Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Literatur
Powers JM, Sakaguchi RL, 2006, 12th ed, Craigs Restorative Dental Materials, St.Louis : Mosby Elsevier, Chapter 11. Van Noort R, 2007, 3rd ed, Introduction to Dental Materials, Edinburgh : Mosby Elsevier, Chapter 2.1. McCabe JF, Walls AWG, 2008, 9th ed, Applied Dental Materials, Munksgaard : Blackwell, Chapter 21.
Amalgam: Campuran air raksa + logam, aloi Amalgam Kedokteran Gigi : Campuran aloi perak + air raksa - Tumpatan gigi posterior - Half life : 20 tahun - Restorasi kavitas klas I,II,V
Kerugian : 1. Estetik kurang 2. Getas 3. Korosi (arus galvanis) 4. Tidak memperkuat struktur gigi
Keuntungan : 1. Resisten terhadap fraktur 2. Aplikasi mudah 3. Mempertahankan bentuk anatomis 4. Dapat digunakan pada area yang terkena tekanan 5. Tahan lama
Proses amalgamasi : Reaksi aloi perak dengan air raksa membentuk amalgam yang berwarna abu-abu keperakan
Timah : 1. Memudahkan amalgamasi karena afinitasnya yang besar terhadap merkuri. 3. Meningkatkan flow. 4. Mengurangi pemuaian selama setting.
Klasifikasi amalgam KG :
1. Amalgam konvensional (tembaga rendah) - tembaga < 6 % - fasa : a. 1 (Ag2Hg3), matriks amalgam b. 2 (Sn7Hg), fasa paling lemah, mudah terserang korosi c. n (Ag3Sn), sisa partikel yang tidak bereaksi.
Komposisi
2. Amalgam modern (copper enriched alloys) a. Fasa : 1, n (Cu6Sn5) b. Komposisi - Perak 40-60 % - Timah putih 27-30 % - Tembaga 13-30 %
Kadar tembaga tinggi menyebabkan : 1. Tidak terbentuk 2 2. Terbentuk n, fasa tahan korosi.
Amalgam tembaga tinggi lebih disukai karena : 1. Sifat integritas marginal lebih baik. 2. Sifat mekanik lebih baik. 3. Daya tahan terhadap korosi tinggi.
Serbuk amalgam : 1. Lathe cut 2. Sferikal 3. Campuran lathe cut & sferikal
Lathe cut
- Diproduksi mesin. - Serbuk yang terbentuk diukur, yang memenuhi digunakan untuk amalgamasi. - Aloi tersedia : kasar, medium, halus.
Sferikal
- Aloi dicairkan, disemprotkan ke dalam atmosfer inert. Terbentuk tetesan padatan kecil (pellet sferikal) dengan berbagai ukuran. - Tidak membutuhkan mesin. - Komposisi ukuran aloi dapat ditentukan.
Microstructures of Lathe-Cut (100), Spherical (300), and Admixed (500) Alloys for Dental Amalgam (Anusavice, Chapter 17)
PROSES AMALGAMASI
Reaksi kimiawi aloi dengan merkuri (Amalgamasi) Kristal Ag2Hg3 (1) & Sn7Hg (2) (Kristalisasi) Amalgam keras
1 + 2 + sisa partikel n
Setiap fasa dalam struktur amalgam memiliki sifat berbeda dalam : 1. Kekuatan 2. Kekerasan 3. Daya tahan korosi Fasa n yang tertanam dalam matriks maupun fasa intergranular 1 dapat meningkatkan sifat mekanik & daya tahan korosi.
SIFAT-SIFAT AMALGAM
Kekuatan
1. Amalgam tahan terhadap pengunyahan. 2. Kekuatan amalgam lemah, jika tjd : a. undertrituration b. kandungan Hg tinggi Hg > 54% menurunkan kekuatan c. tekanan kondensasi rendah d. penumpatan lambat e. korosi f. pencampuran plastis porositas
Modulus elastik
Pengukuran lambat (0,02-0,125 mm/mnt) : 11-20 Gpa. Amalgam aloi tinggi lebih getas dari pada aloi rendah.
Creep
Creep : perubahan viskoelastik akibat beban. Klinis, ditandai perubahan integritas marginal. Rekomendasi ANSI/ ADA, creep <3%. Fase rentan creep : 1, 2
Perubahan dimensional
Perubahan akibat kontraksi & ekspansi selama setting. Perubahan dimensi pada amalgam : a. Disolusi , terjadi kontraksi, menyebabkan akumulasi plak & karies sekunder. b. Pembentukan 1 & n, terjadi ekspansi, menyebabkan tekanan pada pulpa gigi, sensitivitas gigi, protrusi amalgam.
