Você está na página 1de 57

AMALGAM KEDOKTERAN GIGI

Dr. Siti Sunarintyas

Literatur
Powers JM, Sakaguchi RL, 2006, 12th ed, Craigs Restorative Dental Materials, St.Louis : Mosby Elsevier, Chapter 11. Van Noort R, 2007, 3rd ed, Introduction to Dental Materials, Edinburgh : Mosby Elsevier, Chapter 2.1. McCabe JF, Walls AWG, 2008, 9th ed, Applied Dental Materials, Munksgaard : Blackwell, Chapter 21.

Amalgam: Campuran air raksa + logam, aloi Amalgam Kedokteran Gigi : Campuran aloi perak + air raksa - Tumpatan gigi posterior - Half life : 20 tahun - Restorasi kavitas klas I,II,V

Kerugian : 1. Estetik kurang 2. Getas 3. Korosi (arus galvanis) 4. Tidak memperkuat struktur gigi

Keuntungan : 1. Resisten terhadap fraktur 2. Aplikasi mudah 3. Mempertahankan bentuk anatomis 4. Dapat digunakan pada area yang terkena tekanan 5. Tahan lama

Proses amalgamasi : Reaksi aloi perak dengan air raksa membentuk amalgam yang berwarna abu-abu keperakan

Spesifikasi ADA untuk amalgam Kedokteran Gigi


Perak Timah Tembaga Seng 66-68 % 25-28 % 3,5-6 % < 2%

SIFAT KOMPONEN AMALGAM KG


Air raksa : 1. Cair (suhu kamar) 2. Titik beku -39oC
Perak : 1. Meningkatkan resistensi terhadap oksidasi. 2. Meningkatkan pemuaian selama setting. 3. Mengurangi sifat flow.

Timah : 1. Memudahkan amalgamasi karena afinitasnya yang besar terhadap merkuri. 3. Meningkatkan flow. 4. Mengurangi pemuaian selama setting.

Tembaga : Mengeraskan amalgam

Seng : 1. Menghindari oksidasi. 2. Meningkatkan elastisitas.

+ Fluoride : Mencegah karies sekunder (akibat microleakage)

Klasifikasi amalgam KG :
1. Amalgam konvensional (tembaga rendah) - tembaga < 6 % - fasa : a. 1 (Ag2Hg3), matriks amalgam b. 2 (Sn7Hg), fasa paling lemah, mudah terserang korosi c. n (Ag3Sn), sisa partikel yang tidak bereaksi.

Komposisi

Perak Timah putih Tembaga Seng Air raksa

Min. 65 % Maks. 29 % Maks. 6 % Maks. 2 % Maks. 3 %

2. Amalgam modern (copper enriched alloys) a. Fasa : 1, n (Cu6Sn5) b. Komposisi - Perak 40-60 % - Timah putih 27-30 % - Tembaga 13-30 %

Kadar tembaga tinggi menyebabkan : 1. Tidak terbentuk 2 2. Terbentuk n, fasa tahan korosi.

Logam ditambahkan dalam jumlah kecil : paladium, indium, emas.

Amalgam tembaga tinggi lebih disukai karena : 1. Sifat integritas marginal lebih baik. 2. Sifat mekanik lebih baik. 3. Daya tahan terhadap korosi tinggi.

Penambahan paladium : 10% : creep konstan 5% : kekuatan tekan

Ada hubungan positif antara sifat mekanik dan penambahan paladium.

Serbuk amalgam : 1. Lathe cut 2. Sferikal 3. Campuran lathe cut & sferikal

Lathe cut
- Diproduksi mesin. - Serbuk yang terbentuk diukur, yang memenuhi digunakan untuk amalgamasi. - Aloi tersedia : kasar, medium, halus.

Sferikal
- Aloi dicairkan, disemprotkan ke dalam atmosfer inert. Terbentuk tetesan padatan kecil (pellet sferikal) dengan berbagai ukuran. - Tidak membutuhkan mesin. - Komposisi ukuran aloi dapat ditentukan.

