Você está na página 1de 6

a.

Judul HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEJADIAN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012

b. Kerangka Latar Belakang 1. Paragraf pertama menjelaskan tentang pengertian hipertensi, penjelasan hipertensi secara global, menjelaskan tentang klasifikasi hipertensi, serta identifikasi masalah. 2. Paragraf kedua menjelaskan tentang prevalensi hipertensi di dunia, prevalensi hipertensi di Indonesia, prevalensi hipertensi di Jawa Tengah, dan pervalensi hipertensi di Kabupaten Kudus. 3. Paragraf ketiga menjelaskan tentang faktor risiko stroke akibat komplikasi dari hipertensi. 4. Paragraf keempat menjelaskan tentang upaya-upaya sebelumnya yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun perorangan atau swasta untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi menjadi stroke, serta penelitian sebelumnya. 5. Paragraf kelima menjelaskan tentang mengapa memilih faktor tersebut beserta alasannya.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 120/80mmHg. Seseorang dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi. Menurut Lubis (2008), hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit/keadaan seperti penyakit parenkim ginjal, serta akibat obat. Hipertensi esensil merupakan penyakit multifaktorial yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan sangat tinggi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain, juga menimbulkan kecacatan permanen dan kematian mendadak (Sugiharto, 2007). Hipertensi adalah penyakit dengan berbagai etiologi yang mempengaruhi 972 juta penduduk di seluruh dunia. Diduga prevalensi hipertensi di seluruh dunia akan meningkat dari 26,4 % pada tahun 2000 menjadi 29,2 % ditahun 2025 (Ong et al., 2008). Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC7) tahun 2003 kejadian hipertensi di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 1 miliar individu dan kurang lebih 7,1 juta individu di dunia meninggal karena hipertensi. Menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010 bahwa Angka Kematian tertinggi pada 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit adalah pnumonia sebesar (7,6%), diikuti oleh cedera intrakanial sebesar 5,29% dan hipertensi esensial (primer) sebesar 4,81%. Berdasarkan data Depkes RI (2008), prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31.7%. Cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga

kesehatan hanya mencapai 24.0%, atau dengan kata lain sebanyak 76.0% kejadian hipertensi dalam masyarakat belum terdiagnosis. Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2009, Kasus tertinggi Penyakit Tidak Menular Tahun 2009 pada kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit Hipertensi Esensial, yaitu sebanyak 698.816 kasus (83,88 %), angka tersebut mengalami peningkatan, yang pada tahun 2007 sebesar 63,44%. Dan pada tahun 2008 sebesar 68,98%. Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2009, Prevalensi kasus hipertensi essensial di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 2,13% menurun bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 2,65%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, angka kejadian hipertensi paling tinggi berada di Kota Semarang yaitu sebesar 67.943 kasus, peringkat ke-2 yaitu Kabupaten Kudus, dengan angka kejadian sebesar 46.250 kasus. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2010 pada 10 besar penyakit tidak menular, hipertensi esensial menduduki peringkat ke-4, berdasarka Profil Kesehatan Kabupaten Kudus, penyakit hipertensi menduduki peringkat ke-3 dari 10 besar kasus penyakit yang terdapat di Kabupaten Kudus. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun 2010, penyakit hipertensi ini menduduki peringkat ke-3 dari 10 besar penyakit yang terdapat di Kabupaten Kudus. Pada tahun 2009, angka insidensi penyakit hipertensi adalah 7,03%. Sedangkan pada tahun 2010, angka insidensi penyakit hipertensi mencapai 7,07%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kasus dari tahun 2009 sampai tahun 2010. Salah satu faktor risiko yang penting untuk terjadinya stroke adalah hipertensi (Kingkinwardaya, 2008). Pengendalian faktor-faktor risiko stroke seperti hipertensi adalah tindakan yang paling tepat ntuk mencegah terjadinya stroke. Di Indonesia angka kejadian stroke yang terpapar hipertensi meningkat tiga kali dibandingkan yang tidak terpapar hipertensi (Sadiyah, 2007) Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan masyarakat mengenai bahaya hipertensi, komplikasi dan cara pengendaliannya. Menurut Dr.Tjandra Yoga (2009, dikutip dari Dinkes Bonebolongo, 2009), melalui kegiatan seminar hipertensi dan deteksi dini faktor risikonya ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi dan faktor risikonya, sehingga sekaligus dapat menurunkan prevalensi faktor risiko dan prevalensi penyakit jantung dan pembuluh

darah, seperti stroke dan penyakit jantung koroner di Indonesia. Upaya pengendalian hipertensi ini dapat dilakukan penderitanya dengan memonitoring tekanan darah secara teratur, berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan rendah garam. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa pengendalian hipertensi tidak semudah yang diperkirakan. Banyak faktor yang harus diperhatikan baik dari penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan kesehatan (Fadilah, 2007). Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke di RSUD Kudus. Peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke.

2. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan kejadian stroke di RSUD Kudus Tahun 2012

3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 3.1.Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan kejadian stroke di RSUD Kudus 3.2.Untuk mengetahui upaya pencegahan kejadian stroke yang dilakukan oleh pasien penderita hipertensi di RSUD Kudus 3.3.Untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke di RSUD Kudus.

4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi institusi pendidikan, rumah sakit, masyarakat/keluarga, dan peneliti selanjutnya. 4.1.Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan bagi instansi pendidikan dalam upaya penyebaran informasi mengenai hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke.

4.2.Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam rangka meningkatkan upaya pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pada pasien penderita hipertensi melalui penyuluhan-penyuluhan tentang komplikasi

hipertensi seperti stroke, pencegahan, dan pengobatannya sehingga akan meningkatkan upaya yang dilakukan pasien penderita hipertensi dalam mencegah kejadian stroke. 4.3.Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan keluarga tentang komplikasi hipertensi seperti stroke sehingga pasien penderita hipertensi dapat melakukan upaya-upaya untuk mencegah komplikasi tersebut.

5. Hipotesis 5.1.Ha : Ada hubungan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke. 5.2.H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke.

Daftar Pustaka

Lubis, H.R., dkk. (2008). Hipertensi dan Ginjal. Medan : USU Press.

Aris, Sugiharto (2007). FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI GRADE II PADA MASYARAKAT (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Tesis Program Studi Magister Epidemiologi (Program Pasca Sarjana) Universitas Diponegoro Semarang Dinkes Kab.Kudus. (2010) .10 besar penyakit dinas kesehatan kabupaten kudus tahun 2010.Diakses tanggal 27 Maret 2012 dari http://dkkkudus.blogspot.com/2011/10/10-besarpenyakit-dinas-kesehatan.html Kingkinwardaya. (2008). Hipertensi dan Stroke. Diakses tanggal 02 April 2012 dari http://kingkinwardaya.blog.friendster.com/2008/11/hipertensi-dan-stroke/. Sadiyah, R. (2007). Hipertensi sebagai Faktor Risiko Stroke di RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Diakses tanggal 02 April 2012 dari

http://www.unissula.ac.id/perpustakaan/index.php. Dinkes Bonebolongo. (2009). Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok Teh. Diakses tanggal 02 April 2012 dari http://dinkesbonebolango.org.

Você também pode gostar