Você está na página 1de 32

DOWNLOAD KUMPULAN ASKEP GRATIS DAN LENGKAP : http://manisjavanica. !"#sp"t.

c"m

TIN$AUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan transudat atau cairan eksudat ( Pedoman Diagnosis danTerapi / UPF ilmu pen akit paru! 1""#! 111$. %. Faktor&faktor ang mempengaruhi timbuln a masalah a. 'natomi Paru&paru terletak pada rongga dada. (asing&masing paru berbentuk kerucut. Paru kanan dibagi oleh dua buah fisura kedalam tiga lobus atas! tengah dan ba)ah. Paru kiri dibagi oleh sebuah tisuda ke dalam dua lobus atas dan ba)ah (*ohn +ibson! (D! 1"",! 1%1$. Permukaan datar paru menghadap ke tengah rongga dada atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru&paru

atau hillus paru&paru dibungkus oleh selaput ang tipis disebut Pleura (- aifudin ..'/ ! 1""%! 10#$. Pleura merupakan membran tipis! transparan ang menutupi paru dalam dua lapisan 1 2apisan viseral! ang dekat dengan

permukaan paru dan lapisan parietal menutupi permukaan dalam dari dinding dada. 3edua lapisan tersebut berlan4ut pada radi5 paru. 6ongga pleura adalah ruang diantara kedua lapisan tersebut. b. Fisiologi -istem pernafasan atau disebut 4uga sistem respirasi ang

berarti 7bernafas lagi8 mempun ai peran atau fungsi men ediakan oksigen (9%$ serta mengeluarkan carbon dioksida (/9 %$ dari tubuh. Fungsi pen ediaan 9% serta pengeluaran /9% merupakan fungsi ang vital bagi kehidupan. Proses respirasi berlangsung beberapa tahap antara lain 1 1$ :entilasi 'dalah proses pengeluaran udara ke dan dari dalam paru. Proses ini terdiri atas % tahap 1 ;nspirasi aitu pergerakan udara dari luar ke dalam paru. ;nspirasi ter4adi dengan adan a kontraksi otot diafragma dan interkostalis eksterna ang men ebabkan volume thora5 membesar sehingga tekanan intra alveolar menurun dan udara masuk ke dalam paru. Ekspirasi aitu pergerakan udara dari dalam ke luar paru ang ter4adi bila otot&otot e5pirasi rela5asi sehingga volume thora5

&

mengecil ang secara otomatis menekan intra pleura dan volume paru mengecil dan tekanan intra alveola menurun sehingga udara keluar dari paru.

%$ Pertukaran gas di dalam alveol dan darah. <$ Transport gas =aitu perpindahan gas dari paru ke 4aringan dan dari 4aringan ke paru dengan bantuan darah (aliran darah$. #$ Pertukaran gas antara darah dengan sel&sel 4aringan.(etabolisme penggunaan 9% di dalam sel serta pembuatan /9% ang 4uga

disebut pernafasan seluler. ('lsagaff >! 'bdul (oekt ! 1"",! 1,$. Permukaan rongga pleura berbatasan lembab sehingga mudah bergerak satu ke ang lainn a (*ohn +ibson! (D! 1"",! 1%<$. Dalam keadaan normal seharusn a tidak ada rongga kosong diantara kedua pleura karena biasan a han a terdapat sekitar 10&%0 cc cairan ang merupakan lapisan tipis serosa ang selalu bergerak secara teratur (-oeparman! 1""0! ?@,$. -etiap saat 4umlah cairan dalam rongga pleura bisa men4adi lebih dari cukup untuk memisahkan kedua pleura! maka kelebihan tersebut akan dipompa keluar oleh pembuluh limfatik ( ang membuka secara langsung$ dari rongga pleura ke dalam mediastinum. Permukaan superior dari diafragma dan permukaan

&

'

lateral dari pleura parietis disamping adan a keseimbangan antara produksi oleh pleura parietalis dan absorbsi oleh pleura viseralis . 9leh karena itu ruang pleura disebut sebagai ruang potensial. 3arena ruang ini normaln a begitu sempit sehingga bukan merupakan ruang fisik ang 4elas. (+u ton dan >all! Ege!1""?! A0?$. c. Etiologi .erdasarkan 4enis cairan ang terbnetuk! cairan pleura dibagi men4adi transudat! eksudat dan hemoragis 1$ Transudat dapat disebabkan oleh kegagalan 4antung kongestif (gagal 4antung kiri$! sindroma nefrotik! asites (oleh karena sirosis kepatis$! s ndroma vena cava superior! tumor! sindroma meig. %$ Eksudat disebabkan oleh infeksi! T.! preumonia dan sebagain a! tumor! ifark paru! radiasi! pen akit kolagen. <$ Effusi hemoragis dapat disebabkan oleh adan a tumor! trauma! infark paru! tuberkulosis. #$ .erdasarkan lokasi cairan ang terbentuk! effusi dibagi men4adi unilateral dan bilateral. Efusi ang unilateral tidak mempun ai kaitan ang spesifik dengan pen akit pen ebabn a akan tetapi effusi ang bilateral ditemukan pada pen akit&pen akit diba)ah ini 13egagalan 4antung kongestif! sindroma nefrotik! asites! infark paru! lupus eritematosus s stemic! tumor dan tuberkolosis. d. Patofisiologi

