Você está na página 1de 14

Tugas Makalah Agama Islam

Hasanah

Upaya Membentuk Generasi Muda Islami


Bahagianya hidup dengan manisnya iman dan menjadikan Allah sebagai tujuan hidup. Hidup diatas keyakinan dan ketergantungan. Merendahkan diri serta bertawakal, sungguh segala sesuatu pasti kembali kepadaNya

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT ,karena atas rahmat dan hidayahNYA saya dapat menyelesaikan makalah Agama Islam ini yang bertemakan Upaya Membentuk Generasi Muda Islami. Di dalam makalah ini membahas berbagai usaha yang dapat kita lakukan agar generasi muda saat ini mengenal dan menjadikan islam sebagai pedoman hidup kita. Saya mengerti bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena yang sempurna itu hanya milik Allah SWT , untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan pada makalah-makalah saya selanjutnya dan saya berharap agar makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca dan dapat mengamalkannnya pada kehidupan sehari-hari. Wassalamu alaikum WR.WB

Penyusun Hasanah
2

Daftar Isi

Kata Pengantar..................................2 Daftar Isi.........................................3 Pendahuluan......................................4 Pembahasan......................................5 Kesimpulan.......................................13 Daftar Pustaka.................................14

Upaya Membentuk Generasi Islami

Pendahuluan
Masa depan setiap individu sangat erat kaitannya dengan kesan dan pengaruh pengalaman selama masa anak-anak dan masa remaja. Jika masa anak-anak dan masa remaja dibesarkan dalam iklim dan suasana antusiasme perasaan yang tinggi, maka mereka akan memiliki pikiran yang kuat dan akan menampilkan nilai-nilai dan moral yang baik. Sehingga dengan perhatian dan pentingnya mengajarkan nilai-nilai budaya menjadi hal yang pokok dalam pendidikan. Kenakalan anak-anak atau remaja timbul dari suasana dan lingkungan tempat mereka tumbuh. Keluarga dapat mempengaruhi anak-anak dan menjadi suatu cerminan pada semangat mereka, demikian juga dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Karenanya, para pendidik yang belum mempunyai pengalaman dalam mendidik bagaikan orang buta yang hendak menerangi orang lain dengan sebuah lentera. Dalam peraturan sekolah, aturan tata karma harus dianggap sama pentingnya dengan mata pelajaran lainnya. Jika tidak, bagaimana anak-anak bisa tumbuh dengan karakternya? Karena pendidikan sangat berbeda dengan pengajaran. Banyak orang bisa menjadi guru, tetapi sedikit jumlahnya yang bisa menjadi pendidik. Sikap yang baik adalah suatu kebajikan dan sangat dihargai siapapun orangnya. Mereka yang memiliki tata karma yang baik disukai dan dihargai, meskipun mereka tidak mengalami pengajaran di sekolah Sebuah komunitas tanpa pendidikan dan budaya akan menjadi seperti komunitas buas dan kasar, karenanya, di dalamnya tidak akan ditemukan suatu konsistensi dalam persahabatan dan kebersamaan. Kepercayaan terhadap mereka akan menjadi suatu kekecewaan dan cepat atau lambat mereka tidak akan mendapatkan suatu dukungan Pendidikan pertama bagi seorang anak dan remaja yang menghasilkan jiwa yang menerangi, layaknya cermin yang dapat merekam dengan cepat seperti kamera, adalah keluarga. Pendidikan pertama mereka adalah ibu-ibu mereka. Oleh karena itu, stabilitas suatu bangsa yang fundamental adalah pendidikan ibu yang baik bagi anak-anak mereka.

