Você está na página 1de 5

Hipertensi

1. Sebutkan beberapa penyebab hipertensi Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : a. Hipertensi esensial atau primer Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. b. Hipertensi sekunder/li> Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial. 2. Apa yang dimaksud hipertensi primer dan sekunder Hipertensi primer/esensial di mana tidak ada hal spesifik yang menjadi penyebabnya. Sekitar 90-95% hipertensi adalah jenis ini. Hipertensi primer atau esensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Penyebabnya multifaktorial meliputi faktor genetik dan lingkungan (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi). Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh kelainan atau penyakit lain, misalnya karena stress, sakit ginjal, preeklamsia, atau apnea (sesak napas saat tidur). 3. Jelaskan cara2 pencegahan hipertensi Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko Hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.

4. Apa resiko komplikasi hipertensi KOMPLIKASI HIPERTENSI DAN FAKTOR RISIKO KARDIOVASKULAR Hipertensi lama dan atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan organ pada: Jantung (hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung) Otak (stroke) Ginjal (penyakit ginjal kronik, gagal ginjal) mata (retinopati hipertensif berupa bercak-bercak perdarahan pada retina dan edema papil nervus optikus) pembuluh darah perifer (penyakit jantung koroner) Untuk mencegah komplikasi kardiovaskuler perlu dilakukan Pengendalian berbagai faktor risiko pada Hipertensi. Faktor Risiko yang dapat dimodifikasi ialah: Tekanan darah Kelainan metabolik (DM, lipid darah, asam urat dan obesitas) Merokok Alkohol Inaktivitas Faktor Risiko yang tidak dapat dimodifikasi ialah: Usia Jenis kelamin Faktor genetic 5. Apakah obat antihipertensi dapat mengganti perubahan gaya hidup (aktivitas fisik, pola makan) 6. Sebutkan obat2 antihipertensi Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis) Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter. a. Diuretik Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang

yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid. b. Penghambat Simpatetik Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin. c. Betabloker Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati. d. Vasodilator Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing. e. Penghambat ensim konversi Angiotensin Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

f. Antagonis kalsium Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah. g. Penghambat Reseptor Angiotensin II Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual. 7. Manakah obat antihipertensi pilihan utama Diuretik Gol Tiazid: Hidroklorotiazid (HCT), Indapamid, Diuretik kuat: Furosemid,torasemid, bumetamid, asam etakrinat Diuretik Hemat Kalium: Amilorid, triamteren dan spironolakton 8. Manakah antihipertensi untuk keadaan krisis hipertensi 9. Kapan sebaiknya dilakukan terapi kombinasi antihipertensi Penelitian TRINITY yang dilakukan oleh dr. Suzanne dan rekan merupakan penelitian fase III, acak, yang melibatkan 2.492 pasien dengan hipertensi sedangberat, (tekanan darah >140/100 mm Hg atau palin tidak dengan tekanan darah ratarata waktu duduk 160/90 mm Hg). Penelitian ini berlangsung di 317 senter di Amerika Serikat dan Puerto Rico. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek terapi antara: kombinasi tiga macam obat dalam satu sediaan, yang merupakan gabungan dari olmesartan medoxomil 40 mg, amlodipine 10 mg dan hidroklorotiazida (HCTZ) 25 mg (n = 627, Kelompok I), dengan sediaan-sediaan yang mengandung dua macam obat saja seperti olmesartan medoxomil/amlodipine (n = 628, kelompok II); olmesartan medoxomil/HCTZ (n = 637, kelompok III); dan amlodipine/HCTZ (n = 600, kelompok IV). Hasil akhir primer (primary endpoint)

penelitian ini adalah perbandingan perubahan TDD (Tekanan Darah Diastolik) pada minggu ke-12 antara terapi kombinasi tiga macam obat dengan dua macam obat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terapi dengan tiga kombinasi macam obat (olmesartan medoxomil plus amlodipine plus HCTZ) menghasilkan penurunan TDD dan TDS (Tekanan Darah Sistolik) lebih baik dibandingkan dengan terapi kombinasi dua macam obat. Selain itu lebih banyak pasien dalam kelompok terapi kombinasi tiga macam obat yang mencapai target terapi hipertensi (<140/90 mmHg). Efek samping serius untuk semua sediaan relatif rendah (1,2%-1,7%). Efek samping lainnya yang dilaporkan diantaranya adalah pusing (7%), sakit kepala (6,5%), edema perifer (6%), lemah (5,4%), mual (2,7%) dan hipokalemia (2,5%). Semua kelompok penelitian memperlihatkan kejadian efek samping yang relatif sama. Secara umum semua sediaan kombinasi baik tiga maupun dua sediaan ditoleransi dengan baik. 10. Mengapa penderita hipertensi kronis sering mengalami : gagal ginjal, gangguan jantung. Penyebab utama seseorang mengalami gagal ginjal kronik hingga

membutuhkan pelayanan Hemodialisa (cuci darah) adalah akibat penyakit diabetes dan darah tinggi. Tingginya kadar gula dalam darah bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal karena organ ini dipaksa bekerja keras. Pada kasus hipertensi, ginjal bisa rusak akibat sempitnya dinding pembuluh darah akibat lemak. 11. Pada terapi hipertensi kadang dilakukan terapi hiperlipidemia (hiperkolesterol dan hipertrigliseridemia), obat apa yang dapat digunakan dalam terapi ini (kombinasi antihipertensi dan antihiperlipidemia)

Você também pode gostar