Você está na página 1de 14

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI A. Kasus (Masalah Utama) Perubahan sensori perseptual : halusinasi B.

Pengertian Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 200 !. Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 200"!. . !enis"!enis Halusinasi #. Halusinasi pendengaran (auditorik! "0 $ %arakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara & suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu. 2. Halusinasi penglihatan ('isual! 20 $ %arakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan ( atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan. ). Halusinasi penghidu (ol*actory! %arakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau *eses. %adang & kadang terhidu bau harum. +iasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia. ,. Halusinasi peraba (tactile!

Menurut (Menurut Stuart, 200"!, jenis halusinasi antara lain :

%arakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. -ontoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain. . Halusinasi pengecap (gustatory! %arakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau *eses. .. Halusinasi sinestetik %arakteristik ditandai dengan merasakan *ungsi tubuh seperti darah mengalir melalui /ena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine. ". Halusinasi %inesthetic Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak. D. (. Pr#ses $er%a&in'a Masalah Pen'e)a) 0angsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri. %lien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba1tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu. 2uga keterangan dari klien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan! *. a. +ase Halusinasi 3ase halusinasi ada , yaitu (Stuart dan 4araia, 200#!: -om*orting %lien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk ber*okus pada pikiran yang

menyenangkan untuk meredakan ansietas. 5i sini klien tersenyum atau terta6a yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik. b. -ondemning Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. %lien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. 5isini terjadi peningkatan tanda1tanda sistem sara* otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda1 tanda /ital (denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah!, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita. c. -ontroling Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perla6anan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. 5i sini klien sukar berhubungan dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan orang lain. d. -ons7uering 8erjadi pada panik Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi. 5i sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari # orang. %ondisi klien sangat membahayakan. ,. 1 1 1 1 1 1 $an&a &an ge%ala 8anda dan gejala dari halusinasi adalah : berbicara dan terta6a sendiri bersikap seperti mendengar dan melihat sesuatu berhenti berbicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu disorientasi merasa ada sesuatu pada kulitnya ingin memukul atau melempar barang 1 barang

-.

A.i)at 9danya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (%eliat, +.9, 200.!. Menurut 8o6nsend, M.- suatu keadaan dimana seseorang melakukan sesuatu tindakan yang dapat membahayakan secara *isik baik pada diri sendiri maupuan orang lain. Seseorang yang dapat beresiko melakukan tindakan kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku : 5ata subjekti* : a. Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan kha6atir 5ata objekti* : a. c. e. *. :ajah tegang, merah Mata melotot rahang mengatup %eluar keringat banyak Mata merah b. Mondar1mandir d. 8angan mengepal

E. a.

Penatala.sanaan Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara : Menciptakan lingkungan yang terapeutik ;ntuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat

halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara indi/idual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara *isik atau emosional. Setiap pera6at masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. +egitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.

5i ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan b. Melaksanakan program terapi dokter Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuati* tapi instrukti*. Pera6at harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan. c. ada Setelah pasien lebih kooperati* dan komunikati*, pera6at dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien. d. Memberi akti/itas pada pasien Pasien di ajak mengakti*kan diri untuk melakukan gerakan *isik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. %egiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jad6al kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai. e. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses pera6atan %eluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses kepera6atan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki1laki yang mengejek. 8api bila ada orang lain di dekatnya suara1 suara itu tidak terdengar jelas. Pera6at menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau akti/itas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan. +. P#h#n Masalah Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang

0isiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan Perubahan sensori perseptual: halusinasi

<solasi sosial : menarik diri /. #. a. lingkungan b. c. 2. a. ling.ungan #!. 5ata Subyekti* : %lien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. %lien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah. 0i6ayat perilaku kekerasan atau gangguan ji6a lainnya. 2!. 5ata =bjekti* : Mata merah, 6ajah agak merah. >ada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri(orang lain. ?kspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. Merusak dan melempar barang1barang. ). #! a! Peru)ahan sens#ri 0erse0tual 4 halusinasi 5ata Subjekti* %lien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata 5ata yang perlu dikaji Risi.# men2e&erai &iri3 #rang lain &an Perubahan sensori perseptual : halusinasi <solasi sosial : menarik diri Masalah Ke0era1atan &an Data 'ang Perlu Di.a%i Masalah kepera6atan 0isiko mencederai diri, orang lain dan

b! c! tanpa stimulus d! e! kulitnya *! g! barang1barang 2! 5ata =bjekti*

%lien

mengatakan

melihat

gambaran tanpa ada stimulus yang nyata %lien mengatakan mencium bau %lien merasa makan sesuatu %lien merasa ada sesuatu pada %lien %lien ingin takut pada

suara(bunyi(gambar yang dilihat dan didengar memukul(melempar

a! %lien berbicar dan terta6a sendiri b! %lien bersikap seperti mendengar(melihat sesuatu c! %lien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu d! 5isorientasi 2. #! Is#lasi s#sial 4 menari. &iri 5ata Subyekti* Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dija6ab dengan singkat @tidak@, @ya@. 2! 5ata =byekti* 9patis, ekspresi sedih, a*ek tumpul, menyendiri(menghindari orang lain, berdiam diri di kamar, komunikasi kurang atau tidak ada (banyak diam!, kontak mata kurang, menolak berhubungan dengan orang lain, pera6atan diri kurang, posisi tidur seperti janin (menekur! H. #. Diagn#sa Ke0era1atan 0isiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi

2.

Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri.

I.

Ren2ana $in&a.an Ke0er1atan Diagnosa keperawatan 1 : 0isiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi #. 2. 8ujuan umum : %lien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan 8ujuan khusus : a. %lien dapat membina hubungan saling percaya 8indakan : #! tempat, topik! 2! )! ,! +eri kesempatan mengungkapkan perasaan ?mpati 9jak membicarakan hal1hal yang ada di lingkungan Salam terapeutik & perkenalan diri & jelaskan tujuan & ciptakan lingkungan yang tenag & buat kontrak yang jelas (6aktu,

b. %lien dapat mengenal halusinasinya 8indakan : #! 2! )! %ontak sering dan singkat =bser/asi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (/erbal dan non /erbal! +antu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara yang didengar dan apa yang dikatakan oleh suara itu. %atakan bah6a pera6at percaya klien mendengar suara itu, tetapi pera6at tidak mendengarnya. %atakan bah6a pera6at akan membantu ,! 5iskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, 6aktu, *rekuensi terjadinya halusinasi serta apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi

! halusinasi

5orong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi

c. %lien dapat mengontrol halusinasinya 8indakan : #! 2! )! <denti*ikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi 5iskusikan man*aat cara yang digunakan klien dan cara baru untuk mengontrol halusinasinya +antu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara dengan orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan pada suara tersebut Asaya tidak mau dengar@ ,! ! .! d. 8indakan : #! +eri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala, cara, memutus halusinasi, cara mera6at, in*ormasi 6aktu *ollo6 up atau kapan perlu mendapat bantuan 2! e. 8indakan : #! 2! 5iskusikan tentang dosis, nama, *rekuensi, e*ek dan e*ek samping minum obat +antu menggunakan obat dengan prinsip pasien, obat, dosis, cara, 6aktu! benar (nama +eri rein*orcement positi* atas keterlibatan keluarga %lien dapat menggunakan obat dengan benar 8anyakan hasil upaya yang telah dipilih(dilakukan +eri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian jika berhasil 4ibatkan klien dalam 89% : stimulasi persepsi %lien dapat dukungan dari keluarga

)! dirasakan ,!

9njurkan membicarakan e*ek dan e*ek samping obat yang +eri rein*orcement positi* klien minum obat yang benar.

Diagn#sa .e0era1atan * : Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri. #. 8ujuan ;mum : %lien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi 2. a. 8ujuan %husus : %lien dapat membina hubungan saling percaya 8indakan: +ina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara : #! sapa klien dengan ramah baik /erbal maupun non /erbal 2! perkenalkan diri dengan sopan )! tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai ,! jelaskan tujuan pertemuan ! jujur dan menepati janji .! tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya "! berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien b. #! 2! )! %lien dapat menyebutkan penyebab menarik diri 8indakan %aji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda1tandanya +eri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul 5iskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda1tanda serta penyebab yang muncul

,!

+erikan

pujian

terhadap

kemampuan

klien

mengungkapkan perasaannya c. %lien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. 8indakan : #! 2! prang lain )! ,! orang lain d. %aji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain 8indakan #! 2! )! beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain beri rein*orcement positi* terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain e. %lien dapat melaksanakan hubungan sosial 8indakan #! kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain diskusikan berhubungan dengan orang lain beri rein*orcement positi* terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan bersama klien tentang man*aat %aji pengetahuan klien tentang man*aat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan

2! dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap : %&P % & P & P lain % & P & P lain & % lain % & %el(%lp(Masy )! +eri rein*orcement positi* terhadap keberhasilan yang telah dicapai ,! +antu klien untuk menge/aluasi man*aat berhubungan ! 5iskusikan jad6al harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi 6aktu .! Moti/asi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan "! +eri rein*orcement positi* atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan *. %lien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain 8indakan #! 2! )! 5orong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain 5iskusikan dengan klien tentang perasaan masn*aat berhubungan dengan orang lain +eri rein*orcement positi* atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan man*aat berhubungan dengan orang lain. g. #! 1 1 1 1 %lien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga 8indakan +ina hubungan saling percaya dengan keluarga : salam, perkenalan diri jelaskan tujuan buat kontrak eksplorasi perasaan klien

2! 1 1 1 1 )! ,! !

5iskusikan dengan anggota keluarga tentang : perilaku menarik diri penyebab perilaku menarik diri akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi cara keluarga menghadapi klien menarik diri 5orong anggota keluarga untukmemberikan

dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain 9njurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu +eri rein*orcement positi* positi* atas hal1hal yang telah dicapai oleh keluarga

DA+$AR PUS$AKA 9BiB 0, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : 0S25 5r. 9mino Conohutomo, 200) %eliat +udi 9na, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, ?disi <, 2akarta : ?C-, #DDD Maramis, :.*. 200 . -atatan <lmu %edokteran 2i6a. ?d. D Surabaya: 9irlangga ;ni/ersity Press. Stuart, C.: E Sundeen, S.2. 200". +uku Saku %epera6atan 2i6a (8erjemahan!. 2akarta: ?C-. 8im 5irektorat %es6a, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, ?disi #, +andung, 0S2P +andung, 2000 8o6nsend, M.-. #DDF. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri (terjemahan!, ?disi ). 2akarta: ?C-.

Você também pode gostar