Você está na página 1de 9

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh macam buah dan jenis deterjen terhadap kualitas DNA yang

dihasilkan dalam proses isolasi. Buah yang digunakan dalam proses isolasi DNA ini adalah buah buah pepaya, tomat, strawberry dan pisang. Sedangkan jenis deterjen yang dipakai adalah deterjen bubuk Attack dan Rinso. Halyang pertama kami lakukan yaitu, menyiapkan buahbuahan yang akan diblender. Sumber DNA ini diblender bertujuan untk merusak membran sel, dinding sel dan membrane inti sehingga DNA bisa keluar dari sel dan masuk ke larutan. Setelah diblender, ekstrak buah ditambah garam dapur dan kemudian diaduk selama 10 menit. Kemudian disaring serta ditambah etanol absolute dingin. Penambahan NaCl bertujuan untuk memudahkan pemisahan benang-benang DNA dari larutan sehingga benang-benang DNA tersebut akan mudah diamati. Untuk buah pepaya, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan Attack yang juga mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA relatif paling cepat diantara yang lainnya. Untuk rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada larutan Attack ini adalah 14,5 detik. Sedangkan yang banyak terbentuk setelah pada larutan Attack adalah pada larutan Rinso yang mempunyai rata-rata waktu pembentukan benang-benang DNA 6,5 detik. Untuk pada sumber DNA yang lain yaitu buah pisang, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan Attack namun mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA relatif agak lama diantara yang lainnya. Untuk rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada larutan Attack ini adalah 33,47 detik. Sedangkan pada larutan rinso mempunyai rata-rata waktu pembentukan benang-benang DNA 2,5 detik. Adapun pada sumber DNA selanjutnya yaitu buah Strawberry, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrat yang berisi larutan Attack dan Rinso yang keduanya memiliki kadar ketebalan DNA yang sama dan mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA yang sama pula, yaitu untuk ratarata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada kedua larutan 1 menit. Sedangkan pada sumber DNA terakhir yaitu buah tomat, pada saat pembentukan benang-benang nya memiliki waktu yang berbeda. Pada larutan Attack waktu pembentukan benangnya dibutuhkan selama 42 detik, sedangkan pada larutan Rinso waktu pembentukan benangnya selama 1,20 detik. Dari analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing sumber DNA menghasilkan DNA yang berbeda-beda. Selain itu, memiliki waktu pembentukan benang-benang DNA yang berbeda pula berdasarkan larutan deterjennya.. Bentuk DNA yang dihasilkan pada pengamatan kali ini adalah berupa benang-benang DNA yang berwarna putih dan berwarna kelabu. Perbedaan waktu ini dapat dipengruhi oleh beberapa factor selain perbedaan deterjen dan sumber DNA, juga dapat dipengaruhi kekurang ketelitiannya praktikan dalam mengamati DNA yang terbentuk.

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa : Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan merusak dinding dan membrane sel dan juga membrane inti. Perusakan ini dapat dilakukan dengan pemblenderan, penggerusan atau yang lainnya. Namun dalam praktikum kali ini digunakan dengan cara pemblenderan DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan penambahan larutan deterjen, etanol serta garam untuk membantu presipitasi DNA. Hasil isolasi DNA sangat dipengaruhi oleh jenis buah. Terbukti dari hasil pengamatan, pada masing-masing buah didapatkan hasil yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Istanti, Annie. 1999. Biologi Sel. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM. Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam Deterjen, Penambahan Garam dan Ekstrak Nanas (Ananas Comusus) terhadap Hasil Isolasi DNA Berbagai Macam Buah sebagai Topik Praktikum Mata Kuliah Genetika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Prtogram Sarjana Biologi.

