Você está na página 1de 28

BAB I PENDAHULUAN Abses hati masih merupakan masalah kesehatan dan sosial pada beberapa negara di Asia, Afrika

dan Amerika Selatan. Prevalensi yang tinggi sangat erat hubungannya dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk. Meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan bertambahnya kasus abses hati di daerah perkotaan. Dinegara yang sedang berkembang abses hati amebik lebih sering didapatkan secara endemik dibandingkan dengan abses hati piogenik. Penyebab infeksi dapat disebabkan oleh infeksi bakteri parasit, ataupun jamur. Dalam beberapa dekade terakhir ini telah banyak perubahan mengenai aspek epidemiologis, etiologi, bakteriologi, cara dagnostik maupun mengenai pengelolaan serta prognosisnya. Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Abses hati merupakan masalah kesehatan dan sosial pada beberapa negara yang berkembang seperti di Asia terutama ndonesia. Prevalensi yang tinggi biasanya berhubungan dengan sanitasi yang buruk, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk. Meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan bertambahnya kasus abses hati di daerah perkotaan. !ampir "#$ penduduk dunia terutama penduduk dunia berkembang pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi "#$ saja dari yang terinfeksi menunjukkan gejala. nsidensi penyakit ini berkisar sekitar %&"% pasien pertahun. ndividu yang mudah terinfeksi adalah penduduk di daerah endemik ataupun 'isata'an yang ke daerah endemik di mana laki ( laki lebih sering terkena dibanding perempuan dengan rasio )*" hingga ++*" dan umur tersering pada dekade empat. Secara umum abses hati dibagi menjadi + yaitu abses hati amebik dan abses hati piogenik di mana kasus abses hati amebik lebih sering terjadi dibanding abses hati piogenik. Abses hati amebik biasanya disebabkan oleh infeksi Entamoeba hystolitica sedangkan abses hati piogenik disebabkan oleh infeksi Enterobacteriaceae, Streptococci, Klebsiella, Candida, Salmonella, dan golongan lainnya. Abses hati sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu. Abses hati piogenik merupakan kasus yang relatif jarang, pertama kali ditemukan oleh !ipppocrates ,-##SM. dan dipublikasikan pertama kali oleh /right pada tahun "0)1.

2ejala tersering yang dikeluhkan oleh pasien dengan amebiasis hati adalah berupa nyeri perut kanan atas, demam, hepatomegali dengan nyeri tekan atau nyeri spontan atau disertai dengan gejala komplikasi. 2ejala yang menyertai adalah anoreksia, mual muntah, berat badan menurun, batuk, ikterus ringan sampai sedang dan berak darah. Pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia ringan sampai sedang. Abses hepar dapat disembuhkan bila ditangani dengan cara yang tepat dalam 'aktu yang secepatnya, oleh karenanya sangatlah penting untuk dapat mendiagnosanya sedini mungkin.

BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI

I.

ANATOMI !ati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara ",+&",3 kg atau kurag lebih

+%$ berat badan orang de'asa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen." /atas atas hati berada sejajar dengan ruang intercostal 4 kanan dan batas ba'ah menyerong keatas dari iga 5 kanan ke iga 4 kiri."

!epar mempunyai dua facies ,permukaan. yaitu * &6acies Diaphragmatika &6acies 4isceralis

Gambar 1. Anatomi Hepar (Dikutip dari www.Doctorology.net)

1. Facies Diaphragmatika
6acies diaphragmatika adalah sisi hepar yang menempel di permukaan ba'ah diaphragma, facies ini berbentuk konveks. 6acies diaphragmatika dibagi menjadi facies anterior, superior, posterior dan dekstra yang batasan satu sama lainnya tidak jelas, kecuali di mana margo inferior yang tajam terbentuk. Abses hati dapat menyebar ke sistem pulmonum melalui facies diapharagma ini secara perkontinuitatum. Abses menembus diaphragma dan akan timbul efusi pleura, empiema abses pulmonum atau pneumonia. 6istula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga dapat timbul dari ruptur abses hati.)

2. Facies Visera is
6acies viseralis adalah permukaan hepar yang menghadap ke inferior, berupa struktur&struktur yang tersusun membentuk huruf !. Pada bagian tengahnya terletak porta hepatis ,hilus hepar.. Sebelah kanannya terdapat vena kava inferior dan vesika fellea. Sebelah kiri porta hepatis terbentuk dari kelanjutan fissura untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres. Di bagian vena kava terdapat area nuda yang berbentuk segitiga dengan vena kava sebagai dasarnya dan sisi&sisinya terbentuk oleh ligamen koronarius bagian atas dan ba'ah.) Struktur yang ada pada permukaan viseral adalah porta hepatis, omentum minus yang berlanjut hingga fissura ligamen venosum, impresio ginjal kanan dan glandula supra renal, bagian kedua duodenum, fleksura kolli dekstra, vesika fellea, lobus kuadratus, fissura ligamentum teres dan impresio gaster. 6acies viseralis ini banyak bersinggungan dengan organ intestinal lainnya sehingga infeksi dari organ&organ intestinal tersebut dapat menjalar ke hepar.",) PENDA!AHAN Perdarahan arterial dilakukan oleh arteri hepatika yang bercabang menjadi kiri dan kanan dalam porta hepatis ,berbentuk 7.. 8abang kanan melintas di posterior duktus hepatis dan di hepar menjadi segmen anterior dan posterior. 8abang kiri menjadi medial dan lateral. Arteri hepatika merupakan cabang dari truncus coeliacus ,berasal dari aorta abdminalis. dan memberikan pasokan darah sebanyak +# $ darah ke hepar.",),-

Gambar 2. Skema percabangan pembuluh-pembuluh darah portla yang diproyek ikan pada permukaan hati ! tampak "entral (Dikutip dari Sobotta) Aliran darah dari seluruh traktus gastrointestinal diba'a menuju ke hepar oleh vena porta hepatis cabang kiri dan kanan. 4ena ini mengandung darah yang berisi produk& produk digestif dan dimetabolisme hepar. 8abang dari vena ini berjalan diantara lobulus dan berakhir di sinusoid. Darah meninggalkan hepar melalui vena sentralis dari setiap lobulus yang mengalir melalui vena hepatika. 6ileplebitis atau radang pada vena porta dapat menyebabkan abses pada hepar dikarenakan aliran vena porta ke hepar.",),-

Gambar #. Skema percabangan "ena-"ena hati yang diproyek ikan pada permukaan hati! tampak "entral (dikutip dari Sobotta)

PE!S"A!AFAN 9ervus Simpatikus * dari ganglion seliakus, berjalan bersama pembuluh darah pada lig. hepatogastrika dan masuk porta hepatis 9ervus 4agus * dari trunkus sinistra yang mencapai porta hepatis menyusuri kurvatura minor gaster dalam omentum. D!AINASE LIMFATI# Aliran limfatik hepar menuju nodus yang terletak pada porta hepatis ,nodus hepatikus.. :umlahnya sebanyak )&- buah. 9odi ini juga menerima aliran limfe dari vesika fellea. Dari nodus hepatikus, limpe dialirkan ,sesuai perjalanan arteri. ke nodus retropylorikus dan nodus seliakus.",) ST!U#TU!