Pembahasan

Remaja muslim saat ini memiliki peran yang sangat penting. Terutama untuk mewujudkan generasi masa depan yang mampu meninggikan Islam. Namun masihkah ada harapan itu, sedangkan realitas sebagian generasi muda kita saat ini diserang dengan perilaku yang rusak dan menyimpang. Ditengah serangan budaya barat yang rusak, sedikit banyaknya kehidupan sekularisme saat ini telah menciptakan generasi muda yang menyedihkan. Kerusakan moral, pergaulan bebas, narkoba, tawuran, hingga lupa ajaran Islam dan merasa asing dengan agamanya sendiri. Sungguh-sungguh sangat menyedihkan dan sangat memilukan. Keluarga muslim saat ini benar-benar telah dihancurkan. Contoh kecil saja, acara televisi semacam lomba menyanyi , sang ibu berkerudung, tapi masyaAllah sang anak dengan lincahnya berlenggak lenggok mengumbar aurat. Dengan bangganya sang ibu melihat anaknya manggung, seolah tak sedikit pun merasa berdosa membiarkan sang anak dalam jurang kemungkaran. Tidak kah kita merenungkan Firman Allah Q.S. At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Nah bukankah ini merupakan suatu penyimpangan? Ya, penyimpangan dari nilainilai Islam. Yang seharusnya keluarga muslim menjaga anak dan keluarganya dari kemungkaran/ api neraka, tapi tak jarang justru sejak dini sang anak sudah diarahkan untuk menjadi idola semu yang jauh dari nilai-nilai ruhiyyah. Boro-boro bangga karena sudah fasih membaca al-Quran, melainkan justru bangga dengan anak yang pandai nyanyi dan berjoget tak karuan di atas panggung dan di tonton banyak laki-laki yang buakn muhrimnya. Astaghfirullah, memilukan sekali. Di satu sisi, sangatlah menyedihkan, generasi muda sekarang justru seakan acuh dan asing dengan agamanya. coba sejenak kita tengok bagaimana tingkah laku sebahagian generasi muda Islam terhadap agamanya. Qasidah, shalawat, dianggap norak, kampungan, dan mereka seolah malu mengungkapkan. Tapi kalau
5

sudah dangdutan, R&B, rocker, pop seperti Ungu, Raja, dan sebagainya itu yang difavoritkan dan dibanggakan. Banyak lagu-lagu pop/rock baru yang dikeluarkan dengan nada yang cukup rumit dan asing, dengan cepat mereka hafal dan fasih melafalkannya, mereka sangat menikmatinya. Tapi bagaimana dengan ayat-ayat al-Quran? Sepertinya begitu jarang dan begitu sulitnya melafalkannya, atau bahkan justru ditinggalkan. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Sampai kapan kita diam membiarkan dan bersikap acuh tak acuh terhadap kondisi generasi muda kita sekarang ini tanpa berbuat apa-apa? Sebagai generasi muda yang berpendidikan coba kita lihat disekeliling kita yang mana peradaban saat ini telah banyak pergeseran sehingga banyak timbulnya kehancuran moralitas generasi muda bangsa terutama generasi muda islam, kita lihat disana sini tempat nongkrong tidak lengkap tanpa miras, drugs, dan zat -zat yang tidak baikl ainnya, bodohnya mereka ini diperparah dengan menganggap itu suatu yang dibanggakan, selain itu berbagai media massa dan elektronik yang banyak menayangkan halhal yang merusak dan dilarang oleh agama Islam, dan yang kejinya para saudarisaudari kita kaum wanita yang dijadikan objek oleh para Fothografer Bejat nan Laknat dengan berbagai macam dalih dari seni hingga kebebasan berekspresi, tapi ekspresi yang kebablasan, saking bebasnya Pornografi dan Pornoaksi pun berkembang sedemikian pesatnya sekali lagi dengan kedok kebebasan berekspresi. Naudzubillahi mindzalik. Pergaulan yang negatif adalah salah satu dari sekian banyak penyebab kehancuran generasi muda. Saat ini dapat kita lihat banyaknya sistem pergaulan kawula muda yang mengadopsi gaya ala barat dimana etika pergaulan ketimuran telah pupus, mungkin anda pernah atau bahkan sering mendengar kata-kata MBA (married by accident). MBA tampaknya sudah menjadi tren dikalangan remaja dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah banyak dilakukan pada saat pacaran. Anak-anak muda sudah menganggap tradisi ini hal yang biasa dilakukan pada saat pacaran bahkan ada yang tidak segan-segan untuk merekam adegan mesum tersebut untuk disebarkan dan ditonton dikhalayak ramai. Apakah ini bukan kehancuran bagi generasi muda bangsa ini?. Jawabannya tentu saja iya. Satu lagi permasalahan yang sering meracuni generasi muda yaitu narkoba, sudah jelas barang haram ini dikategorikan sebagai barang berbahaya dan terlarang yang bisa merusak generasi muda. Narkoba menjadi jurang kehancuran. Ironisnya memakai barang haram ini juga sudah menjadi tren remaja sekarang dengan anggapan bila mengkonsumsi barang ini akan menjadi senang atau yang dikenal dengan bahasa gaulnya (fly). Padahal
6