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh macam buah dan jenis deterjen terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi. Buah yang digunakan dalam proses isolasi DNA ini adalah buah buah melon, anggur, nanas, alpukat. Sedangkan jenis deterjen yang dipakai adalah deterjen bubuk Attack, sabun krim Bu Krim dan sabun cair Sunlight. Sumber DNA ini diblender yang bertujuan untk merusak membran sel, dinding sel dan membrane inti sehingga DNA bisa keluar dari sel dan masuk ke larutan. Setelah diblender, ekstrak buah ditambah garam dapur dan disaring serta ditambah etanol absolute dingin. Penambahan NaCl bertujuan untuk memudahkan pemisahan benang-benang DNA dari larutan sehingga benang-benang DNA tersebut akan mudah diamati. Untuk buah Melon, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan Attack yang juga mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA relatif paling cepat diantara yang lainnya. Untuk rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada larutan Attack ini adalah 4,77 detik. Sedangkan yang banyak terbentuk setelah pada larutan Attack adalah pada larutan Sunlight yang mempunyai rata-rata waktu pembentukan benang-benang DNA 6,82 detik. Dan untuk larutan sabun Bu Krim adalah 8,6 detik. Untuk pada sumber DNA yang lain yaitu buah anggur, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan sabun Bu Krim namun mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA relatif agak lama diantara yang lainnya. Untuk rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada larutan Attack ini adalah 5 detik. Sedangkan yang banyak terbentuk setelah pada larutan sabun Bu Krim adalah pada larutan Sunlight yang mempunyai ratarata waktu pembentukan benang-benang DNA 3,33 detik. Dan untuk larutan attack adalah 3,33 detik. Untuk pada sumber DNA selanjutnya yaitu buah nanas, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan Attack dan Sunlight yang keduanya memiliki kadar ketebalan DNA yang sama namun mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA yang berbeda yaitu untuk ratarata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada larutan Attack adalah 3,87 detik. Sedangkan untuk larutan Sunlight mempunyai rata-rata waktu pembentukan benang-benang DNA 4,7 detik. Dan untuk larutan sabun Bu Krim adalah 6,77 detik. Untuk pada sumber DNA terakhir yaitu buah alpukat, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan Attack dan Sunlight yang keduanya memiliki kadar ketebalan DNA yang sama namun mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA yang berbeda yaitu untuk rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada larutan Attack adalah 5 detik. Sedangkan untuk larutan Sunlight mempunyai rata-rata waktu pembentukan benang-benang DNA 7 detik. Dan untuk larutan sabun Bu Krim adalah 7 detik. Dari analisis di atas dapat dilihat jika masing-masing sumber DNA menghasilkan DNA yang berbedabeda. Bahkan untuk ketiganyapun memiliki waktu pembentukan benang-benang DNA yang beragam berdasarkan jenis deterjen. Bentuk DNA yang dihasilkan pada pengamatan kali ini adalah berupa benang-benang DNA yang berwarna putih. Perbedaan waktu ini dapat dipengruhi oleh beberapa factor selain perbedaan deterjen dan sumber DNA, juga dapat dipengaruhi kekurangketelitiannya

