Você está na página 1de 35

I.

PENDAHULUAN Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887, dan disempurnakan oleh Haeckel tahun 1890. Difinisi tentang plankton telah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampir sama yakni, seluruh kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak dapat melawan arus. Individu plankton (plankter) umumnya berukuran

mikroskopis, meskipun demikian ada plankter yang berukuran beberapa meter misalnya ubur- ubur dapat mencapai ukuran 1 meter dengan tentakel sepanjang 25 meter. Plankton dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara makan, habitat, asal, ukuran dll. Pengelompokkan plankton yang paling umum didasarkan pada cara makannya. Berdasarkan cara makan plankton dapat dibedakan menjadi Di

saproplankton,

fitoplankton,

dan

zooplankton.

perairan, peran plankton tersebut sangat penting. Terutama dalam usaha budidaya ikan/udang, plankton dapat berfungsi sebagai pakan alami yang ramah

Panduan praktikum planktonologi 2013

lingkungan. Plankton juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan perairan. Komunitas organisme adalah sesuatu yang

dinamis, dimana populasi yang ada di dalamnya saling berinteraksi, dan mengalami variasi dari waktu ke waktu. Variasi atau perubahan komunitas tersebut tidak lain karena adanya pengaruh faktor-faktor lingkungan yang komplek. Demikian pula dengan plankton juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Spesies yang dominan pada waktu tertentu sering menjadi langka atau menghilang sama sekali pada waktu berikutnya, atau sebaliknya. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor fisika (suhu, intensitas cahaya), faktor kimia (unsur hara), dan faktor biologis (kompetisi dan pemangsaan). Jenis plankton yang berbeda mempunyai reaksi yang berbeda pula misalnya terhadap suhu dan intensitas cahaya. Keberadaan plankton di perairan tidak selalu menguntungkan, keadaan merugikan adalah ketika plankton jenis tertentu tumbuh secara berlebihan atau disebut juga blooming plankton. Blooming akan

merusak keseimbangan perairan, terutama jika terjadi defisiensi oksigen pada saat malam hari. Blooming plankton biasanya disebabkan oleh spesies tertentu seperti Gymnodinium sp., Spirulina sp, dll.

Panduan praktikum planktonologi 2013

Banyaknya peran dan pengaruh plankton bagi perairan khususnya dalam bidang perikanan maka studi tentang plankton dijadikan objek tersendiri dan disebut planktonologi. Untuk menambah pengetahuan tentang planktonolgi, selain informasi yang didapat dari

perkuliahan diperlukan pendalaman lebih lanjut yang dilakukan melalui kegiatan praktikum. Praktikum planktonologi juga akan mempelajari hubungan plankton dengan lingkungan perairan, seperti potensi plankton nabati (fitoplankton) dalam mensuplai oksigen, sebagai baseline dalam rantai makanan ataupun fungsi lainnya. Sedangkan untuk menganalisa parameter- parameter yang mempengaruhi tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sangat sensitif seperti mikroskop, botol DO, water sampler, buret, dan lain lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan alat, praktikan harus mentaati peraturan yang dibuat oleh asisten maupun peraturan dalam laboratorium serta memahami buku panduan praktikum terutama setiap alat yang digunakan dalam praktikum.

Panduan praktikum planktonologi 2013

II. PRAKTIKUM LAPANG 2.1 Pengamatan Komponen Ekologi Perairan Tujuan komponen : agar praktikan (biotik dapat mengetahui yang

ekologi

dan plankton.

abiotik)

mempengaruhi

kehidupan

Pengamatan

komponen ekologi perairan dibagi menjadi 2, yaitu pengamatan komponen Biotik dan Abiotik. 2.1.1 Pengamatan Komponen Biotik Pengamatan ini dilakukan dengan cara melihat aspek biologi yang ada di dalam kolam dan disekitar kolam. Seperti plankton (fitoplankton dan zooplankton), organisme budidaya, organisme lain (hama

gastropoda), vegetasi disekitar kolam. 2.1.2 Pengamatan Komponen Abiotik Komponen abiotik yang diukur diantaranya

parameter fisika (suhu, kecerahan), parameter kimia (pH, DO, CO2, nitrat nitrogen, orthofosfat, bahan organik total (TOM)) Parameter Fisika Masukkan thermometer ke dalam perairan Tunggu beberapa saat sampai air raksa dalam thermometer berhenti 2-3 menit

a. Suhu

Panduan praktikum planktonologi 2013

Baca

nilai

suhu

pada

skala

thermometer

secepatnya, sebelum terpengaruh oleh suhu sekitar Catat dalam C


o

b. Kecerahan Secchi disk dimasukkan perlahan dalam perairan sampai batas tidak tampak pertama kali. Batas permukaan air dengan tali diberi tanda dan dicatat sebagai d1 Secchi disk dimasukkan lagi dalam perairan sampai tidak terlihat Secchi disk ditarik ke atas sampai batas tampak pertama kali. Batas permukaan air dengan tali diberi tanda dan dicatat sebagai d2 Kecerahan dapat dihitung dengan rumus(cm) =

