual 4. AZAS KEAMANAN DAN KESELAMATAN KONSUMEN Memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalarn penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan 5. ASAS KEPASTIAN HUKUM baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.
(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

UU - PERLINDUNGAN KONSUMEN
Maksud ditetapkan UU Perilndungan Konsumen :

Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur KETERBUKAAN AKSES DAN INFORMASI, SERTA MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM MELINDUNGI kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan seluruh pelaku usaha pada umumnya MENINGKATKAN KUALITAS barang dan pelayanan jasa Memberikan PERLINDUNGAN KEPADA KONSUMEN DARI PARAKTIK USAHA YANG MENIPU DAN MENYESATKAN MEMADUKAN penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen dengan bidang-bidang perlindungan pada bidang-bidang lain ;

(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

AZAS PERLINDUNGAN KONSUMEN


UU Perlindungan Konsumen dibuat didasarkan atas prinsip bahwa : KONSUMEN
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri 2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa 3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen

HUKUM

Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha perlindungan konsumen sehingga tumbuh bertanggungjawab dalam berusaha mengenai pentingnya sikap yang jujur dan

PENGUSAHA

PRODUK Meningkatkan

kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin : kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen

(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

Hak & Kewajiban Pelaku Usaha Hak & Kewajiban Konsumen


UU NOMOR 8 TAHUN 1999

adalah setiap orang perorangan atau badan usaha; berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian MENYELENGGARAKAN KEGIATAN USAHA dalam berbagai bidang ekonomi.

Pelaku

Usaha

Konsumen adalah setiap orang PEMAKAI


BARANG DAN/ATAU JASA yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan

(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

HAK PELAKU USAHA

Hak untuk MENERIMA PEMBAYARAN yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; Hak untuk mendapat PERLINDUNGAN HUKUM dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik; Hak untuk melakukan PEMBELAAN DIRI sepatutnya didalam penyelesaian hukum sengketa konsumen; Hak untuk REHABILITASI NAMA BAIK apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

Kewajiban Pelaku Usaha

BERITIKAD BAIK dalam melakukan kegiatan usahanya MEMBERIKAN INFORMASI YANG BENAR, JELAS DAN JUJUR mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta TIDAK DISKRIMINATIF MENJAMIN MUTU BARANG DAN/ATAU JASA yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku MEMBERI KESEMPATAN kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan MEMBERI KOMPENSASI, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan MEMBERI KOMPENSASI, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian

(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

HAK-HAK KONSUMEN

Hak atas KENYAMANAN, KEAMANAN DAN KESELAMATAN dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa Hak untuk MEMILIH barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan Hak atas INFORMASI YANG BENAR, JELAS DAN JUJUR mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa Hak untuk DIDENGAR PENDAPAT DAN KELUHANNYA atas barang dan/atau jasa yang digunakan Hak untuk mendapatkan ADVOKASI, PERLINDUNGAN dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut Hak untuk mendapat PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN konsumen Hak untuk DIPERLAKUKAN atau dilayani secara benar dan jujur serta TIDAK DISKRIMINATIF Hak untuk MENDAPATKAN KOMPENSASI, ganti rugi/ penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya

(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

KEWAJIBAN KONSUMEN

MEMBACA ATAU MENGIKUTI PETUNJUK INFORMASI dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan BERITIKAD BAIK dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa MEMBAYAR sesuai dengan nilai tukar yang disepakati MENGIKUTI UPAYA PENYELESAIAN HUKUM sengketa perlindungan konsumen secara patut

(UU Nomor 8 / 1999 - Direktorat Perlindungan Konsumen DIRJEN PERDAGANGAN DN)

See U

Você também pode gostar