Você está na página 1de 23

POTENSI AIR TANAH

Menurut Direktorat Geologi Tata Lingkungan Departemen Pertambangan & Energi, Indonesia memilki potensi air tanah cukup besar sekitar 637,6 miliar m3/tahun berasal dari 394 cekungan yang menyebar terutama di pulau-pulau.
Pemakaian air tanah yang terus meningkat akan menyebabkan penurunan muka air tanah. Berkurangnya debit air berdasarkan siklus hidrologi. Kebutuhan air total tahun 2000 & 2015 adalah sebesar 156.,362 juta m3/tahun dan 356.575 juta m3/tahun.

Kebutuhan air terbesar masih didominasi oleh pulau Jawa & Sumatera.

POTENSI AIR PERMUKAAN Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Mutu atau kualitas baku 2. Jumlah atau kuantitasnya 3. Kontinuitasnya Fenomena El Nino mengakibatkan kekeringan, sumur-sumur mengering, debit air sungai menurun dan terjadi kebakaran lahan & hutan.

POTENSI AIR PERMUKAAN Umumnya air permukaan dari : 1. Air Sungai :

- Karena adanya pencemaran perlu treatment


- Dapat digunakan sebagai sumber air secara kolektif 2. Danau/Rawa - Umumnya berwarna karena adanya zat organik. - Kandungan O2 rendah, Fe & Mn tinggi serta kandungan algae yang tinggi

PENCEMARAN AIR Pencemaran oleh limbah Industri Pencemaran oleh limbah rumah tangga/Domestik Pencemaran oleh limbah pertanian Intrusi air laut

PENCEMARAN AIR

Pencemaran oleh limbah Industri


Keberadaan industri selain menghasilkan produk yang mempertinggi pertumbuhan ekonomi juga menghasilkan limbah yang menimbulkan pencemaran air bila tidak dikelola dengan benar.
Jenis industri yang berpotensi mencemari air antara lain: industri, pulp dan kertas, kelapa sawit, tapioka, petrokimia, perminyakan, & pertambangan. Industri tersebut disamping menghasilkan limbah dalam jumlah besar juga membutuhkan air dalam jumlah besar untuk proses produksi upaya pengelolaan & penerapan teknologi bersih dalam proses produksi untuk mengurangi volume limbah.

Pencemaran oleh limbah rumah tangga/Domestik


Data dari Departemen Kimpraswil menunjukkan dari total 51.372.661 KK, sebanyak 42,80% mempunyai sarana penampungan limbah domestik, 56,15% langsung membuang limbah ke sungai, & hanya 1,05% yang tidak diketahui ke mana membuang limbahnya.

Pencemaran oleh limbah pertanian


Salah satu limbah pertanian yang mencemari air sungai adalah limbah terutama yang tergolong senyawa persistent organic pollutants (POPs).

Intrusi air laut


Intrusi air laut disebabkan karena pengambilan air tanah yang tidak terkendali.
Salah salah indikator terjadinya intrusi air laut ialah ditemukannya unsur kimia klorida di dalam air tanah.

Danau termasuk waduk merupakan salah satu ekosistem air tawar khas yang mempunyai fungsi penting bagi kehidupan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan sumber daya air. Indonesia mempunyai 521 danau alam & > 100 waduk. Danau alam tersebut menyimpan 500 km3 air. Memiliki multifungsi baik sebagai penyimpan air & pencegah banjir maupun sebagai kesatuan ekologi penting & sumber bahan makanan.

Air sungai sangat dipengaruhi oleh musim, dimana debit sungai pada musim hujan relatif lebih besar darpada debit sungai pada musim kemarau. Kuantitas air sungai dipengaruhi oleh debit sumber air asal (air hujan, air dari mata air, dsb), sifat & luas tangkapan area. Pada umumnya air sungai ini mengandung zat organik maupun anorganik, dimana jenis & kadar zat organik maupun anorganik yang terkandung dari kadar pencemaran pada air sungai tersebut & jenis tanah yang dilalui sungai tsb. Sungai pada umumnya akan membawa zat-zat padat yang berasal dari erosi, penghancuran zat-zat organik & garam-garam mineral sesuai dengan jenis tanah yang dilaluinya. Secara umum hampir sebagian besar kualitas air sungai telah tercemar limbah industri maupun limbah domestik karena semakin berkembangnya industri & bertambahnya penduduk.

Kualitas air adalah kondisi kualitas air yang diukur & diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu & metode tertentu berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Status kualitas air adalah tingkat kondisi kualitas air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

Penentuan unit pengelolaan & penentuan tata guna sumber air. Penentuan standar kualitas sumber air. Usaha pembatasan masuknya bahan pencemaran ke sumber-sumber air.

Penentuan unit pengelolaan & penentuan tata guna sumber air. Unit pengelolaan dapat ditentukan berdasarkan Daerah Aliran Sungai, seperti misalnya DAS Bengawan Solo atau berdasar pada wilayah administrasi seperti Bengawan Solo yang berada di Propinsi Jawa Tengah.
Pada umumnya proses penentuan batasan unit pengelolaan terbentuk dari interaksi birokratis, politis & ilmu pengetahuan. Penentuan tata guna sumber air pada saat ini, proyeksinya di masa mendatang & hasil monitoring lingkungan menentukan tata guna sumber air.

