Você está na página 1de 8

TUGAS ALAT UKUR OSILOSKOP DAN SPEKTRUM ANALYZER

diajukan untuk memenuhi nilai UTS matakuliah alat ukur

Oleh: PUTRI DIAH ANGGIANI NIM. 101810201018

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2013

1. Osiloskop Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscop, selanjutnya disebut CRO) adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik dan memperlihatkan adanya osilasi, mengukur, serta mengamati suatu gelombang (berbasis time domain). Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar (plotter) X-Y yang sangat cepat yang memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (stylus) plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukaan layar dalam memberi tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan. Dengan menggunakan osiloskop dapat melihat amplitudo tegangan dan gelombang kotak, sinus maupun gergaji. Oleh karena itu harga rata-rata, puncak, RMS (root mean square), maupun harga puncak kepuncak atau Vp-p dari tegangan dapat kita ukur. Selain itu, juga hubungan antara frekuensi dan phasa antara dua gelombang juga dapat dibandingkan. Dalam pemakaian CRO yang biasa, sumbu X atau masukan horizontal adalah tegangan tanjak (ramp voltage) linear yang dibangkitkan secara internal, atau basis waktu (time base) yang secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri ke kanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke sumbu Y atau masukan vertical CRO, menggerakkan bintik ke atas dan ke bawah sesuai dengan nilai sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas layar pada gambar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berulang dengan laju yang cukup cepat, gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Dengan demikian CRO melengkapi suatu cara pengamatan tegangan yang berubah terhadap waktu. Di samping tegangan, CRO dapat menyajikan gambaran visual dari berbagai fonemena dinamik melalui pemakaian transducer yang mengubah arus, tekanan, regangan, temperatur, percepatan, dan banyak besaran fisis lainnya menjadi tegangan.

CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa transien dan besaran lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Pencatatan kejadian ini dapat dilakukan oleh kamera khusus yang ditempelkan ke CRO guna penafsiran kuantitatif. Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk bermacam-macam pengukuran besaran fisika. Besaran listrik yang dapat diukur dengan menggunakan alat itu antara lain tegangan searah, tegangan bolak-balik, arus searah, arus bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi, dan untuk bermacam kegiatan penilaian bentuk gelombang seperti waktu timbul dan waktu turun. Banyak besaran nirlistrik seperti tekanan, gaya tarik, suhu, dan kecepatan dapat diukur dengan menggunakan tranduser sebagai pengubah ke besaran tegangan. 1.1 Jenis Osiloskop Osiloskop dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu osiloskop analog dan osiloskop digital 1. Osiloskop analog Blok diagram dasar osiloskop yang terdiri dari pemancar elektron (Electron Beam), pembelok vertical (Penguat-Y), pembelok horizontal (penguatX), generator basis waktu (Sweep Generator), catu daya, dan tabung hampa (CRT). Pemancar Elektron merupakan bagian terpenting sebuah osiloskop. Katode di dalam CRT (Cathode Ray Tube) akan mengemisikan elektron-elektron ke layar CRT melalui elektrode-elektrode pemfokus intensitas pancaran elektron ditentukan oleh banyaknya elektron yang diemisikan oleh katode Gambar 8.32. Bahan yang memantulkan cahaya pada layar CRT dapat diperoleh dari sulfid, oksid atau silikat dari kadmium, yang diaktifkan melalui bahan tambahan dari perak, emas atau tembaga. Pada umumnya dipilih warna hijau untuk tampilan cahaya pada layar CRT, karena mata manusia pada umumnya peka terhadap warna ini. Cathoda Ray Oscilloscope (CRO) sangat berguna untuk mempelajari atau mengukur sunyal-sinyal periodik berdasarkan X-Y ploter yang sangat cepat