'

Dalam keadaan normal han a terdapat 10&%0 ml cairan di dalam rongga pleura. *umlah cairan di rongga pleura tetap! karena adan a tekanan hidrostatis pleura parietalis sebesar " cm >%9. 'kumulasi cairan pleura dapat ter4adi apabila tekanan osmotik koloid menurun misaln a pada penderita hipoalbuminemia dan bertambahn a permeabilitas kapiler akibat ada proses keradangan atau neoplasma! bertambahn a tekanan hidrostatis akibat kegagalan 4antung dan tekanan negatif intra pleura apabila ter4adi atelektasis paru ('lsagaf >! (ukti '! 1"",! 1#,$. Effusi pleura berarti ter4adi pengumpulan se4umlah besar cairan bebas dalam kavum pleura. 3emungkinan pen ebab efusi antara lain (1$ penghambatan drainase limfatik dari rongga pleura! (%$ gagal 4antung ang men ebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan perifer men4adi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi cairan ang

berlebihan ke dalam rongga pleura (<$ sangat menurunn a tekanan osmotik kolora plasma! 4adi 4uga memungkinkan transudasi cairan ang berlebihan (#$ infeksi atau setiap pen ebab peradangan apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura! ang memecahkan

membran kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga secara cepat (+u ton dan >all ! Egc! 1""?! A%<&A%#$.

%. Dampak (asalah

a.

Dampak masalah terhadap individu -ebagaimana penderita pen akit ang lain! pada pasien effusi pleura akan mengalami suatu perubahan baik bio! psiko sosial dan spiritual ang akan selalu menimbulkan dampak ang diakibatkan oleh proses pen akit atau pengobatan dan pera)atan. Pada umumn a P5 dengan effusi pleura akan tampak sakit! suara nafas menurun adan a n eri pleuritik terutama pada akhir inspirasi! febris! batuk dan ang lebih khas lagi adalah adan a sesak nafas! rasa berat pada dada akibat adn a akumulasi cairan di kavum pleura.

b.

Dampak masalah terhadap keluarga Pada umumn a keluarga pasien akan merasa dituntut untuk selalu men4aga dan memenuhi kebutuhan pasien. 'pabila ada salah satu anggota keluarga ang sakit sehingga keluarga pasien akan memberi perhatian ang lebih pada pasien. 3eluarga men4adi cemas dengan keadaan pasien karena mungkin sebagai orang a)am keluarga pasien kurang mengerti dengan kondisi pasien dan tentang bagaimana pera)atann a. 2aman a pera)atan pasien ban akn a bia a

pengobatan merupakan masalah bagi pasien dan keluargan a terlebih untuk keluarga dengan tingkat ekonomi ang rendah. -ecara langsung peran pasien sesuai statusn a pun akan mengalami perubahan bahkan gangguan selama pasien dira)at di rumah sakit.

..

'-U>'B 3EPE6'C'T'B

Pemberian 'suhan 3epera)atan merupakan proses terapeutik

ang

melibatkan hubungan ker4asama dengan klien! keluarga atau mas arakat untuk mencapai tingkat kesehatan ang optimal (/anpernito! %000!%$. Pera)at memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut aitu proses kepera)atan. Proses kepere)atan dipakai

untuk membantu pera)at dalam melakukan praktek kepera)atan secara sistematis dalam mengatasi masalah kepera)atan ang ada! dimana keempat komponenn a saling mempengaruhi satu sama lain aitu 1 pengka4ian!

perencanaan! implementasi dan evaluasi ang membentuk suatu mata rantai (.udianna 3eliat! 1""#!%$. 1. Pengka4ian Pengumpulan Data Data&data ang dikumpulkan atau dika4i meliputi 1 a. ;dentitas Pasien Pada tahap ini pera)at perlu mengetahui tentang nama! umur! 4enis kelamin! alamat rumah! agama atau keperca aan! suku bangsa! bahasa ang dipakai! status pendidikan dan peker4aan pasien. b. 3eluhan Utama 3eluhan utama merupakan faktor utama ang mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. .iasan a pada pasien dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa sesak nafas! rasa berat pada dada! n eri pleuritik akibat iritasi pleura ang bersifat