PENENTUAN TATA GUNA SUMBER AIR.

Tata guna atau peruntukan air suatu sumber air tertentu dapat ditentukan antara lain untuk: 1. Rekreasi
2. Bahan baku air minum 3. Air minum diproses terlebih dahulu 7. Pengadaan tenaga listrik

8. Pengendalian Banjir
9. Pelayaran 10. Buangan 12.dll

4. Perikanan
5. Pertanian 6. industri

PENENTUAN STANDAR KUALITAS SUMBER AIR

Pada tahap ini perlu ditentukan kriteria kualitas air yang dapat menunjang setiap peruntukan yang ada.

Penentuan kriteria kualitas air yang dapat menunjang suatu peruntukan tertentu sepenuhnya merupakan interaksi antara ahli ilmu pengetahuan di bidang ini diperoleh parameter atau standar kualitas air.

PENENTUAN STANDAR KUALITAS SUMBER AIR TIGA DOKUMEN KUALITAS AIR Kriteria Kualitas Air Dokumen ini menunjukkan penggolongan sumber air & kriteria kualitas air yang dapat menunjung peruntukannya. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel & pengawetannya sering menjadi sumber dari perbedaan hasil analisa yang didapat. Untuk menghindari hal ini, perlu dicapai kesepakatan ilmiah & teknis. Metode Analisa Metode analisa juga dapat merupakan salah satu perbedaan hasil analisa. Untuk ini perlu dicapai kesepakatan ilmiah & teknis.

FORMAT DARI DOKUMEN

Analisa

Container

Volume Minimum (mililiter) 500

Posedur pengawetan Disimpan pada 4oC

Lama Penyimpanan Maksimum 6 Jam

BOD

Poliythen e

Parameter Sianida

Metode & Reference Distilation-colorimetri; pyridine pyrazolone; American Society for testing & Mateials, Annual Book of ASTM Standards, part 23.D2036, Year 1984

Usaha pembatasan masuknya bahan pencemaran ke sumbersumber air. Tahap ketiga merupakan tahap pengelolaan sumber air untuk membatasi jumlah beban pencemaran yang masuk ke badan air Untuk membatasi masuknya limbah pencemar ke sumber air, dikenal lima pendekatan utama yakni:

1. Dihitung dengan mathematical Modelling


2. Berdasarkan teknologi. 3. Membatasi kadar (konsentrasi) pencemar yang masuk. 4. Menggunakan kriteria kualitas sumber air. 5. Pengelolaan bertahap menggunakan metode mathematical Modelling

1. Dihitung dengan mathematical Modelling


Metode yang dianut ini berdasarkan hasil riset dari AIT (Asian Institute of Technology) di Bangkok, Thailand.

Metode ini diambil karena beberapa sifat-sifat lingkungan Indonesia & Thailand yang mirip atau sama sehingga metode ini dapat diterapkan di Indonesia.
Penyederhanaan dari Mathematical modelling ini dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Badan air mempunyai kemampuan untuk mencampurkan airnya secara sempurna (perfect mixing). 2. Kemampuan asimiliatif sumber air (untuk pencemaran seperti BOD) dianggap tidak ada.

2. Berdasarkan teknologi. Metode kedua untuk membatasi masuknya limbah ke sumber air adalah berdasarkan teknologi yang ada untuk mengolah air limbah dari pabrik sebelum dibuang ke sumber air.
Dua pemikiran dasar dalam pendekatan ini adalah:

1. Untuk mengolah air limbah mempunyai keterbatasan pada teknologi yang tersedia.
2. Karena keterbatasan teknologi, maka sebelum memikirkan teknologi mana yang akan digunakan, terlebih dahulu harus memperhatikan eknologi Pendekatan ini menuntut disediakannya suatu daftar zat pencemar disertai dengan metode pengolahannya & kemampuan pengolahannya pada design & maintenance yang optimum.

2. Berdasarkan teknologi.

Kelemahan dari metode ini adalah penetapan jumlah zat pencemar tidak langsung dikaitkan dengan daya dukung lingkungan.
Metode kedua ini sering digunakan untuk parameter-parameter logam berat.

3. Metode ketiga: Membatasi kadar pencemar yang masuk Metode ini berdasarkan bahwa masuknya bahan pencemar ke sumber air merupakan fungsi dari kadar bahan pencemar. 4. Metode keempat: Menggunakan kriteria sumber air

Metode ini berdasarkan pada prinsip bahwa agar sumber air tidak tercemar, maka semua parameter air limbah tidak boleh melebih kriteria kualitas sumber air.
4. Metode kelima: pengelolaan bertahap Pengelolaan bertahap berdasarr pada kenyataan bahwa: 1. Tujuan dari pengelolaan ini adalah untuk mencegahterjadinya pencemaran sumber air. 2. Pencegahan pencemaran nyang memperhatikan beban pencemaran lingkungan. rasional & daya harus dukung

Você também pode gostar