Parameter Kimia Masukkan pH paper ke dalam air sampel kurang lebih 2 menit Kibas-kibaskan hingga setengah kering Cocokkan warna pada pH paper dengan warna kotak standar

a. pH

Panduan praktikum planktonologi 2013

b. DO Ukur dan dicatat volume botol DO yang akan digunakan Masukan botol DO ke dalam air yang akan diukur oksigennya secara perlahan-lahan dengan posisi miring dan usahakan jangan sampai terjadi gelembung udara. Bila botol telah penuh baru ditutup diperairan Kemudian buka botol yang berisi sampel,

tambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH + KI lalu bolak-balik sampai terjadi endapan coklat. Lalu diendapkan dan dibiarkan selama beberapa menit Buang air yang bening diatas endapan (sambil diukur volumenya), kemudian endapan yang tersisa seperti 2 ml H2SO4 pekat yang dikocok sampai endapan larut Tambahkan 3 - 4 tetes amylum, dititrasi denagn Na-thiosulfat 0,025 N sampai jernih atau tidak berwarna untuk pertama kali Catat ml Na-tiosulfat yang terpakai (titran) Perhitungan DO: ( ) ( ) ( )

Panduan praktikum planktonologi 2013

Keterangan : V (titran) N (titran) c. CO2 Masukan air sampel 25 ml ke dalam erlenmeyer Tambahkan 2 3 tetes indikator PP Bila air berwarna pink berarti dalam perairan tidak mengandung CO2 bebas Bila air tidak berwarna, dititrasi dengan Na 2CO3 0,0454 N sampai menjadi pink pertama kali Catat ml titran yang terpakai Perhitungan CO2 :
( ) ( ) ( )

: ml titrasi Na-thiosulfat : Normalitas Na-thiosulfat (0,025)

d. Nitrat Nitrogen Masukkan ke dalam beaker glass sebanyak 25 ml air sampel yang sudah disaring Panaskan sampai menghasilkan kerak nitrat Kemudian didinginkan Tambahkan 0,5 ml asam fenol disulfonik dan aduk dengan spatula Tambahkan 2,5 ml aquadest

Panduan praktikum planktonologi 2013

Tambahkan tetes demi tetes NH4OH sampai warna kekuningan Tambahkan aquadest sampai volume 25 ml Kemudian dipanaskan dalam cuvet 10 ml Ukur di spektrofotometer dengan panjang

gelombang 410 nm Nilai nitrat dicari dari persamaan :

Keterangan : Nilai a dan b diperoleh dari persamaan larutan baku Y spektrofotometer) X : nitrat dalam bentuk N
-

: abs (yang sudah diukur di

Untuk mengubah NO3 - N menjadi NO3

mg/l

maka nilai x dari persamaan dikalikan 4,43 mg/l nilai ini diperoleh dari perbandingan berat molekul NO3 - N dibagi NO3 e. Orthophosphat Tambahkan 2 ml ammonium molybdate asam sulfat kedalam masing masing larutan standar yang telah dibuat dan dihomogenkan sampai larutan bercampur.
-

Panduan praktikum planktonologi 2013

Tambahkan 5 tetes larutan SnCl2 dan dikocok. Warna biru akan timbul (10 20 menit) sesuai dengan kadar fosfornya. Ukur dan tuangkan 50 ml air sampel kedalam Erlenmeyer. Tambahkan 2 ml ammonium molybdate dan dihomogenkan. Tambahkan dihomogenkan. Bandingkan warna biru air sampel dengan larutan standar, baik secara visual atau dengan spektrofotometer (panjang gelombang 690 m). Perhitungannya : 5 tetes larutan SnCl2 dan

Keterangan : Nilai a dan b diperoleh dari persamaan larutan baku Y : abs (yang sudah diukur di spektrofotometer) X : nilai orthofosat f. TOM (TOTAL ORGANIC MATTER) Ambil 25 ml air sampel, masukkan kedalam Erlenmeyer. Tambahkan 4,8 ml KMnO4 dari buret Tambahkan 5 ml H2SO4 (1:4)

Panduan praktikum planktonologi 2013

Panaskan dalam pemanas air (water bath) sampai suhu mencapai 70-80 C kemudian angkat Bila suhu telah turun menjadi 60-70 C langsung tambahkan Na-oxalate 0,01 N perlahan sampai tidak bewarna
o o

Segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna (merah jambu/pink). Catat sebagai ml titran (x ml).