ta4am dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif. c. 6i)a at Pen akit -ekarang Pasien dengan effusi pleura biasan a akan dia)ali dengan adan a tanda&tanda seperti batuk! sesak nafas! n eri pleuritik! rasa berat pada dada! berat badan menurun dan sebagain a. Perlu 4uga ditan akan mulai kapan keluhan itu muncul. 'pa tindakan ang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan&keluhann a tersebut. d. 6i)a at Pen akit Dahulu Perlu ditan akan apakah pasien pernah menderita pen akit seperti T./ paru! pneumoni! gagal 4antung! trauma! asites dan sebagain a. >al ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adan a faktor predisposisi. e. 6i)a at Pen akit 3eluarga Perlu ditan akan apakah ada anggota keluarga pen akit&pen akit ang menderita

ang disin alir sebagai pen ebab effusi pleura

seperti /a paru! asma! T. paru dan lain sebagain a. f. 6i)a at Psikososial (eliputi perasaan pasien terhadap pen akitn a! bagaimana cara mengatasin a serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan ang dilakukan terhadap dirin a. g. Pengka4ian Pola&Pola Fungsi 3esehatan 1$ Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

'dan a tindakan medis dan pera)atan di rumah sakit mempengaruhi perubahan persepsi tentang kesehatan! tapi kadang 4uga memunculkan persepsi ang salah terhadap

pemeliharaan kesehatan. 3emungkinan adan a ri)a at kebiasaan merokok! minum alkohol dan penggunaan obat&obatan bisa men4adi faktor predisposisi timbuln a pen akit. %$ Pola nutrisi dan metabolisme Dalam pengka4ian pola nutrisi dan metabolisme! kita perlu melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien! selain 4uga perlu ditan akan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama (6- pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan akibat dari sesak nafas dan penekanan pada struktur abdomen. Peningkatan metabolisme akan ter4adi akibat proses pen akit. pasien dengan effusi pleura keadaan umumn a lemah. <$ Pola eliminasi Dalam pengka4ian pola eliminasi perlu ditan akan

mengenai kebiasaan ilusi dan defekasi sebelumdan sesudah (6-. 3arena keadaan umum pasien ang lemah! pasien akan lebih

ban ak bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi! selain akibat pencernaan pada struktur abdomen men ebabkan

penurunan peristaltik otot&otot tractus degestivus. #$ Pola aktivitas dan latihan

-.

'kibat sesak nafas! kebutuhan 9% 4aringan akan kurang terpenuhi dan P5 akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal. Disamping itu pasien 4uga akan mengurangi

aktivitasn a akibat adan a n eri dada. Dan untuk memenuhi kebutuhan 'D2 n a sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh pera)at dan keluargan a. ,$ Pola tidur dan istirahat 'dan a n eri dada! sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat! selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan rumah ang tenang ke lingkungan rumah sakit! ang mondar&mandir! berisik dan lain

dimana ban ak orang sebagain a. A$ Pola hubungan dan peran

'kibat dari sakitn a! secara langsung pasien akan mengalami perubahan peran! misalkan pasien seorang ibu rumah tangga! pasien tidak dapat men4alankan fungsin a sebagai seorang ibu ang harus mengasuh anakn a! mengurus suamin a. Disamping itu! peran pasien di mas arakatpun 4uga mengalami perubahan dan semua itu mempengaruhi hubungan interpersonal pasien. ?$ Pola persepsi dan konsep diri

-.

--

Persepsi pasien terhadap dirin a akan berubah. Pasien ang tadin a sehat! tiba&tiba mengalami sakit! sesak nafas! n eri dada. -ebagai seorang a)am! pasien mungkin akan beranggapan bah)a pen akitn a adalah pen akit berbaha a dan mematikan. Dalam hal ini pasien mungkin akan kehilangan gambaran positif terhadap dirin a.

@$ Pola sensori dan kognitif Fungsi panca indera pasien tidak mengalami perubahan! demikian 4uga dengan proses berpikirn a. "$ Pola reproduksi seksual 3ebutuhan seksual pasien dalam hal ini hubungan seks intercourse akan terganggu untuk sementara )aktu karena pasien berada di rumah sakit dan kondisi fisikn a masih lemah. 10$ Pola penanggulangan stress .agi pasien ang belum mengetahui proses pen akitn a

akan mengalami stress dan mungkin pasien akan ban ak bertan a pada pera)at dan dokter ang mera)atn a atau orang ang

mungkin dianggap lebih tahu mengenai pen akitn a. 11$ Pola tata nilai dan keperca aan -ebagai seorang beragama pasien akan lebih mendekatkan dirin a kepada Tuhan dan menganggap bah)a pen akitn a ini adalah suatu cobaan dari Tuhan.