praktikan dalam mengamati DNA yang terbentuk. Pembahasan Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakkukan dengan merusak dinding dan membrane sel dan juga membrane inti. Perusakan ini dapat dilakukan dengan pemblenderan, penggerusan atau yang lainnya. Namun dalam praktikum kali ini digunakan dengan cara pemblenderan. Dan DNA yang didapatkan adalah berupa benang-benang halus sehingga hanya serupa kabut putih yang sangat lembut. Berdasarkan analisis data yang kami peroleh terdapat tiga lapisan. Lapisan terbawah adalah filtrat, lapisan tengah berupa benang-benang yang merupakan DNA, sedangkan lapisan teratas adalah alkohol yang berwarna bening. Dilihat dari sumber DNA yang digunakan untuk pengisolasian ini, jenis buah yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Masing-masing buah untuk sumber DNA menghasilkan DNA yang berbentuk benang-benang halus berwarna putih. Keempat macam buah yang digunakan dalam proses pengisolasian DNA kali ini adalah jenis buah yang memiliki kadar air yang tinggi. Tidak ada perbedaan yang ditunjukkan untuk perlakuan variasi jenis buah ini Diskusi 1.Teknik isolasi DNA, merupakan cara untuk memisahkan DNA dari sel, baik dari inti, mitokondria maupun kloroplas. 2. a. Deterjen/sabun cair/sabun krim: Merusak membran sel dan membran inti sehingga DNA yang diinginkan dapat dikeluarkan dari dalam sel. b. garam dapur: Menyebabkan protein dan karbohidrat terpresipitasi ke dalam larutanyang kemudian tersaring pada proses penyaringan, serta berperan menjaga pH larutan agar tetap konstan c. alkohol dingin: Mempresipitasikan asam nukleat polimerik dengan baik untuk meningkatkan konsentrasi DNA. 3. Karena buih yang ditimbulkan oleh deterjen akan mengganggu pengamatan, karena DNA yang berhasil diisolasi nampak tipis, dan dapat dipastikan lapisan DNA tersebut akan tertutupi jika terdapat banyak buih. Disamping itu juga adanya buih akan dapat merusak pembentukan DNA. 4.Pemblenderan disini bertujuan Karena jika proses pemblenderan dilakukan terlalu lama, dikhawatirkan tidak hanya memecahkan sel tetapi juga akan merusak DNA 5.penambahan alkohol dingin akan mempermudah koagulasi DNA sehingga DNA yang bersifat transparan dapat terlihat dengan jelas berupa benang-benang halus pada lapisan tengah campuran buah dan detergen.. 6.Jenis buah dan jenis detergen berpengaruh terhadap hasil isolsi DNA. DNA pada masing-masing buah mempunyai kadar atau jumlah yang berbeda dan warnanya pun berbeda. Jenis detergen juga berpengaruh terhadap kecepatan pembentukan DNA Kesimpulan Deterjen yang paling sedikit menghasilkan DNA adalah deterjen cair Sunlight sedangkan kedua deterjen yang lain (deterjen bubuk Attack dan deterjen bukrim) menghasilkan DNA dalam jumlah yang relatif sama. Waktu pembentukan DNA yang paling cepat dihasilkan oleh sumber DNA buah

anggur dan ketebalan yang paling tinggi juga pada anggur.. DAFTAR RUJUKAN Istanti, Annie. 1999. Biologi Sel. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM. Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam Deterjen, Penambahan Garam dan Ekstrak Nanas (Ananas

Comusus) terhadap Hasil Isolasi DNA Berbagai Macam Buah sebagai Topik Praktikum Mata Kuliah Genetika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Prtogram Sarjana Biologi.

Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan.Upaya untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding dan membrane sel dan juga membran inti. Cara yang digunakan untuk merusak membran-membran tersebut sangat beraneka ragam, misalnya dengan pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara fisik, membrane dan dinding sel dapat pula dirusak dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia. Perusakan dinding sel dan membrane sel pada praktikum isolasi DNA kali ini dilakukan dengan cara pemblenderan selama 1 menit. DNA yang didaptkan dalam pengamatan kali ini adalah DNA yang berupa benang-benang halus sehingga hanya serupa kabut putih yang sangat lembut. Apabila dilihat dari sumber DNA yang digunakan untuk pengisolasian ini, macam buah yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Masing-masing buah untuk sumber DNA menghasilkan DNA yang berbentuk benang-benang halus berwarna putih. Keempat macam buah yang digunakan dalam proses pengisolasian DNA kali ini adalah jenis buah yang memiliki kadar air yang tinggi. Tidak ada perbedaan yang ditunjukkan untuk perlakuan variasi jenis buah ini. Suatu sumber menyatakan bahwa dalam proses pembuatan sumber DNA untuk isolasi DNA hendaknya jangan terlalu encer karena semakin encer sumber DNA, DNA yang terpresipitasi akan semakin sedikit. Karena sel yang lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental (Anonim, 2005). Namun, masalah pengaruh keenceran terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan pengurangan jumlah Akuades yang digunakan sehingga walaupun sumber DNA yang digunakan adalah buah dengan kadar air tinggi, tetap dapat diperoleh ekstrak yang cukup kental. Membran sel pada setiap organisme dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh senyawa-senyawa kimia. Senyawa kimia yang mampu merusak membrane ataupun dinding sel antara lain lisozim yang mampu mempengaruhi kerja senyawa polimerik sehingga kekakuan sel tidak lagi dapat terjaga. Selain itu, ada pula senyawa EDTA (etilendiamintetraasetat) yang berfungsi untuk menghilangkan ion Mg2+ yang penting untuk mempertahankan struktur selubung sel serta menghambat enzim yang dapat merusak DNA. Dalam proses isolasi DNA, deterjen berfungsi menggantikan senyawa-senyawa kimia tersebut di atas. Deterjen mengandung sodium dodesil sulfat (SDS) yang dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid pada membran sel sehingga struktur membrane akan rusak dan melisiskan isi sel (Jamilah, 2005). Pada pengamatan kali ini deterjen yang digunakan ada 2 macam, yakni deterjen bubuk, dan sabun krim. Dari kedua jenis deterjen tersebut, yang paling sedikit menghasilkan DNA adalah deterjen Rinso. Sedangkan larutan dengan deterjen bubuk Surf dan Bu krim menghasilkan DNA dengan jumlah yang cukup banyak. Kedua deterjen tersebut tidak dapat dibandingkan mana yang lebih baik dalam mengisolasi DNA karena pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang relatif sama. Pengisolasian DNA menggunakan garam dapur dengan tujuan untuk memekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu membentuk ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan penambahan alcohol pada permukaan larutan betujuan untuk melakukan presipitasi sehingga DNA yang telah terkumpul tadi mampu memisah dari larutan dan terbentuklah lapisan-lapisan yang dapat diidentifikasi unsur penyusunnya. Diskusi