Gambar $. Segmen- egmen Hepar (Dikutip dari Sobotta) !ati terbagi menjadi 3 segmen berdasarkan percabangan arteri hepatis, vena porta dan duktus pankreatikus sesuai dengan segi praktisnya terutama untuk keperluan reseksi bagian pada pembedahan. Pars hepatis dekstra dibagi menjadi divisi medialis dekstra ,segmentum anterior medialis dekstra dan segmentum posterior medialis dekstra. dan divisi lateralis dekstra ,segmentum anterior lateralis dekstra dan segmantum posterior lateralis dekstra.. Pars hepatis sinistra dibagi menjadi pars post hepatis lobus kaudatus, divisio lateralis sinistra ,segmantum posterior lateralis sinistra dan segmantum anterior lateralis sinistra. dan divisio medialis sinistra ,segmentum medialis sinistra..",),-

Gambar %.Hi tologi Hepar (Dikutip dari www.&midicine.med cape.com) Secara mikroskopis di dalam hati manusia terdapat %#.###&"##.### lobuli. Setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengellilingi vena sentralis. Di antara lembaran sel hati terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Sinusoid dibatasi oleh sel fagositik ,sel kupffler. yang merupakan sistem retikuloendotelial dan berfungsi menghancurkan bakteri dan benda asing dalam tubuh, jadi hati merupakan organ utama pertahanan tubuh terhadap serangan bakteri dan organ toksik. Selain cabang&cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk kapiler empedu yang dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan antara lembaran sel hati.",),!ati terdiri atas bermacam&macam sel. !epatosit meliputi 1#$ sel hati, sisanya adalah sel&sel epitelial sistem empedu dan sel&sel non parenkim yang termasuk di dalamnya endotelium, sel kupffler, dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang. !epatosit dipisahkan oleh sinusoid yang melingkari eferen vena hepatika dan duktus hepatikus. Membran hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid yang mempunyai banyak mikrofili. Mikrofili juga tampak pada sisi lain sel yang membatasi saluran empedu dan merupakan penunjuk tempat permulaan sekresi empedu. Permukaan lateral hepatosit memiliki sambungan penghubung dan desmosom yang saling bertautan dengan sebelahnya. Sinusoid hati merupakan lapisan endotelial berpori yang dipisahkan dari hepatosit oleh ruang Disse ,ruang perisinusoidal..",)

II. FISIOLOGI HATI !ati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, Sirkulasi vena porta yang memberikan suplai darah ;%$ dari seluruh asupan asinus memegang peranan penting dalam fisiologi hati, terutama dalam hal metabolisme karbohidrat, protein dan asam lemak.",) 6ungsi dasar hati dapat dibagi menjadi * ". 6ungsi 4askular untuk menyimpan dan menyaring darah +. 6ungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistem metabolisme tubuh ). 6ungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan.)

$. FUNGSI SISTEM VAS#ULA! HEPA! A ira% Darah Me a &i Hati <ira&kira ""## mililiter darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hati setiap menit, dan tambahan sekitar )%# mililiter lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatika, dengan total rata&rata "-%# ml=menit. :umlah ini sekitar +0 persen dari sisa curah jantung, hampir satu pertiga dari aliran total darah tubuh.) F&%gsi Pe%'impa%a% Hati <arena hati merupakan suatu organ yang dapat diperluas, sejumlah besar darah dapat disimpan di dalam pembuluh darah hati. 4olume darah normal hati, meliputi yang di dalam vena hati dan yang di dalam jaringan hati, adalah -%# mililiter, atau hampir "# persen dari total volume darah tubuh. /ila tekanan tinggi di dalam atrium kanan menyebabkan tekanan batik di dalam hati, hati meluas dan oleh karena itu #,% sampai " liter cadangan darah kadang&kadang disimpan di dalam vena hepatika dan sinus hepatika. <eadaan ini terjadi terutama pada gagal jantung di sertai dengan kongesti perifer . :adi, sebenarnya, hati adalah suatu organ yang besar, dapat meluas, dan organ venosa yang mampu bekerja sebagai suatu tempat penampungan darah yang bermakna di saat volume darah berlebihan dan mampu mensuplai darah ekstra di saat kekurangan volume darah. )

A ira% Lim(e "a%g Sa%gat Ti%ggi )ari Hati <arena pori dalam sinusoid hati sangat permeabel dan memungkinkan segera berlalunya cairan dan protein ke ruang Disse, aliran knife dari hati biasanya mempunyai konsentrasi protein sekitar 1 gr=d , yang hanya kurang sedikit daripada konsentrasi protein plasma. :uga, permeabilitas ekstrim dari epitelium sinusoid hati memungkinkan
terbentuknya limfe dalam jumlah besar. Oleh karena itu, kira-kira setengah dari limfe yang dibentuk di dalam tubuh di bawah kondisi istirahat muncul di dalam hati. ",)

Sistem Makr*(ag Hepatik (Fungsi Pembersih Darah hati) Darah yang melalui kapiler usus mengangkut banyak bakteri dari usus. Sesungguhnya, suatu contoh darah dari vena porta sebelum masuk ke hati hampir selalu menumbuhkan kuman basilus kolon bila dibiakkan, sedangkan pertumbuhan kuman basilus ko on dari darah di dalam sirkulasi sistemik sangat jarang sekali. 6ilm kecepatan tinggi yang khusus mengenai kerja sel <upffer, makrofag fagositik besar yang membatasi sinus venosus hati, menunjukkan bah'a sel& sel ini dapat membersihkan darah dengan sangat efisien se'aktu darah mele'ati sinus> bila satu bakteri berhubungan sementara dengan sel <upffer, dalam 'aktu kurang dari #,#" detik bakteri akan masuk menembus dinding sel <upffer dan menetap permanen di dalam sampai bakteri tersebut dicernakan. Mungkin tidak lebih dari " persen bakteri yang masuk ke darah porta dari usus berhasil mele'ati hati ke dalam sirkulasi sistemik.",) 2. FUNGSI METABOLI# HATI Sel hepar semuanya merupakan suatu kolam reaktan kimia besar dengan laju metabolisme yang tinggi, saling memberikan substrat dan energi dari satu sistem metabolisme ke sistem yang lain, mengolah dan mensintesis berbagai zat yang diangkut ke daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabolisme lain. <arena semuanya itu, bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis mengenai reaksi metabolisme dalam hepar. ?etapi di sini, dirangkumkan fungsi metabolisme yang terutama penting dalam me& mahami kesatuan fisiologis tubuh.",) Meta+* isme #ar+*hi)rat Dalam metabolisme karbohidrat, hepar melakukan fungsi spesifik berikut ini : ,". menyimpan glikogen ,+. mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa ,). glukogenesis ,-. membentuk banyak senya'a kimia penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat.",)