--

-%

h.

pemeriksaan fisik 1$ -tatus 3esehatan Umum Tingkat kesadaran pasien perlu dika4i! bagaimana

penampilan pasien secara umum! ekspresi )a4ah pasien selama dilakukan anamnesa! sikap dan perilaku pasien terhadap petugas! bagaimana mood pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan dan ketegangan pasien. Perlu 4uga dilakukan pengukuran tinggi badan berat badan pasien. %$ -istem 6espirasi ;nspeksi pada pasien effusi pleura bentuk hemithora5 ang sakit mencembung! iga mendatar! ruang antar iga melebar! pergerakan pernafasan menurun. Pendorongan mediastinum ke arah

hemithora5 kontra lateral ang diketahui dari posisi trakhea dan ictus kordis. 66 cenderung meningkat dan P5 biasan a d spneu. Fremitus tokal menurun terutama untuk effusi pleura ang 4umlah cairann a D %,0 cc. Disamping itu pada palpasi 4uga ditemukan pergerakan dinding dada ang tertinggal pada dada ang sakit. -uara perkusi redup sampai peka tegantung 4umlah cairann a. .ila cairann a tidak mengisi penuh rongga pleura! maka akan terdapat batas atas cairan berupa garis lengkung dengan u4ung lateral atas ke medical penderita dalam posisi duduk. +aris ini disebut garis Ellis&Damoisseau5. +aris ini paling 4elas di bagian depan dada! kurang 4elas di punggung.

-%

-&

'uskultasi -uara nafas menurun sampai menghilang. Pada posisi duduk cairan makin ke atas makin tipis! dan dibalikn a ada kompresi atelektasis dari parenkian paru! mungkin sa4a akan ditemukan tanda&tanda auskultasi dari atelektasis kompresi di sekitar batas atas cairan. Ditambah lagi dengan tanda i e

artin a bila penderita diminta mengucapkan kata&kata i maka akan terdengar suara e sengau! ang disebut egofoni ('lsagaf >! ;da .agus! Cid4a a 'd4is! (ukt 'bdol! 1""#!?"$ <$ -istem /ardiovasculer Pada inspeksi perlu diperhatikan letak ictus cordis! normal berada pada ;/- E , pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm. Pemeriksaan ini bertu4uan untuk mengetahui ada tidakn a pembesaran 4antung. Palpasi untuk menghitung frekuensi 4antung (health rate$ dan harus diperhatikan kedalaman dan teratur tidakn a den ut 4antung! perlu 4uga memeriksa adan a thrill aitu getaran ictus cordis. Perkusi untuk menentukan batas 4antung dimana daerah 4antung terdengar pekak. >al ini bertu4uan untuk menentukan adakah pembesaran 4antung atau ventrikel kiri. 'uskultasi untuk menentukan suara 4antung ; dan ;; tunggal atau gallop dan adakah bun i 4antung ;;; ang merupakan ge4ala

pa ah 4antung serta adakah murmur ang menun4ukkan adan a peningkatan arus turbulensi darah. #$ -istem Pencernaan

-&

-'

Pada

inspeksi

perlu

diperhatikan!

apakah

abdomen

membuncit atau datar! tepi perut menon4ol atau tidak! umbilicus menon4ol atau tidak! selain itu 4uga perlu di inspeksi ada tidakn a ben4olan&ben4olan atau massa. 'uskultasi untuk mendengarkan suara peristaltik usus dimana nilai normaln a ,&<, kali permenit. Pada palpasi perlu 4uga diperhatikan! adakah n eri tekan abdomen! adakah massa (tumor! feces$! turgor kulit perut untuk mengetahui dera4at hidrasi pasien! apakah hepar teraba! 4uga apakah lien teraba. Perkusi abdomen normal t mpanik! adan a massa padat atau cairan akan menimbulkan suara pekak (hepar! asites! vesika urinarta! tumor$. ,$ -istem Beurologis Pada inspeksi tingkat kesadaran perlu dika4i Disamping 4uga diperlukan pemeriksaan +/-. 'dakah composmentis atau somnolen atau comma. refleks patologis! dan bagaimana dengan refleks fisiologisn a. -elain itu fungsi&fungsi sensoris 4uga perlu dika4i seperti pendengaran! penglihatan! penciuman! perabaan dan pengecapan. A$ -istem (uskuloskeletal Pada inspeksi perlu diperhatikan adakah edema peritibial! palpasi pada kedua ekstremetas untuk mengetahui tingkat perfusi perifer serta dengan pemerikasaan capillar refil time. Dengan

-'

-(

inspeksi dan palpasi dilakukan pemeriksaan kekuatan otot kemudian dibandingkan antara kiri dan kanan. ?$ -istem ;ntegumen ;nspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene! )arna ada tidakn a lesi pada kulit! pada P5 dengan effusi biasan a akan tampak c anosis akibat adan a kegagalan sistem transport 9%. Pada palpasi perlu diperiksa mengenai kehangatan kulit (dingin! hangat! demam$. 3emudian te5ture kulit (halus&lunak&kasar$ serta turgor kulit untuk mengetahui dera4at hidrasi seseorang. i. Pemeriksaan Penun4ang >asil pemeriksaan medis dan laboratorium 1. Pemeriksaan 6adiologi Pada fluoroskopi maupun foto thora5 P' cairan ang kurang dari <00 cc tidak bisa terlihat. (ungkin kelainan ang tampak han a berupa penumpukkan kostofrenikus. Pada effusi pleura sub pulmonal! meski cairan pleura lebih dari <00 cc! frenicocostalis tampak tumpul! diafragma kelihatan meninggi. Untuk

memastikan dilakukan dengan foto thora5 lateral dari sisi ang sakit (lateral dekubitus$ ini akan memberikan hasil ang

memuaskan bila cairan pleura sedikit (>ood 'lsagaff! 1""0! ?@A& ?@?$. %. .iopsi Pleura