Microstructures of Lathe-Cut (100), Spherical (300), and Admixed (500) Alloys for Dental Amalgam (Anusavice, Chapter 17)

PROSES AMALGAMASI

1. Aloi tembaga rendah


Pada triturasi (pencampuran) : Ag & Sn terlarut bersamaan Hg menembus partikel aloi (Impregnasi)

Reaksi kimiawi aloi dengan merkuri (Amalgamasi) Kristal Ag2Hg3 (1) & Sn7Hg (2) (Kristalisasi) Amalgam keras

Reaksi dapat ditulis : Partikel aloi + Hg

1 + 2 + sisa partikel n

2. Aloi tembaga tinggi a. Tahap I + Hg 1 + 2 + sisa b. Tahap II


2 + Ag-Cu Cu6Sn5 + 1 (n)
1+n + sisa

Dapat ditulis : + Ag-Cu + Hg

Setiap fasa dalam struktur amalgam memiliki sifat berbeda dalam : 1. Kekuatan 2. Kekerasan 3. Daya tahan korosi Fasa n yang tertanam dalam matriks maupun fasa intergranular 1 dapat meningkatkan sifat mekanik & daya tahan korosi.

SIFAT-SIFAT AMALGAM

Kekuatan
1. Amalgam tahan terhadap pengunyahan. 2. Kekuatan amalgam lemah, jika tjd : a. undertrituration b. kandungan Hg tinggi Hg > 54% menurunkan kekuatan c. tekanan kondensasi rendah d. penumpatan lambat e. korosi f. pencampuran plastis porositas

Modulus elastik
Pengukuran lambat (0,02-0,125 mm/mnt) : 11-20 Gpa. Amalgam aloi tinggi lebih getas dari pada aloi rendah.

Creep
Creep : perubahan viskoelastik akibat beban. Klinis, ditandai perubahan integritas marginal. Rekomendasi ANSI/ ADA, creep <3%. Fase rentan creep : 1, 2

Perubahan dimensional
Perubahan akibat kontraksi & ekspansi selama setting. Perubahan dimensi pada amalgam : a. Disolusi , terjadi kontraksi, menyebabkan akumulasi plak & karies sekunder. b. Pembentukan 1 & n, terjadi ekspansi, menyebabkan tekanan pada pulpa gigi, sensitivitas gigi, protrusi amalgam.

ANSI/ADA spec. no. 1, kontraksi & ekspansi amalgam < 20 m/cm. Ekspansi setelah setting terjadi jika : a. Rasio aloi : merkuri besar. b. Waktu triturasi pendek. c. Tekanan lemah saat kondensasi. d. Ukuran partikel aloi besar.

Tarnish
Perubahan warna reaksi kimia amalgam dengan lingkungan. - Permukaan amalgam. - Sulfur yang membentuk lapisan sulfida pada permukaan tumpatan. - Estetik kurang baik. - Tidak menyebabkan kerusakan tumpatan.

Korosi
Reaksi kimiawi dengan penetrasi ke bagian dalam amalgam. - Menimbulkan kerusakan amalgam. - Komponen terdeteksi : Sn O, Sn O2, Sn4(OH)6Cl2, Cu2O, CuCl2, 3 Cu(OH)2, CuCl, CuSCN, AgSCN.

- Ruang antara aloi amalgam-kavitas sering


terjadi microleakage, berisi elektrolit yg menyebabkan korosi. - Resistensi korosi dapat ditingkatkan dengan pemolesan. - Amalgam berkontak dengan emas, timbul sel elektrolit yang dapat menyebabkan korosi & penambahan merkuri pada restorasi emas. Hal ini menyebabkan arus galvanis nyeri gigi.

Konduktor thermal
Amalgam bersifat konduktor. Untuk tumpatan besar perlu isolator (liner).

Higiene
Hg bersifat toksik & sangat lambat dieliminasi. Efek toksik Hg dalam darah : 100 ng/ml. Hg dapat masuk tubuh melalui : a. kontak langsung dengan kulit b. ingesti c. paru (uap Hg)

Sumber Hg diperoleh dari :


a. kontak langsung Hg b. tidak sengaja memegang tumpatan c. Hg tumpah d. kontak dengan amalgamator e. pembuangan restorasi lama

Upaya mencegah masuknya Hg

tubuh :

a. tidak menyentuh Hg b. masker c. tidak menggunakan ultrasonik kondensor d. ruang praktek tidak berkarpet e. absorbance spilled Hg f. kapsul & amalgamator g. penyimpanan merkuri & amalgam lama di bawah air, wadah tertutup rapat.