sudah jelas menurut kesehatan mengkonsumsi barang-barang sejenis narkoba sangat merusak kesehatan terutama pada sistem syaraf apalagi dengan mengkonsumsi barang ini akan membuat ketagihan dan ketergantungan, ini sungguh menakutkan. Apa itu semua kita biarkan begitu saja? Tentu tidak! Di tengah-tengah generasi kelabu tersebut, haruslah ada mutiara-mutiara yang akan menyelamatkan mereka. Akan menjadi cahaya bagi mereka, agar mereka kembali kepada jalan yang diridhai Allah SWT. Perhatian Islam yang besar terhadap generasi muda menunjukkan bahwa masa muda merupakan masa yang sangat penting dan masa yang paling berharga. Generasi muda merupakan rahasia kekuatan suatu umat, tiangnya kebangkitan dan kebanggaan bangsa. Di atas pundak merekalah masa depan umat terpikul, karena pemuda memiliki keistimewaan tersendiri, baik dari segi keberanian, kecerdasan, semangat, maupun dari kekuatan jasmaninya. Bapak Proklamator Republik Indonesia Bung Karno pernah mengemukakan pernyataan yang sangat populer, beliau menegaskas mengenai arti pentingnya posisi pemuda. Kata beliau : Berikan 10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku akan dapat menggerakkan dunia Pada periode lahirnya syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, generasi muda memegang peranan yang sangat penting dalam menyebarluaskan dakwah Islamiyah, karenanya jangan lewatkan masa muda untuk hal-hal yang tak ternilai di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita sebagai muslim untuk menghasilkan generasi Islam yang berkualitas Islami. Paling tidak, ada empat hal yang menjadi kriteria dari profil pemuda muslim yang diharapkan bangsa negara dan agama, yaitu:

1. Pemuda yang memiliki aqidah yang benar. Dasar pendidikan akhlak bagi seorang pemuda adalah akidah yang benar, karena akhlak pancaran atau cerminan dari akidah. Oleh karena itu jika seorang pemuda berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng, maka akhlaknya pun akan tidak benar.Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
7

Mukmin yang sempurna imannya, adalah yang paling baik akhlaknya (HR.

Turmudzi dari Abi Hurairah).

2. Menempa diri dengan memiliki ilmu dan tsaqafah Islam. Kita semua terutama pemuda hendaklah senantiasa menempa diri dan secara terus-menerus mencari ilmu dan mengamalkannya. Tanpa ilmu pemuda akan tertinggal. Islam mengajak manusia untuk menguasai ilmu, dalam ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang artinya : Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. 96 Al-Alaq : 1-4). Betapa pentingnya ilmu bagi seorang pemuda, Rasul yang mulia senantiasa memotivasi umatnya untuk belajar dan membaca. Ada baiknya kita menelaah kembali kisah seorang pemuda yang usianya belum genap tiga belas tahun berjalan mendekati barisan pasukan muslim dengan membawa sebilah pedang ia mendatangi Rasulullah dan berkata, Ya Rasulullah, aku membaktikan hidupku kepadamu. Izinkan aku untuk pergi bersamamu dan memerangi musuh-musuh Allah di bawah panji-panjimu. Rasulullah yang mulia memandang anak tersebut dengan penuh kekaguman dan menepuk pundaknya. Beliau memuji keberaniannya, tetapi menolaknya untuk bergabung dengan pasukan muslim. Anak muda itu (Zaid bin Tsabit ra.) Rasulullah pun kemudian memberikan tugas kepadanya. Zaid pergilah belajar tulisan Yahudi. Zaid kemudian belajar bahasa Ibrani. Maka kemudian ia sangat fasih berbahasa Ibrani dan menjadi sekretaris Rasulullah SAW. Rasulullah juga memerintahkan Zaid untuk belajar bahasa Syria. Demikian Zaid mempunyai fungsi penting ketika Rasulullah berunding dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa yang tidak bisa bahasa Arab.