!ati terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal. Misalnya, penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengembil kelebihan glukosa dari darah, menyimpannya, dan kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi glukosa darah mulai turun terlalu rendah. 6ungsi ini disebut fungsi penyangga glukosa dari hati. Sebagai contoh, segera setelah makan makanan yang mengandung banyak karbohidrat, konsentrasi glukosa darah meningkat kira&kira tiga kali pada orang dengan hati yang tidak berfungsi dibandingkan dengan orang dengan hati yang normal. 2lukogenesis dalam hati juga berfungsi mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah karena glukogenesis hanya terjadi secara bermakna apabila konsentrasi glukosa darah mulai menurun di ba'ah normal. Pada keadaan demikian, sejumlah besar asam amino dan gliserol dari trigliserida diubah menjadi glukosa, dengan demikian turut memberikan jalan lain untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relative normal.",) Meta+* isme Lemak @alaupun beberapa metabolisme lemak dapat terjadi disemua sel tubuh, aspek metabolisme lemak tertentu terutama terjadi di hati. /eberapa fungsi spesifik hati dalam metabolisme lemak adalah * ,". kecepatan oksidasi beta asam lemak yang sangat cepat untuk mensuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, ,+. pembentukan sebagian besar lipoprotein, ,). pembentukan sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, dan ,-. pengubahan sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak. Antuk memperoleh energi dari lemak netral, lemak pertama&tama dipecah menjadi gliserol dan asam lemak > kemudian asam lemak dipecah menjadi oksidasi beta menjadi radikal asetil berkarbon + yang kemudian membentuk asetilkoenzim A ,asetil&<oA.. Asetil <oA kemudian dapat memasuki siklus asam nitrat dan dioksidasi untuk membebaskan sejumlah energy yang sangat besar. Bksidasi beta dapat terjadi di semua sel tubuh, namun terutama terjadi dengan cepat dalam sel hepar. !epar sendiri tidak dapat menggunakan semua asetil <o&A yang dibentuk> sebaliknya, asetil&<oA diubah melalui kondensasi dua molekul asetil&<oA menjadi asam asetoasetat, yaitu asam dengan kelarutan tinggi yang le'at dari sel hepar masuk ke cairan ekstraselular dan kemudian ditranspor ke seluruh tubuh untuk diabsorbsi oleh jaringan lain. :aringan ini sebaliknya mengubah kembali asam asetoasetat menjadi asetil&<oA dan kemudian mengoksidasinya dengan cara biasa. Dengan cara ini, hati berperan pada sebagian besar metabolisme lemak. <ira&kira 3# persen kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu, yang sebaliknya kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu> sisanya diangkut dalam lipoprotein, diba'a oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. 6osfolipid juga

disintesis di hati dan terutama ditranspor dalam lipoprotein. <eduanya, fosfolipid dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk membran, struktur intraselular, dan bermacam&macam turunan zat kimia yang penting untuk fungsi sel. !ampir semua sintesis lemak dalam tubuh dari karbohidrat dan protein juga terjadi dalam hati. Setelah lemak disintesis dalam hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemak untuk disimpan.",) Meta+* isme Pr*tei% @alaupun sebagian besar proses metabolisme karbohidrat dan lemak terjadi dalam hati, tubuh mungkin dapat membuang berbagai fungsi hati ini dan masih selamat. Sebaliknya, tubuh tidak dapat membuang kerja hati pada metabolisme protein lebih dari beberapa hari tanpa terjadi kematian. 6ungsi hati yang paling penting dalam metabolisme protein adalah ,". deaminasi asam amino, ,+. pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, .,). pembentukan protein plasma, dan ,-. interkonversi di antara asam amino yang berbeda demikian juga dengan ikatan penting lainnya untuk proses metabolisme tubuh. Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan untuk energi atau sebelum asam amino dapat diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil deaminasi dapat terjadi dalam jaringan tubuh lain, terutama dalam ginjal, tetapi per& sentase deaminasi yang terjadi di luar hati sangat kecil schingga tidak penting. Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan amonia dari cairan tubuh. Sejumlah besar amonia dibentuk melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih ditambah oleh pembentukan bakteri di dalam usus secara kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam
darah. Bleh karena itu, bila hati tidak berfungsi membentuk ureum, konsentrasi amonia plasma meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma hepatikum dan kematian. Sesungguhnya, bahkan penurunan aliran darah yang besar melalui hati yang kadangkala terjadi bila timbul pintas antara vena porta dan vena cava dapat menyebabkan jumlah amonia yang ber lebihan dalam darah, suatu keadaan t oksik yang hebat.

Pada dasarnya semua protein plasma, kecuali bagian dari gamma globulin, dibentuk oleh sel hati. Sel hati menghasilkan kira&kira 0# persen dari semua pro tein plasma. Sisa gamma globulin adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan limfe tubuh. !ati mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum "% sampai %# gram=hari. Bleh karena itu, setelah kehilangan separuh protein plasma dari tubuh, jumlah ini dapat digan tikan dalam 'aktu " atau + minggu. !al ini menarik terutama bah'a kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis sel hati yang cepat dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar> pengaruh ini digandakan oleh kecepatan pengeluaran protein plasma sampai konsentrasi plasma kembali normal.