Beberapa pasien (<1%) alergi merkuri, berupa contact dermatitis.

MANIPULASI AMALGAM 5 tahapan :


1. Proportioning 2. Trituration (mixing) 3. Condensation 4. Trimming,carving,burnishing 5. Finishing, polishing

1. Proportioning
a. Air raksa : penimbangan, volume dispenser. b. Aloi : penimbangan, tablet aloi, volume dispenser. c. Rasio aloi : air raksa Setting amalgam sebaiknya Hg<50%.

Teknik pencapaian rasio dengan cara : 1. Rasio aloi : Hg = 5 : 7 atau 5 : 8. Pada rasio ini, triturasi mudah, campuran plastis. Jika ada ekses Hg dilakukan squeesing dengan kain kasa. 2. Teknik merkuri minimal (Eames). - Aloi & Hg dengan berat yang sama. - Tanpa squeesing. - Menggunakan mesin atau mekanik.

2. Trituration
a. Hand mixing Alat : mortar & pestle Bagian dalam mortar kasar. Pestle : halus Resiko : paparan uap Hg dapat berkontak dengan tubuh.

b. Mechanical mixing
Alat : amalgamator. Aloi dan Hg dalam kapsul Waktu triturasi harus sesuai dengan aturan pabrik.

Triturasi amalgam tergantung pada : a. kecepatan b. lama c. daya (force) yang mengenai amalgam d. bentuk partikel serbuk amalgam Waktu triturasi yang tepat dapat dilihat dari penampilan amalgam yang dihasilkan : cemerlang (tidak buram).

Partikel sferikal perlu triturasi lebih cepat karena lebih mudah terbasahi merkuri. Under trituration mengakibatkan : a. warna buram b. kekuatan tarik & kompresi rendah (akibat gelembung, kurang produk 1 & n) c. permukaan kasar

Over trituration berefek : a. soupy


b. lengket c. creep d. korosi e. kekuatan mekanis turun f. produk 1 & n berlebihan

3. Condensation
Tujuan : a. memampatkan tumpatan b. adaptasi terhadap dinding kavitas c. mereduksi kelebihan merkuri. Metode : a. hand condensor (lebih umum) b. mechanical condensor

Kekuatan kondensasi efektif : 3-4 kg untuk diameter tumpatan 2-3 mm.


Kondensasi dilakukan segera setelah mixing, sebelum tumpatan setting. Jika terlambat : - kekuatan berkurang - creep tinggi

Kondensasi, perhatikan :
a. pemakaian tekanan maksimum b. ukuran kondensor yang sesuai kavitas c. penumpatan cepat & sedikit demi sedikit. Penempatan tumpatan besar ke dalam kavitas memacu terbentuknya 1 & 2, porositas tumpatan.

4. Trimming, carving, burnishing


- Trimming & carving dilakukan sebelum amalgam setting. Biasanya 2-3 menit setelah mixing & dihentikan setelah massa amalgam mulai mengeras (5-10 menit). - Carving amalgam yang sudah setting dapat menyebabkan fraktur margin. - Carving dipengaruhi oleh bentuk & ukuran partikel aloi.

-Aloi sferikal menghasilkan carving lebih baik. - Trimming: memotong kelebihan amalgam - Carving: membentuk kontur tumpatan - Setelah carving selesai, permukaan amalgam dihaluskan menggunakan burnisher. - Burnishing menaikkan kekerasan permukaan amalgam, mengurangi porositas & korosi, memperbaiki adaptasi marginal amalgam.

5. Finishing & polishing


- Finishing & polishing dilakukan setelah amalgam setting. Minimal 24 jam.

Polishing :
a. permukaan halus b. mengurangi tendensi korosi.

Polishing pada kondisi basah. Jika kering :


a. mendorong Hg ke permukaan b. membahayakan pulpa gigi c. menimbulkan panas.

Você também pode gostar