dengan frekwensi yang tinggi dan impedansi input yang tinggi. Chatode Ray Tube (CRT) merupakan bagian terpenting dari oscilloscope yang terdiri dari elektron gun (katoda) yang memancarkan elektron. Jumlah elektron yang d ipancarkan diatur oleh potensial grid sedang anodanya (positip changed plate) mempercepat gerak elektron tersebut yang akhirnya mencapai layar. Tempat-tempat dimana elektron tersebut mengenai layar akan memberikan sinar karena sifat -sifat phosfor yang meny elubungi layar. Untuk lebih jelasnya cara kerja dari osiloskop analog sebagai berikut probe dikoneksikan ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop [ vertical system ] ( lihat skema ), sebuah attenuator akan melemahkan sinyal tegangan masukan sedangkan amplifier akan menguatkan sinyal tegangan masukan. pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan kenop "volt/div" pada user interface osiloskop. Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi vertikal pada sebuah crt catode ray tube, akan dijelaskan nanti , sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh crt untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja ( ke atas atau ke bawah ).

Gambar 1.1 Skema kerja osiloskop analog

Sampai point ini dapat kita simpulkan bahwa vertical system pada osiloskop analog ada untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang diamati, lalu sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal. sinyal tegangan yang teraplikasikan disini menyebabkan berkas berkas elektron bergerak. tegangan positif mengakibatkan berkas elektron bergerak keatas, sedangkan tegangan negatif menyebabkan elektron terdorong kebawah. Sinyal yang keluar dari vertikal sytem tadi juga diarahkan ke trigger system untuk memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "horizontal sweep" pergerakan elektron secara sweep -- nyapu kiri kanan dalam dimensi horizontal, atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang menyebabkan elektron untuk bergerak menyebrangi layar dalam suatu interval waktu tertentu, nah pergerakan yang super cepat dari elektron yang dapat mencapai 500,000 kali per detik inilah yang menyebabkan elektron tampak seperti garis pada layar ( seperti kipas pada kipas angin yang tampak seperti lingkaran saja saat berputar ). Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap sebagai pengaturan periode / frekuensi yang tampak pada layar, bentuk konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop time/div pada osiloskop. Bersama pengaturan bidang vertikal dan horizontal ahirnya dapat

merepresentasikan sinyal tegangan yang diamati kedalam bentuk grafik yang kita kenal sampai saat ini.

Gambar 1.2 Trigerring stabilizer

2. Osiloskop digital Osiloskop digital misalnya storage osciloscope terdiri dari ADC (Analogto-Digital Converter), DAC (Digital to Analog Converter), dan penyimpan

Elektronik. Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital. Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur. Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugastugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur. 1.2 Cara pemakaian osiloskop Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Kalibrasi bertujuan untuk : a. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrumen ukur. b. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional. c. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya

Sebelum kita menggunakan osiloscope terlebih dahulu kita cek ketepatan dari osiloscope tersebut ( Kalibrasi ). Cara pengkalibrasian osiloscope sebagai berikut : a. Jangan Lupa Probe / Kabel Penghubung kita Masukan Ke Input ( Chanel 1 / Chanel 2 ) b. Hidupkan Power Osiloscope. c. Intensitas Cahaya & Fokus-nya Biar Gambar Pada Osiloscope Enak DiLihat. d. Volt/Div & Time/Div-nya DiAtur Juga Biar Dalam PengKALIBRASIan Dapat DiHitung. e. Kemudian Salah satu ujung probe ( Probe Ch 1 atau 2 ) kita hubungkan pada tempat Calibrasi ( Biasanya tertulis CAL ) f. Setelah gambar gelombang ( Biasanya Gelombangnya Berbentuk Gelombang Kotak ) telah tampil pada layar Osiloscope baru dapat kita hitung Frekuensi & Volt Peak to Peak dengan rumus dibawah ini.

1.3 cara menghitung frekuensi pada osiloskop Untuk mengukur sebuah frekuensi dari sebuah tampilan osiloskop yang perlu diperhatikan adalah hanya 2 bagian : a. Banyaknya divisi atau kotak untuk menghasilkan satu gelombang penuh b. Tombol time /div. Dapat dilihat dari gambar berikut :

Contoh 1.

Dari gambar diatas dapat kita ambil data sebagai berikut : Diketahui : Div atau banyak kotak untuk satu gelombang penuh adalah 4div Tombol time/div adalah .1 second (titik satu) artinya 0,1 second Maka besarnya frekuensi dapat kita hitung :

Você também pode gostar