Di antara fungsi hati yang paling penting adalah kemampuan hati untuk membentuk asam amino tertentu dan juga membentuk senya'a penting kimia lain dari asam amino. Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis semuanya dalam hati. Antuk itu, mula&mula dibentuk asam keto yang mempunyai komposisi kimia yang sama ,kecuali pa da oksigen keto. dengan asam amino yang akan dibentuk. <emudian, satu radikal amino ditransfer melalui beberapa tahap transaminasi dari asam amino yang tersedia menjadi asam keto untuk menggantikan oksigen keto.",)

Ber+agai F&%gsi Meta+* ik Hati "a%g ai% PC97 MPA9A9 4 ?AM 9. !epar mempunyai kecenderungan tertentu untuk menyimpan vitamin dan telah lama diketahui sebagai sumber vitamin tertentu yang baik untuk pengobatan pasien. 4itamin tunggal yang paling banyak disimpan dalam hati adalah vitamin A, tetapi sejumlah besar vitamin D dan vitamin /"+ juga disimpan secara normal. :umlah vitamin A yang cukup dapat disimpan selama "# bulan untuk mencegah kekurangan vitamin A. 4itamin D dalam jumlah yang cukup dapat disimpan untuk mencegah defisiensi
selama 3 sampai 4 bulan. dan itamin !"2 yang cukup dapat disimpan untuk bertahan paling sedikit # tahun dan mungkin beberapa tahun.",3

!A/A92A9 $%&$'$ !A? DA9 <BA2ADAS ($'$). )epar membentuk sebagian besar *at-*at darah yang dipakai untuk proses koagulasi. +at-*at
tersebut adalah fibrinogen, protrombin, globulin akselerator, faktor VII, dan beberapa faktor koagulasi penting lain. itamin , dibutuhkan oleh proses metabolisme hati, untuk ##, #-, dan -. !ila tidak terdapat .itamin ,, membentuk protrombin dan faktor koagulasi darah. ",3

maka konsentrasi *at-*at ini akan turun sangat rendah, dan keadaan ini mencegah

PC97 MPA9A9 /CS . <ecuali besi dalarn hemo globin darah, sebagian besar
besi di dalam tubuh biasanya disimpan di hati dalam bentuk feritin. /el hati mengandung sejumlah besar protein yang disebut apoferitin, yang dapat bergabung dengan besi baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan apoferitin membentuk feritin dan disimpan dalam bentuk ini di dalam sel hati sampai diperlukan. !ila besi dalam sirkulasi cairan tubuh mencapai kadar yang rendah, maka feritin akan melepaskan besi. (engan demikian, sistem apoferitin-feritin hati bekerja sebagai
",3

penyangga

besi

darah

dan

juga

sebagai

media

penyimpanan besi.

PC92CDAAEA9 A?AA C<SECS B/A?&B/A?A9, !BEMB9, DA9 FA? DA 9 BDC! !A? . Medium kimia yang aktif dari hati dikenal kemampuannya daam detoksikasi atau ekskresi berbagai obat&obatan, meliputi sulfonamid, penisilin, ampisilin, dan eritronisin ke dalam empedu. Dengan cara yang lama, beberapa hormon yang disekresi oleh kelenjar endokrin liekskresi atau dihambat secara kimia oleh hati,

meiputi tiroksin clan terutama semua hormon steroid seperti estrogen, kortisol, dan aldosteron. <erusakan tali seringkali dapat mengakibatkan penimbunan y ang berlebihan dari satu atau lebih hormon ini di alam cairan tubuh dan oleh karena itu dapat menyebabkan aktivitas berlebihan dari sistem hormon. Akhlirnya, salah satu jalan utama untuk ekskresi kalsium dari tubuh adalah sekresi pertama oleh hati ke dalam empedu dan kemudian diangkut ke usus dan hilang dalam feces.",) E#S#!ESI BILI!UBIN DALAM EMPEDU,PENGGUNAAN BILI!UBIN SEBAGAI ALAT DIAGNOSTI# #LINI# Pembentukan empedu oleh hepar dan fungsi garam empedu dalam pencernaan serta proses absorpsi dalam saluran pencernaan telah dibicarakan sebelumnya. /elain
itu, banyak *at diekskresi ke dalam empedu dan kemudian dikeluarkan ke dalam feces. /alah satunya adalah pigmen bilirubin yang berwarna kuning-kehijauan. !ilirubin merupakan hasil akhir pemecahan hemoglobin yang penting, tetapi yang bahkan lebih penting, bilirubin merupakan suatu alat yang sangat bernilai bagi para dokter dalam mendiagnosis penyakit darah hemolitik dan berbagai tipe penyakit hati .

Singkatnya, bila sel darah merah sudah habis masa hidupnya, rata&rata "+# hari, dan menjadi terlalu rapuh untuk bertahan lebih lama dalam sistem sirku asi, membran selnya pecah dan hemoglobin yang lepas difagositosis oleh jaringan makrofag ,disebut juga Gsistem retikuloendotelialG. di seluruh tubuh. Di sini, hemoglobin pertama kali dipecah menjadi globin dan heme, dan cincin heme dibuka untuk memberikan ,". besi bebas yang ditranspor ke dalam darah oleh transferin, dan ,+. rantai lurus dari empat inti pirol yaitu substrat dari mana nantinya pigmen empedu akan dibentuk. Pigmen pertama yang dibentuk adalah biliverdin, tetapi ini dengan cepat direduksi menjadi bilirubin bebas, yang secara bertahap dilepaskan ke dalam plasma. /ilirubin bebas dengan segera bergant ung sangat kuat dengan albumin plasma dan ditranspor dalam
kombinasi ini melalui darah dan cairan interstisial. /ekali pun berikatan dengan protein plasma, biliruhin ini masih disebut 0bilirubin bebas0 untuk membedakannya dari 0bilirubin terkonjugasi0 yang akan dibicarakan nanti. (alam beberapa jam, bilirubin bebas diabsorbsi melalui membran sel hati. /ewaktu memasuki sel hati, bilirubin dilepaskan dari albumin plasma dan segera setelah itu kira-kira 12 persen dikonjugasi dengan asam glukuronat untuk membentuk bilirubin glukuronida, kira-kira "2 persen konjugasi dengan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan akhirnya "2 persen berkonjugasi dengan berbagai *at lainnya. (alam bentuk ini, bilirubin dikeluarkan melalui pro ses transpor aktif ke dalam kanalikuli empedu dan kemudian masuk ke usus. ",3

PEMBENTUKAN
usus, kira-kira

DAN
setengah dari

NASIB
bilirubin

UROBILINO EN! /ekali berada di dalam


0konjugasi0 diubah oleh kerja bakteri menjadi urobilinogen, yang mudah larut. !eberapa urobilinogen direabsorbsi melalui mukosa usus kembali ke dalam darah. /ebagian besar diekskresikan kembali oleh hati ke dalam usus, tetapi kira-kira 3 persen diekskresikan oleh ginjal ke dalam urin. /etelah terpapar dengan udara dalam urin, urobilinogen teroksidasi menjadi urobilin, atau dalam feses urobilinogen diubah dan dioksidasi menjadi sterkobilin. ",3 )ubungan antara bilirubin dan produk bilirubin yang lain ditunjukkan dalam 4ambar dibawah ini.