Ambil 25 ml aquadest, lakukan prosedur (1-6) dan catat titran yang digunakan sebagai (y ml).

Masukkan salinometer ke dalam gelas ukur Tunggu sampai salinometer tidak bergerak dan dibaca skala yang menunjukkan angka salinitas

2.2 Pengambilan Sampel Plankton di Perairan Tujuan : Menambah keterampilan praktikan terutama dalam penentuan lokasi dan pengambilan

sampel plankton Menambah pengetahuan praktikan tentang tata cara penyimpanan sampel plankton Dasar teori : Teknik pengumpulan plankton dari perairan yang paling mudah umumnya dapat dilakukan dengan menyaring sejumlah massa air dengan jaring halus

Panduan praktikum planktonologi 2013

10

(planktonet). Bergantung pada tujuannya sampling plankton kuantitatif. Sampling dilakukan plankton secara kualitatif, plankton dapat dengan dapat dilakukan secara kualitatif atau

dengan

menjaring

planktonet atau dengan menarik planktonet secara horizontal maupun vertical. Selain menggunakan

planktonet bisa juga menggunakan ikan planktivor (ikan pemakan plankton), ikan tersebut dapat mengumpulkan berbagai jenis plankton berukulan nano yang masih bisa lolos dari jala. Untuk menghindari agar plankton yang dimakan tidak dicerna lebih lanjut, ikan yang diperoleh harus segera dibunuh. Sampling plankton secara kuantitatif, Pada umumnya pengumpulan plankton secara kuantitatif dapat dilakukan dengan botol, jaring (planktonet), pompa sampling dan Continous ini Plankton umumnya Recorder. dilakukan Cara untuk

seperti

mengetahui kepadatan plankton per satuan volume dengan pasti. Alat dan bahan Alat plankton net botol film :

Panduan praktikum planktonologi 2013

11

water sampler/ ember ukuran 5 liter pipet tetes cool box

Bahan : bahan preservasi (lugol, formalin, alkohol) es batu kertas label :

Prosedur

1. Kalibrasi terlebih dahulu planktonet dengan aquades dengan cara disemprot menggunakan botol semprot diseluruh permukaan planktonet, atau dengan air lokal (air yang akan diambil planktonnya) dengan cara dicelupkan kedalam perairan sampai seluruh permukaan terkena air kolam. 2. Botol film dipasangkan pada ujung planktonet dan diikat 3. Ambil sampel air dengan menggunakan water sampler/ ember dan disaring menggunakan plankton net (pada saat air disaring plankton net digoyangkan agar plankton yang menempel di permukaan jaring dapat masuk ke botol film. Jumlah air yang disaring dicatat sebagai (W).

Panduan praktikum planktonologi 2013

12

Dalam praktikum ini jumlah air yang disaring sebanyak 25 liter. 4. konsentrat plankton yang tertampung dalam botol film (V) kemudian diberi bahan preservasi (pengawet) sebanyak 3-4 tetes, kemudian diberi label. Keterangan pada label ditulis menggunakan pensil. 5. Sampel plankton yang sudah diberi label dimasukkan ke dalam cool box yang berisi es batu. 6. Kalau sampel tidak dianalisa pada hari itu maka bisa disimpan dalam refrigerator dengan suhu 4 C.
o

Panduan praktikum planktonologi 2013

13

III. PENGAMATAN LABORATORIUM

3.1 Pembuatan Preparat Plankton Tujuan : menambah keterampilan mahasiswa dalam membuat preparat plankton Alat : Objek glass Cover glass Pipet tetes Botol semprot

Bahan : Sampel plankton Tissue Aquades : glass dan cover glass dikalibrasi

Prosedur 1. Objek

menggunakan aquades kemudian dilap secara searah menggunakan tissue 2. Sampel plankton dikocok secara perlahan, kemudian diambil menggunakan pipet tetes lalu diteteskan ke permukaan objek glass sebanyak 1 tetes (v)