-(

-)

.iopsi ini berguna untuk mengambil specimen 4aringan pleura dengan melalui biopsi 4alur percutaneus. .iopsi ini digunakan untuk mengetahui adan a sel&sel ganas atau kuman&kuman pen akit (biasan a kasus pleuris tuberculosa dan tumor pleura$ (-oeparman! 1""0! ?@@$. 4. Pemeriksaan 2aboratorium Dalam pemeriksaan cairan pleura terdapat beberapa pemeriksaan antara lain 1 a. Pemeriksaan .iokimia -ecara biokimia effusi pleura terbagi atas transudat dan eksudat ang perbedaann a dapat dilihat pada tabel berikut 1 Transudat 3adar protein dalam effusi "/dl 3adar protein dalam effusi 3adar protein dalam serum 3adar 2D> dalam effusi (1&U$ 3adar 2D> dalam effusi 3adar 2D> dalam serum .erat 4enis cairan effusi 6ivalta Positif Disamping pemeriksaan tersebut diatas! secara biokimia F 1!01A Begatif D 1!01A F %00 F 0!A D %00 D 0!A F< F 0!, Eksudat D< D 0!,

diperiksakan 4uga cairan pleura 1

-)

-*

3adar p> dan glukosa. .iasan a merendah pada pen akit& pen akit infeksi! arthritis reumatoid dan neoplasma

3adar amilase. .iasan a meningkat pada paulercatilis dan metastasis adenocarcinona (-oeparman! 1""0! ?@?$.

b. 'nalisa cairan pleura Transudat Eksudat >ilothora5 Empiema Empiema anaerob (esotelioma 1 4ernih! kekuningan 1 kuning! kuning&kehi4auan 1 putih seperti susu 1 kental dan keruh 1 berbau busuk 1 sangat kental dan berdarah

c. Perhitungan sel dan sitologi 2eukosit %,.000 (mm<$1empiema .an ak Betrofil 1 pneumonia! infark paru! pankreatilis! T. paru .an ak 2imfosit 1 tuberculosis! limfoma! keganasan.

Eosinofil meningkat 1 emboli paru! poliatritis nodosa! parasit dan 4amur Eritrosit 1 mengalami peningkatan 1000&10000/ mm< cairan tampak kemorogis! sering di4umpai pada pankreatitis atau pneumoni. .ila er trosit D 100000 (mm< menun4ukkan infark paru! trauma dada dan keganasan.
-*

-+

(isotel ban ak

1 *ika terdapat mesotel kecurigaan T. bisa disingkirkan.

-itologi

1 >an a ,0 & A0 G kasus& kasus keganasan dapat ditemukan sel ganas. -isan a kurang lebih terdeteksi karena akumulasi cairan pleura le)at mekanisme obstruksi!

preamonitas atau atelektasis ('lsagaff >ood! 1"", 1 1#?!1#@$

d. .akteriologis *enis kuman ang sering ditemukan dalam cairan pleura adalah pneamo cocclis! E&coli! klebsiecla! pseudomonas!

enterobacter. Pada pleuritis T. kultur cairan terhadap kuman tahan asam han a dapat menun4ukkan ang positif sampai %0 G (-oeparman! 1""@1 ?@@$. 'nalisa Data -etelah semua data dikumpulkan! kemudian dikelompokkan dan dianalisa sehingga dapat ditemukan adan a masalah ang muncul pada penderita effusi pleura. -elan4utn a masalah tersebut dirumuskan dalam diagnosa kepera)atan.

%. Dia#n"sa K/p/0a1atan

-+

-,

Penentuan diagnosa kepera)atan harus berdasarkan analisa data sari hasil pengka4ian! maka diagnosa kepera)atan ang ditemukan di

kelompokkan men4adi diagnosa aktual! potensial dan kemungkinan. (.udianna 3eliat! 1""#!1$ .eberapa diagnosa kepera)atan dengan effusi pleura antara lain 1 1. 3etidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunn a ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan cairan dalam rongga pleura (-usan (artin Tucleer! dkk! 1""@$. %. +angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. -ehubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh! ang mungkin muncul pada pasien

pencernaan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen (.arbara Engram! 1""<$. <. /emas sehubungan dengan adan a ancaman kematian diba angkan (ketidakmampuan untuk bernafas$. #. +angguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan batuk ang menetap dan sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan .arbara Engram$. ,. 3etidakmampuan melakukan aktivitas sehari&hari sehubungan dengan keletihan (keadaan fisik ang lemah$ (-usan (artin Tucleer! dkk! 1""@$. ang

-,

%.