Gambar '.(ekani me pembentukan )ilirubin (Dikutip dari Guyton * Hall)

BAB III

PEMBAHASAN ETIOLOGI Abses hati amebik disebabkan oleh strain virulen Entamoeba hystolitica yang tinggi. Sebagai host definitif, individu&individu yang asimptomatis mengeluarkan tropozoit dan kista bersama kotoran mereka. nfeksi biasanya terjadi setelah meminum air atau memakan makanan yang terkontaminasi kotoran yang mengandung tropozoit atau kista tersebut. Dinding kista akan dicerna oleh usus halus, keluarlah tropozoit imatur. ?ropozoit de'asa tinggal di usus besar terutama sekum. Strain Entamoeba hystolitica tertentu dapat menginvasi dinding kolon. Strain ini berbentuk tropozoit besar yang mana di ba'ah mikroskop tampak menelan sel darah merah dan sel PM9. Pertahanan tubuh penderita juga berperan dalam terjadinya amubiasis invasif.",+,1,; Abses piogenik disebabkan oleh Enterobactericeae, Microaerophilic streptococci, Anaerobic streptococci, Klebsiella pneumoniae, Bacteriodes, Fusobacterium, Staphilococcus aereus, Staphilococcus milleri, Candida albicans, Aspergillus, Eikenella corrodens, Yersinis enterolitica, Salmonella thypii, Brucella melitensis dan fungal.",+,1,; Abses hati dapat disebabkan infeksi dapat berasal dari sistem porta dan hematogen melalui arteri hepatika. nfeksi yang berasal dari abdomen dapat mencapai hati melalui embolisasi melalui vena porta. nfeksi intraabdomen ini biasanya berasal dari appendisitis, divertikulitis, inflammatory bo'el disease dan pylephlebitis. Sementara itu infeksi secara hematogen biasanya disebabkan oleh bakteremia dari endokarditis, sepsis urinarius, dan intravenous drug abuse.",+ Amubiasis invasif dapat disebabkan perdarahan usus besar, perforasi, dan

pembentukan fistula. /ila terjadi perforasi biasanya dari daerah sekum infeksi amuba invasif pada tempat&tempat yang jauh meliputi paru, otak dan terutama hepar. Abses pada hepar diduga berasal dari invasi sistem vena porta, pembuluh limfe mesenterium, atau penjalaran melalui intraperitoneal. Dalam parenkim hepar terbentuk tempat&tempat mikroskopis terutama terjadi trombosis, sitolisis, dan pencairan, suatu proses yang disebut hepatitis amuba. /ila tempat&tempat tersebut bergabung maka terjadilah abses amuba.",+ Dilaporkan +"&)#$ dari abses hepar berasal dari penyakit biliaris yaitu obstruksi ekstrahepatik, kolangitis, koledolitiasis, tumor jinak atau ganas biliaris. Anastomosis anterobiliaris ,choledochoduodenostomy atau choledochojejunostomy. juga dilaporkan sebagai penyebab abses hepar di samping komplikasi biliaris dan transplantasi hati.",+,1

?rauma tumpul dan nekrosis hati yang berasal dari vascular injury selama laparaskopi cholecystectomy juga merupakan penyebab abses hepar.",+,;

PATOGENESIS

Patogenesis amebiasis hati belum dapat diketahui secara pasti. Ada beberapa mekanisme seperti faktor investasi parasit yang menghasilkan toksin, malnutrisi, faktor resistensi parasit, berubah&ubahnya antigen permukaan dan penurunan imunitas cell mediated. Secara kasar, mekanisme terjadinya amebiasis didahului dengan penempelan E. istolytica pada mukus usus, diikuti oleh perusakan sa'ar intestinal, lisis sel epitel intestinal serta sel radang disebabkan oleh endotoksin E. histolytica kemudian penyebaran amoeba ke hati melalui vena porta.",+ ?erjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis dan infiltrasi granulumatosa. Desi membesar bersatu dan granuloma diganti dengan jaringan nekrotik yang dikelilingi kapsul tipis seperti jaringan fibrosa. !al ini memakan 'aktu berbulan&bulan setelah kejadian amebiasis intestinal. Secara patologis, amebiasis hati ini berukuran kecil sampai besar yang isinya berupa bahan nekrotik seperti keju ber'arna merah kecoklatan, kehijauan, kekuningan atau keabuan. Shaikh et al ,"030. mendapatkan abses tunggal 3%$, + abses 1$ dan abses multipel 3$. Amumnya lokasinya pada lobus kanan 3;$&3;,%$ karena di situ terdapat banyak pembuluh darah portal. Secara mikroskopik di bagian tengah didapatkan bahan nekrotik dan fibrinous, sedangkan di perifer tampak bentuk ameboid