Panduan praktikum planktonologi 2013

14

3. Tutup objek glass dengan cover glass dengan sudut kemiringan 40


o

agar

memperkecil

kemungkinan terjadi gelembung 4. Jika terdapat gelembung dalam pembuatan preparat sebaiknya diulangi agar pengamatan dibawah mikroskop menjadi lebih mudah

3.2 Pengamatan Plankton di bawah Mikroskop Tujuan : Menambah keterampilan praktikan dalam

penggunaan mikroskop dan penentuan luas bidang pandang Menambah bentukpengetahuan praktikan serta tentang dapat

bentuk

plankton

membedakan antara fitoplankton, zooplankton dan seresah Menambah pengetahuan tentang cara

penentuan bidang pandang untuk perhitungan plankton Alat : Preparat plankton Mikroskop Alat tulis

Panduan praktikum planktonologi 2013

15

Prosedur

Penentuan luas lapang bidang pandang (LBP) Preparat plankton yang sudah jadi diletakkan diatas meja objek mikroskop Sebelum dinyalakan, dipastikan pengatur cahaya mikroskop berada pada frekuensi terkecil, jika sudah bisa dinyalakan. Cahaya diperjelas dengan memutar pengatur

cahaya dan bukaan diafragma, kemudian pilih perbesaan yang diharapkan (40x, 100x, 400x, 1000x) Menemukan fokus dengan memutar pemutar kasar dan halus sedemikian rupa sehingga preparat terlihat jelas, untuk perbesaran 1000x

menggunakan minyak emercy agar tidak terjadi gesekan dan memperjelas objek Setelah fokus, langkah selanjutnya mencari luas lapang bidang pandang (LBP) seperti petunjuk dibawah

Panduan praktikum planktonologi 2013

16

D1

plankton

D2

Ket

: Prinsip perhitungan adalah mengetahui luas lingkaran yang tampak dibawah lensa objek. Nilai D1 dan D2 dapat dilihat pada mikro meter pada meja objek

Perhitungan plankton di bawah mikroskop Perhitungan plankton dapat menggunakan 5 bidang pandang dan 9 bidang pandang, dalam praktikum ini menggunakan 5 bidang pandang.
Bp 1 Bp 5 Bp 4 Bp 3 Bp 2

Amati jumlah plankton pada tiap bidang pandang 1 5. Jika (P) adalah jumlah bidang

Panduan praktikum planktonologi 2013

17

pandang maka (n) adalah jumlah plankton dalam bidang pandang Plankton yang ada pada setiap bidang

pandang digambar dan dihitung jumlahnya. Dan dimasukkan dalam tabel pengamatan dibawah, Contoh : Bidan pandang Gambar Jumlah klasifikasi Filum: BP1 7 Ordo: Genus: Spesies:

3.3 Identifikasi dan Perhitungan Kelimpahan 3.3.1 Identifikasi Tujuan : Menambah pengetahuan praktikan tentang bagaimana cara mengidentifikasi plankton dan

menemukan klasifikasinya. Dasar teori : Plankton dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, berdasarkan cara makan plankton dapat dikelompokkan (saproplankton, ke dalam dan bakterioplankton zooplankton),

fitoplankton,

Panduan praktikum planktonologi 2013

18

saproplankton merupakan kelompok plankter yang terdiri atas organisme yang tidak berklorofil, meliputi bakteri dan fungi. Fitoplankton merupakan tumbuhan mikroskopis berklorofil yang umumnya terdiri atas chlorophyta, chyanophyta, rodhophyta, dinoflagelata, chrisophyta dll. Zooplankton merupakan kelompok plankter yang mempunyai cara makan holozoik.

Anggota kelompok ini meliputi hewan dari filum protozoa, coelenterata, arthropoda, molusca, rotifera, annelida, copepoda dan masih banyak lagi. Golongan zooplankton yang mendominasi adalah dari filum copepoda. Untuk mengidentifikasi, apakah plankton yang

diamati masuk dalam golongan fitoplankton, atau zooplankton dapat menggunakan buku identifikasi, buku- buku tersebut menggunakan prinsip identifikasi secara dikotomi yaitu penentuan jenis berdasarkan kesamaan ciri dari karakteristik plankton. Adapun buku yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi antara lain Prescott, Davis, Sachlan dll, bisa juga dicari melalui internet. 3.3.2 Estimasi Kelimpahan Plankton Tujuan : menambah pemahaman praktikan tentang perhitungan kelimpahan plankton sehingga dapat