A.

3urang

pengetahuan

mengenai

kondisi!

aturan

pengobatan

sehubungan dengan kurang terpa4ang informasi (.arbara Engram! 1""<$

<. Perencanaan -etelah merumuskan diagnosa kepera)atan! dibuat rencana tindakan untuk mengurangi! menghilangkan dan mencegah masalah klien. (.udianna 3eliat! 1""#! 1A$

1.

Diagnosa 3epera)atan ; 3etidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunn a ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura. Tu4uan 1 Pasien mampu mempertahankan fungsi paru secara normal 3riteria hasil 1 ;rama! frekuensi dan kedalaman pernafasan dalam batas normal! pada pemeriksaan sinar H dada tidak ditemukan adan a akumulasi cairan! bun i nafas terdengar 4elas. 6encana tindakan 1 a. ;dentifikasi faktor pen ebab.

%.

%-

6asional 1 Dengan mengidentifikasikan pen ebab! kita dapat menentukan 4enis effusi pleura sehingga dapat mengambil tindakan ang tepat. b. 3a4i kualitas! frekuensi dan kedalaman pernafasan! laporkan setiap perubahan ang ter4adi. 6asional 1 Dengan mengka4i kualitas! frekuensi dan kedalaman pernafasan! kita dapat mengetahui se4auh mana perubahan kondisi pasien. c. .aringkan pasien dalam posisi ang n aman! dalam posisi duduk! dengan kepala tempat tidur ditinggikan A0 E "0 dera4at. 6asional 1 Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal.

d. 9bservasi tanda&tanda vital (suhu! nadi! tekanan darah! 66 dan respon pasien$. 6asional 1 Peningkatan 66 dan tachcardi merupakan indikasi adan a penurunan fungsi paru. e. 2akukan auskultasi suara nafas tiap %&# 4am. 6asional 1 'uskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas pada bagian paru&paru. f. .antu dan a4arkan pasien untuk batuk dan nafas dalam efektif. ang

%-

%%

6asional 1 (enekan daerah ang n eri ketika batuk atau nafas dalam. Penekanan otot&otot dada serta abdomen membuat batuk lebih efektif. g. 3olaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian 9% dan obat& obatan serta foto thora5. 6asional 1 Pemberian oksigen dapat menurunkan beban pernafasan dan mencegah ter4adin a sianosis akibat hiponia. Dengan foto thora5 dapat dimonitor kema4uan dari berkurangn a cairan dan kembalin a da a kembang paru.

%.

Diagnosa 3epera)atan ;; +angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh! penurunan nafsu makan akibat sesak nafas. Tu4uan 1 3ebutuhan nutrisi terpenuhi 3riteria hasil 1 3onsumsi lebih #0 G 4umlah makanan! berat badan normal dan hasil laboratorium dalam batas normal. 6encana tindakan 1 a. .eri motivasi tentang pentingn a nutrisi. 6asional 1 3ebiasaan makan seseorang dipengaruhi oleh kesukaann a! kebiasaann a! agama! ekonomi dan

pengetahuann a tentang pentingn a nutrisi bagi tubuh. b. 'uskultasi suara bising usus.

%%

%&

6asional 1 .ising usus

ang menurun atau meningkat

menun4ukkan adan a gangguan pada fungsi pencernaan. c. 2akukan oral h giene setiap hari. 6asional 1 .au mulut ang kurang sedap dapat mengurangi nafsu makan. d. -a4ikan makanan semenarik mungkin. 6asional 1 Pen a4ian makanan ang menarik dapat

meningkatkan nafsu makan. e. .eri makanan dalam porsi kecil tapi sering. 6asional 1 (akanan dalam porsi kecil tidak membutuhkan energi! ban ak selingan memudahkan reflek.

f.

3olaborasi dengan tim giIi dalam pemberian diJit T3TP 6asional 1 DiJit T3TP sangat baik untuk kebutuhan metabolisme dan pembentukan antibod karena diet T3TP men ediakan

kalori dan semua asam amino esensial. g. 3olaborasi dengan dokter atau konsultasi untuk melakukan pemeriksaan laboratorium alabumin dan pemberian vitamin dan suplemen nutrisi lainn a (Ievit ! ensure! socal! putmocare$ 4ika intake diet terus menurun lebih <0 G dari kebutuhan.

%&

%'

6asional 1 Peningkatan intake protein! vitamin dan mineral dapat menambah asam lemak dalam tubuh.

<.