dengan sitoplasma bergranul serta inti kecil. :aringan sekitarnya edematous dengan infiltrasi limfosit dan proliferasi ringan sel kupffer dengan tidak ditemukan sel PM9. Desi amebiasis hati tidak disertai pembentukan jaringan parut karena tidak terbentuknya jaringan fibrosis.",+,1 !ati adalah organ yang paling sering terjadinya abses. Abses hati dapat berbentuk soliter atau multipel. Bleh karena peredaran darah hepar yang sedemikian rupa, maka hal ini memungkinkan terinfeksinya hati oleh karena paparan bakteri yang berulang, tetapi dengan adanya sel <uppfer yang membatasi sinusoid hati akan menghindari terinfeksinya hati oleh bakteri tersebut. Adanya penyakit sistem biliaris sehingga terjadi obstruksi aliran empedu akan menyebabkan terjadinya proliferasi bakteri Sel kupffler dalam sinusoid hati dapat menghancurkan bakteri&bakteri tersebut akan tetapi proses multipel terjadi pada abses. Dobus kanan hati lebih sering terkena abses dibandingkan dengan lobus kiri. !al ini berdasarkan anatomi hati di mana lobus kanan lobus kanan menerima darah dari arteri mesenterika superior dan vena porta, sedangkan lobus kiri menerima darah dari arteri mesenterika inferior dan aliran limfatik." Penyakit traktus biliaris adalah penyebab utama dari abses hati piogenik. Bbstruksi pada traktus biliaris seperti penyakit batu empedu, striktura empedu, penyakit obstruktif congenital ataupun menyebabkan adanya proliferasi bakteri. Adanya tekanan dan distensi kanalikuli akan melibatkan cabang&cabang dari vena porta dan arteri hepatika sehingga akan terbentuk formasi abses fileplebitis. Mikroabses yang terbentuk akan menyebar secara hematogen sehingga terjadi bakterimia sistemik.",+ Penetrasi akibat luka tusuk akan menyebabkan inokulasi pada parenkim hati sehingga terjadi abses hati piogenik. Sementara itu trauma tumpul menyebabkan nekrosis hati, perdarahan intrahepatik dan kebocoran saluran empedu sehingga terjadi kerusakan dari kanalukuli. <erusakan kanalukuli menyebabkan masuknya bakteri ke hati dan terjadi pertumbuhan bakteri dengan proses supurasi disertai pembentukan pus. Abses hati yang disebabkan oleh trauma biasanya soliter." nfeksi pada organ porta dapat menyebabkan septik tromboplebitis lokal yang mengarah pada abses hati. Septik emboli akan dilepaskan ke sistem porta, masuk ke sinusoid hati, dan menjadi nidus bagi formasi mikroabses. Mikroabses ini biasanya multipel tapi dapat juga soliter. Mikroabses juga dapat berasal secara hematogen dari proses bakterimia seperti endokarditis dan pyelonephritis." Abses hati piogenik dilaporkan sebagai infeksi sekunder dari abses hati amebic, hydatid cystic cavities, dan tumor hati. Selain itu dapat juga disebabkan oleh proses

transplantasi hati, embolisasi arteri hepatika pada pera'atan karsinoma hepatoseluler dan penghancuran benda asing dari dalam tubuh.",% Struktur dari abses amuba hepar terdiri dari cairan di dalam, dinding dalam, dan kapsul jaringan penyangga. Secara klasik cairan abses menyerupai !ancho"y paste# , ber'arna coklat kemerahan sebagai akibat jaringan hepar dan sel darah merah yang dicerna. Abses mungkin saja berisi cairan hijau atau kuning. ?idak seperti abses bakterial, cairan abses amuba steril dan tidak berbau. Cvaluasi cairan abses untuk penghitungan sel dan enzimatik secara umum tidak membantu dalam mendiagnosis abses amuba. Dinding dari abses adalah lapisan dari jaringan nekrotik hepar dan tropozoit yang ada. /iopsi dari jaringan ini sering memperkuat diagnosis dari manifestasi abses amuba hepar. Pada abses lama kapsul jaringan penyangga dibentuk oleh perkembangan fibroblas. Pada abses piogenik, leukosit dan sel&sel inflamasi tidak didapatkan pada kapsul dari abses amuba hepar.",1

MANIFESTASI #LINIS Manifestasi sistemik abses hati piogenik lebih berat dari pada abses hati amebik. Dicurigai adanya abses hati piogenik apabila ditemukan sindrom klinis klasik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang ditandai dengan jalan membungkuk ke depan dengan kedua tangan diletakkan di atasnya. Apabila A!P letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat badan yang unintentional. Demam atau panas tinggi merupakan manifestasi klinis yang paling utama, anoreksia, malaise, batuk disertai rasa sakit pada diafragma, anemia, hepatomegali teraba sebesar ) jari sampai 1 jari di ba'ah arcus&costa, ikterus terdapat pada +% $ kasus dan biasanya berhubungan dengan penyebabnya yaitu penyakit traktus biliaris, abses biasanya multipel, massa di hipokondrium atau epigastrium, efusi pleura, atelektasis, fluktuasi pada hepar, dan tanda&tanda peritonitis.",+,%,1,;

DIAGNOSIS

Penegakan diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, serta pemeriksaan penunjang. ?erkadang diagnosis abses hepar sulit ditegakkan karena gejalanya yang kurang spesifik. Diagnosis dini memberikan arti yang sangat penting dalam pengelolaannya karena penyakit ini sebenarnya dapat disembuhkan. Diagnosis yang terlambat akan meningkatkan morbiditas dan mortalitasnya. Pada beberapa pasien kadang sudah dapat terlihat abses hepar secara inspeksi dikarenakan abses telah menembus kulit sehingga terlihat dari luar. ?erdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen, selain itu didapatkan hepatomegali yang teraba sebesar tiga jari sampai enam jari arcus&costarum. Pemeriksaan lain&lain seperti foto toraks dan foto polos abdomen digunakan untuk mendeteksi kelainan atau komplikasi yang ditimbulkan oleh amebiasis hati. Diagnosa pasti adalah melalui AS2 dan 8? Scan yang sensitivitasnya sekitar 3%&0%$.",+,%

PEME!I#SAAN LABO!ATO!IUM Pada pemeriksaan laboratorium yang diperiksa adalah darah rutin yaitu kadar !b darah, jumlah leukosit darah, kecepatan endap darah dan percobaan fungsi hati, termasuk kadar bilirubin total, total protein dan kadar albumin dan glubulin dalam darah. /anyak penderita abses hepar tidak mengalami perubahan bermakna pada tes laboratoriumnya. Pada penderita akut anemia tidak terlalu tampak tetapi menunjukkan leukositosis yang bermakna sementara penderita abses hepar kronis justru sebaliknya. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis yang tinggi dengan pergeseran ke kiri, anemia, peningkatan laju endap darah, peningkatan alkalin fosfatase, peningkatan enzim transaminase dan serum bilirubin, berkurangnya kadar albumin serum dan 'aktu protrombin yang memanjang menunjukan bah'a terdapat kegagalan fungsi hati yang disebabkan abses hati. Abnormalitas tes fungsi hati lebih jarang terjadi dan lebih ringan pada abses hati amebik dibanding abses hati piogenik. !iperbilirubinemia didapatkan hanya pada "# $ penderita abses hepar. <arena pada abses hepar amebik terjadi proses destruksi parenkim hati, maka PP? ,plasma protrombin time. meningkat.