Panduan praktikum planktonologi 2013

19

menganalisa

kesuburan

perairan

berdasarkan

kelimpahan planktonnya. Dasar teori : Pada umumnya estimasi kelimpahan plankton yang sering dilakukan adalah pengukuran biomassa (berat kering, berat basa, atau volume plankton) dan menghitung jumlah plankter per satuan volume. Masingmasing cara tersebut mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Pengukuran biomassa bertujuan untuk mengetahui banyaknya plankton secara kuantitatif tanpa mengidentifikasi. Ini merupakan cara yang praktis dan sederhana namun kurang teliti karena sering terbawa materi lain di luar plankton. Pengukuran volume plankton kurang memberikan informasi yang tepat, oleh karena rongga antara plankton sering ikut terukur. Estimasi kelimpahan plankton dengan cara menghitung jumlah plankter per satuan volume

merupakan informasi yang lebih teliti, karena dapat memberikan gambaran yang lebih pasti mengenai kelimpahan plankton di suatu tempat. Kelimpahan plankton dapat digunakan untuk mengetahui

penyebaran atau distribusi plankton dalam suatu area. Para peneliti sering menganalisa kelimpahan

plankton berdasarkan jumlah sel plankton per liter air.

Panduan praktikum planktonologi 2013

20

Pada metode ini tidak diketahui kelimpahan jenisnya atau spesies plankton yang dominan pada perairan tersebut. Dengan demikian metode ini dalam banyak hal belum memberikan informasi tentang plankton secara menyeluruh. Namun secara kuantitatif metode ini cukup baik. Setelah plankton mendapatkan disetiap data dari perhitungan dan

bidang

pandang

mengidentifikasinya maka bisa dihitung kelimpahan planktonnya. Kelimpahan plankton (sel/liter atau

individu/liter) dihitung dengan persamaan modifikasi lackey drop :

keterangan : T : Luas cover glass (mm ) V : Volume konsentrat plankton dalam botol tampung L : Luas lapang pandang dalam mikroskop (mm ) v : Volume konsentrat plankton di bawah cover glass P : Jumlah lapang pandang W : Volume air sampel yang disaring N : Kelimpahan plankton (sel/l atau ind/l) n : jumlah plankton yang dalam bidang pandang
2 2

Panduan praktikum planktonologi 2013

21

Penggunaan Haemocytometer Dasar Teori Pertambahan digunakan sebagai dan salah kepadatan satu fitoplankton untuk

parameter

mengetahui pertumbuhan fitoplankton tersebut, selain itu juga digunakan untuk menghitung kepadatan bibit, kepadatan pada saat awal kultur, dan kepadatan pada saat akan dipanen. Kepadatan fitoplankton dapat dihitung menggunakan haemocytometer atau

sedwichrafter (untuk yang berfilamen). Alat dan Bahan Alat : Haemocytometer, pipet tetes, cover glass, mikroskop, hand counter, tissue. Bahan : Lugol/formalin, aquadest, fitoplankton. Cara penggunaan Haemocytometer 1. Siapkan Haemocytometer yang akan digunakan 2. Bersihkan permukaan Haemocytometer dan cover glass dengan menggunakan tissue kering 3. Tutup Haemocytometer pada bagian tengah dengan menggunakan cover glass 4. Ambil fitoplankton yang akan dihitung pipet

kepadatannya tetes

dengan

menggunakan

Panduan praktikum planktonologi 2013

22

5. Apabila

algae

bergerak

aktif,

maka

ditambahkan lugol/formalin 6. Tuangkan ke dalam Haemocytometer secara hati-hati (jangan sampai berlebihan) dan jangan sampai ada gelembung udara

7. Letakkkan dan amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x 8. Bagi bidang pandang menjadi 4 bagian

Panduan praktikum planktonologi 2013

23

9. Hitung jumlah fitoplankton dilakukan hanya pada fitoplankton yang berada pada bidang pandang 10. Hitung jumlah total sel fitoplankton pada

keempat bidang pandang kemudian dirata-rata dan dihitung sebagian (n)

Panduan praktikum planktonologi 2013

24

11. Total kepadatan fitoplankton adalah : n x 10 sel/ml Indeks Shannon-Wiener digunakan

untuk

menghitung Indeks Keanekaragaman (diversity index) jenis, indeks keseragaman, dan indeks dominasi dihitung menurut Odum (1998) dengan rumus sebagai berikut : 1. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener :

( )

( )

Kisaran total Indeks Keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut (modifikasi Wilhm dan Dorris (1968) dalam Mason (1981) : : keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah : keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang : keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi

Indeks Keragaman

Panduan praktikum planktonologi 2013

25

Arinardi (1996) yaitu menggunakan rumus Indeks Diversity berdasarkan rumus Shannon & Weaver (1963).

