Você está na página 1de 3

Imbuhan Serapan

Oleh Dwi Hartati, S. Pd

Copyright oke.or.id Artikel ini boleh dicopy ,diubah , dikutip, di cetak dalam media kertas atau yang lain, dipublikasikan kembali dalam berbagai bentuk dengan tetap mencantumkan nama penulis dan copyright yang tertera pada setiap document tanpa ada tujuan komersial.

Imbuhan Serapan Bahasa Indonesia dalam perkembangannya selalu membuka diri pada masuknya unsur-unsur dari bahasa asing. Dengan catatan, unsur-unsur tersebut memang betul-betul diperlukan dan tidak dijumpai padanya dalam bahasa Indonesia. Hal itu menyebabkan bahasa Indonesia menjadi dinamis, modern, tetapi tidak meninggalkan identitas nasionalnya. Seperti halnya imbuhanimbuhan baru yang muncul dapat memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Ada dua hal yang berkenaan dengan masalah pembentukan kata (dan imbuhan) yaitu: 1. Digunakannya sejumlah kata asli Indonesia sebagai sarana pembentukan kata baru. Misalnya kata: alih, aneka, antar, anti, baku, maha, serba, tata. 2. Digunakannya sejumlah imbuhan dari bahasa asing, yang pada mulanya diserap beserta kata asingnya secara utuh, dalam pembentukan kata-kata baru. Imbuhan asing itu misalnya: eka, eks, ekstra, intra, isme, kontra, non, man, wan, wati, panca, pra, pro, purna, semi, super, dan lain-lain.

http://oke.or.id 1

Berikut beberapa contoh imbuhan serapan asing yang sudah melekat pada bentuk lain. 1. a-, an-, ab-, in- yang bermakna 'tidak' amoral abnormal intransitif = tidak normal = tidak normal = tidak transitif

aneka warna = tidak satu warna (ekawarna: satu warna)

2. pra- yang bermakna 'sebelum' prasejarah prajabatan = sebelum sejarah = sebelum mendapat jabatan

prasekolah = sebelum bersekolah 3. anti- yang berarti 'bertentangan dengan, melawan, menentang, memusuhi' antibandit antipeluru nonagresi nonformal = menentang bandit = tidak tembus peluru = tidak tembus peluru = tidak resmi

4. non- yang berarti 'tidak/bukan'

5. pasca- yang berarti 'sudah' pascapanen = sesudah panen pascasarjana = sesudah sarj ana 6. sub- yang berarti 'bawah, di bawah, agak, hampir' subbab subbagian = di bawah bab, anak bab = di bawah bagian

subdirektorat = di bawah direktorat yang dipimpin oleh seorang kepala 7. swa- yang berarti 'sendiri' swakarya swakelola swadaya = hasil kerja sendiri = pengelolaan sendiri = pelayanan sendiri

8. tuna- yang berarti luka, rusak, kurang, tidak memiliki

http://oke.or.id 2

tunaaksara = tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis tunabusana = tidak/belum mengenal pakaian tunadaksa = cacat tubuh

DATA DIRI PENULIS Dwi Hartati, S. Pd. Lahir di Tangerang, 3 Desember 1981. Lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pakuan tahun 2004. Pernah mengajar di beberapa sekolah, yaitu SMK Pelita Bangsa Tangerang, SMA Insan Cendekia Al Kausar Sukabumi dan saat ini mengajar di SMP Islam Cikal Harapan, BSD City. Penulis dapat dihubungi melalui email: dwi.htati@yahoo.com

http://oke.or.id 3

Você também pode gostar