Serologis

Pemeriksaan serologi yang dapat dilakukan meliputi !A ,$ndirect 2DP ,%el &i''usion (recipitin., CD SA )En*yme+linked

emagglutination., Assay.,

$mmunosorbent

counterimmunelectrophoresis, indirect immuno'luorescence, dan complement 'i,ation. !A dan 2DP merupakan prosedur yang paling sering digunakan. !A dianggap positif jika pengenceran melampaui " * "+3. Sensitivitasnya mencapai 0%$. /ila tes tersebut diulang, sensitivitasnya dapat mencapai "##$. !A sangat spesifik untuk amubiasis invasif. ?etapi, hasil yang positif bisa didapatkan sampai +# tahun setelah infeksi mereda. 2DP meskipun dapat mendeteksi 0%$ abses hepar karena amuba. :uga mendeteksi colitis karena amuba yang non&invasif. :adi, tes ini sensitif, tetapi tidak spesifik untuk abses amuba hepar. 9amun demikian, 2DP mudah dilaksanakan, dan jarang sekali tetap positif sampai 1 bulan setelah sembuhnya abses. <arena itu, bila pada pemeriksaan radiologi ditemukan lesi -space occupying- di hepar, 2DP sangat membantu untuk memastikan apakah kelainan tersebut disebabkan amuba.",+,1,;

PEME!I#SAAN PENUN-ANG AS2 memiliki sensitivitas yang sama dengan 8? scan dalam mengidentifikasi abses hepar. Eendahnya biaya dan sifat non&radiasi membuat AS2 menjadi pilihan untuk mendiagnosis abses hepar. Abses hepar amebik biasanya besar dan multipel. Menurut Middlemiss , 01-. gambaran radiologis dari abses hati adalah sebagai berikut * ". Peninggian dome dari diafragma kanan. +. /erkurangnya gerak dari dome diafragma kanan. ). Pleural efusion. -. <olaps paru. %. Abses paru. 8? scan* !ipoekoik Massa oval dengan batas tegas 9on&homogen

AS2*

". /entuk bulat atau oval +. ?idak ada gema dinding yang berarti ). Ckogenitas lebih rendah dari parenkim hati normal. -. /ersentuhan dengan kapsul hati %. Peninggian sonik distal )distal enhancement. <riteria diagnostik untuk hepatic amoebiasis menurut Damont dan Pooler * ". Pembesaran hati yang nyeri tekan pada orang de'asa. +. Eespons yang baik terhadap obat anti amoeba. ). !asil pemeriksaan hematologis yang menyokong * leukositosis. -. Pemeriksaan Eontgen ,PA Dateral. yang menyokong. %. ?rophozoit E. histolytica positif dalam pus hasil aspirasi. 1. GScintiscanningG hati adanya Gfilling defectG. ;. GAmoeba !emaglutinationG test positif

#OMPLI#ASI Sistem plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena. Secara khusus, kasus tersebut berasal dari lesi yang terletak di lobus kanan hepar. !al ini dikarenakan facies diaphragm hepar yang berdekatan dengan system pleuropulmonum terutama di lobus kanan. Abses menembus diagfragma dan akan timbul efusi pleura, empyema abses pulmonum atau pneumonia. 6istula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga dapat timbul dari reptur abses amuba. Pasien&pasien dengan fistula ini akan menunjukan ludah yang ber'arna kecoklatan yang berisi amuba yang ada. <omplikasi abses hati amoeba umumnya berupa perforasi abses ke berbagai rongga tubuh dan ke kulit. Perforasi ke kranial dapat terjadi ke pleura dan perikard. nsidens perforasi ke rongga pleura adalah "#&+#$. Akan terjadi efusi pleura yang besar dan luas yang memperlihatkan cairan coklat pada aspirasi. Perforasi dapat berlanjut ke paru sampai ke bronkus sehingga didapat sputum yang ber'arna khas coklat. Perforasi ke perikard menyebabkan efusi perikard dan tamponade jantung. <omplikasi ke kaudal terjadi ke rongga peritoneum. Perforasi akut menyebabkan peritonitis umum. Abses kronis, artinya sebelum perforasi, omentum dan usus mempunyai

kesempatan untuk mengurung proses inflamasi, menyebabkan peritonitis lokal. Perforasi ke depan atau ke sisi terjadi ke arah kulit ,seperti gambar di samping. sehingga menimbulkan fistel yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder.",+,1,;

PENATALA#SANAAN Penatalaksanaan secara konvensional adalah dengan drainase terbuka secara operasi dan antibiotika spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat di dalam cairan abses yang sulit dicapai dengan antibiotika tunggal tanpa aspirasi cairan abses. Penatalaksanaan saat ini adalah dengan drainase perkutaneus abses intraabdominal dengan tuntutan abdomen ultrasound atau tomografi komputer, komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan, perforasi organ intra abdominal dan infeksi, atau malah terjadi kesalahan dalam penempatan kateter drainase. <adang pada abses hati piogenik multipel diperlukan reseksi hati.

A%ti+i*tik Penatalaksanaan dengan menggunakan

antibiotika, pada terapi a'al digunakan penisilin, selanjutnya dikombinasikan antara ampisilin dan aminoglikosida atau sefalosforin generasi ,dan <lindamisin atau metronidazol. Dosis Metronidazole %# mg=kg//=hari diberikan tiga kali sehari selama "# hari, dapat menyembuhkan 0%$ penderita abses amuba hepar. Pemberian intravena sama efektifnya, diperlukan pada penderita yang mengalami rasa mual atau pada penderita yang keadaan umumnya buruk. !asil yang positif pada pemberian metronidazol secara empiris dapat memperkuat diagnosis abses amuba hepar. Perbaikan gejala klinis terjadi dalam beberapa hari dan pemeriksaan radiologis menunjukkan penurunan ukuran abses dalam ; sampai "# hari. Metronidazol mudah didapat dan aman, 'alaupun merupakan kontraindikasi pada kehamilan. Cfek samping yang dapat terjadi ialah mual dan rasa logam. 9europati perifer kadang&kadang dapat terjadi. Cmetin, dehidroemetin, dan klorokuin berguna pada abses amuba hepar yang mengalami komplikasi atau bila pengobatan dengan metronidazol gagal. Cmetin dan dehidroemetin diberikan secara intramuskular. Cmetin memiliki -therapeutic range- yang