1. Teknik isolasi DNA, merupakan suatu cara/metode untuk memisahkan DNA dari sel, baik dari inti, mitokondria maupun kloroplas. 2. Garam: Menyebabkan protein dan karbohidrat terpresipitasi ke dalam larutan yang kemudian tersaring pada proses penyaringan, serta berperan sebagai lysing buffer, yakni menjaga pH larutan agar tetap konstan, sehingga diharapkan tidak terjadi denaturasi DNA. Pemblenderan: Merusak dinding sel secara mekannik sehingga DNA dapat keluar dari dalam sel. Deterjen/sabun cair/sabun krim: Merusak membran sel dan membran inti sehingga DNA yang diinginkan dapat dikeluarkan dari dalam sel. Penyaringan: Agar komponen sel selain DNA tidang mengkontaminasi DNA yang hendak diisolasi. Etanol: Mempresipitasikan asam nukleat polimerik dengan baik untuk meningkatkan konsentrasi DNA. 3. Pada saat pengadukan harus pelan-pelan karena deterjen mudah sekalu berbusa,. Busa yang ditimbulkan oleh deterjen akan mengganggu pengamatan, karena DNA yang berhasil diisolasi nampak tipis, dan dapat dipastikan lapisan DNA tersebut akan tertutupi jika terdapat banyak buih. 4. Blender disini digunakan untuk memecahkan sel-sel secara mekanik. Jika proses pemblenderan dilakukan terlalu lama, dikhawatirkan tidak hanya memecahkan sel tetapi juga akan mencabik-cabik DNA, sehingga DNAnya hancur. Sedangkan jika terlalu sebentar, sel-sel belum seluruhnya terpacahkan. 5. Ethanol berfungsi untuk memperitifikasi DNA. Ethanol dingin akan mempercepat proses tersebut. 6. Hasil isolasi DNA sangat dipengaruhi oleh jenis buah dan deterjen yang digunakan. Terbukti dari hasil pengamatan, pada masing-masing buah didapatkan hasil yang berbeda, begitu pula ubtuk masing-masing jenis deterjen yang digunakan. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis data dan pembahasan di atas adalah: 1. DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan penambahan larutan deterjen dan etanol serta garam untuk membantu presipitasi DNA. Perbedaan jumlah DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi disebabkan oleh jenis deterjen yang digunakan serta macam buah yang dipakai sebagai sumber DNA. 2. Deterjen yang paling sedikit menghasilkan DNA adalah deterjen Rinso, sedangkan kedua deterjen yang lain (deterjen bubuk Surf dan sabun Bu krim ) menghasilkan DNA dalam jumlah yang relatif sama. Waktu pembentukan DNA yang paling cepat dihasilkan oleh sumber DNA buah tomat .

http://endikdenibiotransmitther.blogspot.com/2009/01/praktikum-isolasi-dna-buah-tomatdan.html

Você também pode gostar