3. Memiliki keterampilan dalam berbagai hal untuk dimanfaatkan dalam kebaikan dan kebenaran dalam upaya mencapai kemajuan diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Pada masa Rasulullah SAW para sahabat telah menunjukkan kemampuan yang terampil dalam berbagai hal, ada yang terampil dalam berdagang, berperang dan sebagainya yang semua ini tentu saja amat berguna. Kepada mereka yang memang terampil, Rasulullah SAW sendiri tidak segansegan memberi penghargaan dan amanah guna mengembangkan keterampilannya itu. Maka ketika Usamah bin Zaid telah menunjukkan keterampilannya yang luar biasa dalam berperang, beliau tidak segan-segan mengangkatnya menjadi panglima perang meskipun umurnya baru 17 tahun, sementara Mushab bin Umair yang terampil dalam dakwah, ditugaskan beliau untuk dakwah ke Yatsrib (Madinah). 4. Memiliki tanggung jawab Di antara bukti kebenaran dan kemuliaan nilai-nilai Islam adalah adanya tuntutan tanggung jawab dari setiap individu atas semua perbuatannya. Diferensiasi yang hakiki antara manusia adalah dengan mengukur rasa tanggung jawab serta kemauan untuk menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan. Prinsip tanggung jawab ini merupakan salah satu prinsip yang ditetapkan dalam Al Quran dalam sejumlah ayatnya : . Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya (QS. 74 Al Mudatsir : 38). Pada prinsipnya tanggung jawab ini mencakup kepada tiga hal, yaitu; tanggung jawab pemuda sebagai seorang individu, tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, tanggung jawab sebagai bagian dari umat. meninggalkan ketiga kewajiban ini merupakan keburukan yang dicela oleh Islam. Ketiga tanggung jawab tersebut sangat sesuai dengan nilai-nilai kemasyarakatan dan nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme.

Upaya untuk menghasilkan generasi yang kuat dalam segala aspek kehidupannya sehingga dapat melakoni perannya dengan baik. Berikut adalah beberapa cara dicontohkan Rasulalloh SAW dalam pola pendidikan, yaitu, yang

1.

Menanamkan Aqidah Islamiyah dengan baik dan benar. Itulah ketika bayi baru lahir diperintahkan untuk mengumandangkan adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri bayi. Proses terapi awal yang mengukuhkan dan mengenalkan Aqidah Islamiyyah pada permulaan kehidupan manusia di dunia.

2.

Mengajarkan nilai-nilai yang terkadung dalam AlQuran, agar mereka mampu menjadikan Al-quran sebagai pedoman hidup (Way of Life) hingga tertanam Aqidah yang kuat, dapat melakukan ibadah dengan benar dan hidup sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Aisyah Ra berkata, Budi Pekerti Rasulullah adalah Al-Quran. (HR. An Nasai).

3.

Membimbing generasi muda dalam pengamalan nilai-nilai Islam melalui keteladannan atau contoh langsung dari Orang Tua. Ada beberapa cara alternatif yang dapat digunakan untuk mencegah berbagai fenomena kemaksiatan dan tindak kerusakan yang melanda kalangan generasi muda, anatara lain: 1. Pertama dan utama, adalah penanaman pendidikan agama terutama aqidah

iman, pembiasaan ibadah, dan pembudayaan akhlak mulia di rumah oleh orang tua kepada anak ketika masih kecil hingga remaja. Jika iman sudah tertanam kokoh di dalam diri anak, memiliki syariah yang mendalam, memiliki akhlak terpuji, insyaAllah semua itu akan dapat menjadi benteng kokoh pula menghadapi godaan dan tantangan kehidupan apa pun dan betapa berat pun. Sebab, tidak mungkin orang tua mengawasi anaknya 24 jam sehari. 2. Kedua, pendidikan seks dan reproduksi dengan pendekatan agama sejak anak

masih kecil. Agama Islam memiliki ajaran yang sangat komplit, tidak hanya aqidah, ibadah, dan muamalah, melainkan juga hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia, termasuk masalah reproduksi. Jika anak sejak kecil sudah memiliki iman yang kokoh, pemahaman
10

syariah yang mendalam, akhlak terpuji, lalu memperoleh pengetahuan mengenai seks dan reproduksi niscaya akan membuat anak atau remaja Muslim akan berpikir seribu kali untuk melakukan perbuatan maksiat zina, bahkan akan dapat mencegah mereka ke dalam perbuatan yang mendeklati zina. Selain takut akan siksaan (adzab) Allah Swt, mereka juga takut akan akibat yang akan ditanggungnya yang sangat berat. 3. Ketiga, pendidikan moral, etika pergaulan, budi pekerti, atau akhlak. Lembaga

