Você está na página 1de 6

Penatalaksanaan Pada Pasien dengan Bibir Sumbing

Definisi Sumbing secara sederhana dapat diartikan sebagai adanya suatu celah. Contohnya pada bibir, jika terdapat celah pada bibis maka dikatakan bibir sumbing.

Gejala Klinis Gejala klinis sangat bervariasi. Sumbing bibir juga diklasifikasikan menjadi unilateral (hanya sebelah / satu sisi) dan bilateral (melibatkan dua sisi bibir), serta lengkap dan tidak lengkap. Bibir sumbing tidak lengkapditandai oleh garis sumbing yang tidak mencapai dasar lubang hidung (nasal sill). Dalam hal ini nasal sill harus intak, dan bagian ini sering disebut sebagai Simonarts band. Bibir sumbing lengkap melibatkan seluruh ketebalan bibir dan prosesus alveolaris (palatum primer), meluas menuju nasal sill dan tidak terdapat Simonarts band, serta sering disertai sumbing palatum (sumbing langit-langit). Biasanya sebagai konsekuensi adanya bibir sumbing, hidung juga mengalami perubahan bentuk.

Penatalaksanaan Bayi yang terlahir dengan bibir sumbing harus ditangani oleh klinisi dari multidisiplin dengan pendekatan team-based, agar memungkinkan koordinasi efektif dari berbagai aspek multidisiplin tersebut. Selain masalah rekonstruksi bibir yang sumbing, masih ada masalah lain yang perlu dipertimbangkan yaitu masalah pendengaran, bicara, gigi-geligi dan psikososial. Masalahmasalah ini sama pentingnya dengan rekonstruksi anatomis, dan pada akhirnya hasil fungsional yang baik dari rekonstruksi yang dikerjakan juga dipengaruhi oleh masalah-masalah tersebut. Dengan pendekatan multidisipliner, tatalaksana yang komprehensif dapat diberikan, dan sebaiknya kontinyu sejak bayi lahir sampai remaja. Diperlukan tenaga spesialis bidang kesehatan anak, bedah plastik, THT, gigi ortodonti, serta terapis wicara, psikolog, ahli nutrisi dan audiolog.

Tatalaksana Bedah Saat paling optimal untuk melakukan operasi repair sumbing sebenarnya masih kontroversial. Beberapa pusat penanganan sumbing memilih melakukan operasi pada periode neonatus dini, dengan manfaat teoretis : kemampuan adaptasi penampakan jaringan parut lebih baik, sehingga meminimalisasikan kelainan hidung. Beberapa pusat penanganan sumbing yang lain, dengan alasan untuk meminimalisasikan resiko efek samping anestesi umum, bertahan dengan the rule of ten : yaitu melakukan operasi repair sumbing pada anak dengan berat badan 10 lb (5 kg), usia 10 minggu dan kadar hemoglobin darah 10 g. Secara umum, operasi perbaikan sumbing bibir dilakukan pada usia bayi 2 4 bulan; dengan begitu resiko efek samping anestesia lebih rendah, bayi sudah lebih kuat menghadapi stress operasi, serta ukuran elemen bibir sudah lebih besar sehingga rekonstruksi dapat dilakukan dengan lebih rapi dan akurat. Jika celah pada bibir sumbing lebar, terkadang diperlukan suatu alat orthodonti terlebih dahulu untuk menunjang keberhasilan operasi.

Penyebab Dasar penyebab terjadinya bibir sumbing belum dimengerti secara keseluruhan. Dikatakan merupakan gabungan antara genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan seperti infeksi virus (misal rubella) dan agen teratogenik (seperti steroid, antikonvulsan) selama trimester pertama kehamilan, telah dicurigai berkaitan erat dengan terjadinya sumbing. Resiko terjadinya sumbing juga meningkat dengan semakin tuanya usia orangtua, terutama lebih dari 30 tahun, dengan usia sang ayah nampaknya lebih merupakan faktor signifikan dibandingkan usia ibu.
Diposkan oleh dr. Widodo Sarono On Bedah

http://widodo-sarono.blogspot.com/2011/07/penatalaksanaan-pada-pasien-dengan_3818.html