sempit. Dapat terjadi proaritmia, efek kardiotoksik yang diakibatkan akumulasi dosis obat. Penderita yang mendapat obat ini harus tirah baring dan dilakukan pemantauan "ital sign secara teratur. Cmetin dan dehidroemetin diindikasikan terutama untuk penderita yang mengalami komplikasi paru, karena biasanya keadaan umumnya buruk dan memerlukan terapi GmultidrugG untuk mempercepat perbaikan gejala klinis. <ombinasi klorokuin dan emetin dapat menyembuhkan 0#$ penderita amubiasis ekstrakolon yang resisten. Aspirasi Selain diberi antibiotika, terapi abses juga dilakukan dengan aspirasi. Dalam hal ini, aspirasi berguna untuk mengurangi gejala&gejala penekanan dan menyingkirkan adanya infeksi bakteri sekunder. Aspirasi juga mengurangi risiko ruptur pada abses yang volumenya lebih dari +%# ml, atau lesi yang disertai rasa nyeri hebat dan elevasi diafragma. Aspirasi juga bermanfaat bila terapi dengan metronidazol merupakan kontraindikasi seperti pada kehamilan. Aspirasi bisa dilakukan secara buta, tetapi sebaiknya dilakukan dengan tuntunan ultrasonografi sehingga dapat mencapai ssaran yang tepat. Aspirasi dapat dilakukan secara berulang&ulang secara tertutup atau dilanjutkan dengan pemasangan kateter penyalir. Pada semua tindakan harus diperhatikan prosedur aseptik dan antiseptik untuk mencegah infeksi sekunder. Drai%ase Perk&ta% Drainase perkutan berguna pada penanganan komplikasi paru, peritoneum, dan perikardial. ?ingginya viskositas cairan abses amuba memerlukan kateter dengan diameter yang besar untuk drainase yang adekuat. nfeksi sekunder pada rongga abses setelah dilakukan drainase perkutan dapat terjadi. Operasi Pembedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil membaik dengan cara yang lebih konservatif. Daparotomi diindikasikan untuk perdarahan yang jarang terjadi tetapi mengancam ji'a penderita, disertai atau tanpa adanya ruptur abses. ?indakan operasi juga dilakukan bila abses amuba mengenai sekitarnya. Penderita dengan septikemia karena abses amuba yang mengalami infeksi sekunder juga dicalonkan untuk tindakan bedah, khususnya bila usaha dekompresi perkutan tidak berhasil.

:ika tindakan laparotomi dibutuhkan, maka dilakukan dengan sayatan subkostal kanan. Abses dibuka, dilakukan penyaliran, dicuci dengan larutan garam fisiologik dan larutan antibiotik serta dengan ultrasonografi intraoperatif. ndikasi operasi pada abses hepar antara lain* ?erapi antibiotika gagal Aspirasi tidak berhasil Abses tidak dapat dijangkau dengan aspirasi ataupun drainase Adanya komplikasi intraabdominal

<ontraindikasi operasi pada abses hepar antara lain* Abses multipel nfeksi polimikrobakteri mmunocompromise dissease",+

Hepatekt*mi De'asa ini dilakukan hepatektomi yaitu pengangkatan lobus hati yang terkena abses. !epatektomi dapat dilakukan pada abses tunggal atau multipel, lobus kanan atau kiri, juga pada pasien dengan penyakit saluran empedu. ?ipe reseksi hepatektomi tergantung dari luas daerah hati yang terkena abses juga disesuaikan dengan perdarahan lobus hati.",+,1,; P!OGNOSIS Prognosa abses hati tergantung dari investasi parasit, daya tahan host, derajat dari infeksi, ada tidaknya infeksi sekunder, komplikasi yang terjadi, dan terapi yang diberikan Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab bakterial organisme multipel, tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleura atau adanya penyakit lain.",+

#ESIMPULAN Abses hati merupakan infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, jamur, maupun nekrosis steril yang dapat masuk melalui kandung kemih yang terinfeksi dan infeksi dalam perut lainnya. Abses hati dibedakan menjadi + yaitu abses hati amebik dan abses hati piogenik. Adapun gejala&gejala yang sering timbul diantaranya demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, hepatomegali, ikterus. Diagnosis yang di pakai sama seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan laboratorium. ?erapi yang diberikan adalah antibiotika spektrum luas, aspirasi cairan abses, drainase, laparatomi dan hepatektomi. Abses hepar dapat disembuhkan bila ditangani dengan cara yang tepat dalam 'aktu yang secepatnya, oleh karenanya sangatlah penting untuk dapat mendiagnosanya sedini mungkin.

BAB IV DAFTA! PUSTA#A ". Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam ndonesia. lmu Penyakit Dalam. Cdisi keempat. Pusat Penerbitan Departemen lmu Penyakit Dalam 6<A , :akarta +##1 > -1+ ( -1) +. Sjamsuhidaja,E H de:ong, @im. /uku Ajar lmu /edah. :akarta * C28 Penerbit /uku <edokteran. +##). 2uyton H !all./uku Ajar 6isiologi <edokteran. Cdisi 0. :akarta * C28 Penerbit /uku <edokteran."00; -. Sobotta. Atlas Anatomi Manusia. Cdisi +". :akarta. C28 Penerbit buku

kedokteran.+###. %. 8hristopherIs ?eJtbook of Surgery. Philadelphia and Dondon* Saunder 8ompany. "01#> ;0;&;00 1. :unita, Arini, et al. /eberapa <asus Abses !ati Amuba. Denpasar*

'''.ejournal.unud.ac.id.

'. Peralta, Euben. Diver Abscess. Dominica* '''.emedicine.medscape.com. +##3

REFERAT ABSES "EPAR

(#/5/5% O67) $nne 'idhani 8atimah 2229:3222: ;embimbing ,linik dr. ). <iyoto /ukardi, /p.!

STASE BEDA" RSUD #IAN$UR PRO RAM STUDI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESE"ATAN UNI%ERSITAS MU"AMMADI&A" $AKARTA '())

#ATA PENGANTA!

Assalamualaikum 'r. 'b. Puji syukur kami panjatkan kehadirat ?uhan 7ang Maha Csa karena dengan rahmat dan ridho&9ya sehingga penulis bisa menyelesaikan /e'erat pada Stase /edah yang berjudul KAbses !eparL. Makalah ini penulis buat dengan berusaha untuk menjadikan tugas referat pada Stase /edah yang berjudul KAbses !eparL menjadi lebih sempurna. Penulis bertujuan agar dapat dipahami dan diterima oleh semua pembaca. Dalam penyusunan makalah ini, didasarkan hasil diskusi kelompok, dan penulis merujuk pada buku&buku serta 'ebsite di internet. Masalah yang menyangkut KAbses !eparL penulis kemukakan dalam pembahasan makalah yang telah disusun. ?ak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dr. !. @iyoto Sukardi, Sp./ sebagai pembimbing, dan teman&teman yang telah bekerja sama membantu penulis sehingga dapat terselesaikan makalah ini. Akhir kata, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dengan suatu harapan yang tinggi, semoga laporan yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya. @assalam. 'r. 'b. 8ianjur, Mei +#""

Penulis

Você também pode gostar