Diagnosa 3epera)atan ;;; /emas atau ketakutan sehubungan dengan adan a ancaman kematian ang diba angkan (ketidakmampuan untuk bernafas$. Tu4uan 1 Pasien mampu memahami dan menerima keadaann a sehingga tidak ter4adi kecemasan. 3riteria hasil 1 Pasien mampu bernafas secara normal! pasien mampu beradaptasi dengan keadaann a. 6espon non verbal klien tampak lebih rileks dan santai! nafas teratur dengan frekuensi 1A&%# kali permenit! nadi @0&"0 kali permenit.

6encana tindakan 1 a. .erikan posisi ang men enangkan bagi pasien. .iasan a dengan semi fo)ler. *elaskan mengenai pen akit dan diagnosan a. 6asional 1 pasien mampu menerima keadaan dan mengerti sehingga dapat dia4ak ker4asama dalam pera)atan. a. '4arkan teknik relaksasi 6asional 1 (engurangi ketegangan otot dan kecemasan

%'

%(

b. .antu dalam menggala sumber koping ang ada. 6asional 1 Pemanfaatan sumber koping ang ada secara

konstruktif sangat bermanfaat dalam mengatasi stress. c. Pertahankan hubungan saling perca a antara pera)at dan pasien. 6asional 1 >ubungan saling perca a membantu proses terapeutik d. 3a4i faktor ang men ebabkan timbuln a rasa cemas. 6asional 1 Tindakan ang tepat diperlukan dalam mengatasi

masalah ang dihadapi klien dan membangun keperca aan dalam mengurangi kecemasan. e. .antu pasien mengenali dan mengakui rasa cemasn a. 6asional 1 6asa cemas merupakan efek emosi sehingga apabila sudah teridentifikasi dengan baik! perasaan ang mengganggu dapat diketahui.

#.

Diagnosa 3epera)atan ;: +angguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan batuk ang menetap dan n eri pleuritik. Tu4uan 1 Tidak ter4adi gangguan pola tidur dan kebutuhan istirahat terpenuhi. 3riteria hasil 1 Pasien tidak sesak nafas! pasien dapat tidur dengan n aman tanpa mengalami gangguan! pasien dapat tertidur dengan mudah dalam )aktu <0&#0 menit dan

%(

%)

pasien beristirahat atau tidur dalam )aktu <&@ 4am per hari. 6encana tindakan 1 a. .eri posisi sen aman mungkin bagi pasien. 6asonal 1 Posisi semi fo)ler atau posisi ang men enangkan akan memperlancar peredaran 9% dan /9%. b. Tentukan kebiasaan motivasi sebelum tidur malam sesuai dengan kebiasaan pasien sebelum dira)at. 6asional 1 (engubah pola ang sudah men4adi kebiasaan

sebelum tidur akan mengganggu proses tidur. c. 'n4urkan pasien untuk latihan relaksasi sebelum tidur. 6asional 1 6elaksasi dapat membantu mengatasi gangguan tidur. d. 9bservasi ge4ala kardinal dan keadaan umum pasien. 6asional 1 9bservasi ge4ala kardinal guna mengetahui perubahan terhadap kondisi pasien. ,. Diagnosa 3epera)atan : 3etidakmampuan melaksanakan aktivitas sehari&hari sehubungan dengan keletihan (keadaan fisik ang lemah$. Tu4uan 1 Pasien mampu melaksanakan aktivitas seoptimal mungkin. 3riteria hasil 1 Terpenuhin a aktivitas secara optimal! pasien

kelihatan segar dan bersemangat! personel h giene pasien cukup.

%)

%*

6encana tindakan 1 a. Evaluasi respon pasien saat beraktivitas! catat keluhan dan tingkat aktivitas serta adan a perubahan tanda&tanda vital. 6aasional 1 (engetahui se4auh mana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas. a. .antu P5 memenuhi kebutuhann a. 6asional 1 (emacu pasien untuk berlatih secara aktif dan mandiri. b. ')asi P5 saat melakukan aktivitas. 6asional 1 (emberi pendidikan pada P5 dan keluarga dalam pera)atan selan4utn a. c. 2ibatkan keluarga dalam pera)atan pasien. 6asional 1 3elemahan suatu tanda P5 belum mampu beraktivitas secara penuh. d. *elaskan pada pasien tentang perlun a keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. 6asional 1 ;stirahat perlu untuk menurunkan metabolisme. e. (otivasi dan a)asi pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap. 6asional 1 'ktivitas ang teratur dan bertahap akan membantu mengembalikan pasien pada kondisi normal. A. Diagnosa 3epera)atan :; kebutuhan

%*

%+

3urang

pengetahuan

mengenai

kondisi!

aturan

pengobatan

sehubungan dengan kurangn a informasi. Tu4uan 1 Pasien dan keluarga tahu mengenai kondisi dan aturan pengobatan. 3riteria hasil 1 a. P5 dan keluarga men atakan pemahaman pen ebab masalah. b. PH dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan ge4ala ang memerlukan evaluasi medik. c. P5 dan keluarga mengikuti program pengobatan dan

menun4ukkan perubahan pola hidup ang perlu untuk mencegah terulangn a masalah.