pendidikan formal (TK, SD hingga perguruan tinggi) berperan penting pula dalam menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak terhadap anak didiknya. Jika anak sejak bersekolah di TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi dibiasakan berperilaku dengan landasan moral atau budi pekerti luhur, maka insyaAllah mereka ajuga akan dapat membedakan mana yang mesti diperbuat, yang boleh, dan mana yang tidak benar dan buruk. Sayang sejak Kurikuilum 1975 diberlakukan, tidak ada lagi pelajaran Budi Pekerti di sekolah. Mungkin, akibat tiadanya mata pelajaran itulah antara lain masyarakat Indonesia sekarang mengalami degradasi etika, dekadensi moral, dan erosi perilaku terpuji. 4. Keempat, pembudayaan perilaku beragama seperti membaca al-Qura,, al-

Hadfits, buku agama, beribadah, dan beramal shalih, baik di rumah, di perjalanan, maupun di tempat umum. Di mana pun kita berada, kita harus membudayakan perilaku beragama seperti shalat, berpuasa, zakat/ infak. Denganb cara itu, insyaAllah anak kita akan biasa dengan amal shalih. 5. Kelima, pembiasaan pengkajian agama/ ajaran Islam secara mendalam melalui

pengkajian al-Quran, al-Hadits, buku agama secara tekstual dan kontekstual. Jika mendalami agama bersama ustadz akan lebih baik diusahakan secara dialogis-interaktif agar aberbagai apermasalahan agama yang dihadapi anak dapat dijelaskan oleh ustadz secara gamblang. 6. Keenam, perlunya meningkatkan kontrol sosial masyarakat terhadap perbuatan

maksiat.

11

Pencegahan atas perbuatan maksiat (termasuk dakwah) bukan saja tugas para ustadz, muballigh, atau dai, melainkan juga seluruh umat Islam yang memahami ajaran Islam, termasuk warga masyareakat, baik pemuda, tokoh masyarakat, pemuka agama, maupun pejabat setempat (RT/ RW, Kepala Desa/ Lurah). Jadi, jika kita mengetahui ada saudara kita berbuat maksiat baik kriminal ataupun amoral, misalnya berzina, maka hal itu harus dilakukan tindakan tegas namun arif. Jika cara itu tidak mempan, maka barulah kita pakai cara tegas dan keras dengan sanksi sosial misalnya terhadap pelaku perbuatan maksiat. 7. Ketujuh, kepedulian pemerintah (eksekutif), wakil rakyat (legistaif), dan

penegak hukum (yudikatif). Mereka bertiga yang merupakan pemegang dan penentu kebijakan di negara kita dari tingkat daerah, provinsi, hingga pusat harus memiliki komitmen untuk melakukan pendidikan moral dan akhlak tersebut baik melalaui pendidikan formal, maupun melalui peraturan-peraturan yang mengarah pada pencegahan perilaku maksiat.

12

Kesimpulan
Remaja muslim saat ini memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan generasi masa depan yang mampu meninggikan Islam di tengah realitas dimana sebagian generasi muda kita saat ini diserang dengan perilaku yang rusak dan menyimpang. Kerusakan moral, pergaulan bebas, narkoba, tawuran, hingga lupa ajaran Islam dan merasa asing dengan agamanya sendiri. Untuk mewujudkan generasi muda Islami yang diharapkan bangsa negara dan agama, paling tidak ada empat hal yang diperlukan untuk menjadi pemuda muslim yang diharapkan, yaitu: Pertama, Pemuda muslim harus memiliki aqidah yang benar. Kedua, memiliki ilmu dan tsaqafah Islam. Ketiga, memiliki keterampilan dalam berbagai hal untuk dimanfaatkan dalam kebaikan dan kebenaran. Keempat, dan memiliki tanggung jawab.

13

Daftar Pustaka
http://asthipoex.blog.unissula.ac.id/2013/01/11/membentuk-generasi-muda-indonesiayang-berakhlak-mulia-dan-berguna-bagi-nusa-dan-bangsa/ http://imancidempet.blogspot.com/p/blog-page_9.html http://www.anneahira.com/akhlak-islami.htm http://www.masbied.com/search/upaya-islam-dalam-membentuk-generasi-muda-islam dan dari berbagai sumber.

14

Você também pode gostar