Dimana : = Indeks Diversitas = Proporsi spesies ke terhadap jumlah total = Jumlah sel/ ekor dari taksa biota = Jumlah sel/ekor dari taks biota di dalam sampel

2.

Indeks Keseragaman :

Menurut Mackentum (1969), untuk pertumbuhan optimal fitoplankton memerlukan kandungan nitrat pada kisaran 0,9-3,5 mg/l dan ortofosfat adalah 0,09-1,80 mg/l. lebih lanjut dijelaskan Bruno et al., (1979 dalam Sumardianto, 1995) bahwa kandungan ortofosfat fitoplankton yang optimal bagi pertumbuhan mg/l, jika

adalah

0,27-5,51

kandungannya kurang dari 0,02 mg/l maka akan menjadi factor pembatas.

Panduan praktikum planktonologi 2013

26

Menurut Raymont (1980) fosfat merupakan salah satu unsure penting dalam pertumbuhan dan metabolisame tubuh Diatom.

Dikemukakan oleh Effendi (2003) bahwa kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20 -30 C.
0 0

pH dibutuhkan untuk kebutuhan fitoplankton di perairan yaitu 6,5-8,0 (Pescod, 1973). Menurut Sachlan (1972), fitoplankton yang hidup pada kisaran salinitas diatas 20 sebagian besar merupakan plankton dari kelompok Bacllariophyta.

3.

Indeks Dominasi

Dengan criteria (Odum, 1971) sebagai berikut : *D mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominasi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominasi. dengan : = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener = Indeks Keseragaman = Indeks Dominasi Simpson = Jumlah individu genus ke= Jumlah total individu seluruh genera

Panduan praktikum planktonologi 2013

27

= Indeks keanekaragaman maksimum ( , dimana = Jumlah Jenis)

Indeks Dominasi Indeks Dominasi (F) (Simpson, 1949)

Dimana : = Indeks Dominasi = Jumlah individu jenis ke 1/sel = Jumlah total individu / sel Eutrofokasi Didefinisikan sebagai pengayaan (enrichment) air dengan nutrient/unsure hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan. Nutrein yang dimaksud adalah nitrogen dan fosfor. Pada sebagian dasar danau, fosfor menjadi faktor pembatas karena keberadaannya yang relative sedikit dibandingkan sengan banyaknya organism akuatik yang memerlukannya. mengakibatkan Peningkatan peningkatan kadar fosfor akan

produktivitas

perairan.

Pada perairan laut, biasanya yang merupakan faktor pembatas pertumbuhan adalah nitrogen. Pada perairan yang miskin nitrogen tetapi masih tersedia fosfor,

Panduan praktikum planktonologi 2013

28

beberapa jenis algae Cyanobacteria (Blue Green Algae atau Cyanophyta) masih dapat tumbuh karena mampu mengikat nitrogen bebas (Effendi, 2003).

Panduan praktikum planktonologi 2013

29

Laporan sementara praktikum laboratorium D1 : D2 : LBP:

Bp

Gambar

Jumlah

klasifikasi

Panduan praktikum planktonologi 2013

30

Bp

Gambar

Jumlah

klasifikasi

Panduan praktikum planktonologi 2013

31

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM LAPANG Jenis kolam :

Deskripsi Lokasi Pengamatan : Deskripsi lingkungan sekitar lokasi pengamatan :

Panduan praktikum planktonologi 2013

32

Denah lokasi pengamatan :

Jam

Warna Kolam

suhu

kecerahan

pH

DO

CO2

Panduan praktikum planktonologi 2013

33

Perhitungan :

Panduan praktikum planktonologi 2013

34

KARTU KENDALI

Nama Nim/kelas Asisten

: : :

No. 1

Materi Laporan sementara praktikum lapang Laporan sementara praktikum laboratorium Laporan praktikum

tanggal

Ttd asisten

FOTO 3X4

Mengetahui, Koordinator asisten

Muhammad Agus Ali M 105080100111013

Panduan praktikum planktonologi 2013

35

Você também pode gostar