tahapan penatalaksanaan yang akan dijalani oleh penderita celah bibir dan langit-langit antara lain adalah: (1) Operasi pada celah bibir saat memasuki usia 10 minggu/3 bulan dengan berat minimal 5 kg, dan kadar hemoglobin 10 gr%. Dikenal juga dengan istilah rules of 10, anak sudah mencapai berat 10 pounds, hb 10 dan usia sudah 10 minggu. (2) Operasi pada celah langit-langit saat memasuki usia 10-12 bulan (beberapa dokter memilih usia 18 bulan). Operasi ini dikerjakan sedini mungkin supaya pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara. Pada beberapa RS, anak harus sudah mencapai berat badan 10kg untuk bisa operasi langit-langit. (3) Terapi wicara dilakukan segera setelah operasi untuk mencegah timbulnya suara sengau. Terapi wicara biasanya dimulai 1 sampai dengan 3 bulan setelah operasi langit-langit atau setelah mendapat persetujuan dari dokter bedahnya. Usia terbaik ketika memulai terapi wicara adalah di atas 18 bulan. Pada usia tersebut, anak sudah mau berkompromi dan mengikuti petunjuk terapis. Lamanya terapi wicara tergantung pada kemampuan anak, latihan di rumah dan hasil operasi. (4) Operasi perbaikan bibir dan hidung dapat dilakukan lagi pada usia 3-4th apabila dianggap perlu, yaitu sebelum anak masuk sekolah. Ini untuk menghindari rasa minder pada anak bila bentuk bibir dan hidungnya kurang simetris. (5) Operasi membuat bendungan pada faring untuk memperbaiki fonasi/cara pengucapan (pharyngoplasty) saat usia 5-6 tahun, bila setelah operasi langit-langit yang pertama dan terapi wicara, suara anak masih sengau. Ini berarti setelah operasi langit-langit yang pertama, bagian belakang langit2 masih terlalu pendek dan tidak bisa menutup faring dengan sempurna. Kondisi ini biasa disebut velopharingeal insufficiency (VPI). Suara sengau akibat kondisi ini tidak dapat diperbaiki hanya dengan terapi wicara saja, dan harus dilakukan operasi lagi. (6) Perbaikan lengkung alveolar gigi oleh dokter gigi spesialis orthodontik. Perawatan gigi oleh dokter spesialis orthodontik ini terdiri dari beberapa tahapan dan terkait erat dengan operasibonegraft, operasi penutupan celah gusi. Tahapan perawatan gigi yang sebaiknya dijalani adalah: Perawatan ortho anak cbl dimulai usia 7 tahun ketika gigi susu sudah tanggal dan gigi tetapnya mulai tumbuh. Anak akan mulai memakai kawat gigi untuk meratakan giginya sebagai persiapan operasi bonegraft pada usia 8-11 tahun. Operasi dilakukan pada usia yg berbeda pada tiap anak tergantung kapan pertumbuhan gigi tetapnya. Anak dioperasi bonegraft (pencangkokan tulang) untuk mengisi celah gusinya pada usia 8-11 tahun. Bahan cangkok dapat diperoleh dari pinggul, tulang iga, tungkai, atau bagian tengkorak. Perataan posisi gigi akan membuat operasi bonegraft lebih berhasil, dalam arti menutup celah dan menyediakan tempat untuk gigi tetap tumbuh. Dokter gigi spesialis

orthodontik akan bekerja sama dengan dokter bedah untuk menentukan kapan waktu yang paling tepat untuk operasi bonegraft. Bila anak mengalami gejala hipoplasia, yaitu pertumbuhan rahang atas tertinggal dari rahang bawah, yang dicirikan dengan posisi gigi atas yang ada di belakang gigi bawah pada posisi menggigit, maka pada usia 10-12 tahun, anak harus memakai orthodontik face mask.

Orthodontik face mask Orthodontik face mask yang harus dipakai selama 16-18 jam per hari tersebut, berfungsi untuk menarik rahang atas ke depan selama pertumbuhannya, sehingga posisi rahang atas dan bawah bisa normal. Pemakaian face mask pada usia 10-12th adalah saat pertumbuhan rahang masih dapat dimodifikasi. Di atas usia tersebut, pertumbuhan rahang sudah tidak dapat lagi dimodifikasi. Hipoplasia selain tampak kurang indah, juga mengganggu artikulasi huruf-huruf tertentu seperti huruf s. Perawatan gigi pada anak dengan gejala hipoplasia dapat juga dimulai pada usia 4-5th dengan pemasangan rapid expander (belum pernah dikonsultasikan dengan dokter gigi).

Rapid expander (7) Pemantauan pertumbuhan dan posisi rahang serta perawatan orthodontik (memakai kawat gigi) terus dilanjutkan hingga anak berusia 18th (laki-laki) dan 17th (perempuan). Penyempurnaan tulang wajah dapat dilakukan pada sekitar usia tersebut di mana pertumbuhan tulang-tulang wajah telah terhenti.

Apabila pada pertumbuhan rahang atas (maxilla) masih ditemukan kurang maju, maka dapat dilakukan bedah orthognatik dengan memotong bagian tulang rahang yang tertinggal pertumbuhannya dan mengubah posisinya hingga maju ke depan.

Wajah pasien dengan hipoplasia sebelum dan sesudah operasi rahang.

Gambaran rahang yang sudah dioperasi. Catatan: Tahap perawatan dapat berubah sesuai kondisi masing-masing anak yang telah dievaluasi oleh dokter. Diambil dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi.

http://diahasri.wordpress.com/2012/02/15/tahapan-perawatan-celah-bibir-dan-langit-langit-bibirsumbing/

DEFINISI Anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri sentral disertai hilangnyakesadaran yang bersifat reversibel. Dengan anestesi umum akan diperoleh triasanestesia, yaitu:2 - Hipnotik (tidur) - Analgesia (bebas dari nyeri) - Relaksasi otot (mengurangi ketegangan tonus otot) Hanya eter yang memiliki trias anestesia. Karena anestesi modern saat inimenggunakan obat-obat selain eter, maka anestesi diperoleh dengan menggabungkan berbagai macam obat. 1.2METODE ANESTESI UMUM I. Parenteral Anestesia umum yang diberikan secara parenteral baik intravena maupunintramuskular biasanya digunakan untuk tindakan yang singkat atau untuk induksi anestesia. PerektalMetode ini sering digunakan pada anak, terutama untuk induksi anestesiamaupun tindakan singkat. PerinhalasiYaitu menggunakan gas atau cairan anestetika yang mudah menguap (volatileagent) dan diberikan dengan O2. Konsentrasi zat anestetika tersebuttergantunug dari tekanan parsialnya; zat anestetika disebut kuat apabila dengantekanan parsial yang rendah sudah mampu memberikan anestesia yang adekuat.

II.

III.

1.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANESTESI UMUM A.Faktor Respirasi Hal-hal yang mempengaruhi tekanan parsial zat anestetika dalam alveolus adalah: 1.Konsentrasi zat anestetika yang diinhalasi; semakin tinggi konsentrasi, semakincepat kenaikan tekanan parsial

Você também pode gostar