6encana tindakan 1 a. 3a4i patologi masalah individu. 6asional 1 ;nformasi menurunkan takut karena ketidaktahuan. (emberikan pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisi dinamik dan pentingn a intervensi terapeutik. b. ;dentifikasi kemungkinan kambuh atau komplikasi 4angka pan4ang. 6asional 1 Pen akit paru ang ada seperti PP9( berat! pen akit paru infeksi dan keganasan dapat meningkatkan insiden kambuh.

%+

%,

c. 3a4i ulang tanda atau ge4ala ang memerlukan evaluasi medik cepat (contoh! n eri dada tiba&tiba! dispena! distress pernafasan$. 6asional 1 .erulangn a effusi pleura memerlukan intervensi medik untuk mencegah! menurunkan potensial komplikasi. d. 3a4i ulang praktik kesehatan istirahat! latihan$. 6asional 1 (empertahankan kesehatan umum meningkatkan pen embuhan dan dapat mencegah kekambuhan. '. P/!a2sanaan ;mplementasi merupakan pelaksanaan rencana kepera)atan oleh pera)at terhadap pasien. 'da beberapa hal ang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana kepera)atan diantaran a 1 ;ntervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi K ketrampilan interpersonal! teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi ang tepat! keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi ang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan pera)atan ang muncul pada pasien (.udianna 3eliat! 1""#!#$. ang baik (contoh! nutrisi baik!

(. Eva!3asi

%,

&.

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses kepera)atan! dimana evaluasi adalah kegiatan ang dilakukan secara terus menerus dengan

melibatkan pasien! pera)at dan anggota tim kesehatan lainn a. Tu4uan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tu4uan dalam rencana kepera)atan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengka4ian ulang (U-. (idar >! dkk! 1"@"$. 3riteria dalam menentukan tercapain a suatu tu4uan! pasien 1 a. b. c. d. (ampu mempertahankan fungsi paru secara normal. 3ebutuhan nutrisi terpenuhi. Tidak ter4adi gangguan pola tidur dan kebutuhan istirahat terpenuhi. Dapat memenuhi kebutuhan pera)atan diri sehari&hari untuk mengembalikan aktivitas seperti biasan a. e. (enun4ukkan pengetahuan dan ge4ala&ge4ala gangguan pernafasan seperti sesak nafas! n eri dada sehingga dapat melaporkan segera ke dokter atau pera)at ang mera)atn a. f. g. (ampu menerima keadaan sehingga tidak ter4adi kecemasan. (enun4ukkan pengetahuan tentang tindakan pencegahan ang

berhubungan dengan penatalaksanaan kesehatan! meliputi kebiasaan ang tidak menguntungkan bagi kesehatan seperti merokok! minum minuman beralkohol dan pasien 4uga menun4ukkan pengetahuan tentang kondisi pen akitn a.

&.

&-

DA4TAR PUSTAKA

'l sagaff > dan (ukti. '! Dasar Dasar Ilmu Penyakit Paru! 'irlangga Universit Press! -uraba a K 1"", /arpenito! 2 nda *uall, Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi A! Penerbit .uku 3edokteran E+/!K1"", /arpenito! 2 nda *uall! Rencana Asuhan dan Dokumentasi keperawatan Edisi %! Penerbit .uku 3edokteran E+/ K 1"",

&-

&%

Engram! .arbara! Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I ! Penerbit .uku 3edokteran E+/ K 1""" +anong F. Cilliam! Buku A ar !isiologi Kedokteran "disi #$! *akarta E+/ K 1""@ +ibson! *ohn! (D! Anatomi Dan !isiologi Modern %ntuk Perawat! *akarta E+/ K 1"", 3eliat! .udi 'nna. Proses Keperawatan! 'rcan *akarta K 1""1 2aboratorium ;lmu Pen akit Paru F3 UB';6! Dasar Dasar Diagnostik !isik Paru! -uraba aK 1""# 2ismidar!proses kepera)atan >!dkk, Proses keperawatan! 'UP! 1""0 (arril n. E. Doengus, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman %ntuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien! Edisi < *akarta E+/ K 1""" /. 6umah -akit Umum Daerah Dr. -oetomo! Pedoman Diagnosis dan &erapi 'a()%P! Ilmu Penyakit Paru! 'irlangga Universit PressK 1""# ..'/!- aifudin! Anatomi dan *isiologi untuk perawat! E+/K 1""% -oeparman '. -ar)ono Caspad4i, Ilmu Penyakit Dalam ilid II K 1""0 -usan (artin Tucker! +tandar Perawatan Pasien! *akarta E+/ K 1""@ -oedarsono, ,uidelines o* Pulmonology! -uraba a K %000

&%

Você também pode gostar