ANSI/ADA spec. no. 1, kontraksi & ekspansi amalgam < 20 m/cm. Ekspansi setelah setting terjadi jika : a. Rasio aloi : merkuri besar. b. Waktu triturasi pendek. c. Tekanan lemah saat kondensasi. d. Ukuran partikel aloi besar.
Tarnish
Perubahan warna reaksi kimia amalgam dengan lingkungan. - Permukaan amalgam. - Sulfur yang membentuk lapisan sulfida pada permukaan tumpatan. - Estetik kurang baik. - Tidak menyebabkan kerusakan tumpatan.
Korosi
Reaksi kimiawi dengan penetrasi ke bagian dalam amalgam. - Menimbulkan kerusakan amalgam. - Komponen terdeteksi : Sn O, Sn O2, Sn4(OH)6Cl2, Cu2O, CuCl2, 3 Cu(OH)2, CuCl, CuSCN, AgSCN.
Konduktor thermal
Amalgam bersifat konduktor. Untuk tumpatan besar perlu isolator (liner).
Higiene
Hg bersifat toksik & sangat lambat dieliminasi. Efek toksik Hg dalam darah : 100 ng/ml. Hg dapat masuk tubuh melalui : a. kontak langsung dengan kulit b. ingesti c. paru (uap Hg)
tubuh :
a. tidak menyentuh Hg b. masker c. tidak menggunakan ultrasonik kondensor d. ruang praktek tidak berkarpet e. absorbance spilled Hg f. kapsul & amalgamator g. penyimpanan merkuri & amalgam lama di bawah air, wadah tertutup rapat.
1. Proportioning
a. Air raksa : penimbangan, volume dispenser. b. Aloi : penimbangan, tablet aloi, volume dispenser. c. Rasio aloi : air raksa Setting amalgam sebaiknya Hg<50%.
Teknik pencapaian rasio dengan cara : 1. Rasio aloi : Hg = 5 : 7 atau 5 : 8. Pada rasio ini, triturasi mudah, campuran plastis. Jika ada ekses Hg dilakukan squeesing dengan kain kasa. 2. Teknik merkuri minimal (Eames). - Aloi & Hg dengan berat yang sama. - Tanpa squeesing. - Menggunakan mesin atau mekanik.
2. Trituration
a. Hand mixing Alat : mortar & pestle Bagian dalam mortar kasar. Pestle : halus Resiko : paparan uap Hg dapat berkontak dengan tubuh.
b. Mechanical mixing
Alat : amalgamator. Aloi dan Hg dalam kapsul Waktu triturasi harus sesuai dengan aturan pabrik.
Triturasi amalgam tergantung pada : a. kecepatan b. lama c. daya (force) yang mengenai amalgam d. bentuk partikel serbuk amalgam Waktu triturasi yang tepat dapat dilihat dari penampilan amalgam yang dihasilkan : cemerlang (tidak buram).
Partikel sferikal perlu triturasi lebih cepat karena lebih mudah terbasahi merkuri. Under trituration mengakibatkan : a. warna buram b. kekuatan tarik & kompresi rendah (akibat gelembung, kurang produk 1 & n) c. permukaan kasar
3. Condensation
Tujuan : a. memampatkan tumpatan b. adaptasi terhadap dinding kavitas c. mereduksi kelebihan merkuri. Metode : a. hand condensor (lebih umum) b. mechanical condensor
Kondensasi, perhatikan :
a. pemakaian tekanan maksimum b. ukuran kondensor yang sesuai kavitas c. penumpatan cepat & sedikit demi sedikit. Penempatan tumpatan besar ke dalam kavitas memacu terbentuknya 1 & 2, porositas tumpatan.
-Aloi sferikal menghasilkan carving lebih baik. - Trimming: memotong kelebihan amalgam - Carving: membentuk kontur tumpatan - Setelah carving selesai, permukaan amalgam dihaluskan menggunakan burnisher. - Burnishing menaikkan kekerasan permukaan amalgam, mengurangi porositas & korosi, memperbaiki adaptasi marginal amalgam.
Polishing :
a. permukaan halus b. mengurangi tendensi korosi.